Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anis Kurli Yaniar Putri

NIM : 201910330311098

EJAAN DAN TANDA BACA


Ejaan merupakan keseluruhan peraturan penggambaran lambang-lambang bunyi
ujar suatu bahasa dan hubungan lambang satu dengan lambang yang lain, baik dalam
penggabungan ataupun dalam pemisahannya. Keseluruhan peraturan ini hanya berlaku
dalam bahasa tertentu karena ejaan hanya bersifat konvensi yang merupakan
kesepakatan pemakaian bahasa tertentu.
Pembahasan mengenai ejaan berkaitan dengan cara penulisan huruf kapital,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan pungtuasi atau tanda baca.
Dalam keterampilan menulis, penggunaan ejaan sangat penting. Ejaan dan tanda baca
merupakan ciri langsung bahasa tulis, selain kosakata. Aspek-aspek bahasa seperti
intonasi, jeda, dan tarikan nafas dalam bahasa tulis fungsinya dapat digantikan oleh
ejaan dan tanda baca. Ejaan disepakati untuk komunikasi tulis dan bukan untuk
sebaliknya, yaitu menghambat komunikasi.
Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa ejaan biasanya menyangkut tiga
tataran kebahasaan yaitu fonologi, marfologi, dan sintaksis. Pada tataran fonologi ejaan
berkaitan dengan penentuan fonem, penentuan lambang fonem, dan penyusun
abjadnya. Pada tataran morfologi ejaan berurusan dengan penulisan suatu bentukan
yaitu penulisan kata dan unsur serapan. Pada tatanan sintaksis ejaan berurusan dengan
pemberian tanda batas ujaran dalam kalimat, termasuk di dalamnya penggunaan huruf
kapital, huruf miring, dan pemakaian tanda baca.
Menurut ejaan umum bahasa Indonesia yang disempurnakan, sesuai dengan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 50,
tanggal 26 November 2015, bahwa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
digunakan dalam bahasa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut :
A. Penulisan Huruf
Penulisan huruf dalam bahasa indonesia adalah sebagai berikut.
1. Huruf Abjad
2. Huruf Vokal
3. Huruf Konsonan
4. Huruf Diftong
5. Gabungan Huruf Konsonan
6. Huruf Kapital atau Huruf Besar
7. Huruf Miring
8. Huruf Tebal
B. Penulisan Kata
Penulisan kata dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Kata Dasar
2. Kata Berimbuhan
3. Bentuk Ulang
4. Gabungan kata
5. Pemenggalan Kata
6. Kata Depan
7. Kata ganti ku-. kau-, -ku, -mu dan -nya
8. Kata sandang si dan sang
9. Partikel
10. Singkatan dan Akronim
11. Angka dan Lambang Bilangan
C. Tanda Baca
Tanda baca dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
1. TandaTitik (.)
2. Tanda Koma (,)
3. Tanda titik dua (:)
4. Tanda Hubung (-)
5. Tanda Pisah (-)
6. Tanda Elipsis (…)
7. Tanda Tanya (?)
8. Tanda Seru (!)
9. Tanda Kurung ( (….) )
10. Tanda Kurung Siku ( [….] )
11. Tanda Petik (“….”)
12. Tanda Petik Tunggal (‘….’)
13. Tanda Garis Miring ( / )
14. Tanda Penyingkat / Apostrof (‘)
D. Pola Persukuan dalam Bahasa Indonesia
Pola persukuan yang terdapat dalam bahasa indonesia adalah sebagai berikut.
1. Pola V : i-tu, ba-u, a-nak
2. Pola VK : ar-ti, ma-in, om-bak
3. Pola KV : ra-kit, i-bu
4. Pola KVK : hi-lang, ma-kan
Selain diatas terdapat pola persukuan yang lebih kompleks adalah sebagai
berikut.
1. Pola KKV : pra-ja, sas-tra, in-fra
2. Pola KKVK : blok, trak-tor, prak-tis
3. Pola VKK : oks, ons
4. Pola KVKK : teks, pers, kon-teks
5. Pola KKVKK : kom-pleks
6. Pola KKKV : stra-te-gi, in-stru-men
7. Pola KKKVK : struk-tur, in-struk-tur, skrip-si
Pola persukuan tersebut amat kompleks, terutama pola suku kata yang
mengandung cluster. Maka pemisahan suku kata tersebut diatur sebagai berikut :
1. Kalau di tengah kata ada 2 vokal berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua
vokal itu. Contoh ma-in
2. Kalau di tengah kata ada konsonan di antara 2 vokal, pemisahan dilakukan sebelum
konsonan. Contoh : ba-rang
3. Karena ng, sy, dan kh melambangkan 1 konsonan, gabungan huruf tidak pernah
diceraikan sehingga pemisahan suku kata terdapat sebelum atau sesudah pasangan
huruf itu. Contoh : sa-ngat
4. Kalau di tengah kata ada 2 konsonan berurutan, pemisahan tersebut terdapat di antara
ke dua konsonan. Contoh : man-di
5. Kalau di tengah kata ada 3 konsonan atau lebih, pemisahan dilakukan di antara
konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan yang kedua. Contoh : in-stru-men.
Selain pemisahan kata dasar atas suku-sukunya, perlu diperhatikan cara-cara
penyukuan sebuah kata jadian. Imbuhan dan partikel yang terdapat pada kata jadian,
yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dalam penyukuan kata
dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh : ma-ka-nan.

Anda mungkin juga menyukai