Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………. i

DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang…………………………………………………………………………….. 1
 Rumusan Masalah………………………………………………………………………… 1
 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN

 Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran………………………………….. 3


 Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran…………………………………. 4
 Pengertian Keterampilan Menutup Pelajaran…………………………………… 8
 Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran…………………………………… 9
BAB III PENUTUP

 Kesimpulan…………………………………………………………………………………. 11
 Saran………………………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………….. 12

1
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Sesempurna atau seideal apapun kurikulum, tanpa diimbangi dengan guru
untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum tersebut belum dikatakan
maksimal. Justru keterampilan dasar guru sangat diperlukan. Guru tidak dilahirkan,
tetapi dibentuk terlebih dahulu. Pembentukan performance guru yang baik
diperlukan keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan standar
yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru.

Menurut Asril Zainal (2010:69-71), komponen pertama dalam mengajar


adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan
membuka pelajaran guru harus memberikan pengajaran atau pengarahan terhadap
materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk
mengikutinya. Strategi membuka dan menutup pelajaran (set induction and
closure) sebenarnya merupakan gabungan antara dua macam keterampilan
mengajar yang perlu dilatihkan dalam pengajaran mikro.

Berdasarkan hal tersebut, dalam makalah ini akan dibahas mengenai


keterampilan membuka dan menutup pelajaran, serta komponen-komponen yang
terdapat dalam keterampilan dasar mengajar tersebut.

 Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran?
 Apa saja komponen dalam keterampilan membuka pelajaran?
 Apa yang dimaksud dengan keterampilan menutup pelajaran?
 Apa saja komponen dalam keterampilan menutup pelajaran?

 Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui pengertian keterampilan membuka pelajaran.
 Untuk mengetahui komponen keterampilan membuka pelajaran.
 Untuk mengetahui pengertian keterampilan menutup pelajaran.
 Untuk mengetahui komponen keterampilan menutup pelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

 Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran


Menurut Zainal Aqib (2013:89) membuka pelajaran ialah kegiatan yang
dilakukan guru/infrastruktur untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh
perhatian pada diri siswa/peserta pelatihan. Sedangkan Saiful Bahri (2010:138-139)
mengemukakan bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru
untuk menciptakan sikap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar
terpusat pada yang akan dipelajari.

Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi
siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada bahan yang akan
dipelajarinya sehingga memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
(Abdul Majid, 2015:242)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dibuat sebuah kesimpulan


bahwa membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar
terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Sedangkan keterampilan membuka
pelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam membuka pelajaran
sehingga peserta didik siap dan fokus dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses


pembelajaran yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal
pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses dan
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Kegiatan membuka pelajaran
tidak hanya dlakukan oleh guru pada awal pembelajaran, tetapi pada setiap kegiatan
inti pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan dan
memberikan kaitan antara materi pembelajaran yang akan dikuasi oleh peserta
didik dengan bahan yang akan diajarkan.

Untuk menciptakan kondisi kesiapan mental siswa dalam mengikuti


pembelajaran, maka kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dengan melakukan
kegiatan yang bersifat adminitrasi:

 Mengecek kehadiran siswa


 Menyiapkan alat-alat pelajaran
 Mempersiapkan buku sumber dan kegiatan adminitrasi.
Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada saat mengawali
pembelajaran, belum tentu bisa mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental
siswa secara optimal. Dengan demikian kegiatan pembukaan pembelajaran selain
untuk mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus
memfokuskan pada upaya mengkondisikan baik fisik dan mental, perhatian dan
motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
3
Maka tujuan dari keterampilan membuka pelajaran yaitu sebagai berikut:

 Membangkitkan motivasi dan perhatian.


 Membuat anak memahami bentuk tugas
 Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
 Menyadari siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki /
diketahui dengan yang akan dipelajari.
 Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan siterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan.
Berikut ini terdapat contoh kegiatan membuka pelajaran (set induction) pada
pengenalan konsep baru: “Guru: Nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan
mempelajari suatu pokok bahsan baru, yakni tentang “bangun datar”. Tetapi, sebelum
kita pelajari lebih lanjut topik itu, cobalah perhatikan dahulu kedepan.gambar apakah
yang ibu pegang ini? Ya, kamu Indra! Dan seterusnya.”

 Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran


Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran, guru
harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen keterampilan itu meliputi:

 Menarik Perhatian Siswa


Cara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

 Mengubah gaya mengajar guru. Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru,
seperti posisi atau kegiatan yang berbeda dari biasanya. Misalnya:
 Guru bisa berdiri di depan, kemudian berdiri di belakang
 Suara yang biasa keras, diubah menjadi suara yang pelan dan bercerita.
 Penggunaan alat bantu mengajar atau media pengajaran, seperti gambar, model dan
skema. Selain dapat menarik perhatian, alat bantu mengajar tersebut memungkinkan
terjadinya kaitan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
 Pola interaksi yang bervariasi, seperti guru-siswa, siswa-siswa, maupun siswa-guru.
Misalnya:
 Jika guru biasa berbicara kepada siswa, maka diubah menjadi siswa yang berbicara
kepada guru, atau dapat juga antara siswa dengan siswa lainnya.
 Jika guru biasa melaksanakan pembelajaran dalam bentuk kelompok besar atau kelas,
maka diubah dalam bentuk kelompok kecil atau individual.
 Menimbulkan Motivasi
Ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

 Kehangatan dan keantusiasan


Bersikap hangat, ramah, antusias, bersahabat dan sebagainya, dapat mendorong
tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan
timbul.

 Menimbulkan rasa ingin tahu

4
Menimbulkan rasa ingin tahu siswa dapat dilakukan dengan cara melontarkan/
mengemukakan ide yang bertentangan dengan penyelesaian masalah atau kondisi diri
dari kenyataan sehari-hari. Contohnya jika transmigrasi dapat meningkatkan
kemakmuran penduduk, mengapa banyak penduduk di Pulau Jawa tidak mau
transmigrasi.

 Memerhatikan minat siswa


Minat juga merupakan sumber motivasi yang dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan gairah belajar anak didik. Memerhatikan minat siswa dapat dilakukan
dengan cara menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan
minat berpengaruh pada jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya.

 Memberi Acuan
Memberi acuan merupakan usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan
singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang
jelas menegnai hal-hal yang harus dipelajari. Untuk itu, cara yang dilakukan adalah
sebagai berikut:

 Mengemukakan tujuan dan batas tugas


Hendaknya guru mengemukakan tujuan pelajaran terlebih dahulu dan batas
tugas yang dikerjaikan siswa. Misalnya guru mengatakan, “Hari ini kita akan
membahas rata-rata hitung, dan setelah itu kalian diminta mengerjakan soal atau
menghitung rata-rata kenaikan harga barang selama satu tahun”. Dalam memberi acuan
guru juga memberi pendekatan cara menghitungnya. Misalnya dalam contoh diatas
guru mengatakan menggunakan rumus yang sudah disederhanakan.

Contoh lainnya, guru menyuruh siswa belajar mengarang cerita dengan


memerhatikan tiga buah gambar. Kemudian berdasarkan gambar tersebut, guru
menyuruh siswa untuk menulis suatu cerita yang panjangnya lebih kurang 100 kata.

 Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan


Tujuannya dari cara ini adalah agar dalam pelajaran, siswa terarah usahanya
dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan.

Misalnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuktikan pada


temperatur berapa derajat celcius air mendidih dengan menggunakan langkah:

 Mengukur temperatur yang belum dipanasi


 Nyalakan lampu spiritus dan panaskan air dalam gelas tersebut
 Jika air sudah mendidih catatlah berapa suhunya sesuai dengan yang terlihat pada
termometer.
 Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Misalnya dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif
dari sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain. Selain itu tunjukkan juga
hak negatif yang hilang atau kurang lengkap.

5
Contohnya memeriksa bahan-bahan tersebut dan tentukan mengapa beberapa
batu dapat digolongkan dalam jenis batu yang mengandung biji besi dan yang lain
tidak.

 Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa
dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari. Contohnya sebelum memutar
film tentang siklus kehidupan nyamuk, guru mengajukan pertanyaan untuk membantu
siswa memahami siklus nyamuk yang digambarkan oleh film tersebut.

 Membuat Kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru, guru perlu menghubungkan dengan hal
yang telah dibuat siswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhannya untuk
mempermudah pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan
kebutuhan inilah yang disebut dengan pengait.

