Universitas Jember
2015
LKM 5 Nilai
(Lembar Kerja Mahasiswa)
Virus
Nama :
NIM :
Pengampu :
No Soal
Gambar
2. Sebutkan ciri-ciri virus!
1. Ciri-ciri Virus
– Kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA
– Dapat dikristalkan
a. Kepala
b. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Kapsid
juga dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai polipeptida. Fungsi
kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi
lingkungan yang merugikan virus.
c. Isi tubuh
Bagian isi yakni DNA atau RNA . Bagian isi disebut sebagai virion. DNA atau
RNA merupakan materi genetik berisi kode-kode pembawa sifat virus.Isi yang
terkandung dalam virus dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan
virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1).
d. Ekor
Ekor virus alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus
bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik
tidak mempunyai ekor.
Tahapan dalam replikasi virus, pertama tahap adsorpsi (penempelan) virus pada
inang, tahap injeksi (masuknya) asam inti ke dalam sel inang, tahap sintesis
(pembentukan), tahap perakitan, dan tahap litik (pemecahan sel inang).
Tahapan siklus hidup virus dibedakan menjadi siklus litik dan siklus lisogenik.
1. Siklus Litik
Tahap demi tahap dari proses sintesis, dari terinfeksinya sel inang sampai
pembebasan partikel-partikel virus.
Bakteriofag tidak dapat bergerak. Jika suspensi bakteriofag bebas bercampur dengan
suspensi bakteri, akan terjadi persinggungan kebetulan yang menyebabkan bakteriofag
teradsorpsi pada permukaan bakteri. Selanjutnya, DNA bakteriofag terinjeksi ke dalam
bakteri. Setelah beberapa waktu, terjadilah lisis sel-sel inang yang ditandai dengan
pembebasan bakteriofag bentukan, kemudian baru ke dalam medium suspensi.
a. Tahap Adsorpsi
Ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri. Virus menempel pada dinding sel
yang mengandung protein khusus yang dapat ditempeli protein virus. Menempelnya
virus pada dinding sel disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah
menempel, virus akan mengeluarkan enzim lisozim yang dapat menghancurkan atau
membuat lubang pada sel inang.
b . Tahap Injeksi
Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan lempeng ujung,
kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga ke dalam sel bakteri. Pada peristiwa
ini, asam nukleat masuk ke dalam sel, sedangkan selubung proteinnya tetap berada di
luar sel bakteri. Jika sudah kosong, selubung protein ini akan terlepas dan tidak berguna
lagi.
d . Tahap Perakitan
Kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor, dan serabut ekor akan
mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah
selesai terbentuk diisi dengan DNA virus
e. Tahap Litik
Dinding sel bakteri yang sudah dilunakkan olen enzim lisozim akan pecah dan
diikuti oleh pembebasan virus-virus baru yang siap untuk mencari sel-sel inang yang
baru. Pemecahan sel-sel bakteri secara eksplosif dapat diamati dengan mikroskop
lapangan gelap. Jangka waktu yang dilewati lima tahap ini dan jumlah virus yang
dibebaskan sangat bervariasi, tergantung dari jenis virus, bakteri, dan kondisi
lingkungan.
2. Siklus Lisogenik
Tahap adsorpsi dan tahap injeksi pada siklus lisogenik sama seperti tahap adsorpsi
dan tahap injeksi siklus litik.
b . Tahap Penggabungan
Tahap ini adalah tahap ketika DNA virus masuk ke dalam tubuh bakteri dan
terjadinya penggabungan antara DNA bakteri dan DNA virus. Proses ini terjadi ketika
DNA yang berbentuk kalung tak berujung pangkal terputus dan DNA virus menyisip di
antara DNA bakteri yang terputus tadi. Kemudian, terbentuklah rangkaian DNA yang
utuh yang telah terinfeksi atau tersisipi DNA virus.
c . Tahap Pembelahan
DNA virus telah tersambung dengan DNA bakteri. DNA virus tidak dapat bergerak
atau disebut sebagai profag. Karena bergabung dengan DNA bakteri, ketika DNA
bakteri melakukan replikasi selnya secara langsung, profag juga melakukan replikasi.
Demikian juga ketika sel bakteri mengalami pembelahan, secara langsung dua anak sel
bakteri yang mengandung profag tersebut juga ikut mengalami pembelahan. Dengan
kata lain, jumlah profag sama dengan jumlah sel bakteri inangnya.
d . Tahap Sintesis
Pada kondisi lingkungan tertentu, profag menjadi aktif. Profag dapat memisahkan
diri dengan DNA bakteri dan merusak DNA bakteri. Kemudian menggantikan peran
DNA bakteri dengan DNA virus untuk sistesis protein yang berfungsi sebagai kapsid
bagi virus-virus baru dan replikasi DNA.
e . Tahap Perakitan
Pada tahap ini, terjadi perakitan kapsid-kapsid virus yang utuh sebagai selubung
virus. Setelah kapsid virus utuh, diisi dengan DNA hasil replikasi, terjadilah virus-virus
baru.
f. Tahap Litik
Tahap ini sama dengan tahap litik pada siklus litik saat dinding bakteri akan
pecah dan virus baru berhamburan keluar. Virus baru ini selanjutnya akan menyerang
bakteri yang lain. Begitu seterusnya, virus akan mengalami siklus litik atau lisogenik.
Berdasarkan asam intinya, replikasi virus dapat dibedakan menjadi virus yang berasam
inti DNA dan virus yang berasam inti RNA.
Virus ini menginfeksi sel inang dan memperbanyak diri menjadi beberapa DNA.
Beberapa DNA virus mengalami transkripsi menjadi mRNA penghasil selubung protein
virus. mRNA menghasilkan enzim yang dapat menghancurkan dinding sel inang.
Hancurnya sel inang menjadikan virus-virus baru berhamburan keluar dan virus-virus
baru ini siap menginfeksi sel-sel inang lain.
Contoh: Virus T4
b. Virus tumbuhan
Contoh:
Contoh:
Virus poliomylitis
Virus vaccina
Virus influenza
2. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat
a. Ribovirus (Virus RNA) yaitu virus yang memiliki materi genetic berupa RNA
Contoh:
Togavirus, yaitu penyebab demam kuning dan ensefalatis
Arenavirus, yaitu penyebab meningitis
Picornavirus, yaitu polio
Orthomyxovirus, yaitu penyebab influenza
Paramyxovirus, yaitu penyebab pes pada ternak
Hepatitisvirus, yairu penyebab hepatitis pada manusia
Retrovirus, yaitu virus yang dapat menyebabkan AIDS
b. Deoksiribovirus (Virus DNA) yaitu virus yang memiliki materi geneik berupa
DNA
Contoh:
Virus herpes
Poxvirus, penyebab kanker seperti leukemia dan limfoma
Mozaikvirus, penyebab bercak-bercak pada dun tembakau
Papovavirus, penyebab kutil pada manusia
c. Berdasarkan punya tidaknya selubung
a. Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)
Virus ini memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membran.
Contoh:
Herpesvirus
Corronavirus
Orthomuxovirus.
b. Virus yang tidak memiliki selubung
Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus).
Contoh:
Reovirus
Papovirus
Adenovirus
1. Gondongan
Gondongan merupakan penyakit pembengkakkan kelenjar parotis (kelenjar
ludah) yang dapat menular.
2. Herpes
Herpes merupakan penyakit infeksi pada sel epitel. Setelah terjadi infeksi, virus
tidak akan keluar tubuh dan tetap berada pada sel-sel saraf. Penyakit ini dapat
menular melalui kontak langsung
3. Cacar variola
Cacar variola disebabkan oleh virus variola.
4. Cacar air varisela
Cacar air varisela merupakan penyakit ringan yang mudah menular, terutama
pada anak-anak.
5. Herpes zoster
Herpes zosteradalah penyakit cacar air yang diderita oleh orang dewasa dengan
gejala sama seperti cacar air varisela
6. Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit gangguan fungsi hati dan saluran empedu yang dapat
menyebabkan kematian.
7. Influenza merupakan penyakit pernapasan yang terkadang merupakan wabah di
beberapa belahan dunia.
8. Parainfluenza
Parainfluenzajuga merupakan penyakit aluran pernapasan yang umum diderita
oleh manusia
9. Campak
Campak disebabkan oleh virus Morbillivius. Masa inkubasi virus ini 7-11 hari,
dengan gejala demam, bersin, batuk, pilek, mata merah, dan timbul ruam bercak
cokelat pada kulit.
10. AIDS
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah penyakit hilangnya sistem
kekebalan tubuh.
11. Poliomielitis
Poliomielitis adalah penyakit infeksi virus yang menyerang susunan saraf pusat.
12. Tumor, kanker, karsinoma, dan kutilTumor merupakan jaringan yang terbentuk
dari sel-sel dengan kecepatan pembelahan melebihi batas normal. Tumor ganas
disebut dengan istilah kanker. Karsinoma adalah kanker pada jaringan lunak,
misalnya pada membran. Kutil merupakan tumor jinak pada sel epitel kulit atau
membran mukosa.
13. Demam berdarah
Demam berdarah ditandai gejala tubuh menggigil dan sakit kepala.
14. Chikungunya penyakit ini disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan
nyamuk Aedes aegypti.
15. Ebola
Ebola merupakan penyakit yang mematikan. Virus Ebola ini diketahui muncul
pertama kali pada tahun 1976 di Zaire, Afrika Tengah dan diperkirakan
ditularkan ke manusia melalui babi.
16. Flu burung atau avian influenza (AI)
flu burung atau avian influenza (AI)disebabkan oleh HPAIV (highly pathogenic
avian influenza virus) .
17. SARS
SARS menyebabkan gangguan akut pada saluran pernapasan yang dapat
menyebabkan kematian.
HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam
darah
Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2. Tahap kedua: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
Flu Burung
Flu burung diakibatkan oleh virus influenza tipe A dari famili Orthomyxoviridae.
Subtipe dari virus influenza tipe A tersebut ditunjukkan dengan huruf H (Hemaglutinin)
dan N (Neuramidase). Subtipe virus dengan kombinasi kode dari H1-H5 dan N1-N9
ditemukan pada binatang, sedangkan pada manusia hanya ditemukan jenis H1N1,
H1N2, H2N2, H3N3, H5N1, H7N7, dan H9N2. Strain virus tersebut yang menyebabkan
penyakit flu burung ialah subtipe H5N1.
Secara umum mekanisme infeksi virus H5N1 sama dengan infeksi virus lainnya. Infeksi
diawali dengan penempelan virus di permukaan spesifik yang berada pada permukaan
sel di dalam tubuh. Selanjutnya, suatu materi virus masuk ke dalam sel dan ikut
berkembang biak dan bertambah banyak bersama sel.
Flu babi
Flu babi disebabkan oleh beberapa subtipe influenzavirus A. Angka kesakitan
cenderung tinggi dan angka kematian rendah (1-4%). Virus ini menyebar pada babi
melalui aerosol, kontak langsung dan tidak langsung, dan babi karier asimptomatik.
Wabah pada babi terjadi setiap tahun, dengan peningkatan insidensi pada musim gugur
dan musim dingin di daerah bersuhu hangat. Beberapa negara memberikan vaksin flu
babi pada sekelompok babi secara teratur. Sebagian besar virus flu babi merupakan
subtipe H1N1, namun subtipe lain juga beredar pada babi (antara lain, H1N2, H3N1,
H3N2, dan H2N3).
Babi juga dapat terinfeksi dengan virus flu burung (avian influenza) dan virus flu
musiman manusia, sama seperti halnya terinfeksi virus flu babi. Virus babi H3N2
diperkirakan awalnya ditularkan pada babi oleh manusia. Terkadang babi dapat
terinfeksi dengan lebih dari 1 jenis virus pada 1 waktu, yang menyebabkan gen dari
virus tersebut bercampur. Ini mengakibatkan sebuah virus influenza yang mengandung
gen dari sejumlah sumber, disebut virus “reassortant”. Walaupun virus flu babi
normalnya spesifik pada spesies tertentu dan hanya menginfeksi babi, virus tersebut
terkadang melewati “barrier spesies” menyebabkan penyakit pada manusia.
10. Jelaskan mekanisme virus masuk dalam tubuh sampai akhirnya bisa menimbulkan kerusakan!
Virus-virus jenis ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui aktivitas seksual.
4. Melalui Mata
virus yang bisa masuk ke dalam tubuh melalui mata antara lain coxsackie (virus
penyebab beberapa penyakit yang mengganggu saluran sistem saraf dan otot, misalnya
meningitis dan penyakit homogen poliomyelitis), herpesvirus (virus binatang yang
menyebabkan beberapa penyakit, seperti cacar air, herpes kulit, dan homogen bisul),
echovirus (virus juga bisa menyebabkan penyakit infeksi usus, infeksi saluran
pernapasan, dan meningitis).
5. Melalui Kulit
Kulit yang bersentuhan langsung dengan penderita penyakit dampak virus eksklusif
bisa terinfeksi virus tersebut.virus yang bisa masuk atau menginfeksi melalui kulit
antara lain herpes simplex (virus penyebab herpes kelamin) dan poxvirus (virus
penyebab penyakit kulit).
6. Melalui Darah
Virus terdapat dalam darah seseorang yang terinfeksi bisa menyebar atau masuk
ke dalam tubuh orang sehat melalui penggunaan jarum injeksi tidak sekali pakai dan
gigitan nyamuk.Virus tersebut kemudian masuk ke genre darah dan bisa memicu
terjangkitnya penyakit tertentu. Beberapa virus yang bisa masuk ke dalam tubuh melalui
cara ini yaitu HIVs, ebola, dan hepatitis B.
4) Fase pembelahan
Dalam keadaan tersebut itu, DNA virus tidak aktif, yang dikenal sebagai
profag. Karena DNA virus menjadi satu dengan DNA bakteri, maka jika DNA bakteri
melakukan replikasi, profag juga ikut melakukan replikasi. Misalnya saja jika bakteri
akan membelah diri, DNA menhkopi diri dengan proses replikasi. Dengan proses
replikasi. Dengan demikian profag juga ikut terkopi. Terbentuklah dua sel bakteri
sebagai hasil pembelahan dan didalm setiap sel anak bakteri tekandung profag yang
identik. Demikian seterusnya hingga proses pembelahan bakteri berlangsung
berulangkali sehingga setiap sel bakteri yang terbentuk didalam terkadung profag.
Dengan demikian jumlah profag mengikuti jumlah sel bakteri yang ditumpanginya.
5) Fase sintesis
karena radiasi atau pengaruh zat kimia tertentu profag taktif. Profag tersebut
memisahkan diri dari DNA bakteri, kemudian menghanacurkan DNA bakteri.
Selanjutnya, DNA virus mengadakan sintesis yakni mensintesis protein untuk
digunakan sebagi kapsid bagi virus-virus baru dan juga melakukan replikasi DNA
sehingga DNA virus menjadi banyak.
6) Fase perakitan
Kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, yang berfungsi
sebagai selubang virus. Kapsid yang terbentuk mencapai 100-200 kapsid baru.
Selanjutnya DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya guna membentuk virus yang baru.
7) Fase litik
Setelah terbetuk virus-virus baru terjadilah lisis sel bakteri (uraian sama
dengan daur litik). Virus-virus yang terbentuk berhamburan keluar sel bakteri guna
menyerang bakteri baru. Dalam daur selanjutnya virus dapat mengalami daur litik atau
daur lisogenik.
11. Jelaskkan cara penularan virus!
1. Poli
Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam
tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman
yang terkontaminasi feses (fekal-oral). Atau bisa juga melalui mulut
dengan mulut (oral-oral).
2. Virus Ebola
Melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.
3. Sars
Melalui udara, seperti bersin dan batuk dari penderita SARS ke orang yang ada
di dekatnya.
4. Campak
Melalui saluran hidung. Virus campak yang berasal dari cairan hidung dan
tenggorokan yang keluar dari penderita pada saat bersin, bantuk, dan bernapas
5. Cacar Air
- Sentuhan
-Droplet : bila penderita cacar air batuk/pilek/bicara ia mengeluarkan semacam
liur tapi dalam ukuran super kecil. Droplet masuk ke tubuh orang sehat &
tinggal selama 7 - 10 hari.
-Bila selama periode itu, ia tetap sehat, virus tidak berkembang, atau
berkembang tp dengan pertumbuhan tertekan, sehingga pada beberapa orang, ia
tidak merasa pernah kena cacar air padahal dia sebenarnya sudah kena tapi
nggak pernah muncul ke kulit.
-Bila selama periode itu, si sehat jadi lemah, virus menyebar dan muncul ke
permukaan & jadilah cacar air.
6. Gondong
-Kontak langsung
-Percikan ludah (droplet)
-Muntahan
-Air seni (kencing)
7. Demam Berdarah
-Melalui virus yang mendapat virus dengue sewaktu digigit/menghisap darah
orang yang sakit DBD, atau melalui orang yang tidak sakit DBD tapi dalam
darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan terhadap
virus Dengue.)
-Melalui orang yang mengandung virus Dengue tapi tidak sakit, dapat pergi
kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada
nyamuk Aedes aegypty.
-Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh
tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya. nyamuk tersebut
menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air
liur nyamuk.
8. Aids
-Melalui hubungan seksual, dari penderita AIDS ke pasangannya.
-Melalui transfusi darah.
-Dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang masih dalam kandungan.
9. Flu Singapura
-Melalui kontak langsung, seperti: doplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau
ekskreta.
-Melalui kontak tidak langsung: dari barang-barang yang terkontaminasi oleh
sekresi itu.
-Melalui hewan: lalat dan kecoak.
10. Virus Ebola
Melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.
11. Herpes Simplek
Melalui kontak fisik dengan penderita, seperti: hubungan seksual, berciuman
(bila herpes di mulut), maupun oral seks.
12. Gambarkan skematis terjadinya campak!
13. Gambarkan skematis terjadinya rubella!
Vaksin Virus
Vaksin virus merupakan formula yang terbuat dari bagian tubuh virus, virus
mati, atau virus hidup yang diinjeksikan ke dalam tubuh manusia guna memperoleh
suatu sistem imun (kekebalan) secara alamiah. Pada tahun 1789, Edward Jenner
menemukan vaksin cacar. Vaksin cacar disuntikan ke jaringan bawah kulit (subkutan).
Pada tahun 1952, Jonas Salk menemukan vaksin polio diberikan melalui mulut (oral).
Vaksin virus dibedakan menjadi dua macam, yaitu vaksin virus mati dan vaksin virus
hidup yang dilemahkan.
Vaksin virus mati dibuat dengan cara memurnikan sediaan virus melalui tahap-
tahap tertentu dan merusak sedikit protein virus sehigga virus tidak aktif. Formalin
dengan kadar rendah adalah biasanya digunakan untuk merusak protein virus. Vaksin
virus mati dapat merangsang pembentukan antibodi tubuh terhadap protein selubung
virus sehingga meningkatkan daya resistensi tubuh.
Namun demikian, ada beberapa kelemahan penggunaan vaksin virus mati antara
lain sebagai berikut.
Diperlukan ketelitian yang tinggi pada saat pembuatan vaksin untuk memastikan
bahwa tidak ada virus yang virulen
Respons sel terhadap vaksin biasanya lemah
Imunitas yang diperoleh hanya bersifat sementara sehingga perlu dilakukan
injeksi berulangkali
Dapat merangsang hipersensitivitas pada infeksi berikutnya (menyebabkan
terjadinya resistensi virus). Hal ini disebabkan adanya respons imun yang tidak
seimbang terhadap antigen permukaan virus yang tidak sesuai dengan infeksi
virus secara alamiah.
Vaksin virus hidup dibuat dari virus mutan yang memiliki antigen hampir sama
dengan virus liar, tetapi memiliki kemampuan patogen yang sangat lemah. Pembuatan
strain virus lemah dilakukan dengan cara manipulasi laboratorium agar terjadi
perubahan genetik secara terencana.