Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Perbuatan pemerintah ada dua hal persoalan yang perlu dipahami
yaitu, Apa yang dimaksud dengan pemerintah dan Apa yang dimaksud
dengan perbuatan pemerintah.Yang dimaksud dengan pemerintah adalah
: Menurut Wirjono Prodjodikoro, pemerintah dapat dibagi dalam arti
luas dan dalam arti sempit. Pemerintah dalam arti luas meliputi seluruh
fungsi kegiatan kenegaraan yaitu lembaga-lembaga kenegaraan yang
diatur secara langsung oleh UUD 1945 maupun lembaga-lembaga yang
diatur oleh Undang-Undang. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit
adalah Presiden/eksekutif.
Menurut Kuntjoro Purbopranoto mengatakan pemerintah dalam arti luas
meliputi segala urusan yang dilakukan oleh Negara dalam rangka
penyelenggaraan kesejahteraan rakyat dan kepentingan Negara,
sedangkan arti sempit adalah menjalankan tugas eksekutif saja
Dan melalui makalah ini penulis ingin mengupas secara detail mengenai
perbuatan pemerintah.

Pemerintah dapat dilihat pada dua sudut, yaitu pemerintahan dalam arti
fungsi yaitu kegiatan yang mencakup aktifitas pemerintah. Dan kedua,
dalam arti organisasi yaitu kumpulan dari kesatuan-kesatuan
pemerintah. Kemudian Bagir Manan menguraikan pemerintah dan
pemerintah dalam arti administrasi, serta kewenangan administrasi.
Menurutnya pemerintah dalam arti luas, mencakup semua alat
kelenngkapan Negara, yang pada pokoknya terdiri dari cabang- cabang
kekuasaan eksekutif, yudikatif dan yudisial atau alat – alat kelengkapan
Negara lain yang bertindak untuk dan atas nama Negara. Tindakan
badan eksekutif atau yudikatif dianggap sebagai tindakan Negara.
Secara keseluruhan, fungsi pemerintahan terdiri dari berbagai macam

1
tindakan pemerintah, seperti keputusan-keputusan, ketetapan-ketetapan
yang bersifat umum dan tindakan nyata

B. PERMASALAHAN
1. Arti Perbuatan Pemerintah / Tindakan Pemerintah.
2. Macam-macam perbuatan pemerintah.
3. Unsur-unsur tindakan pemerintahan.
4. Cara-cara pelaksanaan perbuatan pemerintahan.
5. Penentuan tugas dan kewenangan dalam perundang-undang.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PERBUATAN PEMERINTAH


Pada dasarnya Dalam suatu Negara hukum setiap tindakan hukum
pemerintahan selalu harus didasarkan pada asas legalitas atau harus
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengenai
pengertian perbuatan permerintah Menurut Van Vollenhoven yang
dimaksud dengan tindakan pemerintahan (bustuurhandeling) adalah
pemeliaharaan kepentingan Negera dan rakyat secara spontan dan
tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendahan. Sedangkan menurut
Komisi Van Poelje dalam laporannya Tahun 1972 yang
dimaksudkan dengan Puliek Rechtelijke Handeling atau tindakan
dalam hukum publik adalah tindakan-tindakan hukum yang
dilakukan oleh penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan.
Jadi dari keterangan diatas dapat disimpulkan tindakan pemerintahan
adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh organ pemerintah demi
memelihara kepentingan Negara dan rakyat.
Perbuatan pemerintah merupakan tindakan hukum yang dilakukan
oleh penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan.
 Menurut Romijen, perbuatan pemerintah yang merupakan “
bestuur handling “ yaitu tiap-tiap dari alat perlengkapan
pemerintah.
 Menurut E. Utrecht :
“perbuatan pemerintah ialah tiap-tiap perbuatan yang dilakukan
pemerintah dengan maksud untuk menyelenggarakan kepentingan
umum, termasuk perbuatan mengadakan peraturan maupun
perbuatan mengadakan ketetapan atau perjanjian”

3
 Menurut Van Vallen Hoven,
”Perbuatan pemerintah merupakan tindakan secara spontan atas
inisiatif sendiri dalam menghadapi keadaan dan keperluan yang
timbul tanpa menunggu perintah atasan, dan atas tanggung jawab
sendiri demi kepentingan umum.”
 Sudargo Gautama menyatakan bahwa kepentingan umum sama
dengan kesejahteraan umum. Dengan demikian tugas dan fungsi alat
administrasi negara dalam negara kesejahteraan (welfare state)
menjadi sangat luas, tidak semata-mata menjalankan roda
pemerintahan, akan tetapi juga berperan dalam kehidupan social,
ekonomi dan cultural

B. PERBUATAN PEMERINTAH LAINNYA


 DISPENSASI
Dispensasi adalah suatu ketetapan yang menghapuskan akibat daya
mengikatnya suatu peraturan perundang-undangan.

1. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan :


Dispensasi merupakan suatu pernyataan alat pemerintahan
yang berwenang bahwa kekuatan undang-undang tertentu
tidak berlaku terhadap masalah/ kasus yang diajukan oleh
seseorang
2. Van Der Pot mengatakan :
Dispensasi adalah keputusan alat pemerintah yang
membebaskan suatu perbuatan dari cengkraman dari suatu
peraturan yang melarang perbuatan itu.
Tujuan pemberian dispensasi adalah agar seseorang dapat
melakukan suatu perbuatan hukum dengan menyimpang dari
syarat-syarat yg dimuat dlm undang-undang yang berlaku.
Misalnya : pemberian izin bagi seorang wanita yang berumur
15 tahun untuk menikah, meskipun peraturan menentukan
syarat-syarat untuk wanita harus berumur 16 tahun.

4
 I Z I N / Vergunning
Izin adalah ketetapan yang menguntungnkan, misalnya memberikan
izin untuk menjalankan perusahaan.
Ada dasarnya izin diberikan karena ada peraturan yang melarang.

 LISENSI
Merupakan izin untuk menjalankan suatu perusahaan, misalnya
Lisensi untuk impor barang-barang atau Ekspor hasil bumi.

 KONSESI
Merupakan suatu perjanjian bersyarat antara pemerintah dengan
seorang/ swasta untuk melakukan suatu tugas pemerintah.

1. Van Vollen Hoven mengatakan :


“Bilamana pihak swasta atas izin pemerintah melakukan
suatu usaha besar yang menyangkut kepentingan
masyarakat, misalnya: Konsesi pertambangan, kehutanan
dan lain sebagainya,
2. Van de Pot mengatakan : Konsesi adalah keputusan
administrasi Negara yang mempertahankan suatu subyek
hukum swasta bersama pemerintah melakukan perbuatan
penting bagi umum.

 PERINTAH
Prins mengatakan : “Perintah ialah pernyataan kehendak pemerintah
yang tugasnya disebutkan siapa-siapa dan bagi orang-orang itu
melahirkan kewajiban tertentu yang sebelumnya bukan kewajiban.
Misalnya perintah untuk membubarkan orang-orang tertentu yang
berkumpul dengan bermaksud jahat berdasarkan pasal 218
KUHPidana, perintah pengosongan rumah, pembongkaran bangunan
dan sebagainya

5
 PANGGILAN
Menurut Prins mengatakan :
“ Panggilan memberikan kesan adanya atau timbulnya kewajiban,
hal ini berarti bahwa apabila panggilan itu tidak dipenuhi akan
dikenakan sanksi.” Misalnya, panggilan jaksa kepada seseorang
tertentu untuk didengar keterangannya atau panggilan polisi bagi
seseorang untuk dimintai keterangannya dan lain sebagainya.

 UNDANGAN
Menurut Prins : Undangan dapat dan atau tidak menib\mbulkan
kewajiban dan tidak mempunyai akibat hukum, hanya mempunyai
kewajiban moral.

6
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. ARTI PERBUATAN / TINDAKAN PEMERINTAH


Delegasi wewenang, partisipasi masyarakat, dan pengambilan keputusan
kepada tingkatan-tingkatan administratif yang lebih rendah merupakan
hal yang penting bagi masyarakat yang demokratis. Selain itu, ia pun
akan selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan bagaimana meciptakan
pemerintah yang rasional sekaligus yang bertanggung jawab secara
demokratis. Pemerintah harus rasional dalam arti bahwa ada masalah-
masalah yang memang harus dipecahkan secara lugas, teknis dan
propesional.

Pengertian pemerintahan dibedakan menjadi dua, yaitu, pertama,


pemerintahan dalam arti luas, yaitu pemerintahan yang terdiri dari tiga
kekuasaan yang masing-masing terpisah satu sama lain. ketiga
kekuasaan itu adalah : kekuasaan legislative, kekuasaan eksekutif dan
kekuasaan yudikatif, pemerintahan kekuasaan itu berdasarkan teori trias
politica dari Montesquieu. kedua, pemerintahan dalam arti sempit ialah
badan pelaksana kegiatan eksekutif saja tidak termasuk badan
kepolisian, peradilan dan badan perundang-undangan. pemerintahan
dalam arti sempit itu dapat disebut dengan istilah lain, yaitu
”administrasi negara”. pemerintah adalah subjek hukum, sebagai
pendukung hak dan kewajiban.

Premis yang mendasarinya ialah bahwa setiap hubungan sosial akan


mempunyai konsekuensi tertentu dalam hal
legitimasi. Betapapun dalam kenyataan kita melihat bahwa seorang
administrator atau birokrat tidak akan bisa menhindari tindakan-
tindakan politis. Aktivitas politis dari birokrat tampak dari adanya
keluasaan bertindak (diskresi) administratif yang dimilikinya. Diskresi
administratif adalah segala aktivitas untuk mengemukakan saran,

7
melapor, menjawab, mengambil inisiatif, menyampaikan info,
menferivikasi, memperingatkan, mengadukan, menolak, dan
merundingkan sesuatu yang berpengaruh terhadap lembaga-lembaga
public

Dalam melakukan aktifitasnya, pemerintah melakukan dua macam


tindakan, tindakan biasa (feitelijkehandelingen) dan tindakan hukum
(rechtshandeli-ngen). Dalam kajian hukum, yang terpenting untuk
dikemukakan adalah tindakan dalam katagori kedua, rechtshandelingen.
tindakan hukum pemerintahan adalah tindakan yang dilakukan oleh
badan atau pejabat tata usaha negara dalam rangka melaksanakan urusan
pemerintahan. tindakan pemerintahan memiliki beberapa unsur yaitu
sebagai berikut :
1. perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam
kedudukannya sebagai penguasa maupun sebagai alat perlengkapan
pemerintahan (bestuurs-organen) dengan prakarsa dan tanggung jawab
sendiri;
2. perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi
pemerintahan;
3. perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan
akibat hukum di bidang hukum administrasi;
4. perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan
kepentingan negara dan rakyat

B. MACAM – MACAM PERBUATAN PEMERINTAH


Dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan kepentingan kepentingan
umum, pemerintah banyak melakukan kegiatan atau perbuatan-
perbuatan. Kativita atau pembuatan itu pada garis besarnya dibedakan
ke dalam dua gologan, yaitu:
1. Rechtshandelingen (golongan perbuatan hukum)

8
2. Feitelijke handelingen (golongan yang bukan perbuatan hukum)
Dari kedua golongan perbuatan tersebut yang penting bagi hukum
administrasi negara adalah golongan perbuatan hukum (hechts
handelingen), sebab perbuatan tersebut langsung menimbulkan akibat
hukum tertentu bagi hukum administrasi Negara, oleh karena perbuatan
hukum ini membawa akibat pada hubungan hukum atau atau keadaan
hukum yang ada, maka maka perbuatan tersebut tidak boleh
mengandung cacat, seperti kehilafan (dwaling), penipuan (bedrog),
paksaan (dwang).
Disamping itu tindakan hukum tersebut harus didasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka dengan sendirinya tindakan
tersebut tidak boleh menyimpang atau bertentangan dengan peraturan
peraturan yang bersangkutan. sedangkan golongan perbuatan yang
bukan perbuatan hukum tidak relevan (tidak penting)
Perbuatan pemerintah yang termasuk golongan perbuatan hukum dapat
berupa :

A. Perbuatan hukum menurut hukum privat (sipil)


B. Perbuatan hukum menurut hukum publik

A. Perbuatan hukum menurut hukum privat (sipil)


Administrasi negara sering juga mengadakan hubungan hukum dengan
subyek hukum-subyek hukum lain atas dasar kebebasan kehendak atau
diperlukan persetujuan dari pihak yang yang dikenai tindakan hukum,
hal ini karena bubungan hukum perdata itu bersifat sejajar. seperti sewa-
menyewa, jual beli dan sebaginya.

B. Perbuatan hukum menurut hukum publik


Pebuatan hukum menurut hukum publik ada dua macam
1. Hukum publik bersegi Satu
Artinya hukum publik itu lebih merupakan kehendak satu pihak saja
yaitu pemerintah. Jadi didalamnya tidak ada perjanjian, jadi hubungan

9
hukum yang diatur oleh hukum publik hanya berasal dari satu pihak saja
yakni pemerintah dengan cara menentukan kehendaknya sendiri.
2. Perbuatan hukum publik yang bersegi dua
Menurut Van Der Ppr, Kranenberg-Vegting, Wiarda dan Donner
mengakui adanya hukum publik yang bersegi dua atau adanya perjanjian
menurut hukum publik. Mereka memberi contoh tentang adanya
“Kortverband Contract” (perjanjian kerja jangka pendek) yang diadakan
seorang swasta sebagai pekerja dengan pihak pemerintah sebagai pihak
pemberi pekerjaan.
Pada kortverband contract ada persesuaian kehendak antara pekerja
dengan pemberi pekerjaan, dan perbuatan hukum itu diatur oleh hukum
istimewa yaitu peraturan hukum publik sehingga tidak ditemui
pengaturannya di dalam hukum privat (bisaa). Dalam kaitan ini bisa
dicontohkan misalnya tenaga-tenaga kerja asing yang bekerja di
Indonesia untuk masa waktu tertentu adalah merupakan Kontverband
Contract yang kemudian dituangkan dalam satu beschikking.

C. UNSUR – UNSUR TINDAKAN PEMERINTAH


Muchsan menyebutkan unsur-unsur tindakan pemerintahan sebagai
berikut:
 Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintahan dalam
kedudukanya sebagai penguasa maupun sebagai alat pemerintahan
dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri.
 Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi
pemerintahan.
 Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan
akibat hukum di bidang hukum administrasi.
 Perbuatan tersebut menyangkut pemeliharaan kepentingan negara
dan rakyat.
 Perbuatan itu harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

10
D. CARA – CARA PELAKSANAAN TINDAKAN PEMERINTAH
Menurut E. utrech tindakan pemerintahan itu dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu :
1. Yang bertindak ialah administrasi Negara sendiri.
2. Yang bertindak ialah subyek hukum ( = badan hukum) lain yang
tidak termasuk administrasi Negara dan yang mempunyai
hubungan istimewa atau hubungan bisaa dengan pemerintah.
3. Yang bertindak ialah subyek hukum lain yang tidak termasuk
administrasi Negara dan yang menjalani pekerjaannya
berdasarkan suatu konsesi atau berdasarkan izin (vergunning)
yang diberikan oleh pemerintah.
4. Yang bertindak ialah subyek hukum lain yang tidak tremasuk
administrasi Negara dan yang deberi subsidi pemerintah.
5. Yang bertindak ialah pemerintah bersama-sama dengan subyek
hukum lain yang bukan administrasi negara dan kedua belah
pihak itu bergabung dalam bentuk kerjasama (vorm van
samenwerking) yang di atur oleh hukum perivat.
6. Yang bertindak ialah yayasan yang didirikan oleh pemerintah
atau diawasi pemerintah.
7. Yang bertindak ialah subyek hukum lain yang bukan
administrasi Negara tetapi diberi suatu kekuasaan memerintah
(delegasi perundang-undangan)
Pada dasarnya semua tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah
harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
maka tindakan tersebut tidak boleh menyimpang atau bertentangan
dengan peraturan peraturan yang bersangkutan. Dalam hal ini
pemerintah memiliki kedudukan yang khusus (de overhead als bijzonder
persoon), sebagai satu-satunya pihak yang diserahi kewajiban untuk
mengatur dan menyelenggarakan kepentingan umum dimana dalam
rangka melaksanakan kewajiban ini kepada pemerintah diberikan
wewenang membuat peraturan perundang-undangan, menggunakan
paksaan pemerintahan, atau menerapkan sanksi-sanksi hukum.

11
Pemerintah juga mempunyai kedudukan yang tidak dimiliki oleh
seseorang ataupun badan hukum perdata, ini menyebabkan hubungan
hukum antara pemerintah dengan seseorang dan badan hukum perdata
bersifat ordinatif. Tetapi meskipun hubungan hukumnya bersifat
ordonatif, pemerintahan tidak dapat melakukan tindakan hukum secara
bebas dan semena-mena terhadap warga Negara.