Berikut adalah contoh usaha guru untuk membuat kaitan

 Dalam memulai pelajaran, guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah
dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau inti materi pelajaran terdahulu secara
singkat. Setiap saat guru dapat meminta sumbangan pikiran anak didik, hal ini berarti
guru harus memberi penguatan sekaligus membuat kaitan kogntif. Komentar yang
bertujuan kembali pada batas tugas adalah juga merupakan usaha membuat kaitan.
 Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru. Hal ini
dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitannya dengan dengan pengetahuan lama.
Contohnya guru bertanya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan
sebelum mengerjakan pembagian.
 Cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan
secara terperinci.

 Pengertian Keterampilan Menutup Pelajaran


Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar dengan mengemukakan kembali
pokok-pokok pelajaran. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar
pendidikan menyatakan bahwa kemajuan hasil belajar paling besar terjadi pada akhir
pelajaran dengan cara memberikan suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah
dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran bukan hanya diakhir jam pelajaran, akan
tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu jam pelajaran.

Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan


merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan belajar. Kegiatan ini cukup berarti bagi
siswa, namun banyak guru tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja tidak
dilakukan.

Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk:

 Memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh peserta didik
 Mengetahui tingkat pencapaian peserta didik

6
 Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar

 Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran


Menjelang akhir pelajaran atau akhir setiap penggal kegiatan, guru harus
melakukan penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang
pokok materi. Secara umum komponen menutup pelajaran ada tiga, yaitu sebagai
berikut:

 Meninjau Kembali (Review)


Pada akhir kegiatan, guru sebaiknya meninjau kembali (mengulangi kembali)
hal-hal yang dianggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan, serta apakah
inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa atau belum. Hal ini dapat
dilakukan setiap saat selesai memberikan satu konsep ataupun pada akhir pelajaran.

Kegiatan ini meliputi:

 Membuat ringkasan atau merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses KBM),
dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang
terlambat bisa mempelajari kembali. Membuat rangkuman bahan pelajaran lebih baik
dilakukan secara tertulis daripada secara lisan.
 Dengan melalui beberapa pertanyaan atau setelah membahas bagian-bagian dari satu
topik, anak didik dapat diminta mengungkapkan kembali bahan pelajaran yang baru saja
didiskusikan.
 Mengevaluasi (Menilai)
Dalam menutup pelajaran disamping me-review, guru seharusnya juga
melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilakukan. Evaluasi
merupakan alah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan
pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan dilakukannya
evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi dapat dilakukan dengan:

 Meminta anak didik mendemonstrasikan keterampilan yang baru saja dipelajari. Misalnya
setelah selesai mengarang puisi, guru dapat meminta siswa untuk membacakannya di
depan kelas
 Meminta anak didik mengaplikasikan konsep atau ide yang baru pada situasi lain yang
berbeda.
 Meminta anak didik mengekspresikan pendapat sendiri.
 Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demonstrasi yang dilakukan
guru atau siswalain
 Meminta anak didik mengerjakan soal tertulis, baik objektif maupun subjektif.
 Menyatakan masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru meminta siswa untuk memberikan
pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas, baik itu pendapat perorangan
maupun pendapat kelompok.
 Memberikan Tindak Lanjut

7
Alternatif yang dapat dilakukan guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah
dengan cara memberikan tindak lanjut. Tindak lanjut yaitu upaya meningkatkan
lanjutan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dengan maksud untuk
lebih memanfaatkan pemahaman siswa baik berkenaan dengan konsep-konsep dalam
rangka mengaplikasikan pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan
masalah praktis.

Misalnya tindak lanjut berupa pekerjaan rumah (PR), mengerjakan tugas-tugas


tertentu (proyek), melakukan observasi atau pengamatan, wawancara sederhana atau
kegiatan lain atau sejenisnya.

8
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan
Membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar
terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya. Komponen dalam membuka pelajaran
yaitu menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan dan membuat
kaitan.

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar dengan mengemukakan kembali pokok-pokok
pelajaran. Komponen dalam menutup pelajaran yaitu meninjau
kembali (review), mengevaluasi (menilai) dan memberikan tindak lanjut.

 Saran
Hendaknya seorang guru memiliki keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran, dan mengetahui serta menerapkan komponen-komponen yang terdapat
dalam komponen tersebut. Hal ini dikarenakan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. (2013). Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual


(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Djamarah, Saiful B. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Majid, A. (2015). Strategi Pembelajaran.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wiyani, Novan A. (2013). Manajemen Kelas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Zainal, A.(2010). Micro Teaching. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai