DAN
1 PENELITIAN
Ilmu atau ”sains” adalah pengetahuan tentang fakta –fakta , baik natural atau
sosial, yang berlaku umum dan sistematis . karena ilmu berlaku umum, maka dari nya
dapat disimpulkan pernyataan-pernyataan yang didasarkan beberapa kaidah umum
pula. Ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan yang sudah terorganisir serta tersusun
secara sistematis menurut kaidah umum.
Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. Keingintahuan
seseorang terhadap permasalahan sekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan
ilmiah. Ilmu menemukan materi-materi alamiah serta memberikan suatu rasionalisasi
sebagai hukum alam. Ilmu membentuk kebiasaan serta meningkatkan keterampilan
observasi, percobaan(experimentasi), klasifikasi, analisis serta membuat generalisasi.
Dengan adanya keingin tahuan manusia yang terus menerus, maka ilmu akana terus
berkembeang dan membentuk kemampuan persepsi serta kemampuan berpikir seacra
logis , yang sering disebut penalaran.
Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berpiukir
lahir dari suatu rasa sanksi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu
ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu maslah yang khas. Masalah ini
memerlukan suatu pemecahan dan untuk ini dilakukan penyelidikan terhadap data
yang tersedia dengan metode yang tepat. Akhirnya, sebuah kesimpulan tentatif akan
diterima, tetapi masih tetap dibawah penyelidikan yang kritis dan terus menerus untuk
mengadakan evaluasi secara terbuka.
Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama. Dalam memecahkan masalah,
keduanya dimulai dengan adanya rasa sanksi dan kebutuhan akan suatu hal yang
bersifat umum. Kemudian timbul suatu pernyataan yang khas, dan selanjutnya dipilih
suatu pemecahan tentatif untuk penyelidikan .
Bagaimana kira-kira proses yang terjadi ketika berpikir ? Menurut Dewey ( 1933 )
proses berpikir dari manusia normal memiliki urutan berikut .
Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal
sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yangmuncul secara tiba – tiba.
Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka – reka, hipotesis,
inferensi, atau teori.
Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi
dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti ( data )
Menguatkan pembuktian tentang ide-ide diatas dan menyimpulkannya baik
melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
Ciri pertama dari berpikir adalah adanya unsur logis didalamnya. Tiap bentuk
berpifikir mempunyai logikanya tersendiri. Dengan perkataan lain, berfikir secara
nalar tidak lain dari berfikir secara logis.
Ciri kedua dari berfikir adalah adanya unsur analitis didalam berfikir itu sendiri.
Dengan logika yang ada ketika berfikir, maka kegiatan berfikir itu secara sendirinya
mempunyai sifat analitis, yang mana sifat ini merupakan konsekuensi dari adanya
pola berfikir tertentu.
Penelitian adalah terjemahan dari kata inggris Research. Dari itu, ada juga ahli
yang menerjemahkan Research sebagai reset. Research itu sendiri berasal dari kata re,
yang berarti ”kembali” dan to search yang berari mencari. Dengan demikian, arti yang
sebenarnya dari Research atau riset adalah ” mencari kembali ”.
Menurut kamus Webter’s New International , penelitian adalah penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip;suatupenyelidikan
yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan-kesimpulan yang telah
diterima,ataupun mengubah dalil-dalil denfgan adanya aplikasi baru dari dalil-dalil
tersebut. Dari itu, penelitian dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan
pemberi artian yang terus menerus terhadap sesuatu.. Penelitian juga merupakan
percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.
Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific method ) disebut
penelitian ilmiah (scientific research ). Dalam penelitian ilmiah ini, selalu ditemukan
dua unsur penting, yaitu unsur observasi ( pengamatan ) dan unsur nalar ( reasoning )
( Ostle, 1975 ). Unsur pengamatan merupakan kerja dengan mana pengetahuan
mengenai fakta-fakta tertentu diperoleh kerja mata ( pengamatan ) dengan
menggunakan persepsi ( sense of perception ). Nalar, adalah suatu kekuatan dengan
mana arti dari fakta-fakta, hubungan interelasi terhadap pengetahuan yang timbul,
sebegitu jauh ditetapkan sebagai pengetahuan yang sekarang.
Pertama-tama mari kita lihat hubungan antara ilmu dan penelitian. Ilmu dan
penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat . Menurut Almack(1930) hubungan
antar ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah proses,
sedangkan hasilnya adalah ilmu.( Lihat gambar 1.1).
Akan tetapi Whitney(1960), berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah
sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari
proses tersebut adalah kebenaran( truth). (Lihat gambar 1.2). Berkata Whitney:
”...Terdapat suatu kesamaan yang tinggi derajatnya antara konsep ilmu dan penelitian.
Keduanya adalah sama-sama proses. ”
Bagaimana pula hubungan antara berpikir, penelitian dan ilmu ? Konsep berpikir,
ilmu dan penelitian juga sama . berpikir, seperti halnya dengan ilmu, juga merupakan
proses untuk mencari kebenaran. Proses berpikir ádalah refleksi yang hati-hati dan
teratur.
Perlu juga disinggung bahwa kebenaran yang diperoleh melalui penelitian
terhadap fenomena yang fana adalah suatu kebenaran yang telah ditemukan melalui
proses ilmiah, karena penemuan tersebut dilakukan secara ilmiah. Sebaliknya, banyak
juga kebenaran terhadap fenomena yang fana diterima tidak melalui proses penelitian.
Gambar 1.1
Penelitian Ilmu
( proses ) ( hasil )
Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu :
1. Adanya koheren ;
2. Adanya corresponden; dan
3. Prakmatis.
Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten
dengan pernyataan sebelumnya yang di anggap benar. Misalnya, suatu pernyataan
bahwa si Badu akan mati dapat dipercaya, karena pernyataan tersebut koheren dengan
pernyataan bahwa semua orang akan mati. Kebenaran matemátika misalnya,
didasarkan atas sifat koheren, karena dalil matematika di susun berdasarkan beberapa
aksioma yang telah diketahui kebenarannya lebih dahulu.
4. KEBENARAN NONILMIAH
Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari takdir Allah. Walaupun
penemuan kebenaran secara kebetulan bukanlah kebenaran yang ditemukan secara
ilmiah, tetapi banyak penemuan tersebut telah menggoncangkan dunia ilmu
pengetahuan. Misalnya, penemuan cristal urease oleh Dr. J.S Summers adalah secara
kebetulan saja di tahun 1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan
ekstrak aceton. Karena ia ingin bermain tenis, maka ekstrak aceton tersebut
disimpannya di dalam kulkas dan ia bergegas pergi ke lapangan tenis. Keesokan
harinya, ketika ia ingin meneruskan percobaan dengan ekstrak aceton yang
disimpannya di dalam kulkas, dilihatnya telah timbul kristal-kristal baru pada ekstrak
aceton tersebut. Kemudian ternyata bahwa cristal-kristal tersebut adalah enzim urease
yang amat berguna bagi manusia.
Akan tetapi, tidak selalu penemuan secara kebetulan merupakan kebenaran asasi.
Adakalanya, penemuan secara kebetulan dapat membuat seseorang menjadi tertipu
karena hubungan yang seakan-akan ada artinya padahal hubungan tersebut berdiri
sendir-sendiri.
Bekerja secara trial dan error adalah melakukan sesuatu secara aktif dengan
mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan
materi. Pengulangan tersebut tanpa dituntun oleh suatu petunjuk yang jelas sampai
seseorang menemukan sesuatu. Penemuan dengan trial dan error memakan waktu
yang lama, memerlukan biaya yang tinggi, dan selalu dalam keadaan meraba-raba.
Penemuan dengan cara trial dan error tidak dikategorikan sebagai penemuan ilmiah.
Istilah trial dan error mula-mula hanya digunakan dalam ilmu jiwa. Kemudian
penggunaan istilah ini telah menyebar kesegala bidang ilmu.
Penemuan kebenaran secara spekulasi sedikit lebih tinggi tarafnya dari penemuan
secara trial dan error. Jika dalam penemuan secara trial dan error peneliti tidak
mempunyai panduan sama sekali, maka dalam penemuan dengan spekulasi seseorang
dibimbing oleh suatu pertimbangan, walaupun pertimbangan tersebut kurang
dipikirkan secara masak-masak, tetapi dikerjakan dalam suasana penuh dengan resiko.
Penemuan kebenaran dengan spekulasi memerlukan pandangan yang tajam walaupun
penuh spekulatif. Cara menemukan kebenaran dengan cara spekulasi juga tidak
dianggap penemuan kebenaran secara ilmiah.
Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realita. Proposisi tersebut dapat
diuji kebenarannya. Jika proposisi sudah dirumuskan sedemikian rupa dan sementara
diterima untuk diuji kebenarannya, proposisi tersebut disebut hipotesis. Sebagai
contoh lihatlah dua buah proposisi sebagai berikut.
Tingkat modernitas suami istri adalah salah satu faktor penentu perilaku
kontraseptif mereka.
Penerimaan konrasepsi modern dipengaruhi oleh persepsi tentang nilai
ekonomis anak.
Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematis dalam gejala
sosial maupun natura yang ingin diteliti. Menurut Kerlinger (1973), teori adalah
sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan lainnya, suatu set
dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari fenomena .
Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris . Fakta dapat
meanjadi ilmu dapat juga tidak. Jika fakta hanya diperoleh saja secara random, fakta
tersebut tidak akan mengahasilkan ilmu. Sebaliknya , jika dikumpulkan secara
sistematis dengan beberapa sistem serta beberapa pokok-pokok pengurutan, maka
fakta tersebut dapat mengahsilakan ilmu. Fakta tanpa teori juga tidak akan
menghasilkan apa-apa.
Ada tiga hal perlu diperhatikan jika ingin mengenal teori. Ketiga hal tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri atas konstrak ( Construct ) yang
sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam set
tersebut secara jelas pula.
2. Teori menjelaskan hubungan antarvariabel atau antarkonstrak ( consruct )
sehingga pandangan yang sistematis dari fenomena-fenomena yang diterangkan
oleh variabel dengan jelas kelihatan.
1. Fakta memprakarsai teori. Banyak fakta yang ditemui secara empiris menjurus
kepada penemuan teori baru. Memang fakta tidak secara langsung menghasilkan
teori, tetapi kumpulan dari fakta-fakta dapat dibuat suatu generalisasi utama yang
berjenis-jenis jumlahnya.
2. Fakta memformulasikan kembali teori yang ada. Fakta-fakta tidak semuanya
menghasilkan teori, tetapi fakta-fakta hasil pengamatan tersebut dapat membuat
suatu teori lama untuk dikembangkan. Secara umum, fakta-fakta cocok dengan
teori. Akan tetapi, jika banyak sekali fakta yang kurang sesuai denga teori yang
telah ada, maka sudah tentu teori tersebut harus disesuaikan dengan fakta. Dengan
demikian, fakta tersebut dapat mengadakan reformulasi terhadap teori.
3. Fakta dapat menolak teori. Jika banyak fakta yang diperoleh menunjukkan bahwa
teori tidak sesuai dengan fakta tersebut, maka teori tersebut tidak diformulasikan
kembali, tatapi harus ditolak. Penolakan teori karena tidak cocok dengan fakta
harus dilakukan secara hati-hati sekali. Harus diingat, bahwa banyak fakta yang
diperoleh berasal dari suatu kondisi tertentu. Karena itu, bukan tidak mungkin
bahwa fakta tersebut tidak cocok dengan teori bukan karena teorinya yang tidak
benar, tetapi kondisi pengamatan yang menghasilkan fakta itu yang tidak sesuai
sehingga fakta yang dihasilkan tidak cocok dengan teori.
4. Fakta mengubah orientasi teori. Seperti telah diterangkan diatas, fakta-fakta baru
yang diperoleh adakalanya baru sesuai dengan teori, jika teori tersebut
didefinisikan kembali. Fakta-fakta tersebut memperterang teori dan mengajak
seseorang untuk mengubah orientasi teori. Dengan adanya orientasi baru dari teori.
Secara skematis, fungsi dari teori dalam hubungannya dengan fakta, serta
hubungan fakta dengan teori dapat dilihat pada gambar 1.3 dibawah ini.
Gambar 1.3
Meramalkan
Memperkecil jangkauan
Meringkaskan
Memperjelas celah
FAKTA TEORI
menolong memprakarsai
menolak
menukar orientasi
mendefinisikan kembali
Makin banyak penelitian yang dituntun oleh teori, maka makin banyak pula
konstribusi penelitian yang secara langsung dapat mengembengkan ilmu pengetahuan.
BAB PERANAN DAN
JENIS-JENIS PENELITIAN
2
1. KEGUNAAN DAN PERANAN PENELITIAN
Kegunaan penelitian ialah untuk menyelidiki keadaan dari alasan untuk dan
konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja dikontrol
melalui percobaan (eksperimen) ataupun berdasarkan observasi tanpa kontrol.
Penelitian memegang peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi terhadap
tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan. Adalah snagat sulit, bahkan
tidak mungkin sama sekali, untuk memperoleh data yang terpercaya yang dapat
digunakan dalam perencanaan pembangunan, jika penelitian tidak pernah diadakan,
serta kenyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih dahulu melalui penelitian. Tidak
ada suatu negara sudah maju dan berhasil dalam pembangunan, tanpa melibatkan
banyak daya dan dana dalam bidang penelitian.
2. JENIS-JENIS PENELITIAN
Secara umum, penelitian dapat dibagi atas dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic
research) dan penelitian terapan(applied research).
b. Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research, practical research) adalah penyelidikan yang
hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk
digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu. Peneliti-peneliti terapanlah yang
akan memerinci penemuan penelitian dasar untuk keperluan praktis dalam
bidang-bidang tertentu. Tiap ilmuan yang mengerjakan penelitian terapan mempunyai
keinginan agar dengan segera hasil penelitiannya dapat digunakan masyarakat, baik
untuk keperluan ekonomi, politik maupun sosial.
Chartes (1925) yang disiter oleh Whitney (1960) memberikan lima buah langkah
dalam melaksanakan penelitian terapan. Kelima langkah tersebut adalah sebagai
berikut.
- Sesuatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur dan diperiksa kelemahannya.
- Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh, dipilih untuk penelitian
- Biasanya dilakukan pemecahan dalam laboratorium
- Kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian dapat dilakukan untuk
diterapkan
Pemecahannya dipertahankan dan menempatkannya dalam suatu kesatuan sehingga ia
menjadi bagian yangg permanen dari satu sistem.
Penelitian mempunyai beberapa ciri khas. Oleh Crawford (1928) telah diberikan
sembilan buah kriteria penting dari penelitian. Sebenarnya ciri-ciri penelitian dari
Crawford ini tidak lain dari suatu kesimpulan tentang ilmu dan pemikiran reflektif.
Kesembilan kriteria atau ciri-ciri penelitian adalah sebagai berikut.
- Penelitian berkisar disekeliling masalah yang ingin dipecahkan
- Penelitian sedikit-dikitnya harus mengandung unsur-unsur orisionalitas
- Penelitian harus didasarkan pada pandangan”ingin tahu”
- Penelitian harus berdasarkan pada asumsi bahwa suatu fenomena mempunyai
hukum dan pengaturan(order).
- Penelitian berkehendak untuk menemukan generalisasi atau dalil
- Penelitian merupakan studi tentang sebab akibat
- Penelitian harus menggunakan pengukuran yang akurat
- Penelitian harus menggunakan teknik yang secara sadar diketahui
Penelitian yang efektif tidak dapat terjadi seenaknya saja, tetapi harus didukung
oleh faktor-faktor serta penunjang serta sarana dan prasarana yang cukup. Disamping
samping faktor peneliti sendiri maka faktor lingkungan sangat penting artinya dalam
menunjang keberhasilan penelitian.
Somers (1959) memberikan beberapa syarat agar pelaksanaan penelitian dapat
berjalan lancar. Syarat tersebut adalah sebagai berikut.
a. Daya nalar. Seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi, yaitu
adanya kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik
secara induktif maupun secara deduktif.
b. Orisinalitas. Peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan harus kreatif.
Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif yang berencana serta harus subur
dengan ide-ide yang rasional dn menghindarkan ciplakan.
c. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu
ekstensif dan logis. Dapat dengan sigap melayani serta menguasai fakta-fakta.
d. Kewaspadaan. Seorang peneliti harus secara tepat dapt melakukan pengamatan
terhadap perumahan yang terjadi atas sesuatu variable atau suatu sifat fenomena.
Ia harus sigap dan mempunyai intaian yang tajam, serta responsif terhadap
perubahan atau kelainan.
e. Akurat. Seorang peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta tingkat
perhitungan yang akurat , tajam, serta tidak cepat muak.
f. Konsentrasi. Seorang peneliti harus mempunyai kekuatan konsentrasi yang tinggi,
kemauan yang keras, serta tidakcepat muak.
g. Dapat bekerja sama. Peneliti harus mempunyai sifat kooperatif, dapat bekerja sama
dengan siapa pun. Harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual,
dan dapt bekerja secara team-work. Ini menjurus kepada adanya sifat leadership
dari sipeneliti.
h. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat, baik jiwa maupun fisik. Peneliti harus
stabil, sabar, dan penuh vitalitas.
i. Semangat. Kesehatan sipeneliti harus ditunjang pula oleh adanya semangat untuk
meneliti. Peneliti harus mempunyai kreativitas serta hasrat yang tinggi.
j. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual,
mempunyai moral yang tinggi, beriman, dan dapat dipercaya.
1. PENDAHULUAN
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur
oleh pertimbangan-pertimbangan logis. penelitian dan metode ilmiah mempunyai
hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah,
pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti
menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya. Menurut
Almack (1939) ,metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai criteria serta langkah-langkah tertentu
dalam bekerja, seperti tertera pada skema 3.1 dibawah ini.
Skema 3.1
Kriteria dan Langkah-langkah Metode Ilmiah
Metode Ilmiah
Kriteria Langkah-langka
h
Upaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah,
maka metode tersebut harus mempunyai criteria sebagai berikut.
1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan
dikumpulkan dan yang dianalisis haruslah berdasarkan fakta-fakt yang nyata.
Janganlah penemuan atau pembuktian didasarkan pada daya khayal, kira-kira,
legenda-legenda, atau kegiatan sejenis.
4. Kesimpulan
a. Berikan kesimpulan dari hipotesis. Nyatakan duaatau tiga kesimpulan yang
mungkin diperoleh.
b. Berikan implikasi dari kesimpulan . Jelaskan beberapa implikasi dari produk
hipotesis dengan memberikan beberapa inferensi.
Dari pedoman beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
dengan menggunakan metode ilmiahsekurang-kurangnya dilakukan dengan
langkah-langkah berikut.
3. Memformulasikan hipotesis
Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada
sanngkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan, maka tiba saatnya
peneliti memformulasikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian.
5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesis. Data tersebut yang merupakan
fakta yang digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulkan. Bergantung dari
masalah yang dipilih serta metode penelitian yang akan digunakan , teknik
pengumpulan data akan berbeda-beda.
TEORI
8.
1.
Masalah
Lapangan
Masalah penelitian
Mengumpulkan Data
Analisis Data
Penafsiran Data
Generalisasi
Kesimpulan
BAB METODE PENELITIAN
4
1. PENDAHULUAN
Waktu jangkauan
Apakah penelitian yang dilakukan mengenai status dewasa ini, ataukah status
di masa lampau. Apakah penelitian hanya menganalisis hasil penelitian dengan
kesimpulan data generalisasi seperti data yang ada, ataukah juga memberikan ramalan
dan prediksi untuk masa yang akan datang.
Daerah penelitian
Pengelompokan dapat juga didasarkan pada daerah atau area penelitian yang
didukung oleh bidang ilmu tertentu, seperti filsafat, sosiologi, kependudukan,
psikologi, usaha tani, dan sebagainya.
2. METODE SEJARAH
Metode sejarah menggunakan catatan observasi atau pengamatan orang lain yang
tidak dapat diulang-ulang kembali. Ini nyata sekali bedanya dengan metode penelitian
eksperimen pada fenomena natura, dimana data observasi dapat dikontrol dengan
percobaan.
2.1 Definisi
Sejarah adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah
adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau
yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran
(Nevins, 1933). Penelitian dengan menggunakan metode sejarah penyelidikan yang
kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengelaman dimasa lampau
dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti faliditas dari sumber
sejarah, serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
Dari sudut lain, metode eksperimen dapat juga dibagi atas penelitian
eksperimental sungguhan (true experimental) dan eksperimental semu (quasi
experimental). Percobaan kedua jennis metode eksperimental tersebut adalah seperti
dibawah ini.
Grounded research suatu penelitian yang metodenya dicetuskan oleh Glaser dan
Strauss (1967), yang mana penelitian dengan metode ini adalah lawan dari penelitian
secara verifikasi.
4.1 Definisi
Grounded research adalah suatu metode penelitian yang mendasarkan diri kepada
fakta dan menggunakan analisis perbandingan bertujuan untuk mengadakan
generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori, dan
mengembangkan teori dimana pengumpulan data dan analisis data berjalan pada
waktu bersamaan.
Dari definisi diatas, maka terlihat bahwa metode yang digunakan dalam grounded
research adalah reaksi terhadap metode penelitian yang asasnya verifikasi teori.
Dalam grounded research, data merupakan sumber teori, dan teori disebut grounded
karena teori tersebut berdasarkan data. Data yang diperoleh dapat dibandingkan
melalui kategori-kategori.
Diagram 4.1
Ciri lain dari grounded research adalah menonjolkan peranan data dalam
penelitian. Data merupakan sumber dari teori dan sumber hipotesis.
1. Definisi
Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian
hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja. Dalam pengertian yang lebih
luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut.
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
b. Pemilihan kerangka konsepsual untuk masalah penelitian serta
hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.
c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan,
luas jangkau(scope), dan hipotesis untuk diuji.
d. Membangun penyelidikan atau percobaan.
e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-varibel.
f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosessing data.
i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan
generalisasi serta inferensi statistik.
j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi
data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan
beberapa saran-saran dan kerja penelitian yang akan datang.
Dari proses diatas, jelas terlihat bahwa proses tersebut terdiri atas dua bagian ,
yaitu:
1. Perencanaan penelitian, dan
2. Pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian.