Ejaan merupakan keseluruhan peraturan penggambaran lambang-lambang bunyi ujar suatu bahasa dan hubungan lambang satu dengan lambang yang lain, baik dalam penggabungan ataupun dalam pemisahannya. Keseluruhan peraturan ini hanya berlaku dalam bahasa tertentu karena ejaan hanya bersifat konvensi yang merupakan kesepakatan pemakaian bahasa tertentu. Pembahasan mengenai ejaan berkaitan dengan cara penulisan huruf kapital, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan pungtuasi atau tanda baca. Dalam keterampilan menulis, penggunaan ejaan sangat penting. Ejaan dan tanda baca merupakan ciri langsung bahasa tulis, selain kosakata. Aspek-aspek bahasa seperti intonasi, jeda, dan tarikan nafas dalam bahasa tulis fungsinya dapat digantikan oleh ejaan dan tanda baca. Ejaan disepakati untuk komunikasi tulis dan bukan untuk sebaliknya, yaitu menghambat komunikasi. Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa ejaan biasanya menyangkut tiga tataran kebahasaan yaitu fonologi, marfologi, dan sintaksis. Pada tataran fonologi ejaan berkaitan dengan penentuan fonem, penentuan lambang fonem, dan penyusun abjadnya. Pada tataran morfologi ejaan berurusan dengan penulisan suatu bentukan yaitu penulisan kata dan unsur serapan. Pada tatanan sintaksis ejaan berurusan dengan pemberian tanda batas ujaran dalam kalimat, termasuk di dalamnya penggunaan huruf kapital, huruf miring, dan pemakaian tanda baca. Menurut ejaan umum bahasa Indonesia yang disempurnakan, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 50, tanggal 26 November 2015, bahwa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang digunakan dalam bahasa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut : A. Penulisan Huruf Penulisan huruf dalam bahasa indonesia adalah sebagai berikut. 1. Huruf Abjad 2. Huruf Vokal 3. Huruf Konsonan 4. Huruf Diftong 5. Gabungan Huruf Konsonan 6. Huruf Kapital atau Huruf Besar 7. Huruf Miring 8. Huruf Tebal B. Penulisan Kata Penulisan kata dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Kata Dasar 2. Kata Berimbuhan 3. Bentuk Ulang 4. Gabungan kata 5. Pemenggalan Kata 6. Kata Depan 7. Kata ganti ku-. kau-, -ku, -mu dan -nya 8. Kata sandang si dan sang 9. Partikel 10. Singkatan dan Akronim 11. Angka dan Lambang Bilangan C. Tanda Baca Tanda baca dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. 1. TandaTitik (.) 2. Tanda Koma (,) 3. Tanda titik dua (:) 4. Tanda Hubung (-) 5. Tanda Pisah (-) 6. Tanda Elipsis (…) 7. Tanda Tanya (?) 8. Tanda Seru (!) 9. Tanda Kurung ( (….) ) 10. Tanda Kurung Siku ( [….] ) 11. Tanda Petik (“….”) 12. Tanda Petik Tunggal (‘….’) 13. Tanda Garis Miring ( / ) 14. Tanda Penyingkat / Apostrof (‘) D. Pola Persukuan dalam Bahasa Indonesia Pola persukuan yang terdapat dalam bahasa indonesia adalah sebagai berikut. 1. Pola V : i-tu, ba-u, a-nak 2. Pola VK : ar-ti, ma-in, om-bak 3. Pola KV : ra-kit, i-bu 4. Pola KVK : hi-lang, ma-kan Selain diatas terdapat pola persukuan yang lebih kompleks adalah sebagai berikut. 1. Pola KKV : pra-ja, sas-tra, in-fra 2. Pola KKVK : blok, trak-tor, prak-tis 3. Pola VKK : oks, ons 4. Pola KVKK : teks, pers, kon-teks 5. Pola KKVKK : kom-pleks 6. Pola KKKV : stra-te-gi, in-stru-men 7. Pola KKKVK : struk-tur, in-struk-tur, skrip-si Pola persukuan tersebut amat kompleks, terutama pola suku kata yang mengandung cluster. Maka pemisahan suku kata tersebut diatur sebagai berikut : 1. Kalau di tengah kata ada 2 vokal berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua vokal itu. Contoh ma-in 2. Kalau di tengah kata ada konsonan di antara 2 vokal, pemisahan dilakukan sebelum konsonan. Contoh : ba-rang 3. Karena ng, sy, dan kh melambangkan 1 konsonan, gabungan huruf tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku kata terdapat sebelum atau sesudah pasangan huruf itu. Contoh : sa-ngat 4. Kalau di tengah kata ada 2 konsonan berurutan, pemisahan tersebut terdapat di antara ke dua konsonan. Contoh : man-di 5. Kalau di tengah kata ada 3 konsonan atau lebih, pemisahan dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan yang kedua. Contoh : in-stru-men. Selain pemisahan kata dasar atas suku-sukunya, perlu diperhatikan cara-cara penyukuan sebuah kata jadian. Imbuhan dan partikel yang terdapat pada kata jadian, yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dalam penyukuan kata dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh : ma-ka-nan.