Anda di halaman 1dari 43

LAPORANAKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II ANGKATAN II

Oleh :
YUDI CAKRA PERDANA
NIP 19940801 201903 1 001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM

2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PENETAPAN ISU AKTUALISASI


LATIHAN DASAR CPNS PEMERINTAH KOTA BATAM
DI BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM
TAHUN 2019

Nama : Yudi Cakra Perdana


NIP : 19940801 201903 1 001
Pangkat/Golongan : II.c
Jabatan : Pengelola Jasa Konstruksi
Unit Kerja/Instansi : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Pemerintah Kota Batam

DISAMPAIKAN PADA SEMINAR AKTUALISASI

Batam, 8 Juli 2019


Menyetujui,

Coach, Mentor,

Sachimala, SKM Said Zein, ST, MH


NIP. 198905182015031003 NIP. 19740123 199903 1 005

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat


dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Laporan Aktualisasi Nilai-nilai
Dasar Pegawai Negeri Sipil sampai selesai. Pembuatan laporan ini merupakan salah
satu agenda dalam program pelatihan dasar calon Pegawai Negeri Sipil
Kementerian Kesehatan tahun 2019 di Batam.
Penulis menyadari proses penyusunan laporan aktualisasi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, dengan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan rancangan
aktualisasi ini:
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Lembaga Administrasi Negara
(LAN) yang telah menggagas pelatihan dasar CPNS dilingkungan Kemneterian
Kesehatan.
2. Bapak Suhar, ST sebagai Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota
Batam
3. Bapak Asep Zaenal Mustofa, SKM, M. Epid sebagai Kepala Bapelkes Batam,
4. Bapak Said Zein, ST, MH, Selaku Kepala Seksi Bina Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi yang telah memberikan dukungan serta motivasi kepada peserta
selama Pelatihan Dasar CPNS 2019.
5. Ibu Sachimala, SKM. selaku coach yang selalu memberikan bimbingan dan
dukungan dalam penyusunan laporan ini;
6. Seluruh Fasilitator Latsar CPNS Bapelkes Batam yang telah memberikan
banyak kesempatan pada penulis untuk belajar.
7. Seluruh staf dan panitia Bapelkes Batam yang telah memberikan fasilitas dan
pelayanan terbaik kepada seluruh peserta diklat, sehingga Pelatihan Dasar
CPNS 2019 dapat berjalan dengan baik dan lancer
8. Rekan-rekan peserta Diklat Latsar Golongan II angkatan 1 ,angkatan 2
Golongan III Angkatan 1, angkatan 2, angkatan 3, Angkatan 4 Kemenkes RI,
Kota Batam, Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Anambas. Khususnya
peserta Diklat Latsar Golongan II angkatan 2 yang selama ini saling
mendukungan dan motifasi.

iii
9. Kedua orang tua yang selalu mendoakan penulis selama melewati proses
pendidikan Latsar.
10. Seluruh Staf Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam
11. Semua pihak yang mendukung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Demikian laporan ini dibuat, semoga bermanfaat. Kritik, saran serta


masukan diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Batam, 8 Juli 2019


Penulis

Yudi Cakra Perdana

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.......................................................................................… 1
1.1. Profil Organisasi............................................................................…. 3
1.2. Visi, Misi, Nilai dan Motto Organisasi...........................................… 4
1.3. Struktur Organisasi.........................................................................… 6
2. Tujuan dan Manfaat ..............................................................................… 8
2.1. Bagi Peserta .................................................................................… 8
2.2. Bagi Organisasi ..........................................................................… 8
3. Ruang Lingkup ....................................................................................… 8
4. Data Diri Peserta, Coach dan Mentor...................................................… 9
5. Analisis Isu ........................................................................................… 10
5.1. Alat Bantu Analisis ......................................................................… 11
5.2. Rumusan Isu ...............................................................................… 13
5.3. Identifikasi Sumber Isu ................................................................… 14
5.4. Lembar Konfirmasi .....................................................................… 15
5.4. Judul Laporan Aktualisasi .......................................................… 15
BAB II. NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN SERTA PERAN PNS
DALAM NKRI
1. Konsep Nilai-Nilai Dasar PNS............................................................… 16
2. Konsep kedudukan dan peran PNS Dalam NKRI .................................. 24
BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI
1. Sumber Kegiatan .............................................................................. 30
2. Rancangan Kegiatan ................................................................................... 31
3. Jadwal Kegiatan ................................................................................... 35

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisa Penilaian Isu dengan AKPK ……………………………. 12

Tabel 1.2 Analisis Penilaian isu dengan USG...……………………………. 13

Tabel 3.1 Sumber Kegiatan …………………………………………………30

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan…………………………………………………31

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan ……………..……………………………………35

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Nilai dan Moto Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang …………..5

Gambar 1.2 Gedung Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang …………………..8

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dasar Penyelenggaraan

Sesuai dengan UU no 5 tahun 2014 pasal 12 ASN berperan sebagai


perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan pubik yang profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk membentuk ASN yang
profesional dibutuhkan pendidikan dan pelatihan agar dapat mengembangkan
kompetensinya secara berkelanjutan.
Berdasarkan UU no 5 tahun 2014 Pasal 63 ayat 3 dan 4 disebutkan bahwa
Calon PNS wajib menjalani masa percobaan dimana masa percobaan tersebut
dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme
dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Berdasarkan pada Peraturan LAN No. 12 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS adanya nilai−nilai dasar PNS
yakni ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi) yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan PNS
secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Setiap ASN semestinya dapat
mengaktualisasikan nilai−nilai dasar ANEKA PNS tersebut dalam menjalankan
pekerjaannya sehingga terwujudlah ASN yang profesional dan kompeten dalam
menjalankan tugasnya.

Pola Penyelenggaraan Latsar

Pola penyelenggaraan Pelatihan dasar CPNS ini memadukan pembelajaran


klasikal dan non klasikal di tempat kerja yang memungkinkan peserta mampu
untuk menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasika, serta
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya,

1
sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang professional sebagai
wujud nyata bela Negara.

Pelatihan Dasar CPNS ini dilaksanakan selama 51 hari, 21 hari on campus


dan 30 hari off campus mulai dari 19 Juni 2019 s.d 24 Agustus 2019. Proses
aktualisasi dalam Pelatihan Dasar CPNS terdiri dari lima rangkaian kegiatan,
yaitu merancang aktualisasi nilai dasar, mengaktualisasi nilai dasar di tempat
tugas selama 30 hari kerja, melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar,
mempresentasikan laporan aktualisasi dan menyusun rencana aksi
penyempurnaan aktualisasi nilai dasar profesi ASN.

Kompetensi yang dibangun selama Latsar

Untuk menciptakan karakter dan rasa cinta tanah air, maka dalam
pelaksanaan latsar ini setiap CPNS dibekali dasar kompetensi pembelajaran
yang terbagi dalam 4 Agenda, yaitu:

1. Agenda 1 (satu) Bela Negara


 Wawasan Kebangsaan
 Nilai Bela Negara
 Kesiapsiagaan Bela Negara
 Analisis Isu Kontemporer
2. Agenda II (dua) Nilai Dasar PNS
 Akuntabilitas
 Nasionalisme
 Etika Publik
 Komitmen Mutu
 Anti Korupsi
3. Agenda III (tiga) Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
 Manajemen ASN
 Pelayanan Publik
 Whole of Government
4. Agenda IV (empat) Habituasi

2
Tahapan Aktualisasi

Tahapan aktualisasi dilakukan dengan mulai mengumpulkan isu-isu yang


terdapat di unit kerja dengan menggunakan metode enviromental scanning.
Serta menganalisa isu – isu yang telah terkumpul utuk mendapatkan isu terpilih
menggunakan kriteria analisa yaitu AKPK (aktual, kekhalayakan, problematika
dan kelayakan), menetapkan 5 isu yang akan dinilai dengan metode AKPK
sehingga menghasilkan 3 (tiga) isu dengan peringkat teratas, yang kemudian
dinilai menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan didapat
1 (satu) core isu yang memiliki peringkat ditinggi untuk dijadikan dasar
penetapan judul, kemudian menentukan langkah – langkah kegiatan dalam
rangka menyelesaikan isu yang telah dipilih.

Aktualisasi nilai - nilai dasar profesi PNS meliputi Akuntabilitas,


Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi, serta melihat
aspek pelayanan publik, manajemen ASN dan Whole of Government (WoG),
dilaksanakan mulai tanggal 12 Juli 2019 sampai dengan 19 Agustus 2019 dalam
pelajaran off campus dan dilaksanakan di instansi masing – masing peserta.

a. Profil Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 10 tahun 2016 tentang
pembentukan dan Penyusunan Perangkat Daerah Kota Batam dan Peraturan
Walikota Batam Nomor 41 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok dan Fungsi dan
Uraian Tugas Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam, maka tugas
pokok dinas cipta karya dan tata ruang kota batam adalah melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang
Cipta Karya dan Tata Ruang serta tugas lain yang diberikan Walikota sesuai
dengan lingkup tugas dan fungsinya.

Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan di bidang Cipta Karya dan Tata
Ruang yang terencana dan terukur, maka perlu disusun suatu Rencana Kerja
Organisasi Perangkat Daerah (Renja OPD) untuk Tahun Anggaran 2018, Renja
OPD ini dibuat dalam bentuk program dan kegiatan tahunan Dinas Cipta Karya

3
dan Tata Runag Batam sesuai dengan tugas dan fungsi untuk tahun anggaran
2018.
Tugas Pokok dinas cipta karya dan tata ruang kota batam adalah memimpin,
mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan
mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang cipta karya
dan tata ruang daerah sesuai dengan kewenangannya sesuai peraturan walikota
batam nomor 41 tahun 2014
Sedangkan fungsi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam antara
lain:
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang prasarana bangunan gedung, bidang
prasarana air bersih dan air limbah, bidang tata ruang dan bidang bina
konstruksi
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
prasarana air bersih dan air limbah, bidang tata ruang dan bidang bina
konstruksi.
3. Pembinaan dan pelaksanaan di bidang prasarana bangunan gedung
(termasuk menara telekomunikasi), bidang prasarana air bersih dan air
limbah, bidang tata ruang dan bidang bina konstruksi.
4. Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan dinas

b. Visi, Misi, Nilai dan Moto Organisasi


1. Visi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam
“Terwujudnya Penataan Ruang Kota yang Berwawasan Lingkungan
dan Berkarakter dengan Infrastruktur Perkotaan yang Nyaman, Modern,
dan Berkelanjutan”
2. Misi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam
 Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat melalui
akuntabilitas publik, transparansi, dan optimalisasi pembiayaan
pembangunan.
 Mewujudkan Tata Ruang Kota Batam yang berkarakter Budaya
Madani dan Berwawasan Lingkungan.

4
 Meningkatkan sarana dan prasarana serta cakupan pelayanan dan
penyediaan air bersih dan sanitasi guna mendukung percepatan
pembangunan di daerah Hinterland.
 Meningkatkan penyediaan, pengelolaan, penataan dan pembinaan
bangunan gedung dan lingkungan yang Aman, Nyaman, dan
Berkelanjutan.
3. Nilai dan Motto
Nilai dan Moto Dinas Cipta Karya dan tata Ruang mengacu pada
ketentuan yang telah ditetapkan Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR), yang dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 1.1 Nilai dan Moto Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

5
c. Struktur Organisasi
Dalam Peraturan Walikota Batam Nomor 41 Tahun 2016 tersebut, Dinas
Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam disusun sebagai berikut:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat:
1. Sub Bagian Perencanaan dan program;
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3. Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Prasarana Bangunan Gedung
1. Seksi Bina Teknik Bangunan Gedung
2. Seksi Pembangunan Bangunan Gedung
3. Seksi Rehabilitasi / Pemeliharaan Bangunan Gedung
d. Bidang Prasarana Air Bersih dan Air Limbah
1. Seksi Bina Teknik Air Bersih dan Air Limbah
2. Seksi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
3. Seksi Pengembangan Pengelolaan Air Limbah
e. Bidang Tata Ruang
1. Seksi Perencanaan Tata Ruang
2. Seksi Penataan dan Pemanfaatan Ruang
3. Seksi Pengendalian Tata Ruang
f. Bidang Bina Konstruksi
1. Seksi Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
2. Seksi Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi
3. Seksi Bina Kompetensi dan Produksi Jasa Konstruksi
g. Unit Pelaksana Teknis
h. Kelompok Jabatan Fungsional

6
Kepala
DInas

Sekretaris

Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian


Perencanaan Keuangan Umum Dan
Program Kepegawaian

Kepala Bidang Kepala Bidang


Kepala Bidang Kepala Bidang
Prasarana Prasarana Air
Tata Ruang Bina Konstruksi
Bangunan Bersih dan Air
Gedung Limbah

Seksi Bina Teknik Seksi Bina Teknik Seksi Perencanaan Seksi Bina
Bangunan Gedung Air Bersih dan Air Tata Ruang Penyelenggaraan
Limbah Jasa Konstruksi

Seksi Penataan Seksi Seksi Penataan Seksi Bina


dan Pemanfaatan Pengembangan dan Pemanfaatan Kelembagaan
Ruang Sistem Penyediaan Ruang Sumber Daya Jasa
Air Minum Konstruksi

Seksi Rehabilitasi Seksi Seksi Seksi Bina


Pemeliharaan Pengembangan Pengendalian Tata Kompetensi dan
Bangunan Gedung Pengeloaan Air Ruang Produktifitas Jasa
Limbah Konstruksi

UPT UPT Pengawasan


UPT Air
Air Bersih
Bersih
Pengendalian Bangunan
Gedung

TU UPT Air Bersih TU UPT Pengawasan


Pengendalian Bangunan
Gedung

Berdasarkan struktur organisasi sebagaimana diatas, penulis berfungsi


sebagai pelaksana dibawah Seksi Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

7
Gambar 1.2 Gedung Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

2. Tujuan dan Manfaat


a. Bagi Peserta
Sebagai media bagi peserta Pelatihan Dasar CPNS guna menerapkan
aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA serta kedudukan dan peran PNS dalam
NKRI di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam

b. Bagi Organisasi
Peserta Pelatihan Dasar CPNS mampu mencapai tujuan organisasi melalui
implementasi nilai-nilai dasar dan peran kedudukan PNS. Sehubungan
dengan isu yang diangkat, diharapkan kegiatan habituasi dapat menjadi titik
awal kesadaran seberapa pentingnya selalu mengupdate data dan informasi
di sistem informasi pembina jasa konstruksi agar informasi dapat
tersampaikan kepada masyarakat.

3. Ruang Lingkup
Pengambilan isu kegiatan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan yang berasal
dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) di Dinas Cipta Karya Pemerintah Kota

8
Batam. Tugas pokok berkaitan dengan kualifikasi jabatan yang di emban sesuai
surat keputusan.

4. Data Diri
A. Data Diri Peserta
peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II di lingkungan Pemerintah Kota
Batam angkatan II yang mengikuti pelatihan dasar CPNS dimulai dari
tanggal 19 Juni 2019 s.d tanggal 24 Agustus 2019. Penulis ditugaskan di
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam dengan data diri sebagai
berikut:
Nama : Yudi Cakra Perdana
NIP : 19940801 201903 1 001
Tempat, tanggal Lahir : Tangerang, 01 Agustus 1994
Email : yudicakraperdana@gmail.com
Jabatan : Pengelola Jasa Konstruksi
Instansi : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Pemerintah Kota Batam
Penerapan nilai – nilai ANEKA serta peran dan kedudukan PNS
dalam NKRI diterapkan oleh penulis dalam tugas keseharian di Dinas
tempat tugas, sesuai dengan penempatan bidang, dimana penulis
ditempatkan di Bidang Bina Konstruksi, dibawah pengawasan Kepala Seksi
Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
B. Data Diri Mentor
Nama : Said Zein, ST, MH
NIP : 19740123 199903 1 005
Jabatan : Kasi Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Instansi : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Kota Batam

C. Data Diri Coach


Nama : Sachimala, SKM
Nip : 198105162005022001
Tempat Lahir : Dumai

9
Tanggal Lahir : 16 Mei 1981
Jabatan : Staff Seksi Pelatihan Manajemen dan Teknis
Nonkesehatan

5. Analisis Isu
Selama masa orientasi di instansi selama 4 (empat) bulan, penulis
menerapkan metode enviromental scanning untuk dapat menentukan isu yang
sedang terjadi di instansi. Adapun isu yang berhasil dikumpulkan penulis antara
lain:
Kurang memadai ruang kerja bagi pegawai Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang. Melalui metode enviromental scanning, dalam hal ini mengangkat isu
ini menjadi penting, setelah mengamati banyaknya pegawai dinas yang mayoritas
tenaga honorer, menempati ruang-ruang koridor kantor sebagai ruang kerja, karena
kurang nya kapasitas ruangan perbidang untuk dapat menampung seluruh pegawai
dalam ruangan bidang. Selain itu sebagai CPNS baru, penulis mengalami langsung
kurang nya meja sebagai fasilitas penunjang pekerjaan, dikarenakan tidak
tersedianya tempat untuk dapat menambahkan meja kerja di dalam ruangan bidang.
Oleh karena itu dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
dan mencapai kinerja yang optimal untuk para pegawai, penulis merasa perlu
mengangkat isu ini, agar dapat menjadi perhatian bersama, bagaimana cara agar
kebutuhan ruang kerja yng kondusif bisa tercapai, dan hal yang lebih penting lagi
adalah kurang tersedianya ruang privasi bagi pekerjaan yang di tangani oleh
masing- masing pegawai yang menempati ruang koridor, karena sejatinya ruang
koridor merupakan jalan akses yang banyak di lewati oleh para pegawai untuk
menuju dari satu ruang ke ruang lain nya.
Belum berjalannya Pengelolaan Data Sistem Informasi Pembina Jasa
Konstruksi (SIPJAKI) mengenai Izin Usaha Jasa Konstruksi. Dalam rangka
melaksanakan kewajiban Aparatur Sipil Negara untuk dapat memberikan informasi
kepada masyarakat sesuai dengan UU no. 14 tahun 2008 tentang keterbukaan
informasi publik, penulis menganggap begitu pentingnya pengelolaan data
SIPJAKI agar masyarakat mendapatkan informasi mengenai izin usaha jasa
konstruksi sebanyak – banyaknya.

10
Kurang Optimalnya Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi. Sesuai
dengan undang – undang nomor 2 tahun 2017 tentang jasa konstruksi dimana setiap
tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang jasa konstruksi wajib memiliki
sertifikasi kompetensi kerja, penulis menganggap pentingnya melaksanakan
kegiatan sertifikasi agar seluruh tenaga kerja memiliki sertifikat kompetensi bidang
untuk menghindari sanksi yang akan membuat percepatan pembangunan terhambat.
Hingga saat ini penulis melihat masih sangat minimnya peran dinas cipta karya dan
tata ruang dalam mengadakan sertifikasi kompetensi kerja tersebut.
Belum Terpenuhinya Ruang Arsip bidang Bina Konstruksi. Seluruh
kegiatan yang dikerjakan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, akan
meghasilkan arsip dalam bentuk hard copy yang tidak sedikit. Sehubungan dengan
banyaknya Arsip yang di produksi, dalam hal ini penulis menilai ruang yang akan
digunakan untuk penyimpanan dinas Cipta Karya dan Tata Ruang khususnya
bidang Bina Konstruksi belum berfungsi secara efisien, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya tumpukan arsip yang di letakkan di ruangan kantor. Hal ini
dikhawatirkan akan berdampak pada kondisi arsip yang berpotensi menjadi rusak.
Uraian kondisi diatas yang membuat penulis merasa ketersediaan ruang
arsip yang lokasinya lebih mudah dijangkau menjadi sangat dibutuhkan agar
mekanisme penyimpanan arsip dapat berjalan lebih efisien.
Belum Optimalnya Pengawasan terhadap proyek yang sedang
berjalan. Dalam pelaksanaan pembangunan di Kota batam perlu adanya
pengawasan rutin terhadap kontraktor yang melakukan pekerjaan, hal tersebut
untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang dilakukan agar tidak terjadi sesuatu
yang dapat menghambat proses pekerjaan kedepannya. Namun yang terjadi, hal
tersebut belum dilakukan sehingga pekerjaan yang sedang berjalan di Kota Batam
jarang mendapatkan pengawasan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang.

a. Alat Bantu Analisis


Dalam Rangka menetapkan isu yang berkualitas, maka perlu menggunakan
alat bantu penetapan kriteria. Dari hasil identifikasi isu -isu yang ditemukan
selama masa orientasi di organisasi, maka penulis menggunakan alat bantu
penilaian AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan) dalam

11
menganalisis 5 (lima isu untuk mendapatkan 3 (isu) dalam peringkat 3 besar.
Adapun kriteria isu yang di pilih antara lain sebagai berikut:
a. Aktual: Benar benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
b. Kekhalayakan: Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak
c. Problematik: Isu yang memiliki dimensi masalah uang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
d. Kelayakan: Isu yang masuk Akal dan Realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Secara lengkap analisis penilaian kualitas isu yang telah di
identifikasi dengan metode AKPK tersebut dapat dilihat melalui tabel
berikut:

Tabel 1.1 Analisa Penilaian Isu dengan AKPK

Penilaian
No Prioritas Masalah Total Rangking
A K P K
Kurang memadai ruang kerja bagi pegawai Dinas
1 4 4 3 4 15 IV
Cipta Karya dan Tata Ruang

Belum berjalannya Pengelolaan Data Sistem


2 Informasi Pembina Jasa Konstruksi (SIPJAKI) 4 4 5 5 18 I
mengenai Izin Usaha Jasa Konstruksi

Kurang Optimalnya Sertifikasi Kompetensi Kerja


3 4 4 4 5 17 II
Konstruksi
Belum Terpenuhinya Ruang Arsip bidang Bina
4 4 3 3 4 14 V
Konstruksi
Belum Optimalnya Pengawasan terhadap proyek
5 5 4 3 4 16 III
yang sedang berjalan

Dari kelima isu yang menggunakan metode AKPK dipilih 3 (tiga) isu
dengan nilai tertinggi untuk dianalisis. Kemudian Alat Bantu Analisis tahap
kedua yang digunakan adalah metode USG (urgency, seriousness, growth)
untuk menentukan kualitas isu, sehingga didapat isu dengan peringkat
tertinggi dan kemudian isu tersebutlah yang akan digunakan sebagai core

12
isu dalam rancangan aktualisasi. USG menetapkan rentang nilai 1-5 dalam
penilaian nya, dimana skor 1 yang artinya tidak USG, skor 2 yang artinya
Kurang USG, Skor 3 yang artinya cukup USG, skor 4 yang artinya USG,
hingga skor 5 yang artinya sangat USG.
Teknik analisa penilaian yang digunakan antara lain sebagai berikut:
a. URGENCY: Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindak lanjuti.
b. SERIOUSNESS: Seberapa Serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
c. GROWTH: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Selengkapnya terkait penilaian isu dengan metode USG dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Analisis Penilaian isu dengan USG

Penilaian
No Prioritas Masalah Total Rangking
U S G

Belum berjalannya Pengelolaan Data Sistem Informasi


1 Pembina Jasa Konstruksi (SIPJAKI) mengenai Izin Usaha 4 4 4 12 I
Jasa Konstruksi

2 Kurang Optimalnya Sertifikasi Tukang untuk Kontruksi 4 3 4 11 II

Belum Optimalnya Pengawasan terhadap proyek yang


3 3 3 3 9 III
sedang berjalan

b. Rumusan Isu
Berdasarkan alat bantu penilaian analisis isu menggunakan metode USG
diatas, maka dapat disimpulkan yang menjadi core untuk kemudian diangkat oleh
penuis kedalam Judul Rancangan Aktualisasi adalah isu No.1 yang berkenaan

13
dengan Belum berjalannya Pengelolaan Data Sistem Informasi Pembina Jasa
Konstruksi (SIPJAKI) mengenai Izin Usaha Jasa Konstruksi, yang memiliki
nilai score 4 untuk Urgency karena cukup pentingnya saat ini informasi berkaitan
dengan konstruksi. Kemudian dilanjutkan Score 4 untuk seriousness yang artinya
isu ini cukup memiliki dampak serius dimana Kota Batam sedang dalam
pembangunan harus memiliki informasi mengenai perusahaan yang memiliki izin
dalam usaha jasa konstruksi. Untuk growth, isu ini memperoleh score 4, yang
apabila tidak segera dipecahkan akan tumbuh menjadi masalah besar, terutama
informasi perusahaan yang mempunyai izin usaha jasa konstruksi agar
pembangunan di Kota Batam di kerjakan sesuai standar yang berlaku. Sehingga
secara total isu tersebut mendapat score 12 dan berada di peringkat I sebagai isu
yang akan diangkat menjadi core isu

c. Identifikasi Sumber Isu


Berdasarkan hasil analisis prioritas isu didapatkan core isu yang akan dianalisis
lebih lanjut yaitu “Belum berjalannya Pengelolaan Data Sistem Informasi Pembina
Jasa Konstruksi (SIPJAKI) mengenai Izin Usaha Jasa Konstruksi”. Core isu
tersebut diambil karena penulis menganalisis hal tersebut akan berdampak besar
terhadap penilaian masyarakat mengenai disiplin pelayanan dan kualitas informasi
terhadap informasi publik.
Isu yang diangkat menyangkut Whole of Government karena Dinas Cipta
Karya harus bekerjasama dengan Dinas lain untuk mendapatkan data Izin Usaha
Jasa Konstruksi yang diperlukan dalam menginput data ke SIPJAKI
Untuk mengaktualisasikan isu ini diperlukan Kerjasama antara Dinas Cipta
Karya dan Tata ruang dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu.

14
a. Lembar Konfirmasi
Persetujuan Coach dan Mentor
Coach Mentor

Sachimala, SKM Said Zein, ST, MH


Staff Seksi Pelatihan Manajemen dan Teknis Kasi Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Nonkesehatan NIP. 19740123 199903 1 005
NIP. 19810516 200502 2 001

b. Judul Rancangan Aktualisasi


“Pelaksanaan Pengelolaan Data Sistem Informasi Pembina Jasa
Konstruksi (SIPJAKI) mengenai Izin Usaha Jasa Konstruksi di Dinas
Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam”

15
BAB II
NILAI – NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN SERTA PERAN PNS
DALAM NKRI

1. KONSEP NILAI – NILAI DASAR PNS


Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peranan yang sangat penting dalam
kemajuan suatu bangsa. Nilai–nilai dasar adalah nilai yang sangat di butuhkan
dalam menjalankan tugas jabatan profesi PNS (Pegawai Negeri Sipil) secara
Professional Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi, diakronimkan menjadi ANEKA.

A. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus
dicapai, merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai–nilai publik yaitu:
a) Mengedepankan kepentingan public.
b) Tidak terlibat politik praktis.
c) Adil dalam memberikan pelayanan public.
d) Konsisten dalam sikap dan perilaku.

Menurut Bovens (2007) Akuntabilitas publik mempunyai 3 fungsi utama


yaitu:

a) Untuk menyediakan kontrol demokratis dengan membangun suatu


sistem yang melibatkan stageholders dan user yang lebih luas.
b) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
c) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabilitas dalam melaksanakan
peran dan tugasnya.

