Anda di halaman 1dari 23

Aplikasi Sistem Pengelolaan Sampah Lingkungan

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Inovasi dan Kewirausahaan

diampu oleh
Prof. Dr. Ir. Rizal Syarief, DESS

Penyusun

Kelompok 7

1. Iriando Wijaya K15190037


2. Ivan Godang Wardiman K15190038
3. Karina Zulkarnain K15190040
4. Lintang Diani Ratri K15190042

KELAS R62

MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS


SEKOLAH BISNIS
IPB UNIVERSITY
2019
I. PENDAHULUAN

Pada dasarnya apa yang dilakukan manusia adalah memanfaatkan

sumberdaya alam yang berasal dari lingkungan, serta mengembalikan hasil aktifitas

berupa sampah kembali ke lingkungan. Keseimbangan dampak positif pemanfaatan

sumber daya alam dan dampak negatifnya bagi kesejahteraan manusia sangat

dipengaruhi oleh penggunaan teknologi yang digunakan untuk mengolah

buangannya. Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan

ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan

penduduk akan semakin terasa dampaknya terhadap lingkungan. Penurunan kualitas

lingkungan secara terus menerus menyudutkan masyarakat pada permasalahan

degradasi lingkungan. Salah satu permasalahan lingkungan yang berkaitan erat dengan

pelayanan publik di wilayah perkotaan adalah pengelolaan sampah. Volume sampah yang

meningkat dengan laju pertumbuhan akan menghadapkan pada permasalahan

pengelolaan sampah.

Sampah merupakan masalah yang dihadapi di hampir seluruh Negara di

dunia. Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai masalah persampahan

yang cukup kompleks dikarenakan jumlah penduduk di Indonesia menempati

urutan ke-4 terbanyak di dunia. Menurut perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS),

jumlah sampah pada tahun 2020 di 384 kota di Indonesia mencapai 80.235,87 ton

per hari. Karena meningkatnya pertumbuhan penduduk yang mempengaruhi

kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan, maka perlu ada penanganan yang

dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif terhadap kesehatan dan gangguan

kelestarian fungsi lingkungan akibat sampah. Proses penanganan sampah dimulai


dari proses pengumpulan sampai dengan tempat pemrosesan akhir secara umum

memerlukan waktu yang berbeda sehingga diperlukan ruang untuk menampung

sampah pada masing-masing proses tersebut.

Bertambahnya jumlah penduduk dan keragaman aktivitas mengakibatkan

munculnya persoalan umum dalam pelayanan prasarana suatu lingkungan, seperti

masalah pengangkutan sampah. Banyaknya sampah yang tidak terangkut

kemungkinan besar tidak terdata secara sistematis, karena biasanya dihitung

berdasarkan ritasi truk menuju TPA. Disamping itu tidak diduga adanya sampah

yang ditangani masyarakat secara swadaya, ataupun sampah yang tercecer dan

secara sistematis dibuang ke badan air. Paradigma angkutan persampahan seperti

ini memiliki konsekuensi terhadap tingginya biaya operasional pengelolaan sampah

karena sebagian besar biaya pengelolaan sampah digunakan untuk biaya

pengangkutan.

Penerapan sistem manajemen angkutan kegiatan operasional persampahan

merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengorganisasi armada kendaraan yang

dimiliki instansi yang mencakup aset fisik berupa kendaraan bermotor diantaranya

adalah mobil dan truk. Sistem ini, dapat membantu mengetahui pergerakan

kendaraan operasional dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga status

penggunaan kendaraan dapat diketahui secara tepat. Berdasarkan Informasi

tersebut, maka diperlukan teknologi berbasis aplikasi untuk menguatkan sistem

pengelolaan sampah.

Secara umum pengelolaan sampah di suatu lingkungan dilakukan melalui 3

tahapan kegiatan, yakni : pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir.


Aboejoewono (1985) menggambarkan secara sederhana tahapan-tahapan dari

proses kegiatan dalam pengelolaan sampah sebagai berikut :

1. Pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya

sampai ke tempat pembuangan sementara sebelum menuju tahapan

berikutnya.

