Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penggunaan plastik di Indonesia masih saja digunakan secara luas oleh
masyarakat, terutama sebagai pengemas makanan. Plastik sering digunakan karena
harganya yang murah dan mudah didapatkan. Meskipun penggunaan plastik banyak
kelebihannya namun mempunyai banyak kelemahan dari segi biologisnya. Yaitu
plastik tidak mudah terdegradasi untuk waktu yang lama. Sehingga plastik itu
nantinya akan menjadi limbah yang menumpuk dan tidak berguna. Plastik
membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun untuk dapat terurai secara sempurna
(Karuniastuti, n.d). Maka dari itu penggunaan plastik sekarang bisa digantikan
dengan yang ramah lingkungan yaitu edible film. Kelebihan dari edible film ini
adalah penampakan asli produk yang dapat dipertahankan, dapat langsung dimakan
serta aman bagi lingkungan (Kinzel, 1992) dalam (Fransiska dkk., 2007).
Edible film adalah lapisan tipis dan kontinyu terbuat dari bahan-bahan yang
dapat dimakan, dibentuk menyerupai pembungkus makanan (coating) yang
berfungsi mencegah terjadinya transfer massa kelembaban, oksigen, lipid, cahaya
dan zat terlarut. Sehingga makanan yang dibungkus akan menjadi tahan lama
(Krochta dan Johnston, 1997) dalam (Fransiska dkk., 2007). Edible film dapat
dibuat dari tiga jenis bahan yaitu hidrokoloid (alginate, karaginan, pati), lipid
(lilin/wax, asam lemak), dan komposit dari keduanya (Fransiska dkk., 2010).
Berbagai bahan pembentuk edible film memiliki kelebihan dan kekurangan
pada masing-masing bahan. Pencampuran dua bahan atau lebih dengan komposisi
tertentu membentuk komposit dapat meningkatkan sifat kelebihan dari edible film.
Pembuatan edible film dengan bahan komposit telah banyak digunakan. Namun
edible film yang telah ada belum tentu memiliki spesifikasi sesuai dengan yang
diinginkan, baik itu dari segi karakteristik bahan ataupun harga pembuatan yang
mahal. Sehingga maka dari itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai edible film yang
memiliki spesifikasi yang sesuai dengan aplikasi penggunaanya dan juga dengan
harga yang lebih murah
1.2. Rumusan Masalah
1. Penelitian terdahulu diperoleh bahwa karakteristik edible film dapat
ditingkatkan melalui pencampuran lebih dari dua jenis bahan. Namun
perlu dicari lebih lanjut mengenai seberapa jauh sifat-sifat yang diinginkan
dapat dikembangkan melalui pencampuran.
2. Kebanyakan bahan baku edible film seperti pati, protein tidak memiliki
sifat antimikrobial, maka dari itu digunakanlah asam laurat dari Virgin
Coconut Oil yang bersifat antimikroba, antijamur, dan antivirus.
3. Kebanyakan edible film tidak bisa memenuhi persyaratan untuk digunakan
sebagai pembungkus, seperti tahan air dan sifat mekanis yang baik, maka
dari itu digunakanlah gluten yang dapat memberikan sifat elastis yang
lebih baik.

1.3. Tujuan Penelitian


1. Membuat edible film menggunakan campuran alginat, lilin lebah, gluten
dan, Virgin Coconut Oil sebagai edible film yang kuat, tahan air, dan anti-
mikroba.
2. Mengkaji pengaruh penambahan Virgin Coconut Oil sebagai antimikroba
terhadap perubahan karakteristik dari edible film.
3. Mengkaji pengaruh penambahan gluten untuk meningkatkan sifat
elastisitas dari edible film.
4. Mengkaji pengaruh perbandingan bahan pada pembuatan edible film
terhadap sifat edible film yang terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai