Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Data Umum
Identitas Klien
Nama : An “A”
Usia : 15 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Siswa
Status perkawinan : Belum menikah
Pendidikan : SMP
Suku : Sunda
Tanggl Masuk RS : 18 September 2016
Sumber Informasi
Nama : Ny “H”
Umur : 32 tahun
Hubungan Dengan Klien : Anak
Alamat : Jl. Antara Gg. Antara No. 5 Bandar Lampung
B. Riwayat Kesehatan
Klien datang ke RSUD Abdul Moeloek pada tanggal 18 September 2016
pukul 16:00 WIB diantar dengan keluarganya, klien merupakan pasien
kecelakaan bermotor tunggal. Pasien datang dengan keluhan luka diarea
wajah dan ada luka sobek diarea pelipis mata P = 4 cm dan memar bagian
lutut kanan dan kiri.
Saat kejadian klien mual (-), muntah (-), pingsan ± 15 menit, dan
didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital : TD : 100/80 mmHg, N :
72 x/m, RR : 22 x/m, S : 36,3 O C dengan nilai GCS = 15 (E = 4; M = 6; E
= 5), kesadaran Compos Metis (CM).
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : Nyeri di kepala
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19 September 2016 pukul 13:00
WIB, klien tampak berbaring ditempat tidur. klien mengatakan nyeri
kepala dibagian belakang, nyeri hilang timbul, nyeri timbul saat klien
banyak bergerak, nyeri hilang saat klien tidur dan klien susah tidur malam
karena sering nyeri.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital didapatkan : TD
: 100/80 mmHg, N : 72 x/m, RR : 22 x/m, S : 36,3 O C dengan nilai GCS =
15 (E = 4; M = 6; E = 5), kesadaran Compos Metis (CM), terdapat luka
diarea wajah dan terdapat luka jahitan dipelipis mata P = 4 cm, L = 1 cm,
skala nyeri 6 (wong beker).
Genogram
Ket :
X : Meninggal
O : Perempuan
: Laki-laki
: Klien
: Hubungan suami
istri
b. Pola Hyegene
Sebelum Sakit :
Keluarga mengatakan klien dapat melakukan perawatan diri seperti
mandi, beraktivitas, jalan-jalan, dan merawat diri secara mandiri.
Saat sakit :
Keluarga mengatakan selama perawatan di Rumah Sakit, klien tidak
bisa melakukan aktivitas, klien hanya di lab pagi dan sore sama
ibunya, klien tidak pernah gosok gigi, karena area mulut ada luka, dan
cuma kumur-kumur pakai air hangat.
e. Pola Cairan
Sebelum sakit :
Keluarga klien mengatakan klien minum 6-7 gelas dalam sehari.
Saat sakit :
Keluarga klien mengatakan minum air putih 2-3 gelas sehari (1000 cc),
asupan cairan klien juga melalui infus RL 20 tetes/menit (480 cc).
b. Komunikasi
Klien berbicara (berkomunikasi) dengan baik, tidak ada masalah dalam
berkomunikasi.
b. Pemeriksaan Persistem
1. Sistem Penglihatan
Mata klien simetris, pergerakan bola mata baik, konjungtiva
unemis, sklera unikterik, pupil isokor, fungsi penglihatan baik.
Pupil : 3/3 mm Gerakan bola mata
Diameter : 2mm/2mm Medial : +/+
Bentuk : bulat Lateral : +/+
Isokor/unisokor : isokor Superior : +/+
Posisi : central Anterior : +/+
Reflek cahaya : +/+
2. Sistem Pendengaran
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan, tidak serumen, klien
mampu mendengar dengan baik dan jelas, serta klien tidk
menggunakan alat bantu pendengaran.
3. Sistem Wicara
Klien dalam berkomunikasi baik, komunikasi nyambung.
