Anda di halaman 1dari 37

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan Jiwa

1. Biodata

Pengkajian dilakukan pada hari Jumat, tanggal 1 Januari 2010 jam 15.30

Wib dengan cara observasi klien dan catatan medis seihingga didapatkan

data sebagai berikut, nama klien adalah Ny. S dengan usia 33 tahun, jenis

kelamin perempuan, nama ayah klien adalah Tn. D, usia 49 tahun, agama

yang dianut klien adalah sama dengan agama yang dianut kedua orang

tuanya yaitu agama islam. Klien bertempat tinggal Tegal. Klien tinggal

bersama kedua orang tuanya, adik kandung, suami dan anak laki – lakinya.

Klien menganut suku jawa dan kebangsaan Indonesia. No Rm klien :

055668, klien masuk tanggal 30 Desember 2009 dengan diagnosa

Skizofrenia Paranoid.

2. Riwayat Keperawatan

a. Alasan masuk

Mengamuk-ngamuk dan mengomel – omel.

b. Faktor predisposisi

Kurang lebih 16 tahun yang lalu klien pernah dirawat di Rumah

Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondohutomo Semarang. Klien masuk

rumah sakit jiwa sudah 4 kali ini dengan keluhan yang sama,

30
pengobatan yang pertama kurang berhasil karena kontrol dan tidak

minum obat tidak teratur, disamping itu klien di rumah sering marah-

marah dan mengamuk ketika ada masalah. Dalam keluarga klien tidak

ada yang mengalami penyakit seperti ini, klien pernah mengalami

masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu tidak lulus sekolah SMKK.

Klien tidak terdapat keluhan fisik.

c. Faktor presipitasi

Klien menyatakan merasa sakit hati dengan suaminya, jengkel dan

marah dengan pembantunya karena suaminya telah menuduh klien

mencuri uang penghasilan warteg milik klien dan suaminya, padahal

menurut klien pembantunya yang bernama Nn. A yang mencuri uang

tersebut. selain itu klien juga kecewa dengan anak laki – laki satu –

satunya karena anaknya bandel dan susah diatur, pulang sekolah

jarang langsung pulang ke rumah tetapi main tanpa seizing orang

tuanya. Klien merasa malu pada diri sendiri dan merasa tidak berguna

sebagai seorang ibu karena tidak bisa mendidik anaknya dengan

benar.

d. Pemeriksaan fisik

1) Tanda-tanda vital

TD : 120/90 mmHg

N : 80 x/mnt

RR : 22 x/mnt

S : 360 C

31
2) Keluhan fisik : klien tidak terdapat keluhan fisik

3. Psikososial

a. Genogram

Tn. S Ny. S Tn. D Ny. S

Ny. I Tn. R Nn. S Nn. A Tn. I Sdr. J

Tn. A Ny. S

An. M

Keterangan

: laki-laki

: klien

: perempuan

: sudah meninggal

: tinggal serumah

Klien adalah anak perempuan, anak pertama dari tiga bersaudara.

Klien mempunyai dua adik laki-laki yaitu Tn. I dan Sdr. J. klien sudah

menikah dengan Tn. A (38 tahun) dan mempunyai seorang anak laki-

laki yaitu An. M (13 tahun). Klien masih tinggal serumah dengan orang

tuanya, adik kandung, suami dan anaknya. Hubungan klien dengan

32
keluarga baik, komunikasi terbuka, sebagai pengambil keputusan dalam

keluarga klien adalah suami klien. Klien juga sangat dekat dengan

keluarganya terutama suami. Apabila klien mempunyai masalah selalu

dibicarakan dengan suami. Dalam kleuarga klien tidak ada yang

mengalami gangguan jiwa.

b. Konsep diri

1) Citra tubuh

Klien mempunyai anggota tubuh yang lengkap dan utuh, klien

merasa puas dengan bagian tubuhnya.

2) Identitas

Klein seorang perempuan, klien merasa puas menjadi seorang

perempuan, klien tahu dirinya, klien sudah menikah dan mempunyai

seorang anak laki-laki, bertempat tinggal di Tegal, klien merasa

marah jika ada yang menyakititnya dan membuatnya kecewa.

3) Peran

Klien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Klien berperan

sebagai anak, istri dan ibu bagi anak laki-lakinya.

4) Ideal diri

Klien berkeinginan membangun rumah dan hidup bahagia bersama

suami dan anaknya. Setelah klien sembuh, klien ingin kembali

merintis usaha wartgenya bersama suaminya.

33
5) Harga diri

Klien merasa minder dan malu dengan keadaannya yang sakit

jiwa. Klien hanya bisa pasrah, klien juga merasa malu pada diri

sendiri dan merasa tidak berguna sebagai seorang ibu karena tidak

bisa mendidik anaknya dengan benar. Klien lebih banyak menunduk,

kontak matanya kurang, terlihat sedih, bicaranya lambat, dengan

nada suara lemah saat menceritakan tentang anaknya.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

4. Hubungan Sosial

Orang yang berarti bagi klien adalah keluarga dan orang tuanya, klien

tidak mengikuti kegiatan kelompok yang ada di masyarakatnya, menurut

klien kegiatan tersebut tidak ada di daerahnya. Klien jarang berhubungan

dengan tetangganya hal ini dikarenakan klien malas bergaul dan karena

kesibukannya. Klien beragama Islam dan menjalankan ibadah sholat.

Selama dirumah sakit klien adalah seorang yang ramah, sering berinteraksi

dengan temannya, mau melakukan kegiatan bersih – bersih diruangan

namun klien kadang jahil, sering membantu teman sekamarnya

melepaskan ikatan yang telah dilakukan perawat.

34
5. Status Mental

a. Penampilan

Penampilan klien cukup rapi, cara berpakaian klien cukup rapi, wajah

tidak kusut. Klien mandi dan keramas atas kemauannya sendiri tanpa

disuruh perawat maupun orang tua.

b. Pembicaraan

Nada dan suara klien tinggi dan cepat akan tetapi klein mampu

menjawab pertanyaan yang diajukan dan jawabannya sesuai. Klien bisa

mengikuti topik pembicaraan tanpa berusaha atau mengalihkan

pembicaraan.

c. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara respon klien kooperatif mau menceritakan

masalahnya kepada perawat. Ada kontak mata selama berinteraksi.

d. Aktifitas motorik

Saat klien sedang menyendiri ekspresi wajah klien tegang, pandangan

tajam, muka memerah, klien sering mondar – mandir, tampak gelisah,

suka memaksakan kehendak dan sering mengomel – omel.

e. Alam perasaan

Klien tidak menunjukkan alam perasan sedih atau gembira yang

berlebihan. Sikap klien wajar, klien menunjukkan muka senang saat

diajak berbicara, muka sedih dan lesu saat sedang ada masalah.

35
f. Afek

Afek klien sesuai dengan stimulasi, klien bisa mengatakan sedih dan

kecewa saat klien dibawa ke rumah sakit jiwa. Klien juga merasa

gembira atau senang saat diajak ngobrol atau ditemani perawat.

g. Interaksi saat wawancara

Selama interaksi / wawancara klien kooperatif, ada kontak mata, klien

dapat menjawab pertanyaan dengan lancar.

h. Persepsi

Klien tidak mengalami gangguan perspsi halusinasi, saat ditanya

“Apakah Ny. S pernah melihat, mendengar, merasa, mencium sesuatu

yang Ny. S sendiri tidak tahu dari mana asalnya, bagaimana bentuknya,

dan biasanya muncul pada saat Ny. S sedang menyendiri atau

melamun?”. Klien menjawab “tidak mbak, saya tidak pernah

mendengar suara-suara seperti itu dan saya tidak pernah mencium atau

merasa hal-hal aneh seperti itu”

i. Isi pikir

Klien mengatakan jengkel dan marah bila ia ingat masalah

kesalahpahaman dengan suaminya kemarin. Klien juga merasa dirinya

tidak berguna sebagai seorang ibu karena tidak bisa mendidik anaknya

dengan benar. Klien juga selalu memikirkan apa yang terjadi pada

dirinya dan mencoba menghilangkan semua kejadian itu dari

pikirannya.

36
j. Proses pikir

Klien tidak mengalami gangguan proses pikir. Klien bisa menjawab

dengan tepat pertanyaan yang diajukan perawat walaupun kadang klien

menjawab pertanyaan tersebut dengan berulang – ulang.

k. Tingkat kesadaran

Klien tidak mengalami disorientasi, terbukti dengan klien mengingat

waktu, tempat dan untuk mengingat perawat dan teman – temannya.

l. Memori

Klien dapat mengingat semua kejadian, alasan dia dibawa ke rumah

sakit, kapan dia masuk dan siapa yang mengantarnya. Klien tidak

mengalami gangguan daya ingat, baik jangka panjang maupun jangka

pendek.

m. Tingkat konsentrasi

Klien mampu mengingat dan berkonsentrasi setiap kali diajukan

pertanyaan. Klien kooperatif dan kemampuan berhitung juga baik,

terbukti dengan klien mampu melakukan penambahan, pengurangan,

pembagian, dan perkalian yang sederhana.

n. Kemampuan penilaian

Klien mampu membuat keputusan yang sederhana, bentuk menentukan

pilihan yang baik saat diberi pertanyaan berupa pilihan.

37
o. Daya tilik diri

Klien menyadari saat ini dia sakit jiwa, dan tahu kenapa dia masuk

rumah sakit jiwa. Klien ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah, klien

mau minum obat dan mematuhi anjuran perawat.

6. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan dan minum

Klien makan 3x sehari, klien menghabiskan porsi makan yang

disediakan rumah sakit, klien dapat makan sendiri menggunakan

sendok, klien makan bersama klien yang lain.

b. Eliminasi

Klien buang air besar satu kali sehari, klien buang air kecil 6-7 kali

sehari, klien buang air kecil di kamar mandi dan sesudahnya klien

membersihkan diri dan tempatnya.

c. Mandi

Klien mandi 2x sehari dan keramas 3x dalam seminggu. Setiap kali

mandi klien menggunakan sabun dan setiap kali keramas klien

menggunakan shampo. Klien selalu menjaga kebersihan pada tubuhnya

agar tidak bau badan.

d. Istirahat tidur

Klien tidur siang dari pukul 12.30 s/d 15.00 WIB dan tidur malam dari

pukul 19.00 s/d 05.00 WIB, klien tidak mengalami gangguan tidur.

38
e. Berpakaian

Klien mampu mengganti pakaiannya sendiri, klien mengganti

pakaiannya setiap 1x sehari dan klien selalu menggunakan alas kaki.

f. Pengobatan

Klien selalu minum obat dan melakukan terapi sesuai dengan indikasi

dari dokter. Obat dan terapi yang diberikan kepada klien adalah sebagai

berikut :

Tanggal Waktu Pemberian Jenis Obat

31 Desember 2009 Jam 02.20 Lodomer injeksi 5 mg

Diazepam injeksi 10 mg

30 Desember 2009 Pagi, jam 07.00 dan Chlorpromazine 2x100 mg

s/d 6 Januari 2010 Sore, jam 17.00 Clozaril 2 x 50 mg

7 – 10 Januari 2010 Pagi, jam 07.00 dan Chlorpromazine 2 x 50 mg

Sore, jam 17.00 Zofredal 2 x 2 mg

11–13 Januari 2010 Pagi, jam 07.00 dan Resferidan 2 x 2 mg

Sore, jam 17.00

Sore, jam 17.00 Trihexyphenidyl 1 x 2 mg

Tanggal ECT ke Hasil

2 Januari 2010 I Lama kejang 30 dtk, durasi 1 dtk, energi 11,9

4 Januari 2010 II Lama kejang 30 dtk, durasi 1dtk, energi 13,7

6 Januari 2010 III Lama kejang 30 dtk, durasi 1dtk, energi 12,5

39
g. Mekanisme koping

Klien di ruangan lebih banyak diam dan nonton TV tetapi kadang-

kadang mau bersosialisasi dengan klien yang lain dan membantu

cuci piring, menyapu dan merapikan kursi.

h. Aktifitas dalam rumah

Diharapkan setelah pulang dari RSJ ini klien mampu merapikan

rumah sendiri, mencuci piring, mencuci pakaian keluarganya serta

membersihkan ruangan rumah sebagaimana sebelum klien sakit.

i. Aktifitas di luar rumah

Diharapkan setelah pulang dari RSJ ini klien mampu bersosialisasi

kembali dengan lingkungan disekitarnya seperti berjualan di

wategnya, mengantar dan menjemput anaknya.

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Diagnosa medis : skizofrenia paranoid

b. Pemeriksaan penunjang

EKG pada tanggal 2 Januari 2010

Psikologis pada tanggal 6 Januari 2010.

40
B. Diagnosa Keperawatan

1. Analisa Data

Hari/Tgl Data Fokus Masalah Kep TT


Jumat DS - Klien menyatakan merasa sakit hati Resiko
01-01-10 dengan suaminya, jengkel dan marah perilaku
dengan pembantunya karena suaminya kekerasan
telah menuduh klien mencuri uang
penghasilan warteg milik klien dan
suaminya, padahal menurut klien
pembantunya yang bernama Nn. A
yang mencuri uang tersebut.
- Klien menyatakan jengkel dan marah
jika ada yang menjahatinya.
- Klien menyatakan tidak terima jika
dituduh “saya tidak sengaja
mengompol, saya betul-betul tidak bisa
menahan BAK dan tidak sengaja,
maka dari itu saya minta pempers,
jangan khawatir mbak, saya pasti bayar
kok, berapa sih harga pempers? Awas
yah! Saya ingat-ingat perawat disini
yang sudah jahat sama saya”.
- Keluarga menyatakan jika klien sedang
marah, klien tidak hanya mengomel-
omel, tetapi klien juga memecahkan
barang-barang yang ada di sekitarnya.
- Keluarga klien mengatakan ibu klien
pernah dipukul dengan alat cuci dari
kayu ketika klien sedang mengamuk.
- Keluarga klien menyatakan alasan
klien dibawa ke rumah sakit jiwa
karena klien telah mengamuk – amuk
dan mengomeli semua pembantu di
wartegnya.
- Keluarga klien mengatakan jika klien
ada masalah / pusing, klien selalu
mengamuk.

DO - Ekspresi wajah klien tegang


- Pandangan tajam
- Nada dan suara klien tinggi dan cepat
- Klien menceritakan masalahnya
dengan menggebu – gebu
- Nafas pendek

41
- Muka memerah
- Memaksakan kehendak
- Klien tampak gelisah
- Klien sering mondar-mandir
- Klien sering mengomel-omel
- Klien mengancam orang yang
menjahatinya.

Rabu DS - Klien mengatakan malu pada diri Harga Diri


06-01-10 sendiri dan merasa tidak berguna Rendah
sebagai seorang ibu karena tidak bisa
mendidik anaknya dengan benar.
- Klien mengatakan malu dan minder
dengan keadaannya yang sakit jiwa.
Klien hanya bisa pasrah.
- Keluarga menyatakan awal klien
masuk ke RS jiwa karena kecewa
dengan anaknya yang susah diatur, saat
DO itu klien banyak diam dan menyendiri.

- Saat menceritakan tentang anaknya


klien lebih banyak menunduk, kontak
matanya kurang, terlihat sedih,
bicaranya lambat, dengan nada suara
lemah, klien sering diam dan lebih
banyak menyendiri.

2. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan Core Problem

Harga Diri Rendah

3. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko Perilaku Kekerasan

b. Harga Diri rendah

42
C. Rencana Tindakan Keperawatan

Hari/ No Diagnosa Rencanana Tindakan Keperawatan


Intervensi
Tgl DX Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Jumat 1 Resiko 1. Sp1p Tanda-tanda Bina hubungan saling
01/01/ perilaku a. Membina percaya kepada percaya
2010 kekerasan. hubungan perawat: 1. Beri salam setiap
saling 1. Wajah cerah, berinteraksi.
percaya. tersenyum. 2. Perkenalkan nama,
2. Mau panggilan perawat, dan
berkenalan. tujuan perawat
3. Ada kontak berinteraksi.
mata. 3. Tanyakan dan panggil
4. Bersedia nama kesukaan klien.
menceritakan 4. Tunjukan sikap empati,
perasaan. jujur dan menepati janji
setiap kali berinteraksi.
5. Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien.
b. Mengiden 1. Klien dapat 1. Beri kesempatan
tifikasi mengungkap mengungkapkan
penyebab kan perasaannya.
perilaku perasaannya. 2. Bantu klien dapat
kekerasan. 2. Klien dapat mengungkapkan
mengungkap penyebab marah.
kan penyebab
perasaan
jengkel atau
kesal (diri
sendiri, orang
lain,
lingkungan).
c. Mengiden Klien dapat 1. Anjurkan klien untuk
tifikasi menyimpulkan mengungkapkan rasa
tanda dan tanda dan gejala jengkel/marah yang
gejala kesal/jengkel dialami.
perilaku yang dialami. 2. Simpulkan bersama klien
kekerasan tanda dan gejala marah.
d. Mengiden 1. Klien dapat 1. Tanyakan kebiasaan
tifikasi mengungkap perilaku kekerasan yang
perilaku kan perilaku dilakukan pasien.
kekerasan kekerasan yang 2. Beri kesempatan pada
yang dilakukan. klien untuk bermain
dilakukan. 2. Klien dapat peran dengan perilaku
bermain peran kekerasan

43
dengan yang biasa dilakukan.
perilaku 3. Bicarakan dengan klien
kekerasan yang apakah perilaku
biasa kekerasan yang biasa
dilakukan. dilakukan dapat
3. Klien dapat menyelesaikan masalah
mengetahui yang dihadapi klien.
perilaku
kekerasan yang
biasa dilkukan
dapat
menyelesaikan
masalah atau
tidak.
e. Mengiden Klien dapat 1. Bicarakan
tifikasi menjelaskan akibat/kerugian dari
akibat akibat perilaku perilaku kekerasan yang
perilaku kekerasan yang dilakukan.
kekerasan. biasa dilakukan 2. Bersama klien simpulkan
oleh klien. akibat/kerugian dari
perilaku kekerasan yang
dilakukan klien.
3. Diskusikan dengan klien:
a. Apakah klien mau
mempelajari cara baru
mengungkapkan marah
yang sehat.
b. Jelaskan berbagai
alternatif pilihan untuk
mengungkapkan marah
selain perilaku kekerasan
yang diketahui klien.
f. Mengajar Klien dapat 1. Tanyakan pada klien
kan cara melakukan cara apakah klien ingin
mengon mengontrol mempelajari cara baru
trol perilaku mengontrol perilaku
perilaku kekerasan secara kekerasan secara
kekerasan konstruktif. konstruktif.
2. Berikan pujian jika klien
mengetahui cara yang
lain mengontrol perilaku
kekerasan secara
konstruktif.
3. Diskusikan dengan klien
cara mengontrol perilaku
kekerasan secara

44
konstruktif :
a. Secara fisik: tari nafas
dalam jika klien sedang
kesal/marah, memukul
bantal/kasur, olah raga
atau pekerjaan yang
memerlukan tenaga.
b. Secara verbal: katakan
bahwa anda sedang
marah/kesal/
tersinggung/ jengkel.
c. Secara sosial: lakukan
dalam kelompok cara-
cara marah yang sehat,
latihan asertif, latihan
menejemen perilaku
kekerasan perilaku
kekerasan.
d. Secara spiritual:
anjurkan klien untuk
sembahyang, berdo’a/
ibadah lain: meminta
kepada Tuhan untuk
diberi kesabaran
g. Melatih Klien dapat 1. Berikan reinforcement
klien cara mendemonstrasi positif atas keberhasilan
mengon kan cara dan usaha klien dalam
trol mengontrol marah mencoba melakukan cara
perilaku dengan cara mengontrol marah
kekerasan menarik nafas dengan menarik nafas
fisik I dalam. dalam.
(nafas 2. Motivasi klien untuk
dalam) . melakukan tarik nafas
dalam sebanyak 5x atau
lebih.
h. Membim Klien mau 1. Motivasi klien untuk
bing memasukan memasukan kegiatan
pasien kegiatan yang yang telah dilakukan ke
memasuk telah dilakukan ke dalam jadwal harian.
kan dalam jadwal 2. Beri reinforcement
kegiatan harian. positif pada klien setelah
ke dalam memasukan kegiatan
jadwal yang telah dilakukan ke
harian. dalam jadwal harian.

45
2. Sp2p
a. Mem Kilen dapat 1. Motivasi klien untuk
validasi menyebutkan dan menyebutkan dan
masalah dan mendemonstrasi mendemonstrasikan
latihan kan latihan yang latihan sebelumnya.
sebelum diajarkan 2. Beri pujian atas jawaban
nya. sebelumnya. yang benar.
b. Melatih 1. Klien dapat 1. Motivasi klien untuk
klien cara mendemons melakukan cara
mengon trasikan cara mengontrol marah
trol marah mengontrol dengan memukul bantal
dengan marah dengan atau kasur atau benda
cara fisik cara memukul lunak lainnya.
II bantal atau 2. Anjurkan klien untuk
kasur atau mengikuti lalu
benda lunak mempraktikan cara
lainnya. mengontrol marah
2. Klien merasa (memukul bantal).
lega. 3. Beri reinforcement
positif atas tindakan
benar yang dilakukan
klien.
c. Meng Klien bersedia 1. Motivasi klien untuk
anjurkan untuk memasukan memasukan kegiatan
klien untuk kegiatan yang yang telah dilakukan ke
memasuk telah dilakukan ke dalam jadual kegiatan
kan kegiatan dalam jadwal harian.
yang telah kegiatan harian. 2. Beri reinforcement
dilakukan ke positif atas tindakan
dalam benar yang dilakukan
jadwal klien.
kegiatan
harian.
3. Sp3p
a. Mem 1. Klien dapat 1. Motivasi klien untuk
validasi mengungkap mengungkapkan
masalah kan apa yang masalah dan
dan dirasakan. mendemonstrasikan
latihan 2. Klien dapat kembali latihan
sebelum menyebutkan sebelumnya.
nya. dan mendemons 2. Beri reinforcement
trasikan kembali positif atas tindakan
latihan yang dilakukan klien.
sebelumnya.

46
b. Melatih 1. Klien mau 1. Motivasi klien untuk
cara mengikuti dan mengikuti apa yang
mengon mempraktikan telah diajarkan.
trol marah apa yang telah 2. Berikan contoh cara
dengan diajarkan. mengontrol perilaku
cara 2. Klien merasa kekerasan dengan
verbal. lega. menolak,
mengungkapkan marah
secara verbal. “saya
marah sama kamu”.
3. Beri reinforcement
positif atas tindakan
klien yang benar.
c. Meminta Klien bersedia 1. Motivasi klien untuk
klien untuk memasukan memasukan kegiatan
memasuk kegiatan yang yang telah dilakukan ke
kan kegiatan telah dilakuakn ke dalam jadwal kegiatan
yang telah dalam jadwal harian.
dilakukan ke kegiatan harian. 2. Beri reinforcement
dalam positif atas tindakan
jadwal benar yang dilakukan
kegiatan klien.
harian.
4. Sp4p
a. Mem 1. Klien dapat 1. Motivasi klien untuk
validasi mengungkap mengungkapkan
masalah kan apa yang masalah dan
dan dirasakan. mendemonstrasikan
latihan 2. Klien dapat kembali latihan
sebelum menyebutkan sebelumnya.
nya. dan 2. Beri reinforcement
mendemonstra positif atas tindakan
sikan kembali yang dilakukan klien.
latihan
sebelumnya.
b. Melatih Klien dapat 1. Diskusikan kembali
pasien mengontrol bersama klien latihan
mengontrol perilaku yang telah diberikan
perilaku kekerasan dengan sebelumnya.
kekerasan salah satu cara 2. Bersama klien buat
secara yang diajarkan. daftar efektif yang dapat
spiritual Contoh: dilanjutkan
(berdoa, berwudhu. pelaksanaannya.
shalat, 3. Beri pujian atas usaha
wudhu). yang telah dilakukan.

47
c. Meminta Klien bersedia 1. Motivasi klien untuk
klien untuk memasukan memasukan kegiatan
memasukan kegiatan yang yang telah dilakukan ke
kegiatan yang telah dilakuakn ke dalam jadual kegiatan
telah dalam jadwal harian.
dilakukan ke kegiatan harian. 2. Beri reinforcement
dalam jadwal positif atas tindakan
kegiatan benar yang dilakukan
harian. klien.
5. Sp5p 1. Klien dapat 1. Motivasi klien untuk
a. Mem mengungkap mengungkapkan masalah
validasi kan apa yang dan mendemonstrasikan
masalah dirasakan. kembali latihan
dan 2. Klien dapat sebelumnya.
latihan menyebutkan 2. Beri reinforcement positif
sebelum dan atas tindakan yang
nya. mendemonstrasi dilakukan klien.
kan kembali
latihan
sebelumnya
b. Menjelas Klien dapat 1. Memotivasi klien untuk
kan cara meminum obat menyebutkan kembali
mengon sesuai aturan dan latihan mengontrol
trol cara yang telah perilaku kekerasan yang
perilaku diajarkan. telah diajarkan.
kekerasan 2. Diskusikan bersama
dengan klien tentang latihan
minum yang telah diajarkan
obat. sebelumnaya.
3. Ajarkan klien untuk
meminum obat secara
teratur.
4. Beri reinforcement
positif atas tindakan
benar yang dilakukan
klien.
c. Meminta Klien bersedia 1. Motivasi klien untuk
klien untuk memasukan memasukan kegiatan
memasukan kegiatan yang yang telah dilakukan ke
kegiatan telah dilakuakn ke dalam jadual kegiatan
yang telah dalam jadwal harian.
dilakukan kegiatan harian. 2. Beri reinforcement
ke dalam positif atas tindakan
jadwal benar yang dilakukan
kegiatan klien.
harian.

48
6. Sp1k
a. Mendiskusi 1. Keluarga dapat: 1.Bina hubungan saling
kan masalah - Menjelaskan percaya dengan keluarga.
yang perasaannya. - Salam perkenalan.
dirasakan - Menjelaskan - Jelaskan tujuan.
keluarga cara merawat - Buat kontrak.
dalam klien perilaku - Eksplorasi perasaan
merawat kekerasan. keluarga klien.
klien - Mendemonstrasi 2.Motivasi keluarga klien
dengan kan cara untuk menyetujui dan
perilaku perawatan klien mengikuti kontrak.
kekerasan perilaku 3.Diskusikan dengan
b. Menjelas kekerasan. anggota keluarga tentang:
kan - Berpartisipasi - Perilaku kekerasan.
pengertian dalam - Penyebab perilaku
perilaku perawatan klien kekerasan.
kekerasan, perilaku - Akibat yang akan terjadi
tanda dan kekerasan. jika perilaku kekerasan
gejala serta 2. Keluarga tidak di tangani.
proses mengerti dan - Cara keluarga
kejadian menyebutkan menghadapi perilaku
nya. kembali kekerasan klien.
c. Menjelas pengertian, 3. Dorong anggota keluarga
kan cara tanda dan gejala, untuk mengikuti cara
merawat dan proses merawat klien perilaku
klien terjadinya kekerasan.
perilaku perilaku 4. Beri reinforcement
kekerasan. kekerasan. positif pada keluarga.
7. Sp2k
a. Melatih 1. Keluarga 1. Diskusikan bersama
keluarga mampu keluarga dalam
mempraktik mempraktikan mempraktikan cara
an cara cara merawat merawat klien perilaku
merawat klien perilaku kekerasan.
klien kekerasan. 2. Motivasi keluarga untuk
perilaku 2. Keluarga mempraktikan cara
kekerasan mampu merawat klien perilaku
b. Melatih melakukan kekerasan.
keluarga cara merawat 3. Beri reinforcement
melakukan langsung klien positif pada keluarga
cara perilaku untuk respon baik dari
merawat kekerasan. anggota keluarga.
langsung
pada klien
perilaku
kekerasan.

49
8. Sp3k
a. Membantu 1. Keluarga 1. Diskusikan bersama
keluarga mampu keluarga dalam membuat
membuat membuat jadwal jadual aktivitas di rumah.
jadwal aktivitas di 2. Motivasi keluarga untuk
aktivitas rumah termasuk membuat dan memenuhi
di rumah minum obat jadual aktivitas yang
termasuk secara mandiri. dibuat.
minum 2. Keluarga 3. Beri reinforcement
obat. mematuhi positif.
(discharge jadwal yang 4. Motivasi keluarga untuk
planning) telah dibuat menerima klien.
b. Menjelas untuk 5. Diskusikan follow up
kan follow kesembuhan untuk keluarga.
up klien klien.
sebelum 3. Keluarga
pulang. mengerti/
memahami
follow up yang
telah diarahkan
pada klien.
Rabu 2 Harga Diri Sp1p
06/01/ Rendah 1. Membina Tanda-tanda 1.1.Bina hubungan saling
2010 hubungan percaya kepada percaya dengan
saling perawat: menggunakan prinsip
percaya. Ekspresi wajah komunikasi terapeutik
bersahabat, a. Sapa klien dengan ramah
menunjukan rasa baik verbal maupun non
senang, ada verbal.
kontak mata, mau b. Perkenalkan diri dengan
berjabat tangan, sopan.
mau menyebutkan c. Tanyakan nama lengkap
nama, mau dan nama panggilan
menjawab salam, kesukaan yang disukai
klien mau duduk klien.
berdampingan d. Jelaskan tujuan
dengan perawat, pertemuan.
mau e. Jujur dan menepati janji.
mengutarakan f. Tunjukkan sikap empati
masalah yang dan menerima klien apa
dihadapi adanya.
g. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien.

50
2. Mengiden 2.1.Aspek positif 2.1.Diskusikan dengan
tifikasi dan klien tentang:
aspek kemampuan a) Aspek positif yang
positif dan yang dimiliki dimiliki klien,
kemampuan klien keluarga, lingkungan
yang 2.2.Aspek positif b) Kemampuan yang
dimiliki keluarga dimiliki klien
2.3.Aspek positif 2.2.Bersama klien buat
lingkungan daftar tentang :
klien a) Aspek positif yang
dimiliki klien,
keluarga, lingkungan
b) Kemampuan yang
dimiliki klien
2.3.Beri pujian yang
realistis, hindarkan
memberi penilaian
negatif.
3. Memba Klien 3.1. Diskusikan dengan
ntu klien menyebutkan klien kemampuan
menilai kemampuan yang yang dapat
kemampuan dapat dilaksanakan.
yang dimiliki dilaksanakan 3.2.Diskusikan kemampuan
untuk yang dapat dilanjutkan
dilakukan. pelaksanaanya.
4. Membantu Klien dapat 4.1.Rencanakan bersama
klien membuat rencana klien aktivitas yang
merencana kegiatan harian. dapat dilakukan setiap
kan hari sesuai kemampuan
kegiatan klien.
sesuai 4.2.Tingkatkan kegiatan
dengan sesuai kondisi klien
kemampuan 4.3.Beri contoh cara
yang pelaksanaan kegiatan
dimilikinya. setelah pulang.
5. Membantu Klien dapat 5.1.Anjurkan klien untuk
Klien melakukan melaksanakan kegiatan
melakukan kegiatan sesuai yang sudah
kegiatan jadwal yang direncanakan.
sesuai dibuat. 5.2. Pantau kegiatan yang
rencana yang dilaksanakan klien
dibuat. 5.3. Beri pujian atas usaha
yang dilakukan klien
5.4.Diskusikan kemungkin
an pelaksanakan
kegiatan setelah pulang.

51
6. Memanfaat Klien dapat 6.1.Beri pendidikan
kan sistem memanfaatkan kesehatan pada klien
pendukung sistem pendukung dengan harga diri
yang ada yang ada di rendah
keluarga. 6..2.Bantu keluarga
memberikan dukungan
selama klien di rawat
6.3.Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan di rumah.
Sp2p Kilen dapat 1.1.Motivasi klien untuk
1. Memvalidasi menyebutkan dan menyebutkan dan
masalah dan mendemonstrasi mendemonstrasikan
latihan kan latihan yang latihan sebelumnya.
sebelumnya diajarkan 1.2.Beri pujian atas
sebelumnya. jawaban yang benar.
2. Melatih Klien dapat 2.1.Anjurkan klien untuk
kegiatan melakukan melaksanakan kegiatan
kedua (atau kegiatan selanjutnya yang sudah
selanjutnya) selanjutnya direncanakan.
yang dipilih sesuai jadwal 2.2. Pantau kegiatan yang
sesuai yang dibuat. dilaksanakan klien.
kemampuan 2.3. Beri pujian atas usaha
yang dilakukan klien.
2.4. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanakan kegiatan
setelah pulang.
3. Membimbing Klien mau 3.1.Motivasi klien untuk
klien memasukan memasukan kegiatan
memasukan kegiatan yang yang telah dilakukan ke
dalam jadwal telah dilakukan ke dalam jadwal harian.
kegiatan dalam jadwal 3.2.Beri reinforcement
harian harian. positif pada klien
setelah memasukan
kegiatan yang telah
dilakukan ke dalam
jadwal harian.
Sp1k 1. Keluarga dapat: 1.Bina hubungan saling
1.Mendiskusi - Menjelaskan percaya dengan keluarga.
kan masalah perasaannya. - Salam perkenalan.
yang - Menjelaskan - Jelaskan tujuan.
dirasakan cara merawat - Buat kontrak.
keluarga klien harga diri - Eksplorasi perasaan
dalam rendah. keluarga klien.
merawat - Mendemonstrasi 2.Motivasi keluarga klien

52
klien kan cara untuk menyetujui dan
dengan perawatan harga mengikuti kontrak.
harga diri diri rendah. 3. Diskusikan dengan
rendah. 2. Berpartisipasi anggota keluarga
2.Menjelas kan dalam tentang:
pengertian perawatan klien - Harga diri rendah.
harga diri harga diri - Penyebab harga diri
rendah., rendah. rendah.
tanda dan 3. Keluarga - Akibat yang akan terjadi
gejala serta mengerti dan jika harga diri rendah
proses menyebutkan tidak di tangani.
kejadian kembali 4. Cara keluarga menghadapi
nya. pengertian, harga diri rendah.
3.Menjelas kan tanda dan 5. Dorong anggota keluarga
cara gejala, dan untuk mengikuti cara
merawat proses merawat klien harga diri
klien harga terjadinya rendah.
diri rendah. harga diri 6. Beri reinforcement positif
rendah. pada keluarga.
Sp2k
1. Melatih 1. Keluarga 1. Diskusikan bersama
keluarga mampu keluarga dalam
mempraktik mempraktikan mempraktikan cara
kan cara cara merawat merawat klien harga diri
merawat klien harga diri rendah.
klien harga rendah. 2. Motivasi keluarga untuk
diri rendah. 2. Keluarga mempraktikan cara
2. Melatih mampu merawat klien harga diri
keluarga melakukan rendah.
melakukan cara merawat 3. Beri reinforcement positif
cara merawat langsung klien pada keluarga untuk
langsung harga diri respon baik dari anggota
pada klien rendah. keluarga.
harga diri
rendah.
Sp3k
1. Membantu 1. Keluarga 1. Diskusikan bersama
keluarga mampu keluarga dalam membuat
membuat membuat jadwal aktivitas di rumah.
jadwal jadwal 2. Motivasi keluarga untuk
aktivitas di aktivitas di membuat dan memenuhi
rumah rumah jadwal aktivitas yang
termasuk termasuk dibuat.
minum minum obat 3. Beri reinforcement positif.
obat. secara mandiri. 4. Motivasi keluarga untuk
(discharge menerima klien.

53
planning. 2. Keluarga 5. Diskusikan follow up
2. Menjelas mematuhi untuk keluarga.
kan follow jadwal yang
up klien telah dibuat
sebelum untuk
pulang. kesembuhan
klien.
3. Keluarga
mengerti/
memahami
follow up yang
telah diarahkan
pada klien.

54
D. Implementasi dan Evaluasi

Hari/ No
Implementasi Evaluasi TT
Tgl/jam Dx
Jumat 1 BHSP
01-01-10 Sp Ip
15.30 1. Mengajak klien S - Klien mau berjabatan tangan
berkenalan dan menyebutkan nama “Nama
(memberi salam dan saya S, saya tinggal di Tegal,
berjabat tangan) saya lagi jengkel, benci, marah
2. Menjelaskan tujuan saya pembantu saya yang
interaksi bernama A, saya juga sakit hati
3. Membuat kontrak sama suami saya karena suami
untuk interaksi saya telah menuduh saya
4. Menanyakan mencuri penghasilan warteg
perasaan klien dan yang telah kami rintis bersama.
masalah yang - Padahal A lah yang telah
dihadapi mencurinya. Saya berharap
5. Mengidentifikasi semoga A cepat meninggal”
penyebab klien di - Klien menyatakan suka marah
bawa ke RSJ bila ada yang menjahatinya dan
6. Mengidentifikasi membuat kecewa dirinya
tanda dan gejala - Klien menyatakan lupa tanda –
perilaku kekerasan tanda kalau akan marah saya
7. Mengidentifikasi lupa mbak tanda – tanda ketika
perilaku kekerasan saya akan marah yang saya ingat
yang dilakukan hati saya rasanya sakit”
8. Mengidentifikasi - Klien menyatakan merasa rugi
akibat perilaku jika terus memecahkan barang-
kekerasan barang dan melukai orang atas
9. Mengajarkan cara kemarahannya
mengontrol perilaku - Klien menyatakan merasa lebih
kekerasan enakan saat melakukan tarik
10. Melatih klien cara nafas dalam.
mengontrol perilaku
kekerasan fisik 1 O - Klien kooperatif
(nafas dalam) - Ada kontak mata
11. Membimbing klien - Klien menceritakan masalahnya
memasukkan dalam dengan menggebu – gebu
jadwal kegiatan - Nada dan suara tinggi dan cepat
harian - Nafas pendek
- Wajah kemerahan
- Pandangan tajam
- Klien tampak gelisah
- Terlihat klien diam dan bingung
saat menyebutkan tanda dan

55
gejala marahnya.
- Terlihat klien kurang mampu
mempraktikkan tarik nafas
dalam
- Terlihat klien memasukkan
nafas dalam ke dalam jadwal
kegiatan harian.

A Masalah teratasi sebagian


1. Terbina hubungan saling
percaya
2. Klien mampu menyebutkan
penyebab dan akibat dari
perilaku kekerasan
3. Klien belum mampu
menyebutkan semua tanda dan
gejala perilaku kekerasan
4. Klien belum mampu
mempraktikkan nafas dalam
dengan benar
5. Klien sudah memasukkan
nafas dalam ke dalam jadwal
kegiatan hariannya

P Optimalkan Sp Ip
P=P Membuat kontrak dengan klien
untuk mengoptimalkan
identifikasi tanda dan gejala
perilaku kekerasan, latihan cara
mengontrol perilaku kekerasan
fisik 1 (nafas dalam), kontrak
waktu dan tempat pertemuan
berikutnya.

P=K 1. Menganjurkan klien untuk


melatih kembali cara
mengontrol marah yang telah
diajarkan yaitu nafas dalam
minimal 5 kali,
2. Menganjurkan klien memasuk
kan latihan nafas dalam ke
dalam jadwal kegiatan harian
3. Menganjurkan klien untuk
memanfaatkan nafas dalam
jika klien sedang marah.

56
Sabtu 1 Mengoptimalkan Sp Ip
02-01-10 1. Menyapa klien S - Klien menyatakan kabarnya
10.30 dengan ramah baik
2. Mengingatkan - Klien menyatakan hati sakit,
kontrak deg-degan, gelisah, pandangan
3. Menanyakan tajam, tangan mengepal dan rasa
keadaan klien tidak nyaman saat akan terjadi
4. Mengoptimalkan marah
identifikasi tanda
dan gejala perilaku O Klien tersenyum
kekerasan Klien kooperatif
5. Mengoptimalkan Terlihat klien mempraktikkan
latihan cara nafas dalam dengan benar
mengontrol perilaku sebanyak 5 x
kekerasan fisik 1
(nafas dalam) A Masalah teratasi
1. Klien mampu menyebutkan
semua tanda dan gejala
perilaku kekerasan
2. Klien mampu mempraktikkan
nafas dalam dengan benar

P Lanjutkan Sp IIp
P=P Membuat kontak dengan klien
untuk mengajarkan cara
mengontrol marah dengan cara
fisik ke 2 (memukul bantal /
kasur), kontrak waktu dan tempat
pertemuan berikutnya.

P=K 1. Mengingatkan klien untuk


melatih kembali cara
mengontrol marah yang telah
diajarkan yaitu nafas dalam
minimal 5 kali.
2. Mengingatkan klien untuk
memasukkan latihan nafas
dalam ke dalam jadwal
kegiatan harian
3. Menganjurkan klien untuk
memanfaatkan nafas dalam
jika klien sedang marah

57
Senin 1 Sp IIp S - Klien mengatakan perasaannya
04-01-10 1. Menyapa klien lebih baik
12.30 dengan ramah - Klien mengatakan sudah
2. Menciptakan melakukan latihan menahan
lingkungan yang emosi dengan nafas dalam
terapeutik
3. Mengingatkan O - Kontak mata bisa dipertahankan
kontrak - Nada suara normal, tidak tinggi
4. Menanyakan dan tidak rendah
keadaan klien - Klien mau tetapi kurang mampu
5. Memvalidasi mengekpresikan
masalah dan latihan mengungkapkan marah dengan
sebelumnya memukul bantal.
6. Melatih klien cara - Klien mengekpresikan
mengontrol perilaku marahnya dengan tersenyum -
kekerasan fisik 2 senyum
(memukul bantal /
kasur / konversi A Masalah teratasi sebagian
energy) 1. Klien mampu dan dapat
7. Membimbing klien mendemonstrasikan cara
memasukkan dalam konstruktif untuk mengontrol
jadwal kegiatan marah dengan tarik nafas dalam
harian 2. Klien belum mampu
mendemonstrasikan cara
konstruktif untuk mengontrol
marah dengan memukul bantal
dengan benar.

P: Optimalkan Sp IIp
P=P Membuat kontrak dengan klien
untuk mengoptimalkan cara
mengontrol marah dengan
memukul bantal
.
P=K 1. Menganjurkan klien untuk
latihan kembali cara mengontrol
marah yang ke 2 yaitu dengan
memukul bantal.
2. Menganjurkan klien untuk
memasukkan latihan memukul
bantal ke dalam jadwal kegiatan
harian.
3. Menganjurkan klien untuk
menggunakan cara mengontrol
marah dengan memukul bantal
jika klien sedang marah.

58
Selasa 1 Mengoptimalkan Sp IIp
05-01-10 1. Menyapa klien S - Klien mengatakan perasaannya
12.00 dengan ramah lebih baik
2. Mengingatkan - Klien mengatakan lebih nyaman
kontrak dan lebih bisa mengendalikan
5. Menanyakan emosi setelah diajari
keadaan klien mengungkapkan emosi dengan
6. Mengoptimalkan memukul bantal
latihan cara
mengontrol perilaku O - Kontak mata bisa dipertahankan
kekerasan fisik 2 - Nada suara normal, tidak tinggi
(memukul bantal / dan tidak rendah
kasur / konversi - Klien mau dan mampu
energy) mengekpresikan
mengungkapkan marah dengan
memukul bantal.
- Klien mengekpresikan
marahnya dengan benar

A Masalah teratasi
Klien mampu mendemonstrasi
kan cara konstruktif untuk
mengontrol marah dengan
memukul bantal dengan benar.

P Lanjutkan Sp IIIp
P=P Membuat kontrak dengan klien
untuk melatih cara mengontrol
marah secara verbal (meminta,
menolak dan mengungkapkan
marah dengan kata – kata baik
dan halus, kontrak waktu dan
tempat pertemuan berikutnya
.
P=K 1. Mengingatkan klien untuk
latihan kembali cara
mengontrol marah yang ke 2
yaitu dengan memukul bantal.
2. Mengingatkan klien untuk
memasukkan latihan memukul
bantal ke dalam jadwal
kegiatan harian.
3. Menganjurkan klien untuk
menggunakan cara mengontrol
marah dengan memukul bantal
jika klien sedang marah.

59
Rabu 1 Sp IIIp S - Klien mengatakan perasaannya
06-01-10 1. Menyapa klien baik - baik saja
16.00 dengan ramah - Klein mengatakan sudah
2. Menciptakan melakukan latihan mengontrol
lingkungan nyaman marah dengan nafas dalam
3. Mengingatkan - Klien mengatakan masih
kontrak bingung dengan cara yang
4. Menanyakan diajarkan
keadaan klien
5. Memvalidasi O - Kontak mata bisa dipertahankan
masalah dan latihan - Nada bicara normal, tidak tinggi
sebelumnya dan tidak rendah
6. Melatih klien cara - Klien terlihat diam dan bingung
mengontrol marah - Terlihat klien hanya mampu
secara verbal mempraktekkan meminta
(meminta, menolak dengan baik “Mbak ada Pop
dan mengungkapkan Mie? Saya minta satu ya!”
marah secara baik)
7. Membimbing klien A Masalah teratasi sebagian
memasukkan dalam Klien hanya mampu
jadwal kegiatan mempraktekkan cara mengontrol
harian marah secara verbal dengan
meminta

P Optimalkan Sp IIIp
P=P Membuat kontrak dengan klien
untuk mengopptimalkan latihan
cara mengontrol marah secara
verbal (meminta, menolak dan
mengungkapkan marah secara
baik), kontrak waktu dan tempat
pertemuan berikutnya.

P=K 1. Menganjurkan klien untuk


melatih kembali cara
mengontrol marah secara verbal.
2. Menganjurkan klien untuk
memasukkan kegiatan melatih
cara mengontrol marah secara
verbal ke dalam jadwal kegiatan
harian
3. Menganjurkan klien untuk
menggunakan cara mengontrol
marah secara verbal yang telah
diajarkan jika klien sedang
marah.

60
Kamis 1 Mengoptimalkan SpIIIp
07-01-10 1. Menyapa klien S - Klien mengatakan perasaannya
10.00 dengan ramah baik - baik saja
2. Menciptakan - Klien mengatakan lebih nyaman
lingkungan nyaman dengan cara mengungkapkan
3. Mengingatkan marah secara verbal karena cara
kontrak ini lebih bisa mengontrol marah
4. Menanyakan dan perasaannya menjadi lebih
keadaan klien lega.
5. Mengoptimalkan
latihan cara O - Kontak mata bisa dipertahankan
mengontrol marah - Nada bicara normal, tidak tinggi
secara verbal dan tidak rendah
(meminta, menolak - Terlihat klien mempraktekkan
dan cara meminta dengan dengan
mengungkapkan baik “Mbak perawat ada Pop
marah secara baik) Mie, saya minta 1 ya mbak?”
- Terlihat klien mempraktekkan
cara menolak dengan baik
“Maaf saya tidak bisa
melakukannya karena sedang
ada kerjaan”
- Terlihat klien mempraktekkan
mengungkapkan marah dengan
kata – kata halus “Saya jadi
ingin marah karena perkataanmu
itu”

A Masalah teratasi
Klien mampu mempraktekkan
cara mengontrol marah secara
verbal dengan meminta, menolak
dan mengungkapkan marah.

P Lanjutkan Sp IVp
P=P Membuat kontrak dengan klien
untuk melatih cara mengontrol
marah secara spiritual (berdoa,
berwudhu dan sholat), kontrak
waktu dan tempat pertemuan
berikutnya.

P=K 1. Mengingatkan klien untuk


melatih kembali cara
mengontrol marah secara verbal.

61
2. Mengingatkan klien untuk
memasukkan kegiatan melatih
cara mengontrol marah secara
verbal ke dalam jadwal kegiatan
harian
3. Menganjurkan klien untuk
menggunakan cara mengontrol
marah secara verbal yang telah
diajarkan jika klien sedang
marah

Jumat 1 Sp IVp
08-01-10 1. Menyapa klien S - Klien menyatakan keadaannya
11.00 dengan ramah baik
2. Menciptakan - Klien menyatakan sudah
lingkungan nyaman melakukan latihan mengontrol
3. Mengingatkan marah dengan kata-kata halus.
kontrak - Klien mau melakukan cara
4. Menanyakan mengontrol marah dengan
keadaan klien beribadah dengan sholat 5
5. Memvalidasi waktu.
masalah dan latihan
sebelumnya O - Kontak bisa dipertahankan
6. Melatih klien cara - Nada bicara normal, tidak tinggi
mengontrol marah dan tidak rendah
secara spiritual - Terlihat klien menjalankan
(berwudhu, berdoa, sholat 5 waktu yaitu sholat
sholat) dhuhur
7. Membimbing pasien
memasukkan dalam A Masalah teratasi
jadwal kegiatan Klien mau melakukan cara
harian mengontrol marah
Klien mempraktikkan langsung
dalam sholat 5 waktu yaitu sholat
dhuhur

P Lanjutkan Sp Vp
P=P Membuat kontrak dengan klien
untuk membicarakan tentang cara
mengontrol marah dengan
meminum obat secara teratur,
kontrak waktu dan tempat
pertemuan berikutnya

62
P=K 1. Menganjurkan klien untuk
melatih kembali cara
mengontrol marah secara
spiritual
2. Menganjurkan kepada klien
untuk memasukkan latihan
cara mengontrol marah secara
spiritual ke dalam jadwal
kegiatan harian.
3. Menganjurkan kepada klien
untuk menggunakan cara
mengontrol marah secara
spiritual jika klien sedang
marah.

Senin 1 Sp Vp
11-01-10 1. Menyapa klien S - Klien menyatakan perasaannya
11.30 dengan ramah biasa saja.
2. Menciptakan - Klien menyatakan sudah sering
lingkungan yang mengungkapkan perasaan
terapeutik kesalnya setiap sholat 5 waktu.
3. Mengingatkan - Klien menyatakan senang
kontrak karena telah diberikan informasi
4. Menanyakan tentang pentinggya minum obat.
keadaan klien - Klien mengatakan akan minum
5. Memvalidasi obat dengan teratur dan akan
masalah dan latihan kontrol jika obat sudah habis
sebelumnya - Klien mendengarkan informasi
6. Melatih klien cara tentang aturan minum obat dan
mengontrol marah indikasi obat dengan seksama.
dengan meminum
obat (prinsip benar O - Ada kontak mata
minum obat) - Terlihat klien mengulang
7. Membimbing pasien indikasi dan aturan minum obat,
memasukkan dalam dan waktu minum obat.
jadwal kegiatan - Setelah makan siang terlihat
harian klien segera merminta obatnya
pada perawat.

A Masalah teratasi
Klien sudah mempraktikkan cara
mengontrol marahnya dengan
minum obat sesuai indikasi,
aturan dan tepat waktu

63
P Lanjutkan Sp Ik
P=P Membuat kontrak dengan
keluarga klien untuk
membicarakan tentang masalah
yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien, kontrak waktu dan
tempat pertemuan.

P=K 1. Menganjurkan klien untuk


melatih kembali semua cara
mengontrol marah yang telah
diajarkan.
2. Menganjurkan kepada klien
untuk memasukkan latihan cara
mengontrol marah yang telah
diajarkan ke dalam jadwal
kegiatan harian.
3. Menganjurkan kepada klien
untuk menggunakan cara
mengontrol marah yang telah
diajarkan jika klien sedang
marah.

Selasa 2 Sp I p S - “Saya merasa tidak berguna


12-01-10 1. Menyapa klien sebagai seorang ibu karena tidak
10.00 dengan ramah bisa mendidik anak saya dengan
2. Menciptakan benar”
lingkungan yang - “Sebenarnya saya minder dan
terapeutik malu mbak dengan kondisi saya
3. Membuat kontrak yang seperti ini tapi saya pasrah
4. Menanyakan sajalah”
keadaan klien - “Saya seorang ibu rumah
5. Mengidentifikasi tangga, hobi saya memasak,
kemampuan dan menyetrika, mencuci piring,
aspek positif yang menyapu, membersihkan rumah,
dimiliki klien dll”
6. Membantu klien - “Saya pilih mencuci gelas saja
menilai kemampuan mbak”
klien yang masih
dapat digunakan O Kontak mata kurang
7. Membantu klien Klien sering diam
memilih kegiatan Klien mau berinteraksi
yang akan dilatih Klien mampu mengetahui
sesuai dengan kemampuan dan aspek positif
kemampuan klien yang dapat dilakukan di rumah
sakit

64
8. Membimbing klien A Masalah teratasi
memasukan dalam 1. Klien mampu menceritakan
jadwal kegiatan kemampuan yang dimiliki
harian. 2. Klien mampu menilai
kemampuan yang dimiliki
3. Klien mau mendemontrasikan
mencuci gelas

P Lanjutkan SpIIp
P=P Membuat kontrak dengan klien
untuk membicarakan tentang
kemampuan klien yang lain

P=K 1. Menganjurkan klien untuk


melatih kembali aspek positif
yang dimiliki klien
2. Menganjurkan kepada klien
untuk memasukkan latihan
mencuci gelas ke dalam jadwal
kegiatan harian.
3. Memotivasi klien agar tidak
minder dan malu dengan
kondisinya.

Rabu 1 Sp Ik
13-01-10 1. Menyapa keluarga S - Tn. D menyatakan kabarnya
09.00 klien dengan ramah sehat – sehat saja dan bersedia
2. Menciptakan untuk berbincang – bincang
lingkungan yang - Tn. D menyatakan kerepotan
terapeutik dan takut jika klien sudah
3. Membuat kontrak mengamuk karena saat
4. Menanyakan mengamuk klien sering
keadaan keluarga memecahkan barang – barang
klien yang ada di dekat klien bahkan
5. Mendiskusikan klien hendak membunuh Tn. D
masalah yang dengan pisau belati.
dirasakan keluarga - Klien menyatakan tanda – tanda
dalam merawat anaknya jika mau mengamuk
klien adalah klien selalu mengeluh
6. Menjelaskan kepalanya pusing, bicara
pengertian perilaku cerewet, suka mengomel –
kekerasan, tanda dan omel, sering main air dan sering
gejala serta proses berhutang jajan diwarung tanpa
terjadinya perilaku izin keluarganya.
kekerasan - Tn. D menyatakan baru kali ini
7. Menjelaskan cara mendapat informasi tentang cara

65
merawat pasien mengatasi marah anaknya selain
dengan perilaku minum obat padahal sudah 4
kekerasan kali anaknya di rawat di RSJ
- Tn. D menyatakan akan
mengingatkan klien jadwal
latihan cara mengontrol marah
yang sudah dibuat yaitu secara
fisik, verbal, spiritual dan
minum obat secara teratur

O Terlihat Tn. D mengangguk –


angguk antusias mendengarkan
penyuluhan tentang cara merawat
klien dengan perilaku kekerasan
di rumah.

A Masalah teratasi
Keluarga sudah mengerti tentang
penyakit klien dan mau
mendukung demi proses
kesembuhan klien.

P=P Mendelegasikan kepada keluarga


untuk melanjutkan perawatan
klien dirumah

P=K 1. Menganjurkan keluarga untuk


memantau kegiatan klien yang
sudah terjadwal
2. Menganjurkan keluarga agar
klien mengunakan cara
mengontrol marah yang sehat
jika klien hendak marah
3. Menganjurkan keluarga untuk
mengawasi klien agar minum
obat dengan teratur dan
kontrol tepat waktu.

66

Anda mungkin juga menyukai