Anda di halaman 1dari 21

PENGUSIR KUTU BERAS (Sitophilus

oryzae)MENGGUNAKAN DAUN yang BERBAU


MENYENGAT

Dosen Pengampu:

Mardiana, M.Pd

Disusun Oleh:

Iriyana Agustina 18.11.20.01.00355

SEKOLAH TINGGI ILMU QUR’AN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
Tahun 2019/2020
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur kami panjatkan


kepada Allah SWT, karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan judul penelitian”Pengusir Kutu beras
(Sitophilus oryzae) dengan bahan alami daun-daun yang berbau menyengat”.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna karena


keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif
guna perbaikan dan kesempurnaan penelitian demi mendukung perbaikan mutu
pendidikan, terutama kegiatan penelitian dan pembelajaran di sekolah.

Amuntai, 03 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................................ 3

C. Manfaat .......................................................................................... 3

D. Hipotesis ........................................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 4

A. Kutu Beras ..................................................................................... 4


B. Daun Kemangi ............................................................................... 5
C. Daun pandan .................................................................................. 5
D. Daun nilam .................................................................................... 6
E. Daun Jeruk Nipis ........................................................................... 7
F. Serai ............................................................................................... 8

BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 10

A. Tempat dan waktu penelitian......................................................... 10


B. Alat dan Bahan .............................................................................. 10
C. Jenis Penelitian .............................................................................. 10
D. Alur Penelitian ............................................................................... 11
E. Kriteria Pengamatan ...................................................................... 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 12

A. Hasil penelitian .............................................................................. 12


B. Pembahasan ................................................................................... 14

iii
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 17

A. Kesimpulan .................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Batasan Masalah
Penduduk desa Tantaringin kebanyakannya bekerja sebagai
petani.Setelah panen biasanya petani menyimpan hasil panennya didalam
karung dengan jumlah yang besar.Hasil panen yang berupa gabah kering
digiling menjadi beras.Banyak beras dalam satu kali penggilingan
mencapai 100 kg, sehingga perlu waktu yang lama untuk
menghabiskannya.Penyimpanan yang terlalu lama menyebabkan beras
diserang oleh kutu.
Kutu beras merupakan salah satu jenis hama gudang yang banyak
merusak persediaan beras di tempat penyimpanan. Beras yang diserang
banyak kutu dan dibiarkan begitu saja dalam waktu yang terlalu lama
dapat menyebabkan beras kehilangan banyak nutrisi.Selain itu, beras juga
mudah pecah dan remuk seperti tepung.Hal ini menyebabkan kualitas
beras menjadi rendah dan rasanya tidak enak serta berbau apek.
Beras yang diserang kutu membuat masyarakat kesulitan
ketikaakan memasak beras.Sebelum memasak, masyarakat biasanya
menghilangkan kutu dengan cara menampinya. Masyarakat juga biasa
menghilangkan kutu beras dengan cara menenggelamkannya didalam air,
karena masa air lebih dari masa kutu maka kutu timbul dalam air sehingga
mudah di buang.
Kutu beras juga memiliki dampak yang kurang baik bagi
manusia.Bagi sebagian anak-anak, kutu beras yang tertelan dapat
menyebabkan reaksi penolakan tubuh terhadap benda asing yang akhirnya
memicu seseorang terserang alergi.Alergi dapat berupa perut mual, kulit
gatal-gatal dan muntahpada anak-anak. Oleh karena itu, beras yang akan
dimasak harus bebas dari kutu beras, sehingga diperlukan cara atau bahan
lain yang lebih aman, cepat dan mudah digunakan.