4. Sistem Pernafasan
Inspeksi : pergerakan kanan kiri sama, tidak ada lesi
Palpasi : gerakan dada sama saat inspirasi dan ekspirasi.
Auskultasi : suara ronchi (-), wheezing (-).
5. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : sianosia (-), edema/ distensi vena jugularis (-)
Palpasi : iktus kordis tidak teraba, N = 78 x/m
Perkusi : redup, batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung normal (lup dup), murmur (-),
gallop (-)
6. Sistem Pencernaan
Inspeksi : perut datar, simetris
Auskultasi : bising usus (+) 25 x/m
Palpasi : masa teraba (-) , hepar dan lien tidak teraba
membesar.
Perkusi : timpani
7. Sistem Imonologi
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
H. Status Neurologis
a.) Saraf Kranialis
i) Nerves Olfactorius (N.I)
Cara : Pasien memejamkan mata, disuruh membedakan bau yang
dirasakan (kopi, teh).
Hasil : klien dapat merespon bau kopi dan teh.
2.) Fisiologi
- Bisep : Terdapat gerakan flexi pada sendi siku saat
pemeriksaan melakukan ketukan pada tendon
bisep brachi (+/+)
- Trisep : Terdapat gerakan ekstensi lengan kebawah
pada sendi siku kiri dengan menggunakan
pemeriksaan pengetukan reflek hamer pada
tendon trisep (+/+)
- Brachiradialis : Terdapat respon pada lengan bawah dan
sufinasi pada siku dan tangan kiri, dengan
menggunakan pemeriksaan pengetukan
reflek hamer pada otot brakhiradialis (+/+)
- Pattela : (+/+)
- Achiles : (+/+)
c. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Selasa, Rabu,
Senin, 19/09/2016 20/09/2016 21/09/2016
- IVFD RL 20 tetes/m
- Kalnex 3 x 500 mg Kalnex 3 x 500
- Ceftroaxone
mg
- Ceftriazone 2 x 1mg / inj. 1 amp/8 j
Ceftriazone 2 x
- Ranitidine 2 x 1 mg/inj. - Ranitidine 1
1mg / inj.
- Keterolac 2 x 1 mg amp/8 j
Ranitidine 2 x 1
- mg/inj. -
- Keterola
c 2 x 1
mg
-
2. Penatalaksanaan Keperawatan
- Monitor tanda-tanda vital;
- Mengkaji status neurologis klien
- Monitor pola napas dan peningkatan TIK;
- Monitor peningkatan suhu
- Mengkaji pola tidur klien;
- Berikan posisi 15-35 o C;
- Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam mobilisasi;
- Kolaborasi dengan klien dalam pemberian obat.
J. Resume
1. Resume Kondisi Klien (Saat di IGD, sebelum pengkajian)
Klien datang ke RSUD Abdul Moeloek pada tanggal 18 September
2016 pukul 16:00 WIB diantar dengan keluarganya, klien merupakan
pasien kecelakaan bermotor tunggal. Pasien datang dengan keluhan
luka diarea wajah dan ada luka sobek diarea pelipis mata P = 4 cm dan
memar bagian lutut kanan dan kiri.
Saat kejadian klien mual (-), muntah (-), pingsan ± 15 menit, dan
didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital : TD : 100/80 mmHg,
N : 72 x/m, RR : 22 x/m, S : 36,3 O C dengan nilai GCS = 15 (E = 4; M
= 6; E = 5), kesadaran Compos Metis (CM).
K. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan nyeri 1. Klien tampak berbaring
kepala dibagian belakang. ditempat tidur.
2. Klien mengatakan nyeri 2. Kesadaran compos metis.
pada luka dan luka jahit. 3. GCS = 15 (E = 4; M = 6; E =
3. Klien mengatakan 5)
mengeluh susah tidur. 4. TD : 100/80 mmHg, N : 72
4. Klien mengatakan sering x/m, RR : 22 x/m, S : 36,3 O C
terbangun karena nyeri. 5. Terdapat luka diarea wajah
5. Klien mengatakan ada dan jahitan dipelipis mata.
luka diarea mata dan ada 6. Pola tidur 3-4 jam.
luka jahit dipelipis mata. 7. Klien tamapk meringis
6. Klien mengatakan sakit menahan nyeri.
pada lukanya. 8. Klien tampak menahan nyeri.
9. Klien tampak gelisah
10. Skala nyeri 6 (wong beker)
11. Tampak memegangi kepala.
12. Tonus otot 5/5
5/5
13. Leukosit 18.900 /µ
14. Hasil CT-SCAN:
- Ensitus bulbus occuli
normal
- Ensitus dan densitas,
opticus normal
Ekstracranial hematom
regio frontotemporal
sinistra
Fraktur dinding
anterior sinus
ethnoidalis maxillaris
sinistra, ethmoidalis
bilateral, intracerebral
hematom lobus
frontalis sinistra
pnekmocaabalus
L. Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Ds : Ketidakefektifan Cidera kepala
Klien mengatakan nyeri perfusi jaringan
kepala dibagian belakang. serebral
Do : Cidera otak primer
- Klien tampak
memegangi kepala
- Klien tampak menahan Cidera otak skunder
nyeri.
- Klien tampak gelisah
- Skala nyeri 6 (wong Kerusakan sel otak
beker)
- TD : 100/80 mmHg, N :
72 x/m, RR : 22 x/m, S : Gangguan
36,3 O C eutoregolasi
- Hasil CT-SCAN:
- Ensitus bulbus occuli
normal Aliran darah keotak
- Ensitus dan densitas,
opticus normal
Ekstracranial O2 gangguan
hematom regio metabolisme
frontotemporal
sinistra
Fraktur dinding Asam laktat
anterior sinus
ethnoidalis
maxillaris sinistra, Oedem otak
ethmoidalis
bilateral,
intracerebral
hematom lobus
frontalis sinistra
pnekmocaabalus
M. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b/d edema serebral;
2. Gangguan pola tidur b/d nyeri akut;
3. Risiko infeksi b/d jaringan trauma kulit busuk.
N. Rencana Tindakan
Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Observasi keadaan 1. Memantau keadaan
perfusi jaringan asuhan umum klien; umum klien;
serebral b/d edema keperawatan
serebral selama 3 x 24 jam 2. Monitoring TTV; 2. Mendeteksi secara
Ds : diharapkan klien dini tanda-tanda
Klien mengatakan memiliki perfusi peningkatan TIK;
nyeri kepala jaringan adekuat,
dibagian belakang. dg KH: 3. Kaji status neurologis 3. Dapat menentukan
Do : 1. Oedem yang berhubungan arah tindakan
- Klien tampak serebral tidak dengan tanda selanjutnya serta
memegangi terjadi. peningkatan TIK manfaat untuk
kepala 2. Tidak ada (GCS) / respon dan menentukan lokasi,
- Klien tampak hematom cahaya pupil; perluasan,
menahan 3. TTV dalam perkembangan,
nyeri. batas normal: kerusakan SSP;
- Klien tampak TD : 120/80 –
gelisah 130/90 mmHg
- Skala nyeri 6 N : 60 – 100 4. Tinggikan posisi 4. Meningkatkan dan
(wong x/m; kepala dengan sudut memperlancar aliran
beker) P : 16 – 24 15 – 45 o tanpa bantal balik vena ke kepala;
- TD : 100/80 x/m; dan posisi netral;
mmHg, N : 72 S ; 36 – 37 o C
x/m, RR : 22 5. Kolaborasi dalam 5. Terapi untuk
x/m, S : 36,3 O pemberian obat penanganan edema
C serebral:
- Hasil CT- - Kalnex 3 x 500 mg
SCAN: - Ceftriazone 2 x 1mg
- Ensitus / inj.
bulbus occuli - Ranitidine 2 x 1
normal mg/inj.
- Ensitus dan - Keterolac 2 x 1 mg
densitas,
opticus
normal
Ekstracranial
hematom
regio
frontotempor
al sinistra
Fraktur
dinding
anterior sinus
ethnoidalis
maxillaris
sinistra,
ethmoidalis
bilateral,
intracerebral
hematom
lobus
frontalis
sinistra
pnekmocaaba
lus
S = klien mengatakan
susah tidur.
Keluarga mengatakan
terbangun karena sakit
Gangguan pola 08:30 1. Menkaji TTV kepala
tidur b/d nyeri
akut 08:40 2. Mengobservasi keadaan O = Klien tamapk
umum klien; meringis kesakitan
08:50 3. Mengkaji pola tidur - Klien tampak
klien; lemah
- TD : 100/80
08:55 4. Menganjurkan keluarga mmHg, N : 72 x/m,
untuk menciptakan RR : 22 x/m, S :
lingkungan yang 36,3 O C
nyaman dan tenang;
09:00 5. Berkolaborasi A = masalah pola tidur
pemberian obat. belum teratasi
Klien masih pucat
Klien tampak menguap
P = Lnjutkan intervensi
1. Menkaji TTV
2. Mengobservasi
keadaan umum
klien;
3. Mengkaji pola tidur
klien;
4. Menganjurkan
keluarga untuk
menciptakan
lingkungan yang
nyaman dan tenang;
5. Berkolaborasi
pemberian obat.
P = Lnjutkan intervensi
1. Menkaji TTV
2. Mengobservasi
keadaan umum klien;
3. Mengkaji pola tidur
klien;
4. Menganjurkan
keluarga untuk
menciptakan
lingkungan yang
nyaman dan tenang;
5. Berkolaborasi
pemberian obat.
Risiko infeksi 09:00 1. Mengobservasi luka S = klien mengatakan
b/d jaringan pada klien; nyeri pada luka memar
trauma kulit mulai berkurang
busuk. 09:10 2. Melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudh O = Klien tamapk
tindakan; lemah
- Luka tampak
09:20 3. Menggunakan masker, kering
handscoen, sebagai alat - TD : 100/80
pelindung diri; mmHg, N : 72 x/m,
RR : 22 x/m, S :
09:30 4. Mempertahankan 36,3 O C
lingkungan yang
antiseptik selama
perawatan luka; A = masalah risiko
infeksi belum teratsi
10:00 5. Berkolaborasi dalam Luka masi dirawat
pemberian obat
antibiotik. P = Lnjutkan intervensi
1. Mengobservasi
luka pada klien;
2. Ganti balutan luka
3. Mempertahankan
lingkungan yang
antiseptik selama
perawatan luka;
4. Berkolaborasi
dalam pemberian
obat antibiotik.
Dx Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
Ketidakefektifan Kamis, S = klien mengatakan
perfusi jaringan 21/09/2016 nyeri berkurang
serebral b/d 09:00 1. Mengobservasi keadaan
edema serebral umum klien; O = Klien tampak
09:10 2. Memonitoring TTV; rileks
09:20 3. Mengkaji status - Kesadaran compos
neurologis yang metis
berhubungan dengan - TD : 100/80
tanda peningkatan TIK mmHg, N : 72 x/m,
(GCS) / respon dan RR : 22 x/m, S :
cahaya pupil; 36,3 O C
09:30 4. Meninggikan posisi
kepala dengan sudut 15 A = masalah nyeri
– 45 o tanpa bantal dan teratasi sebagian , klien
posisi netral; masih rileks
09:45 5. Berkolaborasi dalam
pemberian obat
P = Lnjutkan intervensi
1. Mengobservasi
keadaan umum
klien;
2. Memonitoring
TTV;
3. Berkolaborasi
dalam pemberian
obat