Anda di halaman 1dari 14

Pengorganisasian

Struktur Organisasi

Angela Listiarini (20190309076)


MARS – UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur formal,


mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota
organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Manusia merupakan unsur
terpenting dalam pengorganisasian karena manusia terdapat di dalam tugas-tugas yang saling
berhubungan.

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan


penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber
daya yang di miliki oleh organisasi (manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunanya
secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan


mana organisasi dikelola. Sturktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang
menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam
organisasi.

Organisasi sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga organisasi


merupakan suatu hal yang penting yang harus di pelajari dengan baik. Contohnya jika kita
bekerja pada sebuah perusahaan, kita akan melakukan suatu organisasi. Oleh sebab itu kita
harus mengetahui apa yang dimaksud dari organisasi, fungsinya dan apa manfaatnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengorganisasian

2.1.1 Definisi Pengorganisasian

Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya
merupakan alat dan wadah saja (Hasibuan 2004).

Menurut Robbins dan Judge (2008) Organisasi adalah sebuah unit sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan yang relatif terus menerus
guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama. Menurut Wibowo (2007) Organisasi
adalah suatu wadah yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui beberapa elemen dasar yang menjadi
ciri organisasi yaitu:

1. Kumpulan orang

2. Suatu wadah

3. Terstruktur

4. Tujuan bersama

Berdasarkan ciri tersebut dapat dirumuskan definisi organisasi yaitu suatu wadah yang
terdiri dari kumpulan orang yang terikat dengan hubungan-hubungan formal dalam rangkaian
terstruktur untuk mencapai tujuan bersama secara efektif. Pengorganisasian adalah suatu
proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini,
menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara
relatifdidelegasikan kepada setiap individu yang akan memerlukan aktifitas tersebut
(Hasibuan 2004).

Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan dan penyusunan macam-macam


kegiatan yang diperlukan untuk mencapai kegiatan, penempatan orang-orang (pegawai)
terhadap kegiatan-kegiatan dari penyediaan fisik yang cocok bagi keperluan kerja dan
penyuluhan hubungan wewenang yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam
hubungannya dengan pelaksanaan kegiatan yang diharapkan (Salam 2004).

2.1.2 Proses Pengorganisasian

Ada dua aspek utama dalam proses pengorganisasian suatu organisasi yaitu
departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan
kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling
berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu
organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan organisasi. Pembagian kerja adalah
pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk
dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas (Handoko 2003).

Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini :

1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan


organisasi.

2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik


dapat dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat
sehingga tidak dapat diselesaikan.

3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan


para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadau dan harmonis. Mekanisme
pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada
tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-efisienan dan konflik-konflik yang merusak.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi


dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercemin pada struktur organisasi, yang
mencangkup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu; pembagian
kerja, departementalisasi, bagan organisasi formal, rantai perintah dan kesatuan perintah,
tingkat-tingkat hirarki manajemen, saluran komunikasi, penggunaan komite, rentang
manajemen dan kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu organisasi


dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang
mencakup aspek-aspek penting organisasi dapat mencakup aspek-aspek penting organisasi
dan proses pengorganisasian yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Departementalisasi (atau sering disebut dengan istilah departementasi)
3. Bagan organisai formal
4. Rantai perintah dan kesatuan perintah
5. Tingkat-tingkat hirarki manajemen
6. Saluran komunikasi
7. Pengguna komite
8. Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang dapat dihindarkan

2.2 Struktur Organisasi

2.2.1 Definisi Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kesatuan kerangka organisasi yang ditetapkan untuk


proses manajerial, sistem, pola tingkah laku yang muncul dan terjadi dalam praktek
penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Struktur organisasi merupakan alat untuk
membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki
pengaruh yang besar pada anggotanya. Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan
kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi
menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara
formal.

Pengertian struktur organisasi menurut Robbins dan Coulter (2008), Struktur


organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka
kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Menurut
Suranto (2005), Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas
tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Struktur organisasi yaitu
menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis
wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab,
rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan 2004).

Struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi,


bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk
menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada
akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup
walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan.
Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan
tugas.

2.2.2 Jenis-jenis Struktur Organisasi

Menurut sifat hubungan kewenangan didalam struktur organisasi formal terdapat 3


(tiga) jenis utama organisasi maka jenis-jenis organisasi itu (Djoko 2006) dapat dibedakan
sebagai berikut:

2.2.2.1 Organisasi Lini

Organisasi ini menerapkan aliran wewenang langsung dari top manajemen kepada
manajemen di bawahnya, pimpinan perusahan memiliki kewenangan langsung dalam
mengawasi bawahannya. Ciri-ciri organisasi lini adalah tanggung jawab dipikul seluruhnya
oleh pimpinan perusahaan, sistem organisasi ini digunakan untuk perusahaan skala kecil dan
menengah.

Keunggulannya:

1. Delegasi kewenangan dan tanggung jawab untuk setiap bidang jelas


2. Sederhana dan mudah dipahami baik oleh manjer maupun bawahan

Kelemahannya:

1. Pekerjaan eksekutif puncak berat karena dibebani oleh pekerjaan administrative


2. Tidak ada spesialisasi
2.2.2.2 Organisasi Lini dan Staf

Organisasi lini dan staf merupakan gabungan dari organisasi lini dengan departemen
staf guna memberikan saran dan masukan untuk departemen lini. pengambilan keputusan
yang mempenagruhi operasi utama dari organisasi merupakan wewenang dari departemen
lini sedangkan depatemen staf hanya pada tingkat memberikan dukungan teknis khusus.Ciri-
ciri organisasi lini dan staf adalah pimpinan dalam organisasi lini dapat berinteraksi langsung
dengan bagian produksi, keuangan atau pemasaran sedangkan manajer staf memberikan
informasi, saran atau bantuan teknis untuk membantu manajer lini. Sistem organisasi ini
digunakan untuk perusahaan menengah dan besar.
Keunggulannya:

1. Para spesialisasi memberikan saran kepada manajer puncak


2. Para karyawan melapor pada seorang supervisor

Kelemahannya:

1. Konflik antara departemen lini dan staf tanpa ada hubungan yang jelas
2. Rekomendasi para manajer staf terbatas kepada manajer lini
2.2.2.3 Organisasi Matriks Struktur

Organisasi ini mulai diperkenalkan oleh industri antariksa amerika serikat. Organisasi
matriks adalah suatu desain struktural menugaskan para spesialis dari berbagai departemen
fungsional untuk bekerja pada suatu proyek atau lebih yang dipimpin oleh para manajer. Ciri-
ciri organisasi matriks sistem organisasi ini menghubungkan para karyawan di bagian yang
berbeda, agar dapat bekerja sama menyelesaikan proyek tertentu. Sistem ini banyak
digunakan diperusahaan besar atau perusahaan multinasioanal.

Keunggulannya:

1. Memacu kreativitas dan inisiatif karyawan dalam menghadapi perubahan


perubahan lingkungan.
2. Pengambilan keputusan yang sehat mudah dapat diambil karena adanya staf ahli
3. Memungkinkan inovasi tanpa mengganggu struktur organisasi regular

Kelemahannya:

1. Masalah potensial mengenai akuntabilitas karena adanya lebih dari satu atasan
2. Kesulitan potensial dalam membentuk tim yang yang solid karena karyawan
direkrut dari beragam departemen
3. Berpotensi menimbulkan konflik antara manajer proyek dan manajer departemen
lainnya
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Ernie (2006: 159), ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara
lain:

1. Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena
itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka
struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika
terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan
struktur organisasi.
2. Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari
jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala
besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai
daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga
kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan
berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik
garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena
ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan
pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut.
Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang
sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau
produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur
organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian
wewenang dan pekerjaan.
3. Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-
alat bantu dalam sebuah organisasi.
4. Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara
dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam
penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong
organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan
yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan
terlalu banyak mengubah struktur organisasi
2.2.4 Dimensi dan Indikator Struktur Organisasi

Adapun indikator mengenai Struktur Organisasi menurut Robbins (2008) adalah


sebagai berikut:
1. Spesialisasi
Spesialisai kerja maksudnya sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah
– pecah menjadi pekerjaan yang terpisah. Hakikatnya, bahwa bukan keseluruhan
pekerjaan dilakukan oleh satu individu, seluruh pekerjaan itu dipecah – pecah
menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh individu yang
berlainan. Jadi, individu-individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian
kegiatan tertentu, bukan mengerjakan seluruh kegiatan.
2. Departementalisasi
Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan
sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikoordinasikan. Keunggulan utama
dari tipe pengelompokkan yang sama itu adalah tercapainya efisiensi dengan
mengumpulkan spesialisasi yang sama. Departementalisasi fungsional
mengusahakan tercapainya skala ekonomi dengan menempatkan orang dengan
keterampilan dan orientasi yang sama menempatkan ke dalam unit – unit bersama.
3. Rantai Komando
Rantai komando merupakan garis wewenang yang tidak terputus yang terentang
dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa yang melapor
ke siapa. Ada dua konsep komplementer rantai komando, yaitu sebagai berikut:
a. Wewenang, yaitu : hak – hak yang melekat dalam posisi manajerial untuk
member perintah dan mengharapkan agar perintah itu dipatuhi.
b. Kesatuan komando, yaitu : bawahan harusnya mempunyai satu atasan yang
kepadanya ia bertanggung jawab langsung.
4. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah banyaknya bawahan yang dapat diatur secara efektif dan
efisiensi. Rentang kendali sangat menentukan banyaknya tingkat dan manajer
yang harus dimiliki oleh organisasi.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan pada titik
tunggal dalam organisasi. Hal ini mencakup hal – hal yang melekat dalam
organisasi seseorang. Organisasi tersentralisasi jika manajemen puncak
mengambil keputusan utama organisasi dengan sedikit atau tanpa masukan dari
personil tingkat lebih bawah. Namun jika banyak dari personil tingkat bawah
memberikan masukan atau sebenarnya diberi keleluasaan.
6. Formalisasi
Formalisasi adalah tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan. Jika
pekerjaan sangat diformalkan. Pelaksanaan pekerjaan itu mempunyai kuantitas
keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan. Dimana terdapat
formalisasi yang tinggi, di situ terdapat uraian jabatan yang tersurat, banyak
aturan organisasi, dan prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses
kerja dalam organisasi. Dimana formalisasi itu rendah, perilaku kerja relatif tidak
terprogram dan para pegawai mempunyai banyak kebebasan untuk menjalankan
keleluasaan dalam kerja.
2.2.5 Bentuk Bagan Organisasi

Menurut Henry G Hodges, terdapat empat bentuk bagan organisasi, yaitu :


1. Bentuk Pyramid. bentuk ini yang paling banyak digunakan karena sederhana, jelas
dan mudah di mengerti
2. Bentuk Vertical. bentuk vertical agak menyerupai bentuk pyramid, yaitu dalam
pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah. hanya bagan vertical berwujud tegak
sepenuhnya
3. Bentuk Horizontal, dimana wewenang dan tanggungjawab di gambarkan dari kiri
ke kanan
4. Bentuk Lingkaran, bagan in menekankan pada hubungan antara satu jabatan
dengan jabatan lain
2.2.6 Kelompok Kerja Organisasi Formal dan Informal
2.2.6.1 Organisasi Formal
Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompok kerja formal: kesatuan
tugas khusus, panitia, dan dewan atau komisi. Kesatuan tugas khusus (task forces).
Kesatuan tugas khusus atau tim proyek di bentuk untuk menangani suatu masalah atau
tugas khusus. Kesatuan ini keberadaannya hanya sampai tugas diselesaikan atau masalah di
pecahkan. Kesatuan tugas biasanya di bentuk untuk menangani masalah-masalah dan tugas-
tugas yang kompleks dan melibatkan beberapa satuan kerja organisasi. Biasanya meliputi
para wakil (atau para pembuat keputusan) dari satuan-satuan organisasi, ditambah para ahli
yang secara teknis diperlukan untuk menangani masalah atau tugas.
Panitia tetap (standing committees) dan panitia ad hoc. Panita tetap atau structural
adalah bagian tetap dari structural suatu organisasi yang dibentuk guna menangani tugas yang
ada dalam organisasi. Panitia disini memiliki tugas untuk membuat rekomendasi formal
kepada manajer tingkatan atas atau mempunyai wewenang untuk membuat keputusan sendiri
bagi suatu kegiatan organisasi yang terbatas. Tujuan terbentuknya panitia manajemen
terutama adalah untuk mengkoordinasikan dan mempertukarkan informasi,memberi saran
manajemen puncak, atau bahkan membuat keputusan-keputusan sendiri. Panitia ad hoc
mempunyai tugas yang sama dengan panitia tetap namun sifatnya tidak tetap.
Dewan dan komisi. Dewan (boards) dibentuk dari individu-individu yang dipilih atau
di tugaskan untuk mengelola suatu organisasi masyarakat atau swasta. Sebagai contoh, dewan
direktur suatu perusahaan, menetapkan tujuan dan kebijaksanaan kebijaksanaan tersebut, dan
meninjau kembali jalannya perusahaan.
2.2.6.2 Organisasi Informal
Salah satu bagian penting organisasi adalah pengelompokkan informal dan hubungan-
hubungan pribadi yang dapat lebih berpengaruh dibanding hubungan formal seperti yang
ditunjukkan pada bagan organisasi. Organisasi informal memainkan peranan penting dalam
dinamika perilaku organisasi. Perbedaan pokok antara organisasi formal dan informal adalah
bahwa organisasi formal mempunyai tujuan, struktur dan pola hubungan kerja yang teratur
melalui manajemen, organisasi informal berdiri di atas struktur yang tidak jelas, fleksibel,
sukar didefinisikan, keanggotaannya sulit ditentukan dan pola hubungan di antara para
anggota tanpa tujuan yang khusus. Agraris mengemukakan 4 (empat) bidang utama di mana
organisasi formal dan informal berbeda:

1. Hubungan antar pribadi. Dalam organisasi formal hubungan-hubungan antara orang-


orang di gambarkan jelas, sedangkan dalam hubungan-hubungan informal sangat
tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul
dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam informal.
3. Pengendalian perilaku. Organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan
melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan kelompok-kelompok informal
mengendalikan pada anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
4. Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terlengkap pada penghargaan dan
hubungan, bawahan-bawahan lebih tergantung daripada para anggota suatu kelompok
informal.

Walaupun ada perbedaan-perbedan tersebut, adalah suatu kesalahan bila menganggap


kelompok formal dan informal sebagai dua kesatuan organisasi yang terpisah. Keduanya
hidup berdampingan dan tidak dapat di pisahkan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Rumah Sakit X

Rumah Sakit X adalah jaringan rumah sakit swasta yang terdepan di Indonesia
dan telah menjadi benchmark (nilai standar) pada pelayanan kesehatan berkualitas di
Indonesia. Tim medis Rumah Sakit X terdiri dari 2.700 dokter umum dan dokter
spesialis, serta 10.000 perawat dan staf pendukung lainnya dan telah melayani hampir
2 juta pasien setiap tahunnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan medis berkelas dunia bagi semua
kalangan masyarakat di Indonesia, strategi bisnis Rumah Sakit X yang berdasarkan
pada economies of scale (prinsip skala ekonomis) memungkinkan setiap unit rumah
sakitnya untuk beroperasi dengan biaya yang lebih rendah. Dengan demikian, visi
perusahaan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan berkualitas internasional di
Indonesia yang dilandasi dengan belas kasih ilahi dapat menjadi platform bagi Rumah
Sakit X untuk meresponi transformasi sosial yang dinamis di Indonesia.
Didirikan pada tahun 1995, merupakan salah satu jaringan rumah sakit swasta.
Pada tahun 2010, membangung rumah sakit Pendidikan. Mulai tahun 2011 menjadi
jaringan rumah sakit dengan membangun enam rumah sakit dan mengakuisisi lima
rumah sakit.
Untuk meningkatkan layanan bertaraf Internasional, rumah sakit ini menjadi
rumah sakit pertama di Indonesia yang mendapat akreditasi international dari lembaga
akreditasi Joint Commission International Accreditation (akreditasi telah dilakukan
pada tahun 2007, 2010 dan 2013).
3.2 Visi
1. International quality
2. Scale
3. Reach
4. Godly compassion
3.3 Misi
The trusted destination of choice for holistic world class healthcare, health
education and research
3.4 Struktur Organisasi

Executive Director

Komite Etik Rumah Sakit Hospital Director

Komite Medik
Finance & Administrations
Komite Keperawatan Division Head

Komite Farmasi dan Terapi

Komite Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi

Komite Kesehatan dan


Keselamatan kerja

Ancillary Services & Nursing Development & Strategic Business &


Medical Affair Division Clinical Operations Operations Division Head
Head Division Head

Pharmacy Nursing Marketing &


Development Communication
Radiology

Inpatient Services FMS & GA


Laboratory

Medical Check Up Talent


Administration
Medical
Rehabilitation
ICT
Nutrition &
Dietetics

Outpatient
Services
Medical Record

Emergency

Dialysis & Chemo

Operating Theatre

Critical Care

Cath Lab

Day Care & Endoscopy


BAB IV

KESIMPULAN

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang anggota struktur formal,


mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para
anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien dengan sumber daya
yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern. Keberhasilan
manajer mengelola organisasi tergantung pada kemampuannya menentukan pekerjaan-
pekerjaan yang harus dilaksanakan anggota organisasi untuk mencapai tujuan.

Struktur organisasi merupakan mekanisme-mekanisme formal dalam mengelola


organisasi berdasarkan unsur spesialisasi, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. Struktur organisasi juga
mengandung pengertian sebagi system atau jaringan kerja dari tugas-tugas, pelaporan
relationship dan komunikasi yang menghubungkan pekerjaan individual dan kelompok.
Penstruktural kembali atau restructuring mengacu pada perubahan dari sebuah struktur
organisasi dalam usahanya meningkatkan kinerja.
Pembagian kerja dalam suatu organisasi harus lebih jelas agar bisa tercipta lingkungan
kerja yang teratur dan mengetahui tugasnya masing masing. Departementalisasi adalah
pengelompokan pekerjaan menjadi departemen aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis
berhubungan, oleh karena itu merupakan hasil keputusan manajer tentang aktivitas dibagi-
bagi menjadi tugas atau secara jelasnya adalah proses pengelompokkan dan penamaan bagian
atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.

Anda mungkin juga menyukai