Bismilillah Judul Skripsi
Bismilillah Judul Skripsi
OLEH:
M. IQBAL
No.BP1611411005
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
persisten yang disebabkan karena gangguan sekresi dan aktivitas biologis absolut
kerusakan jangka panjang pada beberapa organ tubuh seperti disfungsi organ
diri pasien penting untuk mencegah komplikasi akut dan mengurangi risiko
secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan sel sehat yang relatif
korelasi yang signifikan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah (Tan , et
al., 2017).
kulit berupa infeksi bakterial , infeksi jamur, dan lain-lain (Djuanda, 2008).
sering oleh spesies jamur Candida, penderita Diabetes mellitus rentan mengalami
kandidiasis yang disebabkan karena kondisi sel epitel dan mukosa pada penderita
Candida albicans dalam rongga mulut lebih sering dijumpai pada penderita
rongga mulut berkisar antara 20%-40% dan pada penderita Diabetes mellitus
(Sumintarti, et al., 2015). Hasil penelitian Magare dkk pada tahun 2014
sering dtemukan dirongga mulut. Faktor risiko yang paling penting adalah
perubahan endokrin seperti Diabetes mellitus, kehamilan dan gagal ginjal, depresi
2002, Coco , et al., 2008). Kandidiasis oral terjadi karena peningkatan spesies
Studi yang dilakukan oleh Loureiro dkk pada tahun2006. pada mencit
glukosa dalam darah dengan pengobatan insulin pada mencit dan tikus Diabetes
neutrofil.
pertama sel host untuk menyerang pathogen yang masuk kedalam tubuh (Nathan ,
et al., 2006) .Neutrofil juga merupakan sel-sel efektor penting selama peradangan
pada jaringan . Neutrofil memiliki potensi yang tinggi dalam memberantas infeksi
mikroba. Individu dengan defisiensi neutrofil (seperti neutropenia) lebih rentan
yang dimulai dengan adhesi sel ke endotel permukaan mikroba dan diikuti
al., 2016).
dengan baik oleh pasien, dengan konsekuensi yang tidak diinginkan lebih sedikit
daripada obat sintetis. Herbal biasanya memiliki efek samping lebih sedikit
daripada obat sintetis, dan mungkin lebih aman untuk digunakan seiring waktu
atau kunyit Jawa adalah anggota keluarga jahe (Zingeberaceae), yang merupakan
tanaman asli Indonesia. Ditanam di Thailand, Filipina, Sri Lanka, dan Malaysia.
C. xanthorrhiza adalah tanaman yang tumbuh rendah dengan akar (rimpang) yang
terlihat seperti jahe ( Ruslay, et al., 2007). Secara tradisional, tanaman ini
digunakan sebagai bahan dalam suplemen kesehatan yang dikenal sebagai "jamu"
dan antikanker (Oon, et al., 2015), antibakteri (Sylvester, et al., 2015) antivirus
penyedap, dan zat pewarna di Asia dan India (Bhawana, 2011). Curcumin telah
hifa, dan invasi tuan rumah, yang sangat penting faktor terkait dengan
fosfolipase berkurang menggunakan curcumin pada 62,5 M dan 125 M. Hasil ini
sekresi proteinase sebesar 53% dalam Candida albicans selama proses infeksi
IL6, dan IL8 (H. Alanazi, et al., 2014). Curcumin dapat mereduksi ekspresi gen
IL1a dan IL1b fibroblast yang terpapar infeksi Candida albicans (Seleem, et al.,
2016)].
meningkatkan daya adhesi sel neutrofil terhadap Candida albicans pada pasien
Diabetes mellitus?
rebusan 3.125%, 6,25%, 12,5%, dan 25% pada pasien Diabetes mellitus?
meningkatkan daya adhesi sel neutrofil terhadap Candida albicans pada pasien
Diabetes mellitus.
2. Mengetahui peningkatan daya adhesi sel neutrofil terhadap Candida albicans
meningkatkan daya adhesi sel neutrofil terhadap Candida albicans pada pasien
Diabetes melitus.
Roxb ) untuk meningkatkan adhesi sel neutrofil terhadap Candida albicans pada
pasien Diabetes melitus. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
Roxb ) yang berpotensi dalam meningkatkan daya adhesi sel neutrofil terhadap
adhesi sel neutrofil terhadap Candida albicans pada pasien Diabetes mellitus.
BAB III
Xanthorizol Curcumin
Modulasi Sistem Imun
Variabel Terkontrol
- Waktu inkubasi
- Suhu inkubasi
- Konsentrasi Air rebusan temulawak
3,125%. 6,25%, 12,5%, dan 25%.
- Isolat Neutrofil
- Isolat Candida albicans
adhesi sel neutrofil terhadap Candida albicans pada pasien Diabetes mellitus.
memiliki tingkat kriteria kekuatan daya adhesi sel neutrofil yang semakin tinggi.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian dan Disain Penelitian
diteliti dengan rancangan the post test only control group design dengan
2. Pembiakan jamur Candida albicans dan uji daya adhesi sel neutrofil
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
neutrofil darah pasien yang menderita Diabetes mellitus dan telah mengisi
dan tidak ada kerusakan akibat penyakit pada tumbuhan yang diambil dari daerah
Payakumbuh,
terdiri dari:
1. Kelompok kontrol (K): Sel neutrofil yang diberi Candida albicans tanpa
perlakuan.
2. Kelompok I: Sel neutrofil yang berikan air rebusan temulawak sebesar 3.125%
3. Kelompok II : Sel neutrofil yang berikan air rebusan temulawak sebesar 6,25%
4. Kelompok III : Sel neutrofil yang berikan air rebusan temulawak sebesar 12,5%
5. Kelompok IV: Sel neutrofil yang berikan air rebusan temulawak sebesar 25%
n = 1,962 = 3,84 ≈ 4
Berdasarkan hasil dari rumus diatas dapat dsimpulkan bahwa jumlah sampel
yang digunakan pada peneltian ini adalah 4 sampel untuk setiap kelompok
perlakuan
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah Daya adhesi sel neutrofil
3. Variabel Terkontrol
- Waktu inkubasi
- Suhu inkubasi
- Isolat Neutrofil
Air rebusan temulawak adalah rebusan yang dibuat dengan merebus 2gr
menit, hasil akhirnya diperoleh air rebusan temulawak dengan konsentrasi 100%.
2. Candida albicans
Jamur dari genus Candida. Jamur yang digunakan dalam penelitian ini
Andalas yang telah diidentifikasi terlebih dahulu dengan menggunakan uji germ
McFarland.
3. Neutrofil
Neutrofil diambil dari darah vena perifer atau vena cubiti dengan kriteria laki-
laki dewasa dan menderita Diabetes mellitus. Isolat neutrofil dilakukan dengan
pada Candida albicans, baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok yang
2. Aquadest steril,
8. Hiatopaque-1119 (Sigma),
9. RPMI (1640),
11. Alkohol,
15. Giemsa.
1. Autoklaf
2. Microplate 24 well
3. Coverslip
4. Tabung EDTA
5. Timbangan
6. Tabung reaksi
7. Centrifuge
8. Laminar flow
9. Inkubator
12. Mikroskop
13. Densicheck
14. Vortex
15. Filter
16. Mikropipet
17. Corong
19. Syringe
Prosedur penelitian ini terdiri dari persiapan dan sterilisasi alat, ethical
suspensi jamur, isolasi neutrofil, perlakuan uji indeks adhesi sel neutrofil,
4.7.1 Sterilisasi Alat
terlebih dahulu. Alat-alat yang berbahan dasar kaca disterilkan dalam autoclave
pada suhu 1210C selama 15 menit. Sedangkan instrument yang berbahan dasar
plastik dicuci dan dibersihkan dengan air kemudian dikeringkan dan diusap
dengan cara memotong sesuai dengan diameter well culture, kemudian direndam
bebas dari penyakit tanaman. Pembuatan air rebusan temulawak dilakukan dengan
M1 x V1= M2 x V2
Keterangan:
V1= 0, 125ml
V1= 0, 25ml
temulawak 100%.
V1= 0, 5ml
Jadi, untuk mendapatkan konsentrasi air rebusan temulawak 12,5%
dilakukan dengan cara menambahkan 3,5ml aquadest kedalam 0,5ml air rebusan
temulawak 100%
V1= 1ml
temulawak 100%
1. Darah vena perifer atau cubiti pada pasien Diabetes mellitus diambil sebanyak
berjumlah 3cc.
menggumpal.
serum dibuang.
5. Pada tabung falcon akan terbentuk 6 lapisan cairan, yaitu plasma darah, PMBC,
1077 limpoprep, neutrofil, filter 1119 hystopaque dan sel darah merah. Lapisan
neutrofil merupakan lapisan yang paling jerning dan berada pada lapisan yang ke
empat.
lapisan yang berada diaatasnya dan kemudian diletakkan pada tabung steril.
selama 10 menit.
dalam well.
3. Kemudian pada tiap well ditambahkan fungizone 5µL, RPMI 1 cc, penstripe
5µL dan dinkubasi selama 30 menit, dan ditambahkan media complete M199
miring.
10. Pengecetan dengan Giemsa. Preparat dicuci dengan air mengalir kemudian
goyangkan sampai kelihatan luntur, cuci dengan air mengalir dan dikeringkankan.
11. Preparat yang sudah dicat dengan pewarnaan Giemsa diamati menggunakan
albicans yang menempel pada neutrofil pada perlakuan kontrol. Indeks adhesi
dapat diperoleh dengan menghitung banyaknya sel neutrofil yang dilekati jamur.
Untuk neutrofil, dihitung pada 100 sel neutrofil menggunakan mikroskop inverted
kembali,
2. Coding yaitu pemberian kode pada setiap data yang telah dikumpulkan untuk
3. Entry yaitu memasukkan data yang telah diedit pasca pengkodean yang
1. Analisis Univariat
temulawak 3,125%. 6,25%, 12,5%, dan 25%, isolat neutrofil, dan isolat
Candida albicans).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis daya adhesi sel neutrofil
(Curcuma Xanthoriza Roxb ). Data hasil penelitian ini bersifat kuantitatif. Data
yang didapat dari hasil penghitungan yang diperoleh dari setiap perlakuan diolah
secara statistik dengan menggunakan uji normalitas Saphiro wilk dan uji
homogenitas Levene’s test dengan nilai kemaknaan (p>0,05). Jika data hasil
uji parametrik yaitu One Way Anova. Jika dari uji tersebut terdapat hasil
perbedaan yang bermakna makan dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD (Least
perbedaan secara signifikan. Jika data yang diperoleh tidak terdistribusi normal
dan atau tidak homogen, digunakan uji non parametrik Kruskal-Wallis Test yang
Dicuci 2-3x
dan Pembuatan suspensi
diresuspensi jamur sampai
dengan media mencapai standar 1
complete McFarland
Pemberian perlakuan
Pengolahan data
Analisis data