Anda di halaman 1dari 44

JURNAL BELAJAR

PENDIDIKAN INKLUSIF

JURNAL BELAJAR

Jurnal belajar dalam matakuliah PENGETAHUAN LINGKUNGAN ini


berisi catatan refleksi dan rekaman selama mengikuti perkuliahan, misalnya;
melakukan analisis kritis tentang suatu topik dari buku atau artikel, pelajaran yang
dapat dipetik, hal-hal yang masih perlu dikaji, hal lain yang ingin diketahui lebih
lanjut, dan semua hal penting dari proses pembelajaran yang diamati dan dialami
selama satu semester. Tujuan penulisan jurnal belajar ini adalah membantu
mempersiapkan diri secara fisik dan mental sebagai mahasiswa S1 serta
membiasakan diri untuk mencatat dan mengarsipkan hal-hal penting terutama
yang berkaitan dengan kegiatan akademik. Melalui jurnal belajar ini, diharapkan
keterlibatan mahasiswa secara optimal dalam mempelajari materi belajar dapat
terpenuhi.
Matakuliah PENGETAHUAN LINGKUNGAN merupakan salah satu
matakuliah yang wajib diprogramkan Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi
Universitas Halu Oleo pada semester Ganjil. Identitas matakuliah ini adalah
sebagai berikut:

Matakuliah : PENDIDIKAN INKLUSI


Sandi/Kode : A1J11802
SKS : 3 sks
Disajikan pada Jenjang : S1, Pendidikan Biologi

Semester/Tahun Akademik : Ganjil/2018-2019

Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si

Selama satu semester telah dilakukan kegiatan perkuliahan sebanyak 11


jurnal dalam 11 kali tatap muka. Uraian jurnal kegiatan belajar tersebut adalah
sebagai berikut:

Pendidikan InklusifPage 1
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Pertemuan : 1
Hari/Tanggal : Rabu / 28 Agustus 2019
Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.
Topik : Pengantar Mata Kuliah Pendidilan Inklusif
Penyaji Topik : Dr. Safilu, M.Si

A. Kegiatan yang dilakukan


Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pertama mata kuliah
Pendidikan Inklusif pada hari Rabu, 28 Agustus 2019 adalah kegiatan belajar
mengajar dalam bentuk ceramah. Penyaji topik memaparkan materi tentang
pendidikan inklusif dan kompetensi dasar yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa.

B. Refleksi Diri
1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan
Materi yang didapatkan setelah perkuliahan adalah pengetahuan
tentang pendidikan inklusif dan kompetensi dasar yang harus di penuhi
oleh mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah pendidikan inklusif.
Kompetensi Dasar :
 Mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi tentang konsep
dan prinsip-prinsip pendidikan inklusif.Mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui sejarah pendidikan inklusif, karakteristik
kelas atau sekolah inklusif, kurikulum pendidilan inklusif,
strategi penilaian / cara penilaian pada kelas inklusif, bentuk-
bentuk interaksi positif dalam kelas inklusif, komunikasi
fungsional kolaborasi.
 Mahasiswa memahami peran orang tua dalam pendidikan
inklusif.
Inklusi : khusus/ lebih mendominasi
If/is : sifat

Pendidikan InklusifPage 2
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Inklusif : sifat khusus / bersifat khusus


 Konsep pendidikan inklusif
Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang mengajarkan
tentang penyamarataan perlakuan melalui pertimbangan
yaitu disesuaikan dengan kebutuhan anak.
 Alasan mempelajari pendidikan inklusif
Adapun alasan dari mempelajari pendidilan inklusif yaitu :
 Setiap mahasiswa memiliki perbedaan baik fisik,
mental, dan fisabilitas sehingga guru memiliki
penilaian tertentu.
 Prinsip pendidikan inklusif
 Toleransi
 Saling menghargai
 Bersikap adil
 Tidak deskriminasi
 Sejarah Pendidikan Inklusif
Latar belakang adanya pendidikan inklusif yaitu :
 Adanya diskriminasi, misalnya perlakuan tidak adil
terhadap kaum minoritas disekolah
 Adanya perbedaan khusus, misalnya perbedaan fisik,
mental, dan fisabilitas.
 Adanya berkebutuhan khusus.

2. Pelajaran yang dapat dipetik


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 28 Agustus 2019 pelajaran
yang dapat saya ambil yaitu :
 Dengan mengetahuai prinsip-prinsip dari pendidikan inklusif saya dapat
mengetahui pentingnya saling menerima adanya perbedaan dalam
kehidupan.

Pendidikan InklusifPage 3
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Pertemuan : 3
Hari/Tanggal : Rabu/11 September 2019
Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.
Topik : Landasan Pendidikan Inklusif
Penyaji Topik : Dr. Safilu, M.Si.

A. Kegiatan yang dilakukan

Pendidikan InklusifPage 4
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu, 28 September 2019


adalah kegiatan belajar mengajar dalam bentuk ceramah. Penyaji topik
memaparkan materi mengenai landasan pendidikan inklusif.

B. Refleksi Diri
1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan
Adapun materi yang telah didapatkan dalam pertemuan kali ini
yaitu mengenai landasan pendidikan inklusif . Adapun intisari dari materi
yang telah didapatkan adalah :
 Landasan Pendidikan Inklusif.
 Landasan Filosofis : Pendidikan adalah hak dasar manusia.
Hak dasar melekat disetiap diri seseorang yang tidak dapat
diganggu gugat oleh siapapun.
 Landasan Empiris dan Pedagogis : Riset membutuhkan
bahwa pendidikan segregatif maupun inklusif masing-
masing memiliki kekuatan dan kelemahan. Inklusif
memberikan nilai pedagogis yang luas (Multikular).
 Landasan Psikologis : Sekolah harus menjadi lingkungan
yang nyaman dan aman bagi perkembangan anak.
 Landasan Yuridus : UUD 1945, UUSPN, PP, PERMEN,
MDGs.
 Kebijakan : Penuntasan wajib belajar dan peningkatan
mutu pendidikan.
 Tujuan Pendidikan Inklusif
Adapun tujuan dari pendidikan inklusif bagi anak yaitu:
 Berkembangnya kepercayaan pada diri anak, merasa
bangga pada diri sendiri atas prestasi yang di perolehnya.

Pendidikan InklusifPage 5
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

 Anak dapat belajar secara mandiri, dengan mencoba


memahami dan menerapkan pelajaran yang di perolehnya
di sekolah kedalam kehidupan sehari-hari.
 Anak mampu berinteraksi secara aktif bersama teman-
temannya, guru, sekolah dan masyarakat.
 Anak dapat belajar untuk meneriman adanya pebedaan,
dan mampu mengatasi perbedaan tersebut.

2. Pelajaran yang dapat dipetik


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 11 September 2018 maka
pelajaran yang saya dapatkan sebagai berikut.
 Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga masing-
masing Orang mimiliki perbedaan. Oleh karena itu janganlah kita
sombong terhadap kelebihan yang kita miliki karena dibalik kelebiah
pasti ada kekurangan yang kita miliki.
 Saya dapat belajar untuk menerima adanya perbedaan, dan mampu
mengatasi adanya perbedaan tesebut In sha Allah .

Pertemuan : 2
Hari/Tanggal : Rabu/04 September 2019

Pendidikan InklusifPage 6
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.


Topik : Kerangka Berpikir Dalam Pendidikan Inklusif
Penyaji Topik : Dr. Safilu, M.Si.

A. Kegiatan yang dilakukan


Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu, 04 September 2019
adalah kegiatan belajar mengajar dalam bentuk ceramah. Penyaji topik
memaparkan materi tentang kerangka berpikir dalam pendidikan inklusif.

B. Refleksi Diri
1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan
Adapun materi yang telah didapatkan adalah pengetahuan tentang
lingkungan. Adapun intisari dari materi yang telah didapatkan adalah
sebagai berikut.
Pendidikan Inklusif :
 Adalah suatu pendidikan dimana sistem layanan pendidikan
khusus yaang mensyaratkan agar semua anak yanng
berkebutugan khusus dilayani disekolah-sekolah terdekat di
kelas biasa bersama teman seusianya.
 Pengembangan layanan pendidikan reguler dengan pendidilan
khusus dalam satu sistem yang dipersatukan.
 Sekolah yang mengembangkan layanan pendidikan khusus
dengan pendidikan reguler untuk mempertemukan kebutuhan
individual anak.
Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Inklusif
Strategi pembelajaran yang di gunakan yaitu :
 Guru harus dapat menyesuaikan strategi dalam pembelajaran
dengan meperhatikan kurikulum.
 Kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kelas inklusif.

Pendidikan InklusifPage 7
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Sekolah reguler menerima anak berkebutuhan khusus dan


menyediakan sistem layanan pendidikan yang disesuaikan dengan
kebutuhan (ATBK dan ABK) melalui adaptasi kurikulum, pembelajaran,
penilaian, dan sarana prasarana. Pihak yang bertanggung jawab pada
srana dan prasarana di sekolah yaitu :
 Kepala sekolah
 Komite sekolah
 Guru
 Pemerintah
 Dan stake holder
Jika sekolah memiliki anak yang berkebutuhan khusus maka
yang harus dikembangkan yaitu dengan mengadaptasi
kurikulum pembelajaran, penilaian, sarana dan prasarana.
Delapan keterampilan dasar mengajar guru yaitu :
1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
2) Keterampilan mengelola kelas
3) Keterampilan menjelaskan
4) Keterampilan bertanya
5) Keterampilan mengadakan variasi
6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
8) Keterampilan memberikan penguatan

2. Pelajaran yang dapat dipetik


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 04 September 2019 maka
pelajaran yang saya dapatkan sebagai berikut.

Pendidikan InklusifPage 8
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

 Membantu orang yang lemah sesuai dengan kemampuan kita.


 Sebagai seorang guru kita harus berlaku adil kepada siswa.
 Seorang guru harus menjadi seorang motifator bagi siswa-siswanya.

Pertemuan : 4
Hari/Tanggal : Rabu/3 Oktober 2018
Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.
Topik : Diskusi Mengenai Hasil Observasi Lingkungan
Penyaji Topik :

A. Kegiatan yang dilakukan


Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu, 3 Oktober 2018 adalah
kegiatan belajar mengajar dalam bentuk diskusi kelompok dengan materi
hasil observasi lingkungan.

B. Refleksi Diri
1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan
Pendidikan InklusifPage 9
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Adapun lingkungan yang diobservasi oleh kelompok kami, ialah


rawa. Ciri-ciri rawa yang kami amati adalah sebagai berikut : Berair
tawar, sumber airnya berasal dari air hujan yang terjebak, tidak memiliki
pelepasan ke laut, bertanah gambut dan air rawanya berwarna kehitaman.
Organisme yang menjadi fokus dalam diskusi kami, diantaranya ialah
walangsangit, bekicot, dan kangkung. Adapun intisari yang telah
didapatkan dari diskusi hasil observasi lingkungan rawa adalah sebagai
berikut.
Kompetensi yang diharapkan:
Memahami dan mengetahui perihal lingkungan rawa
Indikator
 Mengetahui bagaimana faktor-faktor fisik mempengaruhi hewan
dan tumbuhan yang ada di lingkungan tersebut.
 Mengetahui bagaimana hewan dan tumbuhan saling berinteraksi
dengan lingkungannya serta hubungan interaksi organisme yang
ada di lingkungan tersebut.
 Mengetahui bentuk penyesuaian diri (plastisitas) hewan dan
tumbuhan terhadap lingkungannya itu.

Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-
menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai
ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis.
Didalam suatu lingkungan pasti memiliki hewan dan tumbuhan yang
hidup didalmnya sama halnya dengan tempat observasi kami. Hewan atau
tumbuhan didaerah tersebut pasti memilki perbedaan dengan lingkungan
yang lainnya karena disetiap lingkungan pasti memilki kondisi fisik yang
berbeda beda sehingga mempengaruhi komponen yang hidup di
dalamnya, selain itu komponen hidup dilingkungan tersebut agar dapat
seimbang harus ada interaksi antar makhluk hidup.kemudian untuk dapat
bertahan pada lingkungan tersebut maka beberapa komponen tersebut

Pendidikan InklusifPage 10
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

harus bisa menyusaikan diri agar dengan lingkunganya agar tidak


mengalami kepunahan.
Di dalam ekosistem, komponen biotik dan abiotik merupakan
komponen pokok ekosistem yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Komponen biotik dan abiotik dalam kehidupan memiliki peran
sendiri-sendiri yang saling berhubungan. Antara komponen biotik dan
abiotik dalam kehidupan saling mempengaruhi. Kedua komponen tersebut
memiliki peran masing-masing yang saling mendukung.
Adapun faktor fisik yang berpengaruh terhadap mahkluk hidup
dalam suatu lingkungan yaitu suhu, sinar matahari, air, tanah dan
kelembaban.
a. Suhu
 Pengaruh suhu terhadap hewan yang ada pada lingkungan
rawa rawa
Suhu merupakan media berpengaruh terhadap aktifitas
enzim pencernaan pada ikan, jika suhu meningkat maka proses
metabolisme pada ikan akan meningkat 2-3 kali lipat dari
normalnya. Ketika kami melakukukan observasi pada pagi hari
suhu pada rawa rawa tersebut normal sehingga ikan yang
berada di dalamnya bergerak normal sedangkan ketika pada
siang hari suhunya sedikit meningkat dan ikan yang berada
didalamnya lebih aktif karena proses metabolismenya
menigkat tentunya kebutuhan protein juga semakin banyak .
 Pengaruh suhu terhadap tumbuhan yang ada pada lingkungan
rawa rawa
Hormon hanya dapat bekerja optimal jika suhu lingkungan
juga optimal. Jika suhu melebihi optimal, aktivitas hormon
akan berkurang. Demikian juga jika suhu terlalu rendah, reaksi
kimia di dalam sel akan terganggu sehingga pertumbuhan juga
terganggu.pada observasi kami melihat bahwa suhu di daerah
Pendidikan InklusifPage 11
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

tersebut cenderung optimal sehingga tumbuhan yang hidup


dilingkungan tersebut memiliki pertumbuhan yang baik dan
cepat, dalam hal ini tumbuhan yang kita maksud adalah
tumbuhan kangkung air.

b. Intensitas cahaya
 Pengaruh intensitas cahaya terhadap tumbuhan yang ada pada
lingkungan rawa-rawa
Tanaman kangkung yang intensitas cahayanya tinggi
tampak lebih subur dari pada tanaman kangkung yang
intensitas cahayanya lebih rendah.
Tanaman kangkung yang intensitas cahayanya tinggi
tampak hijau, daunnya tumbuh dengan normal dan melebar,
batangnya tegak dan ukuran batangnya lebih besar. Hal
tersebut dikarenakan tanaman pada kangkung mendapatkan
cahaya matahari yang cukup. Berbeda dengan percobaan yang
intensitas cahayanya sedikit, tanaman pada percobaan ini
hanya mendapatkan cahaya yang sedikit. Meskipun begitu,
perkecambahan tanaman kangkung pada percobaan yang
intensitas cahayanya sedang lebih cepat dari pada
pekecambahan yang intensitas cahayanya tinggi. Ukuran dari
batangnya lebih panjang. Tapi tanaman kangkung pada
intensitas cahaya sedang tampak sangat kurus, dan pucat.
Pertumbuhan daunnya abnormal dan tidak melebar. Pada
tempat observasi kami tumbuhan kangkung di daerah tersebut
intensitasnya tiinggi sehingga tampak subur daunya normal
dan melebar.
 Pengaruh intensitas cahaya terhadap hewan yang ada pada
lingkungan rawa-rawa

Pendidikan InklusifPage 12
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Kemampuan mata ikan menyesuaikan dengan intensitas


cahaya sangat berbeda beda, ada ikan yang lebih menyenangi
cahaya dengan intensitas rendah atau bahkan sebaliknya.
Pengaruh cahaya terhadap aktifitas ikan juga diikuti oleh
beberapa faktor seperti pengaruh lingkungan dan aktifitas
beberapa jenis ikan lainnya, dalam satu waktu. Secara umum
sebagian jenis ikan pelagis akan naik kepermukaan pada waktu
siang hari hingga sebelum matahari terbenam, ikan ini
menyebar pada lapisan air dan berenang ke area yang lebih
dalam setelah matahari terbenam. Seperti halnya pada
lingkungan rawa tersebut pada siang hari terdapat beberapa
ikan yang naik kepermukaan.

c. Air
 Pengaruh air terhadap tumbuhan yang ada pada lingkungan
rawa-rawa
Air merupakan pelarut mineral-mineral tanah sangat
penting bagi tumbuhan dan keperluan dalam tubuh hewan,
serta sebagai medium bagi makhluk hidup hidup. Air
mempengaruhi bentuk dari daun tumbuhnya contohnya
tumbuhan kangkung yang berada pada rawa tersebut daun
lebar-lebar menyesuaikan dengan kadar air yang tersedia .

d. Tanah
 Pengaruh tanah terhadap tumbuhan yang ada pada lingkungan
rawa-rawa
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah
yang berbeda organisme yang hidup di dalamnya
berbeda.tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena
tanah yang cocok untuk tiap tanaman itu berbeda-beda,

Pendidikan InklusifPage 13
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

misalnya kangkung yang menyukai tanah yg cenderung berair.


Sesuai hasil penlitian tanah pada tempat observasi kami itu
tanahnya berair sehingga pertumbuhan kangkungnya juga
baik.

e. Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di
udara dan tanah. Kelembaban di udara berarti kandungan uap air
di udara, sedangkan kelembaban di tanah berarti kandungan air
dalam tanah. Kelembaban diperlukan oleh makhluk hidup agar
tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Kelembaban yang
diperlukan setiap maklhuk hidup berbeda-beda. Sebagai contoh,
cendawan dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab

 Interaksi yang terjadi pada hewan dan tumbuhan saling berinteraksi pada
lingkungan observasi
 Interaksi parasitisme
Mengapa kami mengatakan terjadi interaksi parasitisme
karena dilingkungan tersebut terdapat tumbuhan kangkung
sebagai komponen yang dirugikan dan bekicot sebagai
komponen yang dibutuhkan karena mendapatkan sumber
makanan.
 Interaksi predasi
Ditempat investigasi itu juga terdapat interaksi predasi
dimana katak sebagai predator memangsa lalat yang berada
disekitar rawa.
 Interaksi komensalisme
Ditempat itu juga terjadi interaksi komensalisme antara
lumut dan ikan, dimana ikan mendapat asupan makanan

Pendidikan InklusifPage 14
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

sebagai sumber nutrisi dari tumbuhan lumut yang berada pada


lingkungang sawah.

 Cara suatu organisme menyesuaikan diri dengan lingkunganya


 Walangsangit, menyesuaikan dirinya dengan cara kamuflase
serta mengeluarkan bau yang tidak sedap saat berhadapan
dengan musuh. Selain itu walangsangit juga mempunyai
bentuk kaki yang khusus untuk membantunya berjalan diair.
 Bekicot, menyesuaikan diri dengan cara mempunyai cangkang
yang keras agar dapat melindunginya dari musuh kemudian
bekicot memiliki cairan berlendir yang digunakan untuk
membantu mempermudah jalanya yang lambat.
 Kangkung, untuk menyesuaikan dengan lingkunganya yang
berair maka kangkung melebarkan daunnya untuk
memperbanyak penguapan karna di daerah tersebut kadar
airnya lumayan banyak maka penguapan yang terjadi juag
harus ditingkatkan.
Timbul pertanyaan dari audience berdasarkan hasil pengamatan
yang kami paparkan, yaitu (1) Bagaimana penyesuain diri hewan dan
tumbuhan pada lingkungan rawa-rawa? (2) Mengapa jika cahaya matahari
tinggi ikan naik ke permukaan?
Pertanyaan pertama, kami jawab sebagai berikut: penyesuaian diri
hewan pada lingkungan contohnya walangsangit, menyesuaikan dirinya
dengan cara kamuflase serta mengeluarkan bau yang tidak sedap saat
berhadapan dengan musuh. Selain itu walangsangit juga mempunyai
bentuk kaki yang khusus untuk membantunya berjalan diair. Dan
penyesuaian diri tumbuhan pada lingkungan contohnya kangkung, untuk
menyesuaikan dengan lingkungannya yang berair maka kangkung
melebarkan daunya untuk memperbanyak penguapan. Untuk pertanyaan
kedua, kami jawab sebagai berikut: Karena pengaruh cahaya terhadap

Pendidikan InklusifPage 15
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

aktifitas ikan juga diikuti oleh beberapa faktor seperti pengaruh


lingkungan dan aktifitas beberapa jenis ikan lainnya, dalam satu waktu.
Kemampuan mata ikan menyesuaikan dengan intensitas cahaya sangat
berbeda beda. Ikan yang naik ke permukaan pada waku siang hari berasal
dari jenis ikan pelagis, ikan ini menyebar pada lapisan air dan berenang ke
area yang lebih dalam setelah matahari terbenam.

2. Pelajaran yang dapat dipetik


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 3 Oktober 2018 maka
yang saya dapatkan sebagai berikut.
a. Saya memahami bahwa keseimbangan itu sangat diperlukan oleh
lingkungan.
b. Saya menyadari bahwa bila kita merusak abiotik secara tidak
langsung akan merusak biotik pula.
c. Saya menyadari bahwa bila kita mengganggu ataupun menghilangkan
keberadaan salah satu biotik maka itu akan berdampak pada
keseimbangan ekosistem atau lingkungan itu.

3. Hal-hal yang belum dipahami


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 3 Oktober2018, saya
belum memahami perihal:
a. Bagaimana peran manusia dalam menjaga interaksi antar biotik?
b. Kemanakah komponen biotik ketika rawa ditimbuni?

4. Hal-hal yang masih perlu di kaji


Mengkaji kembali perihal lingkungan rawa dari berbagai sumber seperti
buku maupun dari internet.

5. Tindak lanjut
a. Mencari informasi dari media lain.

Pendidikan InklusifPage 16
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

b. Membaca kembali hasil observasi dan memperbaiki kalimat yang


kurang jelas.

Pertemuan : 5
Hari/Tanggal : Rabu/ 10 Oktober 2018
Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.
Topik : Ekosistem Hutan Tropis
Penyaji Topik : Dr. Safilu, M.Si.

A. Kegiatan yang dilakukan


Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu, 10 Oktober 2018 adalah
kegiatan belajar mengajar dalam bentuk ceramah dengan materi iklim
wilayah tropis dan ekosistem hutan.

B. Refleksi Diri
1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan

Pendidikan InklusifPage 17
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Adapun materi yang telah didapatkan adalah pengetahuan tentang


ekosistem hutan tropis. Adapun intisari dari materi yang telah didapatkan
adalah sebagai berikut.
Kompetensi yang diharapkan:
Memahami dan mengetahui perihal ekosistem hutan tropis
Indikator
 Memahami pengertian dan ciri-ciri iklim wilayah tropis.
 Memahami pengertian ekosistem hutan.
 Mengetahui peranan ekosistem hutan terhadap aktivitas biotik.
 Mengidentifikasi penyebab dan kerusakan yang terjadi di ekosistem
hutan.
 Mengidentifikasi pengaruh kerusakan ekosistem hutan serta langkah-
langkah menaggulanginya.

Tropis adalah bentuk ajektivnya. Kata tropika berasal dari bahasa


Yunani, tropos yang berarti "berputar", karena posisi Matahari yang
berubah antara dua garis balik dalam periode yang disebut tahun. Istilah
tropis juga kadangkala digunakan untuk menyebut tempat yang hangat dan
lembap sepanjang tahun, walaupun tempat itu tidak terletak di antara dua
garis balik. Wilayah tropis adalah suatu daerah yang terletak di antara
garis isotherm di bumi bagian utara dan selatan, atau daerah yang terdapat
di 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang selatan. Pada dasarnya wilayah
yang termasuk iklim tropis dapat dibedakan menjadi daerah tropis kering
yang meliputi stepa, savanna kerin, dan gurun pasir serta daerah tropis
lembab yang meliputi hutan hujan tropis dan daerah-daerah dengan musim
basah dan savanna lembab. Indonesia sendiri termasuk dalam iklim tropis
basah atau daerah hangat lembab. Ciri-ciri wilayah tropis yaitu (1)
Kelembaban udara yang relatif tinggi, (2) Curah hujan yang tinggi, (3)
Keanekaragaman hayati yang tinggi, (4) Cahaya matahari bersinar
sepanjang tahun dan lain sebagainya.

Pendidikan InklusifPage 18
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Ekosistem berasal dari dua kata yaitu Ecological System.


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi. Ciri-ciri sistem adalah terdiri dari (1) Input (sesuatu yang
masuk) contohnya sinar matahari yang masuk ke bumi, (2) Output
(sesuatu yang keluar) contohnya gas-gas yang keluar dari bumi. Output
dapat dihasilkan dari aktivitas-aktivitas manusia dan hewan serta
tumbuhan, misalnya gas CO2, (3) Hierarki (urutan tingkatan atau jenjang),
(4) Membentuk suatu kesatuan dan (5) Adanya proses yang bekerja di
dalamnya.
Ekosistem hutan adalah kawasan alam atau rentang alam atau
landscape yang di dalamnya hidup berbagai macam tumbuhan dan hewan
yang didominasi oleh pepohonan. Hutan memiliki peranan terhadap
aktivitas suatu biotik yaitu dieksploitasi (Politik pemanfaatan yang secara
sewenang-wenang atau terlalu berlebihan terhadap sesuatu
subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa
mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi
kesejahteraan), dimanfaatkan, dieksplorasi (penjelajahan atau pencarian,
adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan tujuan
menemukan sesuatu) dan dikelola.
Akibat dari pemanfaatan hutan dengan tidak baik yaitu dapat
menimbulkan kerusakan di hutan. Kerusakan yang dapat mempengaruhi
kestabilan atau keseimbangan biotik di dalam wilayah ekosistem hutan
maupun di luar wilayah tersebut, dampak yang akan dirasakan dalam
waktu lama maupun cepat. Adapun penyebab permasalahan kerusakan
ekosistem hutan yaitu disebabkan oleh aktivitas manusia, aktivitas fisik
dan aktivitas biotik lainnya. Adapun aktivitas manusia yang dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem hutan adalah pembakaran hutan,

Pendidikan InklusifPage 19
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

penebangan hutan secara tak terkendali, perburuan hewan, konversi hutan


menjadi suatu kawasan (perumahan, tambang, industri, lahan dan
sebagainya) dan pengembalaan. Kemudian aktivitas fisik yang
menyebabkan kerusakan ekosistem hutan adalah erosi oleh air atau angin,
longsor, banjir, kebakaran hutan secara alami, angin topan, badai, kemarau
atau kekeringan, aktivitas gunung vulkanik, tsunami dan lain sebagainya.
Serta, aktivitas biotik lainnya seperti serangan hama atau wabah, hewan-
hewan predator dan hewan-hewan parasit.
Masalah lingkungan terjadi karena ada faktor abiotik dan biotik yang
tertekan. Seperti yang kita ketahui, definisi lingkungan adalah suatu ruang
yang di dalamnya mencakup abiotik dan biotik yang saling berelasi,
berketergantungan, berhubungan timbal balik dan membentuk satu
kesatuan. Maka, bila di lingkungan tersebut terjadi masalah atau salah satu
penyusun kesatuan lingkungan itu terganggu, secara langsung dan tidak
langsung mempengaruhi penyusun kesatuan yang lain. Contohnya pada
kebakaran hutan, masalah yang terjadi terhadap abiotik nya ialah struktur
tanahnya berubah, dapat menyebabkan terjadinya banjir dan erosi,
menyebabkan terjadinya kabut asap, kekeringan, sinar matahari langsung
masuk tembus ke tanah dan menimbulkan kurangnya ketersediaan air.
Adapun masalah yang terjadi pada biotik nya adalah matinya tumbuh-
tumbuhan dan hewan-hewan beremigrasi (tindakan meninggalkan tempat
asal atau wilayah untuk menetap di tempat lain). Adapun langkah-langkah
dalam memperbaiki hutan setelah kebakaran hutan ialah melakukan
reboisasi (penanaman kembali hutan yang telah tandus), penetapan hutan
menjadi kawasan konservasi (kawasan pelestarian atau perlindungan) dan
penetapan serta penegakkan undang-undang konservasi.
Adapun tugas mengenai ekosistem hutan yang di berikan ialah
mengidentifikasi masalah yang terjadi di ekosistem hutan. Sangat banyak
aktivitas-aktivitas yang menyebabkan permasalahan-permalasahan di
hutan, salah satunya ialah konversi atau pengalih fungsian hutan menjadi

Pendidikan InklusifPage 20
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

kawasan perumahan, tambang, areal industri, dan lahan pertanian


monokultur. Masalah-masalah yang dapat timbul dari aktivitas manusia ini
terhadap abiotik adalah fragmentasi habitat, berkurangnya sumber pangan
dan cadangan air, tercemarnya wilayah hutan akibat dari aktivitas
pemukim, struktur tanah berubah, menyebabkan banjir dan erosi,
menyebabkan kekeringan, menyebabkan pemanasan global, tanah longsor,
mempersempit wilayah bagi hewan untuk mencari makan, sedangkan pada
biotik ialah hewan-hewan beremigrasi ke wilayah lain, menurunnya
keanekaragaman hayati dan dapat menyebabkan kepunahan suatu spesies.
Yang menjadi fokus saya yaitu masalah fragmentasi habitat. Untuk
mengatasi masalah fragmentasi habitat ini dapat dilakukan dengan biologi
konservasi, namun sebelum itu terjadi kita dapat mencegahnya yaitu
dengan cara penyuluhan, penerbitan buku yang berisi penelitian tentang
dampak fragmentasi habitat, deseminasi, seminar, simposium, lokakarya
atau tulisan – tulisan yang bisa mengubah pola pandang dan pola pikir
terhadap berbagai kawasan konservasi yang ada. Biologi konservasi
merupakan upaya mengatasi paling efektif, karena bukan hanya
“memindahkan” flora dan fauna yang langka. Tetapi, dalam konservasi,
kita juga perlu merawat ekosistemnya. Bagaimana kita menjaga dan
“membentuk” habitat flora dan fauna agar tetap bisa berkembang biak dan
terjaga kelangsungan hidupnya. Secara empiris, sudah banyak bukti
keberhasilan biologi konservasi, contohnya seperti keberhasilan
konservasi penyu di Indonesia,menurut WWF-Indonesia yaitu selama
empat dekade berdasarkan beberapa studi kasus menunjukkan 50%
populasi penyu terselamatkan. Secara teoritis, biologi konservasi tidak
hanya melindungi suatu populasi flora dan fauna tetapi juga melindungi
dan merawat ekosistem tempat flora dan fauna tersebut, jadi itulah
mengapa saya memilih biologi konservasi sebagai upaya mengatasi
masalah fragmentasi habibat. Kelebihan dari upaya ini sangatlah banyak
salah satunya menyadarkan dan membuat masyarakat ikut andil dalam
Pendidikan InklusifPage 21
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

upaya mengatasi fragmentasi ini, adapun kekurangan dari upaya ini salah
satunya yaitu biaya yang digunakan dalam konservasi. Tetapi biaya
tersebut tidak sebanding dengan keuntungan yang akan kita dapatkan
nantinya.
.
2. Pelajaran yang dapat dipetik
Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 10 Oktober 2018 saya
dapat memetik pelajaran bahwa kita sebagai manusia hidup dengan aturan
terutama aturan dari Yang Maha Kuasa, maka kita tidak bisa berbuat
sewenang-wenang di bumi, yaitu dengan mempertuturkan nafsu kita
sebagai makhluk yang diberi akal. Karena bila kita mempertuturkan
nafsu, maka cepat atau lambat kita akan mendapat balasan dan perbuatan
kita tersebut.

3. Hal-hal yang belum dipahami


Untuk pertemuan kali ini, saya belum terlalu memahami mengenai
pengaruh iklim tropis terhadap keanekaragaman hayati di lingkungan
tersebut.
4. Hal-hal yang masih ingin dikaji
Pada pertemuan kali ini, hal-hal yang masih ingin saya kaji adalah
permasalahan-permasalahan yang timbul dari aktivitas biotik lainnya dan
langkah-langkah mengatasi hal tersebut.

5. Tindak Lanjut
a. Mengumpulkan informasi dan mencari tahu lagi mengenai
permasalahan yang terjadi di ekosistem hutan.
b. Menyebarkan ilmu yang telah saya dapatkan dari kuliah hari ini.

Pendidikan InklusifPage 22
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Pertemuan : 6
Hari/Tanggal : Rabu/ 17 Oktober 2018
Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.
Topik : Ekosistem Perairan Laut
Penyaji Topik : Dr. Safilu, M.Si.

A. Kegiatan yang dilakukan


Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu, 17 Oktober 2018 adalah
proses belajar mengajar yang dilakukan dengan metode demonstrasi dengan
menggunakan bahan ajar yakni power point.

B. Refleksi Diri

Pendidikan InklusifPage 23
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan


Adapun materi yang telah didapatkan adalah pengetahuan tentang
ekosistem perairan laut. Adapun intisari dari materi yang telah
didapatkan adalah sebagai berikut.
Kompetensi yang diharapkan:
Memahami dan mengetahui perihal ekosistem perairan laut serta dapat
mengambil pelajaran darinya.
Indikator
 Mengetahui sebab pentingnya mempelajari ekosistem perairan laut
 Mengetahui layanan ekologi dan ekonomi yang didapatkan dari
ekosistem perairan laut
 Mengidentifikasi penyebab dan kerusakan yang terjadi di ekosistem
hutan
 Mengidentifikasi pengaruh kerusakan ekosistem hutan serta langkah-
langkah menaggulanginya

Ekosistem perairan laut meliputi ekosistem padang lamun,


terumbu karang, hutan mangrove, pantai pasir, estuari dan lainnya.
Wilayah Indonesia 75% nya merupakan lautan,dengan 17.000 pulau
yang terdapat di wilayah tersebut. Oleh karena itulah Indonesia dijuluki
sebagai negara maritim. Lautan merupakan wilayah terluas di bumi
yakni mencakup 2/3 bagian bumi,disebabkan oleh hal itulah pentingnya
untuk mempelajari materi ekosistem perairan laut. Wilayah lautan
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Terutama dalam peningkatan
sektor ekologi dan ekonomi. Adapun layanan ekologi (ecology services)
yang didapatkan ialah lautan sebagai penyeimbang iklim dalam artian ini
laut sebagai pengontrol iklim bumi, sebagai penyerap karbon dioksida,
pendaur ulang nutrien, berperan dalam pengolahan limbah dan
pengenceran, mengurangi dampak badai yaitu khususnya mangrove,
pulau penghalang dan wilayah pesisir, sebagai habitat dan area
Pendidikan InklusifPage 24
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

perawatan untuk biota laut dan darat, sumber daya genetik dan
biodiversitas, dan sebagai tempat mencari informasi ilmiah.
Adapun layanan ekonomi yang didapatkan dari ekosistem
perairan laut meliputi sumber makanan, sumber makan bagi hewan dan
peliharaan, sumber obat-obatan, pelabuhan dan rute transportasi, tempat
rekreasi, tempat pencaharian penghidupan, sumber minyak dan gas alam
di lepas pantai, sumber mineral, dan sumber material bangunan. Dengan
banyaknya layanan yang diberikan perairan laut untuk dunia khususnya
manusia seharusnya menjadikan manusia sebagai makhluk yang
bersyukur. Namun, yang terjadi sebaliknya. Lautan di eksploitasi habis-
habisan oleh manusia dengan dorongan hawa nafsunya akan materi,
menjadikan ekosistem terganggu yang kemudian berdampak masalah
dan kerugian bagi abiotik dan biotik di ekosistem tersebut termasuk
manusia. Permasalahan-permasalahan di ekosistem perairan laut dapat
terjadi disebabkan oleh aktivitas fisik, aktivitas biotik dan terutama
aktivitas manusia. Adapun masalah yang dapat terjadi yaitu rusaknya
terumbu karang oleh aktivitas pengeboman ikan, kelangkaan sumber
daya pangan disebabkan aktivitas over-fishing (penangkapan ikan
berlebihan) dan pencemaran lingkungan, punahnya biota laut dan
menurunnya keanekaragaman hayati disebabkan pembuangan sampah di
laut dan masalah lainnya. Permasalahan yang menjadi fokus saya ialah
punahnya biota laut dan menurunnya keanekaragaman hayati pada
ekosistem perairan laut. Punahnya biota laut dapat disebabkan oleh
terganggunya keseimbangan di ekosistem tersebut yang mana berakar
dari sampah-sampah buangan manusia. Contohnya saja seperti video
yang diunggah di media sosial beberapa waktu lalu, dimana terdapat
penyu yang sedang kesakitan hingga berdarah dikarenakan sampah
sejenis paku atau batangan besi tertancap di hidungnya. Telah dilakukan
riset oleh American Association for the Advancement of Science
(AAAS), hasil riset nya ialah bahwa sekitar 8 juta ton sampah plastik

Pendidikan InklusifPage 25
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

beredar di lautan dunia. Di lansir pula oleh M Ambari (8/6/2018), fakta


yang diuraikan oleh Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi bahwa
diperkirakan saat ini mikroplastik yang ada di air laut Indonesia
jumlahnya ada di kisaran 30-960 partikel/liter. Mikroplastik itu akan
masuk ke dalam tubuh hewan laut dan akan mengganggu kesehatan
hewan tersebut.
Berdasarkan hal ini, maka bukan tidak mungkin bahwa aktivitas
pembuangan sampah ke laut khususnya sampah plastik mengakibatkan
punahnya biota laut. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
menghadapi masalah ini antara lain adalah diberlakukannya hukuman
pada masyarakat yang membuang sampah sembarangan khususnya pada
perairan laut, mensosialisasikan ke masyarakat pentingnya menjaga
ekosistem perairan laut, dan melokalisasi masyarakat yang bermukim di
sekitar pantai. Bagi saya, upaya yang paling efektif untuk menghadapi
masalah yang telah dan masih berlangsung saat ini yaitu dengan
memberlakukan hukuman pada masyarakat yang membuang sampah
sembarangan khususnya ke perairan laut yang dibangun dengan
koordinasi yang baik antara aparat penegak hukum dan bantuan
masyarakat sebagai pelapor yang jujur. Secara teoritis, manusia akan
patuh pada regulasi yang bila dilanggar mendapatkan sanksi atau
hukuman. Lama kelamaan, regulasi ini akan membentuk tingkah laku
manusia yang kemudian menjadi kebiasaan untuk tidak membuang
sampah sembarangan. Sedangkan secara empiris, dikutip dari
Kompas.com bahwa seseorang yang membuang sampah dikenai denda
sebesar Rp. 500.000,-. Tersangka mengaku menyesal dan berniat tidak
akan mengulangi perbuatannya tersebut.
Kelebihan dari upaya ini ialah dapat memunculkan kebiasaan
baik masyarakat yakni mendorongnya untuk membuang sampah tidak
pada perairan laut. Adapun kekurangan dari upaya ini ialah rumitnya
pengkoordinasian antara aparat penegak hukum dengan masyarakat,

Pendidikan InklusifPage 26
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

dikarenakan aparat yang tidak melaksanakan tugasnya dengan bijak dan


masyarakat umum yang cukup apatis terhadap permasalahan
lingkungan.

2. Pelajaran yang dapat dipetik


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 2018 saya dapat memetik
pelajaran yaitu pentingnya untuk selalu bersyukur atas nikmat tanpa batas

dari Allah Subhanahu wa ta’ala dan pentingnya untuk menjaga amanah

dari Sang Pencipta yakni lingkungan.

3. Hal-hal yang belum dipahami


Untuk pertemuan kali ini, saya belum terlalu memahami ciri-ciri
ekosistem-ekosistem yang berada pada wilayah perairan laut. Seperti
padang lamun, terumbu karang dan lainnya.

4. Hal-hal yang ingin masih dikaji


Pada pertemuan kali ini, saya ingin mengkaji perihal ciri-ciri ekosistem-
ekosistem perairan laut.

5. Tindak Lanjut
a. Mensosialisasikan pentingnya menjaga ekosistem perairan laut
dengan orang-orang terdekat.

Pendidikan InklusifPage 27
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Pertemuan : 7
Hari/Tanggal : Rabu/ 31 Oktober 2018
Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.
Topik : Fakta Kehancuran Bumi di Masa Depan
Penyaji Topik : Dr. Safilu, M.Si.

A. Kegiatan yang dilakukan


Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu, 31 Oktober 2018adalah
proses perkuliahan atau pembelajaran dengan topik fakta kehancuran bumi di
masa depan yang dilakukan dengan metode demonstrasi menggunakan bahan
ajar yakni video pembelajaran.

Pendidikan InklusifPage 28
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

B. Refleksi Diri
1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan
Materi yang didapatkan setelah perkuliahan adalah fakta-fakta
mengenai kerusakan bumi dimasa depan. Adapun fakta-fakta ini
didapatkan dari perkiraan manusia berdasarkan kerusakan dan fakta yang
terjadi hari ini. Berdasarkan video pembelajaran yang ditonton, fakta-
fakta kerusakan bumi dimasa depan ada 10 diantaranya ialah 1)
Pemanasan global, 2) Peningkatan kecil rotasi bumi, 3) Perubahan pola
peruntukkan tanah, 4) Meningkatnya produksi minyak, 5) Meningkatnya
pemakaian mobil, 6) Menurunnya curah hujan, 7) Hutan hujan akan
lenyap, 8) Gugusan karang laut akan lenyap, 9) Kutub utara akan
mengalami musim panas yang pertama, dan 10) Meningkatnya suhu
bumi di padang pasir.
Pemanasan global dapat terjadi disebabkan oleh aktivitas manusia
yang berlebihan dalam memuaskan keinginannya. Dampak dari
pemanasan global ini yaitu terjadinya bencana alam seperti kondisi iklim
di bumi yang berubah-ubah, badai, perubahan musim, kekeringan,
gelombang pasang dan tsunami. Bumi sejatinya Allah ciptakan dapat
meregenerasi kembali, hanya saja proses itu tidak sebanding dengan
kerusakan yang dilakukan manusia, tidak sebanding dengan rasa puas
manusia. Kemudian peningkatan kecil rotasi bumi. Hal ini terjadi
dikarenakan tidak seimbangnya isi perut bumi yang kian terkuras.
Dampak dari kerusakan ini ialah banjir dahsyat, menghilangnya gletser di
kutub, kekurangan air dan pangan serta merajalela nya penyakit.
Selanjutnya, perubahan pola peruntukkan tanah yang disebabkan oleh
peningkatan perpindahan populasi manusia dari wilayah desa ke
perkotaan. Kondisi ini menyebabkan wilayah perkotaan penuh sesak,
kumuh, kotor, dan menimbulkan bibit-bibit penyakit baru.
Kerusakan bumi berikutnya ialah meningkatnya produksi minyak,
dimana disaat bersamaan menyebabkan kandungan minyak di bumi kian

Pendidikan InklusifPage 29
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

menipis, dampak dari kerusakan ini pula dapat lebih luas lagi yaitu akan
terjadi konflik antar negara dalam merebutkan lahan minyak dan sumber
makanan. Penyebab dari kerusakan sebelumnya berkaitan dengan
kerusakan ini yaitu meningkatnya pemakaian kendaraan berbahan bakar
minyak khususnya mobil dan motor. Menurut prediksi para ahli, pada
2030 nanti dunia akan dipenuhi oleh 1 milyar mobil yang berkeliaran di
jalanan dan terus meningkat pada 2050 sebanyak 2 milyar. Hal ini secara
tidak langsung akan menyebabkan peningkatan suhu udara akibat dari
meningkatnya emisi karbon dioksida di udara yakni sekitar 20% yang
memasuki atmosfer dampak dari pembakaran bahan bakar kendaraan
motor. Dikarenakan meningkatnya suhu bumi oleh meningkatnya kadar
karbon dioksida maka uap air yang bertahan di udara semakin sedikit
untuk membentuk awan, yang berarti menurunnya curah hujan.
Dampaknya yakni pada produksi pertanian, dan pada 2020 air bah di
benua Eropa akan meningkat sebab dari mencair es di kutub utara.
Hutan hujan terancam lenyap. Menurut prediksi para ahli, hutan
hujan akan hanya tersisa sekitar 6% dan bila kondisi ini dibiarkan hutan
hujan akan lenyap. Fakta yang mengerikan lainnya ialah 1-1,5
meter/detik lahan hutan hujan menghilang. Disebabkan oleh
pembangunan industri.Hal ini kemudian mengancam keberadaan
setengah dari seluruh jenis flora, fauna dan mikroorganisme akan
terancam kepunahannya dalam 50 tahun ke depan. Pada tahun 2030
sekitar 18% gugusan karang laut akan lenyap pula, karena perubahan
iklim dan lingkungan serta diperparah dengan peningkatan populasi
manusia. Fakta kerusakan bumi selanjutnya ialah kutub utara akan
mengalami musim panas yang pertama pada 2040. Kondisi ini
menyebabkan hilangnya gletser-gletser yang kemudian berdampak pada
produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga air akan berkurang.
Kerusakan yang terakhir ialah meningkatnya suhu bumi di padang pasir
disebabkan oleh kondisi meningkatnya suhu bumi. Suhu bumi yang labil

Pendidikan InklusifPage 30
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

kemudian menyebabkan kondisi padang pasir berubah yakni pada 1979


dan 2016 lalu terjadi fenomena turunnya salju pada padang pasir yang
umumnya bersuhu sekitar 50°C. Di mana hal ini sebenarnya tidak bisa
dijelaskan secara logis.

2. Pelajaran yang dapat dipetik


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 31 Oktober 2018 saya
dapat memetik pelajaran bahwa kita sebagai hamba Allah yang beriman
kepadaNya, haruslah menjaga lingkungan dan mencintai lingkungan
sekitar. Pelajaran yang dapat saya petik lainnya ialah Allah menciptakan
keterikatan hubungan antara hal yang satu dan lainnya seperti biotik dan
abiotik sangat sempurna, di mana ketika ada salah satu yang tertekan
maka akan berdampak pada yang lainnya baik secara langsung maupun
tidak.

3. Hal-hal yang belum dipahami


Untuk pertemuan kali ini, saya belum memahami proses yang terjadi
hingga menyebabkan kerusakan meningkatnya kecil rotasi bumi.
4. Hal-hal yang ingin masih dikaji
Pada pertemuan kali ini, saya ingin mengkaji kembali bagaimana proses
yang menyebabkan terjadinya kerusakan-kerusakan di bumi tersebut
secara detail.

5. Tindak Lanjut
a. Mencari referensi mengenai hal-hal yang saya belum pahami dan yang
masih ingin saya kaji dari berbagai sumber.

Pendidikan InklusifPage 31
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Pertemuan : 8
Hari/Tanggal : Rabu/21 November 2018
Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.
Topik : Asas - Asas Lingkungan I
Penyaji Topik : La Jumadin, S.Pd., M.Si.

A. Kegiatan yang dilakukan


Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu, 21 November 2018
adalah proses perkuliahan/pembelajaran dengan topik materi asas-asas
lingkungan yang dilakukan dengan metode demonstrasi dengan
menggunakan bahan ajar powerpoint.

B. Refleksi Diri

Pendidikan InklusifPage 32
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan


Materi yang didapatkan setelah perkuliahan adalah mengenai asas-
asas lingkungan. Mula-mula terdapat beberapa istilah-istilah yang perlu
diketahui sebelum masuk ke materi asas-asas lingkungan, yakni hipotesis
ialah pengetahuan yang baru merupakan praduga. Adapun hipotesis yang
telah diuji kebenarannya, dapat dilakukan penyamarataan kesimpulan
secara umum kebenarannya disebut asas. Asas ini didapatkan dari 3
kegiatan yaitu melalui pengamatan, penelaahan, dan penelitian. Beberapa
asas menjadi landasan pengetahuan yaitu asas yang kuat dan mendasar.
Asas yang menjadi landasan pengetahuan ini digunakan untuk kegiatan
dan tindakan ke arah yang lebih tepat. Asas yang telah jenuh diuji
kebenarannya disebut teori. Teori yang kebenarannya berlaku secara
universal dan konsisten berubah menjadi hukum. Singkatnya asas bisa
diartikan sebagai prinsip. Adapun yang menjadi perhatian dalam
mempelajari asas-asas lingkungan ialah kondisi dan tata hubungan antar
komponen lingkungan mempunyai keteraturan/menganut asas tertentu,
bermanfaat untuk landasan pengelolaan lingkungan, dan mengetahui
penyimpangan atas asas dapat mengakibatkan penurunan kualitas
lingkungan.

Asas – asas lingkungan dibagi menjadi 4 yaitu dimana setiap unit

memiliki beberapa subunit asas dalamnya. Asas sumber daya alam

meliputi asas 1 – asas 5. Asas keanekaragaman meliputi asas 6 – asas 8.

Asas stabilitas ekosistem meliputi asas 9 – asas 12 dan asas populasi

meliputi asas 13 – asas 14. Adapun asas yang dibahas pada pertemuan

kali ini ialah asas sumber daya alam dan asas keanekaragaman. Asas
sumber daya alam ialah asas mengenai semua kekayaan alam ( yang
terdapat dalam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer ) yang dapat

Pendidikan InklusifPage 33
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia. Asas ini terdiri dari asas 1 –

asas 5. Asas 1 berisi bahwa semua energi yang memasuki organisme


hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang
tersimpan atau terlepaskan. Dalam asas ini berlaku hukum
termodinamika I (Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain,
tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan, atau diciptakan) dan hukum
kekekalan energi (Materi akan bergerak kemana-mana tidak ada materi
yang hilang. Miller mengatakan bahwa kita tidak akan mendapatkan
sesuatu dengan cuma-cuma. Asas 2 berisi hukum termodinamika II (tidak
ada sistem pengubahan energi yang benar-benar efisien) dan hukum
entropi (Pada transformasi energi terjadi degradasi kualitas energi). Pada
sistem yang kurang terkoordinasi dapat menyebabkan entropi makin
tinggi.
Asas 3 berisi bahwa materi, energi, ruang, waktu, dan
keanekaragaman, semuanya termasuk sumber daya alam. Asas 4 berisi
Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah
mencapai optimum, pengaruh unit pengadaannya sering menurun dengan
penambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum
Melampaui batas maksimum tidak ada pengaruh yang menguntungkan
lagi. Kenaikan pengadaaannya yang melampaui batas maksimum. Untuk
banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan SDA yang sudah mendekati batas
maksimum. Melampaui batas maksimum tidak ada pengaruh yang
menguntungkan lagi.
Asas selanjutnya yaitu asas keanekaragaman, Makin
beranekaragam makanan hewan, makin kurang bahaya menghadapi
perubahan lingkungan.

Koala: Makanan hanya daun kayu putih, dapatpunah kalau tidak


dilindungi.

Pendidikan InklusifPage 34
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Tikus: Makanan beraneka ragam, dapat mem pertahankan populasinya,


meskipun selalu
diberantas manusia.
Asas 5, Ada dua jenis sumber daya alam, yaitu sumber alam yang
pengadaannya dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tak
mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut.
Contoh: Pengadaan energi: merangsang penggunaan
Pengadaan makanan: tidak meragsang penggunaan (terbatas)
Asas 6, Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak
keturunan dari pada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan
saingannya. Yang dapat menyesuaikan diri, lebih banyak keturunan lebih
berhasil. Domba Australia dibawa ke Amerika sapi asli kalah bersaing
makanan
Asas 7, Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi
di alam lingkungan yang “mudah diramal”. Mudah diramal artinya punya
pola keturunan faktor lingkungan. Lingkungan yang tidak stabil memiliki
spesies sedikit sedangkan, lingkungan yang stabil memiliki
keanekaragaman yang tinggi.
Asas 8, Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keaneka-
ragaman takson, bergantung kepada nicia dalam lingkungan hidup itu
dapat memisahkan takson tersebut.

2. Pelajaran yang dapat dipetik


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 21 November 2018 saya
dapat memetik pelajaran mengenai asas-asas lingkungan.

3. Hal-hal yang belum dipahami


Untuk pertemuan kali ini, hal yang belum saya pahami ialah hubungan
kesatuan dari asas-asas tersebut.

4. Hal-hal yang ingin masih dikaji

Pendidikan InklusifPage 35
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

Pada pertemuan kali ini, hal yang masih ingin saya kaji ialah perihal
masing-masing asas dan wujud nyatanya dalam kehidupan seperti apa.

5. Tindak Lanjut
a. Mencari referensi mengenai hal-hal yang saya belum pahami dan yang
masih ingin saya kaji dari berbagai sumber.

Pertemuan : 9
Hari/Tanggal : Rabu/28 November 2018
Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.
Topik : Asas - Asas Lingkungan II
Penyaji Topik : La Jumadin, S.Pd., M.Si.

A. Kegiatan yang dilakukan


Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu, 28 November 2018
adalah proses perkuliahan/pembelajaran dengan topik materi asas-asas
lingkungan yang dilakukan dengan metode demonstrasi dengan
menggunakan bahan ajar powerpoint.

Pendidikan InklusifPage 36
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

B. Refleksi Diri
1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan

Materi yang didapatkan setelah perkuliahan adalah mengenai asas-


asas lingkungan yakni asas stabilitas ekosistem dan asas populasi yang
mana meliputi asas 9 – asas 14, melanjutkan materi pertemuan
sebelumnya. Asas 9, membahas mengenai stabilitas ekosistem. Di mana
Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi
produktivitas. Asas 10, dalam lingkungan stabil perbandingan antara
biomasa dengan produktivitasdalam perjalanan waktu naik mencapai
asimtoot. Maksimasi efisiensi penggunaan energi dan minimasi
pemborosan energi. Asas 11, sistem yang sudah mantap (dewasa)
mengeksploitasi sistem yang belum mantap (muda). Contoh : Hutan dan
Ladang ; Desa dan Kota. Selanjutnya asas 12, kesempurnaan adaptasi
suatu sifat atau tabiat bergantung kepada kepentingan relatifnya di dalam
keadaan suatu lingkungan. Dalam ekosistem yang baik dan habitat yang
stabil disebabkan oleh sifat responsif terhadap fluktuasi faktor lingkungan,
tidak diperlukan. Sedangkan dalam ekosistem yang belum baik disebabkan
oleh populasi kurang bereaksi terhadap perubahan fisika kimiawi
lingkungan. Asas selanjutnya yaitu asas populasi meliputi asas 13 dan
asas 14. Asas 13, lingkungan yang secara fisik mantap (dewasa)
memungkinkan terjadinya keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang
mantap (dewasa), yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan
populasi. Kemantapan lingkungan fisik menjadi indikator bagi
kompleksitas organisasi dan keanekaragaman begitu pula dengan naik
turunnya populasi yang menjadi indikator ciri ekosistem yang belum
mantap. Asas 14, Derajat pola keteraturan naik turunnya populasi
bergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya
yang nantinya akan mempengaruhi populasi itu. Di mana populasi dahulu
akan mempengaruhi populasi sekarang dan populasi sekarang ini akan

Pendidikan InklusifPage 37
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

mempengaruhi populasi di masa yang akan datang. Perubahan suatu


populasi merupakan perubahan populasi lain sesuai dengan perjalanan
waktu.

2. Pelajaran yang dapat dipetik


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 28 November 2018 saya
dapat memetik pelajaran mengenai asas-asas lingkungan.

3. Hal-hal yang belum dipahami


Untuk pertemuan kali ini, hal yang belum saya pahami ialah hubungan
kesatuan dari asas-asas tersebut.

4. Hal-hal yang ingin masih dikaji


Pada pertemuan kali ini, hal yang masih ingin saya kaji ialah perihal
masing-masing asas dan wujud nyatanya dalama kehidupan seperti apa.

5. Tindak Lanjut
a. Mencari referensi mengenai hal-hal yang saya belum pahami dan yang
masih ingin saya kaji dari berbagai sumber.

Pertemuan : 10
Hari/Tanggal : Rabu/19 Desember 2018
Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.
Topik : Lingkungan dan Kesehatan
Penyaji Topik : Asrianto, S.Pd., M.Si.

A. Kegiatan yang dilakukan


Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu, 19 Desember 2018
adalah proses perkuliahan/pembelajaran dengan topik materi lingkungan dan
kesehatan yang dilakukan dengan metode ceramah.

Pendidikan InklusifPage 38
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

B. Refleksi Diri
1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan
Lingkungan dan kesehatan adalah 2 hal yang saling berkaitan.
Menurut WHO, seseorang dikatakan sehat apabila meliputi 3 aspek yaitu:
1) Secara fisik tidak memiliki gangguan.
2) Mentalitasnya baik.
3) Memiliki jiwa sosial hidup yang baik.
Kesehatan lingkungan maksudnya ialah sehat secara fisik dan
biologis. Beberapa istilah yang patut untuk diketahui ialah sanitasi yang
merupakan upaya mencegah timbulnya penyakit atau disebut sebagai
upaya perbaikan lingkungan. Patogen adalah sesuatu yang membawa dan
menyebabkan penyakit. Vektor adalah perantara penyakit atau
pembawa/penyebar seperti nyamuk dan kutu. Epizootik adalah wabah
penyakit hewan yang bisa juga menyebar pada manusia. Reservior adalah
tempat berkembangnya bibit penyakit atau tempat bersarangnya
penyakit. Epidemiologi adalah ilmu tentang penyebaran penyakit/wabah
mempelajari faktor yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya suatu
populasi.
Penyakit dibagi menjadi 2 yaitu penyakit menular dan penyakit
tidak menular. Penyakit menular dapat terjadi pada 2 faktor (influenza), 3
faktor (malaria dan demam berdarah) bahkan 4 faktor(penyakit PES).
Klasifikasi penyakit berdasarkan penyebabnya yaitu dibagi menjadi dua
yaitu penyebab biotis dan penyebab abiotis. Panyakit yang disebabkan
oleh biotis yaitu:
1. Virus : Influenza, damam berdarah, polio, dsb.
2. Bakteri : TBC, kolera dan penyakit PES.
3. Jamur : Panu.
4. Protozoa : Disentri amuba dan malaria.
5. Cacing : Ascarias, filariasis, elephantiasis dan sistosomiasis.
Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh abiotis yaitu:

Pendidikan InklusifPage 39
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

1. Pencemaran lingkungan : Bronchitis, emfisema dan kanker.


2. Tekanan keadaan (stress) : Kesibukan, kekhawatiran, tekanan
darah, penyakit jantung dan saraf.
3. Keadaan makanan : HO, kwashiorkor dan avitaminosis.
4. Alergi : Kepekaan terhadap zat tertentu
5. Teratogenik : Kelainan bentuk disebabkan zat/keadaan
lingkungan.
Di negara berkembang penyakit menular lebih banyak karena kondisi
lingkungan yang kurang baik. Di negara maju penyakit karena faktor
abiotis banyak karena pencemaran dan tekanan. Faktor-faktor yang
menyebabkan penyebaran penyakit dalam lingkungan adalah diantaranya
kepadatan populasi dimana makin padat penduduk maka penyakit makin
mudah menular, sifat biologis patogen dan cuaca extream.

2. Pelajaran yang dapat dipetik


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 19 Desember 2018 saya
dapat memetik pelajaran bahwa antara lingkungan dan kesehatan saling
berikatan. Maka, agar kita terhindar dari penyakit/setidaknya
meminimalisir potensi berpenyakit, kita harus menjaga lingkungan agar
tetap bersih.

3. Hal-hal yang belum dipahami


Untuk pertemuan kali ini, saya belum terlalu memahami bagaimana sifat
biologis patogen dapat menjadi faktor penyebaran penyakit.

4. Hal-hal yang masih ingin dikaji


Pada pertemuan kali ini, hal yang masih ingin saya kaji ialah langkah-
langkah vektor dalam menyebarkan penyakit secara detail.

5. Tindak Lanjut

Pendidikan InklusifPage 40
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

a. Menyebarkan ilmu yang saya tahu serta mempersuasi orang-orang


sekitar untuk menjaga lingkungan.

Pertemuan : 11
Hari/Tanggal : Rabu/26 Desember 2018
Dosen Pembina : Dr. Safilu, M.Si.
Topik : Strategi Pengembangan Lingkungan Hidup
Penyaji Topik : Asrianto, S.Pd., M.Si.

A. Kegiatan yang dilakukan


Adapun kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu, 26 Desember 2018
adalah proses perkuliahan/pembelajaran dengan topik materi strategi
pengembangan lingkkungan hidup yang dilakukan dengan metode ceramah.

B. Refleksi Diri

Pendidikan InklusifPage 41
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

1. Catatan Refleksi/Materi yang telah didapatkan


Perkembangan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia yaitu
menjelang konferensi Stockholm (1972) diadakan pertemuan tentang
pengelolaan lingkungan hidup dan pencegahan pencemaran (1971) serta
seminar pengelolaan lingkungan hidup dan pembangunan nasional
(1972). Kemudian setelah diadakan konferensi Stockholm, diadakan
tindak lanjut atas konferensi tersebut yaitu dengan melakukan perumusan
program pembangunan lingkungan hidup antara lain pendidikan PKLH,
terbentuknya menteri negara pengawasan pembangunan dan lingkungan
hidup (PPLH), terbentuknya menteri KLH, terbentuknya menteri negara
lingkungan hidup kabinet pembangunan yang dituangkan dalam agenda
21 Indonesia.
Masalah pembangunan dan lingkungan hidup di Indonesia yang
akan dihadapi dengan berbagai strategi yaitu masalah pada
perkembangan penduduk dan masyarakat di mana pertumbuhan
penduduk yang cepat ini tidak dibarengi dengan peningkatan
pembangunan dan kualitas lingkungan hidup. Kemudian masalah
perkembangan teknologi dan kebudayaan, yakni sebagai negara
berkembang kita kurang modal dan kurang teknologi diperparah lagi
dengan pengaruh negara maju. Perkembangan ruang lingkup
internasional pula menjadi masalah yaitu pengaruh negara maju yang
masih kuat sebagai negara adikuasa, teknologi produksi dan pola
konsumsi yang tidak memperhitungkan aspek lingkungan. Masalah
berikutnya, perkembangan SDA dan lingkungan hidup, jumlah kepadatan
penduduk dapat menekan SDA, hingan menimbulkan tanah kritis,dan
mengabaikan lingkungan hidup.
Adapun strategi pengembangan lingkungan hidup, berdasarkan
hasil konferensi Stockholm (1972), strategi ini dituangkan dalam dua
kebijakan utama yaitu kebijakan kependudukan dan kebijakan
pengelolaan lingkungan hidup. Kebijakan kependudukan antara lain:

Pendidikan InklusifPage 42
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

jumlah penduduk, kualitas penduduk, peningkatan dalam pendidikan,


kesehatan, kesejahteraan, pemukiman penduduk daerah perkotaan
maupun pedesaan, peningkatan pengetahuan dan kesadaran terhadap
pelestarian lingkungan hidup melalui pendekatan monolitik dan
integartif. Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:
pengelolaan pertanian, pertambangan dan industri, pendayagunaan
kekayaan laut dan kegiatan penunjang (ilmu, teknologi, peraturan,
sanksi).
Adapun agenda 21 Indonesia yaitu sebagai tindak lanjut dari
konferensi Stockholm, maka pada bulan juli (1992) diadakan konferensi
lingkungan hidup manusia di Brazil. Konferensi tersebut merupakan
konferensi PBB, dihadiri oleh 179 negara PBB. Dalam konferensi
tersebut pemerintah Indonesia telah menyetujui sejumlah kesepakatan,
yaitu diantaranya menekankan keterikatan antara pengembangan dan
lingkungan, prinsip-prinsip kehutanan, konvensi tentang perubahan iklim
dan keanekaragaman hayati.

2. Pelajaran yang dapat dipetik


Setelah mengikuti perkuliahan pada hari Rabu, 26 Desember 2018 saya
dapat memetik pelajaran bahwa dalam mengembangkan lingkungan
hidup dibutuhkan strategi yang tepat dan efisien.

3. Hal-hal yang belum dipahami


Untuk pertemuan kali ini, saya belum terlalu memahami secara detail
perkembangan pengembangan lingkungan hidup

4. Hal-hal yang masih ingin dikaji


Pada pertemuan kali ini, hal yang masih ingin saya kaji ialah bagaimana
perkembangan agenda 21 Indonesia yang sedang berjalan saat ini
5. Tindak Lanjut

Pendidikan InklusifPage 43
JURNAL BELAJAR
PENDIDIKAN INKLUSIF

a. Mencari referensi mengenai hal-hal yang saya belum pahami dan yang
masih ingin saya kaji dari berbagai sumber.

Pendidikan InklusifPage 44

Anda mungkin juga menyukai