Anda di halaman 1dari 19

The Effect of Job Satisfaction and Multidimensional Commitment on

Service Quality of Customer-Contact Employee

Yunita Christy, S.E., M.Si. dan Rully Arlan Tjahyadi, S.E., M.Si.
cuynit@yahoo.com; rullyarlan050679@gmail.com
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh kepuasan kerja, komitmen affective, komitmen
normative, dan komitmen continuance pada kualitas servis karyawan kontak-
pelanggan. Analisis level-individual dari sampel 60 karyawan frontliner di Bank
Central Asia Bandung mengindikasikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif
secara signifikan pada kualitas servis karywan kontak-pelanggan. Hasil temuan
penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja ditemukan memiliki pengaruh lebih
penting daripada tiga komponen komitmen organisasional dalam menentukan kualitas
servis karyawan kontak-pelanggan.

Kata kunci: Manajemen Servis, Kepuasan Kerja, Tiga Komponen Komitmen


Organisasional, Kualitas Servis

ABSTRACT
This research examine the effects of job satisfaction, affective commitment,
normative commitment, and continuance commitment on service quality of customer-
contact employees. Individual-level analyses from a sample of 60 frontliner
employees in Bank Central Asia at Bandung indicate that job satisfaction is positively
and significantly associated with service quality of customer-contact employees.
Research findings indicate that job satisfaction was found to be more important than
three component of organizational commitment in determining service quality of
customer-contact employees.

Keywords: Service Management, Job Satisfaction, Three Component of


Organizational Commitment, Service Quality

PENDAHAULUAN teknologi komputer yang terintegrasi,


Call centers menjadi salah satu fokus pada tingkat kenyamanan bagi
inovasi yang semakin luas pelanggan, dan upaya untuk
penggunaannya akhir-akhir ini dalam mengurangi biaya scara subtansial
industr jasa. Call centers menjadi telah menjadikan penggunaan call
semakin penting dalam pemasaran jasa centers berkembang dengan cepat
sebagai cara yang digunakan penyedia (Sergeant & Frenkel, 2000).
layanan untuk memfasilitasi Call centers telah memunculkan
hubungannya dengan pelanggan. Pada isu baru mengenai manajemen jasa,
beberapa dekade sebelumnya, yaitu kualitas jasa (Malhotra &
perusahaan jasa, seperti asuransi dan Mukherjee, 2004). Studi sebelumnya
bank, telah secara ekstensif telah menemukan bahwa sekitar 54%
memanfaatkan layanan call centers pelanggan puas dengan memanfaatkan
untuk bertransaksi dengan pelanggan call centers (Anton, 2000).
mereka. Kemajuan teknologi dalam Berkembangnya penggunaan call
centers menyebabkan para ahli dalam paradigma bisnis jasa yang baru
pemasaran dan manajemen sumber tersebut (Heskett et. al., 1994).
daya manusia untuk memberikan Dalam bisnis jasa, kualitas yang
perhatian yang sangat besar pada disampaikan tidak dapat dipisahkan
interaksi antara pelanggan dan dari kualitas penyedia jasa (Lewis,
karyawan frontline (Mattson, 1994). 1989). Artinya bahwa peran personal
Call centers nampak memiliki kontak-pelanggan selama service
potensi untuk menggantikan hubungan encounters sangat menentukan tingkat
langsung tatap muka (face-to-face) kualitas jasa yang disampaikan
antara pelanggan dan personal jasa (Malhotra & Mukherjee 2004). Sikap
(Hawcroft & Beckett, 1993). Studi dan perilaku personal kontak-
Barker (1998), dalam Malhotra dan pelanggan selama service encounters
Mukherjee (2004), menemukan bahwa tidak dapat diarahkan dan dikendalikan
rata-rata seluruh pelanggan di United oleh manajemen. Oleh karena itu
Kingdom saat ini berinteraksi dengan selama ”moments of truth” service
organisasi jasa melalui call centers. encounters, komitmen perilaku
Dalam call centers, karyawan kontak- personal kontak-pelanggan akan sangat
pelanggan (customer-contact menentukan persepsi kualitas jasa dan
employee) yang berinteraksi secara kepuasan pelanggan.
langsung dengan pelanggan melalui Perlu dipahami bahwa komitmen
telepon disebut sebagai call centers organisasional memiliki bentuk yang
representatives/CCRs (Malhotra & berbeda dan memberikan dampak
Mukherjee, 2004). Karyawan tersebut yang berbeda pula pada kualitas jasa
merupakan orang yang sangat penting (Malhotra & Mukherjee, 2004). Selain
bagi organisasi jasa ketika mereka itu kepuasan kerja karyawan juga
menjadi penghubung antara pihak memainkan peran penting dalam
eksternal (pelanggan dan lingkungan) memengaruhi sikap dan tindakan
dan operasional internal perusahaan karyawan dalam melayani pelanggan
(Zeithaml & Bitner, 2000). Mereka Penting untuk menginvestigasi
merepresentasikan perusahaan dan pengaruh bentuk komitmen yang
secara langsung memengaruhi persepsi berbeda dan kepuasan kerja pada
pelanggan terhadap kualitas jasa. kualitas jasa. Dalam penelitian ini,
Pemanfaatan sumber daya peneliti mengusulkan bahwa komitmen
manusia merupakan suatu pendekatan organisasional dan kepuasan kerja
bisnis yang berorientasi pada orang memiliki peran penting sebagai
(people-oriented approach) yang variabel anteseden kualitas jasa yang
diadopsi organisasi jasa saat ini disampaikan pada pelanggan.
dibandingkan dengan pendekatan yang Penelitian ini akan menguji secara
berorientasi pada profit (profit- empiris pengaruh kepuasan kerja dan
oriented approach). Manajer yang bentuk komitmen yang berbeda pada
sukses mengakui bahwa investasi kualitas jasa dalam setting perusahaan
dalam orang, teknologi yang perbankan. Diharapkan hasil temuan
mendukung tugas atau pekerjaan penelitian ini dapat memberikan
karyawan frontline, mengubah praktik- insight bagi perusahaan perbankan
praktik perekrutan dan pelatihan, serta dalam mengembangkan komitmen dan
kompensasi yang dihubungan dengan kepuasan kerja karyawan sebagai
performa bagi setiap karyawan pada upaya dalam menciptakan kualitas jasa
setiap tingkatan sebagai faktor-faktor yang disampaikan pada pelanggan.
yang sangat krusial yang dapat
mendorong profitabilitas perusahaan
LANDASAN TEORI DAN turnover yang tinggi, yang selanjutnya
PENGEMBANGAN HIPOTESIS akan memengaruhi kualitas jasa dan
Penelitian-penelitian sebelumnya kepuasan pelanggan (Zeithaml &
telah berusaha untuk mengarahkan Bitner, 2000). Tingkat turnover yang
hubungan antara manajemen sumber tinggi dari CCRs telah menjadikan
daya manusia (MSDM) dan kualitas tantangan yang sangat besar bagi
jasa (Schneider & Bowen, 1995, dalam organisasi jasa dalam menciptakan
Malhotra & Mukherjee, 2004). Konsep kualitas jasa yang akan disampaikan
rantai profit-jasa (service-profit chain) pada pelanggan.
yang menghubungkan kepuasan dan Perusahaan yang fokus pada
loyalitas karyawan pada kepuasan dan pendekatan bisnis yang berorientasi
loyalitas pelanggan (Gambar 1) telah pada orang (people-oriented approach)
diakui secara luas. Hubungan antara sudah selayaknya menempatkan faktor
kepuasan dan loyalitas karyawan manusia sebagai komponen paling
dengan kepuasan dan loyalitas penting ketika perusahaan akan
pelanggan tetap menjadi isu yang mengaplikasikan call centres sebagai
kompleks (Silvestro & Cross, 2000). media komunikasi dengan
Fakta menunjukkan bahwa organisasi pelanggannya. Ketika call centers
belum memberikan perhatian yang semakin penting bagi manajemen
memadai untuk memahami sifat dasar hubungan pelanggan (customer
komitmen organisasional dan kepuasan relationship manage-ment/CRM),
kerja karyawan kontak-pelanggan. personal kontak-pelanggan menjadi
Perkembangan teknologi telepon semakin penting bagi hubungan antara
telah menempatkan call centers perusahaan dan pelanggan (Malhotra
sebagai media yang menghubungkan & Mukherjee, 2004). Pelanggan
antara organisasi jasa dan pelanggan seringkali menilai kualitas jasa
akhir. Menurut Ruyter et. al. (2001) perusahaan secara keseluruhan dari
dalam Malhotra dan Mukherjee interaksi mereka dengan CCRs. Bagi
(2004), perkembangan call centers pelanggan, evaluasi suatu jasa
telah menjadikan pekerjaan tersebut bergantung pada evaluasi service
sebagai salah satu pekerjaan yang encounter dengan personal kontak-
menimbulkan stres tinggi dalam pelanggan. Untuk melayani pelanggan
ekonomi saat ini. Situasi ini secara efektif, setiap karyawan harus
memberikan dampak pada komitmen terus mendapatkan pelatihan
dan kepuasan kerja call centers berkenaan dengan esensi-esensi jasa
representatives (CCRs). pelanggan dan penggunaan teknologi.
Konsekuensinya adalah tingkat
Operating Strategy and
Service Delivery System

Employee Revenue
Retention Growth

Internal Service Employee External Service Customer Customer


Quality Satisfaction Value Satisfaction Loyalty

Employee
Profitability
Productivity

▪ Workplace Design ▪ Service Concept: ▪ Retention


▪ Job Design Results for ▪ Repeat Business
▪ Employee Selection and Customer ▪ Refferal
Development
▪ Employee Rewards and ▪ Service Designed
Recognition and Delivered to
▪ Tools for Serving Meet Targeted
Customer Customers' Needs

Sumber: Lovelock dan Wright (2002)

Gambar 1
Rantai Profit-Jasa

Studi pada pemasaran jasa sebagian empathy) dapat dipengaruhi secara


besar telah memfokuskan pada langsung melalui personal kontak-
hubungan personal kontak-pelanggan pelanggan (Zeithaml & Bitner, 2000).
dengan pelanggan dalam setting face- Manajemen jasa melalui call
to-face encounters (Boshoff & Allen, centers harus difokuskan bukan hanya
2000; Boshoff & Tait, 1996; Hartline pada dimensi-dimensi kualitas jasa
& Ferrell, 1996). Sedikit studi yang personal kontak-pelanggan, tapi juga
menginvestigasi hubungan tersebut kualitas jasa karyawan backline dalam
dalam setting telephone encounters menunjang pekerjaan personal
atau call centers (Sergeant & Frenkel, frontline, yang pada akhirnya jasa yang
2000). Dalam face-to-face encounters, diberikan dapat menciptakan kepuasan
isu-isu tangibel, seperti penampilan dan loyalitas pelanggan.
karyawan, merupakan determinan Rantai profit-jasa harus dipandang
penting kualitas jasa (Malhotra & sebagai model yang terintegrasi yang
Mukherjee, 2004). Pelanggan dapat perlu diperhatikan oleh organisasi jasa
menciptakan persepsi kualitas yang dalam menciptakan kualitas jasa
dihubungkan dengan karakteristik- perusahaan secara keseluruhan.
karakteristik fisik personal jasa dan Artinya bahwa langkah awal yang
lingkungan yang mana jasa diberikan harus dikembangkan perusahaan jasa
(Burgers et. al., 2000, dalam Malhotra adalah mencipakan kualitas jasa
& Mukherjee, 2004). Di sisi lain, internal melalui kepuasan dan loyalitas
dalam call centers encounters, isu-isu karyawan, yang selanjutnya akan
tangibel tidak diperhitungkan dan memengaruhi secara langsung kualitas
kualitas jasa dinilai semata-mata jasa eksternal yang akan disampaikan
berdasarkan pada dimensi instrinsik pada pelanggan akhir (end user).
kualitas jasa (Boshoff et. al., 1994, Intinya bahwa manajemen jasa harus
dalam Malhotra & Mukherjee, 2004). dimulai dari pengelolaan jasa terhadap
Dalam konteks tersebut, dimensi- pelanggan internal (personal kontak-
dimensi kualitas jasa (reliability, pelanggan atau personal frontline),
responsiveness, assurance, dan
sebelum layanan kepada pelanggan adalah dengan meminimalisasi
eksternal (end user) disampaikan. kesenjangan tersebut sebanyak
mungkin. Tujuh kesenjangan potensial
Kualitas Jasa dalam kualitas jasa adalah:
Kualitas jasa penting bagi kepuasan 1. Kesenjangan Pengetahuan (The
pelanggan (Cronin & Taylor, 1992), Knowledge Gap).
pembelian ulang (Schneider & Bowen, Perbedaan antara apa yang penyedia
1995, dalam Malhotra & Mukherjee, jasa yakini mengenai ekspektasi dan
2004), loyalitas pelanggan (Zeithaml kebutuhan pelanggan serta
et. al., 1990), dan retensi pelanggan ekspektasi aktual pelanggan.
(Zeithaml et. al., 1996). Kualitas jasa 2. Kesenjangan Standar (The
juga memengaruhi pangsa pasar dan, Standards Gap).
kemudian, profitabilitas perusahaan. Perbedaan antara persepsi
Model SERVQUAL (Parasuraman manajemen terhadap ekspektasi
et. al. 1988) mendefinisikan kualitas pelanggan dan stan-dar kualitas
sebagai perbedaan antara ekspektasi yang dikembangkan pada
pelanggan dan ekspektasi mereka penyampaian jasa.
terhadap jasa yang disampaikan. 3. Kesenjangan Penyampaian (The
Model tersebut memberikan suatu Delivery Gap).
pengukuran kualitas jasa yang dikenal Perbedaan antara standar
sebagai skala atau instrumen penyampaian yang ditetapkan dan
SERVQUAL. Skala tersebut sangat performa aktual penyedia jasa.
sering digunakan dalam mengukur 4. Kesenjangan Komunikasi Internal
kualitas jasa dan didasarkan pada lima (The Internal Communications
dimensi kualitas jasa, yaitu tangibility, Gap).
reliability, responsiveness, assurance, Perbedaan antara apakah iklan
dan empathy. Perusahaan yang tidak perusahaan dan personal penjualan
dapat menyampaikan kualitas jasa mengkomu-nikasikan fitur-fitur
berdasar pada lima dimensi produk, performa, serta kualitas jasa
SERVQUAL dapat mengakibatkan dan apakah secara ak-tual
adanya kesenjangan (gaps). perusahaan mampu sampaikan.
Kesenjangan kualitas disebabkan 5. Kesenjangan Persepsi (The
oleh kegagalan karyawan dalam Perceptions Gap).
memahami kebutuhan dan ekspektasi Perbedaan antara apakah yang
pelanggan atau dikenal dengan service secara aktual disampaikan dan
gaps (Klose & Finkle, 1995). apakah yang di-persepsikan
Kesenjangan kualitas dapat terjadi pelanggan akan terima.
pada tujuh hal penting yang berbeda 6. Kesenjangan Interpretasi (The
dalam desain, produksi, dan Interpretation Gap).
penyampaian jasa, sebagaimana Perbedaan antara apakah usaha-
ditunjukkan pada gambar 2 (Lovelock, usaha komunikasi penyedia jasa
1994, dalam Lovelock, 2002). secara aktual janjikan dan apakah
Kesenjangan kualitas (quality gaps) pelanggan dijanjikan oleh
merupakan permasalahan yang paling komunikasi tersebut.
kritis, karena melibatkan keseluruhan 7. Kesenjangan Jasa (The Service
penilaian pelanggan terhadap kualitas Gap).