D. PENENTUAN TUGAS DAN KEWENENGAN DALAM


PERUNDANG - UNDANGAN
Negara memegang peranan penting dalam mengarahkan dan
mengendalikan bentuk perdebatan atau discourse yang muncul untuk
mengerti peran dari negara dan memahami konsep negara. Namun,
negara mempunyai arti yang luas, yaitu suatu badan yang menguasai
segala pranata (administratif, politik, yuridis) yang mengatur jalur
kekuasaan dan distribusi sumber daya, serta menguasai semua aparat
yang mempunyai kemampuan kopersif. Walaupun negara mencakup
juga pemerintah, ia tidak indentik dengan pemerintah. Pemerintah
terbatas pada lembaga-lembaga yang berada dalam struktur politik
tertentu dan berfungsi menjalankan pemerintah.
Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah bersumber pada tiga hal,
atribusi, delegasi, dan mandat. atribusi ialah pemberian kewenangan
oleh pembuat undang-undang sendiri kepada suatu organ pemerintahan
baik yang sudah ada maupun yang baru sekali. Menurut Indroharto ,
legislator yang kompeten untuk memberikan atribusi wewenang itu
dibedakan antara: yang berkedudukan sebagai original legislator di
negara kita di tingkat pusat adalah MPR sebagai pembentuk konstitusi
(konstituante) dan DPR bersama-sama pemerintah sebagai yang
melahirkan suatu undang-undang, dan di tingkat daerah adalah DPRD
dan pemerintah daerah yang melahirkan peraturan daerah.

12
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemerintah adalah : Menurut Wirjono Prodjodikoro, pemerintah dapat
dibagi dalam arti luas dan dalam arti sempit. Pemerintah dalam arti luas
meliputi seluruh fungsi kegiatan kenegaraan yaitu lembaga-lembaga
kenegaraan yang diatur secara langsung oleh UUD 1945 maupun
lembaga-lembaga yang diatur oleh Undang-Undang. Sedangkan
pemerintah dalam arti sempit adalah Presiden/eksekutif.

Macam-Macam Perbuatan Pemerintah


Perbuatan pemerintah dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu :
1. Perbuatan pemerintah berdasarkan fakta ( Fiete Logtie Handilugen )
Perbuatan pemerintah berdasarkan fakta atau tidak berdasarkan hukum
adalah tindakan penguasa yang tidak mempunyai akibat hukum,
misalnya Walikota mengundang masyarakat untuk menghadiri 17
agustus, Presiden menghimbau masyarakat untuk hidup sederhana dan
lain-lain.
2. Perbuatan pemerintah berdasarkan hukum ( Recht Handilugen )
Perbuatan pemerintah berdasarkan hukum ( Recht Handilugen ) adalah
tindakan penguasa yang mempunyai akibat hukum, ini dapat
digolongkan dalam dua golongan, yaitu :
1. Perbuatan pemerintah dalam lapangaan hukum privat, dimana
penguasa mengadakan hubungan hukum berdasarkan hukum privat.
Menurut Prof. Krobbe Kranenburg, Vegtig, Donner dan Hassh, bahwa
pejabat administrasi Negara dalam menjalankan tugasnya dalam hal-hal
tertentu dapat menggunakan hukum privat, umpanya perbuatan sewa-
menyewa, jual-beli tanah dan perjanjian-perjanjian lainnya.
2. Perbuatan pemerintah dalam lapangan Hukum Publik

13
B. KRITIK DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan-pembahasan dalam makalah ini, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki
karena terbatasnya ilmu pengatahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca.
Dengan demikian, penulis juga mengharapkan semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi kita semua
terutama bagi penulis sendiri. Dan apabila ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini diharapkan bisa memaklumi serta bisa
memberikan saran dan kritikan untuk memperbaiki kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. http://generalpoenya.blogspot.co.id/2016/01/makalah-tindakan-
pemerintah-lengkap.html
2. http://akhsoname.blogspot.co.id/2015/09/perbuatan-
pemerintahtindakan-pemerintah.html
3. http://www.lutfichakim.com/2011/08/perbuatan-pemerintah_26.html
4. http://sidqioe.blogspot.co.id/2014/06/perbuatan-pemerintahan.html
5. https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjv-
uGgyMfUAhXKuo8KHfU3BjQQFgg_MAQ&url=http%3A%2F%2
Fyusrizaladisyahputra.blog.uma.ac.id%2Fwp-
content%2Fuploads%2Fsites%2F271%2F2017%2F01%2FPERBUA
TAN-PEMERINTAH-5-8.pptx&usg=AFQjCNH-
yxxsq0JFq2iSrd4BIRaXe6YV9g
6. http://lengkas.blogspot.co.id/2011/10/tindakan-pemerintahan-dalam-
negara.htm

15

Anda mungkin juga menyukai