Anda di halaman 1dari 4

Preformulasi, bentuk sediaan, formulasi dan pembuatan sediaan

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi,


dengan mengikat radikal bebas sehingga kerusakan sel akan terhambat.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun pegagan ( Centella
asiatica ) yang mengandung antioksidan. Untuk meningkatkan pemanfaatannya
maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas daun
pegagan ( Centella asiatica ) sebagai antioksidan dalam bentuk formula sediaan
krim.
a. Rancangan Formula
BAHAN FORMULA
Ekstrak Pegagan 10,79 gram
Ekstrak Pulutan 7,76 gram
Asam Stearat 5
Gliseril monostearat 3
Tea 0,9
Na. Metilbisulfat 0,5
Propelin Glikol 15
Metil Paraben 0,2
Propil Paraben 0,1
Asam Sitrat 1
Etanol 2
Pengaroma melon q.s
Pewarna melon q.s
Aquades Add 100
Tabel 1. Rancangan Formula Krim

Ekstrak pegagan = 75%


Ekstrak Pulutan = 25%
 Pegagan :  Pulutan
IC50 Vit C IC50 Vit C
X 3% X 3%
IC50 Ekstrak IC50 Ekstrak

2,690 3 2,690 3
=𝑋 =𝑋
12,873 27,847
38,619 83,541
X = X =
2,690 2,690
19,3565 31,5
= = 4
1,33
= 10,79 gram = 7,76 gram

b. Sifat Fisika, Kimia Dan Fungsi Bahan Yang Digunakan


1) Asam Stearat ( FI III ; 57 )
Pemerian : Zat padat atau keras mengkilat menunjukan susunan
hablur putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian
etanol 95%, dalam 2 bagian klorofom dan 3 bagian
eter.
Stabilitas : Asam stearate adalah adalah bahan stabil,
antioksidan juga dapat ditambahkan, bahan curah
harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
Fungsi : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit (1-20%).

2) TEA ( FI III ; 612 )


Pemerian : Cairan kental tidak berwarna hingga kuning pucat,
bau lemah mirip ammonia, higroskopis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol 96% p dan
larut dalam klorofom.
Fungsi : Surfaktan, Emulgator
3) Propelinglikol ( FI IV ; 1070 )
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas,
praktis tidak berbau, menyerap air pada udara
lembab.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan asetot dan
dengan klorofom, larut dalam eter dan dalam
beberapa minyak esensisal.
Stabilitas : pada suhu dingin propelinglikol stabil dalam wadah
tertutup baik, tetapi pada suhu tinggi ditempat terbuka
cenderung higroskopis.
Fungsi : Zat tambahan, Pelarut.
4) Nipagin / Metil Paraben ( FI V ; 856 ) ( HOPE VI ; 441 )
Pemerian : Hablur kecil tidak berwarna / serbuk hablur, putih
tidak berbau / berbau khas lemah, sedikit rasa
terbakar .
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzene dan dalam
karbon tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan
eter.
Stabilitas : Larutan berair metil paraben pH 3-6 dapat
disterilkan oleh autoclaving 120˚C selama 20 menit
tanpa dekomposisi.
Fungsi : Preservatif / Pengawet.
5) Nipasol / Propil Paraben ( FI V ; 1072 ) ( HOPE VI ; 596
Pemerian : Serbuk / hablur putih tidak berwarna.
Kelarutan : Sangan sukar larut dalam air, sukar larut dalam air
mendidih, mudah larut dalam etanol dan eter.
Stabilitas : Larutan propil paraben pH 3-6 dapat disterilkan
dengan autoclaving, tanpa dekomposisi.
Fungsi : Pengawet.
6) Asam Sitrat ( FI V ; 164 ) ( HOPE VI ; 181 )
Pemerian : Hablur bening tidak berwarna atau serbuk hablur
granul sampai hablur putih, tidak berbau, rasa agak
asam, bentuk hidrat mekar dalam udara kering.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, etanol, agak sukar
larut dalam eter.
Stabilitas : Asam sitrat monohidrat kehilangan air kristalnya
dalam udara kering / saat dipanaskan hingga sekitar
40˚C. sedikit kering diudara lembab
Fungsi : Zat tambahan.
7) Etanol ( FI V ; 309 )
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih tidak berwarna, bau
khas dan menyebabkakn rasa terbakar pada lidah.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organik.
Fungsi : Pelarut atau pereaksi.
8) Gliceril Monostearat
Pemerian : Gliseril monostearat adalah putih krem, seperti lilin
solid dalam bentuk manik-manik, serpih, atau
bubuk. memiliki bau dan rasa lemak sedikit.
Kelarutan : Larut dalam etanol panas, eter, klorofom, aseton
panas, minyak mineral dan minyak tetap. Praktis
tidak larut dalam air tetapi mungkin tersebar dalam
air dengan bantuan sejumlah kecil sabun atau
surfaktan lainnya.
Fungsi : Emolient
c. Pembuatan Krim
Basis krim dibuat dengan cara semua bahan yang dibutuhkan ditimbang
masing-masing. Kemudian fase minyak dibuat dengan cara memindahkan
asam stearate, gliseril monostearat, TEA dan PEG pada cawan penguap lalu
dileburkan pada suhu ± 70˚ diatas waterbath sambil diaduk perlahan sampai
homogen. Fase air dibuat dengan cara memanaskan air sampai suhu ±70˚ lalu
dimasukan nipagin dan nipasol sambil diaduk hingga larut sempurna kemudian
ditambahkan Na metabisulfat dan asam sitrat di aduk perlahan sampai
homogen.
Selanjutnya setelah fase minyak melebur sempurna, masukan pada mortir
panas lalu dituangkan juga fase air kemudian di gerus sampai dingin dan
terbentuk masa krim yang homogeny. Lalu dimasukan ekstrak daun pegagan
dan daun pulutan yang sudah ditimbang, digerus sampai homogen dan
tambahkan pula pewangi dan perasa secukupnya.
Sediaan krim yang dihasilkan dari formulasi tersebut bertekstur lembut,
tidak lengket, berwarna hijau dan sedikit beraoma melon yang berasal dari
pewangi untuk menghilangkan bau daun yang kurang sedap.
Sediaan krim ini merupakan vanishing krim atau tipe krim minyak dalam
air yang mengandung TEA dan asam stearate. Asam stearate dan TEA ini akan
membentuk tipe minyak dalam air yang stabil dan halus (Rowe et al., 2009).
Menurut Rahmawati et al., (2010) pelepasan zat aktif dari basis sangat
dipengaruhi oleh viskositas. Formula vanishing krim mengandung komponen
air yang lebih banyak daripada cold krim sehingga viskositas vanishin cream
lebih rendah dibandingkan cold cream. Pada prinsipnya, viskositas mempunyai
hubungan berbanding terbalik dengan koefisien difusi (kecepatan ekstrak
keluar dari basis) (Aulton, 2003). Hal tersebut akan berpengaruh terhadap
kemampuan ekstrak dalam aktivitasnya.

Anda mungkin juga menyukai