Anda di halaman 1dari 11

KEBIDANAN DALAM ISLAM

AMALAN-AMALAN HAMIL TRIMESTER I

Kelompok 1:

Dewi Endah Wigati (1910104020)


Novitasari (1910104019)
Riskawati Masrudin (1910104021)
Tima Hajar Arofah (1910104015)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan saat yang pasti ditunggu-tunggu oleh pasangan suami-istri.


Kehadiran buah hati akan menjadi penyejuk hati bagi keluarga yang diharapkan untuk
segera datang. Namun, sebagai muslim, kita juga harus percaya bahwa anak merupakan
bagian dari rezeki yang diberi oleh Allah. Kita tidak bisa memaksa Allah untuk
mempercepat pemberiannya karena Allah lebih mengetahui yang terbaik untuk kita. Allah
akan memberi rezeki sesuai kebutuhan dan kemampuan hamba-Nya.

Dalam agama Islam, kehamilan merupakan salah satu bentuk kebesaran Allah dan
bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hal ini tercermin dalam firman Allah
di surat Az Sajdah ayat 7-10 yang berbunyi, “Yang membuat segala sesuatu yang Dia
ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian
Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur. Dan mereka berkata, ‘Apakah bila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah,
kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?’ Bahkan (sebenarnya) mereka
ingkar akan menemui Rabbnya”.

Perubahan psikologis pada trimester I (pada periode penyesuaian). Ibu merasa


tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya. Kadang muncul penolakan,
kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Pada trimester ini hasrat untuk melakukan
hubungan seksual berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami
penurunan. Pada trimester ketiga rasa tidak nyaman timbul kembali. Takut akan rasa sakit
dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya dan
bayinya. Libido cenderung menurun kembali dan menambah kecemasan saat
berhubungan karena ketidaknyamanan atas diri si ibu hamil.
B. Rumusan

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan dalam makalah adalah “Apa
saja amalan-amalan dalam islam yang dapat dilakukan pada kehamilan TM 1?”

C. Tujuan

1. Diketahui apa itu hamil

2. Diketahui proses penciptaan manusia menurut Islam

3. Diketahui perkembangan prakelahiran

4. Diketahui amalan-amalan hamil TM 1

D. Manfaat

1. Pembaca dapat mengetahui apa itu hamil

2. Pembaca dapat mengetahui proses penciptaan manusia menurut Islam

3. Pembaca dapat mengetahui perkembangan prakelahiran

4. Pembaca dapat mengamalkan amalan-amalan hamil TM 1


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kehamilan
Al-hamlu (hamil) dalam bahasa arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata
hamalat. Dikatakan: “al-mar’atu haamil ma haamilatun idsaa kaanat hublaa” (wanita itu
hamil apabila ia sedang mengandung janin). Sedangkan menurut istilah fuqaha, yaitu
janin yang dikandung dalam perut ibunya, baik laki-laki maupun perempuan. Al-qur’an
telah mengajarkan manusia bahwa manusia diciptakan dalam perut ibunya mengikuti
tahap perkembangan tertentu, sebagaimana pernyataan berikut ini:

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya
dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak.
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.
Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai
kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS.
Az-Zumar: 6)

Dalam ayat lain Al-qur’an juga menggambarkan bahwa Allah menempatkan bayi
pada awal perkembangannya di suatu tempat yang kokoh dan aman, yaitu dalam Surat
Al-Mursalat: 20-22: “Bukankah Kami menciptakan kamu dari air mani yang hina,
kemudian kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (dalam rahim) sampai waktu yang
ditentukan”

B. Proses Penciptaan Manusia


Proses penciptaan manusia dan takdir dalam lauhulmahfudz sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda:
“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah
orang yang jujur dan terpercaya: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya
diperut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi
setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat
puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan
dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya,
amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-
Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga
jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya
ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka.
sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak
antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan,
dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Peroses penciptaan manusia :
1. Sulala min tin: Saripati tanah yaitu inti zat-zat yang ada didalam tubuh wanita dalam
bentuk ovum dan dalam diri laki-laki dalam bentuk sperma.
2. Nutfah/ germ cells : sel telur yang telah dibuahi oleh sperma.
3. ‘Alaqah / zygote : Setelah terjadi pembuahan, zygote berjalan secara perlahan melalui
tuba falopi, meuju Rahim. Setelah menempel didinding Rahim berubah menjadi
‘alaqah. Istilah ‘alakah biasanya diterjemaahkan dengan segumpal darah. Penggunaan
istilah ‘aalaqah oleh al Qur’an sangat tepat karena posisi zygote tergantung didinding
Rahim. ‘alaqah berarti sesuatu yang menggantung.
4. Mudghah/ Embrio : yang bentuknya seperti sekerat daging,
5. Mudghah/ Embrio : yang bentuknya seperti sekerat daging,
6. Lahman : Izamaman yang dibungkus oleh daging
7. Khalaqan akhar : Janin yang sudah berbeda dengan kondisi awal terjadinya manusia
kemudian Allah meniupkan ruh.

C. Perkembangan prakelahiran (prenatal period) dibagi tiga periode utama:


1. Tahap Germinal (dari pembuahan sampai 2 minggu)
Pada tahap ini merupakan awal kehidupan manusia yaitu dimulai ketika sperma
melakukan penetrasi terhadap ovum dalam fertilisasi sehingga terbentuklah zigot.
Pada beberapa ayat al-qur’an disebutkan tentang kejadian awal manusia yang
diciptakan dari tetesan (nutfah), yaitu: “Bukanlah dulu ia adalah tetesan (nutfah) yang
ditumpahkan (ke dalam rahim). Kemudian tetesan itu menjadi segumpal darah
(‘alaqah), lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya”. (QS. Al-Qiyamah:
37-38)
“Dan Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan.
Dari tetesan (nutfah) yang dipancarkan” (QS. AnNajm: 45-46) .
2. Tahap Embrio (2 minggu sampai 8 minggu)
Tahap ini dimulai ketika zigot telah tertanam (implantasi) pada endometrium.
Tahap ini sistem dan organ dasar janin mulai terbentuk dari susunan sel.
3. Tahap Fetus (8 minggu sampai 40 minggu)

D. Amalan-amalan selama hamil TM I


Kehamilan merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh setiap wanita yang
sudah menikah. Selain itu wanita akan terasa sempurna ketika mendapati dirinya sedang
mengandung hasil cinta kasihnya dengan suami yang ia idam-idamkan.
“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia
menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya,
isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan
(beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon
kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak
yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur” (Q.S Al-A’rof ayat 189)
Dalam hukum islam ibu hamil dianjurkan untuk melakukan amalan-amalan
sholeh agar semasa hamil tidak terjadi hal-hal yang buruk serta diberikan kelancaran.
Berikut amalan-amalan ibu hamil yang bisa dilakukan menurut islam:
1. Banyak Memanjatkan Do’a Kepada Allah
Setiap calon orang tua selalu mempunyai harapan besar terhadap calon anak-
anaknya di masa depannya. Orang tua selalu berharap anak-anaknya akan menjadi
hamba yang sholeh dan sholehah. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Imran
ayat 35, 36, 38, penjelasannya sebagai berikut :
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam
kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat karena itu terimalah
(nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui dan aku
mohon perlindungan untuknya dan keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari
setan yang terkutuk.” (QS. Al-Imran : 35 sampai 36)
“Ya Allah berikanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sesungguhnya
Engkau adalah pendengar permohonan (do’a).” (QS. Al-Imran : 38)
2. Tidak Meninggalkan Shalat Wajib Dan Memperbanyak Melaksanakan Shalat Sunah
Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Menjadi pribadi yang taat
pastinya menjadi keinginan bagi setiap orang tua untuk anak-anaknya.
“Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
shalat. Ya Tuhan kami perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim : 40)
3. Perbanyak Bertaubat Dan Tidak Lupa Untuk Selalu Beristighfar Kepada Allah
Sebagai manusia tentunya kita tidak lepas dari dosa yang disengaja ataupun
tidak disengaja. Untuk itu senantiasa kita harus memperbanyak taubat dan
memohonkan ampun atas dosa-dosa kita yang telah lalu agar semua yang kita lakukan
mendapatkan keridhoan dari-Nya. Berikut penjelasan yang diambil dari sumber Al-
Qur’an :
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada
Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada
Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami,
dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyanyang.” (QS. Al-Baqarah : 128)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah : 222)
4. Senantiasa Melaksanakan Puasa Sunat (Senin Dan Kamis)
Puasa senin dan kamis yang kita lakukan secara rutin akan membuat kita
semakin dekat dengan Allah. Selain itu, hal ini berguna untuk melatih calon anak kita
sejak dalam lahir untuk melaksanakan kewajibannya sebagai muslim yakni dengan
melaksanakan ibadah puasa. Perkataan Abu Hurairah berdasarkan riwayat dari HR.
Tirmidzi, penjelasannya sebagai berikut :
“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka
aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi
no. 747)
5. Memperbanyak Melantunkan Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an
Melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an selain membuat hati kita menjadi
tenang, tentram dan damai, hal ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan dan
membiasakan anak kita sejak ia masih di dalam Rahim, agar kelak setelah ia lahir ke
dunia bisa menjadi anak yang bermanfaat untuk agamanya. Selain itu melantunkan
ayat-ayat suci Al-Qur’an bisa dikatakan melakukan perniagaan yang tidak akan
mengalami kerugian dalam segi apapun. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qu’an surat
Fathir ayat 29 sampai 30.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan
salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada
mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala
mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir : 29 sampai 30).
6. Memperbanyak Melakukan Dzikir
Dzikir bisa dilakukan kapan saja tidak harus setelah selesai sholat saja. Dzikir
akan membuat kita senantiasa lebih bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah. Di
Al-Qur’an dijelaskan pada surat Qaf ayat 39 dan Ar-Rum ayat 17, penjelasannya
sebagai berikut :
“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah
sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam.” (QS. Qaf :
39)
“Maka bertasbilah kepada Allah di waktu kamu berada di sore hari dan waktu
kamu berada di waktu pagi hari.” (QS.Ar-Rum : 17)
7. Memperhatikan Adab Dan Akhlak Keseharian
Berperilaku baik tentunya menjadi hal yang diinginkan oleh setiap orang.
Berperilaku baik ataupun tidak akan sangat mempengaruhi terhadap akhlak anak kita
nantinya. Hal ini dijelaskan di Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 55 sampai 56.
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan
berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.” (QS. Al-A’raf : 55 sampai 56)

8. Makan Dan Minumlah Yang Baik


Yang dimaksud makan dan minum yang baik adalah mengkonsumsi makanan
dan minuman yang sewajarnya dan tentunya terjamin kehalalannya. Hal ini dijelaskan
di Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 168, penjelasannya sebagai berikut :
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 168)
9. Hindari Diri Kita Dari Penyakit Hati Seperti Dendam Dan Dengki
Penyakit hati yang kita simpan berlarut-larut dalam jangka waktu lama hanya
akan membuat dada kita menjadi sesak dan hanya melakukan hal-hal yang tidak
terasa sia-sia saja. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 57,
penjelasannya sebagai berikut :
“Hai Manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan Penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)
10. Perbanyaklah Senyum Untuk Menebar Kebaikan
Dalam islam, senyum saja sudah termasuk ibadah. Senyum yang kita
perlihatkan ke orang lain sama saja kita menebar kebahagiaan dan kebaikan. Hal ini
dijelaskan Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai)
sedekah bagimu“
Selain amalan-amalan yang sudah disebutkan, berikut amalan-amalan yang dapat
dilakukan pada kehaamilan di trimester pertama:
1. Bulan pertama
a. Setiap hari Kamis dan Jumat membaca Q.S. Yasiin dan Q.S. As-Shoffat dan
ditiupkan ke perut.
b. Setiap pagi makan sedikit apel manis.
c. Setiap hari Jumat sebelum sarapan makanlah buah delima.
d. Salat wajib usahakan dilaksanakan pada awal waktu dengan membaca azan dan
iqomat. Ketika membaca azan dan iqomat hendaknya memegang perut.
e. Setiap pagi makan 2 buah kurma dengan membaca Q.S. Al-Qadar terlebih dahulu.
2. Bulan kedua
a. Setiap hari Kamis dan Jumat membaca Q.S. Al-Mulk dan memperbanyak salawat,
“Allahumma shalli ‘ala muhammad wa aali muhammad” sambil
memegang/mengelus perutnya.
b. Setiap seminggu sekali menu makanan sebaiknya mengandung daging, susu, dan
apel manis.
c. Setiap pagi hari membaca Q.S. Al-Ikhlas kemudian memakan 2 biji buah anggur.
3. Bulan ketiga
a. Setiap hari Kamis dan Jumat membaca Q.S. Ali Imran, dan memperayak
membaca shalawat, “Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali muhammad”
sambil memegang perutnya.
b. Setiap minggu dalam menu makanan sebaiknya mengandung gandum, daging dan
susu.
c. Setiap pagi membaca ayat kursi kemudian memakan 1 buah apel manis dan
sedikit madu.
BAB III
KESIMPULAN

Kehamilan adalah saat janin yang dikandung dalam perut ibunya, baik laki-laki maupun
perempuan. Menurut Al-Qur’an proses kehamilan di awali dengan nutfah, ‘alaqah, Mughah,
‘Izaman, lahman, Khalaqah dan mukhalaqah. Dalam hukum islam ibu hamil dianjurkan untuk
melakukan amalan-amalan sholeh agar semasa hamil tidak terjadi hal-hal yang buruk serta
diberikan kelancaran. Amalan-amalan ibu hamil yang bisa dilakukan menurut islam antara lain
adalah memperbanyak berdoa, tidak meninggalkan sholat fardu dan dianjurkan menjalankan
sholat sunah, solat taubat dan perbanyak istighfar, menjalankan puasa sunah, memperbanyak
melantunkan ayat suci Al-Qur’an dan bertasbih, mengkonsumsi makanan yang baik dan bergizi,
senantaisa berperilaku baik dan menghindari segala penyakit hati, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai