PENDAHULUAN
Penyakit ginjal merupakan salah satu isu kesehatan dunia dengan beban
pembiayaan yang tinggi. Ditemukannya urium pada darah merupakan salah satu
tanda dan gejala dari penyakit gangguan pada ginjal. Uremia merupakan akibat
cairan serta elektrolit yang dikarenakan adanya gangguan pada fungsi ginjal yang
bersifat progresif dan irreversible, penyakit gagal ginjal masih menjadi masalah
besar bagi dunia. Selain sulit disembuhkan, biaya perawatan dan pengobatan
penderita gagal ginjal sangat mahal. Indonesia termasuk negara dengan tingkat
Gagal ginjal kronik adalah penyakit ginjal tahap akhir yang menyebabkan
gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana
cairan dan eletrolit yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen
lain dalam darah) (Clevo, M, 2012). Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap
akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel
sampah nitrogen lain dalam darah). Ini dapat disebabkan oleh penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus, glomerulonefritis kronis (penyakit peradangan),
agens toksik, lingkungan dan agens berbahaya juga mempengaruhi gagal ginjal
kelangsungan hidup pasien (Brunner & Suddarth, 2015). Penyakit ginjal kronis
merupakan penyakit ginjal tahap akhir dimana kemampuan tubuh gagal untuk
pada kematian (Padila, 2012). Gagal ginjal kronis merupakan penyakit ginjal
tahap akhir yang bersifat progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh
penderita gagal ginjal pada tahun 1995-2025 sebesar 41,4% dan menurut data dari
penderita gagal ginjal di Indonesia, angka ini akan terus meningkat sekitar 10%
setiap tahunnya (Tandi, dkk, 2014). Riskesdas tahun 2013 melaporkan prevalensi
gagal ginjal kronis terbesar terdapat pada pasien berusia ≥ 75 tahun, yaitu sebesar
0.6 persen.
urine secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir respon ginjal yang sesuai
terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-hari tidak terjadi. Pasien
sering menahan natrium dan cairan, meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal
jantung progresif dan hipertensi. Hipertensi dapat terjadi akibat aktivasi aksis
penipisan air dan natrium yang semakin memperburuk status uremik. Hal ini
kapiler dan aliran darah glomerolus diikuti oleh proses maladaptasi berupa
sklerosis nefron yang masih tersisa dan akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi
penurunan urine karena ginjal tidak lagi dapat menyaring darah secara maksimal
mengeluh hipertensi dikarenakan kerja jantung yang kuat sehingga (Bararah &
Jauhar,2013). dan pasien yang sudah dalam pengobatan dirumah muncul masalah
kepada pasien dari petugas kesehatan yang sudah diprogramkan dari rumahsakit,
keluarga lupa akan diet makan yang diberikan ke pasien dan kebiasaan sehari-hari
yang harus di hindari faktor- faktor yang harus dihindari selama dirumah,
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan keperawatan pada
Kabupaten Bondowoso?
Bondowoso
Bondowoso
Manajemen Kesehatan .
Manajemen Kesehatan .
2. Manfaat bagi perawat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah penyakit ginjal tahap akhir yang menyebabkan
gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana
cairan dan eletrolit yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen
2.1.2 Etiologi
Padila (2012) menjelaskan etiologi dari gagal ginjal kronik, antara lain:
1. Diabetes Mellitus
2. Glumerulonefritis Kronis
3. Pielonefritis
7. Gangguan vaskuler
8. Lesi herediter
2.1.3 Patofisiologi