Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS BRIKET SEKAM PADI DENGAN VARIASI

PEREKAT TAR, KANJI, DAN OLI SEBAGAI BAHAN BAKAR


ALTERNATIF

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan TeknikMesin Fakultas Teknik

ARIANTO MURPHY
D200140225

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
ANALISIS BRIKET SEKAM PADI DENGAN VARIASI PEREKAT TAR,
KANJI, DAN OLI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Abstrak
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kandungan briket sekam padi dengan
variasi bahan pengikat ketika dilakukan pengujian proximate, mengetahui rapat
massa dan Berat Jenis, dan mengetahui nilai kalor yang terkandung dalam briket.
Bahan utama penelitian ini adalah sekam padi ukuran mesh 20. Bahan perekat
yang digunakan adalah tar, oli dan kanji. Pencetakan briket menggunakan tekanan
sebesar 100 kg/cm3. Perbandingan campuran antara perekat dan bahan baku
penelitian ini 50%:50%.Dalam pengujian briket jerami yang dilakukan meliputi
pengujian kadar abu yang mengikuti standar ASTM D-3174, kadar air dengan
standar ASTM D-3175, volatile matter dengan standar ASTM D-3175, fixed
carbon dengan standar ASTM D-3172, Berat Jenis standar ASTM D-2395, rapat
massa, dan nilai kalor dengan menggunakan standar ASTM D-2015.Hasil analisa
yang di dapatkan dari pengujian briket ini yaitu pada pengujian proximate, kadar
zat terbang (volatile matter) yang diperoleh pada pengujian briket sekam padi
dengan perekat tar sebesar 81,06%, untuk perekat kanji sebesar 80,02 %. Kadar
abu yang diperoleh pada perekat tar sebesar 12,73%, untuk perekat kanji 16,18 %,
dan untuk perekat oli 10,89%. Kadar karbon terikat pada pengujian briket sekam
padi dengan perekat tar sebesar 2,76 %, untuk perekat kanji 1,57 %, dan untuk
perekat oli 1,33 %. Kadar air yang diperoleh pada pengujian briket sekam padi
dengan perekat tar sebesar 3,45 %, untuk perekat kanji sebesar 2,23 %, dan untuk
perekat oli sebesar 5,69 %. Nilai pengujian kalor pada briket sekam padi dengan
perekat tar sebesar 4572,717 kal/gram, untuk perekat kanji sebesar 1942,406
kal/gram, dan untuk perekat oli sebesar 6281,826 kal/gram. Kerapatan yang
diperoleh pada pengujian briket sekam padi dengan perekat kanji sebesar 0,49
gr/cm3.
Kata Kunci : Biomasa, Briket, Sekam Padi, Alat Pencetak Briket, Proximate
Analisis.
Abstract
This research intends to know the content of rice husk briquettes with variety of
binders material when testing proximate, find out the mass density and density,
and find out the heating value contained in briquettes. The main ingredient of this
research is 20 mesh size rice husks. The adhesive materials used is tar, oil and
starch. Briquette printing uses pressure of 100 kg / cm3. The ratio of mixture
between the adhesive and the raw materials of this research 50%: 50%.In the
straw briquette test, it was carried out covering the ash content test that followed
the ASTM D-3174 standard, water content with ASTM D-3175 standard, volatile
matter with ASTM D-3175 standard, fixed carbon with ASTM D-3172 standard,
Specific gravity of ASTM D-2395 standard, mass meeting, and heating value
using the ASTM D-2015 standard.The results of the analysis obtained from this
briquette test are on proximate testing, volatile matter obtained in the testing of
rice husk briquette with tar adhesive of 81.06%, for starch adhesive of 80.02%.
The ash content obtained on tar adhesive was 12.73%, for starch adhesive

1
16.18%, and for oil adhesive 10.89%. Bound carbon content in the rice husk
briquette test with tar adhesive was 2.76%, for 1.57% starch adhesive, and for oil
adhesive 1.33%. The water content obtained in the testing of rice husk briquette
with tar adhesive was 3.45%, for starch adhesive by 2.23%, and for oil adhesive
by 5.69%. The value of heat testing on rice husk briquettes with tar adhesive is
4572,717 kal / gram, for starch adhesive is 1942,406 cal / gram, and for oil
adhesive is 6281,826 cal / gram. The density obtained in the testing of rice husk
briquette with starch adhesive was 0.49 gr / cm3.

Keywords : Biomass, Briquette, Rice Husk, Bricket Printing Tool, Proximate Analysis

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterbatasan energi merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di hampir


seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan
potensi energi terbarukan yang sangat melimpah, namun belum diolah secara
optimal. Seiring bertambahnya jumlah penduduk hal ini mempengaruhi tingkat
konsumsi energi terutama pada sektor rumah tangga. Konsumsi energi akhir
perkapita adalah jumlah energi yang dikonsumsi tiap penduduk selama satu tahun,
didefinisikan sebagai pembagian antara jumlah total konsumsi energi akhir
dengan jumlah penduduk Indonesia. Dibandingkan dengan tahun 2015, konsumsi
energi akhir per kapita Indonesia tahun 2016 mengalami sedikit kenaikan.
Konsumsi energi akhir perkapita tahun 2016 mencapai 0,018 terajoule atau setara
5.112 KWh listrik.
Oleh karena itu diperlukan suatu alternatif untuk mengurangi penggunaan
bahan bakar. Salah satu alternatif tersebut yaitu dengan menggunakan energi
biomassa. Biomassa secara umum lebih dikenal dengan bahan kering material
organik atau bahan yang tersisa setelah suatu tanaman atau material organik
dihilangkan dari kadar airnya. Biomassa mudah ditemukan di aktivitas
perkebunan, pertanian, peternakan dan limbah-limbah lainnya. Limbah biomassa
dan sampah organik biasanya, menjadi salah satu sumber energi alternatif.
Adapun biomassa limbah pertaian yang digunakan sebagai bahan baku untuk
dijadikan bahan bakar alternatif adalah sekam padi.

2
Sekam padi hanya dimanfaatkan masyarakat pedesaan untuk membakar
batu bata. Terkadang sekam padi hanya dibakar di pematang sawah atau dibakar
di pekarangan rumah. Hal ini mengakibatkan pencemaran lingkungan berupa
polusi udara. Ketersediaan limbah sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai energi
alternatif biomassa, yaitu briket sekam padi.
Briket merupakan bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-
sisa bahan organik. Briket memungkinkan untuk dikembangkan secara masal
dalam jangka waktu relatif singkat, mengingat teknologi dan peralatan yang
digunakan relatif sederhana.

1.2 Tujuan Penelitian


a. Mengetahui nilai kadar abu, nilai volatile matter (zat mudah menguap), nilai
fixed carbon (karbon terikat) pada briket sekam padi dengan variasi perekat
tar, kanji, dan oli
b. Mengetahui kadar air pada briket sekam padi dengani variasi perekat tar,
kanji, dan oli
c. Mengetahui berat jenis dan kerapatan pada briket sekam padi dengan variasi
perekat tar, kanji, dan oli
d. Mengetahui nilai kalor pada briket sekam padi berbagai variasi perekat oli,
tar, kanji.

1.3 Batasan Masalah


a. Bahan baku utama dalam pembuatan briket adalah sekam padi
b. Ukuran partikel sekam padi mesh 20.
c. Bahan perekat briket yang digunakan adalah kanji, tar, dan oli
d. Setiap 10 briket dicetak dengan tekanan 100kg/cm2
e. Bentuk briket sekam padi yaitu silinder.
f. Nilai yang diambil pada penelitian ini adalah dari analisa proximate, kadar
air, berat jenis, kerapatan dan nilai kalor dari briket sekam padi.
g. Pengeringan briket dilakukan selama 2 hari dilakukan dengan cara di
diamkan diruang terbuka yang tidak terkena sinar matahari secara langsung
h. Perbandingan komposisi sekam padi dan perekat yaitu 50% : 50%

3
2. METODE
2.1 Diagram Aliran Penelitian

Mulai

Tahap Studi Literatur

Tahap Persiapan

Penggilingan Sekam Padi

Penyaringan sekam padi dengan ukuran


20 mesh

Pencampuran Perekat dengan Komposisi Antara Material Mesh


dengan Perekat sebesar 50%:50%

Tar Tepung Kanji Oli

Pencetakan Briket Sekam Padi

Pengepresan Briket Sekam Padi


tidak
Pengeringan Briket Sekam Padi

Pengujian proximate,
Nilai Kalor, kadar air,
kerapatan dan berat
jenis

ya
Analisa Data dan Penarikan Kesimpulan

Selesai

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

4
2.3 Persiapan Alat dan Bahan
Alat
a. Pencetak Briket
b. Ember Plastik
c. Pressure Gauge
d. Timbangan Digital
Bahan
a. Sekam padi
b. Perekat tepung kanji
c. Perekat tar tempurung kelapa
d. Perekat oli vaseline
e. Air

2.4 Tahapan Pencetakan

Pencetakan briket sekam padi dimulai dengan mencampurkan semua sekam padi
ukuran 20 mesh dengan perekat ( tar, oli, tempung kanji) dengan komposisi 50%
sekam padi dan 50% perekat. Bahan baku dicampur sampai merata di semua
bagian. Kemudian bahan dimasukkan ke masing-masing lubang cetakan briket.
Setiap lubang di isi dengan berat 12 gram. Briket kemudian di press dengan
tekanan 100 kg/cm3 per 10 lubang. Kemudian briket di ambil kemudian
dikeringkan selama 3 hari.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Kadar Air Briket

Hasil pengukuran uji kadar air briket dengan sekali pengulangan untuk setiap
bahan pengikat ditampilkan pada gambar 2 Pada gambar tersebut dapat dilihat
perbedaan besarnya kadar air untuk setiap bahan pengikatnya.

5
Presentase Kadar Air Berbagai Jenis Perekat
6

5 5,69
Nilai Kadar Air ( % )

3 3,45
2
2,23
1

0
TAR OLI KANJI

Gambar 2 grafik Pengujian Kadar air briket sekam padi


Pada gambar 2 terlihat bahwa kadar air tertinggi sebesar 5,69% diperoleh
dari briket sekam padi dengan bahan perekat oli, sedangkan untuk kadar air
terendah didapatkan pada briket jerami dengan bahan pengikat kanji dengan nilai
2,23%, untuk nilai berperekat tar nilainya 3,45%. Kadar air yang tinggi
disebabkan bahan baku briket yang memiliki kerapatan rendah dan mempunyai
berat jenis rendah sehingga dapat lebih mudah menyerap udara lembab disekitar
sehingga dapat menyebabkan tingginya kadar air yang didapatkan.
3.2 Hasil Kadar Abu Briket

Hasil pengujian kadar abu dapat dilihat pada gambar 3 Kandungan kadar abu yang
terdapat dalam briket merupakan residu hasil pembakaran. Semakin tinggi nilai
kadar abu secara umum akan mempengaruhi tingkat pengotoran, keausan, dan
korosi peralatan yang dilalui.

6
Presentase Kadar Abu Berbagai Jenis Perekat
18

16
Kadar Abu ( % ) 16,18
14

12 12,73
10 10,89

6
Tar Oli Kanji

Gambar 3 grafik Pengujian Nilai Kadar Abu Briket Sekam Padi


Tingginya nilai kadar abu juga dipengaruhi oleh proses karbonisasi yang
belum optimal. Hasil pengukuran kadar abu briket sekam padi dapat dilihat pada
pada gambar 3 Hasil pengujian kadar abu menunjukkan briket dengan bahan
perekat kanji memperoleh nilai paling tinggi yaitu 16,18%. Kemudian nilai
terendah dimiliki briket dengan bahan perekat Oli dengan kadar abu yaitu 10,89%
sedangkan briket dengan bahan perekat Tar memiliki nilai kadar abu yaitu
12,73%.

3.3 Hasil Kadar Zat Menguap (Volatile Matter)

Untuk mengetahui hasil pengukuran volatile matter dapat dilihat pada gambar 4
Nilai volatile matter yang tinggi mengakibatkan briket mudah terbakar.

Presentase Kadar Zat Menguap (volatile


matter) berbagai jenis perekat
83
Kadar volatile matter (%)

81 82,09
81,06
79 80,02

77

75
TAR OLI KANJI

Gambar 4 Grafik Pengujian volatile matter briket sekam padi

7
Pada hasil volatile matter (kadar zat yang menguap) yang tertinggi
didapatkan pada sekam padi dengan bahan pengikat oli yaitu 82,09% dan yang
terendah diperoleh 80,02%,pada briket sekam padi dengan pengikat kanji, untuk
briket berperekat tar mempunyai nilai 81,06%.

3.4 Hasil Kadar Karbon Terikat (Fixed Carbon)

Untuk mengetahui hasil pengukuran karbon terikat dapat dilihat pada gambar 5
Nilai karbon terikat diperoleh melalui perhitungan berat sampel (100%) dikurangi
dengan jumlah kadar air, kadar abu dan volatile matter.

Presentase Kadar karbon terikat Berbagai Jenis


Perekat Berbagai Jenis Perekat
3
Kadar Karbon Terikat (%)

2,5 2,76

1,5
1,57
1 1,33

0,5

0
TAR OLI KANJI

Gambar 5 Grafik Pengukuran Karbon Terikat Briket sekam Padi


Karbon terikat akan bernilai rendah apabila nilai dari kadar air, kadar abu,
kadar zat yang menguap bernilai tinggi. Berdasakan hasil penelitan karbon terikat
tertinggi 2,76% dengan bahan pengikat tar, kemudian nilai yang terendah adalah
1,33% dengan bahan pengikat oli. Pada kanji mempunyai nilai 1,57%.

3.5 Hasil Pengukuran Kerapatan (Density)


Unuk melihat hasil pengukuran kerapatan briket sekam padi dapat dilihat pada
gambar 6 Kerapatan briket sekam padi akan berpengaruh pada kualitas briket.

8
Presentase Pengukuran Kerapatan Berbagai
Jenis Perekat
0,9
Nilai Kerapatan ( g/cm3 ) 0,8 0,84
0,7 0,74
0,6

0,5
0,49
0,4

0,3
TAR OLI KANJI

Gambar 6 Grafik Pengukuran Kerapatan Briket sekam Padi


Nilai kerapatan yang dhasilkan pada briket berperekat kanji mengalami
nilai yang rendah yaitu 0,49 g/mm3. Nilai kerapatan berperekat oli 0,84 g/mm3 dan
perekat tar 0,74 g/mm3. Nilai kerapatan pada perekat kanji mengalami nilai yang
terendah hal ini dikarenakan saat pengeringan kadar air dalam briket kanji
menguap dan meninggalkan pori-pori yang terisi udara oleh udara sehingga bobot
briket menjadi ringan.

3.6 Hasil Pengukuran Berat Jenis

Nilai pengukuran berat jenis dapat dilihat pada gambar 7 Semakin kecil partikel
penyusun briket maka akan semakin padat, dan kuat.

Presentase Pengukuran Berat Jenis


Berbagai Jenis Perekat
1,2
0,99 0,99
1
Nilai Berat Jenis

0,77
0,8
0,6
0,4
0,2
0
kanji Oli Tar

Gambar 7 Grafik Pengukuran nilai berat jenis briket sekam padi

9
Dari gambar 7 berat jenis briket kanji dan oli mempunyai nilai yang sama
yaitu 0,99 dan briket tar yaitu 0,77 . briket sekam padi dengan perekat oli dapat
menahan perubahan bentuk briket dengan baik daripada perekat yang lain setelah
dilakukan penekanan pada saat pencetakan briket

3.7 Hasil Pengukuran Nilai Kalor


Untuk melihat hasil pengukuran nilai kalor briket sekam padi dapat dilihat pada
gambar 8 Nilai kalor berpengaruh pada kualitas briket yang dihasilkan. Briket
yang bagus mempunyai nilai kalor yang tinggi.

Presentase Nilai Kalor Berbagai Jenis Perekat


7.000

6.000 6.281,8
Nilai Kalor (kal/g)

5.000

4.000 4.572,7

3.000

2.000
1.942,4
1.000

0
TAR OLI KANJI

Gambar 8 Grafik Pengukuran nilai kalor Briket sekam Padi


Nilai kalor briket sangat berpengaruh pada efisiensi pembakaran briket.
Dari hasil pengujian nilai tertinggi yaitu sebesar 6281,826 kal/g dimiliki briket
dengan bahan perekat Oli, kemudian nilai terendah yaitu 1942,406 kal/g dimiliki
briket dengan bahan perekat kanji. Nilai yang dihasilkan briket berperekat tar
yaitu 4.572,7 kal/g.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu :
a. Pada pengujian proximate, kadar zat menguap (volatile matter) yang
diperoleh pada pengujian briket sekam padi dengan perekat oli mempunyai

10
nilai tertinggi yaitu 82,09%. Pada pengujian kadar abu nilai terendah dimiliki
briket dengan perekat oli sebesar 10,89%. Berdasarkan pengujian karbon
terikat pada briket dengan perekat oli mempunyai nilai tertinggi 2,76%
dimiliki briket perekat tar.
b. Pada pengujian nilai kadar air briket yang mempunyai nilai kadar air terendah
yaitu kanji sebesar 2,23%.
c. Nilai kerapatan pada briket sekam padi pada perekat kanji mempunyai nilai
tertingi 0,49 g/cm3.Nilai berat jenis briket perekat kanji dan oli mempunyai
nilai yang sama yaitu 0,99, untuk perekat tar 0,77.
d. Nilai kalor briket sekam padi dengan perekat oli mempunyai nilai tertinggi
yaitu 6.281,8 kal/g.
5.2 Saran
Peneliti memberikan saran kepada pengujian selanjutnya yaitu:
a. Menggunakan variasi perekat dengan bahan yang tidak digunakan
b. Pada penggunaan perekat kanji untuk di kaji lebih mendalam agar dapat
memperoleh nilai kalor yang sesuai standar/tinggi.
c. Memperhatikan susunan komposisi yang akan digunakan agar tercipta mutu
briket yang bagus

