Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebutuhan energi listrik setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan, seiring
dengan bertambahnya laju pertumbuhan penduduk. Sumber energi yang digunakan
untuk membangkitkan tenaga listrik pada umumnya masih berupa minyak bumi, gas
alam, dan batu bara. Penggunaan bahan bakar fosil yang sebagian besar masih
digunakan pada sistem pembangkit apabila digunakan secara terus-menerus akan
menimbulkan kelangkaan atau keterbatasan pada cadangan sumber energi tersebut.
Lonjakan permintaan bahan bakar fosil melebihi peningkatan produksinya membuat
berbagai penelitian dan observasi diperluas untuk mengatasi masalah tersebut,dengan
melalui penemuan potensi energi yang dapat diperbaharui (Renewable Energy).
Ketersedian energi terbarukan di Indonesia khususnya sangatlah melimpah, melalui
pemanfaatan kekayaan alam ini dapat membantu Indonesia terhindar dari krisis
energi di masa depan. Sumber energi tersebut dapat berupa air, panas bumi, sinar
matahari, angin, dan gelombang. Penggunaan sumber energi dari alam, memberikan
banyak keuntungan, terutama semakin berkurangnya pencemaran-pencemaran
lingkungan akibat polusi gas CO2 yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil, yang
kinitelah digantikan oleh energi yang bersih dan ramah lingkungan.
Air merupakan sumber energi yang berpotensi besar sebagai pembangkit listrik
karena ketersediaannya yang melimpah. Pembangkit listrik tenaga air semakin
strategis sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang pantas dikembangkan,
mengingat keterbatasan energi listrik yang dapat dijangkau oleh masyarakan di desa-
desa terpencil. Oleh karena itu diciptakan suatu sistem pembangkit yang relatif
murah, mudah dijangkau, serta ramah lingkungan yaitu Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH). PLTMH merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan
air dalam skala yang kecil dan dengan daya yang mampu dibangkit kurang dari 100

2
kW. PLTMH ini sangat layak untuk dibangun di daerah pedesaaan karena sistemnya
yang mudah dioperasikan, dan dapat diterima masyrakat luas.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH)?
1.2.2. Apa saja komponen-komponen yang terdapat pada Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro?
1.2.3. Bagaimana prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro?
1.2.4. Apakah PLTMH efektif dalam menggantikan bahan bakar fosil sebagai
alternatif dalam memenuhi kebutuhan energi listrik di lingkungan
masyarakat?
1.2.5. Bagaimana dampak yang dapat terjadi kedepannya apabila penerapan
PLTMH sebagai sumber energi berkelanjutan terus diperluas dan
dikembangkan?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka berikut diperoleh
tujuan penulisan pada artikel ini yaitu:
1.3.1. Memahami pengertian dari PLTMH
1.3.2. Mengenali komponen-komponen yang terdapat pada PLTMH
1.3.3. Mengetahui prinsip kerja dari PLTMH
1.3.4. Mengetahui kefektifan PLTMH dalam menggantikan bahan bakar fosil
sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan energi listrik di lingkungan
masyarakat
1.3.5. Menganalisis dampak yang dapat terjadi kedepannya apabila penerapan
PLTMH sebagai sumber energi berkelanjutan terus diperluas dan
dikembangkan.
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penulisan artikel ini yaitu:
1.4.1. Manfaat Teoritis
1.4.1.1. Memperluas wawasan dengan mengetahui perkembangan energi
terbarukan (renewable energy) untuk mewujudkan tujuan
pembangunan desa yang mandiri akan energi listrik.

3
1.4.1.2. Meningkatkan kreativitas dalam merencanakan suatu teknologi
yang tepat dalam mengatasi kendala di lingkungan masyarakat
sekitar.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1. Mengaplikasikan perancangan teknologi PLTMH pada kawasan
pedesaan dalam ruang lingkup kecil terlebih dahulu sehingga
suplai energi listrik pada pelosok-pelosok pedesaan semakin
merata.
1.4.2.2. Menerapkan kemajuan teknologi yang memiliki keandalan
(reliability) dan dampak berkelanjutan (sustaianable) dalam
pemanfaatannya di lingkungan pedesaan sehingga Indonesia
berpeluang kedepannya menjadi negara yang mandiri energi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Energi Terbarukan untuk Sumber Listrik Berkelanjutan (Renewable and


Sustainable Energy of Electricity)
Konsumsi listrik nasional terus menunjukkan peningkatan seiring bertambahnya
akses listrik atau elektrifikasi serta perubahan gaya hidup masyarakat. Berdasarkan
data Kementerian ESDM, konsumsi listrik Indonesia 2017 mencapai 1.012 Kilowatt
per Hour (KWH)/kapita, naik 5,9 persen dari tahun sebelumya.

