Anda di halaman 1dari 21

Makalah Perilaku Organisasi

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Disusun Oleh:

1. ITSNEY NUR HIKMAH 2018SA077


2. APRILIA SITI RAHAYU 2018SA116
3. RENDI SAPUTRA 2018SA103

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi

Program Studi S1-Akuntansi


Fakultas Ekonomi
STIE AAS SURAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi” yang mana makalah ini disusun
bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perilaku Organisasi di
Semester Ganjil ini.

Makalah ini disusun dengan materi yang rinci dengan harapan dapat menambah
dan memperluas wawasan mahasiswa/mahasiswi untuk mengetahui pentingnya
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Alur pemaparannya dibuat
sedemikian rupa dengan bahasa yang sederhana agar pembaca lebih mudah untuk
memahaminya. Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan
dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Selanjutnya, besar harapan dari tim penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat
terutama para teman mahasiswa dan terlebih lagi bagi penyusun sehingga apa yang
diharapkan dapat tercapai. Akhir kata, kami engucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.

Surakarta, 16 Desember 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputusan (decision) adalah suatu pilihan (choice) yaitu pilihan dari dua atau
lebih kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada
perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah
pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan
tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif.
Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu
keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis yang diberi label
pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri
aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.
Pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua pengertian yaitu
penetapan tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita/aspirasi dan pencapaian tujuan
melalui implementasinya (Inbar,1979). Keefektifan organisasi seringkali menuntut
implementasi perubahan. Hampir semua organisasi selalu mmeperkenalkan
perubahan-perubahan kecil yang adaptif. Perubahan pada dasarnya menuntut
fleksibilitas, inovasi, dan tanggapan yang cepat.
Saat ini telah banyak kita temukan berbagai perubahan yang dilakukan oleh
sebuah organisasi demi bertahan di lingkungannya dan mewujudkan tujuan-tujuan
tertentu yang diharapkan akan membuat organisasi tersebut bisa terus bertahan
menghadapi persaingan yang kian kentara di tengah majunya zaman.
Pengambilan keputusan dalam dunia organisasi sangatlah penting, karena untuk
memecahkan suatu permasalahan. Apabila suatu organisasi pengambilan keputusan
telah rutin dilakukan, maka biasanya seseorang atau kelompok organisasi tidak lagi
berlama-lama berfikir untuk menetapkan keputusan tersebut. Setiap organisasi pasti
menghadapi permasalahan berbeda-beda dan harus ada pertimbangkan matang-
matang sebelum mengambil keputusan. Karena semua keputusan yang dibuat tentunya
didasari pada pertimbangan yang matang dari berbagai kemungkinan yang ada agar
dalam sebuah organisasi mendapatkan pilihan yang baik. Maka dari itu makalah ini
akan membahas tentang pengambilan keputusan didalam organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Bertolak dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?
2. Metode apa yang digunakan untuk membuat keputusan dalam organisasi?
3. Teori apa saja yang digunakan untuk membuat keputusan dalam organisasi?
4. Apakah jenis-jenis pengambilan keputusan dalam organisasi?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan diatas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui tentang pengambilan keputusan
2. Untuk mengetahui gambaran tentang penerapan teori pengambilan
keputusan dalam organisasi
3. Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan untuk membuat
keputusan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan dalam organisasi
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
dalam organisasi

1.4 Manfaat
Bertolak dari tujuan diatas, maka manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan mahasiswa mengenai pengambilan keputusan bertambah luas
2. Keputusan yang diputuskan oleh pimpinan diterima oleh semua pihak
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Keputusan Menurut Para Ahli

1. Herbert A. Simon

Seorang ahli teori keputusan dalam organisasi mengonseptualisasikan

tiga tahap utama dalam proses pengambilan keputusan :

a) Mendeskripsikan, tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan

yang memerlukan pengambilan keputusan

b) Aktivitas desain, selama tahap kedua mungkin terjadi tindakan penemuan

pengembangan dan analisis masalah

c) Aktivitas memilih, tahap ketiga dan terkahir ini merupakan pilihan

sebenarnya memilih tindakan tertentu dari yang tersedia

2. James A.F. Stoner

Keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif. Definisi ini

mengandung tiga pengertian, yaitu :

a) Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan

b) Ada beberapa pertimbangan yang harus dipilih salah satu yang terbaik

c) Ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada

tujuan tersebut

3. Prajudi Atmosudirjo

Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang

suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.


4. Mary Follet

Keputusan adalah suatu hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi

itu dapat diperolehnya dan semuanya terlibat, baik pengawas maupun

pelaksana mau mentaati hukumannya atau ketentuannya maka tidak sama

dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan

wewenang dari hukum situasi.

5. Ralph C.Davis

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan

tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu

pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang

dibicarakan dalam hubungannya dalam perencanaan. Keputusan dapat pula

berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana

semula.

Dari pengertian-pengertian keputusan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang

dilakukan melalui pemilihan suatu alternatif dari beberapa alternatif.

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.

Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai “apa yang

harus dilakukan” dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga

dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran

yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah yang dihadapinya.

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa

kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah


dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang

berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara

disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan

yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human

relations.

2.2 Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli

1. George R. Terry

Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua

alternatif atau lebih (tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu

diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).

2. Sondang P. Siagian

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis

terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan

yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang

menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

3. James. A. F. Stoner

Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih

suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan

keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh

sembarangan. Masalahnya terlebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan


jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari

alternatif yang ada agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Keputusan dalam Organisasi

Pengambilan keputusan adalah fungsi terpenting dalam pergerakan (actuating),


bahwa dikatakan inti dari organisasi adalah kepemimpinan dan inti dari kepemimpinan
adalah pengambilan keputusan. Karena begitu pentingnya pengambilan keputusan,
kemampuan ini harus selalu dikembangkan oleh seorang pemimpin.
Keputusan yang diambil memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada keputusan
yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat
menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil
keputusan dengan hati-hati dan bijaksana. Keputusan adalah suatu pilihan yang diambil
diantara satu atau lebih pilihan yang tersedia.

3.2 Metode Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


Pengambilan keputusan dalam organisasi adalah kumpulan yang terdiri dari
beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam organisasi rentan terjadinya
selisih pendapat, begitu juga keputusan dalam mengambil sikap (dapat diartikan cara
organisasi dalam pengambilan keputusan). Terdapat 4 metode bagaimana cara
organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut yaitu :
1) Kewenangan Tanpa Diskusi (authority rule without discussion)
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan
militer. Mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan
metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat (maksudnya seorang
pemimpin mempunyai keputusan ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang
cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil).
Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa
kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang
telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam
perumusan pengambilan keputusan.
2) Pendapat Ahli (expert opinion)
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam
hal politik, pangan, teknologi dan lain-lain. Sangat beruntung jika dalam sebuah
organisasi terdapat ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk
diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkompeten dalam bidangnya
tersebut juga sangat membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
3) Kewenangan Setelah Diskusi (authority rule after discussion)
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi
perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan
metode ini dibanding metode yang pertama (maksudnya sang pemimpin selalu
mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi
dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan di dalam metode ini,
setiap anggota akan bersaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa
pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan tetapi yang
ditakutkan bahwa pendapat anggota tersebut hanya akan memberikan nilai
positif untuk dirinya sendiri dan merugikan anggota organisasi yang lainnya.
4) Kesepakatan (consensus)
Pada metode ini sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika
didalam proses pengambilan keputusan telah disetujui oleh semua anggota
organisasi secara transparan apa tujuan dan keuntungan bagi setiap anggota
sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang
demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini
tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau
darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah
keputusan.

Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu
sama lainnya tidak dapat dikatakan metode satu terbaik yang digunakan dibanding
metode yang lainnya, tapi dapat dikatakan efektif jika metode yang mana paling cocok
digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai.
3.3 Teori-Teori Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Ada beberapa teori yang paling sering
digunakan dalam mengambil kebijakan/ keputusan yaitu :
1) Teori Rasional Komprehensif
Barangkali teori pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan diterima oleh
banyak kalangan adalah teori rasional komprehensif yang mempunyai beberapa
unsur :
 Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang
dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai
sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain
(dapat diurutkan menurut prioritas masalah).
 Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat
keputusan sangat jelas dan dapat diurutkan prioritas kepentingannya.
 Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara
seksama.
 Asas biaya manfaat atau sebab akibat digunakan untuk menentukan
prioritas.
 Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk
membandingkan dengan alternatif lain.
 Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai
tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan.
2) Teori inkremental
Pada teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak
masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan model yang harus ditempuh
pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil keputusan. Teori ini memiliki pokok-
pokok pikiran sebagai berikut :
 Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang
diperlukan untuk mencapainya merupakan hal yang saling terkait.
 Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa
alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah dan
alternatif-lternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau
marjinal.
 Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenai
sebab dan akibatnya
 Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan didefinisikan secara
teratur dan memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan
menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih
dapat ditanggulangi.
 Tidak ada keputusan atau pemecah masalah yang tepat bagi setiap
masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis
yang mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
 Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya adalah memperbaiki atau
melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan
penyempurnaan.
3) Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)
Beberapa kelemahan menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang
dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu
(mixed scanning) sebagai suatu pendekatan untuk mengambil keputusan baik yang
bersifat fundamental maupun inkremental. Keputusan-keputusan inkremental
memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan
fundamental sesudah keputusan-keputusan itu tercapai. Model pengamatan terpadu
menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat keputusan menggunakan teori
rasional komprehensif dan teori inkremental pada situasi yang berbeda-beda. Model
pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang
menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model inkremental
dalam proses pengambilan keputusan.

3.4 Jenis-Jenis Keputusan Dalam Organisasi


Bentuk-bentuk atau jenis-jenis keputusan dalam organisasi terdiri dari :
1) Keputusan Terprogram
Merupakan suatu keputusan yang terkait dengan persoalan yang berulang-ulang
dan rutin dari suatu peristiwa atau kejadian yang sejenis atau serupa sehingga jika
terjadi hal yang sama di kemudian hari cara penanganan atau penyelesaiannya
telah disiapkan.
Dalam keputusan terprogram, prosedur baku dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram
memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja
diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik,
terdapat banyak alternatif keputusan dan tingkat kepastian relatif tinggi. Tingkat
kepastian relatif adalah perbandingan tingkat keberhasilan antara dua alternatif
atau lebih.
Contoh keputusan terprogram adalah pembelian bahan baku yang dilakukan
secara berulang-ulang oleh bagian produksi guna memenuhi kebutuhan bahan
baku produksi.
2) Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak
terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang
belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat
memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut. Sehingga terdapat
ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan
atau tidak. Akibatnya, keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit
alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram. Selain itu,
tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada
umumnya melibatkan perencanaan strategis.
Bisa dikatakan juga merupakan keputusan yang terkait kepada berbagai
persoalan yang tidak berulang dan tidak terstruktur yang biasanya muncul secara
tiba-tiba dan mendadak serta umumnya bersifat unik.
Contohnya adalah pelepasan saham dibursa efek dan perluasan usaha yang
akan dilakukan oleh perusahaan.

3.5 Dasar Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi


Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari
pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan yang lebih bersifat
subjektif, yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh dari luar dan faktor kejiwaan
lain. Sifat subjektif dari keputusan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu:
 Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk
memutuskan
 Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang berisi
kemanusiaan
2) Pengambilan Keputusan Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika/rasional ialah studi yang
rasional terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan
keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan
yang dihasilkan bersifat objektif, logis lebih transparan, konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat
dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
 Kejelasan masalah
 Orientasi tujuan, kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
 Pengetahuan alternatif, seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya
 Preferensi yang jelas, alternatif bisa diurutkan sesuai dengan kriteria
 Hasil maksimal, pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil
ekonomis yang maksimal
3) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Sebenarnya istilah fakta perlu
dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Dengan fakta, maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi sehingga orang
dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat dengan rela dan lapang
dada. Kesimpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan
data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikian,
data harus diolah lebih dahulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
4) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan pimpinan
mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi atau tidak.
Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip pengambilan
keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau.
Jika permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal
melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan
kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang
sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang akan
dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya
dan baik buruknya keputusan yang akan diambil.
5) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang yang dimiliki. Setiap
orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya
tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya
kepada orang yang lebih kedudukannya.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan.
Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
 Banyak diterimanya oleh bawahan
 Memiliki otentisitas (otentik)
 Karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanen
sifatnya
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata-mata akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial.
Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau
kurang jelas.

3.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut :
1) Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh seperti rasa tidak nyaman
atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang
menimbulkan rasa tidak senang, tapi sebaliknya memilih tingkah laku yang
memberikan kesenangan.
2) Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu
situasi secara subjektif.
3) Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang yang mendapatkan informasi,
memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4) Praktikal
Didasarkan pada ketrampilan individual dan kemampuan melaksanakan.
Seseorang akan menilai potensi diri dari kepercayaan dirinya melalui
kemampuannya dalam bertindak.
5) Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu
orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6) Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin
memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

3.7 Tahap-Tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan


Proses-proses pengambilan keputusan terdiri dari 3 tahap yaitu :
1) Penemuan Masalah
Tahap ini merupakan tahap untuk mendifinisikan masalah dengan jelas,
sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah (misalnya isu) menjadi
jelas. Sehingga masalah yang dihadapi dapat dicari model dan jalan keluar yang
sesuai.
2) Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada
atau sudah jelas. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut :
 Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
 Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya atau diluar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-
peristiwa di masa datang (state of nature)
 Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil,
biasanya berbentuk tabel hasil (pay off table)
 Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan
3) Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau
kondisi yang ada. Seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti
dan kondisi konflik.

3.8 Tujuan Pengambilan Keputusan


Dalam mengambil keputusan mempunyai tujuan dalam pengambilan
keputusanitu yang dapat dibedakan menjadi :
1) Tujuan yang bersifat Tunggal
Yaitu terjadi apabila dalam keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut
satu masalah, yang artinya bahwa sekali diputuskan tidak ada kaitannya dengan
masalah lain.
2) Tujuan yang bersifat Ganda
Yaitu terjadi jika keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu
masalah, yang artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan
dua (atau lebih) masalah yang sifatnya kontradiktif atau yang sifatnya tidak
kontradiktif.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam sebuah organisasi pengambilan keputusan sangat diperlukan untuk


melakukan aktivitas organisasi. Keputusan adalah hasil dari pemecahan masalah yang
dihadapi oleh organisasi. Dengan keputusan tersebut maka masalah yang dihadapi
oleh organisasi tersebut dapat terselesaikan dan kegiatan organisasi dapat berjalan
dengan semestinya. Dalam sebuah organisasi yang mempunyai wewenang untuk
mengambil keputusan adalah manajer dengan hasil yang dicapai dalam musyawarah
anggota organisasi agar keputusan tersebut dapat diterima oleh semua pihak.

Pengambilan keputusan dalam organisasi sangatlah penting supaya setiap


masalah yang datang dapat segera diatasi dan tidak menghambat tujuan dari
organisasi tersebut.

4.2 Saran

a. Dalam mengambil keputusan, kita perlu mempelajari beberapa aspek


yang sudah disusun dalam pembahasan makalah ini. Kita semua pasti tidak
menginginkan keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang bisa membuat
kita menyesal di kemudian hari. Untuk itu dalam makalah ini, sangat perlu dan
dibutuhkan oleh semua orang khususnya mahasiswa/mahasiswi yang masih
memerlukan ilmu dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan kehidupan dimasa yang akan datang agar menjadi manusia yang
lebih baik.
b. Disarankan kepada dosen atau pembimbing mata kuliah ini agar sering
memberikan tugas makalah seperti ini supaya dapat melatih mahasiswa dalam
menulis sebuah karya tulis dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Alawiyyah, sayyid, Dr., Membuat Keputusan Manajerial dalan Berbagai Organisasi


Manajemen, al hay’ah al mishriyyah al’ammah li al kuttab, Kairo 1987.
Al Ghadban, Munir, Metode Edukatif pada Sirah Nabawiah, Pendidikan Kepemimpinan.
Anonim 2011 Pengambilan Keputusan dalam Manajemen (online),
http:/rizwarassundawi.blogspot.com/2011/05/makalah-pengambilan-keputusan-
dalam.html
Ridha, Akrim, Dr.2003. Cara Cerdas Mengambil Keputusan Bandung : PT Syaamil
Cipta Medina

Anda mungkin juga menyukai