PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat
.Alam semesta ini kaya akan kandungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan
kesamaan sifat-sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama)
dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan
menjadi unsur logam, non logam, semi logam, dan gas mulia. Beberapa unsur logam dan
non logam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, dapat dimanfaatkan di dalam
kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan non logam meningkat
dengan berkembang pesatnya industri baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi . Unsur logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya
adalah besi, tembaga, atau perak.
Keberadaan unsur-unsur kimia sangat melimpah di permukaan bumi. Sumber-sumber
unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer. Baik dalam bentuk bebas,
senyawa, maupun campurannya. Unsur-unsur yang ada di alam diletakkan dalam suatu
tabel periodik unsur yang memuat golongan dan periode. Golongan adalah lajur vertikal
pada tabel periodik unsur. Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam susunan
berkala modern. Periode suatu unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi
elektron (n terbesar) berdasarkan konfigurasi elektron. Berdasarkan golongan dan periode
kita dapat mengetahui sifat unsur yang meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, jari-jari
ion, afinitas, keelektronegatifan, kereaktifan, dan lain sebagainya. Senyawa kimia
tersusun atas molekul atau atom. Atom-atom akan saling bergabung membentuk suatu
ikatan kimia untuk mencapai kestabilan. Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai
akibat adanya gaya tarik-menarik antara ion positif dan ion negatif Alkali dan alkali
tanah. ketika dua atom berpegangan sangat erat, dapat dikatakan ikatan kimia
(Amanatie,2018).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi
karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau lain-
lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair atau gas. Namun
lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu
pelarut dan zat terlarut (Harjadi, 2000).
Larutan adalah campuran karena terdiri dari dua bahan yang disebut
homogeny karena sifat-sifatnya sama dengan sebuah cairan. Karena larutan adalah
campuran molekul yang biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam
larutan bila dibandingkan dalam larutan murni (Wahyudi. 2000).
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya
perlu dilakukan standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang
didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (David, 2001)..
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan
pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi (Chang, 2003).
Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi larutan
selain molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah mol zat
yang terlarut dalam Iiter larutan ( james. E. Brady, 2000).
n x 1000 g x 1000
m= x m = Mr
ml ml
4
dengan
M = molaritas (mol/liter)
n = mol zat terlarut (mol)
v = volume zat terlarut (gram)
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
M1 = Molaritas mula-mula
V1 = Volume larutan mula-mula
M2 = Molaritas akhir (setelah pengenceran)
V2 = Volume akhir (setelah pengenceran)
5
Adapun dua atau lebih larutan sejenis jika dicampur maka molaritas campuran
dapat di hitung dengan menggunakan rumus :
𝑚1.𝑣1+𝑚1.𝑣2+⋯
Mcamp= 𝑣1+𝑣2+⋯
1. Molalitas
Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut.
Molalitas tidak tergantung pada temperatur, dan digunakan dalam bidang kimia fisika,
teristimewa dalam sifat koligatif.
2. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Ekivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu, karena
satuan ini dipakai dalam penyetara zat dalam reaksi.
Normalitas (N) ? ekivalen zat terlarut
Liter larutan
Normalitas (N) ? gram zat terlarut
Berat ekivalen x larutan
1. Neraca 1 buah
2. Gelas kimia 1 buah
3. Pengaduk 1 buah
6
4. Labu ukur 100 ml 1 buah
5. Kaca arloji 1 buah
6. Pipet volume 1 buah
7. Tabung ukur 1 buah
B. Bahan :
1. NaCl
2. CO(NH2)2
3. C11H22O11
4. Air
7
BAB III
PROSEDUR KERJA
8
c. Membuat larutan , C11H22O11
1. Siapkan kaca arloji
10
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
Hasil percobaan
Massa NaCl 0,1 M 0,6 gram
Massa CO(NH2)2 0,1 M 0,6 gram
Massa C11H22O11 0,02 M 0,7 gram
Hasil percobaan
Molaritas NaCl setelah pengenceran 0,01 M
Molaritas CO(NH2)2 setelah 0,01 M
pengenceran
Molaritas C11H22O11 setelah 0,02 M
pengenceran
Hasil percobaan
Mcamp NaCl 0,19 M
Mcamp CO(NH2)2 0,2 M
Mcamp C11H22O11 0,0038
D. Perhitungan
1. Membuat larutan NaCl 0,1 M, CO(NH2)2 0,1 M, C11H22O11 0,02 M
a. Perhitungan massa dan mol NaCl
Gr NaCl = m = mol n=m
11
V Mr
Mr NaCl = 58,5
m = 0,1
0,1 = mol = 0,1 x 0,1 = 0,01 m
0,1
V NaCl = 100 ml
= 0,1 L
m = n x Mr
= 0,01 x 58,5
= 0,585 = 0,6 gram
Jawab :
m = mol
V
0,02 = mol
0,1 L
Mol = 0,02 x 0,1
= 0,002 mol
Mol = gram
Mr
Gram = 0,02 x 330
= 0,7 gram
13
4.2 PEMBAHASAN
Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi
karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau lain-
14
lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair atau gas. Namun
lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu
pelarut dan zat terlarut. Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur
banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dapat ditulis dengan rumus :
Dengan rumus :
M1 = Molaritas mula-mula
Adapun dua atau lebih larutan sejenis jika dicampur maka molaritas campuran dapat
di hitung dengan menggunakan rumus :
𝑚1.𝑣1+𝑚2.𝑉2+⋯
Mcamp = 𝑣1+𝑣2…
15
Hasil perhitungan dari hasil percobaan
Hasil percobaan
Massa NaCl 0,6 gram
massa CO(NH2)2 0,6 gram
massa C11H22O11 0,7 gram
Hasil percobaan
Molaritas NaCl setelah pengenceran 0,01 M
Molaritas CO(NH2)2 setelah pengenceran 0,01 M
Molaritas C11H22O11 setelah pengenceran 0,02 M
Hasil percobaan
Mcamp NaCl 0,19 M
Mcamp CO(NH2)2 0,2 M
Mcamp C11H22O11 0,0038
16
BAB V
KESIMPULAN
1. Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi
karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau
lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair atau gas.
2. Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyaknya mol zat
terlarut dalam satu liter larutan.
3. Pengenceran adalah penambahan zat terlarut ke dalam suatu larutan, sehingga
konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut).
4. Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut.
Molalitas tidak tergantung pada temperatur, dan digunakan dalam bidang
kimia fisika, teristimewa dalam sifat koligatif.
5. Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Ekivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu,
karena satuan ini dipakai dalam penyetara zat dalam reaksi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Irvan Permana. 2009. Memahami Kimia 2 : SMA/MA untuk kelas XI, semester 1 dan 2
Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Kartimi, M.Pd. 2012. Panduan Praktikum Kimia Dasar I. Cirebon : IAIN Press
18