DAFTAR PUSTAKA
Bestari, Widya Gema. 2016. Karakteristik Briket Dari Sekam Padi Dan Ketaman
Kayu Berperekat Daun Jambu Mete. Jurnal Teknik Kimia. Fakultas Teknik.
Universitas Sumatra Utara, Vol. 5, No. 2 (juni 2016)
Faizal, M. 2015. Pembuatan Briket Bioarang Dari Campuran Batubara Dan
Biomassa Sekam Padi Dan Eceng Gondok. Jurnal Teknik Kimia. Fakultas
Teknik. Universitas Sriwijaya, No. 4, Vol. 21, Desember 2015
Haygren, J.G. dan Bowyer, J.L., 1989, Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu
Pengantar, Cetakan Ketiga Terjemahan Sutjipto, A. H. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Ilyas, Andi Muhammad. 2016. Bubur Kertas Untuk Perekat Briket Serbuk
Gergaji Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal Ilmiah SETRUM ISSN :
2301-4652 / e-ISSN : 2503-068X
Koesoemadinata, R.P. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi. ITB: Bandung
Fengel, D., & Wegener, G., 1995, Kayu Kimia Ultrasruktur Reaksi Kimia, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta

11
Indrawijaya, Budhi, dkk. 2017. Pembuatan Dan Karakterisasi Briket Bahan
Bakar Dari Ampas Tahu Sebagai Energi Alternatif. Jurnal Ilmiah Teknik
Kimia UNPAM ISSN 2549 – 0699 : Vol. 2 No. 1 (Januari, 2017)
Ismanto, Sahadi Didi. 2017. Pengaruh Perbandingan Arang Kulit Durian Dan
Arang Serbuk Kayu Surian Terhadap Mutu Briket. Prosiding Seminar
Nasional FKPT-TPI 2017 Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September
2017
Nugraha, Justin Rexanindita. 2013. Karakteristik Termal Briket Arang Ampas
Tebu Dengan Variasi Bahan Perekat Lumpur Lapindo. Fakultas Teknik.
Universitas Jember. Jember
Patabang, Daud. 2013. Karakteristik Termal Briket Arang Sekam Padi Dengan
Variasi Bahan Perekat. Jurnal Mekanikal ISSN 2086 - 3403, Vol. 3 No. 2:
Juli 2012: 28 6 – 292
Rahma, S. 2017. Uji Kalor Briket Limbah Tongkol Jagung Dan Sekam Padi
Dengan Proses Karbonisasi. Fakultas Teknik. Universitas Hasanuddin.
Makasar.
Subroto, Wijianto, 2012, Studi Alternatif Penggunaan Tar Sebagai Perekat Briket
Kokas Lokal, Simposium RAPI XI 2012 FT UMS, pp. M 1 – M 4, ISSn
1412-9612, 18 Desember 2012
Sudarja. 2009. Analisis Rekayasa dan Karakterisasi Briket Bahan Bakar dari
Limbah Serat Kenaf. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika. Vol. 12, No 1, 92-98
Sudiro dan Sigit Subroto. 2014. Pengaruh Komposisi Dan Ukuran Serbuk Briket
Yang Terbuat Dari Batubara Dan Jerami Padi Terhadap Karakteristik
Pembakaran. Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-
5009 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2014
Soeparno, 1993, Pengaruh Tekanan Waktu Kempa dan Jenis Serbuk Pada
Pembuatan Arang Gergajian Terhadap Rendemen dan Nilai Panas, Tesis,
Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Susanto, Anto dan Tri Yanto. 2013. Pembuatan Briket Bioarang Dari Cangkang
Dan Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol.
VI, No.2, Agustus 2013
Wijianto, Subroto, Sarjito. 2015.Karakteristik Mekanik Briket Kokas Lokal
dengan Variasi Jenis Perekat, The 1st University Research Colloquium
2015 (URECOL 2015) Universitas Muhammadiyah Surakarta PP 175 –
178, ISSN 2047- 9198
Yuwono, J., 2009, Pengaruh Penambahan Bahan Penyala Pada Briket Arang dari
Limbah Serbuk Kayu Jati, Tesis, Magister Sistem Teknik, UGM.
Yogyakarta

12

Anda mungkin juga menyukai