Anda di halaman 1dari 14

KUKU ABNORMAL

Ukuran kuku yang sesuai - tubuh

 Sol tebal Flaat Foot


 Dinding tebal di ujung jari kaki dan secara bertahap menipis ke arah tumit
 PREDISPOSISI : Kuda beban, Kaki depan
 Dinding medial:> lurus
 CAUSA :Herediter
 Dinding: dipakai secara merata, tumit lebar
 G KLINIS : Mendarat di heel, Mudah Sole pressure/bruising
 Tidak ada cacat di dinding
 Treatment : tidak ada obat corrective shoeing
 Frog besar dan berkembang dengan baik
 Frog membagi solnya menjadi dua bagian yang sama SOLE /STONE BRUISHING SOLE PRESSURE
 Jika tidak sama: alas lebar atau alas sempit
 G KLINIS : Variasi derajat kepincangan, Hoof tester – sakit di sole, memar
Bentuk dan Ukuran kuku terlihat/tidak terlihat
 DIAGNOSIS : Hoof tester, X ray, Infra red thermograph
Fore Foot Hind Foot
 DD : Pedal osteitis, Fracture, Foot abcess
 CAUSA : benturan tanpa tusukan, permukaan tak rata, kesalahan
 Slightly ovale
Penapalan , (ladam menekan sole, terlalu kecil dan salah pemotongan),
 Sole is more concave
Kesalahan konformasi : long toe, Low heel, Flat feet
Efek konformasi terhadap langkah  TREATMENT : menghindari sebab, Imbalance – trimming, Improper shoe –
removed, Flat feet – concave shoe provide protection, Bar shoe + pad,
short stride normal stride long stride kompres dingin, antiinflamatory sistemik, Sembuh > lama drpd sole
Quick break over Heel before toe Delay break over abcess.
Center of weight : back Point of frog in front of point of frog
of point of frog Passes opposite leg before passing HOOF ABCESS/SOLE ABCESS
Reach the peak : after Strain to flexor tendons, • Kausa : Sole puncture wound – bacteria, Frog pucture wound – nav bursa
passing suspensory ligament and • Gejala : Acute - moderate lame/no lame at all, Toe landing first – puncture
Strain to flexor tendon proximal sesamoid bone on the heel, Sensitive with hoof tester, Hoof knife – focal lesion, X ray –
and sesamoid bone/nav contrass – damage bony structure
disease, ringbone, • Treatment : Cleaning, drainage, protect the lesion, Soaked warm
arthritis of fetlock antiseptic, Irrigation the tract, Poultice and bandage, Antibiotic – other
than sole, Vaccine/tetanus booster, Protective boots
Kuku Abnormal
Corn
 Hematoma between sensitive and insensitive layers of sole Faktor lain : sudut kpastern, konformasi (kuku kecil, low heel, BB berat, long toe,
 Lokasi : heel between bars – wall beban kerja saat muda. Nutrisi
 Kausa : Poor/improper shoeing : shoe left too long – pressure
Gejala :
 Gejala : Low grade lameness, Forelimbs, Sensitive with hoof tester
 Diagnosis : Physical examination, Clinical sign, X ray, Nerve block  AKUT : Intermittent Pincang Progressive kaki depan, membaik dg istirahat,
 DD : fraktur, pedal osteitis, nav syndrome kerja berat : memburuk,uni/bilateral
 Treatment : Removing improper shoe, Trim site of corn – release  trot : langkah pendek, tersandung/Stumbling, habis di toe  perlindungan
pressure, Heel shoe – extending, heart bar shoe, Systemic antiinflamatory heelHoof tester : sakit (30-50%), Flexion test : 80%
Gravel Kronis : Contracted heel, Concave sole, Quarter narrowing – 1 kuku
• Migration small foreign object from white line to coronary band/ coronet Diagnosa :
• Sensitive laminae infection - travels dorsally
• Kausa : Puncture wound, Small stone, Nail, Laminitis  Infrared thermography
• Gejala : Lameness, Change of gait, Hoof wall heat, Tiny sinus tracts dorsally  X ray
from white line, Black areas - foul smelling material on the white line  Nerve block pada syaraf palmar digital>jika tak respons : sole bruising,
• Treatment Arthritis, perubahan tendon, kesalahan nerve block
 DRAINAGE ON THE WHITE LINE :
DD : Pedal osteitis, Corns, Low ringbone, Pincang bahu, Arthritis pada distal joints,
 WARM MOIST THERAPHY :
DJD pada fetlock
o Soak with warm water + salt
o Warm moist heat bandages Treatment :
o Poultice and bandages
 DRAINAGE ON THE CORONARY BAND :  Corrective shoeing
o Soak with strong antiseptic  pemotongan kuku
o Solution  obat utk vascularisasi : isoxsuprine, dicumerol
o Bandages  Analgesik : pbz, Naproxen, Meclofenamic acid, Flunixin, PSGAG –
 AFTER INFECTION UNDER CONTROL regenerasi tulang rawan navicular
o Acrilic
Contracted foot
o Pad
o Vaccine/tetanus booster • Heel menyempit, atrophy pada frog, Kaki depan, Uni/bi lateral
• Predisposisi : Kuku sempit (keledai, tennese walking, american
NAVICULAR SYNDROME
saddlebreed)
Kausa : • Kausa : Congenital – unilateral, Navicular dissease – bilateral, Kesalahan
penapalan – tak pincang, Pincang pada heel, Trush, Excess dryness (horse
 1.BENTURAN FISIk PADA BURSA from moist pasture)
 2. REMODELING AKIBAT FLEXOR TENDON MENAHAN BEBAN DI BURSA
NAVICULARIS  OSSEOUS REMODELING Club Footed/raised heel
 3. OCCLUSI ARTERI KUKU MENYEBABKAN TROMBOSIS
 Sudut kaki > 60˚, normal hoof : sendi metacarpophalangeal, raised
o ischemic necrosis tulang
heel: kontraksi sendi interphalangeal
o vascularisasi kolateral
 Kausa : unilateral> injury, bilateral > kongenital, defisiensi nutrisi
o osteoporosis di ujung atas foramen nutrient
 Gejala : tidak laying dinaiki, tersandung-sandung, menyerang umur 1-2
o lesi lollipop pada gambaran x-rays
tahun
Stage 1 : Foot axis < 90 degree > desmotomi inferior check lig.
Stage 2 : Foot axis > 90 degree > tendotomi DDFT Hoof Canker
 Treatment : exercise, feed intake, nsaid, potong tumit
 Gejala : bau busuk, frog abnormal dan berminyak
Laminitis  Treatment : desinfeksi
 Prognosis : btuh bbrp minggu, dibersihkan terus menerus
3 fase : DEVELOPMENTAL : Expose to causa, ACUTE : First sign of lameness,
CHRONIC : rotasi pili Hoof Crack dan Brittle Hoof
Kausa : over karbohidrat, septicaemia, rumput tinggi, induksi kortikosteroid, fase Kausa : cidera band coroner, lubang paku, infeksi korium
estrus
Gejala : lamina sensitive>kepincangan
Gejala Akut
Diagnose : hoof tester
 Grade 1 : Tidak lumpuh saat berjalan langkah pendek saat berlari
 Grade 2 : mulai pincang saat jalan, engga berlari Treatment :
 Grade 3 : masih bergerak tapi sedikit  Sedikit: pemangkasan dan batang sepatu + klip pada sisi retak
 Grade 4 : menolak bergerak, pulsus digit terasa, coronaria panas, sakit  Nyeri: periksa adanya infeksi, Bentuk segitiga Dremel,, Jahitan matras
Gejala kronis : memar sol, garis putih melebar, vertical, Equilox, Sepatu bar + klip

