Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS JURNAL

1. Judul Artikel
“Penerapan Evidence Based Nursing (EBN) Sistematik Oral Care Pada Pasien Gangguan
Neurologi”
2. Kata Kunci
Evidance Based Nursing, Kebersihan Gigi Dan Mulut.Perawatan Gigi dan Mulut
3. Penulis
Ginanjar Sasmito Adi

4. Telaah Step 1 (Fokus penelitian)


Problems Stroke merupakan penyebab kedua kematian dan
penyebab keenam yang paling umum dari cacat. Sekitar
15 juta orang menderita stroke yang pertama kali setiap
tahun, dengan sepertiga dari kasus ini atau sekitar 6,6
juta mengakibatkan kematian (3,5 juta perempuan dan
3,1 juta lakilaki). Stroke merupakan masalah besar di
negaranegara berpenghasilan rendah daripada di negara
berpenghasilan tinggi. Lebih dari 81% kematian akibat
stroke terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah
presentase kematian dini karena stroke naik menjadi
94% pada orang dibawah usia 70 tahun (World Health
Organisation, 2016).
Stroke merupakan kehilangan fungsi otak secara
tiba-tiba, yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke
otak (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah di
otak (stroke hemoragik). Gangguan aliran darah atau
pecahnya pembuhuh darah menyebabkan sel-sel otak
(neuron) di daerah yang terkena mati (Heart and Stroke
Foundation, 2015).

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
Menurut Depkes (2016) disebutkan bahwa 10 dari
penyebab kematian utama berdasarkan sampel
regristrasi sistem (SRS) diantaranya adalah penyakit
tidak menular (PTM) yaitu stroke di nomor pertama,
urutan kedua penyakit jantung koroner dan ketiga
diabetes militus. Di Indonesia, jumlah penderita stroke
tahun 2013 diperkirakan sebanyak 12,1%. Provinsi
Sulawesi Selatan memiliki estimasi jumlah penderita
terbanyak yaitu sebanyak 17,9%, sedangkan Provinsi
Riau memiliki jumlah penderita paling sedikit yaitu
sebanyak (5,2%), Jawa Tengah menempati urutan ke 10
yaitu sebesar (12,3%) (Kemenkes Kesehatan R.I, 2014).
Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan
berbagaai penyebab disertai manifestasi klinis mayor,
dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-
negara berkembang. Pada pasien stroke, kelemahan
fisik, menjadi masalah utama keterbatasan untuk
melakukan mobilisasi. Salah satunya pada gangguan
menelan serta kelumpuhan pada wajah dapat
meningkatkan jumlah bakteri pada mulut dari sisa-sisa
makanan yang ada. Ketidakmampuan pasien stroke
untuk memenuhi kebutuhan dirinya menjadi tanggung
jawab perawat (Zwastika, 2016)
Pada pasien stroke, kelemahan fisik adalah masalah
utama yang membatasi mobilisasi Salah satu yang
bermasalah adalah penurunan kemampuan menelan dan
kelumpuhan wajah dan bisa menambah jumlahnya
bakteri dalam mulut dari sisa-sisa makanan. Terutama
pada pasien dengan gangguan kesadaran yang juga
terjadi penurunan mobilitas fisik, kemampuan menelan
makanan yang terganggu melalui mulut bisa menjadi

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
penyebab radang selaput lendir di mulut atau infeksi
rongga mulut (Junaidi, 2011). Disfagia dan hilangnya
sensasi memengaruhi hingga 78% pasien yang baru saja
mengalami stroke dan bias menyebabkan air liur dan
makanan stasis di rongga mulut.
Gangguan menelan makanan lewat mulut dapat
menjadi salah satu penyebab terjadinya peradangan
selaput lendir mulut. Pada penderita yang mengalami
gangguan menelan makanan diberikan melalui selang,
sehingga ludah jarang mengalami pergantian yang
memudahkan terbentuknya koloni mikroflora oral
komensial, apabila dibiarkan keadaan tersebut dapat
mendorong terjadinya infeksi rongga mulut (Gafar,
2015).
Oral hygiene merupakan tindakan yang dilakukan
untuk membersihkan mulut, gigi dan gusi.
Ketidakmampuan penderita stroke untuk merawat
dirinya dan tidak ada obat penyegar mulut, salep, pasta
yang dapat menggantikan usaha membersihkan rongga
mulut secara sistematis, dan apabila di biarkan saja dapat
mengakibatkan mulut berbau tidak sedap dan dapat pula
terjadi infeksi rongga mulut. Oleh karena itu diperlukan
kemampuan teknikal perawat dalam pelaksanaan oral
hygiene pasien stroke (Gafar & Subeqi, 2015)
Kebersihan mulut merupakan aspek penting dari
asuhan keperawatan untuk pasien stroke. Manfaat dari
kebersihan mulut yang efektif akan meningkatkan
kebersihan, menghilangkan plak, mencegah komplikasi
yang akan mengakibatkan peningkatan lama tinggal di
rumah sakit (Özden et al, 2013). Pasien dapat makan dan
mengunyah dengan nyaman dan masuknya asupan

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
nutrisi yang memadai dengan kebersihan mulut yang
memadai (Chan & Hui-Ling, 2012). Namun, pengaturan
kesehatan mulut yan buruk ini karena berkurangnya
kognisi, kurangnya kesadaran akan kesehatan mulut
mereka sendiri yang memburuk, fungsi motorik
berkurang dan ketidakmampuan untuk berkomunikasi
secara efektif (Brady et al, 2011). Zhu, Mcgrath dan
McMillan, 2008 (dikutip dalam Kwok et al, 2015)
menemukan bahwa 83,9% pasien stroke mengalami
kesulitan menyikat gigi sendiri dan oleh karena itu
bergantung pada perawat untuk menjaga kesehatan
mulut mereka. Disfagia sering terjadi pada pasien stroke
yang meningkatkan risiko xerostomia.
Pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
personal care secara mandiri mungkin tidak
mendapatkan perawatan mulut yang tepat dan dapat
menyebabkan xerostomia (mulut kering). Hal ini
menyebabkan adanya inflamasi jaringan lokal karena
peningkatan jumlah plak, penurunan produksi saliva,
dan penurunan kemampuan pembersihan debris dalam
mulut. Peradangan jaringan lokal akan menyebabkan
penurunan fungsi pertahanan dari mukosa. Hal ini
memungkinkan untuk masukkanya bakteri dalam
jaringan sekitar dan menyebabkan infeksi baik lokal
maupun sistemik (Cohn & Fulton, 2006).
Obat-obatan tertentu juga berkontribusi terhadap
xerostomia, seperti sirup dan anti-hipertensi, serta
penggunaan oksigen dan pengisapan (Brady et al, 2011;
Cohn & Fulton, 2006; Kwok et al, 2014). Asupan gula
juga dapat meningkatkan risiko pembentukan plak dan
oleh karena itu pendidikan kesehatan mulut harus

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
diberikan selama mereka tinggal di rumah sakit
(Moynihan & Kelly, 2014).
Kegiatan oral care yang sistematis ini berdasarkan
evidence yang ada secara signifikan mempengaruhi
kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut pasien.
Intervention
Dalam jurnal ini peneliti menggunakan teknik
Evidence Based Nursing terkait sistematik oral care.
Evidence based Nursing adalah penggunaan teori
dan informasi yang diperoleh berdasarkan hasil
penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana dalam
pembuatan keputusan tentang pemberian asuhan
keperawatan pada individu atau sekelompok pasien dan
dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari
pasien tersebut (Hapsari, 2011).
Oral hygiene merupakan tindakan yang dilakukan
untuk membersihkan mulut, gigi dan gusi.

Comparison Intervention Tidak ada intervensi pembanding dalam penelitian ini


Outcome 1. Pada 2 hari pelanaan ada beberapa pasien, lapisan yang
menutupi papil lidah dapat dibersihkan pada 2 kali oral
hygiene, tetapi pada pasien yang sudah lama tidak
dilakukan OH dengan lapisan putih pada lidah yang
sudah tebal kegiatan 2 hari dilakukan oral hygiene tidak
sepenuhnya bersih. Bahkan, terdapat pasien yang tidak
kooperatif untuk dapat membuka mulut untuk
dibersihkan bagian lidahnya.
2. Berdasarkan hasil penerapan EBN didapatkan jumlah
responden yang dapat dilakukan oral care sebanyak 12
Orang. Karakteristik dari desponden didapatkan
penyakit terbanyak diakibatkan stroke sebesar 66,6%

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
diikuti pasien lain seperti infeksi dan Space Occupaying
Lesion (SOL). Status fungsional pasien berdasarkan
Barthel Index adalah 2,58 dengan nilai tertinggi 5 dan
terendah 0. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang
menjadi responden pada pelaksanaan EBN ini
menunjukkan ketergantungan berat.
3. Hasil analisis didaptkan rata-rata skor OAG sebelum
dilakukan oral care sebesar 15,25 dengan standar deviasi
1,712. Sedangkan rata-rata skor OAG setelah dilakukan
oral care sebesar 10,25 dengan standar deviasi 0,866.
Hasil analisis statistic menunjukkan adanya perbedaan
rerata skor OAG yang signifikan antara sebelum dan
sesudah pemberian intervensi (p = 0,004)
Time Penerapan evidance based nursing ini dilakukan di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta di Ruang
Neurologi. Tidak diituliskan waktu yang pasti kapan
penelitian di lakukan

5. Telaah Step 2 (Validitas)


Recruitment 1. Teknik sampling didapatkan 256 artikel dan kemudian

penulis mengambil artikel yang sesuai dengan kriteria

yang ingin penulis buat yaitu penelitian yang

merupakan penelitian. Randomized Control Trial

(RCT) dan ditemukan 4 artikel RCT, 1 case study, dan

1 meta analisis yang digunkan sebagai rujukan. Dari

beberapa artikel merupakan artikel penulis mengambil

5 RCT, 2 artikel systematic review dan 1 metaanalisis

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
sebagai pembahasan yang digunakan dalam penerapan

Eviden Based Nursing (EBN) dikarenakan kesesuaian

antara oral care based on evidence dengan oral care

tradisional.

2. Jumlah responden yang dapat dilakukan oral care

sebanyak 12 Orang. Dalam pelaksaaan oral care

terdapat 1 pasien yang menolak untuk dilakukan OH

3. Kriteria Inklusi:

1) Pasien dengan gangguan neurologis banyak

ketergantungan.

2) Kebersihan rongga gigi dan mulut belum terjaga.

3) Tindakan belum sesuai dengan evidence

Kriteria Eksklusi: Tidak disebutkan kriteria Eksklusi

dalam penelitian

4. Karakteristik dari desponden didapatkan penyakit

terbanyak diakibatkan stroke sebesar 66,6% diikuti

pasien lain seperti infeksi dan Space Occupaying

Lesion (SOL). Status fungsional pasien berdasarkan

Barthel Index adalah 2,58 dengan nilai tertinggi 5 dan

terendah 0. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang

menjadi responden pada pelaksanaan EBN ini

menunjukkan ketergantungan berat.

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
Maintenance Intervensi yang digunakan dalam jurnal EBN ini adalah

1. Agen antiseptic yang digunakan pada pelaksanan EBN


ini adalah betadine kumur dan cholhexidine. Peneliti
mencampur agen antiseptic dengan air bersih dengan
perbandingan 1 cc antiseptic 3 cc air bersih.
clorghexidine yang digunakan adalah 0,12% dan 0,2%.
2. Gosok gigi yang digunakan adalah sikat gigi anak-anak
yang berukuran kecil yang dijual bebas di pasaran
3. kasa masih digunakan pada individu yang tidak dapat
menoleransi penggunaan sikat gigi
4. penulis juga menggunakan swab yang dimodifikasi
dengan menggulung kasa di jari pasien untuk mengambil
sisa plak bekas sikat gigi dan menyerap saliva pasien
serta menjaga kelembaban membrane mukosa mulut
pasien.
5. untuk meminimalisir adanya respirasi, kegiatan
dilakukan pada posisi pasien miring kearah yang sehat
pada pasien stroke. Hal ini sesuai rekomendasi pada saat
melakukan oral care adalah 30° atau semirekumben
dengan posisi miring
6. Karena tidak adanya tongue scrapper. Pelaksanaan
dilakukan dengan melilitkan kasa pada bagian belakang
gagang sikat gigi.
7. Kegiatan oral care dilakukan 2 hari berturut-turut
dilakukan 2x sehari pagi dan sore hari
.

Measurement
Pengkajian menggunakan Oral Assesment Guide
(OAG) yang dikembangkan oleh Eilier et al, terdiri dari item

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
pengkajian kemapuan bicara, menelan, bibir, lidah, saliva,

membran mukosa, gusi dan gigi atau gigi palsu.

Berdasarkan penelitian (Andersson et al., 1999) pada

pasien dengan chemotherapy menunjukkan hasil

chronbach’s alpha sebesar 0,88 dan bermanfaat secara klinis

dalam pengkajian dan adanya perubahan pada pasien.

Holmes dan Mountain (1993) dalam (Chan et al., 2011)

membandingkan validitas, realibilitas dan manfaat klinis

dari pengajian Beck Oral Examination (1979), Eliers, OAG

(1988), dan Passos and Brand (1966) pada pasien kanker.

Hasil pada penelitian ini menunjukkan ketiga alat ukur

tersebut secara klinis kurang menggambarkan kondisi

kebersihan mulut yang actual. Tetapi, kesimpulan akhir pada

penelitian ini merekomendasikan alat ukur dari Eliers et al

sebagai alat ukur yang paling bagus dan bermanfaat secara

klinis berdasarkan indicator yang digunakan.

Analisis pada evidance ini menggunakan analisis PICO

(Patient Problem, Intervention, Compare and Outcome).

Strategi pencarian literatur pada evidance ini

menggunakan kata kunci tunggal atau gabungan dari oral

care, oral hygiene, oral health, oral assessment,

unconsciousness, stroke, neurology, neuroscience,

pneumonia, chlorhexidine, randomized control trial. Artikel

yang ditelusuri dalam bahasa Inggris, full text, bukan case

study, dan tidak ada batasan waktu. Berdasarkan kata kunci

tersebut ditemukan artikel-artikel dengan jenis sistematik

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
review, randomized controlled trials (RCT), dan konsensus

dokumen dari para ahli. Kemudian dipilih satu artikel untuk

dijadikan rujukan dan beberapa artikel lainnya sebagai

pendukung

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
6. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)

a. Adanya Sumber Daya Manusia

Aplikasi intervensi ini sangat memungkinkan untuk dilakukan sebab di ruangan Brain

Center sendiri setiap paginya aktivitas yang dilakukan perawat adalah personal hygiene

salah satunya adalah oral hygiene. Jurnal ini bias menjadi bahan referensi.

b. Biaya

Pemberian intervensi jika ditinjau dari segi biaya juga sangat memungkinkan. Mudah

untuk didapatkan dan membawa dampak yang baik bagi pasien

c. Waktu

Pelaksanaan oral care pada pasien stroke tidak membutuhkan waktu yang lama, sekurang-

kurangnya 5-10 menit

d. Kebijakan

Oral care pada pasien stroke sesuaui dengan kebijakan dari Rumah Sakit, dan tidak ada

peraturan khusus yang membatasi hal ini

e. Hasil

Oral care pada pasien stroke sangat baik dan akan berpengaruh pada perbaikan kesehatan

pasien. penelitian ini dapat di terapkan kepada pasien. hal ini dikarenakan oral hygiene

merupakan hal yang harus diperhatikan terkhusus pada pasien yang mengalami gangguan

pada system neurosensori yang tidak mampu melakukan oral hygiene secara mandiri

Kelebihan :
1. penelitian ini mampu menjelaskan manfaat dari tiap-tiap intervensi yang diberkan.
2. Penelitian ini menggabungkan dari beberapa intervensi
3. penetian ini dapat diaplikasikan kepada pasien yang mengalami gangguan oral hyigien
Kekurangan :
1. Pada jurnal ini tidak terdapat kesimpulan dan saran.
2. Tidak dijelaskan teknik cara menggosok gigi yang dilakukan
3. tidak menjelaskan secara rinci perbedaan dari setiap intervensi.

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019
Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar
2019
DAFTAR PUSTAKA
Brady, MC, Furlanetto, D, Hunter, R, Lewis, SC, and Milne, V. 2011. Staff led interventions
for improving oral hygiene in patients following stroke. Cochrane Systematic Review, vol.
7: pp. 1-28.
Chan, EY, and Hui-Ling, I. 2012, Oral care practices among critical care nurses in Singapore:
A questionnaire survey, Applied Nursing Research, vol. 25: pp. 97-204.
Ghofar, Abdul & Mokhamad Imam Subeqi. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
Perawat Dengan Kemampuan Teknikal Perawat Dalam Pelaksanaan Oral Hygiene Pada
Penderita Stroke. Jurnal Edu Health, Vol. 5 No. 1, April 2015 Prodi D-III. Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang
Hapsari, EIsi Dwi. 2011. Pengantar Evidence based Nuring. Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Heart Foundation. 2016. New Guidelines For Treatment To Prevent Stroke.
https://www.heartfoundation.org.au/news/new-guidelines-for-treatments-to-prevent
stroke-deaths. Diakses 2 oktober 2019
Lyons, Mary, et al. 2018. Oral care after stroke:Where are we now?. European Stroke Journal
2018, Vol. 3(4) 347–354. DOI: 10.1177/2396987318775206
Özden, D, Türk, G, Düger, C, Güler, EK, Tok, F, and Gülsoy, Z. 2013. Effects of oral care
solutions on mucous membrane integrity and bacterial colonization, Nursing in Critical
Care. Vol. 19, no. 2: pp. 78-86.
WHO. 2016. Avoiding Heart attacks and stroke : don’t be a victim-protect yourself.
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/publications/avoid_heart_attack_report/en/
Diakses 2 oktober 2019

Jurnal Reading Kelompok 3 Profesi Ners Ang. XV UIN Alauddin Makassar


2019

Anda mungkin juga menyukai