Ekstraksi Multitahap
Ekstraksi Multitahap
Tahap mungkin sebagai contoh terdiri dari suatu tangki pencampur dan suatu pengendap
(settler). Dua aliran zat cair dicampur dengan baik dalam tangki pencampur dengan pengaduk
mekanik kemudian dimasukkan kedalam tangki pengendapan. Pengendapan dan pemisahan
fasa lebih disukai secara gravitasi, sentrifuse digunakan hanya apabila terbentuk emulsi yang
stabil. Bilamana kedua aliran meninggalkan tahap pada keadaan kesetimbangan satusama lain
maka tahap dikatakn sempurna atau ideal.
Jumlah tahap ideal dapat dihitung menggunakan baik diagram kesetimbangan segitiga
maupun diagram kesetimbangan Janecke. Hanya metode yang didasarkan pada diagram
Janecke yang akan dipelajari.
Prosedur metode itu adalah sebagai berikut:
1. Gambarlah diagram kesetimbangan Janecke untuk sistem terner tertentu termasuk kurva
konjugasi ( gambar 4.29)
235
banyaknya solvent yang digunakan menjadi tertentu. Titik K memberikkan lbs solvent
yang digunakan per lb umpan yang masuk bahwa titik Rn, K dan E1 harus pada satu garis
lurus yang sama dapat dilihat dari alasan berikut.
Berdasarkan pada neraca bahan pada unit ekstraksi secara menyeluruh maka jumlah
banyaknya aliran solvent dan aliran umpan adalah sama dengan jumlah banyaknya aliran rafinat
akhir dan ekstrak akhir. Bilamana umpan dan aliran solvent dicampur untuk menghasilkan
campuran menyeluruh dengan keadaan K maka campuran yang sama juga bisa dihasilkan
dengan pencampuran aliran rafinat akhir dengan keadaan Rn dengan aliran ekstrak akhir pada
keadaan E1. Sehingga 3 titik Rn, K dan E1 harus berada pada 1 gasis lurus.
Huruf-huruf yang digunakan untuk bahan-bahan juga mengacu pada aliran massa atas
dasar bebas solvent dan pada keadaan pada diagram Janecke .
Sebagai contoh, F akan menunjukkan umpan, laju alir massanya dan keadaanya sebagai
suatu titik pada diagram Janecke S untuk solvent apabila murni atau C untuk solvent perolehan
kembali (recovered), E untuk fasa ekstrak, R untuk fasa rafinat dan seterusnya.Subscrib
menunjukkan nomor tinggkat.(tahap) suatu neraca bahan dasar bebas solvent yang meliputi unit
ekstraksi memberikan (lihat gambar 4.29).
Persamaan F-E1 = P menjelaskan suatu proses pengambilan E1 lbs bahan pada keadaan
E1 dari F lbs umpan pada keadaan F memberikan sisa bahan P lbs pada keadaan P atau untuk
memperoleh umpan F pada keadaan F maka P lbs bahan dengan keadaan P harus dicampur
dengan E1 lbs bahan pada keadaan E1. Tiga titik keadaan E1, F dan P harus segaris dengan
urutan itu dalam urutan garis lurus (lihat gambar 4.29).
F-E1=R1-E2=R2-E3=…..=Rm-Em+1=Rn-C=P
Sebgai contoh persamaan Rm-Em+1=P menerangkan proses pengambilan Em+1 lbs bahan
dengan keadaan Em+1 dari Rm lbs dengan keadaan Rm dan meninggalkan P lbs residu pada
keadaan P. ketiga titik keadaan P-Rm dan Em+1 akan segaris, pada urutan itu pada garis lurus.
Oleh karena itu bila diketahui Rm (keadaan fasa rafinat dari tahap m) Em+1 (keadaan fasa ekstrak
dari tingkat atau tahap berikutnya m+1) dapat ditentukan secara grafis dengan menarik suatu
garis lurus melalui titik P dan Rm dan perpanjangannya sampai perpotongan dengan cabang
fasa ekstrak dari kurva kesetimbangan.
236
3. Tarik garis –garis E1, F dan C Rn (suatu garis vertikal dari Rn bilamana digunakan
solvent murni) untuk menenmpatkan titik P pada perpotongan garis-garis ini. Titik P dikenal
sebgai titik operasi (operating point).
Jumlah tahap ideal seterusnya dapat diperoleh secara grafis dengan menentukan keadaan
fasa konjugat dalam tahap 1, berikunya dalam tahap 2.Sampai tahap terakhir yang memberikan
suatu rafinat akhir pada keadaan Rn. Diketahui keadaan satu fasa, keadaan fasa konjugatnya
dapat ditentukan dengan menggunakan kurva konjugasi.
4. Dimulai dari titik yang diketahui E1, tempatkan titik R1 dengan menarik garis horizontal
kekurva konjugasi dan suatu garis vertical dari kurva konjugasi kecabang fasa rafinat dari kurva
kesetimbangan. Hubungkan R1 dengan P dan perpanjang ke kurva kesetimbngan akan
menempatkan kedudukan E2,R2 dapat ditentukan dan kemudian E3 dengan memperpanjang
garis P R2 ke kurva kesetimbangan. Lakukan tahap demi tahap maka tahap n yang bisa
memberikan suatu rafinat akhir keadaan fasa Rn dapat ditentukan. Dalam kasus khusus ini
sebgaimana dalam gambar 4.29 terlihat bahwa jumlah tahap persis tiga tahap ideal agar
diperoleh pemisahan umpan dengan tingkat tertentu.
Perhitungan
Basis 100 lb umpan. Diagram Janecke dari sistem terlihat pada gambar 4.30 .Titik-titik E1
dan K telah tertentu.Vertical dari komposisi 82% ke kurva kesetimbangan menempatkan E1dan
K.
237
Gambar 4.30 Contoh 4.6
Suatu garis vertical dari titik komposisi 47,5% menempatkan titik K pada S/A+B = 1,3.
Titik potongan garis E1 K dengan kurva kesetimbangan memberikan Rn (R4) titik keadaan
rafinat akhir rafinat terakhir berisi 14% asam asetat pada dasar bebas solvent.Titik operasi
P bisa digambarkan pada titik perpotongan E1 F diperpanjang dan garis vertikal dari Rn.
Jumlah tahap ideal dapat diperoleh adalah 4.
Dalam neraca bahan yang berikut maka huruf yang dipakai menunjukkan bahan
jumlahnya atas dasar bebas solvent dan keadaannya pada diagram Janecke F menunjukkan
umpan, S adalah solvent, E untuk fase ekstrak, R untuk fase rafinat. Huruf dengan tanda
aksen (‘) menunjukkan bahan dan jumlahnya dengan solvent di dalamnya (termasuk).
Sehingga E’ berarti fase ekstrak keadaan E1 pada diagram Janecke dan jumlahnya termasuk
solvent di dalamnya. Subskrip menunjukkan nomor tahap.
238
Persamaan-persamaan ini diselesaikan sebagaimana pada contoh 4.5 neraca bahan-neraca
bahan dapat ditulis dengan menyelesaikan persamaan-persamaan diatas untuk F-E1,
sehingga
F-E1 = R1-E2 = R2-E3 = R3-E4 = R4-S (=0) = P
Persamaan ini lebih disukai karena besaran yang terlibat dapat dihitung menggunakan
gambar 4.30 seperti dijelaskan di bawah ini
50,75
R1= 0,603 = 84,2 (basis bebas solvent)
F= 100lb F= 100 lb
S =0 lb S = 130,00 lb
239
Komposisi dari fasa-fasa konjugat dihitung menggunakan gambar 4.30 sebagai mana
dijelaskan di bawah ini koordinat E1 adalah 100B/(A+B) = 82 dan S/(A+B)= 2,6. Dengan
harga-harga ini komposisi fasa ekstrak dari tahap satu adalah sebagai berikut:
100 (0,82)
= 22,8% asam asetat
3,6
100 (0,18)
= 5 % air
3,6
100 (2,6)
= 72,2% solvent
3,6
Untuk menghitung banyaknya asam yang tetap tidak terekstraksi maka rafinat akhir R4=
50,75 lb basis bebas solvent dan asam asetat adalah 14%.
240