Hypo Glice Mia
Hypo Glice Mia
Disusun Oleh:
2019
TUGAS KELOMPOK 1
Daftar Pustaka Sulistiyah, S., Ismiatun, I., Ernawati, N., & Shella,
S. (2017). NEONATAL INCIDENT OF
HYPOGLIKEMIA IN PREGNANT WOMAN
WITH GESTASIONAL RISK DIABETES
MELLITUS. PUBLIKASI HASIL PENELITIAN,
(1), 120-125.
Sumber :
Sunil Gupta, Masomeh Rezaie, Mahbobeh Azimi, Et all. Pregnancy outcomes in pregnant
women with previous history of gestational diabetes and Intractable hypoglycemia in
pregnancy. International Journal of Medical Research & Health Sciences, 2016, 5, 11:223-
228
Sumber :
Judul Jurnal :
Neonatal Hypoglycemia.
Latar Belakang :
Nilai glukosa darah yang lebih rendah adalah umum
pada neonatus sehat segera setelah lahir dibandingkan
dengan bayi yang lebih tua, anak-anak, dan orang
dewasa. Nilai-nilai glukosa sementara yang lebih
rendah ini meningkatkan dan mencapai kisaran normal
dalam beberapa jam setelah kelahiran. Hipoglikemia
transisional seperti itu sering terjadi pada bayi baru
lahir yang sehat. Sebagian kecil neonatus mengalami
hipoglikemia yang lebih lama dan parah, biasanya
terkait dengan faktor risiko spesifik dan kemungkinan
sindrom hipoglikemia kongenital. Meskipun
kurangnya nilai glukosa darah spesifik yang
mendefinisikan hipoglikemia, kekhawatiran terhadap
morbiditas neurologis yang substansial pada populasi
neonatal telah menyebabkan generasi pedoman oleh
American Academy of Pediatrics (AAP) dan Pediatric
Endocrine Society (PES). Kesamaan antara 2 pedoman
termasuk pengakuan bahwa bentuk transisi dari
hipoglikemia neonatal kemungkinan sembuh dalam
waktu 48 jam setelah kelahiran dan bahwa
hipoglikemia yang bertahan di luar durasi itu mungkin
bersifat patologis. Satu perbedaan utama antara 2 set
pedoman adalah nilai glukosa darah tujuan pada
neonatus. Artikel ini mengulas hipoglikemia transisi
dan patologis pada neonatus dan menyajikan kerangka
kerja untuk memahami nuansa pedoman AAP dan PES
untuk hipoglikemia neonatal.
Tujuan :
Penapisan dan penatalaksanaan untuk hipoglikemia
Hasil :
Ringkasan Pertanyaannya tetap sama ketika
sebelum dipulangkan.
Kesimpulan :
Perlunya kontrol glikemik yang ketat tidak perlu
Disusun Oleh:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipoglikemia merupakan penyakit yang sering dijumpai pada neonatus. Belum ada
definisi yang universal yang ditetapkan untuk hipoglikemia. Hipoglikemia biasanya
berhubungan dengan berbagai kondisi seperti prematuritas, perkembangan janin terhambat
intra uterin dan ibu hamil dengan diabetes. Skrining hipoglikemia direkomendasikan pada
bayi risiko tinggi. Pemberian ASI merupakan terapi inisial pada bayi dengan hipoglikemia
tanpa gejala. Sebaliknya hipoglikemia dengan gejala harus diterapi dengan infus dekstrosa
parenteral yang kontiniu. Neonatus yang memerlukan laju infus glukosa (GIR= Glucose
Infusion Rate) >12 mg/kg/menit harus dicari penyebabnya. Hipoglikemia berhubungan
dengan gangguan perkembangan saraf di kemudian hari sehingga skrining dan pengobatan
yang agresif direkomendasikan.
B. Tujuan
A. Definisi
Dari kepustakaan belum ada kejelasan kapan waktu dan interval yang optimal
dalam memonitor kadar gula darah. Kadar gula darah terendah terlihat pada saat usia
2 jam. Bayi dengan ibu diabetes biasanya mengalami hipoglikemia asimtomatik lebih
awal yaitu 1-2 jam (berkisar antara 0,8-8,5 jam), sehingga dianjurkan untuk skrining
lebih awal. Pada bayi prematur dan kecil masa kehamilan (KMK) masih mempunyai
risiko hipoglikemia sampai dengan usia 36 jam (berkisar antara 0,8-34,2 jam). dapat
dilihat waktu skrining dan frekuensi pemantauan kadar gula darah pada situasi yang
berbeda.
Bayi dengan risiko tinggi (Tabel 1.) : pada saat usia 72 jam
Bayi dengan infus cairan intravena : bila nilai kadar gula darah 2x berturutturut
>50 mg/dl dengan asupan makanan penuh secara oral setelah cairan intravena
dihentikan.
Bayi dengan kadar gula darah yang normal dengan pemberian minum oral:
pertimbangkan berisiko dan monitor dalam 24 jam.
Walaupun sudah digunakan secara luas tetapi metode ini kurang akurat,
khususnya pada kadar gula darah 40-50 mg/dl dimana intervensi terapi sudah
dibutuhkan. Metode ini sangat berguna untuk tujuan skrining tetapi kadar yang rendah
harus selalu dikonfirmasikan dengan analisis pemeriksaan laboratorium. Walaupun
demikian pengobatan dapat dimulai hanya berdasarkan hasil Reagent Strips tanpa
harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Kadar gula darah (pengambilan
dengan reagent strips) 10-15% lebih rendah dari kadar gula darah plasma
(pengambilan darah untuk pemeriksaan di laboratorium). Kadar glukosa dapat
menurun 14-18 mg/dL per jam pada sediaan darah yang terlambat diperiksa. Sediaan
yang diambil dari arteri sedikit lebih tinggi dari sediaan yang diambil dari vena dan
kapiler.
F. Diagnosis laboratorium
Metode ini sangat akurat glukosa dapat diukur dengan metode glucose oxidase
(calorimetric) atau dengan metode glucose electrode seperti yang digunakan di mesin
analis gas darah dan elektrolit). Sampel darah harus segera dianalisis untuk mencegah
kesalahan kadar glukosa yang rendah.
G. Gejala klinis
H. Diagnosis
Hipoglikemia dengan gejala.
Semua bayi hipoglikemia dengan gejala harus diterapi dengan cairan dekstrosa
intravena.
Keluaran jangka panjang dan pendek yang tidak baik dapat dijumpai pada bayi
risiko tinggi dengan kadar gula darah < 47mg/dl, terutama bila hipoglikemia menetap
atau dengan gejala. Skrining dan intervensi diperlukan untuk mendeteksi dan
mengobati bayi dengan risiko hipoglikemia.
B. Rekomendasi
Skrining Hipoglikemia rutin perlu dilakukan pada bayi dengan ibu diabetes, bayi
prematur (gestasi <37 minggu), bayi dengan KMK (berat lahir < persentil ke-10),
bayi dengan BMK (berat badan > persentil ke-90
Skrining pada bayi tanpa gejala dimulai pada usia 2 jam dan setiap 3-6 jam
dengan minum ASI tetap dipertahankan. Pemeriksaan gula darah diberhentikan
bila kadar gula darah dalam 12 jam > 47mg/dL(untuk bayi BMK dan bayi dengan
ibu diabetes), dan dalam 36 jam pada bayi prematur dan KMK.
Bayi dengan gejala segera periksa gula darah
Bayi berisiko dengan kadar gula darah >35mg/dL (1,8 mmol/L) setelah minum
atau berulang < 47mg/dL perlu diintervensi.
Bayi dengan gejala segera terapi, bila kadar gula darah <47mg/dL dan perlu dicari
penyebabnya.
Suplementasi minum oral diberikan pada bayi tanpa gejala bila kadar gula darah
36-47 mg/dL, periksa ulang setelah 1 jam untuk mengindentifikasi hipoglikemia
persisten.
Infus intravena direkomendasikan pada bayi hipoglikemia dengan gejala atau
tanpa gejala tetapi gagal terhadap respon suplementasi oral.
Pertimbangkan investigasi, konsultasi ke pihak terkait dan pemberian obat bila
kadar gula darah normal tidak tercapai dengan pemberian infuse dekstrosa.
DAFTAR PUSTAKA
Kaban, R. K. Skrining dan Tata Laksana Awal Hipoglikemia pada Neonatus untuk Mencegah
Komplikasi. Kegawatan pada Bayi dan Anak, 77.
Sulistiyah, S., Ismiatun, I., Ernawati, N., & Shella, S. (2017). NEONATAL INCIDENT OF
HYPOGLIKEMIA IN PREGNANT WOMAN WITH GESTASIONAL RISK
DIABETES MELLITUS. PUBLIKASI HASIL PENELITIAN, (1), 120-125.
MUFIDATI, L., Wibowo, T., AK, S., & Anggraini, A. (2016). ASFIKSIA SEBAGAI
FAKTOR RISIKO HIPOGLIKEMIA PADA BAYI BARU LAHIR (Doctoral
dissertation, Universitas Gadjah Mada).