Bab Iii

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

43

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desian Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran PBL dan STAD terhadap

kemampuan pemahaman konsep ditinjau dari motivasi belajar siswa SMP Negeri

59 Batam. Desain penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental

semu (Quasi-exsperimental). Menurut Sugiyono (2015:77) desain ini memilki kelas

kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel

luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain penelitian ini

menggunakan desain faktorial 2 x 2 dengan sel yang tidak sama.. Gambaran desain

penelitian bisa dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 8. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2


Model Pembelajaran Tingkat Motivasi Belajar (B)
(A) Motivasi Tinggi Motivasi Rendah
(B1) (B2)
PBL (A1) (A1 B1) (A1 B2)
STAD (A2) (A2 B1) (A2 B2)
Sumber: Sofian Siregar (2015: 164)

Keterangan:

A1B2 : Pemahaman konsep siswa yang menggunakan model

pembelajaran PBL serta memiliki motivasi rendah

A2B2 : Pemahaman konsep siswa yang menggunakan model

pembelajaran STAD serta memiliki motivasi rendah

A1B1 : Pemahaman konsep siswa yang menggunakan model


44

pembelajaran PBL serta memiliki motivasi tinggi

A1B2 : Pemahaman konsep siswa yang menggunakan model

pembelajaran STAD serta memiliki motivasi tinggi

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015: 117) berpendapat bahwa “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas

dan karekteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas

VIII SMP Negeri 59 Batam

Tabel 9. Data Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 59 Batam.


No Kelas Jumlah Siswa
1 VIII 1 39
2 VIII 2 39
Jumlah 78
Sumber: Guru Matematika SMP Negeri 59 Batam

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2015: 118) bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability dalam

teknik sampling jenuh. Teknik ini adalah cara pengambilan sampel dengan

menggunakan semua populasi menjadi sampel.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah “Variabel karakteristik atau atribut dari individu atau

organisasi yang apabila diamati atau diukur hasilnya selalu beragam atau bervariasi
45

antara orang – orang atau organisasi yang diteliti” Sugiyono (2015: 38). Terdapat

dua variabel yaitu sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X)

Menurut Sugiyono (2015: 38) berpendapat bahwa “variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel despenden (terikat)”. Maka dalam penelitian ini yang menjadi

variabel bebasnya adalah sebagai berikut:

a) Model Pembelajaran

1. Definisi model pembelajaran merupakan model yang digunakan

sebagai pedoman guru untuk tercapainya perencanaan

pembelajaran di kelas agar tercapainya tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran yang peneliti gunakan adalah model

pembelajaran PBL dan STAD.

2. Skala pengukuran menggunakan skala nominal dengan dua hal,

yaitu kelas pertama untuk kelompok siswa yang dikenai model

pembelajaran PBL serta kelas kedua untuk kelompok yang dikenai

model pembelajaran STAD.

3. Indikator yang akan digunakan adalah model pembelajaran PBL

untuk eksperimen kelas 1 dan model pembelajaran STAD untuk

kelas eksperimen 2

4. Simbol: A1 dengan i = 1, 2. Dimana

1 = Model PBL,
46

2 = Model STAD

b) Motivasi Belajar

1. Suatu daya, dorongan baik dari diri sendiri maupun lingkungan

untuk mendorong motivasi belajar siswa

2. Skala pengukuran: skala ordinal

3. Indkator: skor hasil motivasi belajar yang diperoleh siswa dari

hasil instrumen angket motivasi belajar siswa

4. Simbol:B2 dengan j = 1, 2 Dimana:

1 = motivasi belajar tinggi dan;

2 = motivasi belajar rendah

2. Variabel Terikat (Y)

Menurut Sugiyono (2015: 38) bahwa “variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau menjadi kibat, karena adanya variabel bebas”. Maka dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman konsep

matematis (Y)

C. Instrumen Penelitian

Instrument merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh

informasi yang diperoleh dari responden dengan menggunakan pola ukur yang sama

(Siregar 2013: 75). Maka dalam penelitian ini instrumen penelitian adalah sebagai

berikut:
47

1. Observasi

Observasi merupakan melakukan kegaiatan pengamatan yang dilakukan

secara langsung yang bertujuan untuk melihat dari dekat kegiatan yang

dilakukan. Observasi ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran didalam kelas. Maka peneliti melakukan

observasi pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pengajar

SMP Negeri 59 Batam

2. Wawancara

Wawacara adalah suatu tenik pengumpulan data yang digunakan untuk

memperleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan

untuk mengumpulkan data berupa sejarah berdirinya SMP Negeri 59 Batam,

pembelajaran matematika, serta jumlah siswa / i SMP Negeri 59 Batam.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah yang ditujukan untuk memperoleh data secara

langsung dari tempat penelitian, seperti laporan kegiatan, foto – foto, data

yang relevan. Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang nama

maupun nilai siswa, baik dari nilai rapot atau nilai ulangan matematika

siswa.

4. Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Dalam metode ini digunakan untuk mendapatkan data kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa. Data ini digunakan untuk pengujian

hipotesis. Tes yang akan digunakan berupa soal uraian. Soal yang akan
48

diberikan peneliti adalah sesuai dengan indikator kemampuan pemahaman

konsep, serta soal ini akan diberikan kepada kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2 yang belum diberikan model pembelajaran. Soal ini digunakan

untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa.

Tabel 10. Jumlah Soal Kemampuan Konsep Matematis


No Indikator Kemampuan Pemahaman konsep Jumlah
matematis Soal
1 Menyatakan ulang sebuah konsep 2
2 Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep 2
3 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan 2
masalah
4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi 2
matematis
49

Tabel 11. Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep


No Indikator Rubik Penelitian Skor
1 Menyatakan ulang a. Menyatakan ulang sebuah konsep 1
sebuah konsep dengan salah
b. Menyatakan ulang sebuah kosep 2
dengan benar
c. Tidak menjawab 0
2 Memberikan a. Memberikan contoh dan bukan 1
contoh dan bukan contoh dan bukan contoh tetapi
contoh dari suatu salah
konsep b. Memberikan contoh dan bukan 2
contoh dengan benar
c. Tidak menjawab 0
3 Mengaplikasikan a. Mengaplikasikan konsep atau 1
konsep atau algoritma pemecahan masalah
algoritma tetapi salah
pemecahan b. Mengaplikasikan konsep atau 2
masalah algoritma pemecahan masalah
dengan benar
c. Tidaak menjawab 0
4 Menyajikan a. Menyajikan konsep dalam 1
konsep dalam berbagai bentuk representasi
berbagai bentuk matematis
representasi b. Menyajikan konsep dalam berbagai 2
matematis bentuk representasi matematis
c. Tidak menjawab 0
Sumber: Sartika (2012: 22)

5. Angket Motivasi Belajar

Angket ini berisi pernyataan dan dikembangkan dari indikator yang

berdasarkan teori yang relevan dengan masing – masing variabel penelitian.

Angket (kuesioner) merupakan metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memberikan pernyataan

atau pertayaan tertulis kepada responden menurut Sugiyono (2015: 199).

Metode angket ini digunakan untuk mengetahui maotivasi belajar siswa.

Pernyataan atau pertanyaan angket berdasarkan indikator motivasi belajar


50

siswa dalam matematika. Skoran ini menggunakan skala likert yang

digunakan untuk mempermudah dalam menyusun pertayaan atau

pernyataan, memberi skro skor yang tinggi dengan mudah dibandingkan

dengan skor yang rendah. Berikut tabel skala likert.

Tabel 12. Pedoman Skala Likert


Skor
Keterangan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Sumber: Metode Penelitian Bisnis Sugiyono (2010: 133)

Setelah itu untuk mempermudah penyusunan angket maka diperlukan

indikator untuk variabel bebas motivasi belajar. Indikator ini dibuat untuk

mempermudah peneliti untuk membuat dan menyusun pernyataan atau

pertayaan yang akan dijadikan angket. Adapun indikator – indikator yang

disusun, sebagai berikut:

Tabel 13. Kisi – Kisi Angket Motivasi Belajar


No Indikator Jumlah No Item
Item (+) (-)
1 Adanya Hasrat dan
8 1,3,5,6 2,4,8,7
keinginan berhasil
2 Adanya harapan atau
8 9,11,13,14 10,12,15,16
cita – cita masa depan
3 Adanya penghargaan
8 18,17,19,21 20,22,23,24
dalam belajar
4 Adanya keinginan
yang menarik dalam 8 25,28,32,30 26,27,29,31
belajar
Jumlah 32 16 16
51

D. Teknik Analisis Instrumen

sebelum melakukan pengujian pada sampel, peneliti harus terlebih dahulu

melakukan uji coba instrummen tes dan angket sebnaak satu kali terhadap 30 siswa

yang berasal dari kelas VIII SMP Negeri 49 Batam, kemudian dilakukan analisis

sebgai berikut:

1. Analisis Instrumen Tes

a. Uji Validitas

Tes bisa dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang

mau peneliti ukur. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan validitas

konstruks, menurut (Sukardi 2015) mengatakan bahwa validitas

instrument kuntruks merupakan derajat yang menunjukkan dimana

suatu tes untuk mengukur apa ang hendak diukur. Menurut Muhidin

2017: 8):

(1) Menghitung korelasi setiap butir soal dengan rumus Person /

Produk Moment,

Rumus

n. ∑ XY-( ∑ X. ∑ Y)
rPM =
√n. ∑ X2 -( ∑ X)2 √n. ∑ Y2 -( ∑ Y)2

Keterangan:

rPM :korelasi Produk Moment

X :Variabel Bebas

Y :Variebel Terikat
52

∑ 𝑋2 :jumlah kuadrat skor total item

∑ 𝑌2 :jumlah kuadrat skor total sampel

n :banyak sampel

(2) Mencari rtabel pada dk (n−1), dengan 𝛼=0,05

(3) Membuat kesimpulan dengankriteria pengujian sebagai berikut :

rhitung > 𝐼tabel berarti valid atau

rhitung < rtabel berarti tidak valid

Dalam memberikan kesimpulan bisa di menghitung vadilitas

dengan SPSS 20:

1. Klik Analyze → Correlate→ Bivariate

2. Kotak “Variables” diisi soal jumlah

3. Kemudian klik Pearson→ klik Two-tailed→ klik Flag

Significant Correlation.

4. Setelah selesai klik ok

b. Uji Tingkat Kesukaran

Menurut Lestari dan Yudhanegara (2015) berpendapat bahwa

tingkat kesukaran adalah suatu bilangan yang nyatakan derajat

kesukaran suatu butir tingkat kesukaran soal uraian:


̅
X
IK = SMI

Keterangan:

IK : Indeks kesukaran butir soal

𝑋̅ : Rata – rata jawaban siswa pada suatu butir soal


53

SMI : Skor maksium ideal, yaitu skor maksimum yang ada

diperoleh siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan

tepat (sempurna)

Dalam memberikan kesimpulan bisa di menghitung tingkat

kesukaran butir soal dengan SPSS 20:

1. Klik Analyze → Descriptive Statistic→ Frequencies

2. Pada kotak “Variables” diisi soal

3. Klik Statistic→ Mean→ Continue

4. Setelah selesai klik ok

Tabel 14. Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen


IK Interpretasi Indeks
Kesukaran
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
Sumber: Lestari & Yudhanegara (2015)

c. Uji Daya Pembeda

Menurut Zainal Arifin dalam Rahmatika Rahayu (2016: 89)

mengatakan bahwa daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana

suatu soal dapat membedakan siswa yang sudah menguasai

kompentesi dengan siswa yang belum menguasai kompetensi. Rumus

yang digunakan dalam daya pembeda untuk menentukan indeks

diskriminasi soal uraian sebagai berikut:


54

̅ 1 -X
(X ̅ 2)
t=
∑ X2 2
1 + ∑ X2 )
√(
n(n-1)

Keterangan:

x̅ 1 : rata−rata dari kelompok atas

x̅ 2 : rata−rata dari kelompok bawah

∑ x21 : jumlah kuadrat individual dari kelopok atas

∑ x22 : jumlah kuadrat individual dari kelopok atas

n = 27% x N (baik untuk kelompok atas maupun bawah)

Tabel 15. Kriteria Indeks Daya Pembeda


Daya Pembeda Kriteria
DP = 0,00 Tidak baik
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < IK ≤ 0,40 Cukup baik
0,40 < IK ≤ 0,70 Baik
0,70 < IK ≤ 1,00 Terlalu mudah
Sumber: Suharsimi Arikunto (2012: 232)

d. Uji Reliabilitas

Syarat selanjutnya yang paling penting yang dilakukan untuk

mngukur keabsahan suatu intrumen adalah realiabilitas. reabilitas ini

sama dengan konsistensi atau keajekan. Menurut Sukardi (2016)

mengatakan bahwa reabilitas adalah suatu instrument penelitian yang

dikatakan mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yng

hendak diukur. Soal yang diukur tingkat reabilitasnya, rumus yang

digunakan untuk menentukan reabilitas intrumen adalah rumus Alpa

Cronbach sebagai rikut:


55

n ∑ Si 2
r = (n-1) (1- )
St 2

Rumus varian:

(∑ X2 ) (∑ X2 )
2− 2-
∑X n ∑X n
S2 = atau S2 =
𝑛−1 n

Keterangan:

r : Koefisien reabilitas

n : Banyak butir soal

𝑆𝑖 2 : Variansi skor butir soal kei

𝑆𝑡 2 : Variansi skor total

∑𝑋 : Jumlah skor item

Dalam memberikan kesimpulan bisa di menghitung reliabilitas

dengan SPSS 20

1. Klik Analyze → Scale→ Reliabilitas Analysis

2. Pada kotak “item” diisi soal

3. Pada kolom model → klik Alpa → klik “list item label”

4. Klik statistics → klik item → klik Continue

5. Setelah selesai klik ok

Suatu soal dapat digunakan jika memiliki koefisien

reabilitas lebih dari atau sama dengan 0,6 (Sofian Siregar 2014:

90)
56

6. Analisis Instrumen Angket

a. Uji Vadilitas

Penelitian ini menggunakan vadilitas kontruks yang memiliki

tujun untuk melihat hasil. Menurut Sugiyono (2015: 125)

berpendapat bahwa vadiitas kontruks adalah suatu instrument yang

melihat aspek – aspek yang sahihan angket penelitian. Vadilitas

kontruks merupakan suatu alat yang dukur untuk melihat suatu

konsep yang diukurnya. Menuruut (sofian Siregar 2015) adapun

rumus yang digunakan Produk Moment sebagai berikut:

𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)


𝑟𝑃𝑀 =
√[𝑛(∑ 𝑋 2 ) − (∑ 𝑋)2 ][𝑛(∑ 𝑌 2 ) − (∑ 𝑌)2 ]

Keterangan:

rPM :korelasi Produk Moment

X :Variabel Bebas

Y :Variebel Terikat

∑ 𝑋2 :jumlah kuadrat skor total item

∑ 𝑌2 :jumlah kuadrat skor total sampel

n :banyak sampel

(2) Mencari rtabel pada dk (n−1), dengan 𝛼 = 0,05

(3) Menghtung 𝑡hitung , rumus yang digunakan

r√n-2
thitung =
1-(r)2
57

(3) Membuat kesimpulan dengankriteria pengujian sebagai berikut :

thitung > rtabel berarti valid atau

thitung < rtabel berarti tidak valid

Dalam memberikan kesimpulan bisa di menghitung vadilitas

dengan SPSS 20

1. Klik Analyze → Correlate→ Bivariate

2. Kotak “Variables” diisi soal jumlah

3. Kemudian klik Pearson→ klik Two-tailed→ klik Flag

Significant Correlation.

4. Setelah selesai klik ok

b. Uji Reliabilitas

Syarat selanjutnya yang paling penting yang dilakukan untuk

mngukur keabsahan suatu intrumen adalah realiabilitas. reabilitas ini

sama dengan konsistensi atau keajekan. Menurut Sukardi (2016)

mengatakan bahwa reabilitas adalah suatu instrument penelitian

yang dikatakan mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur

yng hendak diukur. Soal yang diukur tingkat reabilitasnya, rumus

yang digunakan untuk menentukan reabilitas intrumen adalah rumus

Alpa Cronbach sebagai rikut:

n ∑ Si 2
r = (n-1) (1- )
St 2
58

Rumus varian:

(∑ X2 ) (∑ X2 )
2- 2-
∑X n ∑X n
S2 = atau S2 =
n-1 n

Keterangan:

r : Koefisien reabilitas

n : Banyak butir soal

Si 2 : Variansi skor butir soal kei

St 2 : Variansi skor total

∑X : Jumlah skor item

Dalam memberikan kesimpulan bisa di menghitung reliabilitas

dengan SPSS 20

1. Klik Analyze → Scale→ Reliabilitas Analysis

2. Pada kotak “item” diisi kuesioner

3. Setelah selesai klik ok

Suatu soal dapat digunakan jika memiliki koefisien reabilitas lebih

dari atau sama dengan 0,6 (Sofian Siregar 2014: 90)

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang

digunakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak

Hasrauddin, Firdaus & Iskandar (2016: 207). Uji normalitas adalah salah
59

satu uji prasyarat untuk mengetahui kenormalan dalam analisis data statistik

parametrik. Jika data tidak normal maka uji normalista tidak bisa digunakan

untuk menganalisis. Maka data yang tidak normal bisa menggunakan teknik

nonparametris. Dengan begitu sebelum melakukan teknik parametris untuk

sebagai analisis, maka peneliti terlebih dahulu membuktikan apakah data

yang mau di analisis merupakan data normal atau tidak. Uji yang akan

digunakan dalam menganalisis data berdistribusi normal atau tidak maka

peneliti menggunakan uji kolmogorof smirnov.

Untuk menghitung uji kolmogorof smirnov bisa menggunakan bantuan

SPSS versi 20. Berdasarkan uji kolmogorof smirnov yang akan dilakukan

dengan SPSS versi 20, jika probabilitas (sig) > 0,05 maka bisa dinyatakan

data normal dan jika probabilitas (sig) < 0,05 maka bisa dinyatakan bahwa

data tidak normal (Siregar 2013: 163). Berikut langkah – langkah untuk

melakukan uji kolmogrof smirnov sebagai berikut (Lestari dan Yudhanegara

2015: 244):

1. Merumuskan Hipotesis

H0 = Data yang berdistribusi normal

H1 = Data yang tidak berdistribusi normal

2. Menentukan Nilai Uji Statistik

a. Mengurutkan data terlebih dahulu dari terkecil ke yang terbesar

b. Menentukan proposi komulatif (pk )

frekuensi komulatif ke-i(fk1 )


pk = jumlah frekuensi (∑ f)
60

c. Menentukan skor baku (𝑧𝑖 ):

X1 -X
zi = S

d. Menentukan nilai[pk-Z |
]
tabel

e. Menetukan nilai z – tabel pada Misrosoft Exel diperoleh dengan rumus

= NORMDIST untuk setiap nilai 𝑧𝑖

f. Menentukan 𝐷hitung :

Dhitung = maks{|pk-Z }
tabel |

3. Nilai kritis, n = n, dan sampel 𝛼 = 0,05

4. Menentukan Pengujian Hipotesis

Dhitung ≥Dhitung , maka H0 ditolak

Dhitung <Dhitung , maka H0 diterima

5. Memberikan kesimpulan

Dalam memberikan kesimpulan bisa di bantu dengan SPSS 20 (Siregar

2013)

1. Klik Analysis→ Descriptive Statistic → Expore

2. Memasukkan variabel X dan Y ke dependent list

3. Klik Plots, pada tabel Plots → Steam and Test, histogram, dan

Normality Plots With Test

4. Selanjutnya pengisian data selesai makan tekan continue,

kemudian klik ok
61

b. Uji Homogenitas

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas, dimana peneliti ingin

mengetahui apakah data yang akan diteliti memiliki ragam (variansi) yang

sama atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap data kemampuan pemahaman

konsep dan yang ditinjau dari motivasi belajar siswa. Maka untuk menguji

homogenitas data menggunakan uji normalita dengan bantuan SPSS 20 for

windows dengan ketentuan jika sig > 0,05 maka data tersebut dikatakan

homogen, jika homogenitas terpenuhi maka peneliti dapat melakukan tahap

selanjutnya

variansi terbesar
.Rumus: Fhitung = variansi terkecil

(Sugiyono 2015: 275)

a. Menentukan Ftabel =(α, dk pembilang, dk penyebut) dengan taraf

signifikan: α=0,05 dan dk = n-1

b. Jika sig > α (0,05), maka variansi setiap sampel sama (homogen)

Dalam memberikan kesimpulan bisa di bantu dengan SPSS 20 (Siregar

2013)

1. Klik Analysis→ Compare Means → One-Way ANOVA

2. Setelah itu dalam kotak “One-Way ANOVA” Dependen list diisi Y

dan Faktor diisi X kemudian klik Options

3. Setelah itu dalam kotak One-Way ANOVA: Options→ klik

Homogeneity of Variance Test


62

4. Selanjutnya pengisian data selesai makan tekan Continue,

kemudian klik ok

2. Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian ini diuji dengan teknik analisis variansi dua jalan 2 x 2

dengan sel yang sama. Variansi dua jalur ini bertujuan untuk mengetahui apakah

ada perbedaan pengaruh (efek) dua variabel bebas yaitu model pembelajaran

sebagai baris dengan motivasi belajar siswa sebagai kolom beserta interaksi

antara model pembelajaran dengan motivasi belajar siswa sebagai kolom

terhadap variabel terikat yaitu kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa.

Maka yang harus dilakukan peneliti menggunakan analisis variansi dua

arah, dimana persyartan nya adalah populasi haruslah berupa data normal dan

harus mempunyai variansi yang homogen (sama). Maka terlebih dahulu

melakukan uji normalitas dan uji homgenitas. Maka langkah – langkah yang

harus peneliti lakukan sebagai berikut (Lestari dan Yudhanegara, 2015: 310):

1. Merumuskan Hipotesis

a. H0 : μA1 =μA2 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan Pemaha-

man konsep matematis antara siswa yang

memperoleh pembelajaran PBL dengan siswa

yang memperoleh pembelajaran STAD.


63

H0 : μA1 ≠ 𝜇𝐴2 :Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman kon

-sep matematis antara siswa yang memperoleh

pembelajaran PBL dengan siswa yang

memperoleh pembelajaran STAD.

b. H1 : 𝜇𝐵1 = 𝜇𝐵2 :Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemaha-

man konsep matematis antara siswa yang memi-

liki motivasi tinggi dengan siswa yang memiliki

memiliki motivasi rendah.

c. H1 : 𝜇𝐵1 ≠ 𝜇𝐵2 :Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman kon

-sep matemati antara siswa yang memiliki moti-

vasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi

rendah

d. H0 : 𝜇𝐴 𝑋 𝐵 = 0, Tidak terdapat interaksi faktor model pembelaja-

ran dan faktor motivasi belajar siswa terhadap

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

H0 : 𝜇𝐴 𝑋 𝐵 ≠ 0, Terdapat interaksi faktor model pembelajaran dan

faktor motivasi belajar siswa terhadap kemampu-

an pemahaman konsep matematis siswa


64

2. Mentukan Uji Statistik

a. Membuat tabel penolong

Tabel 17. Tabel Kuadrat ANOVA


𝐴1 𝐵1 (𝐴1 𝐵1 ) 𝐴1 𝐵2 (𝐴1 𝐵2 ) 𝐴2 𝐵1 (𝐴2 𝐵1 ) 𝐴2 𝐵2 (𝐴2 𝐵2 )
… … …
… … …

b. Menentukan Jumlah Kuadrat


a
∑(𝑋i )2 (∑ 𝑋T )2
JK 𝐴 = (∑ )−
ni nT
i=1

b
∑(𝑋j )2 (∑ 𝑋T )2
JK 𝐵 = (∑ )−
nj nT
j=1

a,b
∑(𝑋ij )2 (∑ 𝑋T )2
JK 𝐴 𝑋𝐵 =( ∑ )− − JK 𝐴 − JK 𝐵
nij nT
i=1,j=1

K
(∑ 𝑋i )2
2
JK 𝐷 = ∑ (∑ 𝑋1 ) −
ni
i=1

(∑ 𝑋T )2
JK 𝑇 = ∑ 𝑋𝑇 2 −
nT

Keterangan:

JK 𝐴 : Jumlah kuadrat antar baris

JK 𝐵 : Jumlah kuadrat antar kolom

JK 𝐴 𝑋 𝐵 : Jumlah kuadrat baris terhadap kolom.

JK 𝐷 : Jumlah kuadrat sel.

JK 𝑇 : Jumlah kuadrat total.


65

∑ 𝑋i : Jumlah efek baris ke – i pada variabel terikat.

∑ 𝑋j : Jumlah efek kolom ke – j pada variabel terikat.

∑ 𝑋ij : Jumlah interaksi baris ke – I dan kolom ke – j pada

variabel terikat.

i = 1, 2 dimana:

1 = Model pembelajaran PBL

2 = Model pembelajaran STAD

j = 1, 2 dimana:

1 = Motivasi belajar tinggi

2 = Motivasi belajar rendah

Agar mempermudah dalam perhitungan, maka bisa dibuat

tabel persiapan seperti contoh dibawah ini:

Tabel 18. Tabel penolong uji statistik


Total
Statistika A1 B1 A1 B2 A2 B1 A2 B2
(T)
N
∑ 𝑋i

∑ 𝑋𝑖 2
(∑ 𝑋𝐼 )2
2
∑ 𝑋𝑖 −
𝑛𝑖

c. Menetukan Derajat Kebebasan (dk)

dk A = k A − 1

dk B = k A − 1

dk A x B = (k A − 1)(k B − 1)
66

dk D = nT − (k A k B )

dk T = nT − 1

K = banyak kelompok

d. Menentukan Rata – Rata Jumlah Kuadrat

JK
RJK A = dkA
A

JK
RJK B = dkB
B

JK
RJK A 𝑥 B = dkA 𝑥 B
AxB

JK
RJK D = dkD
d

e. Menetukan Fhitung

RJK
F(A)hitung = RJKA
D

RJK
F(B)hitung = RJKB
D

RJKA 𝑥 B
F(A 𝑥 B)hitung = RJKD

3. Menentukan Nilai kritis

F(A)tabel = F(a)(dkA . dkD )

F(B)tabel = F(a)(dkB . dkD )

F(A 𝑥 B)tabel = F(a)(dkA 𝑥 B . dkD )

4. Menetukan Pengujian

Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka H0 ditolak

Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima

5. Kesimpulan
67

Dalam memberikan kesimpulan bisa di bantu dengan SPSS 20 (Siregar

2013)

1. Klik Analysis→ Compare Means → One-Way ANOVA

2. Setelah itu dalam kotak “One-Way ANOVA” Dependen list diisi Y

dan Faktor diisi X kemudian klik Options

3. Setelah itu dalam kotak One-Way ANOVA: Options→ cetang

Descriptive dan Homogeneity of Variance Test→ kemudian klik

Continue

4. Selanjutnya klik tombol Post Hoc→ centang Bonferroni dan

Games-Howell serta biarkan Significance Level = 0.05 → Continue

5. Lalu klik ok dan lihatlah hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai