Anda di halaman 1dari 5

3.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana seorang guru berhubungan baik dengan siswanya di sekolah?
2. Apa pentingnya menjaga hubungan baik antara guru dengan siswa?
3. Bagaimana cara seorang guru menjaga hubungan baik dengan siswanya?

4. Daftar Informan

No Nama Informan NIM


1 Larasati Ramadhani 20170810168
2 Heti Nur Oktaviani 20170810175
3 Fifian Novilasari 20170810176
4 Salma Octavia 20170810186
5 Graciella Indrawati S 20170810196
6 Tiara Nurul Mawarni 20170810197
7 Maufi Budi Irtanti 20170810198

5. Hasil Observasi

Nama : Dra. Tutik Supriyanti


Jenis kelamin : Perempuan
Jenis GTK : Bahasa Indonesia
Sekolah : SMA NEGERI 1 Kasihan, Bantul, Yogakarta.
Alamat : Jl. Namburan Kidul, No.29, Panembahan, Kraton, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55131.

Bu Tutik Supriyani merupakan seorang guru senior dikalangan guru yang lainnya,
walaupun bu Tutik baru mengajar 2 tahun disekolah tersebut, akan tetapi bu Tutik telah
mengajar sebagai guru selama 30 tahun lamanya. Menurut bu Tutik, hubungan antara
guru dan siswa di SMA terebut terbilang sangat baik, dari segi sikap dan sopan santun
terhadap guru, siswa disekolah tersebut sangat mematuhi aturan. Hal tersebut sangat
berbanding terbalik dengan sekolah sebelumnya ditempat bu Tutik mengajar karena
menurut beliau salah satu alasannya yaitu karena sekolah sebelumnya bertempat di desa
dan merupakan sekolah swasta. Beliau juga mengaku bahwa disekolah yang baru,
walaupun beliau merupakan guru baru, tetapi siswa tetap berusaha selalu ingin mencoba
dekat dengan beliau, yaitu dengan cara menanyakan nama, alamat dan sebagainya.
Menurut bu Tutik, membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa merupakan
hal yang sangat penting, karena dengan hubungan yang harmonis akan berdampak baik
dalam proses belajar mengajar didalam kelas selain itu hubungan yang harmonis antara
siswa dengan guru juga berdampak pada hasil akademik siswa. Bu tutik sendiri dalam
membangun hubungan yang baik kepada siswa, beliau biasanya selalu berusaha untuk
lebih mengenal siswanya, seperti menanyakan nama siswa tersebut dan berusaha untuk
terus perhatian terhadap siswa seperti contoh yaitu dengan menanyakan siswa yang tidak
masuk sekolah. Dengan begitu menurut beliau siswa akan lebih merasa diharapkan
kehadirannya dan dianggap sebagai anak sendiri oleh gurunya.

Nama : Ismi Fajarsih M.Pd.


Jenis kelamin : Perempuan
Jenis GTK : Bahasa Inggris
Sekolah : SMA NEGERI 1 Kasihan, Bantul, Yogakarta.
Alamat : Jl. Captain Piere Tendean, No 60, Wirobrajan, Kota
Yogyakarta,Daerah Istimewa Yogyakarta 55252.

Bu Ismi merupakan guru di SMA N 1 Kasihan, beliau juga pernah dinobatkan


sebagai guru berprestasi. Beliau banyak sekali berperan dalam memajukan kualitas
pembelajaran di SMA tersebut. Menurut bu Ismi, hubungan antara guru dan murid di
SMA tersebut terbilang normal seperti pada umumnya, yang dimaksud normal disini
adalah dengan tetap menerapkan 5S yaitu (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun).
Namun menurut bu Ismi, yang sedikit menjadi perhatian disini adalah keadaan remaja
pada umumnya saat ini sering kali melupakan hal kecil namun justru menjadi ciri khas
orang timur seperti Indonesia yaitu ucapan tolong dan terimakasih. Dalam mengatasi hal
tersebut, salah satu upaya yang dilakukan oleh beliau yaitu dengan menegur siswa secara
langsung dengan mengingatkan apa yang seharusnya diucapkan oleh siswa. Adapun
menurut beliau, tentunya hubungan baik antara guru dan siswa juga merupakan hal yang
sangat penting karena ketika murid merasa nyaman dan suka dengan guru, maka akan
lebih mudah dalam men-transfer ilmu. Begitupun sebaliknya, ketika siswa tidak
menyukai guru, maka apapun yang dismpaikan oleh guru akan selalu salah. Oleh karena
itu, hubungan antara guru dan siswa harus selalu dijaga agar proses belajar dan mengajar
akan berjalan dengan baik. Namun yang menjadi batasan antara hubungan guru dan siswa
disini adalah hubungan sampai dengan ke media sosial. Menurut beliau hubungan yang
realistis adalah yang paling baik antara guru dan siswa, karena sejatinya media sosial
adalah tempat individu untuk lebih mengekspresikan diri. Seperti contoh yaitu seseorang
biasanya terlalu emosional dalam mengungkapkan isi hatinya melalui media sosial,
tentunya hal tersebut terkadang tidak etis jika diketahui oleh siswa karena guru haruslah
menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Yang terakhir yaitu dalam membangun
hubungan yang baik antara guru dan murid, biasanya bu Ismi sendiri mengaku bahwa
beliau memiliki sikap yang berbeda jika didalam dan diluar sekolah. Menurut pengakuan
siswanya, bu Ismi mengatakan bahwa siswanya sering sekali merasa segan dan takut jika
didalam kelas. Namun diluar kelas bu Ismi merupakan sosok yang sangat ramah.
Memalui hal tersebut siswa dapat memiliki rasa hormat ketika didalam kelas dan akan
lebih santai jika diluar kelas. Tentunya hal tersebut juga sangat perpengaruh bagi
hubungan yang baik antara guru dan murid. Dan metode yang terakhir yang diterapkan
oleh bu Ismi yaitu beliau sering kali memberi reward kepada siswanya dalam
peningkatan pembelajaran siswa. Seperti contoh yaitu bu Ismi selalu memberikan 1
stempel untuk stiker yang dimana dalam stempel tersebut terdapat beberapa tempat untuk
ditempelkan stiker, kemudian bagi siswa yang memiliki progress yang baik didalam
kelas, beliau akan memberikan 1 stiker yang berarti siswa tersebut dapat jajan dikantin
sekolah tanpa batas nominal berapapun. Saya sendiri telah melihat progress yang
dihasilkan oleh siswa dalam belajar di dalam kelas yaitu siswa menjadi lebih semangat,
tertarik dan terikat selama proses pembelajaran berlangsung.

Nama Lengkap : Ibu Triyani Poncowati


Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis GTK : Guru Ekonomi kelas X dan XI
Tempat Mengajar : SMA NEGERI 1 Kasihan, Bantul, Yogakarta
Alamat : Yogyakarta

Menurut bu Panca, hubungan siswa dan guru di Sekolah masih tetap membedakan posisi
dimana siswa tetap menghormati guru dan guru sendiri berusaha tegas dan bersikap adil terhadap
semua siswanya namun bedanya sekarang siswa merasa lebih akrab dan nyaman dengan guru,
berbeda dengan jaman dahulu yang mana siswa takut dengan gurunya. Namun jika diluar kelas,
bu Ponco berusaha bergaul dengan akrab dengan tujuan jika ada suatu masalah dengan siswa
guru bisa mengatasinya secara lebih dekat. Bu Panca juga berpendapat bahwa membentuk suatu
hubungan yang baik dengan siswa tentunya penting karena akan mempunyai dampak pada
kegiatan belajar mengajar di kelas seperti memudahkan penyampaian materi, jika siswa sudah
nyaman dengan gurunya, maka penyampaian materi akan lebih mudah sehingga prestasi
akademik siswa juga dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan artikel Arianto (2019) yang
mengatakan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa dibutuhkan komunikasi instruksional
guru yang baik dalam proses pembelajaran. Namun jika siswa takut dengan guru atau tidak suka,
maka siswa akan sulit menerima materi pembelajaran. Bu Panca sendiri mempunyai cara untuk
membuat hubungan yang baik dengan siswa dengan mendekati siswa diluar pelajaran, seperti
contohnya menyapa siswa jika perpapasan atau semisal ketika di kantin ada siswa yang makan
sambil jalan, bu panca menegur siswa dengan cara yang halus atau menasehati. Bu Panca juga
sering bergurau ketika kegiatan belajar mengajar atau diselingi dengan unsur komedi atau humor
supaya siswa tidak tegang dan siswa tidak bosan ketika mengikuti pelajaran.
Nama lengkap: Susanti, S.Si.
NBM : 1052793
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis GTK : Guru Geografi SMA Muhammadiyah 3 YK
Alamat : Perum Bangunjiwo sejahtera Blok E No.5 Rt6, Kasihan-Bantul.

Menurut Bu Susanti, menjaga hubungan yang baik antara siswa dan guru itu sangatlah
penting karena jika siswa hormat kepada guru dan menyukai gurunya, maka siswa akan
cenderung lebih kondusif saat pembelajaran, oleh karenanya, bu Susanti berusaha menjaga
hubungan yang baik dengan siswa-siswinya. Bu Susanti mengaku bahwa beliau akan bersikap
berbeda ketika di dalam kelas dan di luar kelas. Beliau mengaku bersikap sesuai dengan tata
tertib sekolah yang sudah diatur, semisal ketika didalam kelas ada yang membuat kegaduhan,
siswa akan ditindak sesuai dengan peraturan sekolah atau perjanjian kelas. Namun Bu Susanti
berusaha untuk tetap menegur dengan cara yang halus seperti memanggil siswanya dengan
“Anak-anak yang sholeh/sholehah” dengan tujuan supaya kalimat tersebut akan terpatri di hati
para siswa dan lambat laun, siswa akan mulai lunak. Ketika di kelas, Bu Susanti juga berusaha
memberi perhatian yang sama terhadap semua siswanya terutama ketika ada siswa yang terlihat
murung dan diam. Hal ini juga sejalan dengan artikel Jennings (2019) yang mendapati bahwa
Pendidik juga perlu mewaspadai anak-anak yang cenderung berdisosiasi dan menjadi tidak
terlihat sebagai cara untuk mengatasi situasi sosial, yang mengarah ke isolasi social, terlebih
karena sekolah Bu Susanti adalah sekolah swasta, beliau tidak tau latar belakang keluarga dan
pergaulan siswa ketika di luar kelas, sehingga apapun yang dilakukan siswa, guru tidak boleh
terpancing emosinya dan tetap mengeluarkan kalimat yang baik-baik dan selalu mendoakan
siswanya.. Ketika diluar kelas Bu Susanti akan lebih bersahabat dan berusaha untuk lebih akrab
dengan siswanya dengan cara saling menyapa dan terkadang beliau juga berbincang singkat
dengan siswanya seperti menanyakan kabar, dll.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi sebagian para guru menjelaskan bahwa menjaga hubungan yang
baik antara siswa dan guru itu sangatlah penting karena jika siswa hormat kepada guru dan
menyukai gurunya, maka siswa akan cenderung lebih kondusif saat pembelajaran oleh karena itu
beberapa informan mempunyai cara yang berbeda untuk menjaga hubungan baik dengan para
muridnya. Pada umumnya dalam keseharian kita melihat kecenderungan seorang guru ketika
bertemu dengan siswanya yang sudah sekian lama tidak bertemu. Sang guru akan tetap
menampilkan sikap dan perilaku keguruannya, meski dalam wujud yang berbeda dengan semasa
masih dalam asuhannya. Dukungan dan kasih sayang akan dia tunjukkan. Aneka nasihat yang akan
meluncur dari mulutnya.

Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa hubungan guru dengan siswa tidak hanya
dikemas dalam bahasa profesional tetapi juga dalam konteks kultural. Oleh karena itu sebagai guru
yang baik kita terus belajar untuk sedapat mungkin berusaha menjaga kode etik guru, dan sebagai
guru kita jaga hubungan dengan putera-puteri didik kita secara profesional dan kultural, agar kita
tetap menjadi guru yang sejatinya.

Anda mungkin juga menyukai