Gambar 2.1 Grafik Konsumsi Energi Listrik tahun 2014-2018


(https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/01/11/inilah-konsumsi-listrik-
nasional)

Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia masih belum maksimal.


Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bauran
pemanfaatan sumber energi per 2015 masih dikuasai oleh energi fosil. Perinciannya,
sumber energi minyak bumi masih menjadi tumpuan utama masyarakat Indonesia
dengan mencapai 43 persen. Diikuti energi batubara sebesar 28 persen dan gas bumi
22 persen. Sedangkan penggunaan EBT baru mencapai 6,2 persen.

5
Gambar 2.2 Penggunaan Energi Terbarukan tahun 2016

(https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/03/08/berapa-porsi-energi-terbarukan-
di-indonesia)

2.2. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah suatu instalasi


pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan energi air sebagai tenaga
penggeraknya seperti pada saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara
memanfaatkan variabel yang sangat menentukan daya output suatu pembangkit
tenaga air yaitu jumlah kapasitas aliran air dan tinggi jatuh air. Tinggi jatuh air pada
suatu tempat akan tetap pada waktu yang lama, sedangkan kapasitas aliran air sungai
sangat bervariasi bergantung kepada curah hujan yang jatuh pada daerah tersebut.
Semakin besar kapasitas aliran air maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin
besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Istilah dari
kapasitas itu sendiri mengacu pada jumlah volume aliran air per satuan waktu (flow
capacity) sedangkan beda ketinggian daerah aliran air sampai ke instalasi dikenal
dengan istilah head.

Berhasilnya pembangkitan tenaga air tergantung dari usaha untuk


mendapatkan debit yang besar maupun tinggi jatuh air secara efektif dan ekonomis.
Di hulu sungai pada umumnya kemiringan dasar sungai lebih curam akan mudah

6
diperoleh tinggi jatuh air yang besar. Sebaliknya sebelah hilir sungai, tinggi jatuh air
rendah dan debit besar. Oleh karena itu bagian hulu sungai lebih ekonomis,
sedangkan bagian hilirnya kurang ekonomis mengingat tinggi jatuh yang kecil dan
debit yang besar tadi. Seperti yang dikatakan sebelumnya, mikrohidro hanyalah
sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam prakteknya
istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa
mikrohidro pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. PLTMH diklasifikasikan
sebagai pembangkit listrik tenaga air dengan daya kurang dari 100 kW. Prinsip kerja
PLTMH ini hampir sama dengan PLTA, hanya saja pada PLTMH sangat dipengaruhi
oleh elevasi jatuhnya air, selain jumlah debit air yang masuk.

Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Beberapa komponen yang digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


baik komponen utama maupun bangunan penunjang antara lain :

1. Dam/Bendungan Pengalih (intake). Dam pengalih berfungsi untuk


mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam
sebuah bak pengendap.

2. Bak Pengendap (Settling Basin). Bak pengendap digunakan untuk


memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap
adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya
dari dampak pasir.

3. Saluran Pembawa (Headrace). Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi


bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.[rujukan?] Bak
penenang (Forebay).

4. Bak penenang berada di ujung saluran pembawa yang berfungsi untuk


mecegah turbulensi air sebelum diterjunkan melalui pipa pesat.

7
5. Pipa Pesat (Penstock). Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang
lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin.

6. Turbin. Turbin berfungsi untuk mengkonversi energi aliran air menjadi


energi putaran mekanis.

7. Pipa Hisap, (draft tube). Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air,
mengembalikan tekanan aliran yang masih tinggi ke tekanan atmosfer.

8. Generator. Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dari putaran


mekanis.

9. Panel kontrol. Panel kontrol berfungsi untuk menstabilkan tegangan.

10. Pengalih Beban (Ballast load). Pengalih beban berfungsi sebagai beban
sekunder (dummy) ketika beban konsumen mengalami penurunan. Kinerja
pengalih beban ini diatur oleh panel kontrol.

