Anda di halaman 1dari 13

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD


BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR
IPS KELAS IV SD

I Putu Andi Budi Arsana, I Nyoman Jampel2, Nyoman Kusmariyatni3


1,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2Teknologi Pendidikan, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:{Andibudiarsana1, nyoman.jampel2, nym_kusmariyatni3} @undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe STAD berbantuan peta konsep terhadap hasil belajar IPS pada siswa SD Negeri
3 Kaliuntu. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu (Quasi
Eksperiment) menggunakan desain penelitian posttest only with non equivalent
control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di Gugus
X Kecamatan Buleleng yang berjumlah 118 orang. Sampel penelitian ini ditentukan
menggunakan random sampling. Data hasil belajar dikumpulkan dengan instrumen
berbentuk tes pilihan ganda yang berjumlah 25 butir. Data yang diperoleh, dianalisis
menggunakan analisis statistik deskriptif dan uji-t dan diperkuat hasil analisis
independent sample Test (t-test) berbantuan SPSS 18.0 for windows. Dari hasil
analisis data, rata-rata kelompok eksperimen 19,84 dan kelompok kontrol 17. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t diperoleh thitung lebih besar
dibandingkan dengan ttabel (thitung 4,19 > ttabel 2,021) dengan taraf signifikan 5%, hal ini
berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang
dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD di Gugus X
Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Jadi dari hasil
yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan peta konsep lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

Kata kunci: Kooperatif tipe STAD, hasil belajar IPS

Abstract
This research aims to determine the influence of cooperative learning model type
STAD assisted concept map approaches to IPS study in students learning outcomes
in fourth grade students in elementary school of 3 kaliuntu. This research uses quasi
experiment research (Quasi experiment) using design research posttest only with non
equivalent control group design. The population of this research is the whole fourth
grade in the Gugus X Buleleng district is totalling 118 people. The research sample
is determined using random sampling. Results of the study data collected with
multiple choice tests-shaped instrument that add up to 25 grains. The
data obtained, analyzed using descriptive statistics and analysis test-t and the result
strengthened with analysis independent sample Test (t-test) using SPSS 18.0 for
windows. The result of the data analysis, the average experimental group was 19,84
and the control group was 17. The result of the research shows that the result of t-test
analysis ( analisis uji–t) is t-hitung bigger than ttabel (thitung 4,19 > ttabel 2,021) with 5%
significant level, this means there is significant difference of IPS learning result
between student which is taught by cooperative learning model STAD assisted
concept mapping with students who were taught by conventional learning model in
fourth grade of elementary school in Gugus X Buleleng district Buleleng Regency in
academic year 2016/2017. So from the results obtained, it can be

1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

concluded that cooperative learning model type STAD assisted concept maps better
than conventional learning.

Keywords : Cooperative type STAD, learning results, IPS

PENDAHULUAN Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,


Pendidikan merupakan suatu berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
kegiatan yang universal dalam kehidupan menjadi warga Negara yang demokratis
manusia, karena dimanapun dan sampai serta bertanggung jawab. Sekolah sebagai
kapanpun pendidikan diperlukan. lembaga formal khususnya sekolah dasar
Pendidikan pada hakikatnya merupakan dianggap sebagai pondasi yang
usaha manusia untuk memanusiakan memegang peranan penting untuk
manusia itu sendiri yaitu untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang
membudayakan manusia. Kualitas lebih tinggi. Pada jenjang sekolah dasar
pendidikan merupakan salah satu faktor perlu diletakkan dasar-dasar yang kokoh
yang menentukan kualitas sumber daya bagi tegaknya bangunan pendidikan yang
manusia itu sendiri. menyeluruh dengan memberikan
Hamalik (dalam Watra, dkk pendidikan yang berkualitas bagi siswa.
2009:11) “Pendidikan adalah usaha sadar IPS merupakan salah satu mata pelajaran
untuk menyiapkan peserta didik melalui yang dibelajarkan pada jenjang pendidikan
kegiatan bimbingan pengajaran, dan/atau sekolah dasar. Pendidikan IPS diharapkan
latihan bagi peranannya di masa yang dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
akan datang”. Dengan usaha sadar mempelajari diri sendiri dan berbaur
dimaksudkan, bahwa pendidikan dengan masyarakat di sekitarnya.
diselenggarakan berdasarkan rencana Solihatin, Etin dan Raharjo (2012:14)
yang matang, mantap, jelas, lengkap, “Istilah pendidikan IPS dalam
menyeluruh berdasarkan pemikiran menyelenggarakan pendidikan di
rasional-objektif. Fungsi pendidikan adalah Indonesia masih relatif baru digunakan”.
menyiapkan peserta didik, menyiapkan Pendidikan IPS merupakan padanan dari
diartikan bahwa peserta didik pada social studies dalam konteks kurikulum di
hakikatnya belum siap, tetapi perlu Amerika Serikat. Pada dasarnya tujuan
disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik
sendiri. Berkaitan dengan tuntutan untuk dan memberi bekal kemampuan dasar
menghasilkan sumber daya manusia kepada siswa untuk mengembangkan diri
berkualitas maka kualitas pendidikan perlu sesuai dengan bakat, minat, kemampuan
ditingkatkan secara berkesinambungan. dan lingkungannya, serta bekal bagi siswa
Peningkatan kualitas untuk memajukan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
pendidikan sudah dilalui dengan berbagai yang lebih tinggi. Pada tingkat satuan
cara mulai dari perubahan kurikulum. pendidikan di sekolah dasar, sesuai
Banyaknya pembaharuan yang dilakukan kurikulum siswa diajarkan sejumlah mata
pemerintah merupakan salah satu cara pelajaran, salah satu di antaranya adalah
untuk meningkatkan kualitas khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial. Menurut
dibidang pendidikan. Berdasarkan UU No. Depdiknas (2006: 175) mata pelajaran IPS
20 Tahun 2003 Bab II, Pasal 3 di sekolah dasar bertujuan agar siswa
menyatakan bahwa: memiliki kemampuan:
Pendidikan Nasional berfungsi (1) mengenal konsep-konsep yang
untuk mengembangkan kemampuan dan berkaitan dengan kehidupan masyarakat
membentuk watak serta peradaban dan lingkungannya, (2) memiliki
bangsa yang bermartabat dalam rangka kemampuan dasar untuk berfikir logis dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, kritis, rasa ingin tahu, memecahkan
bertujuan untuk berkembangnya potensi masalah, dan keterampilan dalam
peserta didik agar menjadi manusia yang kehidupan sosial. (3) memiliki komitmen
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

2
dan kemanusiaan, (4) memiliki memilih teman dekatnya untuk dijadikan
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama anggota kelompok. 3) siswa yang pandai
dan berkompetisi dalam masyarakat yang lebih cenderung berperan aktif dalam
majemuk, ditingkat lokal dan nasional” pembelajaran dibandingkan dengan siswa
Pada kenyataannya, masih yang memiliki pengetahuan rendah. Hal ini
terdapat hambatan-hambatan dalam mengakibatkan kegiatan diskusi menjadi
proses pembelajaran IPS di sekolah kurang maksimal dikarenakan anggota
dasar. Hal ini disebabkan proses lainnya tidak ikut berperan aktif. Selain itu
pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa juga cenderung kurang aktif dalam
siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. bertanya dan menyampaikan pendapat
Salah satu faktor yang mempengaruhi mereka selama proses pembelajaran,
hasil belajar siswa adalah peran guru siswa yang mengalami kesulitan dalam
dalam menerapkan strategi pembelajaran. memahami materi yang disampaikan
Sanjaya (2008:23) “Dalam melaksanakan namun tidak memiliki keberanian dalam
pembelajaran guru diharapkan menyampaikan hal tersebut sehingga
merencanakan terlebih dahulu apa yang pemahaman mereka cenderung hanya
harus dilakukan untuk mencapai tujuan”. mengira-ngira bahwa mereka sudah
Dengan demikan, proses suatu paham dan mereka belum mendapatkan
perencanaan harus dimulai dari jawaban pasti. Hal tersebut juga
penetapan tujuan yang akan dicapai. disebabkan karena dalam proses
Hamid Hasan (dalam Solihatin, Etin dan pembelajaran suasana kelas yang
Raharjo, 2012:15) Rancangan cenderung Teacher Centerd dengan
pembelajaran guru hendaknya diarahkan menggunakan pembelajaran konvensional
dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan sehingga siswa cenderung pasif. Selain
perkembangan potensi siswa agar kegiatan observasi, dilakukan pula
pembelajaran yang dilakukan benar-benar pencatatan dokumen dilakukan di salah
berguna dan bermanfaat bagi siswa. satu sekolah di Gugus X pada siswa kelas
Dalam prakteknya, masih terdapat guru IV di SD Negeri 3 Kaliuntu dalam mata
yang menerapkan pembelajaran pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
konvensional secara terus menerus dan dengan rincian data sebagai berikut, dari
kurang variatif baik dalam penggunaan jumlah siswa 19 orang, rata-rata hasil
strategi pembelajaran maupun media belajar siswa adalah 70. Kondisi tersebut
pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menunjukkan bahwa hasil belajar IPS di
merasa jenuh, bosan dan kurang Gugus X Kecamatan Buleleng masih
termotivasi dalam mengikuti proses belum maksimal, karena masih ditemukan
pembelajaran sehingga berdampak pada rata-rata hasil belajar IPS di beberapa
hasil belajar kurang optimal. sekolah belum berada di atas KKM. Untuk
Berdasarkan hasil observasi dan mengatasi masalah tersebut dilakukan
wawancara terhadap guru mata pelajaran penelitian sebagai solusi untuk
IPS yang lakukan peneliti pada tanggal 18 memecahkan permasalahan. Untuk
januari 2017 sampai 19 januari 2017 di SD meningkatkan hasil belajar siswa, perlu
Gugus X kecamatan Buleleng Kabupaten diadakan situasi pembelajaran yang
Buleleng, yaitu SD Negeri 1 Kaliuntu, SD menyenangkan dan merangsang minat
Negeri 2 Kaliuntu, SD Negeri 3 Kaliuntu, siswa untuk lebih antusias berperan aktif
dan SD Katolik, diperoleh hasil observasi dalam proses pembelajaran. Maka
pembelajaran IPS sebagai berikut. 1) diperlukan sebuah model pembelajaran
sekolah dasar yang ada di Gugus X tidak yang mengaktifkan kegiatan siswa di
menerapkan model pembelajaran dalam proses pembelajaran. Eggen dan
kooperatif sehingga siswa kurang Kauchak (2012: 8). “Model tidak bisa
berinteraksi aktif dengan membelajarkan menggantikan kualitas-kualitas yang harus
kecakapan akademik dan keterampilan dimiliki guru ahli, seperti pengetahuan
sosial selama pembelajaran IPS. 2) profesi, sensitivitas terhadap murid, dan
Beberapa sekolah di Gugus X dalam kemampuan untuk membuat keputusan
kegiatan diskusi kelompok siswa lebih dalam situasi gawat”. Akan tetapi model

3
adalah cara untuk memotivasi siswa hasil belajar antara siswa yang mengikuti
dalam meningkatkan hasil belajarnya. model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Maka dalam penelitian ini model berbantuan peta konsep pada IV di SD
pembelajaran yang digunakan adalah Gugus X Kelurahan Kaliuntu Kecamatan
Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun
berbantuan Peta Konsep. Model Pelajaran 2016/2017.
pembelajaran STAD pembelajaran yang Berdasarkan pada uraian di atas
cocok diterapkan pembelajaran IPS. perlu dilakukan pembuktian dengan
Slavin (dalam Rusman, 2012: 214) melaksanakan penelitian tentang
dengan model pembelajaran STAD siswa pengaruh model pembelajaran kooperatif
dapat melakukan pembelajaran yang tipe STAD berbantuan peta konsep pada
bermakna melalui Student Teams IV di SD Gugus X Kelurahan Kaliuntu
Achievement Divisions yang memacu Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng
siswa agar saling mendorong dan Tahun Pelajaran 2016/2017.
membantu satu sama lain untuk
menguasai keterampilan yang diajarkan METODE PENELITIAN
guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD Jenis penelitian yang dilakukan
ini merupakan salah satu tipe dari model dalam penelitian ini tergolong quasi
pembelajaran kooperatif dengan ekperiment atau penelitian semu. Disebut
menggunakan kelompok-kelompok kecil quasi eksperiment atau penelitian semu
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 karena dalam eksperimen ini tidak semua
orang siswa secara heterogen. Diawali variabel (gejala) yang muncul dapat diatur
dengan penyampaian tujuan dan dikontrol secara ketat. Penelitian ini
pembelajaran, penyampaian materi, menggunakan rancangan eksperimen non
kegiatan kelompok, kuis, dan equivalen post-tes only control group
penghargaan kelompok. Pada penelitian design. Rancangan ini dipilih karena
ini digunakan Peta Konsep sebagai media eksperimen tidak mungkin mengubah
untuk mengfokuskan perhatian siswa kelas yang ada. Populasi dalam penelitian
dalam penyampaian materi. Martin (dalam ini yaitu seluruh siswa kelas IV SD di
Trianto, 2010:157) mengemukakan bahwa Gugus X Kecamatan Buleleng, Kabupaten
peta konsep digunakan untuk menyatakan Buleleng yang berjumlah 118 siswa.
hubungan yang bermakna antara konsep- Berdasarkan karakteristik
konsep dalam suatu bentuk proposisi. populasi, pengambilan sampel pada
Peta konsep sebenarnya merupakan penelitian ini dilakukan dengan random
suatu bagian dari strategi pengajaran. sampling jenis cluster sampling.
Sebagai suatu strategi pengajaran, peta
Penarikan sampel menggunakan
konsep menuntut siswa untuk memetakan
sistem undian. Untuk mengetahui
konsep-konsep kemudian konsep tersebut
diilustrasikan sendiri oleh siswa dalam apakah kemampuan siswa kelas IV
bentuk ilustrasi grafis. Peta konsep juga masing-masing sekolah setara atau
bisa digunakan sebagai suatu media tidak, maka terlebih dahulu dilakukan
pembelajaran, salah satunya media uji kesetaraan dengan menggunakan
pembelajaran IPS. Peta konsep ini cocok ANAVA Satu jalur. Berdasarkan uji
digunakan dalam pembelajaran karena ANAVA satu jalur diketahui bahwa
konsep-konsep jika dijabarkan dengan kelas di Gugus X Kecamatan Buleleng
cara tradisional akan memakan waktu merupakan kelas yang setara. Dengan
yang lama sehingga dapat membosankan hasil Fhitung < Ftabel. Berdasarkan uji
bagi siswa. Melalui peta konsep jenis ini,
kesetaraan, maka sekolah yang lolos
materi pembelajaran akan disajikan
uji akan diundi dari sampel yang sudah
secara sederhana namun tetap dapat
menyampaikan makna kepada siswa lolos uji kesetaraan, untuk menentukan
dengan baik. Adapun tujuan yang ingin sekolah yang akan dijadikan sebagai
dicapai melalui penelitian ini adalah tempat penelitian. Dari hasil undian
mengetahui perbedaan yang signifikan diperoleh jumlah sampel sebanyak 37

4
orang siswa yang masing-masing dilakukan uji validitas butir dengan
terdiri dari 18 orang siswa kelas IV SD rumus korelasi point biserial.
N 2 Kaliuntu dan 19 orang siswa kelas Berdasarkan hasil analisis, 25 butir
V SD N 3 Kaliuntu. Setelah dilakukan soal yang diuji dinyatakan valid.
pengundian, kelas IV SD N 3 Kaliuntu Selanjutnya soal yang sudah
ditetapkan sebagai kelompok valid diuji reliabilitas dengan
eksperimen dan kelas IV SD N 2 menggunakan formula Kuder
Kaliuntu sebagai kelompok kontrol. Richardson. Berdasarkan perhitungan
Kelas eksperimen akan diberi terhadap soal yang valid berjumlah
perlakuan dengan model pembelajaran 25 butir soal yang diperoleh reliabilitas
kooperatif tipe STAD berbantuan peta keseluruhan butir tes sebesar 0,81,
konsep dan kelas kontrol diberi sehingga dapat disimpulkan bahwa
perlakuan pembelajaran konvensional. instrumen hasil belajar IPS memiliki
Variabel bebas dalam penelitian reliabilitas sangat tinggi.
ini adalah model pembelajaran Analisis perhitungan taraf
kooperatif tipe STAD berbantuan peta kesukaran instrumen hasil belajar IPS
konsep yang dilaksanakan pada kelas menggunakan program Microsoft
eksperimen dan pembelajaran Office Excel 2007. Berdasarkan hasil
konvensional pada kelas kontrol, analisis dari 25 butir soal 11 butir soal
sedangkan untuk variabel terikat dengan kriteria sedang dan 14 butir
adalah hasil belajar IPS. soal dengan kriteria mudah. Secara
Hasil belajar yang dimaksud keseluruhan, Pp sebesar 0,70. Jadi
dalam penelitian ini adalah hasil tingkat kesukaran perangkat tes
belajar aspek kognitif. Hasil belajar ini termasuk dalam kategori sedang.
diukur dengan metode tes dengan Sedangkan berdasarkan hasil daya
instrumen berupa lembar soal obyektif pembeda butir tes hasil belajar IPS
25 butir pertanyaan dengan 4 pilihan yaitu, dari 35 butir soal, 4 butir dengan
jawaban (a, b, c, dan d) kepada siswa. kriteria baik, 18 butir dengan kriteria
Pemberian skor tidak membedakan cukup baik dan 13 butir soal dengan
tingkat kesukaran butir soal, benar kriteria kurang baik. Secara
diberi skor 1 dan salah 0. keseluruhan, Dp sebesar 0,23. Jadi
Data yang diperoleh dari uji coba daya pembeda perangkat tes termasuk
instrumen dianalisis dengan dalam kategori cukup baik.
menggunakan uji validitas butir tes, Uji Metode analisis data yang
reliabilitas tes, taraf kesukaran tes, dan digunakan adalah analisis statistik
daya beda tes. Pada penelitian ini, deskriptif dan statistik inferensial
analisis dilakukan dengan dengan uji-t. Statistik deskriptif yang
menggunakan bantuan program dicari adalah mean, median, modus
komputer Microsoft Office Excel 2007 dan standar deviasi. Uji-t digunakan
for Window. untuk menguji hipotesis penelitian.
Adapun jumlah soal yang diuji Rumus uji-t yang digunakan adalah
coba berjumlah 35 butir tes berbentuk polled varians (n1 = n2 dengan
pilihan ganda yang sebelumnya sudah diperkuat hasil analisis independent
di uji judges dan hasilnya 35 butir soal sample Test (t-test) berbantuan SPSS
dikatakan relevan. Selanjutnya 18.0 for windows. Sebelum pengujian
dilakukan uji coba instrumen kepada hipotesis, data telah diuji pada uji asumsi
57 siswa kelas V yang terdiri dari SDN dengan menggunakan bantuan program
1 Kerobokan, dan SDN 3 Kaliuntu. komputer SPSS 18.0 for Windows yaitu
Kemudian hasilnya dianalisis dengan dibuktikan normal pada uji Kolmogorov-

5
Smirnov dan Shapiro-Wilk, terbukti rentangan skor 18,5 ≤M<20,5 berdasarkan
homogen dengan statistik Levene. rata-rata skor hasil belajar IPS. Artinya,
sebagian besar skor cenderung tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kecenderungan skor ini dapat dibuktikan
Data penelitian ini adalah skor hasil dengan melihat frekuensi relatif pada tabel
belajar IPS siswa sebagai akibat dari distribusi frekuensi. Frekuensi relatif skor
pengaruh model pembelajaran kooperatif yang berada di atas rata-rata lebih besar
tipe STAD berbantuan peta konsep pada dibandingkan frekuensi relatif skor yang
kelompok eksperimen dan pembelajaran berada di bawah rata-rata. Jika nilai rata-
konvensional pada kelompok kontrol. rata dikonversikan ke dalam Penilaian
Rekapitulasi perhitungan data hasil Acuan Patokan (PAP) Skala Lima berada
penelitian tentang hasil belajar IPS siswa pada kategori sangat tinggi.
dapat dilihat pada Tabel 1 yang disajikan Distribusi frekuensi data hasil belajar
sebagai berikut. IPS kelompok kontrol yang dibelajarkan
Tabel 1. Hasil Tabel Deskripsi Data Hasil Belajar IPS

Variabel Test Hasil Belajar


Statistik Eksperimen Kontrol
Mean 19.84 17
Median 20 17
Modus 21 17
Varians 4.36 4.11
Standar Deviasi 2.09 2.03
Skor maksimum 23 21
Skor minimum 15 13
Rentangan 8 8
dengan model pembelajaran konvensional
Berdasarkan tabel 1, diketahui mean disajikan pada Gambar 2.
kelompok eksperimen lebih besar
daripada mean kelompok kontrol.
Kemudian data hasil belajar IPS dapat
disajikan ke dalam bentuk Histogram
disajikan pada Gambar 1.

Gambar 2. Grafik Histogram Data Hasil


Belajar IPS Kelompok Kontrol

Berdasarkan grafik histogram data


hasil belajar kelompok kontrol di atas,
Gambar 1. Grafik Histogram Data Hasil dapat diketahui bahwa pengelompokan
Belajar IPS Kelompok Eksperimen distribusi frekuensi untuk skor hasil belajar
kelompok belajar kontrol terletak pada
Berdasarkan Histogram data hasil rentangan skor 16,5 ≤M <18,5
belajar kelompok eksperimen di atas, berdasarkan rata-rata skor hasil belajar
dapat diketahui bahwa pengelompokan IPS. Artinya, sebagian besar skor
distribusi frekuensi untuk skor hasil belajar cenderung sedang. Kecenderungan skor
IPS siswa yang mengikuti model ini dapat dibuktikan dengan melihat
pembelajaran kooperatif tipe STAD frekuensi relatif pada tabel distribusi
berbantuan Peta konsep terletak pada frekuensi. Frekuensi relatif skor yang

6
berada di atas rata-rata lebih kecil menggunakan SPSS 18.0 for windows
dibandingkan frekuensi relatif skor yang uji statistik Kolmogorov-Smirnov pada
berada di bawah rata-rata. signifikansi 0,05. Uji normalitas ini
Jika nilai rata-rata dikonversi ke dilakukan terhadap data post-test
dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) terhadap kelompok eksperimen dan
Skala Lima berada pada kategori kontrol untuk mengetahui data dari
tinggi. sampel yang berdistribusi normal atau
Sebelum melakukan uji hipotesis tidak. Berikut hasil uji normalitas
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat dengan bantuan SPSS 18.0 for
yang meliputi uji normalitas dan uji windows disajikan pada tabel 2
homogenitas. Uji normalitas dilakukan sebagai berikut
untuk membuktikan bahwa frekuensi
data hasil penelitian benar-benar
berdistribusi normal. Uji normalitas
pada kedua data di atas, peneliti

Tabel 2. Hasil Pengujian Normalitas Sebaran Data Hasil Belajar IPS

Kolmogorov-
Variabel Smirnov
kelompok Keputusan
Statistik sig.
Hasil
Belajar K.E 0,131 0,200 Normal
K.K 0,167 0,200 Normal

Berdasarkan Tabel 2, nilai statistik error variance (Candiasa,2011), uji


Kolmogorov- Smirnov diketahui data hasil Levene’s yang dilakukan pada data hasil
belajar IPS pada kelompok eksperimen belajar IPS. Berdasarkan Tabel 4.10, uji
dan kelompok kontrol adalah 0,131 dan Levene’s test of equality of error variance,
0,167 dengan signifikansi sama, yaitu penentuan keputusan homogenitas adalah
0,200, jika dibandingkan ke dua data jika nilai α < Sig. Maka data dinyatakan
tersebut dengan nilai signifikansi 0,05, homogen. Dapat dilihat nilai Sig. Pada tes
nilai signifikansi data hasil belajar IPS Levene’s pada kelas eksperimen maupun
kelompok eksperimen maupun kontrol kelas kontrol lebih dari α (0,05). Dengan
lebih besar dari kriteria angka signifikansi demikian seluruh data post-test hasil
0,05. Sehingga, secara statistik data skor belajar IPS kelompok eksperimen dan
hasil belajar IPS kelompok eksperimen kontrol adalah homogen. Hasil uji
maupun kelompok kontrol berdistribusi homogenitas dengan bantuan SPSS
normal. 18.0 for windows disajikan pada tabel
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Antar Kelompok Skor Hasil Belajar
IPS dengan menggunakan SPSS 18.0 for windows
hasil_belajar

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.247 1 35 .622
3 sebagai berikut.
Dalam penelitian ini, untuk menguji
homogenitas peneliti menggunakan SPSS
18.0 melalui uji Levene’s test of equality of

7
signifikan hasil belajar IPS antara siswa
Pada tabel di atas diperoleh nilai Sig. yang dibelajarkan dengan model
0,622, apa bila ditetapkan taraf Sig. 0,05 pembelajaran kooperatif tipe STAD
maka nilai Sig. Jauh lebih besar daripada berbantuan peta konsep dengan siswa
0,05 sehingga data hasil belajar IPS Kelas yang dibelajarkan dengan pembelajaran
IV dikatakan homogen. konvensional pada siswa kelas IV SD di
Berdasarkan hasil analisis uji Gugus X Kecamatan Buleleng Kabupaten
prasyarat hipotesis, diperoleh bahwa Buleleng tahun pelajaran 2016/2017
data hasil belajar IPS siswa kelompok adalah ditolak.
eksperimen dan kontrol adalah normal
dan homogen, sehingga pengujian Hasil uji hipotesis juga diperkuat
dengan hasil analisis menggunakan
hipotesis penelitian dengan uji-t dapat
independent sample Test dengan bantuan
dilakukan. Uji hipotesis dilakukan SPSS 18.0 for windows. Berdasarkan
dengan menggunakan statistik uji-t hasil analisis dengan independent sample
dengan rumus polled varians. Kriteria Test pada taraf signifikansi 5%, untuk
pengujian adalah H0 ditolak jika thitung > mengetahui skor yang diperoleh, maka
ttabel. Pengujian dilakukan pada taraf dilihat pada skor Sig. Kriteria pengambilan
signifikansi 5% dengan derajat keputusan didasarkan jika skor Sig. sama
kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2. Hasil atau lebih kecil dari 0,05, artinya terdapat
perhitungan uji-t disajikan dalam Tabel perbedaan yang signifikan diantara dua
4. kelompok. Dan apabila skor Sig. lebih
besar dari 0,05, artinya tidak terdapat
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji-t Sampel Tak Berkorelasi/independent
Varians
Kelas N Db thitung ttabel kesimpulan
(s2)
Eksperimen 4,36 19 35 4,19 2,021 Signifikan
Kontrol 4,11 18
perbedaan yang signifikan diantara dua
kelompok tersebut. Hasil analisis
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t menggunakan independent sample Test
di atas, diperoleh thitung adalah 4,19. dengan bantuan SPSS 18.0 for windows
Sedangkan ttabel dengan taraf signifikan yang disajikan pada tabel 5 berikut.
5% dan db = 35 (19+18-2) adalah 2,021.

Tabel 5. Rangkuman Hasil independent sample T-Test

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Sig.
(2- Mean
F Sig. t df tailed) Difference Std. Error Difference
hasil_belajar Equal .247 .622 4.195 35 .000 2.84211 .67757
variances
assumed
Equal 4.198 34.9 .000 2.84211 .67703
variances 75
not
assumed
Hal ini berarti bahwa thitung > ttabel (4,19 >
2,021), sehingga H0 yang menyatakan Berdasarkan tabel 5 di atas
bahwa tidak terdapat perbedaan yang diperoleh nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000
8
< 0,05, maka sesuai dasar pengambilan yang melibatkan siswa sehingga
keputusan dalam uji independent sample pembelajaran cenderung membosankan.
Test, maka dapat disimpulkan H0 ditolak Hasil penelitian ini konsisten dengan
dan H1 diterima. hasil penelitian yang dilakukan oleh I Pt.
Berdasarkan kriteria pengujian, H0 Rudy Sutrisna (2012) Hasil penelitian
ditolak dan H1 diterima serta diperkuat eksperimen tersebut menunjukkan adanya
dengan hasil analisis menggunakan perbedaan yang signifikan antara
independent sample Test dengan bantuan penerapan model pembelajaran kooperatif
SPSS 18.0 for windows maka dapat tipe Student Teams Achievement Division
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dengan berbantuan media sederhana dan
yang signifikan hasil belajar IPS antara berpengaruh positif terhadap hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan model IPA siswa dibandingkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pembelajaran konvensional. Diperoleh t
berbantuan peta konsep dengan siswa hitung = 3,873 dengan taraf signifikasi 5%,
yang dibelajarkan dengan pembelajaran derajat kebebasan 66 diperoleh t tabel =
konvensional pada siswa kelas IV SD di 2,000 yang berarti t hitung = 3,873 > ttabel
Gugus X Kecamatan Buleleng Kabupaten = 2,000.
Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Adapun kelebihan dari model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Secara umum kategori yang berbantuan peta konsep yaitu siswa lebih
diperoleh kedua kelompok tersebut aktif disetiap proses pembelajaran serta
sesuai dengan nilai rata-rata siswa, pada termotivasi dan terdorong dalam
kelompok eksperimen diperoleh yaitu memahami materi untuk mecapai tujuan
Mean = 19,84, maka nilai post test hasil dalam kerja tim, serta siswa juga lebih
belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 3 terampil dalam bertanya. Model
Kaliuntu dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat membangkitkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD minat belajar sehingga meningkatkan hasil
berbantuan peta konsep pada kategori belajar siswa karena dalam proses
Sangat Tinggi, yaitu pada rentangan skor pembelajarannya lebih menyenangkan.
18,74  M  25 sebanyak 17 siswa atau Berbeda dengan pembelajaran IPS
89,48%. Sedangkan pada kelompok yang menggunakan pembelajaran
kontrol diperoleh yaitu Mean = 17, maka konvensional, selama proses
nilai post test hasil belajar IPS siswa pembelajaran siswa terlihat kurang aktif.
kelas IV SD Negeri 2 Kaliuntu dengan Proses pembelajaran masih berpusat
menggunakan pembelajaran konvensional pada guru (teacher center) yang lebih
kategori Tinggi, yaitu pada rentangan skor banyak memberikan ceramah dari pada
14,58  M  18,74 sebanyak 12 siswa kegiatan yang melibatkan siswa secara
atau 66.66%. aktif dalam proses pembelajaran.
Ini menunjukkan bahwa lebih banyak Pembelajaran konvensional
siswa dengan kategori nilai hasil belajar mengakibatkan siswa sangat bergantung
IPS sangat baik yang dibelajarkan dengan pada guru, hal ini dapat mengakibatkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD hasil belajar siswa kurang optimal,
berbantuan peta konsep dari pada siswa sehingga siswa hanya menerima apa yang
yang dibelajarkan dengan pembelajaran disampaikan guru dan proses
konvensional. Hal ini disebabkan model pembelajaran akan cenderung
pembelajaran kooperatif tipe STAD membosankan. Berdasarkan temuan
berbantuan peta konsep merupakan tersebut, beberapa informasi yang dapat
model yang melibatkan siswa secara diajukan sebagai berikut: 1) berdasarkan
langsung dan aktif dalam proses hasil penelitian, pembelajaran kooperatif
pembelajaran IPS. Berbeda dengan tipe STAD berbantuan peta konsep
proses pembelajaran yang menggunakan memberikan pengaruh yang positif
pembelajaran konvensional, siswa terlihat terhadap hasil belajar siswa. Dalam
kurang aktif karena guru lebih banyak penerapan model pembelajaran yang baik
memberikan ceramah daripada kegiatan hendaklah disediakan sebuah media yang

9
mampu mengkonsepkan pemikiran siswa pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan disesuaikan dengan materi yang berbantuan peta konsep yaitu 73,68 dan
diajarkan karena dapat berpengaruh rata-rata siswa yang mengikuti
terhadap proses pembelajaran untuk pembelajaran konvensional yaitu 55,55.
melatih siswa dalam belajar, proses Berdasarkan hasil analisis deskriptif
berpikirnya, dan mengasah keterampilan menunjukkan bahwa rentangan skor hasil
secara terpadu. 2) Hasil penelitian belajar siswa yang mengikuti
membuktikan adanya pengaruh positif pembelajaran model pembelajaran
pada model pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe STAD berbantuan peta
STAD berbantuan peta konsep, yaitu konsep pada kelompok eksperimen
siswa aktif dalam proses pembelajaran. adalah 18,74  M  25 sebanyak 17
Siswa terlihat antusias senang dalam siswa atau 89,48% termasuk ke dalam
mengikuti proses pembelajaran. Dari kategori sangat tinggi sedangkan skor
penyampaian materi, siswa rata-rata kemampuan siswa yang
mendengarkan penjelasan guru dengan mengikuti pembelajaran konvensional
antusias, dan perhatian siswa yang pada kelompok kontrol adalah 14,58  M
terfokus karena guru menyajikan konsep-  18,74 sebanyak 12 siswa atau 66.66%
konsep pengetahun awal dengan termasuk ke dalam kategori Tinggi.
menggunakan media peta konsep yang Hal ini berarti, frekuensi rata-rata
menarik perhatian siswa. Kemudian rasa skor hasil belajar IPS kelompok
ingin tahu siswa mulai timbul dan siswa eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
juga mulai aktif menjawab pertanyaan- skor pada kelompok kontrol
pertanyaan yang diajukan oleh guru. (89,48%>66,66%).
Selain itu, saat siswa dihadapkan dengan Selain rata-rata hasil belajar IPS
tugas-tugas secara Berkelompok , siswa siswa kelompok eksperimen dan kontrol.
terlihat ulet dan tekun mengerjakan tugas Data tersebut digambarkan kedalam grafik
yang diberikan. Hal ini disebabkan karena histogram. Skor yang diperoleh siswa
adanya motivasi dalam diri sehingga pada hasil belajar IPS kelompok
menimbulkan suatu dorongan siswa untuk eksperimen diketahui pengelompokan
belajar. Keterlibatan langsung siswa distribusi frekuensi untuk skor hasil belajar
dalam pembelajaran tersebut, dapat IPS siswa yang mengikuti model
memberikan kesempatan kepada siswa pembelajaran kooperatif tipe STAD
untuk menggunakan pengetahuan yang berbantuan Peta konsep terletak pada
telah dimiliki atau pengetahuan awal siswa rentangan skor 18,5 ≤M<20,5 berdasarkan
pada kegiatan berinteraksi antar kelompok rata-rata skor hasil belajar IPS. Artinya,
dalam mengerjakan tugas-tugas yang sebagian besar skor cenderung tinggi.
diberikan. sedangkan skor hasil belajar IPS
kelompok kontrol diketahui
pengelompokan distribusi frekuensi untuk
SIMPULAN DAN SARAN skor hasil belajar kelompok belajar kontrol
Berdasarkan hasil pengujian terletak pada rentangan skor 16,5 ≤M
hipotesis dan pembahasan, maka <18,5 berdasarkan rata-rata skor hasil
simpulan dari penelitian ini adalah sebagai belajar IPS. Artinya, sebagian besar skor
berikut: 1) terdapat perbedaan yang cenderung sedang. Hal ini menunjukkan
signifikan hasil belajar IPS antara bahwa skor yang diperoleh siswa pada
kelompok siswa yang dibelajarkan dengan kelompok eksperimen lebih baik dari
model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelompok kontrol.
dan kelompok siswa yang dibelajarkan Selain dilihat dari nilai rata-rata
dengan model pembelajaran konvensional tersebut perbedaan antara kelompok
kelas IV di SD Gugus X Kecamatan siswa yang dibelajarkan dengan model
Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pembelajaran kooperatif tipe STAD
Pelajaran 2016/2017. 2) Skor hasil belajar berbantuan peta konsep dengan kelompok
rata-rata yang ditunjukan siswa yang siswa yang dibelajarkan dengan
mengikuti pembelajaran model pembelajaran konvensional juga dapat
10
dilihat berdasarkan hasil uji-t dengan dengan memberikan sentuhan atau
rumus polled varians diperoleh hasil inovasi-inovasi baru agar proses
analisis yaitu thitung adalah 4,19. pembelajaran tidak terlalu monoton. 4)
Sedangkan ttabel dengan taraf signifikan Pihak sekolah disarankan agar berusaha
5% dan db = 35 (19+18-2) adalah 2,021. meningkatkan hasil belajar siswa,
Hal ini berarti bahwa thitung > ttabel (4,19 > terutama pada mata pelajaran IPS dengan
2,021) dan diperkuat dengan hasil analisis memberikan sentuhan atau inovasi-inovasi
menggunakan independent sample T-Test baru agar proses pembelajaran tidak
dengan bantuan SPSS 18.0 for windows terlalu monoton. 5) Bagi peneliti lain yang
pada taraf signifikansi 5%, untuk berminat mengadakan penelitian lebih
mengetahui skor yang diperoleh, maka lanjut dan sejenis tentang model
dilihat pada skor Sig. Kriteria pengambilan pembelajaran kooperatif tipe STAD
keputusan didasarkan jika skor Sig. berbantuan peta konsep dalam lingkup
Berdasarkan analisis diperoleh nilai Sig.(2- yang lebih luas, penelitian ini dapat
tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka sesuai dijadikan sebagai bandingan dan
dasar pengambilan keputusan dalam uji pertimbangan untuk perbaikan dan
independent sample Test, maka dapat penyempurnaan terhadap penelitian yang
disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima akan dilakukan
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD DAFTAR PUSTAKA
berbantuan peta konsep berpengaruh
positif terhadap hasil belajar IPS pada Agung, Gede. 2015. Statistik Imperensial.
siswa kelas IV di SD Negeri 3 Kaliuntu Singaraja: Universitas Pendidikan
dibandingkan dengan siswa yang Ganesha.
mengikuti pembelajaran konvensional di
SD Negeri 2 Kaliuntu. Arends, Richard. 2008, Learning to Teach
Berdasarkan pemaparan di atas, belajar untuk mengajar. Yogyakarta:
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Pustaka Belajar.
siwa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD Arikunto, Suharsini. 2003. Prosedur
berbantuan peta konsep berpengaruh Penelitian Suatu Pendekatan
positif terhadap hasil belajar IPS pada Praktek.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
siswa kelas IV di SD N 3 Kaliuntu.
Saran yang dapat disampaikan --------. 2005. Manajemen Penelitian.
berdasarkan penelitian yang telah Jakarta: Rineka Cipta
dilakukaan adalah sebagai berikut: 1) Bagi
guru, model yang digunakan dalam BSNP. 2006. Panduan Penyusunan
penelitian ini, diharapkan meningkatkan Kurikulum Tingkat Satuan
profesionalisme guru dan nantinya dapat Pendidikan Jenjang Pendidikan
digunakan sebagai alternatif pada saat Dasar dan Menengah. Jakarta:
proses pembelajaran untuk mencapai BSNP
hasil belajar siswa secara optimal
terutama hasil belajar IPS dan menjadi Candiasa, I M, 2011. Statistik Multivariat.
pertimbangan dalam menerapkannya Singaraja: Program Pascasarjana
dalam pembelajaran IPS. 2) Bagi siswa, Universitas Pendidikan Ganesha.
dengan diterapkannya penelitian ini
diharapkan dapat membuat suasana Dahar ,Ratna Wilis. 1989. TeoriTeori
belajar yang menyenangkan sehingga Belajar. Jakarta:Erlangga.
motivasi belajar siswa menjadi meningkat
dan diharapkan hasil belajarnya juga ikut Depdiknas. 2006. Kurikulum Berbasis
meningkat. 3) Pihak sekolah disarankan Kompetensi. Jakarta: Dirjen
agar berusaha meningkatkan hasil belajar Dikmenum.
siswa, terutama pada mata pelajaran IPS

11
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Rusman.2012. Model-model
Cipta. Pembelajaran: Mengembangkan
profesionalisme Guru. Jakarta:
Eggen, Paul & Don, Kauchak. 2012. Rajawali Pers.
Strategi dan Model Pembelajaran
Mengajarkan konten dan Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan
keterampilan berpikir. Jakarta: Desain Sistem Pembelajaran.
Indeks. Jakarta: Kencana.

Joliarta, Ketut. 2014. Pengaruh Santyasa, I Wayan. 2005. Buku Ajar:


Penggunaan Media Peta Konsep Belajar dan Pembelajaran.
Terhadap Kemampuan Menulis Singaraja: Institut Keguruan dan
Cerpen Siswa Kelas V Sd Tahun Ilmu Pendidikan.
Pelajaran 2013/2014 Di Gugus II
Kecamatan Buleleng. e-Journal Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
Mimbar. PGSD Universitas Pembelajaran Inovatif dalam
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
(Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Ruzz Media.

Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam Slavin, R. E. 1980. Cooperative


Pendidikan. Singaraja: Universitas Learning. Review of educational
Pendidikan Ganesha Press. research, 50(2), 315-342.
-------, 2011. Statistik Pendidikan Teknik
Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Solihatin, Etin & Raharjo. 2012.
Undiksha Cooperative Learning: Analisis
Model Pembelajaran IPS. Jakarta:
-------. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Bumi Aksara
Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Sukardi. 2007. Metodelogi Penelitian
UNDIKSHA Press. Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. 2015.
Ragam Pengembangan Model Sukarni, dkk. 2008. “Pengaruh Metode
Pembelajaran: Untuk Peningkatan Student Team Achievement Division
Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata (STAD) dan Motivasi berprestasi
Pena terhadap Hasil Belajar Bidang Studi
Sistem Pemindah Tenaga”. Volume
Lestari, Wy. Nunik. 2014. “Pengaruh 33 No 2. E-jornal. Program
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teknologi dan Kejuruan Universitas
Stad Berbantuan Bahan Ajar Negeri Malang.
Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V
Gugus Budi Utomo Denpasar Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
Timur”. Skripsi (tidak diterbitkan). Learning, Teori dan Aplikasi
Jurusan PGSD Universitas PAIKEM. Yogyakarta, Pustaka
Pendidikan Ganesha. Belajar.

Malapu. 1998. Profesionalisme Guru Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan
Dalam Upaya Meningkatkan Peserta Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Didik. Jakarta: Dirjen Diknasnem Jakarta: Kencana.
Depdikbud.
Sutrisna, I. P. R., Parmiti, D. P., &
Rasana, I D. P. R. 2009. Model-Model Partadjaya, T. R. 2013. Pengaruh
Pembelajaran. Singaraja: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Universitas Pendidikan Ganesha. Stad Berbantuan Media Sederhana

12
Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa
Kelas IV Sd Negeri 1
Pangkungparuk. Mimbar Pgsd, 1.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran


Terpadu dalam Teori dan praktek.
Jakarta:Prestasi Pustaka.

---------.2009. Mendesain Model


Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Surabaya. Kencana.

--------. 2010. Mendesain Model


Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: kencana Prenada Media
Group.

Undang-undang Republik Indonesia No.20


Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional.2003. Bandung:
Fokos Media.
Watra, I Wayan dkk. 2009. Filsafat
Pendidikan. Denpasar: Paramita.

Widyastiti, Ni Putu Ayu. 2014. “Pengaruh


Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Stad Berbantuan Media Audio Visual
Terhadap Hasil Belajar Ipa Kelas V
SD Gugus 1 Mengwi Badung”. e-
Journal Mimbar PGSD. Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD
(Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

13

Anda mungkin juga menyukai