Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN

PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

DISUSUN OLEH :

1. MUHAMMAD ARIF FATHONI (18030174072)


2. ANNISA FARADINA RAHMA (18030174073
3. MIRZA GERALDINE (18030174083)
4. NIKMATUS SAVIRA APRILIANDA (18030174092)

2018C

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Dasar-Dasar Kependidikan : Pendidikan
Sebagai Sistem.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Sebelumnya, kami ucapkan terima kasih pada Dosen mata
kuliah Dasar-dasar Kependidikan kami untuk membantu menyusun makalah
kami, Bu Endah dan Pak Ismail.Tak lupa kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Dasar-Dasar Kependidikan
: Pendidikan Sebagai Sistem ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Surabaya, 28 September 2018

2018C
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sistem berasl dari bahasa Yunani “systema” yang berarti “keseluruhan yang terdiri
atas bagian-bagian yang terorganisasi atau suatu konstruksi bgian-bagian yang membentuk
suatu keseluruhan yang kompleks”. Sistem juga diartikan sebagai serangkaian komponen
yang saling terkait dan berfungsi untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Telah diketauhi bahwa pendidikan sendiri dilakukan untuk suatu tujuan tertentu.
Selin itu, di dalam proses berlngsungny pendidikan juga diperlukan alat-alat pendukung
yang disebut dengan komponen. Maka Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu sistem.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang ingin kami bahas :
1. Apa saja ciri-ciri pendidiaan sebagai sistem?
2. Apa saja macam-macam sistem?
3. Apa saja komponen-komponen yang ada pada pendidikan ?
1.3 Tujuan
a. Mampu memahami makna pendidikan sebagai sistem
b. Mampu memahami jenis-jenis sistem
c. Mengetahui komponen-komponen pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri – ciri pendidikan sebagai sistem


Pendidikan dikatakaan sebagai suatu sistem apabila memenuhi ciri-ciri berikut :
- Tujuan
Tujuan yang harus dicapai suatu sistem menuntut terlaksananya berbagai
fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha tercapainya tujuan itu.
- Komponen
Demi terlaksananya masing-masing fungsi yang dapat menunjang usaha
pencapaian tujuan, di dalam suatu sistem terdapat bagian yang melaksanakan
masing-masing fungsi tersebut.
- Interaksi
Semua komponen dalam suatu sistem saling berhubungan satu sama lain
secara sinergis saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.
- Proses transformasi
Untuk mencapai sutu tujuan, diperlukan suatu proses yang mengubah
masukan menjadi hasil
2.2 Macam-Macam Sistem
Jogiyanto. Dalam bukunya Anlisis dan Disain (1991) mengemukakan klasifikasi
sebagai berikut:
1. Sistem abstrak (abstrack system ) dan sistem fisik (physical system)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak
secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran – pemikiran
hubungan antara manusia dengan tuhan. Sedangkan sistem fisik adalah merupakan
sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem
produksi dan lain sebagainya.
2. Sistem alamiah (natural sistem) dan sistem buatan manusia (human mode
sistem)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat
manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sedangkan sistem buatan manusia adalah
sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi
antara manusia dengan mesin disebut dengan human – machine system. Sistem
informasi merupakan contoh man – machine system, karena menyangkut penggunaan
komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tidak tentu (probabilistic
system )
Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah
dapat diprediksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem
komputer adalah contoh dari system tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan
berdasarkan program – program yang dijalankan. Sedangkan sistem tidak tentu adalah
sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilitas.
4. Sistem tertutup(closed system) dan sistem terbuka(open system)
Sistem tertutup adalah merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa
adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya. Sedangkan sistem terbuka adalah
sistem yang berhubungan dan
terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan
menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya

2.3 Komponen - Komponen Pendidikan


1. Tujuan Pendidikan

Perbuatan mendidik merupakan perbuatan yang mempunyai tujuan, ada sesuatu


yang ingin dicapai dalam perbuatan tersebut. Tujuan pendidikan merupakan gambaran
dari falsafah atau pandangan hidup manusia, baik secara perseorangan maupun
kelompok. Tujuan pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental, karena dari
tujuan itulah akan menentukan ke arah mana anak didik akan dibawa.

Tujuan pendidikan harus mengandung nilai-nilai sebagai berikut:

1. Autonomi

Tujuan pendidikan harus memberi kesadaran, pengetahuan dan kemampuan


secara maksimum kepada individu ataupun kelompok untuk dapat hidup mandiri, dan
hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik.

2. Keadilan

Tujuan pendidikan harus memberi kesempatan kepada seluruh warga


masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan berbudaya dan kehidupan
ekonomi, dengan memberinya pendidikan dasar yang sama.

3. Survival

Pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke generasi


berikutnya.

Dalam undang-undang No. 20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional


dijelaskan tujuan dan fungsi pendidikan adalah sebagai berikut:

“Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar


menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab."

Jenis-jenis tujuan pendidikan menurut Langeveld:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan. Berarti semua kativitaas


pendidikan harus diarahkan ke arah sana.

2. Tujuan Khusus
Tujuan umum kedewasaan terlalu universal. Kita perlu mendefinisikan ulang
tujuan umum menjadi tujuan khusus.