Penggunaan beberapa komponen disesuaikan dengan tempat instalasi (kondisi


geografis, baik potensi aliran air serta ketinggian tempat) serta budaya masyarakat.
Sehingga terdapat kemungkinan terjadi perbedaan desain mikrohidro serta komponen
yang digunakan antara satu daerah dengan daerah yang lain.

8
http://energiterbarukanonline.blogspot.com/2012/10/komponen-pembangkit-listrik-
mikrohidro.html

2.3 Prinsip Kerja PLTMH

Tenaga air atau hydro power adalah daya listrik yang dihasilkan dari
pemanfaatan aliran air. Energi potensial air dari bendungan atau air terjun diubah
menjadi energi kinetik melalui turbin. Energi kinetik ini kemudian diubah menjadi
energi listrik dengan menggunakan generator.

Gambar 2.3 Skema PLTM (http://basuhpower.blogspot.com, 2012)


Skema mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh air
(head) untuk menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah
sistem konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) kedalam
bentuk energi mekanik dan energy.

Pada tahap awal yang perlu dibangun ialah bendungan di dasar sungai yang
stabil dan aman terhadap terpaan banjir. Bendungan berfungsi untuk mengatur besar

9
kecilnya aliran air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak PLTMH. Di
samping bendungan atau di bibir sungai dibangun bangunan pengambilan (intake).
Lubang intake merupakan pintu masuk menuju saluran pembawa. Pintu intake
mengatur aliran air masuk dari sungai ke sistem pembawa air. Pintu intake juga
memungkinkan untuk menutup sama sekali aliran masuk selama periode perawatan
dan selama banjir. Pada pintu intake biasanya terdapat perangkap sampah.

Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan saluran penghantar yang


berfungsi mengalirkan air dari intake. Saluran ini dilengkapi dengan saluran pelimpah
pada setiap jarak tertentu untuk mengeluarkan air yang berlebih. Saluran ini dapat
berupa saluran terbuka atau tertutup. Di ujung saluran pelimpah dibangun kolam
pengendap. Kolam ini berfungsi untuk mengendapkan pasir dan menyaring kotoran
sehingga air yang masuk ke turbin relatif bersih. Saluran ini dibuat dengan
memperdalam dan memperlebar saluran penghantar dan menambahnya dengan
saluran penguras. Kolam penenang (forebay) juga dibangun untuk menenangkan
aliran air yang akan masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa pesat
(penstok). Pipa pesat berfungsi mengalirkan air sebelum masuk ke turbin. Dalam pipa
ini, energi potensial air di kolam penenang diubah menjadi energi kinetik yang akan
memutar roda turbin. Biasanya material roda turbin terbuat dari pipa baja yang dirol
kemudian dilas. Untuk sambungan antar pipa digunakan flens. Pemilihan material
harus berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, aksesibility, berat, sistem
penyambungan dan biaya. Diameter pipa pesat dipilih dengan pertimbangan
keamanan, kemudahan proses pembuatan, ketersediaan material dan tingkat rugi-rugi
(fiction losses) seminimal mungkin. Ketebalan pipa pesat dipilih untuk menahan
tekanan hidrolik dan surge pressure yang dapat terjadi. Pipa ini harus didukung oleh
pondasi yang mampu menahan beban statis dan dinamisnya. Pondasi dan dudukan ini
diusahakan selurus mungkin, karena itu perlu dirancang sesuai dengan kondisi tanah.

Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin pada bagian
inlet. Di dalamnya terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan penutupan

10
turbin serta mengatur jumlah air yang masuk ke runner/blade (komponen utama
turbin). Runner terbuat dari baja dengan kekuatan tarik tinggi yang dilas pada dua
buah piringan sejajar. Aliran air akan memutar runner dan menghasilkan energi
kinetik yang akan memutar poros turbin. Energi yang timbul akibat putaran poros
kemudian ditransmisikan ke generator menggunakan kopling atau belt. Dari generator
menghasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum
dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Seluruh sistem ini harus
seimbang. Turbin perlu dilengkapi casing yang berfungsi mengarahkan air ke runner.
Pada bagian bawah casing terdapat pengunci turbin. Bantalan (bearing) terdapat pada
sebelah kiri dan kanan poros yang berfungsi untuk menyangga poros agar dapat
berputar dengan lancar.

Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing diletakkan dalam


sebuah rumah yang terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus dipisahkan dari
pondasi rumahnya. Tujuannya adalah untuk menghindari masalah akibat getaran.
Rumah turbin harus dirancang sedemikian agar memudahkan perawatan dan
pemeriksaan.

2.4 Komponen-Komponen PLTMH

11
Adapun komponen PLTMH secara umum adalah sebagai berikut :
a. Bendung (Dam)
Bendung adalah pembatas yang dibangun melintas sungai yang dibangun untuk
mengubah karakteristik aliran sungai. Bendung merupakan sebuah kontruksi yang
lebih kecil dari bendungan yang menyebabkan air menggenang membentuk kolam
tetapi mampu melewati bagian atas bendung. Bendung mengizinkan air meluap
melewati bagian atasnya sehingga aliran air tetap ada dan dalam debit yang sama
bahkan sebelum sungai dibendung. Bem berfungsi untuk menutup aliran sungai –
sungai sehingga terbentuk waduk.Tipe bendungan harus memenuhi syarat topografi,
geologi dan syarat lain seperti bentuk serta model bendungan.

Gambar 2.5. Bendungan (Dam)


b. Saringan (Sand trap)

12
Fungsinya untuk mengalirkan air dari saluran penghantar atau kolam tando
menuju turbin. Pipa pesat mempunyai posisi kemiringan yang tajam dengan maksud
agar diperoleh kecepatan dan tekanan air yang tinggi untuk memutar turbin.
Konstruksinya harus diperhitungkan agar dapat menerima tekanan besar yang timbul
termasuk tekanan dari pukulan air. Pipa pesat merupakan bagian yang cukup mahal,
untuk itu pemilihan pipa yang tepat sangat penting.

Gambar 2.6. Saringan (Sand trap)


c. Pintu Pengambilan Air (Intake)
Pintu Pengambilan Air adalah pintu yang dipasang diujung pipa dan hanya
digunakan saat pipa pesat dikosongkan untuk melaksanakn pembersihan pipa atau
perbaikan.

Gambar 2.7. Pintu Pengambilan Air (Intake)


d. Pipa Pesat (Penstock)
Fungsinya untuk mengalirkan air dari saluran penghantar atau kolam tando
menuju turbin. Pipa pesat mempunyai posisi kemiringan yang tajam dengan maksud
agar diperoleh kecepatan dan tekanan air yang tinggi untuk memutar turbin.
Konstruksinya harus diperhitungkan agar dapat menerima tekanan besar yang timbul

13
termasuk tekanan dari pukulan air. Pipa pesat merupakan bagian yang cukup mahal,
untuk itu pemilihan pipa yang tepat sangat penting.

Gambar 2.8. Pipa Pesat (Penstock)


e. Katub Utama (Main Value Atau Inlet Value)
Katub utama dipasang didepan turbin berfungsi untuk membuka aliran air,
menstart turbin atau menutup aliran (menghentikan turbin). Katup utama ditutup saat
perbaikan turbin atau perbaikan mesin dalam rumah pembangkit. Pengaturan tekanan
air pada katup utama digunakan pompa hidrolik.
f. Power House
Gedung Sentral merupakan tempat instalasi turbin air, generator, peralatan Bantu,
ruang pemasangan, ruang pemeliharaan dan ruang control.

2.5 Instalasi PLTMH pada Rumah Pembangkit


Ada beberapa instalasi PLTMH dalam rumah pembangkit adalah :

1. Turbin
Turbin merupakan salah satu bagian penting dalam PLTMH yang menerima
energi potensial air dan mengubahnya menjadi putaran (energi mekanis). Putaran
turbin dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik.

14
Gambar 2.9. Turbin
Turbin Air adalah turbin dengan air sebagai fluida kerja. Air yang mengalir dari
tempat yang lebih tinggi menuju tempat yang lebih rendah, hal ini air memiliki energi
potensial. Dalam proses aliran didalam pipa, energi potensial tersebut berangsur-
berangsur berubah menjadi energi mekanis, dimana air memutar roda turbin. Roda
turbin dihubungkan dengan generator yang mengubah energi mekanis (gerak)
menjadi energy listrik.

Gambar 2.10. Grafik Pemilihan Turbin


Adapun tipe penggunaan head yang berlaku pada beberapa macam turbin
diantaranya :
 Kaplan 2 < H < 40
 Francis 10 < H < 350
 Pelton 50 < H <1300
 Turgo 50 < H < 250

15
Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran, antara lain sebagai berikut:
 Turbin pelton 12 ≤ NS ≤ 25
 Turbin prancis 60 ≤ NS ≤ 300
 Turbin crossflow 40 ≤ NS ≤ 200
 Turbin propeller 250 ≤ NS ≤ 1000
Dengan mengetahui NS turbin maka perencanaan dan pemilihan jenis turbin akan
lebih mudah. Untuk estimasi perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus persamaan (2)

NS = …………………………. (2)
Dengan
N = kecepatan pada turbin (rpm)
Ns = kecepatan spesifik (rpm)
h = tinggi jatuh efektif (m)
P = daya yang dihasilkan (kw)

Output turbin ditentukan dengan persamaan (Fox dan Mc Donald,1994).

P = ρ x Q x g x H x η ..................................................................... (3)

Dimana :

P = daya turbin (Watt)

ρ = massa jenis air (kg/m3)

Q = debit air (m3/s)

g = gaya grafitasi (m/s2)

H = head efektif (m)

η = efisiensi turbin

Besar Nilai Efisiensi Turbin


 0,8 – 0,85 untuk turbin pelton
 0,8 – 0,9 untuk turbin francis
 0,7 – 0,8 untuk turbin Cross-flow

16
 0,8 – 0,9 untuk turbin propeller/kaplan
2. Generator
Generator yang digunakan adalah generator pembangkit listrik AC. Untuk
memilih kemampuan generator dalam menghasilkan energi listrik disesuaikan dengan
perhitungan daya dari data hasil survei. Kemampuan generator dalam menghasilkan
listrik biasanya dinyatakan dalam VoltAmpere (VA) atau dalam kilo volt Ampere
(kVA).

Gambar 2.11. Generator


Spesifikasi generator adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3⊘, 220/380. Efesiensi
generator secara umum adalah sebagai berikut :
 Aplikasi <10 KVA efesiensi 0.7 – 0.8
 Aplikasi 10 - 20 KVA efesiensi 0.8 – 0.85
 Aplikasi 20 - 50 KVA efesiensi 0.85
 Aplikasi 50 - 100 KVA efesiensi 0.85 – 0.9
 Aplikasi >-100 KVA efesiensi 0.9 – 0.95

2.6 Klasifikasi Jenis Turbin

Turbin air adalah turbin yang fluida kerjanya adalah air. Air mengalir dari
tempat yang lebih tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Dalam hal tersebut air
memiliki energi potensial. Dalam proses aliran di dalam pipa, energi potensial
berangsur-angsur berubah menjadi energi kinetik. Di dalam turbin energi kinetik air
diubah menjadi energi mekanik, dimana air memutar roda turbin. Turbin air
dibedakan dalam dua golongan utama, yaitu dipandang dari segi perubahan
momentum fluida kerjanya.

17
1. Turbin Impuls

Turbin impuls merupakan turbin air yang memiliki tekanan sama pada setiap
sudu geraknya (runner). Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada
nosel. Air keluar nosel yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin.
Setelah membentur sudu, arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impuls) yang mengakibatkan roda turbin akan berputar. Semua energi
tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energy.
Kecepatan. Jenis dari turbin impuls adalah turbin pelton, turbin turgo dan turbin
crossflow.

a. Turbin Pelton

Turbin Pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton pertama kali ditemukan
oleh insinyur dari Amerika yaitu Lester A. Pelton pada tahun 1880. Turbin pelton
adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin ini dioperasikan
pada tinggi jatuh air (head) sampai 1800 m, turbin ini relative membutuhkan jumlah
air yang lebih sedikit dan biasanya porosnya dalam posisi mendatar. Turbin pelton
sering disebut dengan turbin tekanan sama karena selama mengalir di sepanjang
sudu-sudu turbin tidak terjadi penurunan tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya
terjadi pada bagian pengarah pancaran atau nosel, dimana air yang semula
mempunyai energi potensial yang tinggi dirubah menjadi energi kinetis.

Pancaran air yang keluar dari nosel akan menumbuk bucket yang dipasang
tetap di sekeliling runner dan garis pusat pancaran air menyinggung lingkaran dari
pusat bucket. Setelah membentur sudu, arah kecepatan aliran berubah sehingga
terjadi perubahan momentum (impuls). Kecepatan keliling dari bucket akibat
tumbukan yang terjadi tergantung dari jumlah dan ukuran pancaran serta
kecepatannya. Kecepatan pancaran tergantung dari tinggi air di atas nosel serta
efisiensinya.

