Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS EVIDENCE BASED PRACTICE

NUTRISI PADA LANSIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Program Profesi Ners XXXVII Stase
Keperawatan Gerontik

Disusun oleh :
ANISA DWIYANTI
FATHURRAHMAN THAHIR
IRFANI NURFUADAH
NOPIYANTI
ROHIMAN
YOGA ABDUL MANAF

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
PENDAHULUAN

Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Bagi
lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk penyembuhan dan mencegah agar
tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang dideritanya.Gizi merupakan unsur penting bagi
kesehatan tubuh dan gizi yang baik (Darmojo, 2011).
Pemenuhan gizi pada usia lanjut sangat penting. Asupan energi pada usia lanjut sangat
mempengaruhi ketahanan tubuh. Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah
satu upaya utama adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan pada
kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan lebih baik. Perubahan status gizi pada
lanjut usia disebabkan perubahan lingkungan maupun faali dan status kesehatan mereka.
Perubahan ini makin nyata pada kurun usia dekade 70an.
Faktor lingkungan antara lain meliputi perubahan kondisi ekonomi yang terjadi akibat
memasuki masa pensiun, isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah pasangannya meninggal, dan
rendahnya pemahaman gizi menyebabkan mundurnya atau memburuknya keadaan gizi lanjut
usia. Perubahan gizi lanjut usia merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi, hal ini terjadi
oleh beberapa faktor antara lain: perubahan pola makan, faktor ekonomi keluarga,perubahan
fisik dan mental lanjut usia. Perubahan fisik dan penurunan fungsi tubuh akan mempengaruhi
konsumsi dan penyerapan zat gizi. Zat gizi termasuk zat besi pada lanjut usia yang mempunyai
efek dari penurunan kemampuan lansia dalam beraktivitas dan menurunkan kekebalan tubuh
(Maryam, 2008).
Keluarga merupakan dukungan utama bagi lanjut usia dalam mempertahankan
kesehatannya. Peran keluarga dalam perawatan lanjut usia adalah menjaga dan merawat lanjut
usia, memberikan gizi yang dibutuhkan lanjut usia. Peran keluarga sangat penting dalam
pemenuhan gizi lanjut usia, keluarga harus memberikan gizi yang dibutuhkan oleh lanjut usia,.
Peran keluarga berperan penting dalam pemenuhan gizi lanjut usia, Lanjut usia juga
membutuhkan gizi yang cukup untuk kekebalan fisiknya. Tetapi sebagian besar keluarga belum
mengetahui gizi yang baik untuk lanjut usia. Keluarga hanya memberikan makanan seadanya
tanpa mempedulikan gizi untuk lanjut usia itu sendiri .
Kurangnya pengetahuan mengenai gizi lanjut usiadan cara pengolahannya yang baik bagi
lanjut usia adalah faktor yang mempengaruhi status gizi lanjut usia,penyakait-penyakit kronis
yang diderita lanjut usia, pengaruh psikologis, kesalahan pola makan serta kurangnya faktor
ekonomi/ketebatasan ekonomi keluarga juga menyebabkan kurangnya gizi pada lanjut usia.
Keadaan sosial ekonomi keluarga seperti pendapatan, pekerjaan, pendidikan keluarga
juga mempengaruhi status gizi lanjut usia. Keluarga yang berpendapatan terbatas akan
membelanjakan uangnya untuk makan secukupnya tanpa mempedulikan gizi lanjut usia, mereka
sekedar membeli makanan untuk mengenyangkan perutnya saja (Darmojo,2011). Lanjut usia di
Indonesia yang berada dalam keadaan kurang gizi sebanyak 3,4%, berat badan kurang 28,3%,
berat badan ideal berjumlah 42,4%, berat badan lebih sebanyak 6,7% dan obesitas 3,4%
(Darmojo, 2006).
FORMAT ANALISIS JURNAL

Keterangan Jurnal 1
Judul Favourable nutrient intake and displacement with long-term walnut supplementation among elderly: results of a
randomised trial
(Asupan dan perpindahan nutrisi yang menguntungkan dengan suplementasi kacang kenari secara jangka panjang di
kalangan lansia: hasil uji coba secara acak)
Penulis Edward Bitok, Karen Jaceldo-Siegl, Sujatha Rajaram, Mercè Serra-Mir, Irene Roth, Tania Feitas-Simoes, Emilio Ros, and
Joan Sabaté
Tahun 2017
Tujuan Mengetahui efek dari konsumsi hariankacang kenari terhadap fungsi kognitif dan kesehatan retina padalansia yang sehat
Partisipan Pria dan wanita yang sehat secara kognitif (n = 356, 65% wanita) berusia63-79 tahun, dengan kondisi kesehatan umum
yang baik tanpa diabetes atau hipertensi. Partisipan secara acak ditugaskan untuk mengonsumsi walnut (kelompok
eksperimental) atau kelompok kontrol, menggunakan komputer secara acak dengan stratifikasi berdasarkan jenis kelamin
dan usia.
Jenis Penelitian Randomised controlled trial
Lama waktu 2 tahun
Intervensi Kelompok Intervensi:
Peserta dalam kelompok walnut diminta untuk melanjutkan rutinitas diet mereka dan juga memasukkan walnut ke dalam
porsi harian yang dikemas sekitar 15% dari energi harian mereka. Estimasi asupan energi harian diperoleh dengan
menggunakan formula WHO untuk energi untuk orang dewasa >60 tahun dan rumus Harris Benedict.

Kelompok Kontrol:
Dalam kelompok kontrol, peserta melakukan diet yang dipilih sendiri tetapi tidak melakukankonsumsi kenari. Peserta
dalam kelompok kontrol melanjutkan rutinitas mereka atau kebiasaan diet mereka tanpa suplemen dan diinstruksikan
untuk menghindari makan kenari dan menghindari asupan kacang lainnya. Tidak ada saran lebih lanjut tentang diet atau
gaya hidup yang diberikan.
Uji coba intervensi diet dilakukan selama 2 tahun. Asupan makanan dinilai dengan beberapa kali follow up via telepon
tanpa pemberitahuan, dengan metode recall diet/makanan yang dikonsumsi selama satu hari atau 24 jam. Rata-rata,
konsumsi suplemen kenari adalah 43 g / d atau 1171,5 kJ (281 kkal).
Hasil Secara keseluruhan, kelompok walnut memiliki asupan lebih besar dari semua nutrisi makro dan nutrisi mikro kecuali
untuk Na dan Se. Asupan energi harian rata-rata, 954 kJ (228 kkal) lebih tinggi pada kelompok walnut daripada pada
kelompok kontrol (P <0 001). Dibandingkan dengan kontrol, peserta dalam kelompok walnutmelaporkan asupan total
protein, protein nabati, PUFA total dan n-3 dan n-6 PUFA yang lebih tinggi secara signifikan, dan asupan total yang lebih
rendah secara signifikan pada karbohidrat, protein hewani, SFA, dan Na.Diperkirakan 19% dari total energi dan 25% dari
total lemak dari sumber makanan lain dipindahkan.Perpindahan MUFA dan total PUFA masing-masing adalah 21 dan
16%.
Kesimpulan Dengan demikian menambahkan suplemen kenari setiap hari ke dalam diet lansia dapat menginduksi modifikasi yang
menguntungkan pada status nutrisi lansia dengan caramengatasi penurunan asupan nutrisi yang terkait dengan penuaan.

Keterangan Jurnal 2
Judul Enhanced neural activation with blueberry supplementation in mild cognitive impairment (Aktivasi saraf yang
ditingkatkan dengan suplementasi blueberry pada kondisi penurunan nilai kognitif ringan)
Penulis Erin L. Boespflug, James C. Eliassen, Jonathan A. Dudley , Marcelle D. Shidler, Wilhelmina Kalt, Suzanne S. Summer,
Amanda L. Stein, Amanda N. Stover, Robert Krikorian
Tahun 2017
Tujuan Mengetahui efek suplementasi blueberry pada aktivasi regional otak pada orang dewasa yang berisikodemensia
Partisipan 68 lansia dengan gangguan kognitif (risiko demensia) pada rentang usia 68 –92 tahun.
Jenis Penelitian randomized, double-blind, placebo-controlled trial
Lama waktu 16 minggu
Intervensi Setiap calon peserta yang terlibat, dilakukan kontak telepon awal untuk membedakan minat dalam penelitian, untuk
menanyakan tentang kesadaran kognitif yang menurun seiring bertambahnya usia, dan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor eksklusif. Kunjungan di klinik berikutnya melibatkan penilaian lebih lanjut untuk menentukan gangguan tingkat
kognitif dan aspek-aspek lain dari kelayakan studi. Mereka yang menderita demensia atau kondisi neurologis lainnya
seperti diabetes, penyakit ginjal, penyakit hati, gangguan kejiwaan serius, penyalahgunaan zat, claustrophobia, dan
perangkat feromagnetik yang ditanam dikeluarkan. Peneliti melakukan pencitraan resonansi magnetik fungsional selama
tugas memori kerja (WM) pada pra dan pasca intervensiuntuk menilai efeksuplementasi blueberry pada sinyal tingkat
oksigen bergantung pada darah (BOLD) pada lansia dengan gangguan kognitif. Lansia dengan MCI diinstruksikan untuk
mengonsumsi bubuk pengeringan buah blueberry beku dari buah blueberry utuh atau bubuk placebo setiap hari selama 16
minggu.
Bubuk disiapkan dari blueberry kering yang dibekukan (Vaccinium) dan bubuk plasebo disediakanoleh Dewan Highbush
Blueberry AS (Folsom, CA,AMERIKA SERIKAT). Bubuk buah blueberry adalah 50%: 50%campuran kultivar blueberry
V. ashei ReadeTifblue’ dan V corymbosum L ‘Rubel.’ Buah itudibekukan segera setelah panen, setelah dikeringkan
kemudian digiling menjadi bubuk 40 mesh. Kandungan kalori bubuk blueberry adalah 399 kalori /100 g, dan komposisi
makronutrien adalah95,0% karbohidrat, lemak 0,96%, dan protein 2,47%. Bubuk plasebo disesuaikan dengan warna, rasa,
dankadar gula sedekat mungkin dan digiling dengan cara yang sama.Plasebo terdiri dari bahan-bahan untuk
makanan,termasuk blueberry buatan dan alamirasa, pewarna ungu dan merah buatan, maltodekstrin,fruktosa, dan asam
sitrat, dan mengandung 389 kalori /100 g dengan karbohidrat 97,3%, lemak 0,02%, dan lebih sedikitdari 0,78% protein.
Hasil Setelah dilakukan suplementasi blueberry harian selama 16 minggu, peserta yang mengonsumsi blueberry menunjukkan
peningkatan aktivasi BOLD di girus pre-sentral kiri, girus frontal kiri tengah, dan lobus parietal kiri bawah selama kondisi
WM. Dalam kelompok plasebo, hanya sedikit bagian otak yang meningkatkan aktivasi BOLD, yakni teridentifikasi dekat
post-central kirigyrus. Setiap kunjungan, peneliti secara konsisten mengamati peningkatan aktivasi regional dalam
kelompok blueberry. Temuan dan besarnya ukuran efek BOLD di wilayah tersebut menunjukkan bahwa temuan ini
mencerminkan perubahan kuat terkait dengan intervensi. Hal ini karena senyawa flavonoid memodulasi kaskade
pensinyalan pusat (saraf, glial) yang berkontribusi pada perubahan pasokan neuro-vaskular serta mekanisme endotel
terkait dengan peningkatan fungsi vascular.
Kesimpulan Hasil ini menunjukkan terjadi peningkatan respon saraf selama tantangan WM pada lansia dengan penurunan fungsi
kognitif yang diobati dengan konsumsi blueberry dan sejalan dengan uji coba sebelumnya yang menunjukkan
manfaat neurokognitif dengan suplemen blueberry pada populasi berisiko ini.

Keterangan Jurnal 3
Judul The efficacy of nutrition intervention to prevent risk malnutrtition for dependent elderly patients receiving Home Care :
a Randpmized control trial
(Efek dari intervensi nutrisi untuk mencegah resiko malnitrisi pada pasien lansia mandiri yang menerima Home Care)
Peneliti Gerda H. van den Berg a,*, Robert Lindeboom b, Wil C. van der Zwet c
Tahun 2014
Tujuan Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menilai efektifitas dari intervensi pendidikan gizi pada lansia Home Care
dalam mencegah risiko malnutrisi pasien
Metode Desain penelian ini ada quasi eksperin dengan durasi 6 bulan dan follow-up selama 12 bulam. Setting penelitian ini 10
Primary Care Center Di Spanyol. Partisipan dalam penelitian ini adalah pasien dengan Home Care yang memiliki risiko
kekurangan gizi, umur >65 tahun dan memiliki pengasuh/perawat sebanyak 173 partisipan dengan 101 kelompok
intervensi dan 72 kelompok kontrol
Instrumen: Mini Nutritional Assessment test (primary outcome), diet, antropometri, dan parameter biokimia (albumin,
prealbumin, hemoglobin, kolesterol). ADL menggunakan Barthel Indeks, Kognitif menggunakan (Pffeiffer test)
Waktu penelitian: 2012
Intervensi: Perawat melakukan sesi intervensi pendidikan awal kemudian dimonitor di rumah setiap bulan selama 6
bulan. Sesi pendidikan diatur berdasarkan rekomendasi Spanyol untuk orang tua (SENC, 2004), dengan isi:
a. Perawat memberikan informasi umum tentang macro dan mikro nutrisi dan menunjukkan makanan kaya
kandungan gizi
b. Perawat menjelaskan merancang diet sehat dan pilihan makronutrien
c. Perawat memberikan saran diet untuk megatasi masalah gizi yaitu seperti energi, protein, vitamin, mineral, dan
kekurangan air
d. Perawat memberi rekomendasi tentang teknik dasar memasak
Kontrol: Tidak menerima intervensi nutrisi dan hanya dilakukan kunjungan sekali saat penilaian awall dan kunjungan
home care biasa.
Hasil & Hasil penelitian ini 173 partisipan dengan usia rata-rata 87,8, 68,2% perempuan. Perbedaan yang ditemukan antara
Kesimpulan kelompok untuk perubahan Mini Nutritional Assessment test (ANOVA, F= 10,1; P<0,001). Terdapat peningkatan
intervensi Mini Nutritional Assessment test dalam kelompok intervensi. Konsumsi telur (F = 4,1; P = 0,018), aupan
protein F = 3,0 ; P = 0,050), asupan asam lemak dan jenuh ganda (F = 5,3; p= 0,006), fo;at (F = 3,3;P = 0,041) dan
Vitamin E (F=6,4; P = 0,002) memperlihatkan kelompok waktu dan interaksi yang signifikan.
Kesimpulan: sebuah intervensi pendidikan gizi bagi perawat dalam risiko penurunan gizi dan sangat penting dalam
mengurangi risiko malnutrisi pada pasien khususnya lansia.
Kelebihan & Kelebihan: kriteria dalam pemilihan sampel sudah jelas
Kekurangan Kekurangan: prosedur intervensi yang digunakan dalam penelitian cukup jelas namun tidak dijelaskan kunjungan berapa
kali setiap bulan selama 6 bulan dan follow up yang dilakukan

