Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“Hakikat Negara”

Disusun Oleh:

M. Paris Faturrahman (1830206102)


Nadila Adissabarani (1830206104)

Kelompok 2, Matematika 3

Dosen Pengampu : Ibu Suzana Paranita, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2018/2019
A. Pengertian Negara

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Keberadaan negaara seperti organisasi secara umum, adalah
untuk memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Negara
memiliki kekuasaan yang kuat terhadap rakyatnya. Kekuasaan, dalam arti kemampuan
seseoarang atau suatu kelompok untuk memengaruhi oranglain atau kelompok lain, dalam ilmu
politik biasanya dianggap bahwa memiliki tujuan demi kepentingan seluruh warganya. Dengan
demikian kekuasaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang berperan sebagai penyelenggara
negara adalah semata-mata demi kesejahteraan warganya.
Negara merupakan aktor pertama dan utama yang bertanggung jawab mencapai janji
kesejahteraan kepada rakyatnya, terutama memainkan distribusi sosial (kebijakan sosial) dan
1
invesstasi ekonomi (kebijakan ekonomi).
Adapun pengertian Negara dari beberapa ilmuan sebagai berikut:

Menurut Aristoteles:

Negara adalah persektuan daripada keluarga dan desa, guna memperoleh hidup yang
sebaik-baiknya.

Menurut Jean Bodin:

Negara adalah suatu persektuan daripada keluarga-keluarga dengan segala


kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat.

Menurut Hugo de Groot:

Negara adalah suatu persekutuan yang sempurna, daripada orang-orang yang merdeka
untuk memeroleh perlindungan hukum.

Menurut Hoegerwerf:

1 Muhammad Junaidi, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013), hal. 2.

1
Negara adalah suatu kelompok yang terorganisasi, yaitu suatu kelompok yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sedikit banyak dipertimbangkan, pembagian tugas dan perpaduan
kekuatan-kekuatan.anggota-anggota kelompok ini para warganegara, bermuki di suatu daerah
tertentu.

Negara memiliki kekuasaan tertinggi yang diakui kedauatannya di daerah ini. Ia


menentukan bila perlu dengan jalan paksa dan kekerasan, batas-batas kekuaaan dari orang-orang
dan kelompok dalam masyarakat di daerah ini. Hal ini tidak menghilangkan enyataan bahwa
kekuasaan negara pun mempunyai batas-batas, umpamanya disebabkan kekuasaan dari badan-
badan internasional dan supra nasional. Kekuasaan negara di akui oleh warga negara lain, dengan
kata lain kekuasan tertinggi disyahkan menjadi wewenang tertinggi. Maka ada suatu pimpinan
2
yang diakui oleh negara yaitu pemerintahan.

B. Sifat-Sifat Negara
Negara mempunyai sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang
dimilikinya dan hanya terdapat pada negara serta tidak terdapat pada asosiasi atau organisasi-
organisasi lainnya. Umumnya, menurut miriam Budiardjo setiap negara mempunyai sifat
memaksa, sifat memonopoli, dan mencakup semua.
1. Sifat Memaksa
Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demi penertiban dalam
masyarakat tercapai serta dapat mencegah terjadinya anarki, maka negara memiliki sifat
memaksa. Artinya mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal.
Sarana itu adalah polisi, tentara, dan sebagainya. Organisasi atau asosiasi yang lain dari
negara juga mempunyai aturan. Akan tetapi, aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara
lebih mengikat.
Didalam masyarakat yang bersifat homogen dan ada konsensus nasional yang
kuat mengenai tujuan-tujuan bersama, biasanya sifat paksaanya tidak begitu menonjol. Di
negara-negara baru yang kebanyakan belum homogen dan konsensus nasionalnya kurang

2 Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, (Bandung : Refika Aditama, 2001), hal. 78-79.

2
kuat, seringkali sifat paksaan dipakai seminimal mungkin dan mungkin dipakai upaya
persuasi (meyakinkan) terlebih dahulu.
Unsur paksa dapat dilihat misalnya pada ketentuan tentang pajak. Setiap warga
negaranya harus membayar pajak dan orang yang tidak membayar pajak dapat dikenakan
sanksi.

2. Sifat Monopoli
Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama. Contoh:
menjatuhkan hukuman kepada setiap warga negara yang melanggar peraturan,
menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga negaranya untuk mengangkat senjata
kalau negaranya di serang oleh musuh, memungut pajak dan menentukan mata uang yang
berlaku dalam wilayahnya, melarang aliran keprcayaan atau aliran politik tertentu yang
dinilai bertentangan dengan tujuan masyarakat.

3. Sifat Mencakup Semua


Semua peraturan perundang-undangan (misalnya keharusan membayar pajak)
berlaku untuk semua orang tanpa kecuali hal ini memang diperlukan, karena kalau
seseorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktifitas negara, maka usaha negara ke
arah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan sia-sia pula. Lagipula menjadi
warga negara tidak berdasarkan kemauan sendiri (involutary membership) dan hal ini
3
berbeda dengan asosiasilain dimana keanggotaanya bersifat sukarela.

C. Unsur-Unsur Pembentuk Negara


Negara merupakan kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
di organisasi di bawah lembaga politik dan pemerintahan yang efektif, mempunyai kesatuan
politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuannya nasionalnya. Unsur dari negara itu
sendiri adalah:

3Atik Hartati dan Sarwono, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas 10, (Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, 2011). Hal 10

3
1. Adanya wilayah

Dua negara bisa saling bertempur mati-matian hanya untuk mempertahankan, sejengkal
tanah wilayahnya, kendati sebelumnya bisa saja kedua negara yang bertempur tersebeut adalah
dua negara yang bersaudara, bahkan menjadi satu dulunya.

Wilayah memang sanga penting bagi tegaknya negara, semua aspek potensi wilayah
harus dapat diidentifikasikan, terutama faktor-faktor dominannya. Pembahasan yang bersifat
menyeluruh tapi cukup menyatu, dalam upaya mentransformasikan potensi wilayah harus dikaji
secara mendalam.

Potensi suatu wilayah betappun sempitnya sepert wilayah negara monaco, singapura atau
brunei darussalam teteap akan terdiri dari letak strategis geografisnya serta kekayaan alam yang
terkandung di dalmanya.

Letak strategis geografis dapat di rinci lebih lanjut dalam sejumlah faktor yang cukup
dominan, sperti posisi untuk menguasai perdangangan, lalu lintas laut, darat dan udara, serta daya
tarik kepariwisataan.Kekayaan alam yang terkandung didalm suatu wialayah negara, terutama dilihat
dari segi klasifikasinya yaitu mineral, energi, wilayah laut dan sumber daya buatan.

Bagaimanapun unsur negara ini sangat krusial karena sebuah Negara memerlukan sebuah
wilayah tempat negara tersebut berdiri yang terdiri atas darat, laut, dan udara sebagai satu
kesatuan yang berdaulat.

2. Adanya rakyat

Biasanya orang mencampur adukan pengertian anatara rakyat, masyarakat, penduduk dan
warga negara. Walupun tidak ada pemisahan yang tegas antara rakyat dengan masyarakat, perlu
juga diberikan pemisahan sebagaimana definisi berikut:

Masyarakat : adalah mereka yang bersama-sama menjadi anggota suatu negara, yang harus
dibina dan dilayani oleh administrasi pemerintah setempat.
Penduduk : adalah mereka yang menjadi penghuni dari suatu negara tertentu yan harus di
invetarisir.

4
Warga Negara : adalah mereka yang dinyatakkan sebagai warga oleh suatu negara tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan negara tersebut.

Prof. Prajudi atmosidirjo membedakan pengertian rakyat dengan penduduk, karena rakyat
dimaksudkan sebagai keseluruhan dari rakyat yang mempunyai hak pilih.

Didalam wilayah suatu negara ada penduduk yang menjadi penghuni negara tersebut.
Dengan demikian sudah barang tentu didalam penduduk tersebut ada yang merupakan warga
negara dan yang bukan warga negara (orang asing). Sedangkan warga negara ada yang berdiam
di wilayah negara dan ada pula yang ada diluar negeri, karena keperluan dinas atau sekolah atau
juga berdagang.

Menurut hukum Internasional tip-tiap negara berhak untuk menetapkan sendiri siapa
yang akan menjadi warga negranya. Untuk itu ada dua asas yang biasanya dipakai dalam
penentuan kewarganegaraan, yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis.

Asas ius soli menentukan warga negaranya berdasarkan tempat tinggalnya, dalam arti
siapapun yang bertempat tinggal di suatu negara, adalah warga negara tersebut. Asas ius
sanguinis menentukan waraga negara beradasarakan perkalian darah, dalam arti siapapun
seorang anak kandung (yang sedarah se keturunan) dilahirkan oleh seorang warga negara
tertentu, maka anak tersebut juga dianggap warga negara yang bersangkutan.

Dengan demikian terjadi dua kendala yaitu sebagai berikut:

a. Mereka yang mempunyai kewarganegaraan ganda (bipatride) karena negar assal orang
tua yang bersangkutan menganut asas iu sanguinis, sedangkan yang bersangkutan tinggal di
negara yang menganut asas ius soli.
b. Mereka yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan (apatride) karena yang
bersangkutan dilahirkan di negara yang menganut asas ius sanguinis sedangkan dinegara asal
orang tua yang bersangkutan dianut asas ius soli.

Di negara kesatuan republik indonesia, untuk menentukan apakah seseorang itu termasuk
warga warganegara indonesia (WNI) atau warga negar asing (WNA), dapat dilihat pada pasal 26
UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:

5
“Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa ndonesia asli dan orang orang
bangsa asing yang di sahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.”

“Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan di tetapkan dnegan undang-undang.”

Berdasarkan pasal 26 ayat 2 UUD 1945 tersebut diatas, dijabarkan dan di buatlah
undang-undang nomor 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraaan republik indonesia.

Harus adanya rakyat yang tinggal di wilayah tersebut dan dipersatukan, karena jika tidak
ada rakyat maka negara juga tidak akan dapat berdiri.

3. Adanya pemerintahan.

Pemerintahan yang memiliki kekuasaan atau kedaulatan, dimana tanpa adanya


pemerintahan yang memiliki kekuasaan dan ditaat oleh rakyatnya sebuah area atau wilayah yang
berpenduduk (rakyat) tidak ubahnya seperti gerombolan orang yang tidak cukup untuk disebut
sebagai negara.

Pemerintah memang sangat dibutuhkan dalam berdirinya suatu negara. Kemustahilan


negara muncul tanpa kemudian diikuti oleh berdirinya lembaga eksekutif ini.

Dalam agama Kristen, tercatat kebrutalan pemerintah mempecundangi kaum beragama,


ingatsewaktu Pemerintah Pontius Pilatus memerintahkan agar Jesus Kristus disalibkan,
kemudian yang bersangkutan mencuri tangannya sebagai lambang lepasnya pertangungjawaban.

Dalam agama Budha, tercatat Sang Pendiri agama ini bahkan meninggalkan
kerajaannnya dan pemerintahannya karena hanya berniat mengurus hal ikhwal keuhkrawian, lalu
beliau bersemedhi mencari kedamaian abadi yang trasendental.
Dalam agama Yahudi, tercatat Musa berdebat dan menentang pemerintah yang sah di
zaman itu, Fir’aun. Kemudian Musa terusir dan bersama pengikutnya melaksanakan
pengembaraan (exodus) besar-besaran. Musa juga tercatat sebagai orang suci dua agama samawi
lainnya, yaitu Kristen dan Islam.
Dalam agama Islam, tercatat bahwa Nabi Muhammad SAW. selain menjadi Rasul juga
pemimpin pemerintahan Madinah.
Adanya pemerintahan berbeda pada masing-masing negara disebut dengan sistem
pemerintahan. Tetapi, tidak satupun sistem pemerntahan suatu negara, yang benar-benar sama

6
dengan sistem pemerintahan negara lainnya, jadi oleh karena itu yang sering ditemukan hanyalah
perbandingan pemerintahan dengan patokan-patokan perbandingan tertentu. Namun demikian,
dapat juga digolongkan sistem pemerintahan yang ada di dunia sekarang ini.

Sistem-sistem pemerintahan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sistem pemerintahan parlementer.


b. Sistem pemerintahan presidensial.
c. Sistem pemerintahan campuran.

4. Adanya pengakuan

Eksistensi sebuah negara sangat ditentukan juga oleh adanya pengakuan dari negara atau
bangsa lain. Pengakuan akan adanya sebuah negara dari negara lain akan menjadi pintu masuk
terjadinya relasi atau hubungan persahabatan dengan negara lain.

Sebagaimana dikatakan oleh pakar hukum inteternasional amerika serikat, MOORE,


maka pengakua berguna untuk menjamin suatu negar abaru dapat menduduki tempatnya yang
wajar sebagai suatu oragnisme politik yang merdeka dan berdaulat ditengah keluarga bangsa-
bangsa sehingga ia dapat mengadakan berbagai hubungan dengan negara-negara lain secara
aman dan sempurna, tanpa khawatir kedudukannya sebagai kesatuan politik itu akan di ganggu
oleh negara-negara yang telah ada.

Sementara itu pengakuan ialah perbuatan politik dimana suatu negara menunjukan
kesediaannya untuk mengakui suatu situasi fakta dan menerima akibat hukum darai pengakuan
tersebut. Kemudian dalam praktek negara modern pengakuan bukan sekedar mengetahui atau
lebih dari pada suatu pernyataan mengetahui bahwa suatu negara atau pemerintah memenuhi
syarat untuk di akui. Hal ini dibuktukan dnegan fakta, antara lain, mungkin saja terjadi
penundaan sebelum suatu negara atau pemerrintah di akui, meskipun status negara atau
4
pemerinta itu tidak diperlukan lagi.

4 Op. Cit, Inu Kencana Syafiie, hal. 87-101.

7
D. Asal Mula Terjadinya Negara

Dalam hal ini, banyak teori yang mengemukakan asal mula terjadiya negara, diantaranya
sebagai berikut:

1. Teori Kenyataan
Yaitu teori yang menganggap bahwa memang sudah kenyataannya, berdasarkan syarat-
syarat yang dipenuhi, negara itu dapat timbul. Syarat tertentu misalnya yaitu ada pemerintah,
adanya wilayah, adanya penduduk dan adanya pengakuan dari dalam dan luar negeri.
2. Teori Ketuhanan
Yaitu teori yang menganggap bahwa memang sudah kehendak Allah SWT. Yang Maha
Kuasa negara itu timbul. Anggapan ini berawal dari determinisme religious, yaitu bahwa segala
sesuatunya ini sudah ditakdirkan Allah SWT. hal ini terlihat dalam pembukaan UUD 1945, yaitu:
“Atas Bekat Rahmat Allah... dan seterusnya”.

Yaitu teori yang menganggap bahwa sesuatu negara ini terbentuk berdasarkan perjanjian
bersama, baik antara orang-orang yang sepakat mendirikan suatu negara, maupun antar orang-
orang yang menjajah dan dijajah.
4. Teori Penaklukan
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu timbul oleh serombongan manusia
mengalahkan rombonganmanusia yang lain. Dengan demikian, pembentukan negara dapat
karena proklamasi, peleburan dan penguasaan, atau pemberontakan.

5. Teori Patrilinial dan Matrilinial


Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena dalam suatu kelompok
keluarga yang primitif, ayahlah yang berkuasa dan garis keturunan ditarik oleh dari pihak ayah.
Keuarga kemudian berkembang biak dan terjadilah beberapa keluarga yang kesemuanya yang
dipimpin oleh kepaa induk (ayah). Inilah benih-benih pertama negara, sampai dibentuk
pemerintahan yang disentralisir. Teori ini disebut patrilinial, sedangkan teori matrilinial adalah
apabila keadaan ini berlangsung pada kelompok suku, yang menarik garis keturunan melalui ibu.

8
6. Teori Organis
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara sebagai manusia (laki-laki). Pemerintah
dianggap sebagai tulang, undang-undangdianggap sebagai syaraf, kepala negara dianggap
sebagai kepala, masyarakat dianggap sebagai daging. Dengan begitu negara itu dapat lahir,
tumbuh, berkembang, dan mati.
7. Teori Daluwarsa
Yaitu teori yang menganggap bahwa negaraterbentuk karena memang kekuasaan raja
(baik diterima maupun ditolak oleh rakyat). Sudah daluwarsa memiliki kerajaan (sudah lama
memiliki kekuasaan, akhirnya menjadi hak milih oleh karena kebiasaan).
8. Teori Alamiah
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara adalah ciptaan alam, karena manusia dianggap
sebagai makhluk sosial, sekaligus juga makhluk polik. Oleh karenanya manusia ditakdirkan utuk
hidup bernegara. Jadi dengan situasi dan kondisi setempat negara terbentuk dengan sendirinya.
9. Teori Filosofis
Yaitu teori yang menganggap bahwa berdasarkan renungan-renungan tentang negara,
memikirkan bagaimana negara itu seharusnya ada, negara sebagai kesatuan yang mistis, yang
bersifat supra natural, namun memiliki hakikat sendiri yang terlepas dari komponen-
komponennya.
10. Teori Historis
Yaitu teori yang menganggap bahwa lembaga-lembaga sosial kenegaraan tidak dibuat,
tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Oleh karenanya
lembaga-lembaga sosial kenegaraan itu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dari lingkungan
setempat, waktu dan tuntunan zaman. Sehingga secara historis berkembang menjadi negara-
negara sebagaimana yang kita lihat seperti sekarang ini.

Dalam sekelompok manusia yang hidup bersama memang umumnya ada sejumlah orang
yang mengatur dan melakukan usaha guna menciptakan srta memelihara ketertiban. Mereka
merupakan pimpinan dalam masyarakat negara. Golongan orang-orang yang berwenang dan
5
bertugas untuk menatur serta memimpin ini disebut pemerintah.

5 Ibid, Inu Kencana Syafiie, hal. 81-83.

9
E. Tujuan dan Fungsi Negara
1. Tujuan Negara
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang yang mendiaminya, negara
harus memiliki tujuan yang disepakati bersama. Tujuan sebuah negara dapat bermacam-macam,
antara lain:
a. Untuk memperluas kekuasaan semata-mata.
b. Menyelenggarakan ketertiban umum.
c. Untuk mencapai kesejahteraan umum.

Dalam konteks negara Indonesia, tujuan negara (sesuai dengan Pembukaan UUD 1945)
adalah untuk “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.” Selain itu, dalam penjelasan UUD 1945 ditetapkan bahwa negara Indonesia berdasarkan
atas hukum (rechtstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat).

Dari pembukaan dan penjelasan UUD 1945 tersebut, dapat dikatakan bahwa Indonesia
merupakan negara hukum yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk
6
suatu masyarakat adil dan makmur.

2. Fungsi Negara
Founding Father kita mendirikan negara kita ini bukan tanpa alasan namun dengan cita-
cita besar agar Negara ini dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, cita-cita Nasional bangsa
Indonesia terdapat dalam alinea pertama dan kedua Pembukaan UUD 1945. Alinea pertama
berbunyi “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”. Adapun alinea kedua berbunyi “dan perjuangan bangsa indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan rakyat indonesia ke dpean
pintu gerbang kemerdekaan negara indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur”. Fungsi dari negara itu sendiri antara lain;

6 A. Muchtar Ghazali, Abdul Majid, PPKn Materi Kuliah Di Perguruan Tinggi Islam, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2016), hal. 52-53.

10
a. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara yang sukses dan maju adalah Negara
yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan sosial
kemasyarakatan.
b. Melaksanakan ketertiban. Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan
damai diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh masyarakat
c. Pertahanan dan keamanan Negara. Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari
segala macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun luar.
d. Menegakkan keadilan. Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat
warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.

Negara menjadi pelaku tunggal yang menjalankan peran mengumpulkan basis material
sampai dengan membagi material itu kepada rakyat. Dan, dalam mencapai kesejahteraan,
dibutuhkan peran normal negara untuk menciptakan pembangunan yang seimbang (balanced
development), yaitu keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial.

Melihat konsep negara sebagai penyeleggara kesejahteraan rakyat, maka muncullah


welfare state (Negara kesejahteraan) yang dalam sejarahnya pertama kali muncul di Inggris
dengan ditanda tanganinya undang-undang Kemiskinan (the poor relief act) pada tahun 1598
(diamandemen beberapa kali) dilanjutkan pada saat dimulainya upaya rekonstruksi sosial dan
7
ekonomi pasca perang dunia I dan II (1940an).

7 Muhammad Junaidi, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013), hal. 3-5.

11
Kesimpulan

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Keberadaan negaara seperti organisasi secara umum, adalah
untuk memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya.

Adapun sifat-sifat negara yaitu terdiri atas: sifat memaksa, sifat monopoli, sifat mencakup
semua, sifat menentukan. Unsur-unsur negara meliputi: adanya wilayah, adanya rakyat, adanya
pemerintahan dan adanya pengakuan dari negara lain. Asal mula terjadinya negara ada 10 teori
yang membahas tentang hal tersebut yaitu: teori kenyataan, teori ketuhanan, teori perjanjian,
teori penaklukan, teori patrilinial dan matrilinial, teori organis, teori daluwarsa, teori alamiah,
teori filosofis, teori historis. Tujuan negara yaitu Untuk memperluas kekuasaan semata-mata,
Menyelenggarakan ketertiban umum, Untuk mencapai kesejahteraan umum.

12
Daftar Pustaka

Atik Hartati dan Sarwono, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas 10, Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, 2011.

Ghazali A. Muchtar, dkk., PPKn Materi Kuliah Di Perguruan Tinggi Islam, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2016.
Junaidi Muhammad, Pendidikan Kewarganegaraan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013.
Rodee Carlton Clymer, dkk, Pengantar Ilmu Politik, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Utara,
2011.
Syafiie Inu Kencana, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Refika Aditama, Bandung, 2001.

13

Anda mungkin juga menyukai