1
Salah satu cara pengendalian yaitu dengan menggunakan aroma
yang cukup menyengat. Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah ada,
kutu beras tidak menyukai aroma yang menyengat, seperti aroma bawang
putih dan cabe kering.Selain dua bahan tersebut, banyak lagi terdapat
bahan alami yang memiliki aroma menyengat, seperti daun-daunan,
misalnya daun pandan, daun nilam, daun jeruk nipis, serai dan daun
kemangi.
Kemangi jenis tumbuhan beraroma dan baunya seakan-akan bau
serai.Kemangi tumbuh rimbun dan mempunyai cabang yang banyak,
daunnya tersusun dalam bentuk pasangan yang bertentangan dan tersusun
dari arah atas dan bawah.Batangnya berbentuk empat segi dan mempunyai
bulu-bulu halus. Bunga kemangi tersusun pada tangkai bunga yang
berbentuk menegak. Bunganya dari jenis (dua kelamin), berwarna putih
dan berbau wangi. Bunga ini akan menghasilkan biji benih kemangi yang
banyak dan kecil, berkembang biak melalui biji benih dan keratin batang .
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya daun kemangi berfungsi sebagai
insektesida, larvasida dan fungisida.
Pandan memiliki aroma yang khas pada daunnya. Komponen
aroma dasar dari daun pandan wangi itu berasal dari senyawa kimia 2-
acetyl-1-pyrroline (ACPY) yang terdapat juga pada tanaman jasmine,
hanya saja konsentrasi ACPY pada pandan lebih tinggi dibandingkan
dengan jasmine. Daun jeruk nipis mengandung senyawa kimia minyak
atsiri, flavonoid, saponin, dan terpen yang aktif sebagai racun kontak dan
racut perut bagi. Minyak atsiri yang dihasil tanaman ini adalah limonene
(53,92%), pirsen (0,33%), linalool (1,20%), neral (9,88%), nerol (1,38%),
geranial (12,26%) yang dimana senyawa-senyawa aktif tersebut dapat
berfungsi sebagai insektisida alami.
Serai dapur ( Cymbopogon citratus) berupa tanaman tahunan
(perennial) yang hidup secara meliar dan stolonifera (berbatang semu)
yang membentuk rumpun tebal dengan tinggi hingga mencapai 1-2 m,
serta mempunyai aroma yang kuat dan wangi. Sistem perakaran tanaman

2
serai memiliki akar yang besar. Morfologi akarnya merupakan jenis akar
serabut yang berimpang pendek dan akarnya berwarna coklat muda.
Tanaman nilam adalah tanaman tahunan (perennial).Tanaman
nilam berupa semak tropis perdu yang tumbuh tegak, memiliki
percabangan dan bertingkat-tingkat. Secara alami tanaman nilam dapat
mencapai ketinggian antara 0,5-1,0 m. Daun tanaman niolam berbentuk
bulat telur sampai bulat panjang (lonjong). Daun nilam memiliki panjang
anatara 5-11 cm, berwarna hijau, tipis, tidak kaku, dan berbulu pada
permukaan bagian atas.Kedudukan daun saling berhadapan, permukaan
daun kasar dengan tepi bergigi, ujung daun tumpul, daun urat daun
menonjol keluar.Tanaman nilam jarang berbunga.Bunga tumbuh di ujung
tangkai, bergerombol, dan memiliki karateristik warna ungu kemerahan.
Tangkai bunga memiliki panjang antara 2-8 cm dengan diameter antara 1-
1,5 cm. mahkota bunga berukuran 8 mm. Daun-daun tersebut perlu diteliti
lebih lanjut untuk mengetahui jenis daun apa yang paling cepat mengusir
kutu beras.

B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis daun yang paling
cepat mengusir kutu beras.

C. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah memberi informasi tentang
bahan alami yang dapat digunakan untuk mengusir kutu beras.

D. Hipotesis
Daun yang berbau menyengat dapat mengusir kutu beras.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kutu Beras

Klasifikasi kutu beras adalah sebagai berikut:

Nama Latin : Sitophilus oryzae


Nama Umum : Kutu Beras
Klasifikasi kingdom : animalia
Filum : Antropoda
Kelas : Insect
Ordo : Coleocteran
Famil : Cureolionidae
Genus : Sitophilus
Spisies : Sitophilus orizay
Kutu beras muda dan dewasa berwarna coklat agak kemerahan,
setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat empat bercak
berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, dua bercak
pada sayap sebelah kiri, dan dua bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang
tubuh kumbang dewasa antara 3,5-5 mm.tergantungdari tempat hidup
larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata 4,5 mm,
sedangkan pada beras hanya 3,5 mm. larva kumbang tidak berkaki
berwarna putih atau jernih dan ketika bergerakn akan membentuk dirinya
dalam keadaan agak membulat,1 kumbang betina dapat mencapai umur 3-5
bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. Telur diletakan
pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Larva yang telah
menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat
hidupnya. Selama beberapa waktu larva akan tetap berada dilubang
gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada didalam lubang selama
kurang lebih 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi

1
Pracaya, Hama dan Penyakit Tanaman (Jakarta: Penebar Swadaya, 1991), h. 29.

4
umumnya selama kurang lebih 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup
hama ini tergantung pada temperature ruang simpan, kelembaban diruang
simpan.2

B. Daun Kemangi (ocimum sancium L .)


Tanaman kemangi menurut ilmu tumbuh-tumbuhan termasuk
dalam sistematika, adapun tingkat taksa dalam klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Labiate(Lamiaceae)
Genus : Ocimum L.
Spesies : Ocimum sanctum L.

Letak daunnya tersusup dalam bentuk pasangan yang


bertentangan dan tersusun dari arah atas dan bawah). Tangkai daun
berwarna hijau dan panjangnya antara 0,5-2 cm, helaian daun berbentuk
bulat telur, ujungnya meruncing tampak menggelombang, pada sebelah
daun terdapat 3-6 tulang daun. Tepi daun sedikit beriji, terdapat bintik-
bintik serupa kelenjar. Daun pelindung elips atau bulat telur, panjang
antara 0,5-1 cm. tumbuhan kemangi dapat ditemukan ditempat lembab dan
teduh di dataran rendah sampai ketinggian 450 m. tersebar di seluruh pulau
Indonesia (terurtama Sumbawa), bahkan di Asia,Eropa,dan Amerika
Selatan.

C. Daun pandan
Klasifikasi daun Pandan (Pandanus amarylifolius roxb.) menurut
Van steenis (2008) adalah sebagai berikut:

2
AG Kartasapoetra, Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), h. 30.

5
Regunum : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Classis : Monocotyledonae
Ordo : Pandanales
Familia : Pandanceae
Genus : Pandanus
Species : Pandanus amarylifolius, roxb.
Pandan adalah jenis tanaman monokotil dari famili
Pandancea.Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan
Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di beberapa daerah,
tanaman ini dikenal dengan berbagai nama antara lain: Pandan Rampe,
Pandan Jau, Pandan Bebau, Pandan Rempai (Sumatera). Pandanus
umumnya merupakan pohon atau semak yang tegak tinggi 3-7 meter,
bercabang, kadang-kadang batang berduri, dengan akar tunjang sengkitar
pangkal batang. Daun umumnya besar, panjang 1-3 m, lebar 8-12 cm,
ujung daun segitiga lancip, tekstur daun berlilin, berwarna hijau daun
muda dan tua.
Pandan memiliki aroma yang khas pada daunnya. Komponen
aroma dasar dari daun pandan wangi itu berasal dari senyawa kimia 2-
acetyl-1-pyrroline (ACPY) yang terdapat juga pada tanaman jasmine,
hanya saja konsentrasi ACPY pada pandan lebih tinggi dibandingkan
dengan jasmine.

D. Daun Nilam
Tanaman nilam termasuk suku labiate yang memiliki sekitar 200
genus. Menurut Rukmana (2003) berdasarkan taksonominya, kedudukan
tanaman nilam diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spremathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Ordo : Labiatales
Famili : Labiatae

6
Genus : Pogostemon
Spesies : Pogostemon cablin Benth

Berdasarkan sifat tumbuhannya, tanaman nilam adalah tanaman


tahunan (perennial).Tanaman nilam berupa semak tropis perdu yang
tumbuh tegak, memiliki percabangan dan bertingkat-tingkat. Secara alami
tanaman nilam dapat mencapai ketinggian antara 0,5-1,0 m. daun tanaman
niolam berbentuk bulat telur sampai bulat panjang ( lonjong). Daun nilam
memiliki panjang anatara 5-11 cm, berwarna hijau, tipis, tidak kaku, dan
berbulu pada permukaan bagian atas.Kedudukan daun saling berhadapan,
permukaan daun kasar dengan tepi bergigi, ujung daun tumpul, daun urat
daun menonjol keluar.Tanaman nilam jarang berbunga.Bunga tumbuh di
ujung tangkai, bergerombol, dan memiliki karateristik warna ungu
kemerahan. Tangkai bunga memiliki panjang antara 2-8 cm dengan
diameter antara 1-1,5 cm. mahkota bunga berukuran 8 mm.3

E. Daun Jeruk Nipis


Klasifikasi jeruk nipis menurut (Ferguson, 2002) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divis : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutacea
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle
Jeruk nipis atau Citrus aurantifolia banyak tumbuh di beberapa
negara Indonesia, Asia bagian selatan dan Jepang.Tumbuhan jeruk nipis
merupakan pohon yang berukuran kecil. Buahnya berbentuk bulat
berdiameter 2,5-5 cm dan buah berwarna hijau sampai kuning saat

3
R Rukmana dan Saputra Sugandi, Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), h. 19.

7
matang. Buahnya mempunyai keasaman yang tinggi, beraroma kuat, dan
kulitnya tipis.
Daun jeruk nipis mengandung senyawa kimia minyak atsiri,
flavonoid, saponin, dan terpen yang aktif sebagai racun kontak dan racut
perut bagi nyamuk. Minyak atsiri yang dihasil tanaman ini adalah
limonene (53,92%), pirsen (0,33%), linalool (1,20%), neral (9,88%), nerol
(1,38%), geranial (12,26%) yang dimana senyawa-senyawa aktif tersebut
dapat berfungsi sebagai insektisida alami.4
F. Serai
Klasifikasi tanaman serai (Cymbopogen citratus) menurut
Muhlisah (1999) sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Division: Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Orde : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon Citratus
Serai dapur ( Cymbopogon citratus) berupa tanaman tahunan
(perennial) yang hidup secara meliar dan stolonifera (berbatang semu)
yang membentuk rumpun tebal dengan tinggi hingga mencapai 1-2 m,
serta mempunyai aroma yang kuat dan wangi. Sistem perakaran tanaman
serai memiliki akar yang besar. Morfologi akarnya merupakan jenis akar
serabut yang berimpang pendek dan akarnya berwarna coklat muda.
Batang tanaman serai bergerombol dan berumbi, serta lunak dan
berongga, isi batangnya merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan
berwarna putih kekuningan, tanaman serai memiliki batang yang berwarna
putih, namun ada juga yang berwarna putih keunguan atau
4
Fauziah Muhlisah, Tanaman Obat Keluarga (Jakarta: Penebar Swadaya, 1991), h. 24.

8
kemerahan.Selain itu, batang tanaman serai juga bersifat kaku dan mudah
patah. Batang tanaman ini tumbuh tegak lurus diatas tanah atau condong,
membentuk rumpun, pendek, massif, dan bulat ( silindris).

9
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di pabrik penggilingan padi di Desa
Tantaringin RT. 01 kecamatan Muara Harus.Waktu penelitian pada bulan
Agustus-November 2017.

B. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Gelas plastik
2. Timbangan
3. Keranjang
4. Sendok
5. Baskom
6. Alat tulis
7. Buku jurnal
Bahan yang digunakan dalam pnelitian ini adalah :
1. Beras
2. Daun jeruk nipis
3. Daun pandan
4. Daun kemangi
5. Daun nilam
6. Serai

C. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat komparatif dengan membandingkan daun
jeruk, daun pandan, daun nilam, daun kemangi, dan serai. Metode
pengambilan data dengan cara pengamatan dan pencatatan hasil
percobaan.

10
D. Alur Penelitian
Alur penelitian ini adalah Meletakkan 6 gelas plastik yang sudah
diisi 100 gr beras ketempat penggilingan padi untuk mengumpulkan kutu
beras.Kemudian menunggu hingga beras berkutu.Setelah beberapa hari
beras ditempat penggilan padi sudah mulai berkutu, setelah beras diserang
kutu, kemudian mencari daun jeruk, daun nilam, daun pandan, daun
kemangi, dan serai untuk dilakukan penelitian.Setelah itu 6 gelas plastik
yang diletakkan ditempat penggilingan padi, diambil untuk dilakukan
penelitian dengan menyamakan jumlah kutu beras, masing-masing 10
ekor.Daun jeruk, daun pandan, daun nilam, daun kemangi, dan serai
masing-masing ditimbang sebanyak 2 gr kemudian diletakkan didalam
gelas plastik yang sudah diisi beras. Lalu melakukan pengamatan selama
30 menit, setiap 3 menit dicatat banyak kutu beras yang keluar, pada setiap
perlakuan diamati jenis daun apa yang paling cepat mengusir kutu beras.
Setelah 30 menit dilakukan penghitungan dan pencatatan jumlah kutu
beras yang tersisa di setiap perlakuan.

E. Kriteria Pengamatan
1. Percobaan dilakukan sebanyak 2 kali dengan 2 perlakuan terhadap
beras untuk melihat pengaruh kutu beras
2. Menghitung jumlah kutu beras yang keluar setiap 3 menit dan
membandingkan jenis daun yang paling cepat mengusir kutu beras

11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Percobaan
a. Identitas Percobaan
Nama :Percobaan Pertama
Jenis Percobaan : Komparatif dan pengamatan
Tujuan :Mengetahui jenis daun yang paling cepat
mengusir kutu beras

b. Persiapan percobaan
1) Menyiapkan table pengamatan
2) Masing-masing 6 gelas plastik yang sudah diisi beras
sebanyak 100 gr ke tempat penggilingan padi.
3) Mencari daun pandan, serai, daun nilam, daun kemangi, dan
daun jeruk.
4) 6 gelas plastik yang di letakkan di tempat penggilingan padi
diambil untuk dilakukan penelitian dengan menyamaratakan
jumlah kutu beras masing-masing 10 ekor.

c. Pelaksanaan Percobaan
Daun yang sudah ditimbang seberat 2 gr diletakkan
kedalam gelas plastik yang sudah diisi 100 gr beras dan 10 ekor
kutu, kemudian dilakukan pengamatan selama 30 menit dan setiap
3 menit dihitung jumlah kutu beras yang keluar di setiap
perlakuan. Setelah itu membandingkan jenis daun yang paling
cepat mengusir kutu beras.

12
Table 4.5 data hasil percobaan
WAKTU 30 MENIT
No Perlakuan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
mnt mnt mnt mnt mnt mnt mnt mnt mnt mnt
1 Daun 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2
2 Daun 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
3 Daun 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Daun 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Daun 5 5 1 1 1 2 0 0 0 0 0
6 Tanpa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Perlakuan

Keterangan:
-Daun 1 : Daun Jeruk nipis
-Daun 2 : Daun Pandan
-Daun 3 : Daun Nilam
-Daun 4 : Serai
-Daun 5 : Daun kemangi

13
A. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan di atas, hasil percobaan dapat dilihat
pada grafik rata-rata banyaknya kutu yang keluar tiap tiga menit.

12

9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8


10
8.6
7.8
8
Banyak kutu beras

Daun 1
6 5.4 Daun 2
Daun 3
4 Daun 4
2.8
Daun 5

2 1.4 Daun 6
0.8 0.8 0.8 1
0.8 1
0.8 1
0.8 0.8
0.4 0.4 0.4 0.6
0.4 0.4 0.6 0.6 0.6
0.4
0 0.2
0 0.2
0 0.2
0 0 0.2
0 0.2 0.2 0.2 0.2
0
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
menit menit menit menit menit menit menit menit menit menit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu

Gambar 4.1 grafik rata-rata hasil percobaan mengusir kutu beras dengan
menggunakan bahan alami

Percobaan pertama, dilakukan selama 30 menit dan diamati setiap


tiga menitnya dengan menghitung banyak kutu beras yang keluar dari dalam
gelas dan membandingkan jenis daun yang paling cepat mengusir kutu
beras.Kutu berasyang diberi daun jeruk nipis pada beras hanya keluar 1 ekor
saat 3 menit ke 4 pada percobaan pertama. Pada beras yang diberi daun
pandan tidak ada kutu beras yang keluar.Beras dengan daun nilam hasilnya 1

14
kutu yang keluar pada 3 menit ke 5.Kutu beras yang diberi serai juga keluar 1
ekor pada 3 menit ke 6. Beras yang diberi daun kemangi, pada 3 menit ke 1
sudah ada 2 ekor kutu yang keluar, pada 3 menit ke 2 dan 3,ada 6 kutu yang
keluar dari beras dan pada 3 menit ke 4 dan ke 5,ada 2 kutu yang keluar dari
beras dan kutu sudah habis dalam waktu15 menit. Sedangkan beras yang
tidak diberi perlakuan ada 1 kutu yang keluar pada waktu 3 menit ke 7.
Percobaan kedua, pada beras yang diberi jeruk nipis ada 1 kutu yang
keluar pada 3 menit ke 1 dan 2 kutu pada 3 menit ke 10. Beras yang diberi
daun pandan ada 1 kutu yang keluar pada 3 menit ke 6. Beras yang diberi
daun nilam dan tanpa perlakuan sama tidak ada kutu yang keluar. Beras yang
diberi daun kemangi pada 3 menit ke 1 sudah ada 5 kutu yang keluar, dan
pada 3 menit ke 2,3 dan 4 kutu masing-masing ada 1 kutu yang keluar. Dan
pada 3 menit ke 5 ada 2 ekor kutu yang keluar dan kutu habis dalam waktu 15
menit.
Berdasarkan kedua hasil percobaan diatas dapat dikatakan bahwa
beras yang diberi daun kemangi terbukti lebih cepat dalam mengusir kutu
beras di bandingkan dengan jenis daun yang lain. Jumlah kutu beras yang
keluar pada daun kemangi lebih banyak dari pada daun-daun yang
lainnya.Kutu beras yang diberi daun kemangi keluar rata-rata dalam waktu 15
menit.

15
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
1. Daun kemangi lebih cepat mengusir kutu beras dibandingkan dengan
daun pandan, daun nilam, serai dan daun jeruk nipis.
2. Rasa dan kualitas beras setelah di perlakukan dengan daun kemangi
tidak berubah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, AG. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1991.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya, 1991.

Pracaya. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya, 1991.

Rukmana, R, dan Saputra Sugandi. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian.


Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

17

Anda mungkin juga menyukai