Nilai-nilai yang terkandung didalamnya yaitu:

1) Kepemimpinan

16
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas kebawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel
dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by
example), adanya komitmen yg tinggi dalam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen
pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan
kinerjayang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber
daya, sehingga dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan
bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.
2) Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
a) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerja sama antara
kelompok internal dan eksternal.
b) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya
dan korupsi dalam pengambilan keputusan.
c) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.
d) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
3) Integritas
Dengan adanya integritas menjadi suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hokum yang berlaku, Undang-
undang, Kontrak, kebijakan dan peraturan yang berlaku.Dengan adanya
integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan
kepada publik dan/atau stakeholders.

4) Tanggung jawab
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu
konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya
tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
a) Responsibilitas Perseorangan :

17
 Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan
dan tidakan yang telah dilakukan.
 Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan
keputusan.
 Adanya keterlibatan konsekuen yang tepat dalam keputusan.
b) Responsibilitas institusi
 Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya.
 Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam
pengambilan keputusan.
 Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik
sesuai dengan kompetensinya.
 Adanya kepastian kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
dan fungsinya untuk melindungi sumber daya organisasi.
5) Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena
dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
akan melahirkan akuntabilitas, dengan kata lain, lingkungan
akuntabilitas tidak lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.

7) Keseimbangan
Diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada di
lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan
adanya perubahan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.
Adanya peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan
kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu, adanya

18
harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang
dimiliki.
8) Kejelasan
Kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung
jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan orgnisasi, dan system
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
9) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebut kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat
melemahnya komitmen kredibilitas anggota organisasi.

B. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan
publik, bangsa dan negara. Nasionalisme pancasila adalah pandangan atau
paham kecintaan manusia. Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
Menjamin kebebasan masyarakat dalam memeluk agama dan
kepercayaannya, saling menghormati kepercayaan satu sama lain,
mengembangkan etika sosial dimasyarakat.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, saling menghargai antar
sesama, mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
setiap manusi, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaann jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.

19
3) Persatuan Indonesia
Bekerja sama demi persatuan dan kesatuan bangsa, menempatkan
kepentingan publik dari pada kepentingan diri sendiri demi persatuan
dan kesatuan bangsa.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Perwujudan dari demokrasi di Indonesia adalah demokrasi kerakyatan
(penghormatan terhadap suara rakyat), permusyawaratan
(kekeluargaan) dan hikmat kebijaksanaan (ada landasan etis yaitu
dilandasi sila-sila pancasila yang lainnya).
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Mengembangkan sikap adil terhadap semua tingkat sistem
kemasyarakatan menyediakan kesetaraan kesempatan dalam proses
fasilitasi akses informasi dan layanan.

C. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau yang benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau
apa yang seharusnya dilakukan nilai–nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalam Undang–Undang ASN, yakni sebagai berikut :

a) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Publik.


b) Setia mempertahankann Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan.

20
i) Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
j) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n) Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang demokratis
sebagai peringkat sistem karir.

D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu timbul dari pengaktualisasian nilai-nilai dasar tersebut
dalam pelaksanaan tugas aparatur sehingga akan mendorong terciptanya
iklim kerja unggul yang pada akhirnya dapat menumbuhkan keberanian
untuk menampilkan kreativitas dan inovasi dalam pelayanan kepada publik.
Komitmen mutu menekankan pada penerapan nilai-nilai dasar sebagai
berikut:
a) Efektivitas
Efektiftivitas organisasisejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan
yang ditetapkan atau berhasil mencapai apapun yang
dikerjakannya.Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau
jasa yang dihargai oleh pelanggan.
b) Efisiensi
Efisiensi organisasi dapat ditunjukkan melalui adanya penghematan dari
segi waktu, tenaga, pikiran dan jumlah sunber daya yang digunakan
untuk mencapai tujuan organisasi.Efisiensi organisasi ditentukan oleh
berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai
jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau
jasa.
c) Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/
perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di

21
sekitarnya. Perubahan bisa dipicu antara lain oleh pergeseran selera
pasar, peningkatan harapan, dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya
hidup, peningkatan kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh
globalisasi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi
dapat ditunjukkan melalui adanya ide baru yang bermanfaat untuk
organisasi.
d) Kreatif
Kreativitas seringkali muncul dalam pikiran seseorang yang merasa
tidak puas atau merasa bosan atas sesuatu yang sudah ada. Berpikir
kreatif menunjukkan kemampuan seseorang untuk menghasilkan atau
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda serta membutuhkan daya
imajinasi yang tinggi, yang mampu keluar dari rutinitas atau berbeda
dari kebiasaan sehari-hari.
e) Komitmen
Komitmen merupakan kesesuaian antara perbuatan dengan apa yang
telah diucapkan. ASN yang berkomitmen akan sadar sepenuhnya
dengan tugas pokok dan fungsinya sehingga mampu memberikan
pelayan dengan sepenuh hati, hormat, sopan dan ramah. ASN yang
berkomitmen akan memiliki integritas dan dedikasi yang tinggi terhadap
tugas pokok dan fungsinya sebagai pelayan publik.

Mutu merupakan persepsi pengguna layanan terhadap kemampuan


suatu organisasi dalam menjawab kebutuhan dan harapan pelanggan.
Sebagai ASN yang mengutamakan mutu maka ASN akan
mengutamakan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan
yang cepat, tepat, mudah dan memberikan perlindungan kepada
pelanggan. ASN yang bermutu juga selalu memiliki perencanaan yang
baik dan melaksanakan sesuai rencana dan SOP serta melakukan tindak
lanjut dari terhadap pemeriksaan.

22
E. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin Coruptio dan Corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani Corruptio yang berarti
perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,
menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama, material,
mental, dan hukum.
Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait dengan
Tindak Pidana Korupsi. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001,
terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari :
1. Kerugian keuangan Negara.
2. Suap-menyuap.
3. Pemerasan.
4. Perbuatan Curang.
5. Penggelapan dalam Jabatan.
6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan.
7. Gratifikasi

Nilai-nilai dasar anti korupsi, antara lain:

1. Jujur, berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran dan norma yang
berlaku.
2. Peduli, ikut merasakan apa yang orang lain rasakan dan menolong tanpa
pamrih.
3. Mandiri, kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak tergantung terlalu banyak pada orang
lain.
4. Disiplin, tepat waktu dalam segala pekerjaan dan melakukan pekerjaan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
5. Kerja keras, merupakan hal yang penting dalam rangka mencapai target
dari suatu pekerjaan.
6. Sederhana, menerima dengan tulus ikhlas terhadap apa yang telah ada
dan diberikan oleh Tuhan kepada kita.

23
7. Adil, memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun
perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
8. Berani, berani untuk mengatakan hal yang benar dan salah.

2. KONSEP KEDUDUKAN DAN PERAN DALAM NKRI


A. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilaidasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
a) Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama
ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduk jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
b) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN

24
berfungsi sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik.
b. Pelayan publik.
c. Perekat dan pemersatu bangsa.
c) Tugas Pegawai ASN
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas,
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
d) Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi
maupun umum.Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan
ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan
PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut PNS berhak
memperoleh:
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b. Cuti;
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. Perlindungan; dan
e. Pengembangan kompetensi

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang


bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang
sepatutnya diberikan.Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam
UU ASN adalah:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah.

25
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang.
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab.
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan.
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

B. Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik.Oleh karenanya WOG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti
dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan
yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WOG
dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan
dan layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya
fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa

26
kompetisi antar sektor dalam pembangunan Ketiga, khususnya dalam
konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,
serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilainilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya
elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Praktek Whole of Government
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik
dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah
dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level
tertentu, yaitu :
a) Penguatan Koordinasi antar Lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga
yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.
b) Membentuk Lembaga Koordinasi Khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara
melakukan WOG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status
kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan
kelembagaan yang dikoordinasikannya.
c) Membentuk Gugus Tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak permanen.
d) Koalisi Sosial
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus
dalam koordinasi ini.

C. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah,
dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa, baik

27
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat (Lembaga Administrasi Negara:
1998) Menurut Lovelock, Christoper H, 1991:7, mengatakan bahwa
”service adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan
dirasakan atau dialami” Artinya service merupakan produk yang tidak ada
wujud atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang dapat dimiliki, dan
berlangsung sesaat atau tidak tahan lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan
oleh penerima layanan.
Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip
pelayanan publik yang baikuntuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
a) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan
publik yang diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur,
biaya, dan sejenisnya.
c) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.

d) Tidak diskriminatif

28
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh di
bedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara, seperti: status sosial, pandangan
politik, enisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual,
difabel, dan sejenisnya.
e) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayananpublik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan
yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai
persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk
dipenuhi.
f) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi
dan mencapai tujuan-tujuan strategis negaradalam jangka panjang) dan
cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang
sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat,
terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang
ditemukan, dan lain-lain).
h) Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan
fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara
melalui pajak yang mereka bayar.

i) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah
memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga
negara yang lain.

29
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Sumber Kegiatan
Unit Kerja : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam
Identifikasi Isu : Sistem Pembina Jasa Konstruksi yang tidak
memberikan informasi benar akan berpengaruh
terhadap penilaian masyarakat terhadap kinerja
dinas
Isu yang diangkat : Belum berjalannya Pengelolaan Data Sistem
Informasi Pembina Jasa Konstruksi (SIPJAKI)
mengenai Izin Usaha Jasa Konstruksi
Gagasan Pemecah Isu : Pengelolaan Data di Sistem Pembina Jasa
Konstruksi mengenai Izin Usaha Jasa Konstruksi

Dalam rangka melaksanakan gagasan pemecahan isu, penulis akan


melakuakan beberapa kegiatan yang bersumber dari:
Tabel 3.1 Sumber Kegiatan

No. KEGIATAN AKTUALISASI SUMBER KEGIATAN

1. Melakukan Koordinasi Atasan Tugas Kreativitas

Meminta Data IUJK ke Dinas Penanaman Modal


2. Tugas SKP
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Menganalisa Data yang telah diberikan oleh


3. Tugas SKP
Pelayanan Terpadu Satu Pintu

4. Input Data IUJK ke SIPJAKI Tugas SKP

5. Melakukan Pengawasan Tugas SKP

30
B. Rencana Kegiatan
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap visi dan
Pelatihan Nilai
misi Organisasi
Dalam mengatur pertemuan
Jadwal Pertemuan untuk menyampaikan
Mengatur Pertemuan
dengan Kepala rencangan aktualisasi penulis
dengan Kepala
1 Bidang dan melakukan dengan sopan dan
Bidang dan Kepala
Kepala Seksi santun (Etika Publik) serta Meningkatkan
Seksi
telah diatur dapat dipertanggungjawabkan pelayanan prima Etika-
(Akuntabilitas) kepada masyarakat Akhlakul
Dalam menyampaikan melalui Karimah
Koordinasi
rancangan aktualisasi penulis akuntabilitas Budi pekerti,
1 dengan Menyampaikan Rancangan
akan menyampaikan dengan publik, akhlak dan
Atasan 2 rancangan Aktualisasi aktualisasi telah
baik dan sopan. Hal ini transparansi, dan tingkah laku
kepada Kepala Bidang disampaikan (tabiat) yang
mencerminkan nilai Etika optimalisasi
Publik pembiayaan terpuji
Saran tentang pembangunan.
Meminta saran Kepala Dalam meminta saran penulis
Prosedur
Bidang tentang akan menyampaikan dengan
3 permintaan data
prosedur Permintaan sopan hal ini mencerminkan
IUJK ke PTSP
Data IUJK ke PTSP nilai etika public
telah didapat
Meminta Meningkatkan
Membuat surat permintaan Profesional
Data IUJK Membuat Surat pelayanan prima
Surat Permintaan data dengan benar dalam hal Memiliki
2 ke Dinas 1 Permintaan Data ke kepada masyarakat
Data telah dibuat ini penulis menerapkan nilai komitmen
Penanaman PTSP melalui
dasar ASN Komitmen Mutu terhadap
Modal dan akuntabilitas

31
Pelayanan Dalam proses pengajuan publik, pencapaian
Terpadu penandatanganan surat tanda transparansi, dan hasil
Satu Pintu Meminta Persetujuan persetujuan dilakukan dengan optimalisasi
kepala dinas melalui melibatkan bagian pembiayaan
Surat Persetujuan
2 bagian kepegawaian kepegawaian dan diajukan pembangunan.
ditandatangani
terkait surat yang dengan menandakan penulis
telah dibuat menerapkan nilai
Akuntabilitas dan Etika
Publik
Dalam proses koordinasi
Melakukan
Menerima dengan pihak BPMPTSP
Koordinasi dengan
konfirmasi jadwal penulis berkomunikasi
3 pihak BPMPTSP
pengiriman data dengan baik dan sopan
untuk Pengiriman
dari BPMPTSP menandakan penulis
Data IUJK
menerapkan nilai etika publik
Data IUJK Data IUJK diterima dalam
4 Menerima Data IUJK
diterima bentuk softcopy IUJK
Dalam proses menganalisa Meningkatkan
Data perusahaan
Menganalisa Menganalisa apakah data, penulis melakukannya pelayanan prima
yang sudah
Data yang 1 perusahaan pernah di dengan teliti menandakan kepada masyarakat Profesional
pernah di input
telah Input ke SIPJAKI penulis menerapkan nilai melalui Memiliki
diketahui
diberikan Akuntabilitas akuntabilitas komitmen
3
oleh publik, terhadap
Dalam proses menganalisa
Pelayanan transparansi, dan pencapaian
Menganalisa apakah Data perusahaan data, penulis melakukannya
Terpadu optimalisasi hasil
2 perusahaan terkena yang terkena dengan teliti menandakan
Satu Pintu sanksi atau tidak sanksi diketahui penulis menerapkan nilai pembiayaan
Akuntabilitas pembangunan.

32
Data perusahaan Dalam proses menganalisa
Menganalisa apakah dengan masa data, penulis melakukannya
3 masa berlaku IUJK berlaku IUJK dengan teliti menandakan
sudah habis telah habis penulis menerapkan nilai
diketahui Akuntabilitas
Dalam proses menginput
Input data IUJK Data IUJK status data, penulis melakukannya
1 dengan status buat buat baru telah di dengan teliti menandakan
Meningkatkan
baru Input penulis menerapkan nilai
pelayanan prima
Akuntanbilitas
kepada masyarakat Profesional
Dalam proses menginput
Data IUJK status melalui Memiliki
Input Data Input data IUJK data, penulis melakukannya
perpanjangan akuntabilitas komitmen
4 IUJK ke 2 dengan status dengan teliti menandakan
IUJK telah di publik, terhadap
SIPJAKI Perpanjangan IUJK penulis menerapkan nilai
Input transparansi, dan pencapaian
Akuntanbilitas hasil
optimalisasi
Dalam proses menginput
Data IUJK pembiayaan
Input data IUJK data, penulis melakukannya
dengan status pembangunan.
3 dengan status Ganti dengan teliti menandakan
Ganti data telah di
data IUJK penulis menerapkan nilai
Input
Akuntanbilitas
Dalam meminta rekomendasi Meningkatkan
Meminta rekomendasi Profesional
surat perintah tugas, penulis penyediaan,
Surat Perintah Tugas Mendapatkan Sesuai dan
Melakukan melakukannya dengan baik pengelolaan,
5 1 kepada kepala seksi rekomendasi dari patuh
Pengawasan dan sopan menandakan penataan dan
untuk melakukan kepala seksi dengan
penulis menerapkan nilai pembinaan prosedur
pengawasan
etika public bangunan gedung

33
Dalam mengajukan surat dan lingkungan
perintah tugas, penulis yang Aman,
Mengajukan surat Surat Perintah
melakukannya dengan baik Nyaman, dan
2 perintah tugas ke Tugas telah
dan sopan menandakan Berkelanjutan.
bagian kepegawaian diajukan
penulis menerapkan nilai
etika public
Dalam melakukan
pengawasan, penulis
Melakukan
melakukannya dengan
pengawasan ke Pengawasan telah
3 bertanggung jawab hal
perusahaan terdaftar dilakukan
menandakan penulis
IUJK
menerapkan nilai
Akuntabilitas

34
C. Jadwal Kegiatan
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan

35
36

Anda mungkin juga menyukai