jasa, dengan membandingkan apa yang Perbedaan antara apa yang
diharapkan terhadap persepsi tentang pelanggan harapkan akan terima dan
apa yang akan diterima. Sasaran utama persepsi mere-ka terhadap jasa yang
dalam meningkatkan kualitas jasa disampaikan secara aktual.
identifikasi, dan keterlibatan
Kepuasan Kerja karyawan dalam organisasi.
Job satisfaction (kepuasan kerja) 2. Komitmen Normative.
didefinisikan sebagai respon afektif Komitmen normative berkenaan
individu terhadap aspek-aspek dengan perasaan obligasi
pekerjaan spesifik (Cotton & Tuttle, (kewajiban) karya-wan untuk tetap
1986, dalam Lee & Bruvold, 2003). berada dalam organisasi.
Menurut Lee dan Bruvold (2003), ada 3. Komitmen Continuance.
tiga alasan program pengembangan Komitmen continuance berkenaan
dapat meningkatkan kepuasan kerja, dengan komitmen yang didasarkan
yaitu program pengembangan sebagai pada kos yang karyawan
wujud perhatian organisasi bagi hubungkan dengan meninggalkan
pertumbuhan jangka panjang organisasi.
karyawan, program pengembangan
dapat memberikan karyawan sense of Pengembangan Hipotesis
control selama karier mereka karena Kepuasan Kerja dan Kualitas Jasa
kesempatan untuk meng-update Konseptualisasi kepuasan kerja telah
keahlian lama dan memperoleh dikembangkan sebelumnya yang mana
keahlian baru, serta program kepuasan kerja didasarkan pada
pengembangan juga dapat kesesuaian antara kebutuhan, tujuan,
meningkatkan persepsi karyawan dan dan nilai individu dengan reward yang
perasaan positif mereka terhadap disediakan di lingkungan kerja
pimpinan, yang kemudian akan (Scarpello & Campbell, 1983). Tingkat
memengaruhi kepuasan kerja. kesesuaian yang tinggi menunjukkan
tingkat kepuasan kerja yang
Komitmen Organisasional diekspresikan oleh individu
Porter et. al. (1974) (karyawan). Kepuasan kerja karyawan
mengkonseptualisasikan komitmen akan menentukan level kualitas jasa
organisasional sebagai konstruk yang diberikan kepada pelanggan,
unidimensional dan didefinisikan yang pada akhirnya akan memengaruhi
sebagai kekuatan relatif identifikasi kepuasan pelanggan. Intinya bahwa
dan keterlibatan individu dalam kepuasan kerja karyawan akan
organisasi. Lainnya menjelaskan memengaruhi kepuasan pelanggan.
komitmen organisasional sebagai Terdapat bukti nyata bahwa
investasi terakumulasi individu yang karyawan yang puas akan
mana akan hilang jika individu menyebabkan pelanggan puas
tersebut meninggalkan organisasi. (Zeithaml & Bitner 2000). Hoffman
Pemahaman tersebut dikenal juga dan Ingram (1992) menyatakan bahwa
sebagai pendekatan sidebet atau cost- isu-isu sumberdaya manusia, seperti
benefit (Becker, 1960, dalam Malotra kepuasan kerja, ditemukan sebagai
& Mukherjee, 2004). Sedangkan Allen anteseden perilaku karyawan yang
dan Meyer (1990) berorientasi pada pelanggan
mengkonseptualisasikan komitmen (customer-oriented behavior) dalam
sebagai konstruk mutidimensional dan industri jasa. Perilaku karyawan
mengusulkan tiga model komitmen tersebut kemungkinan besar menjadi
organisasional: lebih perhatian dan suka menolong.
1. Komitmen affective. Perilaku tersebut merupakan dampak
Komitmen affective berkenaan dari derajad kepuasan karyawan
dengan keterikatan emosinal, terhadap pekerjaannya. Sehingga
personal kontak-pelanggan yang
seringkali disebut sebagai pelanggan langsung memengaruhi performa
internal (internal customer) akan pekerjaan (job performance), absensi
sangat menentukan profit perusahaan (absenteeism), dan organizational
melalui kepuasan pelanggan eksternal citizenship behavior/OCB secara
(end customer) dan retensi pelanggan berbeda (Somers, 1995, dalam
(Reichheld & Sasser, 1990). Hubungan Malhotra & Mukherjee, 2004).
antara pelanggan internal dan eksternal Beberapa penelitian sebelumnya
telah dikonseptualisasikan secara pernah menguji hubungan antara
teoritis dan dikembangkan melalui ketiga komponen komitmen dan
rerangka rantai profit-jasa (Heskett et. behavioral outcome (Allen & Meyer,
al., 1994). Rantai tersebut menjelaskan 1990; Boshoff & Tait, 1996; Heskett
hubungan kepuasan dan loyalitas et. al., 1994; Malhotra & Mukherjee,
karyawan dengan kepuasan dan 2004; Meyer & Allen, 1991; Meyer et.
loyalitas pelanggan, yang kemudian al., 1993; Zeithaml et. al., 1990).
akan memengaruhi pertumbuhan dan Zeithaml et. al. (1990) menemukan
profitabilitas perusahaan. pengaruh positif secara signifikan
Beberapa penelitian sebelumnya komitmen affective pada kualitas jasa.
telah menginvestigasi hubungan antara Lainnya menemukan hasil yang
kepuasan kerja dan kualitas jasa. konsisten yang mana komitmen
Zeithaml et. al. (1990) mengusulkan affective berpengaruh positif secara
bahwa karyawan yang merasa tidak signifikan pada kualitas jasa (Boshoff
cocok dengan pekerjaannya tidak akan & Tait, 1996; Malhotra & Mukherjee,
mampu untuk menyampaikan kualitas 2004). Berkaitan dengan komitmen
jasa pada pelanggan. Mereka normative, studi Meyer et. al (1993)
mengistilahkan kepuasan kerja sebagai menemukan adanya pengaruh positif
tingkat kesesuaian karyawan dengan secara signifikan komitmen normative
pekerjaannya (employee-job fit). pada performa pekerjaan. Ketika basis
Boshoff dan Tait (1996) mendukung komitmen didasarkan pada pendekatan
temuan mereka yang mana hasilnya cost-benefit, hubungan negatif
menunjukkan bahwa kepuasan kerja ditemukan antara komitmen
merupakan faktor penting dalam continuance dan performa (Allen &