18
Gambar 2.12 Turbin pelton (Wikipedia, 2005)
b. Turbin Turgo

Turbin turgo dapat beroperasi pada head 50 m s/d 250 m. Seperti turbin pelton
turbin turgo merupakan turbin impuls, kelebihan dan kekurangan kedua turbin ini pun
sama, yang membuat keduanya berbeda ialah bentuk sudu dari masing-masing turbin.
Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin pelton, akibatnya dimungkinkan
transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total
sekaligus menurunkan biaya perawatan.

19
Gambar 2.13 Turbin turgo (Varspeed, 2008)

c. Turbin Crossflow
Turbin ini mula-mula ditemukan oleh seorang insinyur Australia yang
bernama A.G.M. Michell pada tahun 1903 kemudian turbin ini dikembangkan dan
dipatenkan di Jerman Barat oleh Prof. Donat Banki sehingga turbin ini diberi nama
Turbin Banki atau Turbin Michell-Ossberger (Haimerl, 1960). Turbin crossflow dapat
dioperasikan pada debit 20 liter/s hingga 10 m3/s dan ketinggian antara 1 m s/d 200
m. Turbin crossflow menggunakan nosel persegi panjang yang lebarnya sesuai
dengan lebar runner. Terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis ketika
air masuk menuju turbin dan mengenai sudu. Air mengalir keluar membentur sudu
dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian
meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada
sepasang piringan paralel.

Pemakaian jenis Turbin crossflow lebih menguntungkan dibanding dengan


pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya. Hasil pengujian
laboratorium yang dilakukan oleh pabrik turbin Ossberger Jerman Barat yang
menyimpulkan bahwa daya guna kincir air dari jenis yang paling unggul sekalipun
hanya mencapai 70 % sedangkan effisiensi turbin crossflow mencapai 82 % .
Tingginya effisiensi Turbin crossflow ini akibat pemanfaatan energi air pada turbin
dilakukan dua kali, yang pertama energi tumbukan air pada sudu-sudu saat air mulai
masuk dan yang kedua adalah daya dorong air pada sudu-sudu saat air akan
meninggalkan runner. Adanya kerja air yang bertingkat ini ternyata memberikan
keuntungan dalam hal effektifitasnya yang tinggi dan kesederhanaan pada sistim
pengeluaran air dari runner.

20
Gambar 2.14 Turbin crossflow (Wikipedia, 2009)
2. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang memanfaatkan energi potensial untuk
menghasilkan energi gerak. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang
menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan
tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner dapat berputar. Runner
turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin. Turbin
reaksi bekerja secara langsung mengubah energi kinetik juga energi tekanan secara
bersamaan menjadi energi mekanik. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini
dikelompokkan sebagai turbin reaksi, jenis dari turbin ini adalah turbin francis dan
turbin kaplan.

a. Turbin Francis

Turbin francis pertama kali ditemukan sekitar tahun 1950 oleh orang Amerika
yang bernama Howk dan Francis. Teknik mengkonversikan energi potensial menjadi
energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga turbin
francis juga sering disebut turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan
tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar.

21
Konstruksi turbin francis terdiri dari sudu pengarah dan sudu jalan. Perubahan
energi seluruhnya terjadi pada sudu pengarah dan sudu gerak yang keduanya
terendam dalam air. Air pertama masuk pada terusan berbentuk spiral. Sudu pengarah
mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada turbin francis
merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur
sudutnya. Penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat
untuk berbagai kondisi aliran air. Turbin francis merupakan jenis turbin tekanan lebih.
Aliran air masuk ke sudu pengarah dengan kecepatan semakin naik dengan tekanan
yang semakin turun sampai roda jalan, pada roda jalan kecapatan akan naik lagi dan
tekanan turun sampai di bawah 1 atm. Untuk menghindari kavitasi, tekanan harus
dinaikan sampai 1 atm dengan cara pemasangan pipa hisap.

Pengaturan daya yang dihasilkan yaitu dengan mengatur posisi pembukaan


sudu pengarah, sehingga kapasitas air yang masuk ke roda turbin dapat diperbesar
atau diperkecil. Turbin francis dapat dipasang dengan poros vertikal dan horizontal.
Turbin ini digunakan untuk tinggi terjun sedang, yaitu 20 - 440 meter.