3. Tujuan Insidental

Merupakan tujuan yang menyangkut suatu peristiwa khusus. Contoh: ibu yang
melarang anaknya bermain pintu karena dikhawatirkan akan terjepit.

4. Tujuan Sementara

Merupakan tujuan yang terdapat pada langkah-langkah untuk mencapai tujuan


umum. Contoh: kita ingin anak memiliki gaaya hidup bersih, maka sedari dini kita
biasakan untuk mandi teratur, buang air besar atau kecil di toilet, tidak sembarang
membuang sampah, dll.

5. Tujuan Tak Lengkap

Tujuan tak lengkap merupakan tujuan yang berkenaan dengan salah satu aspek
pendidikan. Contoh: pendidikan yang meengembangkan aspek intelektual saja, tanpa
secara terpadu mengambangkan aspek sikap dan keterampilan.

6. Tujuan Intermedier

Tujuan intermedier atau tujuan perantara merupakan tujuan yang melayani


tujuan pendidikan yang lain, merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan yang
lain, khususnya tujuan sementara.

2. Isi Pendidikan/Kurikulum

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,


pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap
jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan
lapangan kerja.

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan
tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk
dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam
kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Subandiyah mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu:


- Komponen tujuan
- Komponen isi/materi
- Komponen media (sarana dan prasarana)
- Komponen strategi
- Komponen proses belajar mengajar.

3. Metode pendidikan

Metode adalah cara yang berfungsi sebagai aalat untuk mencpai tujuan.

Soewarno (ilmu pendidikan,1992) membedakan metode pendidikan atas:

1. Metode diktatorial
Metode diktatoral adalah suatu metode dimana interaksi antara pendidik dan
pesertadidik banyak didominasi oleh pendidik.

2. Metode liberal
Metode ini lebih banyak memberikebebasan kepada peserta didik sehingga kadar
kegiatan lebih didominasi oleh siterdidik.
3. Metode demokrasi
Dalam metode ini hubungan antara pendidik dan siterdidik bersifat interaktif dan
memungkinkan adanya kerjasama.
4. Metode sentimentil dan persuasif
Metode ini dilandasi bahwa pendidikan harus didasari dengan kasih sayang dan
diwarnai dengan hubungan yang salaing menghargai.

4. Peserta didik

Peserta didik merupakan seseorang yang sedang berkembang, memiiki potensi


tertentu, dan dengan bantuan pendidik ia mengembangkan potensinya tersebut secara
optimal. Sedangkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
dijelaskan jika peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.

Tirtarahardja mengemukakan empat karakteristik peserta didik, yaitu:

- Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan mahluk
yang unik.
- Individu yang sedang berkembang.
- Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
- Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
5. Pendidik

Guru adalah pendidik di sekolah. Menurut UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun
2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, pada
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.

Peranan guru sebagai pendidik sangatlah besar. Guru membentuk sikap siswa,
menjadi contoh teladan bagi siswa-siswanya, bukan hanya sekedar mengajar. Ada tujuh
peran seorang guru, yakni sebagai: pendidik, model, pengajar dan pembimbing, pelajar,
komunikator terhadap masyarakat setempat, pekerja administrasi, dan setiawan
terhadap lembaga.

6. Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan, yaitu kedewasaan. Alat pendidikan juga berarti langkah-langkah yang
diambil demi kelancaran proses pendidikan. Alat pendidikan umumnya didefinisikan
sama dengan media. Padahal area cakupan alat pendidikan itu sangat luas sekali.

Alat pendidikan menurut Langeveld ialah: a) perlindungan; b) kesepahaman; c)


kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan; d) perasaan bersatu; e) pendidikan karena
kepentingan diri sendiri. Sedangkan menurut Sadulloh, alat-alat pendidikan meliputi: a)
pembiasaan; b) pengawasan; c) perintah; d) larangan; e) hukuman.

Alat-alat pendidikan amatlah penting peranannya, diantaranya ialah sebagai


pembiasaan dan pengawasan, perintah dan larangan, serta ganjaran dan hukuman dalam
kegiatan pendidikan agar tujuan dalam proses pendidikan yang sudah ditentukan dapat
tercapai dengan maksimal.

7. Lingkungan pendidikan

Ki Hajar Dewantara membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga, dan kita


kenal sebgai Tri Pusat Pendidikan, yaitu:

a. Keluarga
Keluarga adalah bentuk maasyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang
terikat satu keturunan. Di keluarga tempaat anak diasuh dana dibesarkan. Keluarga
sangatberpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Sekolah
Sekolah juga mempunyai peran penting unntuk membentuk kepribadian anak.
Sekolah juga berpegaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk
kecerdasannya.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungn tempaat tinggal anak. Kondisi orang-orang di
lingkungan masyarakat juga turut mempengruhi perkembangan jiwanya. Semua
perbedaan sikap dan pola pikir anak adalah akibat pengaruh dari lingkungan yang
berbeda.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki ciri; mempunyai tujuan,memerlukan


komponen-komponen, adanya interaksi, dan adanya proses transformasi.
DAFTAR PUSTAKA

kewibawaan.http://share-pangaweruh.blogspot.com/2015/11/komponen-komponen-
pendidikan.html?m=1

Susarno L. Dan Roesminingsih.2017.Teori dan Praktik Pendidikan. Surabaya: Lembaga


pengkajian dan pengembangan ilmu pendidikan, FIP.

Anda mungkin juga menyukai