Anda di halaman 1dari 6

A.

Masalah Pokoknya

Banyaknya ASN yang terlibat dalam praktek korupsi sangat merugikan keuangan
Negara. Kenapa tidak, ASN yang sudah dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana
korupsi tersebut ternyata masih menerima upah atau Gaji dari Negara. Hal ini
mencerminkan bagaimana system birokrasi di Negara kita ini. System birokrasi yang
berbelit-belit membuat Pejabat yang berwenang tidak dapat langsung mengambil
keputusan dikarenakan berbenturan dengan system perundang-undangan di negara kita.

Seperti yang diungkapkan mendagri salah satu kendala dalam pemberhentian ASN yang
telah menjadi terpidana korupsi ini adalah Surat Edaran Mendagri tentang pengangkatan
kembali PNS dalam jabatan struktural. Pegawai negeri sipil yang telah menjalani
hukuman pidana tidak diperkenankan menduduki jabatan struktural Namun ,kemudian
ada yang mengartikan ASN tersebut tetap boleh bekerja asalkan tidak menduduki jabatan
struktural. Padahal dalam pasal 87 ayat 4 Undang –Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN telah disebutkan,ASN yang jadi narapidana perkara korupsi harus langsung
diberhentikan dengan tidak hormat.

B. Aktor yang terlibat beserta perannya masing-masing berdasarkan konteks deskripsi


kasus.
1. Aparatur sipil negara yang terlibat pidana korupsi
2. Tjahjo Kumolo sebagai Menteri Dalam Negeri
3. Kepala daerah selaku pejabat pembina kepegawaian
4. Sekretaris daerah selaku pejabat yang berwenang dalam manajemen ASN
5. Agus Raharjo selaku Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi,
6. Kepala Badan Kepegawaian Negara ( BKN ) Bima Haris Wibisana dan
7. Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (
Kementerian PAN dan RB ) Dwi Wahju Atmaji.
A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI oleh setiap aktor yang terlibat
berdasarkan konteks deskripsi kasus.
1. Aparatur sipil negara yang terlibat pidana korupsi
Banyak pelanggaran terhadapa nilai dasar PNS yang di lakukan ASN di atas, diantaranya
adalah
ANTI KORUPSI Banyak kerugian yang dialami oleh Negara kita dari tindakan korupsi
ini
PELAYANAN PUBLIK Jadi terganggu karena tersangkut masalah korupsi
AKUNTABILITAS Tidak adanya rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diemban
oleh ASN tersebut.

2. Tjahjo Kumolo sebagai Menteri Dalam Negeri

Selaku Mendagri Tjahjo Kumolo melaksanakan fungsi dan perannya dengan bagus dan
sesuai. AKUNTABILITAS Dia Memberikan Tanggung jawab kepada bawahan (
Gubernur, Walikota/Bupati dsb) dengan terstruktur

KOMITMEN MUTU dengan menjawab tantangan public dia memberikan layanan


informasi yang dapat memuaskan kebutuhan masyarakat

3. Kepala daerah selaku pejabat pembina kepegawaian

AKUNTABILITAS Lambannya Kepala daerah menanggapi instruksi dari mendagri,


sehingga lama proses pemberhentian ASN yang terlibat korupsi tersebut

4. Sekretaris daerah selaku pejabat yang berwenang dalam manajemen ASN


AKUNTABILITAS Sekda yang menerima perintah dan tugas yang berwenang dalam
Manajemen ASN masih dinilai lambat dalam menanggapi permasalahan korupsi,
5. Agus Raharjo selaku Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi,
AKUNTABILITAS Pengumpulan data yang dilakukan KPK untuk mencari bukti-bukti
tindak pidana korupsi
WoG yang dibuktikan koordinasi KPK dengan lembaga pemerintahan lain seperti Kepala
daerah untuk tidak perlu ragu memberhentikan tersangka tindak pidana korupsi
6. Kepala Badan Kepegawaian Negara ( BKN ) Bima Haris Wibisana dan

AKUNTABILITAS Kepala BKN menunjukan rasa tanggung jawab yang diembannya


sebagai Kepala Kepegawaian
KOMITMEN MUTU Dengan bergerak cepat mengambil keputusan berkoordinasi
dengan pihak terkait penyelesaian masalah korupsi
Selain dari Prinsip ANEKA Kepala BKN juga berorientasi pada
WoG yang dibuktikan koordinasi BKN dengan lembaga pemerintahan lain seperti KPK,
BPK untuk menelusuri kerugian negara
7. Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (
Kementerian PAN dan RB ) Dwi Wahju Atmaji.
WoG yang dibuktikan koordinasi MENPAN RB dengan lembaga pemerintahan lain
seperti PPK dan pimpinan instansi pusat serta lembaga kementrian
AKUNTABILITAS dengan melakukan rapat teknis terkait pelaku tindak pidana korupsi

B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.
1. Kerugian Negara dalam jumlah besar akibat korupsi
2. Hilangnya Kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara Negara
3. Terjadinya konflik organisasi
4. Kepuasan pelayanan terhadap masyarakat terganggu (komitmen mutu)
5. Terjadinya perpecahan terhadap masyarakat yang merasa tidak mendapatkan keadilan
6. Kebijakan-kebijakan yang di buat oleh pejabat berwenang tidak berjalan
Deskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks
deskripsi kasus.
Memberikan pendekatan-pendekatan spiritual yaitu mengingatkan tujuan kita sebagai
ASN hidup dimuka bumi ini, karena setiap perbuatan harus kita pertanggung
jawabkan
Sebagai seorang ASN harus mempunya integritas yang tinggi, berpegang kepada
Tupoksinya masing. Dengan menanamkan nilai-nilai anti korupsi seperti Jujur,
Peduli, Mandiri, Disiplin. Tanggung jawab. Kerja keras. Sederhana, Berani, dan Adil
maka cita-cita Indonesia bebas korupsi pasti akan tercapai
Selain itu system perundangan-undangan di Negara kita ini harus diperbaiki sebagai
contoh : apabila terjadi tindak pidana korupsi harus secepatnya dibawa kepersidangan
sebab, kalau keputusan sidang cepat keluar maka lembaga pemerintah lain akan cepat
mengambil keputusan sehingga Negara tidak mengalami kerugian dengan jumlah
yang semakin besar lagi.
Terakhir dengan memberikan hukuman yang berat bagi pelaku tindak pidana korupsi
akan mampu memberantas system KKN yang ada di Negara kita ini.
Deskripsikan konsekwensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan
masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.

1. Sebagai seorang ASN harus mempunya integritas yang tinggi, berpegang kepada
Tupoksinya masing. Dengan menanamkan nilai-nilai anti korupsi seperti Jujur,
Peduli, Mandiri, Disiplin. Tanggung jawab. Kerja keras. Sederhana, Berani, dan
Adil maka cita-cita Indonesia bebas korupsi pasti akan tercapai
Konsekwensi penerapan : Banyak hal yang menyebabkan seorang terlibat tindak
pidana korupsi, diantaranya belum diterapkan nilai-nilai anti korupsi didalam dirinya,
pendekatan spiritual dapat mejadi salah satu langkah, namun, sikap seorang manusia
sering berubah-ubah, tidak berpendirian dan tidak akan pernah merasa puas dari apa
yang dimilikinya.

2. Selain itu system perundangan-undangan di Negara kita ini harus diperbaiki


sebagai contoh : apabila terjadi tindak pidana korupsi harus secepatnya dibawa
kepersidangan sebab, kalau keputusan sidang cepat keluar maka lembaga
pemerintah lain akan cepat mengambil keputusan sehingga Negara tidak
mengalami kerugian dengan jumlah yang semakin besar lagi.
Konsekwensi penerapan : Perbaikan system perundangan-undangan memerlukan
biaya, waktu dan tempat untuk melakukannya. Ego dari organisasi bisa menghambat
terjalinnya kolaborasi sektor-sektor lembaga pemerintah tersebut.

3. Terakhir dengan memberikan hukuman yang berat bagi pelaku tindak pidana
korupsi akan mampu memberantas system KKN yang ada di Negara kita ini.
Konsekwensi penerapan : Terkait permasalahan hukuman untuk para koruptor
sering menjadi meme di masyarakat seperti maling ayam dihukum 5 Tahun penjara
Sedangkan maling uang Negara dihukum 1 Tahun penjara. Disana masyarakat
melihat adanya ketidakadilan dalam segi hukum seperti pisau yang tajam kebawah
dan tumpul keatas. Akan tetapi apabila diterapkan hukuman berat seperti hukuman
mati akan berbenturan dengan system Negara. Dalam hal pencarian barang bukti,
Tindak pidana korupsi sangat sulit mencari alat buktinya dan sering mendengar
pendapat ahli, makanya susah menetapkan hukuman bagi tersangka koruptor
ini.sementara maling ayam barang bukti langsung ada didepan mata. Prasangka
masyarakat akan selalu melihat hukum di Negara kita tidak efektif. Ini lah yang akan
selalu menjadi kendala dalam menerapkan hukuman bagi pelaku korupsi sekaligus
memperbaiki pandangan public.
4. Memberikan pendekatan-pendekatan spiritual yaitu mengingatkan tujuan kita
sebagai ASN hidup dimuka bumi ini, karena setiap perbuatan harus kita
pertanggung jawabkan
Konsekwensi penerapan : Menyelaraskan semua elemen-elemen yang ada dalam
diri kita seperti (jiwa, pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan) akan di anggap aneh di
suatu organisasi yang apaabila seluruh ASN yang disana terbiasa dengan ketidak
pedulian

Anda mungkin juga menyukai