Keterangan Jurnal 4
Judul The effect of new complete denture fabrication and simplified dietary advice on nutrient intake and masticatory function
of edentulous elderly: A randomized-controlled trial
(Efek pemberian gigi tiruan baru dan pemberian pemgetahuan diet sederhana pada intake nutrisi dan fungsi mengunyah
pada lansia yang mengalami kehilangan gigi separuh atau seluruhnya)
Peneliti Hiroyuki Suzuki a, Manabu Kanazawa a, *, Yuriko Komagamine a, Maiko Iwaki b,
Ayami Jo a, Noriko Amagai a, Shunsuke Minakuchi a
Tahun 2017
Tujuan Tujuan penelitian ini untuk memperjelas efek gabungan dari fabrikasi gigi tiruan lengkap baru dan saran diet
sederhana, menggunakan sebuah pamflet yang seragam, pada asupan nutrisi dan fungsi pengunyahan dari edentulous
pada lansia
Metode Desain penelian ini ada quasi eksperimen dengan a double blind dilakukan pada lansia sehat dengan edentulous yanag
dibuatkan sepasang gigi tiruan lengkap. Peserta dibagi dua kelompok, yaitu kelompok yang diberikan gigi tiruan serta
diberikan saran diet sederhana dnegan mengunakan sbuah pamflet sedangkan kelompok kontrol menerima saran
perawatan gigi tiruan. Setelah selesai pemasangan gigi tiruan, partisipan mendapatkan saran yang diberikan oleh dokter
gigi.
Keluaran utama pada penelitian ini adalah intake protein, dan dihitung menggukanan brief-type self-administered diet
history questionnaire (BDHQ) dan keluaran yang kedua adalah fungsi mengunyak yang diukur dengan mengunyah
permen karet
Hasil & Hasil penelitian ini dari 70 peserta 62 yang menyelesaikan penelitian ini. Asupan protein dalam kelompok intervensi
Kesimpulan signifikan meningkat dibandingkan kelompok kontrol. Sedangkan fungsi mengunyah tidak signifikan perbedaan antara
kelompok kontrol dan intervensi, tetapi signifikan meningkat pada 3 bulan pasca pengobatan pada dua kelompok
Kesimpulan: saran diet sederhana yang dilakukan pada penelitian ini dengan menggunakan pamflet sederhana dan
asupan gigi tiruan meningkatkan asupan nutrisi dan fungsi mengunyah pada lansia sehat dengan adentulous
Kelebihan & Kelebihan: kriteria dalam pemilihan sampel sudah jelas
Kekurangan Kekurangan: tidak dijelaskan sesi pertemuan mengenai saran diet sederhana menggunakan pamflet serta isi pamflet.

Keterangan Jurnal 5
Judul COLOR YOUR PLATE NUTRITION INTERVENTION: USING EXPOSURE INTERVENTIONS TO INCREASE
FRUIT AND VEGETABLE INTAKE IN OLDER ADULTS ATTENDING CONGREGATE MEAL SITES
Penulis Alyson D. Humphrey
Tahun 2016
Tujuan The aims of the Color Your Plate nutrition intervention were to increase intake of fruits and vegetables and increase
motivators and decrease barriers to consuming fruits and vegetables
Partisipan In this quasiexperimental pilot study, a convenience sample (n=35) of older adults at two intervention and two control
sites completed pre- and post-surveys
Jenis Penelitian quasiexperimental
Intervensi Color Your Plate nutrition intervention
Hasil Following the intervention, there were no significant increases in self-reported fruit andvegetable consumption between
the control or intervention participants at either time point.There was, however, a trend towards a positive increase in the
total number of servings of fruitsand vegetables consumed from to pre- to post- survey in both the control (mean change
0.75 + 13.06 svgs/wk) and intervention (mean change 3.47 + 2.38 svgs/wk, groups. When looking specifically at
vegetable intake, there was a greater non-significant increase for vegetables among the intervention group (mean
difference of 1.64 + 7.92 svgs/wk for all vegetables) as compared to the control group (mean difference of 1.09 + 1.76
svgs/wk for all vegetables). For fruit intake, comparable non-significant increases in fruit intake were observed in both
the control (mean difference of 1.84 ± 7.30 svgs/wk) and intervention (mean difference 1.83 ± 2.13 svgs/wk) groups.
There were no significant differences between control and intervention groups at either time point.
Kesimpulan the Color Your Plate nutrition intervention successfully increased the consumption of servings of fruits and vegetables
reported by older adults regularly attending congregate meal sites. These outcomes included successfully increasing the
intake of fruits and vegetables served in congregate meal sites. In addition, study results indicated that older adults
reported high satisfaction with Plate It Up! Kentucky Proud recipe sampling, reported an increase in motivation to
consume healthier foods and a decrease in barriers to fruit and vegetable intake.

Keterangan Jurnal 6
Judul Effect of the Web-Based Intervention MyPlan 1.0 on Self-Reported Fruit and Vegetable Intake in Adults Who Visit
General Practice: A Quasi-Experimental Trial
Penulis Jolien Plaete, MSc; Geert Crombez, PhD; Celien Van der Mispel, MSc; Maite Verloigne, PhD; Vicky Van Stappen, MSc;
Ilse De Bourdeaudhuij
Tahun 2016
Tujuan Objective: The study investigated the effectiveness of MyPlan1.0 on fruit and vegetable intake of Flemish adults visiting
general
Practice
Partisipan A total of 426 adults initially agreed to participate (control group: n=149; GPs’ intervention group: n=41; researchers’
intervention group: n=236)
Jenis Penelitian A Quasi-Experimental Trial
Intervensi A greater increase in fruit and vegetable intake was found when the Web-based intervention MyPlan 1.0
Hasil Results: A total of 426 adults initially agreed to participate (control group: n=149; GPs’ intervention group: n=41;
researchers’ intervention group: n=236). A high attrition rate was observed in both intervention groups (71.8%, 199/277)
and in the control group (59.1%, 88/149). In comparison to no change in the control group, both the GPs’ intervention
group (fruit: χ21=10.9,P=.004; vegetable: χ21=5.3, P=.02) and the researchers’ intervention group (fruit: χ21=18.0,
P=.001; vegetable: χ21=12.8, P<.001) increased their intake of fruit and vegetables.
Kesimpulan Conclusions: A greater increase in fruit and vegetable intake was found when the Web-based intervention MyPlan 1.0
was used compared to usual care of health promotion in general practice (ie, flyers with general information). However,
further investigation on which (or combinations of which) behavior change techniques are effective, how to increase
response rates, and the influence of delivery mode in routine practice is required.

JURNAL 7
Judul A nutritional intervention program improves the nutritional status of geriatric patients at nutritional risk—a randomized
controlled trial
Penulis dan Tahun Rikke Terp, Kim Otto Jacobsen, Pia Kannegaard, Anne-Mette Larsen, Ole Rintek Madsen dan Eline Noiesen, 2018
Tujuan Untuk menyelidiki efek dari program intervensi nutrisi untuk pasien berisiko gizi geriatri.

Partisipan 144 pasien geriatric yang beresiko tinggi dengan usia lebih daro 65 tahun

Tempat Rumah sakit universitas menengah di Wilayah Ibu Kota Denmark.

Metode penelitian Randomized controlled trial


Intervensi Intervensi terdiri dari rencana diet individu untuk rumah, termasuk saran pra-debit tentang asupan gizi, dikombinasikan
dengan tiga kunjungan tindak lanjut setelah pulang (satu, empat, dan delapan minggu).

Hasil Usia rata-rata (SD) dalam sampel total adalah 87,2 (6,2) tahun. Ukuran sampel dalam kelompok intervensi (IG) adalah
N = 72, dan pada kelompok kontrol (CG), N = 72. IG memiliki kenaikan berat rata-rata (SD) 0,9 (4,2) kg dibandingkan
dengan penurunan berat 0,8 ( 3,6) kg dalam CG (P = 0,032). Selain itu, peningkatan kesehatan penilaian diri terlihat
pada IG dibandingkan dengan CG (IG: 23 (47%) vs CG: 12 (24%); P = 0,021). Tidak ada perbedaan signifikan antara
kelompok yang ditemukan dalam status fungsional, mortalitas, atau tingkat penerimaan kembali.

Kesimpulan Rencana diet individu berdasarkan makanan sehari-hari, dikombinasikan dengan tiga kunjungan tindak lanjut (satu,
empat, dan delapan minggu) setelah keluar, menyebabkan peningkatan status gizi dan kesehatan penilaian diri pada
pasien geriatri.

JURNAL 8
Judul Lifestyle intervention in general practice for physical activity, smoking, alcohol consumption and diet
in elderly: A randomized controlled trial

Penulis dan Tahun Davorka Vrdoljak, Biserka Bergman Markovic, Livia Puljak, Dragica Ivezic´ Lalic, Ksenija Kranjčević,
Jasna Vučak, 2014

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas intervensi terprogram dan intensif pada perubahan
gaya hidup, termasuk aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol dan diet

Partisipan 738 pasien

Tempat Cardiovascular Risk Intervention Study in Croatia- family medicine (ISRCTN 31857696),
Metode penelitian Randomized controlled trial

Intervensi pasien secara dibagi acak menjadi dua kelompok: 30 dalam kelompok perawatan biasa (kontrol) dan 29 dalam
kelompok intervensi intensif. Kedua belah pihak tidak mengetahui alokasi kelompok. Semua dokter dari kelompok
intervensi dan kontrol berkumpul di Kongres Asosiasi Kedokteran Keluarga Kroasia (HUOM) yang diadakan pada
2008 di Zagreb, di dua lokasi terpisah di mana lokakarya terpisah untuk kelompok kontrol dan intervensi
diselenggarakan. Dokter dari kelompok kontrol memberikan informasi, dan bimbingan teknis untuk menyelesaikan
kuesioner.
Setelah memasukkan peserta dalam penelitian ini, pengukuran antropometrik dan analisis sampel darah (kolesterol
total, HDL, LDL, trigliserida, glikemia) diperoleh. Dalam kasus faktor risiko CV terdeteksi, mengenai aktivitas fisik,
merokok, konsumsi alkohol dan diet, setiap pasien dikonseling dan rencana individu untuk mengadopsi kebiasaan
hidup yang lebih sehat dirancang. Setiap pasien menerima brosur pendidikan untuk faktor risiko CV yang terdeteksi
dan penunjukan yang tepat dilakukan untuk kunjungan tindak lanjut berikutnya. Protokol pemantauan diisi setelah satu,
tiga, enam dan dua belas bulan dari awal penelitian dan kuesioner akhir, identik dengan yang awal, diisi setelah delapan
belas bulan dari penilaian awal.

Hasil Pada kelompok intervensi ada 371 (50,2%) dan pada kelompok kontrol 367 (49,8%) pasien. Tidak ada yang signifikan
perbedaan antara intervensi dan kelompok kontrol dalam variabel sosio-demografis berikut: jenis kelamin (x2 = 0,19,
df = 1, P = 0,659), usia (x2 = 0,06, df = 1, P = 0,807), status perkawinan (x2 = 3,77, df = 4, P = 0.438), status pekerjaan
(x2 = 3.26, df = 3, P = 0.353), tingkat pendidikan (x2 = 3.91, df = 4, P = 0.417) dan pendapatan rumah tangga bulanan
(x2 = 9.18 , df = 4, P = 0,057). Dalam kelompok intervensi jumlah pasien yang sama berasal dari wilayah benua dan
pantai, sedangkan pada kelompok kontrol ada secara signifikan lebih sedikit pasien dari pantai (x2 = 137,31,df = 1, P
<0,001). Dalam kelompok intervensi ada lebih banyak pasien dari daerah perkotaan, dan pada kelompok kontrol lebih
banyak pasien dari daerah pedesaan x2 = 27,92, df = 1, P <0,001).

Kesimpulan Kesimpulannya, intervensi tindak lanjut intensif 18 bulan di kantor dokter umum berhasil memperbaiki diet di antara
pasien usia lanjut, tetapi tidak mengubah aktivitas fisik, status merokok, dan konsumsi alkohol secara signifikan.
Karena lansia mewakili populasi yang sangat tahan terhadap perubahan gaya hidup, hasil kami bahwa setidaknya diet
dapat dimodifikasi melalui pendidikan intensif dan konseling sangat menggembirakan.

Keterangan Jurnal 9
Judul Use of Song as an Effective Teaching Strategy for Nutrition Education in Older Adults
Penulis Jacquelyn W. Mcclelland, Phd, K. S. U. Jayaratne, Phd, dan Carolyn Bird, PhD, AFC, RFG
Tahun 2015
Tujuan Untuk mengetahui efektifitas Penggunaan Lagu sebagai Strategi Pengajaran
Penelitian untuk Pendidikan Nutrisi pada lansia
Populasi & Populasi pada penelitian ini sebanyak 458 orang lansia
sampel Sampel 237 (kelompok perlakuan) dan 226 (kelompok kontrol)
Jenis a randomized controlled
Penelitian
Instrumen Menggunakan 1 instrumen yang terdiri dari 15 pertanyaan diberikan sebelum dan setelah tes
Intervensi untuk semua orang dewasa yang lebih tua menghadiri dan menerima makanan setiap hari di tempat-tempat nutrisi khusus yang
mereka pilih. Mereka yang tertarik mendaftar secara sukarela. untuk kelompok perlakuan dan kontrol, Kegiatan pendidikan
kelompok termasuk menyanyikan lagu yang berfokus pada nutrisi. Sebagai pengganti lagu, instruksi kelompok kontrol termasuk
tambahan diskusi tentang konsep yang sama ditemukan dalam lagu. Untuk mempromosikan tujuan program pendidikan,
sebelumnya mereka mendengarkan lagu, agar audiens menjadi sangat akrab dan sangat berkesan bagi target sehingga perlu
paparan sebelumnya. Penulis mencari lagu yang biasanya dinyanyikan sejak saat para peserta masih muda
dengan demikian lagu-lagu yang dipilih dibuat sekitar tahun 1930-an. Lirik yang berisi pesan-pesan pendidikan kemudian
dikembangkan dipilih irama lirik nutrisi terbaik disesuaikan. Lagu Varietas Buah dan Sayur yang dihasilkan, yang digunakan
dalam lagu. kelompok perawatan, paling cocok dengan lagu Froggie Went a-Courtin
Liriknya sederhana dan mudah dipelajari. Telah ditunjukkan kata-kata itu
cocok untuk lagu yang dikenal lebih mudah untuk dipelajari terlepas dari kemampuan intelektual,oleh Karena itu lirik lagu
diubah menjadi
Will be looking for variety uh huh
Will be looking for variety uh huh
Will be looking for variety
And buy all colors that I see uh huh uh huh uh huh
Fruits and veggies have vitamins uh huh
Fruits and veggies have vitamins uh huh
Fruits and veggies have vitamins
Which good nutrition recommends uh huh uh huh uh huh

Each color provides different benefits uh huh


Each color provides different benefits uh huh
Each color provides different benefits
The best being antioxidants uh huh uh huh uh huh’’

vokalis merekam lirik lagu itu. Setiap agen penyuluh mengajar kelompok perlakuan diberikan salinan tertulis dari lirik yaitu CD
dengan rekaman vokalis menyanyikan lirik nutrisi dengan tanpa lirik. Peserta menyanyikan lagu dan diiringi dengan alat musik
yang tersedia untuk mereka.

Hasil & - Hasil dari penelitian ini menunjukkan skor rata-rata perolehan pengetahuanuntuk kelompok perlakuan secara signifikan (P
Kesimpulan <0,05) lebih besar dari orang-orang dari kelompok kontrol.
- Kesimpulan: Penelitian ini mendukung dan unik untuk meningkatkan pengetahuan gizi orang tua dengan menggunakan
musik.
Kelebihan & Kelebihan:
Kekurangan Sudah mencantumkan intervensi cukup jelas
Kekurangan:
Tidak disebutkan berapa lama pemberian intervensi, dan berapa lama frekuensi pemberian intervensi tersebut diberikan.
Kata Kunci congregate meal, Extension, nutrition education, older adults

Keterangan Jurnal 10
Judul Impact of tart cherry juice on systolic blood pressure and low-density lipoprotein cholesterol in older adults: a randomized
controlled trial
Penulis Sheau C. Chai, Kristina Davis, Regina S. Wright, Marie F. Kuczmarskia and Zugui Zhangc
Tahun 2018
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh jus ceri dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan lipoprotein kolestrol pada lansia
Penelitian
Populasi, - Populasi Sebanyak 284 pria dan wanita
Sampel, & - Sampel sebanyak 17 pria dan 20 wanita, total 37
Tehnik
Sampel Kriteria inklusi
- Pria dan wanita di antara usia 65–80 tahun
- Mengonsumsi ≤5 porsi buah dan sayuran per hari

Kriteria eksklusi
- Orang-orang yang menerima pengobatan dengan obat apa pun yang dapat memengaruhi fungsi otak
- Memiliki riwayat stroke, penyakit jantung, diabetes, penyakit gastrointestinal, kanker, sistem saraf pusat atau gangguan
kejiwaan, cedera otak traumatis, atau gangguan fungsi kognitif dikeluarkan
- Perokok berat (> 20 rokok per hari)
- Orang yang alergi terhadap tart cherry

Jenis a randomized controlled trial


Penelitian
Instrumen SAS 9.3 (SAS Institute Inc., Cary, NC).
Intervensi Untuk mempersiapkan tart 480 ml jus ceri, 68 ml konsentrat jus ceri (sekitar 514 g ceri tart utuh) diencerkan dengan 412 ml air.
Kontrol minuman disiapkan dengan mencampur ceri hitam tanpa pemanis dengan air. Dextrose dan fruktosa ditambahkan agar
sesuai kandungan karbohidrat yang ada di ceri tart. Pewarna Makanan tambahan dan bubuk rasa lemon ditambahkan untuk
mencocokkan warna jus tart ceri. Semua minuman disiapkan secara khusus sesuai dengan instruksi dan disimpan secara benar
dalam freezer/ hingga dikonsumsi. Peserta diberi minuman dan instruksi kemudian ditugaskan untuk mereka konsumsi dan
menyimpan. Peserta diperintahkan untuk mengonsumsi 480 ml minuman per hari, pada pagi minum 240 ml dan 240 ml di
malam hari, untuk keseluruhan Intervensi dilakukan selama 12 minggu. Peserta diminta mengambilnya suplemen segar setiap
bulan. Selain itu, para peserta diberikan kalender khusus dan diminta untuk menanandai hari-hari mereka dalam mengkonsumsi
jus selama penelitian dan untuk pemantauan kepatuhan.
Hasil & - Hasil penelitian BP sistolik dan kolesterol lipoprotein (LDL) menunjukkan kadar yang lebih rendah (perbedaan −20,6
Kesimpulan dengan P = 0,001) dan kolesterol total (perbedaan −19,11 dengan P = 0,01), dan kadar glukosa yang lebih tinggi (perbedaan
7,94 dengan P = 0,001), trigliserida (perbedaan 6,66 dengan P = 0,01) dan BMI (perbedaan 1,06 dengan P = 0,02)
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus ceri dapat menurunkan kadar BP sistolik dan kolesterol LDL
Kelebihan & - Kelebihan
Kekurangan Kriteria pemilihan sampel dan prosedur untuk intervensi sudah jelas
- Kekurangan
Pada abstrak tidak mencantumkan kata kunci
Tempat University of Delaware (United States)

Jurnal 11
Judul Nutritional treatment of aged individuals with Alzheimer disease living at home with their spouses: study protocol for a
randomized controlled trial
Penulis dan Tahun Satu K Jyvakorpi, Taija Puranen, Kaisu H Pitkala and Merja H Suominen. 2012
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah perawatan gizi individu memiliki efek pada berat badan,
nutrisi, kesehatan, fungsi fisik, dan kualitas hidup pada lansia dengan mereka yang tinggal di rumah.
Partisipan 102 pasien

Tempat Finlandia
Metode penelitian randomized controlled trial
Intervensi Dilakukan secara acak secara acak pada kelompok intervensi dan kontrol. ahli gizi mengunjungi 4-8kali rumah
pasangan lansia dan mereka mendapatkan perawatan gizi. Bila perlu, pasangan diberi protein dan minuman pelengkap
yang diperkaya nutrisi. Semua pasangan lansia yang diitervensi disarankan untuk mengonsumsi vitamin D / hari.
Intervensi berlangsung selama satu tahun. Kelompok pasangan menerima panduan tertulis tentang gizi lansia. Peserta
dalam kelompok intervensi dinilai setiap tiga bulan.
Hasil Hasil
Ukuran hasil primer adalah ada perubahan pada pasien. Hasil sekunder adalah ada perubahan energi mereka,protein,
dan asupan nutrisi lainnya diambil dari catatan makan buku harian, kemampuan fungsional pasien AD [20,24], kognitif
berfungsi (MMSE) [19], gejala neuropsikiatri (NPI, Cornell) [21-23], dan beban pengasuh (beban Zarit skala) [17].
Selain itu, HRQOL [16] dan penggunaan layanan kesehatan akan dinilai selama tindak lanjut tahun ini

Kesimpulan intervensi memberikan yang baru dan terperinci informasi tentang metode intervensi yang dapat diterapkanuntuk
mengurangi malnutrisi dan dampak buruknya pada individu tua yang lemah. Ini memberi pengasuh dan perawatan
kesehatan informasi personil tentang kemungkinan perawatan gizi. Secara optimal, rehabilitasi nutrisi akan mendukung
orang tua ' nutrisi, mempertahankan atau meningkatkan kemampuan fungsional, mengurangi penggunaan layanan
kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup.
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Bitok, E., Jaceldo-siegl, K., Rajaram, S., Serra-mir, M., Roth, I., Feitas-simoes, T., … Sabaté,
J. (2017). Favourable nutrient intake and displacement with long-term walnut
supplementation among elderly : results of a randomised trial, 201–209.
https://doi.org/10.1017/S0007114517001957
Boedhi, Darmojo, R. (2011). Buku Ajar Geriatric (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) Edisi Ke-4.
Jakarta: FKUI
Boespflug, E. L., Eliassen, J. C., Dudley, J. A., Shidler, M. D., Kalt, W., Summer, S. S., …
Krikorian, R. (2017). Enhanced neural activation with blueberry supplementation in
mild cognitive impairment Enhanced neural activation with blueberry supplementation
in mild cognitive impairment. Nutritional Neuroscience, 0(0), 1–9.
https://doi.org/10.1080/1028415X.2017.1287833
Chai, S. C., Davis, K., Wright, R. S., Kuczmarski, M. F., & Zhang, Z. (2018). Impact of tart
cherry juice on systolic blood pressure and low-density lipoprotein cholesterol in
older adults: A randomized controlled trial. Food & function, 9(6), 3185-3194.
Maryam dkk. (2012). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
McClelland, J. W., Jayaratne, K. S. U., & Bird, C. (2015). Use of song as an effective
teaching strategy for nutrition education in older adults. Journal of nutrition in
gerontology and geriatrics, 34(1), 22-33.
Humphrey, A. D. (2016). Color your plate nutrition intervention: Using exposure
interventions to increase fruit and vegetable intake in older adults attending congregate
meal sites.
Plaete, J., Crombez, G., Van der Mispel, C., Verloigne, M., Van Stappen, V., & De
Bourdeaudhuij, I. (2016). Effect of the web-based intervention MyPlan 1.0 on self-
reported fruit and vegetable intake in adults who visit general practice: a quasi-
experimental trial. Journal of medical Internet research, 18(2), e47.

Anda mungkin juga menyukai