Turbin francis dapat dibuat dengan kecepatan putar yang tingginya sama,
dimana kecepatan putar yang tinggi tersebut menghasilkan keuntungan terhadap berat
turbin air dan generatornya. Tidak ada kerugian tinggi air jatuh akibat adanya ruang
bebas. Penentuan turbin francis di dalam bangunan bawah tanah yang baik dan
menguntungkan untuk turbin air ini adalah bila tinggi permukaan air bawah sangat
berubah-ubah. Efisiensi untuk turbin francis dengan beban penuh cukup baik, tetapi
akan memburuk jika bebannya tidak penuh.

Sekarang turbin francis adalah yang paling banyak digunakan. Karena tinggi
air jatuh dan kapasitas yang paling sering sesuai dengan kebutuhannya. Dari hasil
penggunaan dan penelitian yang terus menerus turbin francis sekarang dapat
digunakan untuk tinggi air jatuh sampai 700 m dengan kapasitas air dan kecepatan
roda putar yang sudah memenuhi harapan. Kesukaran akan timbul jika air

22
mengandung pasir dan butiran-butiran/pecahan es, karena akan membuat aus roda
jalan dan packingnya, bila bagian tersebut sampai aus, maka harus dicari
kemungkinan menggantinya tanpa turbin terlalu lama berhenti.

Gambar 2.15 Turbin francis (Wikipedia, 2005)

b. Turbin Kaplan
Turbin kaplan dikembangkan pada tahun 1913 oleh Profesor Austria Viktor
Kaplan. Turbin Kaplan merupakan evolusi dari turbin francis. Tidak berbeda dengan
turbin francis, cara kerja turbin kaplan menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini
mempunyai roda jalan yang mirip dengan baling-baling pesawat terbang. Bila baling-
baling pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada
turbin kaplan berfungsi untuk mendapatkan gaya putar yang dapat menghasilkan torsi
pada poros turbin. Berbeda dengan roda jalan pada turbin francis, keistimewaan
turbin kaplan adalah sudut sudu geraknya (runner) bisa diatur untuk menyesuaikan
kondisi aliran saat itu yaitu perubahan debit air.

23
Dikarenakan turbin ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang
berubah-ubah, maka turbin kaplan banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrik
tenaga air sungai. Pada pemilihan turbin didasarkan pada kecepatan spesifiknya,
turbin kaplan ini memiliki kecepatan spesifik yang tinggi (high spesific speed)
sehingga ukuran roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator.
Turbin kaplan bekerja pada kondisi tinggi jatuh air (head) rendah dengan debit yang
besar. Pada kondisi beban yang tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling
tinggi, hal ini dikarenakan sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur menyesuaikan
dengan beban yang ada.

Sama seperti persamaan euler, makin kecil tinggi air jatuh yang tersedia, maka
makin sedikit belokan aliran air di dalam sudu jalan. Dengan bertambahnya kapasitas
air yang masuk ke dalam turbin, maka akan bertambah besar pula luas penampang
saluran yang dilalui air.

Turbin yang bekerja pada kondisi tinggi air jatuh yang berubah-ubah
mempunyai kerugian, karena dalam perencanaan sudu turbin telah disesuaikan bahwa
perpindahan energi yang baik hanya terjadi pada titik normal yaitu pada kondisi
perbandingan kecepatan dan tekanan tertentu. Bila terjadi penyimpangan yang besar
baik ke atas maupun ke bawah, seperti yang terdapat pada pusat tenaga listrik sungai,
randamen roda baling-baling turbin cepat atau lambat akan turun. Keuntungan turbin
baling-baling dibandingkan dengan turbin francis adalah kecepatan putarnya bisa
dipilih lebih tinggi, dengan demikian roda turbin bisa dikopel langsung dengan
generator dan ukurannyapun lebih kecil.

24
Gambar 2.16 Turbin kaplan (Wikipedia, 2012)

2.7. Kelebihan dan Kekurangan dari PLTMH


Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro adalah PLTMH ini cukup murah
dibandingkan pembangkit listrik jenis yang lain karena menggunakan energi alam,
memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil
dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan, tidak
menimbulkan pencemaran, dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi
dan perikanan, dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan
sehingga ketersediaan air terjamin, potensi energi air yang melimpah, merupakan
teknologi yang handal dan kokoh sehingga mampu beroperasi lebih dari 15 tahun,
serta memiliki efisiensi tinggi yaitu 70-85 persen.
Namun PLTMH tetap memiliki keterbatasan, seperti besarnya listrik yang
dihasilkan PLTMH tergantung pada tinggi jatuh air dan jumlah air. Pada musim
kemarau kemampuan PLTMH akan menurun karena jumlah air biasanya berkurang.
Selain faktor kondisi air, ukuran generator tidak menunjukkan kemampuan produksi
listriknya karena semuanya tergantung pada jumlah air dan ketinggian jatuh air,
sehingga ukuran generator bukan penentu utama kapasitas PLTMH. Terakhir adalah
faktor jarak. Semakin dekat jarak pengguna ke pembangkit, maka kualitas listrik juga
lebih baik. Dan sebaliknya, semakin jauh jarak pengguna, maka listrik yang hilang
juga semakin banyak. Jarak pelanggan terjauh yang dianjurkan adalah antara 1-2 km
dari PLTMH. Jika pelanggan menggunakan listrik secara berlebih, maka kualitas
listrik menurun dan membahayakan peralatan. Satu pelanggan melanggar, maka yang
rugi adalah seluruh pelanggan.

25
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber energi
terbarukan yang melimpah, karena memiliki iklim tropis. Namun semua potensi ini
kurang dimaksimalkan pemanfaatannya dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara
yang mandiri energi. Permasalahan ini juga menjadi tujuan yang hendak dicapai
dalam agenda tahun 2030 oleh seluruh Negera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Oleh karena itu, diterapkannya suatu teknologi inovasi yang modern dalam bidang
pembangkitan energy yang lebih environmental sustainability yaitu penggunaan
"Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro". Setelah dilakukan perancangan dan analisa
kesimpulan sebagai berikut:
Penggunaan teknologi Hidropower pada sistem PLTMH memang memerlukan
nilai investasi yang tinggi dalam proses pembangunan awalnya. Namun apabila
dilihat dalam jangka waktu yang panjang sumber energi dari tenaga air ini mampu
memeberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan penggunaan bahan bakar
fosil yaitu, energi listrik yang diperoleh secara gratis (tersedia melimpah di alam) dan
ramah lingkungan, serta memiliki perawatan yang terbilang mudah atau sederhana.
3.2. Saran
Diperlukan adanya kerjasama dan perhatian dari pihak pemerintah dalam ikut
serta untuk mewujudkan pembangunan energi yang berkelanjutan, melalui pemberian
bantuan investasi terhadap daerah-daerah yang terpencil dimana sebenarnya tersebar
potensi lahan pertanian yang luas serta intensitas sinar matahari yang tinggi, namun
memiliki insfrastruktur yang kurang. Dengan begitu akan terealisasikannya target

26
yang ditetapkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dalam mengurangi
pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan bakar fosil serta terjaminnya
pelayanan energi listrik ke pelosok desa terpencil sekalipun.

DAFTAR PUSTAKA

Himran, Syukri.2017.Turbin Air-Teori dan Dasar Perencanaan.Yogyakarta: ANDI.

Wibowo, Nan Ady,dkk.2014.Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro

Hidro (PLTMH) Wamena di Kabupaten Jayawijaya Provinsi


Papua.Malang: Universitas Brawijaya.

Wibisono,Ari,dkk.2015.Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

(PLTMH) di Sungai Soko Desa Olung Siron Kecamatan Tanah Siang


Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah.Malang: Universitas
Brawijaya.

Haryani,Titis,dkk.2015. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

(PLTMH) di Saluran Irigasi Mataram.Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh


Nopember.

Sulaeman dan Ramu Adi Jaya.2014.Perencanaan Pembangunan Sistem Pembangkit

Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kinali Pasaman Barat.4(2):90-96

Atmadja, Johan.(2018).Hidraulika (Pengaliran Dalam Pipa).Diakses 7 Juni 2019 dari

https://slideplayer.info/slide/14514861/

Sukamta, Sri danKusmantoro Adhi.2013.Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga

Mikro Hidro (PLTMH) Jantur Tabalas Kalimantan Timur. 5(2):58-63.

Trisasiwi, Wiludjeng, dkk.2017. Rancag Bangun Turbin Cross-Flow untuk

27
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Skala Laboratorium.
13(1):29-36.

28

Anda mungkin juga menyukai