DD : nav syndrome, pedal osteitis, sole abcess White line disease

Prognosis : kronis>infausta  Kausa : kebersihan kurang, Daerah basah, rawa / drainase buruk,
Organisme
Treatment :  Gejala : Garis hitam gelap di sepanjang di sole, Bau busuk, mengelupas
 DD : kanker, laminitis, sole abcess
 Akut : antikoagulan (aspirin,heparin), analgesic ( pbz,fluxnixin meglumine),
 Treatment : perban, debridisasi, diet biotin dan metionin
terapi fisik : lembab hangat, terapi cahaya rendah
 Kronis : x ray tiap minggu, diet serat, obat(pbz, isoxpurine, metionin) Sheared Hell
Hoof Rings  Kausa : Overtrimming lat / med heel, trauma pada tumit
 Gejala : Sulkus di frog, heel infeksi, flare / expansion wall
 Kausa : laminitis, febrile pneumonia, blistering band coroner
 DD : nav syndrome
 Treatment : tidak ada treatment, pertumbuhan kuku akan menghilangkan
 Diagnose : nyeri di heel
lapisan
 Treatment : trimming
Collapsed sole/dropped sole
Pedal osteitis
 Solenya flat
 Inflamasi di distal phalanx
 Kausa : kronis laminitis, rotasi pili
 Kausa : trauma permukaan keras, LAMINITIS, SINDROM NAVIKULER
 Gejala : rings, sole tebal, tidak bisa berjalan di permukaan keras
 DD : FRAKTUR TULANG KOFFIN, Nav syndrome, LAMINITIS
Trush  Diagnose : hoof tester BLOK SARAF ABAXIAL, x ray
 Treatment : PROPER TRIMMING SOLE AWAY FROM GROUND, TOPICAL
 Kausa : fusobacterium necrophorum CAPSAICIN, SYSTEMIC NSAID (ISOXSUPRIN/PBZ), NEURECTOMY PALMAR
 Gejala : sensitive dengan hoof tester DIGITAL NERVE
 Diagnose : black purulent discharge
 Prognosis : extremely good BUTRESS FOOT/PYRAMIDAL DISSEASE
 Treatment : sikat dan desinfeksi frog sehari 2x
 Pertumbuhan tulang di proc. Extensorius DIAGNOSA: SINAR X, KETERLIBATAN P II & III
 Kausa : trauma, periostitis, fraktur
PENGOBATAN : IMPOSIBLE - ANTIBIOTIK SISTEMIK, SUMBER INFEKSI SANGAT SULIT
 Gejala : langkah pendek, coronaria panas,nyeri
UNTUK MENCAPAI, EXCISION BEDAH RADIKAL, TISSUE NECROTIC & CARTILAGE
 Treatment : PALMAR DIG. NEURECTOMY - PENGGUNAAN TERBATAS,
REMOVAL DRAINAGE VENTRALLY, Diberi iodine DAN diperban SETIAP HARI, BOR
NSAID SETELAH REST, SHOEING & TRIMMING YANG BENAR - ROLLER
LUBANG DI wall, AKRILIK 4 - 6 MINGGU UNTUK MEMULIHKAN DARI BEDAH, 2 - 3
LENGKAP
BULAN UNTUK PELATIHAN
SIDEBONE/OSSIFIKASI KARTILAGO UNGULAE
DJD OF COFFIN JOIN
 Kausa : ladam ga cocok, poor konformation
 CAUSA : SEQUEL TO NAVICULAR SYNDROME
 Gejala : kartilago mengeras
 TANDA : TANPA TANDA EKSTERNAL, MASALAH LAMENESS KHUSUS
 DD, trauma , fraktur wing coffin joint
 DIAGNOSA: BLOK INTRAARTIKULER DARI COFFIN BERGABUNG,
 Diagnosa : LAT / MED ATAU KEDUA, TERMOGRAFI INFRAMERAH –
TERMOGRAFI INFRAMERAH, SINAR X
PENINGKATAN, GRADIEN TERMAL, X-RAYS - BUKAN PENYEBAB UTAMA
 Treatment : INTRA ARTICULAR SODIUM HYALURONATE dan
 Treatment : PADS ABSORBING SHOCK - HANYA BANTUAN UNTUK
CORTICOSTEROID
BEBERAPA DERAJAT, TERAPI FISIK, ANTIINFLAMATORY
RING BONE
FRACTURE OF THE PEDAL BONE
PERTUMBUHAN tulang BARU DI DAERAH PROSES EXTENSOR DARI PHALANX DISTAL
Kausa : STRES, UNBALANCE hoof
CAUSA : Trauma p. extensorius, PERIOSTITIs, FRAKTUR PROSES EKSENSOR
Klasifikasi : WINGS, ARTICULAR WING, SAGITAL ARTICULAR, COMMINUTED
ARTICULAR, NON ARTICULAR, CHIP, EXTENSOR PROCESS TANDA: PANAS, NYERI DI BAND CORONARY, Lame AT WALK, TROT & CANTER
DIAGNOSIS : X RAY, ABAXIAL NERVE LOCK, INFRA REDTREATMENT : Treatment : PALMAR DIG. NEURECTOMY , NSAID, SHOEING & TRIMMING yg baik
Treatment : PENYAKIT KAKI BELAKANG
 ARTICULAR : IMMOBILIZE AND PREVENT EXPANSION, BAR SHOE FOR 6-8 Pelvic Fracture
MONTH,RESET 4-6 WEEKS, TAKE 1 YEAR-USE QUARTER CLIPS
 NON ARTICULAR : INTERNAL FIXATION – BONE SCREW- COMPLICATION - Etiologi : Ilium wing and shaft fractur
AND DIFICULTY, PALMAR DIG NEURECTOMY-PALMAR DIG. NERVE BLOCK - Gejala : Fraktur T. coxae pinggul merobohkan, Simfisis pubis, foramen
obturator kedua tungkai ekstremitas
QUITTOR/FISTULA CARTILAGO UNGULAE - Diagnosis : Rectal/vaginal palpation  hematoma, Infrared thermography,
General anesthesia  dorsal recumbency
CAUSA
- Treatment : Stall rest --> 1 year, Sling  8-12 weeks x-ray, Analgesic
 KUDA : GANGGUAN Hoof, TRAUMA HEEL Acetabular Fracture
 LACERASI : INFLAMMASI KRONIS, CARTILAGE NECROTIC, Garis DI ATAS
coronaria • Etiologi : Jatuh keras, permukaan licin, terbelah
 SEKUNDER : LEMBAR PENETRAT KE SATU-SATUNYA / SUB, ABC CORONARY • Gejala : bengkak, pincang, atrofi gluteal
(LACERATION), INFEKSI, MENGURANGI SIRKULASI • Diagnosis : Rectal/vaginal palpation > bone fragment, hematoma, General
anesthesia > dorsal recumbency X-ray
TANDA : FORE LIMB, TIDAK BENAR-BENAR Lame BENGKUNG, PANAS, NYERI DARI • Treatment : Stall confining, Analgesic, Euthanasia
KORONER, SUPURATIVE SINUS TRACK OVER CORONARY
Coxofemoral luxation/hip joint dislocation
DIFF. DIAGNOSA : Gravel, SOLE ABCESS, OSTEITIS PEDAL, TRAUMA
• Etiologi : leg overextension, sekunder : patella flexion
• Gejala : trochanter menonjol, quarter asimetris, bengkak, ada krepitasi • Etiologic : trauma, sekunder : trimming
• Treatment : 24 hrs post injury : fiksasi stifle joint • Gejala : stifle dan hock gabisa flexion,
• >24hrs : reposisi femur ke acetabulum > impossible • Diagnose : manipulasi patella lateroproximal
• Treatment : desmotomi lig medial patella
Rupture the round ligament
Patellar fracture
• Rupturnya ligament yang memfiksasi femur dan acetabulum
• Etiologic : trauma, • Etiologic : trauma, tertendang
• Gejala : toe out, wing dr stifle joint menonjol, hock pointnya ke midline • Gejala : krepitasi, pincang akut
• Diagnose : abnormal coxofemoral dan acetabulum • Diagnose : xray> lat,med, DP
• Prognosa : vey poor • Treatment : istirahat, Thomas splint, oprasi, fragmented patella >
arthroscopy
Throcanteric Bursitis/whorlbone lameness • Prognosa : dubius>fausta
• Inflamasi pada bursa di tendo m. gluteus Patellar Chondromalacia
• Etologi : trauma krn tertendang
• Gejala : tertekan , kuku medial menyentuh tanah, atrofi m. gluteal • Etiologi : degenerasi patella
• Treatment : injeksi iodine, kortikosteroid, stimulasi ultrasonic, • Gejala : krepitasi, looseness patella
• Treatment : sodium hyaluronic acid IA, systemic polysulfated
Fibrotic and Ossifying Myopathy glycosaminoglycans
• Trauma - semitendinosus, semimembranosus, bicep femoris, gracilis • Prognosa : diagnose dini > good
muscle fibrotic & ossifying lession Ligamentous and meniscal tears of stifle
• Etiologi : bilateral : reining, rodeo horse unilateral : injeksi im
• Gejala : fase cranial: langkah diperpendek, fase caudal : langkah • etiologi : uneven stress sendi, lig.collateral medial keseleo
diperpanjang • gejala :
• Diagnose : biopsy otot : hyaline, hilangnya serat • diagnose :
• Treatment : oprasi pengangkatan sebagian tendo semitendinosus, • treatment : complete rupture : oprasi, ACL rupture : pasang gips/pen
fisioterapi • prognosa : poor

Fracture of the Femur Bog spavin (sinovitis tarsocrural)

• Etiologi : muda : tertendang,jatuh , dewasa : jatuh • Kausa : salah konformasi, trauma, osteochondrosis, imbalance mineral
• Gejala : patella hilang>tendo tidak stabil, langkah diperpendek>overriding dan vitamin
tulang • Gejala : largest swelling : dorsomedial hock joint, smaller swelling : kedua
• Diagnose : krepitasi susah ditemukan dengan stetoskop sisi permukaan hock joint, lower swelling
• Treatment : euthanasia • Treatment : kortikosteroid>perban>istirahat 3 minggu, calcium carbonate
60 g/hari
Rupture of peroneus tertius
Thoroughpin
• Etiologi : overextensionhock joint
• Gejala : over extended hock join saat flexion • Tenosynovitis tendon flexor, pada kuda muda, bengkak kedua sisi
• Treatment : istirahat 8-12minggu • Gejala : adanya cairan di kedua sisi prxomal dan plantar
• Prognosis : dekat insertion sendi tarsus • Treatment : terapi panas,

Upward fixation of patella Curb (Tarsal plantar desmitis)

• Posisi patella di medial condyles dan distal femur • Nyeri ligament plantar
• Etiologi : menendang , terinjak  Higiene dalam pemerahan susu pada sapi perah / kebersihan bulu domba
• Treatment : phenilbutazon, capsaicin topical, kortikosteroid sc
Ekor anak domba dibersihkan dan domba dihandel pada posisi duduk untuk
Capped hock (Hygromatraumatic bursitis) memudahkan potong ekor. Gunakan alat tang pembuka karet, kemudian pasangkan
karet pada pangkal ekor domba dibagian antara tulang coccigea 1, 2 atau 3. Biar
Bengkak pada subcutan hock dalam beberapa hari dan cek antara ikatan karet di ekor yang akan nekrosa dan
Stringhalt putus sendirinya.

• Fleksi berlebihan pada tungkai belakang saat berjalan PENYAKIT REGIO ABDOMEN
• Diagnose : saraf laring rekuren kiri harus diperiksa Umbilicalis :
• Treatment : Phenytoin 15mg/kg BB 2x/day, Ultrasound treatment
Omphalitis
KASTRASI DAN TAIL DOCKING
Peradangan pada umbilicalis, Penanganan luka tidak steril / lege artis
Kastrasi
Symptom: Pembengkakan, Kemerahan, Nekrosa
indikasi
Treatment : Irigasi, kuret, sterilisasi.Menjaga higiene daerah umbilikalis setelah lahir
 Sapi muda (Pedet) dan Babi muda untuk penggemukan.
 Anjing dan Kucing : sebagai steril. Hernia Umbilicalis.
 Kuda: untuk menurunkan sifat binal waktu berpacu atau rekreasi, juga
Hernia Umbilicalis: penonjolan di daerah umbilikus (pusar di perut) dengan
akan memperbaiki performance kuda tunggang serasi
terbentuknya kantung.
Castrasi tanpa perdarahan
Etiologi : Penutupan umbilikus tidak sempurna, karena pada proses pembentukan
Leher scrotum langsung diikat karet elastic (anakan) atau tang Burdizzo (muda) foetus.
tanpa membuka scrotum. Hal ini berbahaya, post operatif dapat terjadi sepsis.
Symptom:
Sering dilakukan pada sapi dan kambing.

Castrasi berdarah dengan tehnik tertutup atau terbuka  Terdapat cincin berupa penebalan dinding disekeliling umbilicalis,
 Teraba bagian usus di dalam kantung hernia.
Metoda terbuka: sayatan semua jaringan scrotum dan tunika vaginalis, testikle dan  Hewan merasa kesakitan setelah makan, kemungkinan kantung dapat
spermatic cord dilepas tanpa pelindung, Cara ini mudah dilakukan dilapangan pada membesar.
posisi berdiri dengan anestetik lokal. Kejelekan dari membuka tunika vaginalis
berpotensi cavum peritonial mudah terbuka, sehingga hernia tak terkontrol melalui Defererensial Diagnose: Hernia Inguinalis, Hernia Scrotalis, Hernia Perinealis
inguinal dan terjadi prolapsus intestine Fistula Intestinalis
Metoda tertutup: pemotongan melalui kulit scrotum dan pengeluaran testicle tanpa Definisi
membuka tunica vaginais. Leher tunica vaginais diikat dan dilepas dengan
emasculator. Cara ini berpotensi menghindari dari prolapsus intestine. Disinfeksi lubang yang terjadi pada dinding abdomen sebelah ventral yang berkontak langsung
daerah operasi, terutama leher penggantung testis (Spermatic cord). dengan usus. Dari sini selalu terjadi pengeluaran isi perut

Tail docking/caudec Kejadian di Daerah Flank pada babi.

Indikasi:  Usus halus


 Usus besar/colon ; Fistula intestinalis interna.dan eksterna
 Tumor atau trauma pada ekor
 Kosmetik surgery pada anjing (Doberman). Fistula Intestinalis dapat bersifat:
 Stercoralis pada hewan.  Baru diketahui 2-3 hari sesudah partus, karena ada gangguan saluran
 Anus preternaturalis pada bayi manusia di intestine pencernaan, yakni Gejala kholik dan letak kulit dianus terjadi sembulan.
 Tidak ada defekasi dan perut membesar.
Etiologi  Selain merejan, feses tidak keluar  intoxicatio  hewan bisa mati
 Luka perforasi di daerah perut: Vulnus abdominalis perforata.  Hewan jantan baru lahir tidak tahan lama, sedangkan hewan betina dapat
 Ada corpus alineum yang memperforasi perut. bertahan lama diikuti dengan fistula rektovaginalis, feces keluar melalui
 Cauterisasi hernia (anak babi), ovariectomia dan criptorchismus (babi). vagina
 Adanya abses: sering pada hewan piara, penanganan omphalitis tidak 2. Athresia Ani et Recti:
tuntas
 Tidak ada sembulan di anus bila ditekan terasa keras.
Terapi: Repair bagian abdomen (kuret, irigasi), jahit perbagian dari musculus, fascia  tidak ada fluktuasi dan tidak terasa penimbunan feses.
Metoda Pembakaran:  Gejala lain: tidak ada nafsu makan, perut penuh, gejala merejan, bila
berlangsung lama terjadi intoxicatio  mati.
 Cauterium actuale (Fe, Pt atau Thermocauter)
 terjadi tenunan granulasi, maka fitula tertutup. 3. Athresia Recti:
 Cauterium potentiale, pakai Nitras Argentum, Ferry chlorida atau Sulfas  Terdapat anus menyerupai kantong tetapi buntu.
cupri.  Kalau terjadi Fistula recto-vaginalis, feces keluar dari vagina
Metoda Penjahitan: Usus dijahit, dan Lubang dijahit dengan umbilical tip.  Kalau terjadi Fistula recto-urethralis, penimbunan feces di vesica urinaria.
 Prognose: Dubius s/d Infausta.
Operasi Radical: Laparatomi untuk melakukan enterotomi, yaitu penyambungan
usus kembali dengan teknik penjahitan “end to side” atau “end to end Terapi:

Bagian Anus – Rectum – Vagina 1. Athresia Ani:

Atresia  Gunakan anestesi local, bersihkan bagian bawah ekor, insisi kulit secara
dorso-ventral di daerah anus.
Tidak adanya lubang/liang keluar di suatu organ yang mempunyai ujung saluran  Bila tepat penyayatan akan keluar feces encer.
Atresia Conginental, Prolapsus/Hernia, Fistula.  Sayatan kulit agak oval, jahit selaput lendir anus ke kulit dengan jahitan
Kelainan Conginental dapat terjadi pada anus dan rectum adalah: sederhana.
 Beri laxament air sabun, boorwater atau laxantia seperti olium ricini,
1. Athresia Ani: paraffin dsb.

Sering ditemukan pada sapi, babi, anjing, kambing dan domba. 2. Athresia Recti:
2. Athresia Recti:  Cukur kulit dan disinfeksi daerah tsb.
 Lakukan anestesi local (perhatikan luas daerah terbius).
3. Athresia Ani et Recti:
 Kemudian insisi sedikit di bawah basis ekor sampai ke jaringan subkutan.
Biasanya kelainan ini disertai dengan Fistula recto-vaginalis pada hewan betina.  Lakukan preparasi secara tumpul sampai ruang pelvis.
 Ujung rectum yang tumpul, keluarkan dengan tang arteri.
Dapat juga Rectum tak langsung menuju anus, tetapi berakhir ke vesica urinaria  Kemudian ujung rectum dijahit ke kulit di basis ekor tadi.
pada hewan jantan.  Ujung rectum buntu dibuka dan mucosa dijahit ke kulit.
Symptom:  Berikan Laxament dan atur diet.

1. Athresia Ani: 3. Athresia Ani et Recti: di Euthanasia


Prolapsus  Perejanan kuat dari abdomen
 Kelemahan otot disekitar dinding anus bagian dalam yang longgar
Definisi: Keluarnya sebagian organ tubuh dalam melalui lubang yang sudah ada
Symptom:
Etiologi: Perejanan kuat, spincter tidak dapat menahan tekanan.
 Inspeksi, terlihat penonjolan disekitar atau bagian dari anus
* Symptom:
 Palpasi berfluktuasi dari organ dalam kadang hanya bagian omentum atau
 Organ dalam terlihat keluar, terutama dari anus atau vulva. berisi/teraba cairan didalam kantong tersebut.
 Hewan kadang merejan terus setelah lahir, bahkan pada saat duduk
Treatment:
dilantai, kondisi bahkan bisa lemah.
 Ada bagian organ yang inflamasi, kemerahan.  Hati-hati menyayat jaringan disekitar penonjolan
 Lakukan preparasi tumpul dan pisahkan dengan dinding dalam anus, jahit
Treatmant:
disekitar cincin hernia dengan 2 tipe jahitan (matras dan Simpel) untuk
 Irigrasi dengan antiseptik ringan organ yang keluar mencegah terjadi kembali perforasi.
 Rendam dengan es untuk menurunkanperadangan, oleskan dengan  Juga lakukan penjahitan bagian luar anus.
pelumas sebelum dimasukkan.
Bagian reproduksi(jantan)
 Dorong bagian ujung organ kedalam lumen sampai seluruh organ masu.
 Jahit bagian luar spincter dengan jahitan kantong tembakau. Kelainan berupa retensio satu atau kedua testis di dalam rongga perut/ abdomen
atau dalam canalis inguinalis.
Tumor
Terjadi pada semua Hewan.
Definisi:
 Chrypt. Abdominalis : heterotrophia testis abdominalis.
 Veneral Sarcoma (VS) terjadi penonjolan disekitar anus berbentuk seperti
bunga kol, umumnya tumor benign.  Chrypt. Inguinalis: heterotropia testis inguinalis.
 Tumor Ovari (TO) berupa pembesaran ovarium, teraba pada waktu palpasi
 Chrypt. Abdominalis In complete: testis di dalam abdomen, tetapi
rectal lebih besar dari cystic ovari.
epidydimus di canalis inguinalis.
Etiologi:
Dapat terjadi bilateral atau monolateral.
 VS disebabkan oleh iritasi disekitar anus atau akibat tumor metastase dari
Banyak terjadi pada kuda dan babi;
organ lainnya.
 TO disebabkan penggunaan anti inflamasi yang memicu ovarium. • Pada kuda disebut Sanglir dan
• Pada babi disebut Binner beer.
Symptom:
Pada kuda banyak terjadi Chryptorchismus abdominalis sinistra.
 VS terjadi pembentukan jaringan berlebihan disekitar anus secara inspeksi.
 TO teraba dari palpasi rectal Causa:
Treatment : laparatomi flank dextra. Kelemahan dari musculus gubernaculums testis.
Hernia Perinealis Abdominalis/internal inguinalis ring atau cincin lipat paha terlalu sempit.
Definisi: Penonjolan organ di dalam kantong disekitar anus. Alat penggantung testis (Funiculus spermaticus) terlalu pendek.
Etiologi: Perilaku hewan sangat agresif bila melihat hewan betina
Diagnosa:  Etiologi: Infeksi dari luar (spinchter mamae)., Infeksi dari dalam (aliran
darah)
Jika kuda kebiri; check betul atau tidak mengawinkan kuda tsb.
 Symptom: Inspeksi air susu terlihat warna atau jongjot abses.
*) Kontrol scrotum: ada tanda parut dekat raphe scorti atau tidak.  Treatment: Irigasi air susu legeartis, Antibiotik dosis rendah dan anti
radang dengan pengenceran rendah, Regular treatment (diulang sesuai
*) Explorasi per rectal (hati-hati): dosis antibiotik dengan inspeksi pada susu)
Orchitis Mastitis Sub-klinis:
 Definisi: Peradangan pada testiscle.  Definisi: Peradangan dalam glandula mamae dengan terjadi peningkatan
 Etiologi: Trauma yang berlebihan pada testis mengakibatkan peradangan sel radang.
 Symptom: Rasa sakit dari scrotum, pembesaran  Etiologi: Trauma pada glandula mamae, Suspek Infeksi melalui aliran darah
 Treatment:Kompres dingin dan panas bergantian  Symptom: Inspeksi air susu tidak ada perubahan warna. Kemungkinan
palpasi glandula mamae peradangan . Uji air susu positip tes CMT
Hidrocele(Tumor testis)
 Treatment: Irigasi air susu legeartis Regular treatment dengan inspeksi air
 Definisi: Penimbunan cairan (hidro) pada salah satu testis susu dan tes CMT
 Etiologi: Trauma karena tertendang atau saat jumping.
Edema Mammae
 Symptom: Adanya masa pada salah satu testis dengan ukuran lebih kecil
 Treatment: Kastrasi dari salah satu testis yang oedema Definisi: Pembekakan glandula mamae bagian luar (inspeksi)

Tumor Penis Etiologi: Menjelang kelahiran, Penekanan oleh foetus ke pembuluh darah mamae

 Definisi: Peradangan pada penis disekitar preputium (gland penis). Symptom: Bengkak merata, berfluktuasi, guratan pembulu darah, Kemungkinan
 Etiologi: Disebabkan oleh trauma (tendangan), sengatan binatang saat palpasi nyeri
 Symptom: Pembengkakan di daerah preputium, rasa nyeri,
Treatment: Kompres panas dingin, Pemerahan lebih sering
 Treatment: Kompres panas dan dingin, anti alergi
Tumor Mammae
Prostitis
Definisi: Pembengkakan bergranulasi di mamae( Anjing)
 Definisi: Peradangan kelenjar prostat disebabkan oleh penurunan fungsi
organ. Etiologi: Gangguan hormonal, Perubahan feeding Hewan tua, Suntikan hormon KB
 Etiologi: Faktor ketuaan hewan mengakibatkan penurunan fungsi prostat
 Symptom: Symptom: Beberapa puting susu terganggu pada hewan kecil (anjing), Inspeksi
o Hewan merasa sakit pada waktu mixi bergranul di glandula mamae
o Perejanan pada saat akan mixi Bagian abdomen
o Diagnose lanjut  USG : pembesaran kelenjar yang mengapit
didaerah orificium uretralis HERNIA ABDOMINALIS:
 Treatment: Operasi pengambilan prostat
 HYDROPS ASCITES
Bagian reproduksi(betina)  CAESAR SECTION
 FISTULA RUMEN
Mastitis Klinis:
 RUMENOTOMI
 Definisi: Peradangan dalam glandula mamae dengan terbentuk flak di air  CYSTIC OVARY
susu.  ABOMASOPEXY
 HERNIA DIAFRAGMATRIKA
 RETICULITIS TRAUMATICA Bentuk perjalanan penyakit dibagi: Bursitis intertubercularis aseptica acuta,
purulenta, chronica.
REGIO, BAHU DAN KAKI DEPAN [BADAN DEPAN]
Causa:
PARALYSIS NERVUS SUPRASCAPULARIS (Sweeney disease)
• Trauma Jatuh, tertabrak, regangan.
Causa: trauma atau regangan yang kuat.
• Rangsangan kronis, karena traksio m. biseps brachii  radang chronis.
Symptom: Kaki yang sakit akan di abduksi. Atropi muscularis 1) Disfungsi atau 2)
Neurotropic. • Vulnus perforatum pada bursa disertai infeksi sekunder.

Terapi: Massage dengan Liniment / anti phlogistic. Suntik Nitras strichnin, Vit. B1 Symptom:
dsb. Electrotherapy. Suntik Corticosteroid.
• Bentuk ACUTA: Pincang gerak. Secara Lokal: bengkak, sakit dipalpasi pada
OMARTHRITIS (Arthritis articulatio Scapulo-humeri) gerakan pasif

Menurut perjalanan penyakit : Om-arthritis acuta aseptica, purulenta/infeksiosa., • Bentuk CHRONIS: Pincang pundak dan Ada atropia musculorum di pundak.
chronica deformans.
• Bentuk PURULENTA: Pincang gerak bengkak (vulnus perforatum).
Causa:
Prognose: Dubius – Infausta.
Trauma  jatuh, tertabrak. Vulnus perforatum: terkoyak scapula persendian bahu,
dapat disertai infeksi sekunder. Terapi:

Lanjutan dari Om-arthritis acuta aseptica ; Tuberculosis. Bentuk Acute dan kronis: Massage dengan zalf-zalf rangsang.,

Symptom: Bentuk Purulenta: Suntikan antibiotika/chemoterapeutica. Lugol solution. Cortico-


steroid.
• Pincang gerak/campuran denganpersendian bengkak, panas, sakit, kadang
demam/febris. MYOSITIS RHEMATICA OTOT BAHU
• Pincang gerak, kaki sukar dilangkahkan ke depan, kronis kebengkakan tidak Suatu proses peradangan urat daging yang disebabkan rhema/dinginpincang.
sakit, tidak panas, keras karena ada exostose bentuk persendian
deformitas, bisa mencapai ankylosis. Causa:
• Gerakan pasif terasa sakit. Terlihat atropia musculorum pundak (atropia
• Perbedaan suhu yang terlalu besar antara panas & dingin.
fungsional) berakibat lanjut fissura osteoporosis condylus humeri et caput
• Setelah bekerja ditempatkan yang berangin kencang, sehingga hewan tsb
scapulae.
merasa kedinginan.
Prognose: Dubius – Infausta. • Sehabis kerja keras hewan langsung dimandikan.

Massage dengan Zalf-zalf rangsang: Campher-ichtyol 10%. Symptom: Pincang gerak kaku seperti hewan terkena tetanus. Bisa monolateral
atau bilateral. Kadang-kadang disertai kebengkakan.
 R/ Ungt. Bijodatum hydragyricum.
 R/ Ungt. Cantharidum. Prognose: Hati-hati bisa terjadi chronis.

BURSITIS INTERTUBERCULARIS (BUSIPITAL BURSITIS) Terapi: Massage dengan - Sol. Spiritus. Liniment Comphoratum. Sol. Campher –
spiritus.
Peradangan bursa terletak dibawah tendo insertio musculus bicepbrachii dan diatas
katrol os humerus. Jarang terjadi pada Sapi, sering terjadi pada Kuda. Suntikan obat-obat yang merangsang keluar keringat  diaphoretica.

SHOULDER ABSCESS (=Tumor) (= Brachio cephalic abscess)


Berjalan chronis, terjadi di Lgt. Prescapularis pada kuda-kuda tarik (draft horse). *Bentuk subchronis: Tinct. Jodii 10%, Ungt. Campher-Ichtyol 10% dsb.

Bisa terjadi: 1) Superficial  acute, ringan. *Bentuk suppurativa: - dibersihkan dengan antiseptika ; diberikan antibiotika dsb.

2) Profundal  chronis, disalahkan tumor (penebalan dinding fibrosa) *Bentuk chronis: - diberikan R/ Zalf Webber (sabun hijau, Pix liquida dan vaselin
album secukup). diberikan Ungt. HgJ2. Diobati dengan Metoda Calman: Isi
Causa: dikeluarkan ganti dengan Lugol / ZnCl2 / AgNO3)
• Infeksi hematogenous dari proses suppurative disekitar persendian. PARALYSIS NERVUS RADIALIS (= Dropped elbow).
• Lesio kecil di bahu infeksi Staphylococcus & Streptococcus (70% kuman-
kuman spesifik Discomyces equi). Nervus radialis : saraf motoris terbesar dari plexus brachialis, berjalan Bersama m.
brachialis dorsal dari persendian siku, menginervasi: Musc. Ext. Carpi radialis ;
Symptom: Bila bernanah ditrocard daerah suppurativa kemudian keluarkan cairan Musc. Ext. digitalis communis ; Musc. Ext. Lateralis ; Musc. Ulnaris lateralis et
nanah sampai habis. medialis. = Musc. Ext. carpi obliguus.
Terapi: Operasi Ringan (Superficial). Operasi Besar (Radical). Paralysis nervus radialis bisa terjadi 1) Complete Atau 2) Incomplete.
BURSITIS OLECRANI (= Legger ; Shoe boil ; Capped elbow) Causa:
Radang bursa olecrani terletak disebelah caudal olecranon. Isi cairan radang adalah 1. Primer: Trauma* Jatuh, ketabrak, fraktur tulang Iga I. Atau * Regangan saraf
lymphe dan darah. (membanting waktu operasi).
• Menurut perjalanan penyakit: Acut atau Chronis. 2. Secunder: Penyakit menular 1) Influenza equi (odema of the legs)  Kuda. 2)
• Menurut keadaan penyakit: Aseptica atau Suppurativa. Distemper  Anjing.
• Paling sering terdapat pada kuda dan anjing.
3. Sebab lain: 1) neurogen  neuritis (N. radialis). 2) myogen  myositis
Causa: parenchymatosa (musc. Biceps brachii).
 Tekanan yang terus-menerus pada waktu hewan berdiri dan berbaring Symptom:
pada kandang yang sempit.
 Tekanan kalkoen (ladam). Paralysis nerv. Radialis complete: (Kaki tidak dapat ditumpukan, Kaki yang sakit
 Kuda yang menderita Lung emphysema (Emphysema pulmonum). seperti lebih panjang, Kaki diseret waktu berjalan/berlari. Kalau berlangsung lama,
akan ada atropia musculorum)
Symptom:
2) Paralysis nerv. Radialis incomplete: (Sikap waktu menumpu tidak menentu,
 Bentuk acute: - kebengkakan sebesar telur di belakang olecranon; rasa dijalan tidak rata sering terantuk (struikelen).
sakit dan panas; tidak pincang.
 Bentuk subacute: - kebengkakan yang berfluktuasi.  Tidak abnormal musc. Biceps brchii.
 Bentuk chronis dan aseptis: - kebengkakan tak berfluktuasi; terbentuk  Tidak berfungsi seperti terjadi kelumpuhan musculus extensor.
jaringan ikat dan ada bekuan darah. bila sudah lama akan mengeras.
Deferensial Diagnosa: 1) Ruptura tendo-tendo extensor.2) Fractura olecrani &
 Bentuk suppurativa: suatu abses, panas dan sakit serta berisi cairan nanah.
fractura ulnae.
Prognosa: * fausta – infausta. dapat menyebar  arthritis persendian siku.
Prognosa: Fausta – Infausta (Incomplete – Complete).
Terapi: * Kalau perlu diadakan operasi in toto (radical).
Terapi:
*Bentuk akut dan aseptis: - kompres dingin  air mengalir ; kompres dengan Sol.
• Acute:- kompres dingin, Massage dengan Sol. Compher spiritus, Liniment,
Burowi, Campher-spiritus dsb.
Suntikan dengan Vit. B1.
• Electro therapy ; Kalau ada persembuhan diberi latihan
BURSITIS PRAECARPALIS (= Knie buil ; Knie zwam ; Carpal boil ; Hygroma) Lokal: - Ada deformitas persendian dibagian medial dan cranial (tekanan yang paling
sering dan terbesar).- Ada exostosis. - Ada atropi musculorum, pundak dan sekitar
Suatu proses radang pada bursa subcutanea carpalis yang berjalan chronis. radius ulna.
Dapat terjadi secara: 1) Conginental. 2) Acquisita. Gejala Umum: - Pincang campuran.
Causa: Perlu dilakukan uji spat (spat proef).
• Tekanan yang berulang-ulang pada tempat yang keras (lantai beton dsb) Prognosa: Extra-articuler  dibius., Intra-articularis  infausta.
• Infectie Brucellosis abortus Bang paling sering pada sapi dan kuda.
Terapi: Dicoba dioles dengan zalf-zalf rangsangatauPembakaran cutan atau
Symptom: Neurectomia nervus medianus et ulnaris.
1.Acut: - kebengkakan di daerah dorsal carpal; panas, rasa sakit. waktu melangkah HYDROPS ARTICULI ET TENDOVAGINAE (GALLEN)
agak kaku, karena tidak dapat tegak secara normal
Terjadi di daerah persendian carpal dan terkenal ada 2 macam hydrops, yaitu:
2. Chronis:
Hydrops capsula articularis carpalis dan Hydrops tendovaginae carpalis.
- kebengkakan di dorsal persendian carpus , sebesar tinju atau kepala bayi.
• bersifat circumscripta dan berfluktuasi, ada rasa panas, sakit. Ad 1. Hydrops Capsula Articularis Carpalis
• bila sudah terbentuk rongga berisi cairan sero-fibrineus, kemungkinan
brucellosis. (= Gewrichtsgalle ; Arthritis carpalis chronica serosa/serofibrosa)

Differential Diagnosa: 1) Peradangan tendovagina. 2) Peradangan sendi carpal. 3) Dapat terjadi di:
Hydrops.  Sendi os radius – os carpalis radialis, ulnaris et intermedius.
Terapi:  Sendi os carpalis radialis, ulnaris et intermedius – os carpi II, III, IV.
 Sendi os carpi II, III, IV – os metacarpus.
 kalau masih kecil di oles dengan zalf-zalf rangsang.
 Pemasangan drain/dracht (Penrose drain) dan diberi balutan tekan Ad 2. Hydrops Tendovaginae Carpalis
(pressure bandage).  Terletak di caudal daerah carpus (bukan hydrops tendovaginae
 Metoda Calman. musc.flex.profundus).
ARTHRITIS CARPALIS CHRONICA DEFORMANS (Carpal spat ; Cherry’s Disease)  Tidak ada gejala radang, hewan berjalan pincang dan kadang2 kaku).
 Hydrops ini berjalan dari dorsal, ke ventral sedikit dan ke caudal.
Peradangan persendian carpus berjalan chronis dan terbentuk pertulangan di
persendiannya.. Menurut letak dan tendo musculusnya ada 4 Hydrop tendovaginae:

Sering terjadi pada kuda, jarang pada sapi.  Hydrops Tendovaginae musc.ext.carpi radialis.
 Hydrops Tendovaginae musc.ext.dig.communis.
Causa:  Hydrops Tendovaginae musc.ext.dig.lateralis.
- Primer: - Lanjutan arthritis acuta., Akibat distorsi, luxatio, flexio dsb.,  Hydrops Tendovaginae musc.abductor policis longus.
Contusio yang berulang-ulang pada tulang-tulang sendi. SUPRA OSSA (= Schuivels ; Uberbeine ; Splint)
- Predisposisi:- Sendi-sendi yang kecil dan lemah. Tegak tidak normal.
Ladam tidak sesuai dan kurang baik. Terbentuk tulang2 baru, dapat besar atau kecil pada os metacarpus. Pada umumnya
terjadi pada kuda.
Symptom:
I. SUPRA OSSA INTERMETACARPALIS
Paling banyak ditemukan di bidang medial antara os metacarpus II dan III. Terapi:

II. SUPRA OSSA POST METACARPALIA • Kompres dingin selama 2 hari pada yang akut.
• Massage dengan: Sol Campher spiritus, Sol. Volatilae.
karena terjadinya di caudal os metacarpus II, yaitu + 4 – 10 cm di ventral persendian • Pada yang subakut: oles dengan salep2 rangsang (konsentrasi rendah).
carpus. • Pada yang chronis: oles dengan salep2 yang sangat rangsang (konsentrasi
III. SUPRA OSSA METACARPALIA PROFUNDA agak tinggi Misalnya: R/ Tinct. Jodii, Glycerin. Ol. Camphora aaa 180,
Alkohol 70% ad 1 liter.
Terjadi di bidang caudal dari os metacarpus III dan distal dari origo musc. • Pada yang chronis sekali: - Pembakaran titik (Cutan). Neurectomi N.
Interosseus (tendo interosseus) Medianus dan Ulnaris (kaki depan) dan neurectomia N. tibialis (kaki
belakang)
IV. SUPRA OSSA METACARPALIA CHRONICA
TENDINITIS INTEROSSEA MEDIA
Prognosa:
Etiologi: - Regangan yang hebat pada tendo., Penkoyakan fibriller. Peradangan di
SUPRA OSSA INTERMETACARPALIS dan SUPRA OSSA METACARPALIS CHRONICA  tempat percabangan, dorsal dari os sesamoid prox dan kadang2 os sesamoid akut
prognosa: Fausta – Dubius. meradang.
SUPRA OSSA POST METACARPALIA dan SUPRA OSSA METACAPALIA PROFUNDA  Symptom:
progonosa: Dubius – Infausta.
• Kepincangan yang terjadi secara sekonyong-konyong pincang tumpu.
TENDINITIS MUSC. FLEXOR DIGITALIS PROFUNDUS • Secara lokal ada kebengkakan diffus, panas,sakit dan penebalan di daerah
Tendo yang berfungsi sebagai pembengkok sendi kuku.Sering terjadi pada kuda radang.
balap dan kuda yang berjalan di jalan keras. • Sering ber-residiva.
• Chronis ada penebalan tendo, bisa terjadi tulang rawan
Pada umumnya terjadi pada Caput tendineum dan di tempat peralihan dari (chondrofikasiossifikasi)
musculus ke tendo yaitu 1/3 bagian os metacarpus/metatarsus.
Prognosa: dubius.
Etiologi:
Terapi:
 *) Primer:- Regangan yang kuat pada saat akan melompat. Akibat
tendangan kaki belakang. • Akut beri salep-salep rangsang dan balutan (verban prietnitz).
 *) Predisposisi: - kelemahan tendo. Pemotongan kuku jelek. • Chronis salep-salep rangsang kuat.
Pemasangan ladam yang tidak sesuai. TENDINITIS MUSC. FLEX. DIGITALIS SUPERFICIALIS.
 *) Jalan Penyakit: Akut / Subakut / Chronis.
Etiologi: Regangan kuat dan ruptura fibriler.
Symptom:
Symptom:
 Pincang tumpu.
 Waktu istirahat kuku ditumpukkan pada toonnya. • tidak ada pincang seperti pada 1) dan 2).
 Waktu berjalan lenturan ke depan kurang sempurna. • Tegak curam pada sendi gelang puyuh dan tegak kaki kambing
 Kadang-kadang terlihat overkoot (sudut membesar 70 – 80o). (Bogleingheid).
 Secara local, kebengkakan yang oedematus. • Secara lokal pemuaian tendo.
 Pada yang akut dan subakut, ada gejala sakit, panas dst. Prognosa: - Akut  fausta.
Prognosa: Akut/Subakut  fausta. Chronis  dubius. - Chronis  dubius (ber-recidiva).

Anda mungkin juga menyukai