menentukan kualitas jasa. Lainnya Meyer, 1990; Heskett et. al., 1994;
menemukan bahwa kepuasan kerja Meyer & Allen, 1991). Berdasarkan
berpengaruh positif secara signifikan pada uraian dan hasil temuan
pada kualitas jasa (Malhotra & penelitian-penelitian sebelumnya,
Mukherjee, 2004). Berdasarkan pada hipotesis-hipotesis yang diusulkan
uraian dan hasil temuan penelitian- pada penelitian ini adalah:
penelitian sebelumnya, hipotesis yang H2 : Komitmen affective akan
diusulkan pada penelitian ini adalah: berpengaruh positif pada
H1 : Kepuasan kerja akan kualitas jasa per-sonal
berpengaruh positif pada kontak-pelanggan.
kualitas jasa personal H3 : Komitmen normative akan
kontak-pelanggan. berpengaruh positif pada
kualitas jasa personal
Komitmen Organisasional dan kontak-pelanggan.
Kualitas Jasa H4 : Komitmen continuance
Setiap komponen komitmen (affective, akan berpengaruh negatif
continuance, dan normative) memiliki pada kualitas jasa personal
behavioral outcomes yang berbeda kontak-pelanggan.
(Meyer & Allen, 1991), dan secara
METODE PENELITIAN dari Parasuraman et. al. (1988). Setiap
Desain Penelitian pernyataan-pernyataan pada kuesioner
Penelitian ini dirancang untuk menguji diukur de-ngan menggunakan Likert
pengaruh kepuasan kerja dan scales dari sangat tidak setuju (skor 1)
komitmen multidimensional pada sampai sa-ngat setuju (5).
kualitas jasa. Objek penelitian adalah
cabang Bank BCA yang berlokasi di ANALISIS DATA
Bandung. Subjek penelitian adalah Uji Validitas dan Reliabilitas
karyawan frontline. Pengujian validitas dan reliabilitas
dilakukan terlebih dahulu untuk
Metode Pengumpulan Data mengetahui apakah instrumen-
Metode pengumpulan data yang instrumen yang digunakan dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini mencerminkan tingkat
survei. Metode survey digunakan keandalan dan validitas tinggi. Untuk
sebagai langkah pencarian data primer. menguji tingkat validitas, peneliti me-
Data sekunder diperoleh melalui studi lakukan construct validity. Pengujian
kepustakaan dari buku teks, artikel- validitas dilakukan melalui faktor
artikel, dan internet. analisis dengan menggunakan factor
loading.. Kriteria terhadap signifikansi
Teknik Pengukuran Instrumen factor loa-ding adalah factor loading >
Kepuasan kerja didefinisikan sebagai 0.3 adalah signifikan, factor loading >
respon afektif individu terhadap aspek- 0.4 lebih sig-nifikan, dan factor
aspek pekerjaan yang spesifik. loading yang > 0.5 adalah sangat
Kepuasan kerja terdiri dari 3 item signifikan. Uji reliabilitas digunakan
pernyataan yang diadaptasi dari Lee untuk mengetahui tingkat konsistensi
dan Bruvold (2003). Komitmen terhadap ins-trumen-instrumen yang
affective berkenaan dengan keterikatan mengukur konsep dan membantu
emosional, identifikasi, dan untuk mengetahui ke-baikan alat ukur
keterlibatan karyawan dalam (Sekaran 2000). Konsistensi internal
organisasi. Komitmen affective terdiri item-item pernyataan dalam kuesioner
dari 5 item pernyataan yang diadaptasi akan diuji dengan menggunakan
dari Allen dan Meyer (1990). Cronbach Alpha. Nilai rule of thumb
Komitmen normative didefinisikan yang akan digunakan dalam Cronbach
sebagai komitmen yang didasarkan Alpha adalah harus lebih besar dari
pada perasaan obligasi karyawaan 0.7, meskipun nilai 0.6 juga masih
untuk tetap dengan organisasi. dapat diterima (Hair et al., 1998). Item
Komitmen nor-mative terdiri dari 5 to total correlation digunakan untuk
item pernyataan yang diadaptasi dari memperbaiki pengukuran dan
Allen dan Meyer (1990). Komitmen mengeliminasi butir-butir yang
continuance berkenaan dengan kehadirannya akan memperkecil
keterikatan individu pada organi-sasi Cronbach Alpha (Purwanto 2002).
karena extraneous interest (missal: Secara umum, nilai item to total
pensiun, tunjangan keluarga, karir, correlation ≥ 5 dapat diterima (Hair et
dsb). Komitmen continuance terdiri al., 1998). Nilai item to total
dari 5 item pernyataan yang diadaptasi correlation < 5 tetap dapat diterima,
dari Allen dan Meyer (1990). Kualitas jika eliminasi butir-butir yang
jasa dapat didefinisikan sebagai hasil memiliki item to total correlation < 5
interaksi manusia antara pe-nyedia jasa akan menghasilkan koefisien
dan pelanggan. Kualitas jasa terdiri Cronbach Alpha yang lebih kecil
dari 8 item pernyataan yang diadaptasi (Purwanto, 2002).
Karakteristik Responden
Uji Regresi Berganda Berdasarkan Usia
Analisis yang digunakan dalam Responden berdasarkan pada usia
penelitian ini adalah multiple dibagi ke dalam 4 kategori, yaitu ≤ 29
regression (regresi berganda/majemuk) tahun, 30-34 tahun, 35-39 tahun, dan ≥
dengan menggunakan bantuan 40 tahun. Tabel 3 menunjukkan jumlah
software SPSS 11.5 for Windows. dan persentase setiap kategori usia.
Analisis statistik ini digunakan untuk Responden yang terbanyak dalam
menguji pengaruh variabel independen mengisi kue-sioner berdasarkan usia
pada variabel dependen yang mana adalah usia antara 35-39 tahun, yaitu
jumlah variabel independen yang diuji sebanyak 22 orang atau 36.7%.
adalah lebih dari satu variabel. Dalam Terbanyak kedua adalah usia 30-34
penelitian ini, terdapat empat variabel tahun, yaitu 18 orang atau 30%. Usia ≤
independen, yaitu kepuasan kerja, 29 tahun dan ≥ 40 tahun adalah 6
komitmen affective, komitmen orang atau 10% dan 14 orang atau
continuance, dan komitmen normative. 23.3%.

HASIL ANALISIS DAN


PEMBAHASAN Karakteristik Responden
Responden berdasarkan pada tempat Berdasarkan Jenis Kelamin
bekerja (cabang) dibagi ke dalam 12 Responden berdasarkan pada jenis
kategori. kelamin (gender) dibagi ke dalam dua
Responden yang terbanyak dalam kategori, yaitu pria dan wanita.
mengisi kuesioner berdasarkan lokasi Responden yang terbanyak dalam
tempat mereka bekerja adalah Asia mengisi kue-sioner adalah wanita,
Afrika, yaitu se-banyak 17 orang atau yaitu sebanyak 55 orang atau 91.7%.
28.3%. Dapat disimpulkan bahwa Responden pria hanya berjumlah 5
jumlah karyawan front-line terbanyak orang atau 8.3%. Dapat disimpulkan
berada di BCA Asia Afrika. bahwa mayoritas jenis kelamin
karyawan frontline BCA di Bandung
Karakteristik Responden adalah wanita.
Berdasarkan Posisi Pekerjaan
Responden berdasarkan pada posisi Karakteristik Responden
pekerjaan dibagi ke dalam 3 kategori, Berdasarkan Tingkat Pendidikan
yaitu customer service, teller, dan Responden berdasarkan pada tingkat
lainnya. Responden yang terbanyak pendidikan dibagi ke dalam empat
dalam mengisi kue-sioner berdasarkan kategori, yaitu D-3, S-1, S-2, dan
posisi pekerjaan adalah teller, yaitu lainnya. Responden yang terbanyak
sebanyak 28 orang atau 46.7%. dalam mengisi kue-sioner berdasarkan
Terbanyak kedua adalah bagian pada tingkat pendidikan adalah strata 1
customer service, yaitu 27 orang atau (S-1), yaitu sebanyak 23 orang atau
45%. Posisi lain selain customer 38.3%. Terbanyak kedua adalah
service dan teller adalah bagian brand diploma 3 (D-3), yaitu sebanyak 20
officer (BO), kepala bagian (Kabag), orang atau 33.3%. Dan jumlah
dan operasional. Jumlah karyawan responden berdasarkan tingkat
pada kategori tersebut adalah sebanyak pendidikan untuk kategori selain S-1
5 orang atau 8.3%. dan D-3 adalah 17 orang atau 28.3%.
Dapat disimpulkan bahwa mayoritas
tingkat pendidikan karyawan frontline
BCA di Bandung adalah S-1.
Hasil Pengujian Validitas
Karakteristik Responden Construct validity digunakan untuk
Berdasarkan Lama Kerja menguji tingkat validitas. Pengujian
Responden berdasarkan lama kerja validitas dilakukan melalui analisis
dibagi ke dalam empat kategori, yaitu faktor (factor analysis) dengan
≤ 5 tahun, 6-10 tahun, 11-15 tahun, menggunakan factor loading.
dan ≥ 16 tahun. Responden yang Pengukuran analisis faktor,
terbanyak dalam mengisi kue-sioner selanjutnya, dilakukan dengan
berdasarkan lama adalah antara 11-15 menggunakan bantuan software SPSS
tahun, yaitu sebanyak 25 orang atau 11.5 for windows. Indikator masing-
41.7%. Terbanyak kedua adalah ≥ 16 masing konstruk yang memiliki factor
tahun, yaitu 20 orang atau 33.3%. loading yang signifikan membuktikan
Lama kerja ≤ 5 tahun dan 6-10 tahun bahwa indikator-indikator tersebut
adalah 2 orang atau 3.3% dan 13 orang merupakan satu kesatuan alat ukut
atau 21.7%. yang mengukur konstruk yang sama
dan dapat memrediksi dengan baik
konstruk yang seharusnya diprediksi
(Hair et al. 1998).

Tabel 1
Analisis Faktor Akhir

Component
1 2 3 4 5
JS1 .845
JS2 .817
JS3 .736
AC4 .525
AC5 .877
AC6 .754
AC7 .677
AC8 .640
NC9 .734
NC10 .837
NC11 .619
CC13 .855
CC14 .913
CC15 .908
CC16 .836
SQ17 .684
SQ18 .804
SQ19 .734
SQ20 .886
SQ21 .855
SQ22 .865
SQ23 .827
Hasil Pengujian Reliabilitas reliabilitas tersebut menunjukkan bah-
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk wa seluruh konstruk penelitian
mengetahui tingkat konsistensi memiliki nilai Cronbach Alpha di atas
terhadap instrumen-instrumen yang 0.8 kecuali normative commitment.
mengukur konsep dan membantu Hasil pengujian reliabilitas (akhir)
untuk mengetahui ke-baikan dari alat menunjukkan hasil yang baik karena
ukur (Sekaran 2000). Koefisien koefisien Cronbach Alpha yang diha-
internal item-item pernyataan akan silkan telah memenuhi rules of thumb
diuji dengan menggunakan koefisien yang direkomendasikan (Hair et. al.
Cronbach Alpha. Analisis terhadap 1998; Sekaran 2000).
item-to-total-correlation dilakukan Hasil pengujian validitas dan
untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan reliabilitas menunjukkan bahwa 3 item
me-ngeliminasi butir-butir pernyataan dari job sarisfaction (JS), 4 item dari
yang keberadaanya dapat memperkecil affective commitment (AC), 3 item dari
nilai koefisien Cronbach Alpha yang normative commitment (NC), 4 item
dihasilkan (Purwanto 2002). Nilai rule dari continuance commitment (CC),
of thumb yang akan digunakan dalam dan 7 item dari ser-vice quality (SQ)
koefisien Cronbach Alpha adalam ≥ memiliki nilai validitas dan reliabilitas
0.7, meskipun nilai 0.6 juga masih baik. Jumlah seluruh item-item
dapat diterima (Hair et al. 1998). penelitian tersebut layak untuk
Berdasarkan tabel 2, hasil analisis dianalisis lebih lanjut.
Tabel 2
Pengujian Reliabilitas

Koefisien
Item to total Alpha if
Konstruk Cronbach
Correlation item deleted
Alpha
Job Satisfaction: 0.9047
JS1
JS2 0.8042 0.8703
JS3 0.8708 0.8103
0.7615 0.9037

Affective Commitment: 0.8376


AC5 0.6472 0.8118
AC6 0.7416 0.7608
AC7 0.7084 0.7895
AC8 0.6207 0.8151
Normative Commitment: 0.6422
NC9 0.4855 0.5348
NC10 0.4852 0.5194
NC11 0.4327 0.5762
Continuance Commitment: 0.9193
CC13 0.7704 0.9098
CC14 0.8696 0.8758
CC15 0.8878 0.8691
CC16 0.7367 0.9205
Service Quality: 0.9170
SQ17 0.6337 0.9191
SQ18 0.7747 0.9013
SQ19 0.7144 0.9078
SQ20 0.8369 0.8957
SQ21 0.7847 0.9006
SQ22 0.7825 0.9025
SQ23 0.7484 0.9043
Metode Analisis Data dan Tabel 3 menunjukkan model
Pembahasan summary bahwa nilai R sebesar 0.472
Metode analisis data yang digunakan mengindikasikan adanya korelasi antara
dalam penelitian ini adalah regresi kualitas jasa personal kontak-pe-
berganda (multiple regrresion). langgan dengan 4 (empat) variabel
Analisis statistik ini digunakan untuk prediktor cukup kuat. Nilai adjusted R
menguji pengaruh variabel independen square sebesat 0.166 menunjukkan
pada variabel dependen yang mana bahwa 16.6% variasi dari kualitas jasa
jumlah va-riabel independen yang diuji personal kontak-pelanggan bisa
adalah lebih dari satu variabel. Pada dijelaskan oleh variasi dari keempat
penelitian ini terdapat empat hipotesis. variabel prediktor (variabel
Hipotesis pertama adalah kepuasan independen), yaitu kepuasan kerja,
kerja akan berpengaruh positif pada komitmen affective, komitmen
kualitas jasa personal kontak- normative, dan komitmen continuance.
pelanggan. Hipotesis kedua adalah Sedangkan 83.4% dijelas-kan oleh
komitmen affective akan berpengaruh faktor-faktor lain.
positif pada kualitas ser-vis personal Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai
kontak-pelanggan. Hipotesis ketiga beta di atas merupakan nilai koefisien
adalah komitmen normative akan regresi untuk data yang sudah
berpengaruh positif pada kualitas jasa dibakukan. Nilai tersebut merupakan
personal kontak-pelanggan. Dan nilai koefi-sien jalur. Seluruh variabel
hipotesis keempat adalah komitmen independen pada penelitian ini
continuance akan berpengaruh negatif memiliki arah pengaruh yang sesuai
pada kualitas jasa personal kontak- dengan arah pengaruh yang
pelanggan. dihipotesiskan.
Tabel 3
Model Summary

R Adjusted Std. Error of


Model R
Square R Square the Estimate
1 .472(a) .223 .166 3.721
(a) Predictors: (Constant), TCC, TAC, TNC, TJS

Tabel 4
Koefisien Regresi

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.916 5.845 2.381 .021
TJS .848 .270 .431 3.146 .003
TAC .233 .250 .129 .933 .355
TNC .112 .419 .035 .269 .789
TCC -.173 .156 -.142 -1.110 .272
Dependent Variable: TSQ
Hasil uji hipotesis untuk pengaruh dari pekerjaannya, maka karyawan tersebut
setiap variabel independen pada varia- akan merasa puas terhadap pe-
bel dependen dilakukan dengan kerjaannya, yang selanjutnya akan
melihat nilai signifikansi t dengan α = memengaruhi kinerja mereka. Kinerja
0.05. Berdasarkan pada tabel 4, mereka ditunjukkan dengan
kepuasan kerja karyawan berpengaruh menyampaikan kualitas jasa yang
positif dan sig-nifikan pada kualitas tinggi bagi nasabah (pe-langgan). Hasil
jasa personal kontak-pelanggan. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi hasil
ini mendukung hi-potesis pertama. penemuan penelitian Malhotra dan
Penemuan mengkonfirmasi hasil Mukherjee (2004) yang mana
penemuan penelitian yang dila-kukan kepuasan kerja berpengaruh positif
oleh Malhotra dan Mukherjee (2004) secara signifikan pada kualitas jasa
yang menunjukkan adanya pengaruh personal kontak-pelanggan.
positif signifikan kepusan kerja pada Berkaitan dengan tiga komponen
kualitas jasa personal kontak- komitmen organisasional, hasil
pelanggan. penelitian ini menunjukkan bahwa tiga
Komitmen afektif, normatif, dan komponen komitmen organisasional
continuance tidak berpengaruh secara tidak berpengaruh secara signifikan
signi-fikan pada kualitas jasa personal pada kualitas jasa personal kontak-
kontak-pelanggan. Dengan demikian, pelanggan. Pengalaman kerja dan usia
H2, H3, dan H4 ditolak. Hasil akan sangat memengaruhi komitmen
penemuan pada H3 dan H4 sesuai karyawan terhadap organisasi.
dengan hasil penemuan Malhotra dan Simpulan global dari penelitian ini
Mukherjee (2004) yang mana menunjukkan bahwa kepuasan kerja
komitmen normatif dan continuance me-mainkan peran paling penting bagi
tidak berpengaruh secara signifikan kualitas jasa personal kontak-
pada kualitas jasa personal kontak- pelanggan di-bandingkan dengan tiga
pelanggan. Hasil ini mungkin komponen komitmen organisasional.
disebabkan karena sampel yang Kesesuaian antara kebutuhan, tujuan,
digunakan berasal dari satu bank dan dan nilai individu dengan reward yang
rata-rata usia responden adalah 35 disediakan di lingku-ngan kerja akan
tahun, hal ini menyebabkan hubungan memengaruhi kepuasan kerja
dengan kinerja belum benar-benar karyawan (Ginting & Tjahyadi 2008;
dibangun. Argumen lain yang mung- Scarpello & Campbell 1983).
kin dapat dijelaskan adalah adanya Meningkatkan kepuasan kerja
kontrak pekerjaan yang dapat dapat dilakukan melalui program
memengaruhi komitmen pekerja pengem-bangan dan pelatihan
terhadap organisasi dan adanya karyawan. Program pengembangan
korelasi yang sangat lemah an-tara dan pelatihan mengindi-kasikan
komitmen normatf dan komitmen perhatian organisasi bagi pertumbuhan
continuance dengan kualitas jasa. jangka panjang karyawan, membe-
rikan kesempatan karyawan untuk
PENUTUP meng-update keahlian, dan
Simpulan dan Implikasi Manajerial meningkatkan per-sepsi karyawan dan
Hasil penelitian ini menunjukkan perasaan positif mereka terhadap
bahwa kepuasan kerja merupakan pimpinan, yang kemudian akan
anteseden paling penting kualitas jasa memengaruhi kepuasan kerja (Lee &
personal kontak-pelanggan. Ketika Bruvold 2003).
karyawan sangat menyukai
Keterbatasan Penelitian dan Saran Industry Management, 15 (5): 5-
Sampel yang layak untuk dianalisis 31.
sangat terbatas, yaitu berjumlah 60 Byrne, B. M. 2001. Structural
sampel da-ri 150 sampel yang Equation Modelling with AMOS:
direncanakan. Keterbatasan sampel ini Basic Concepts, Apllications, and
akan memengaruhi goodnes of fit Programming. Mahwah, NJ:
model penelitian yang diajukan dan Lawrence Erlbraum Associates,
hasil pengujian hipotesis tidak sesuai Inc.
dengan yang diharapkan. Selain itu, Cronin, J. J. & Taylor, S. A. 1992.
penelitian ini hanya memfokuskan Measuring Service Quality: A
pada satu bank sebagai objek Re-examination and Extension.
penelitian. Sehingga hasil penelitian Journal of Marketing, 56: 55-68.
ini memiliki tingkat generalisasi yang Ginting, R. & Tjahyadi, R. A. 2008.
rendah. Pengaruh Perceived Employee
Penelitian akan datang sebaiknya Develompment pada Komitmen
tidak memfokuskan pada satu bank Multidimensional, Kepuasan
dan me-nguji variabel-variabel pada Kerja, dan Intent to Leave. Call
penelitian ini dalam setting yang for Paper Universitas Airlangga.
berbeda. Penelitian akan datang Hackett, R. D., Boycio, P., &
diharapkan dapat meningkatkan Hausdorf, P. A. 1994. Further
jumlah sampel untuk memperoleh hasil Assessment of Meyer and
yang diharapkan. Allen’s (1991) Three-Component
Model of Organizational
Commitment. Journal of Applied
DAFTAR PUSTAKA Psychology, 79 (1): 15-23.
Hair, J. R., Anderson, R. E., Tatham,
Allen, N. J. & Meyer, J. P. 1990. The R. L., & Black, W. C. 1998.
Measurement and Antecedents of Multivariate Data Analysis. 5th
Affective, Continuance, and ed. Upper Saddle River, NJ:
Normative Commitment. Journal Prentice-Hall, Inc
of Occupational Psychology, 63: Hartline, M. D. & Ferrell, O. C. 1996.
1-18. The Management of Customer-
Anton, J. 2000. The Past, Present, and Contact Service Employees: An
Future of Customer Access Empirical Investigation. Journal
Centers. International Journal of of Marketing, 60 (4): 52-69.
Service Industry Management, 11 Hawcroft, J. B. & Beckett, A. 1993.
(2): 120-130. Changes in UK Bank Branch
Boshoff, C. & Allen, J. 2000. The Networks: A Customer
Influence of Selected Perspective. The Service
Antecedents on Frontline Staff’s Industries Journal, 13 (4): 267-
Perceptions of Service Recovery 288.
Performance. International Heskett, J. L., Jones, T. O., Loveman,
Journal of Service Industry G. W., Sasser, W. E. Jr., &
Management, 11 (1): 63-90. Schlesinger, L. A. 1994. Putting
Boshoff, C. & Tait, M. 1996. Quality the Service Profit-Chain to Work.
Perceptions in the Financial Harvard Business Review,
Services Sector: The Potential Maret-April: 164-174.
Impact of Internal Marketing. Hoffman, K. D. & Ingram, T. N. 1992.
International Journal of Service Service Provider Job Satisfaction
and Customer-Oriented
Performance. Journal of Service Porter, L. W., Steers, R. M., Mowday,
Marketing, 6 (2): 68-78. R. T., & Boulian, P. V. 1974.
Lee, C. H. & Bruvold, N. T. 2003. Organizational Commitment, Job
Creating Value for Employee: Satisfaction, and Turnover
Investment in Employee among Psychiatric Technicians.
Development. Journal of Human Journal of Applied Psychology,
Resource Management, 14 (6): 59: 603-609.
981-1000. Purwanto, B. M. 2002. The Effect of
Lewis, B. R. 1989. Customer Care in Salesperson Stress Factors on Job
Service Organizations. Marketing Performance. Journal of
Intelligence & Planning, 7 (5/6): Indonesian Economy & Business,
18-22. 17 (2): 150-169.
Reichheld, F. F. & Sasser, W. E. Jr.
Lovelock, C. & Wright, L. 2002. 1990. Zero Defections: Quality
Principles of Service Marketing Comes to Services. Harvard
and Management. 2nd Ed. Upper Business Review, September-
Saddle River, NJ: Prentice-Hall, Oktober: 105-111.
Inc. Sekaran, U. 2000. Research Methods
Malhotra, N. & Mukherjee, A. 2004. for Business. 2nd ed. New York:
The Relative Influence of John Willey & Sons.
Organizational Commitment and Sergeant, A. & Frenkel, S. 2000. When
Job Satisfaction on Service do Customer-Contact Employees
Quality of Customer-Contact Satisfy Customers? Journal of
Employees in Banking Call Service Research, 3 (1): 18-34.
Centers. The Journal of Services Scarpello, V. & Campbell, J. 1983. Job
Marketing, 18: 162-174. Satisfaction and the Fit between
Mattson, J. 1994. Improving Service Individual Needs and
Quality in Person-to-Person Organizational Rewards. Journal
Encounters. The Service of Occupational Psychology, 56:
Industries Journal, 14 (1): 45-61. 315-328.
Meyer, J. P. & Allen, N. J. 1991. A Silvestro, R. & Cross, S. 2000.
Three-Component Applying the Service Profit-
Conceptualization of Chain in a Retail Environment:
Organizational Commitment. Challenging the “Satisfaction
Human Resource Management Mirror.” International Journal of
Review, 1 (1): 61-89. Service Industry Management, 11
Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C. (3).
A. 1993. Commitment to Zeithaml, V. A. & Bitner, M. J. 2000.
Organizations and Occupations: Service Marketing: Intergrating
Extension and Test of a Three- Customer Focus Across the Firm.
Component Conceptualization. 2nd ed. McGraw-Hill, New York:
Journal of Applied Psychology, NY.
78 (4): 538-551. Zeithaml, V. A., Berry, L. L., &
Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Parasuraman, A. 1996. The
Berry, L. L. 1988. SERVQUAL: Behavioral Consequences of
A Multiple-Item Scale for Service Quality. Journal of
Measuring Consumer Marketing, 60: 31.
Perceptions of Service Quality.
Journa of Retailing, 64 (1): 12-
40.

Anda mungkin juga menyukai