2. Tahapan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sarana bantuan

berupa alat transportasi tertentu menuju ke tempat pembuangan

akhir/pengolahan. Pada tahapan ini juga melibatkan tenaga yang pada periode

waktu tertentu mengangkut sampah dari tempat pembuangan sementara ke

tempat pembuangan akhir.

3. Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami

pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis sedemikian hingga

tuntas penyelesaian seluruh proses.

Pengelolaan sampah ini dihadapkan kepada berbagai permasalahan yang

cukup kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi tingginya laju

timbulan sampah yang tinggi, kepedulian masyarakat yang masih sangat rendah

serta masalah pada kegiatan pembuangan akhir sampah. Oleh karena itu Pt.

Indonesia Waste Solution membuat inovasi berupa aplikasi pengelolaan sampah

rumahan sehingga dapat mengurangi dan menyelesaikan permasalahan-

permasalahan yang ada dengan menggabungkan era digital industri 4.0.

Teknik Pengolahan Sampah

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam

menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara

garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan


sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan dan pembuangan

akhir (Kartikawan, 2007) sebagai berikut :

 Penimbulan sampah (solid waste generated)

Dari definisinya dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sampah itu tidak

diproduksi, tetapi ditimbulkan. Oleh karena itu dalam menentukan metode

penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbulan sampah sangat ditentukan

oleh jumlah pelaku dan jenis dan kegiatannya. Idealnya, untuk mengetahui

besarnya timbulan sampah yang terjadi, harus dilakukan dengan suatu studi. Tetapi

untuk keperluan praktis, telah ditetapkan suatu standar yang disusun oleh

Departemen Pekerjaan Umum. Salah satunya adalah SK SNI S-04- 1993-03 tentang

Spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan kota sedang. Dimana besarnya

timbulan sampah untuk kota sedang adalah sebesar 2,75-3,25 liter/orang/hari atau

0,7-0,8 kg/orang/hari.

 Penanganan di tempat (on site handling)

Penanganan sampah pada sumbernya adalah semua perlakuan terhadap

sampah yang dilakukan sebelum sampah di tempatkan di tempat pembuangan.

Kegiatan ini bertolak dari kondisi di mana suatu material yang sudah dibuang atau

tidak dibutuhkan, seringkali masih memiliki nilai ekonomis. Penanganan sampah

ditempat, dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penanganan

sampah pada tahap selanjutnya. Kegiatan pada tahap ini bervariasi menurut jenis

sampahnya meliputi pemilahan, pemanfaatan kembali dan daur ulang. Tujuan

utama dan kegiatan ini adalah untuk mereduksi besarnya timbulan sampah.
 Pengumpulan (collecting)

merupakan kegiatan pengumpulan sampah dan sumbernya menuju ke lokasi

TPS. Umunmya dilakukan dengan menggunakan gerobak dorong dan rumah-

rumah menuju ke lokasi TPS.

 Pengangkutan (transfer and transport)

Adalah kegiatan pemindahan sampah dan TPS menuju lokasi pembuangan

pengolahan sampah atau lokasi pembuangan akhir.

 Pengolahan (treatment)

Bergantung dari jenis dan komposisinya, sampah dapat diolah. Berbagai

alternatif yang tersedia dalam pengolahan sampah, di antaranya adalah :

- Transformasi fisik, meliputi pemisahan komponen sampah dan pemadatan,

yang tujuannya adalah mempermudah penyimpanan dan pengangkutan.

- Pembakaran (incinerate), merupakan teknik pengolahan sampah yang dapat

mengubah sampah menjadi bentuk gas, sehingga volumenya dapat

berkurang hingga 90-95%. Meski merupakan teknik yang efektif, tetapi

bukan merupakan teknik yang dianjurkan. Hal ini disebabkan karena teknik

tersebut sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran udara.

- Pembuatan kompos (composting), Kompos adalah pupuk alami (organik)

yang terbuat dari bahan - bahan hijauan dan bahan organik lain yang sengaja

ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan, misalnya kotoran

ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik,

seperti urea (Wied, 2004). Berbeda dengan proses pengolahan sampah yang

lainnya, maka pada proses pembuatan kompos baik bahan baku, tempat
pembuatan maupun cara pembuatan dapat dilakukan oleh siapapun dan

dimanapun.

- Energy recovery, yaitu tranformasi sampah menjadi energi, baik energi

panas maupun energi listrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di

Negara-negara maju yaitu pada instalasi yang cukup besar dengan kapasitas

± 300 ton/hari dapat dilengkapi dengan pembangkit listrik sehingga energi

listrik (± 96.000 MWH/tahun) yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk

menekan biaya proses pengelolaan.

 Pembuangan akhir

Pada prinsipnya, pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat-syarat

kesehatan dan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat ini dilakukan adalah

dengan open dumping, di mana sampah yang ada hanya di tempatkan di tempat

tertentu, hingga kapasitasnya tidak lagi memenuhi. Teknik ini sangat berpotensi

untuk menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Teknik yang

direkomendasikan adalah dengan sanitary landfill. Di mana pada lokasi TPA

dilakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mengolah timbunan sampah.

Masalah sampah ini merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat

perhatian dari semua fihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah,

disisi lain masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah. Seperti kita ketahui

bersama bahwa sampah yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan

berbagai dampak negatif pada lingkungan. Gangguan yang ditimbulkan meliputi

bau, penyebaran penyakit hingga terganggunya estetika lingkungan. Beberapa

permasalahan yang timbul dalam sistem penanganan sampah sistem yang terjadi

selama ini adalah pengumpulan sampah dirasa kurang efisien karena mulai dari
sumber sampah sampai ke tempat pembuangan akhir, sampah belum dipilah-pilah

sehingga kalaupun akan diterapkan teknologi lanjutan berupa komposting maupun

daur ulang perlu tenaga untuk pemilahan menurut jenisnya sesuai dengan yang

dibutuhkan, dan hal ini akan memerlukan dana maupun menyita waktu.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Selain cakupan pelayanan sampah yang masih rendah di beberapa kota,

Pemerintah Indonesia juga masih menghadapi tantangan-tantangan antara lain:

minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki, belum adanya lembaga pengelola

yang secara khusus menangani sampah, minimnya alokasi budget yang disediakan

Pemda sebagai akibat sektor ini belum menjadi prioritas dalam pembangunan di

daerah, perilaku masyarakat yang belum menerapkan perilaku hidup bersih dan

higienis, dan lemahnya penegakan hukum. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Persampahan mengamanatkan pengurangan dan penanganan

sampah. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3

Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana Penanganan Sampah

Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang mengamanatkan

pemilahan dan pewadahan sejak dari sumber sampah.

Sistem pengelolaan sampah ini terdiri dari aplikasi berbasis IoT (Internet Of

Things) yang diberi nama Smartrash yang dapat diakses melalui smartphone.

Dalam aplikasi Smartrash terdapat halaman masuk ke sistem untuk menyeleksi

apakah pengguna telah terdaftar atau tidak. Jika pengguna berhasil masuk maka

aplikasi akan menampilkan halaman laporan. Penyampaian laporan dapat

dilakukan jika GPS diaktifkan. Pada halaman laporan, gambar diambil oleh

pengguna melalui kamera dan ditampilkan bersamaan dengan waktu dan tanggal

pengambilannya, sedangkan lokasi tempat pelaporan akan diambil oleh GPS.

Kemudian, pengguna mengirim laporan yang langsung tersambung ke sistem dan

dapat dilihat oleh admin dan petugas pengangkutan sampah secara real time.
- Interface

Aplikasi Smartrash saat ini diperuntukkan untuk masyarakat di beberapa

lingkup perumahan. Aplikasi ini dapat digunakan apabila pengguna telah terdaftar,

jika belum terdaftar, pengguna dapat mendaftarkan diri terlebih dahulu di aplikasi

dengan mencantumkan no kk, ktp, nomor telepon dan alamat rumah.

 Antarmuka Aplikasi

Antarmuka Splash Screen

Antarmuka “Splash Screen” akan menampilkan gambar splash screen

aplikasi selama 2 detik. Setelah 2 detik akan muncul antarmuka masuk ke aplikasi.

Tampilan antarmuka tampak seperti pada Gambar 1

Gambar 1. Antarmuka Splash Screen


 Antarmuka Masuk

Antarmuka “Masuk” ke aplikasi akan tampil ketika antarmuka splash screen

selesai tampil. Pada antarmuka ini pengguna menginput nama pengguna dan kata sandi.

Tampilan antarmuka tampak seperti pada Gambar 2

Gambar 2. Antarmuka Masuk

 Antarmuka Floating Action Menu

Jika floating action menu berupa tanda dipilih, akan terlihat lebih jelas

terdapat menu Laporan, Pengaturan, Informasi, dan Bantuan. Tampilan antarmuka

tampak seperti pada gambar 3


LAPORKAN

Gambar 3. Tampilan antarmuka floating action menu

 Antarmuka Menu Laporan

Antarmuka menu “Laporan” akan tampil ketika pengguna berhasil masuk.

Antarmuka menu ini terdiri atas button ambil gambar, gambar yang ditampilkan

setelah diambil, lokasi GPS, kolom lokasi detail, tanggal, dan waktu pengambilan

gambar, kolom keluhan, serta button laporkan untuk mengirim laporan. Tampilan

antarmuka tampak seperti pada Gambar 3.


Setelah mengambil gambar, memasukkan lokasi detail dan keluhan, maka lokasi

GPS, tanggal, dan waktu pengambilan gambar juga akan tampil. Tampilan

antarmuka tampak seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Tampilan antarmuka setelah mengambil gambar

Sistem pengelolaan sampah berbasis IoT (Internet Of Things) yang diberi

nama Smartrash yang dapat diakses melalui smartphone adalah sistem yang terdiri

dari aplikasi yang terhubung dengan sensor di tempat sampah permanen pada setiap

rumah di dalam perumahan yang dapat digunakan dalam membantu masyarakat

untuk menyampaikan keluhannya terkait dengan pengelolaan sampah di

lingkungan perumahan. Melalui aplikasi tersebut keluhan masyarakat dapat

tersalurkan dengan mudah melalui smartphone dengan cepat. Aplikasi tersebut

memberi informasi berupa gambar tumpukan sampah, lokasi, lokasi detail, tanggal
dan waktu pelaporan, serta keluhan sehingga memberi kemudahan bagi pengelola

kebersihan untuk menanggulangi keluhan masyarakat.

Sistem pengelolaan sampah berbasis IoT (Internet Of Things) ini diharap

membantu penyampaian keluhan dari masyarakat kepada petugas pengangkutan

sampah secara langsung. Namun sistem ini masih memiliki kelemahan-kelemahan

tertentu, seperti aplikasi tidak dapat digunakan tanpa menggunakan akses internet.

Selain itu, laporan juga tidak dapat dikirim jika GPS smartphone tidak diaktifkan

karena pengambilan titik koordinat lokasi pengiriman laporan dilakukan

menggnakan dukungan GPS. GPS juga tentunya bergantung pada provider jaringan

seluler. Jika jaringan kurang baik, pengambilan titik koordinat tidak akurat bahkan

juga GPS tidak dapat mengambil titik koordinat sama sekali.


Sampah rumah tangga Pengangkutan sampah Pembuangan akhir Pengolahan kompos

Gambar 5. Alur Kerja Pengelolaan Sampah


Untuk menyusun strategi di masa depan agar perusahaan ini dapat berkembang dan berjalan dengan baik maka perlu menyusun suatu
model bisnis. Model bisnis yang umum digunakan oleh perusahaan baru maupun yang sudah berkembang yaitu bisnis model canvas. Untuk
itu, Bisnis Model Canvas PT Indonesia Waste Solution akan dijabarkan pada Gambar 6.

Key Partnership Key Activities Value Propositions Customer Customer Segments


- Pemerintah - Menyediakan teknologi - Menerapakan pengelolaan sampah Relationship - Investor modal
- Lembaga swasta pengelolaan sampah mulai secara terpadu - Pemerintah RI - Perumahan warga atau
(pembuat aplikasi) dari hulu hingga hilir - Memiliki sistem pengelolaan - Pemda masyarakat umum di
- Penyedia peralatan - Melakukan inovasi dalam sampah yang baik dan benar seta Indonesia
atau sensor-sensor pengelolaan sampah agar praktis - Perusahaan lokal
menjadi lebih baik lagi - Menggunakan teknologi modern
Key Resources dengan sensor-sensor yang Channels
- SDM yang memiliki terkoneksi ke internet - Media elektronik
kompetensi di bidang - Pengelolaan sampah berbasis - Media cetak
pengelolaan sampah mobile
- Teknologi mutakhir yang - Riset secara berkelanjutan
digunakan mulai dari hulu
hingga hilir
Cost Structure Revenue Streams
- Biaya penjualan - Hasil kerja sama dengan investor yang menggunakan teknologi ini
- Biaya pendanaan
- Biaya promosi
- Biaya tenaga kerja
- Biaya investasi
Gambar 6. Model Bisnis Canvas PT. Indonesia Waste Solution
Bisnis model canvas yang digunakan oleh PT. Indonesia Waste Solution

merupakan model bisnis baru. Saat ini mungkin hampir belum ada yang

menggunakan sistem seperti perusahaan yang kami gunakan. Perbedaan teknologi

yang kami gunakan dengan yang sudah ada saat ini yaitu terletak pada

- Value Propostion

perusahaan menggunakan sensor-sensor yang dapat membaca level sampah.

Apabila sampah sudah mau penuh maka ada notifikasi yang dikirmkan ke dinas

kebersihan setempat untuk dilakukan pengambilan sampah,

selanjutnya pemanfaatan aplikasi mobile dimana setiap warga dapat

melakukan registrasi nomor hp, email, dan kartu keluarga dan KTP serta alamat

rumah untuk pendataan. Kemudian, dapat men-download aplikasi “Smartrash”

yang dapat digunakan untuk untuk menyampaikan keluhannya terkait dengan

pengelolaan sampah di lingkungan perumahan. Melalui aplikasi tersebut

keluhan masyarakat dapat tersalurkan dengan mudah melalui smartphone

dengan cepat. Aplikasi tersebut memberi informasi berupa gambar tumpukan

sampah, lokasi, lokasi detail, tanggal dan waktu pelaporan, serta keluhan

sehingga memberi kemudahan bagi pengelola kebersihan untuk

menanggulangi keluhan masyarakat.

- Key Activities

PT. IWS merupakan perusahaan inovasi dan penyedia teknologi dalam

pengelolaan sampah secara terpadu dan modern. Sehingga dalam aktivitas

kunci ini perusahaan terus melakukan inovasi dan menyediakan produk bagi

investor dan pemerintah dalam mendukung dan menjaga lingkungan dari

dampak negative sampah


- Key Resources

Dalam melakukan kegiatannya tentu saja PT. Indonesia Waste Solution

memiliki sumberdaya kunci yaitu tenaga kerja yang handal dan berkompeten

di bidangnya, selain itu didukung juga oleh penggunaan teknologi yang

mutakhir sehingga ini akan memperlancar kegiatan operasional dan bisnisnya.

- Customer Segments

Segmen dari PT. Indonesia Waste Solution yaitu investor yang ingin

menanamkan modalnya terhadap perusahaan ini, kemudian end user yang

terdiri dari masyarakat maupun perusahaan lokal yang dapat memanfaatkan

teknologi pengelolaan sampai berbasis mobile ini agar lebih praktis dan ikut

serta menjaga lingkungan.

Strategi Pemasaran

1. Segmentasi

Segementasi yaitu tahapan dimana pemasar mengidentifikasi dan

mengenali profil kelompok pembeli yang diduga membutuhkan produk dan

bauran pemasaran yang berbeda.

Untuk PT IWS, segementasi pasarnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Dasar Rincian

Geografi Segmen produk PT IWS akan berfokus kepada

wilayah yang berada di pulau jawa terlebih dahulu.

Karena berdasarkan data penduduk di pulau jawa

paling padat diantara pulau lain. Sehingga sampah

yang dihasilkan juga lebih banyak.


Demografi Segmen produk ini yaitu perumahan-perumahan

yang dihuni oleh orang baik yang belum berkeluarga

maupun yang sudah berkeluarga

Psikografi Produk ini dipasarkan ke konsumen yang memiliki

kelas sosial bawah hingga atas yang berada dilokasi

perumahan

Perilaku Produk ini akan dipasarkan ke konsumen yang

memiliki sikap positif terhadap kebersihan

lingkungan dan mau merubah masalah sampah yang

ada saat ini.

2. Targeting

Tahapan dimana pemasar memutuskan untuk memilih segmen-segmen

mana yang cukup menguntungkan untuk dilayani.

PT. Indonesia Waste Solution memilih target konsumen yaitu perumahan-

perumahan yang berada di wilayah Jabodetabek yang sadar akan kebersihan

lingkungan dan untuk mengatasi masalah sampah yang ada saat ini.

3. Positioning

Tahapan dimana pemasar berupaya untuk mengomunikasikan manfaat

pokok yang berbeda dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada

konsumen.

Perusahaan memposisikan produk ini sebagai suatu solusi untuk mengatasi

masalah sampah yang ada di Indonesia khususnya dengan mengadopsi

teknologi IoT berbasis mobile agar lebih praktis dan efisien.


Harapan Jangka Panjang

Nantinya diharapkan setiap perumahan memiliki tata kelola sampah yang

baik dengan menggunakan ide dari perusahaan kami. Sehingga satu perumahan

memiliki sentra daur ulang sampah yang dapat diolah menjadi produk bernilai

tinggi dan sentra pertanian mini dengan menggunakan kompos dari hasil

pengolahan sampah yang dilakukan.


KESIMPULAN

Sistem pengelolaan sampah berbasis IoT (Internet Of Things) yang diberi

nama Smartrash yang dapat diakses melalui smartphone adalah sistem yang terdiri

dari aplikasi yang terhubung dengan sensor di tempat sampah permanen pada setiap

rumah di dalam perumahan yang dapat digunakan dalam membantu masyarakat

untuk menyampaikan keluhannya terkait dengan pengelolaan sampah di

lingkungan perumahan.

SARAN

Sistem pengelolaan sampah berbasis IoT (Internet Of Things) yang diberi

nama Smartrash ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk menciptakan sebuah

sistem baru yang baik tentu perlu dilakukan sosialisasi dan pengembangan baik dari

sisi manfaat maupun dari sisi kerja sistem. Berikut beberapa saran bagi yang ingin

mengembangkan sistem yang mungkin dapat menambah nilai dari sistem nantinya:

- Dibutuhkan akses jaringan internet yang baik sehingga GPS dapat mengambil

titik koordinat lokasi dengan baik pula.

- Penambahan fitur aplikasi seperti informasi yang lebih mengenai kebersihan,

proses pengelolaan sampah, serta tentang profil pengelola kebersihan sampah.

- Penambahan fitur untuk dapat mengirim lokasi laporan selain dari alamat dari

akun pengguna untuk mengembangkan sistem lebih lanjut.

- Melakukan sosialisasi sistem yang baru sehingga pengaplikasian sistem dapat

berjalan dengan maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Aboejoewono, A. 1985. Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan

Permasalahannya; Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus. Jakarta.

Kartikawan, Yudhi, 2007, Pengelolaan Persampahan, J. Lingkungan Hidup,

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai