Anda di halaman 1dari 19

Mata kuliah : pancasila

MODUL BAHAN AJAR


Pancasila Konteks Ketatanegaraan RI ( UUD
1945 Setelah Amandemen Dan Peraturan
Perundangan Dalam Bidang Politik)

PENYUSUSUN
SURATNO, S.PD, M.SI

P O L I T E K NI K K E S E H AT A N K E M E NK E S RI
M E DA N
J UR U S A N K E B I D A N A N
P R O DI D - I V K E B I D A NA N
T AH U N 2 0 1 5 / 201 6

1
Mata kuliah : pancasila

MODUL 6

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

1. odul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk


mengetahui konsep pancasila konteks ketatanegaraan RI ( UUD 1945
setelah amandemen dan peraturan perundangan dalam bidang politik)

RELEVANSI

Materi dan modul ini berkaitan dengan pelajaran pancasila..

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat


mengetahui dan mengidentifikasi konsep pancasila konteks ketatanegaraan RI

2
Mata kuliah : pancasila

( UUD 1945 setelah amandemen dan peraturan perundangan dalam bidang


politik)

PETUNJUK BELAJAR

 Buku ini memiliki deskripsi singkat dan relevansi yang mengandung


penjelas singkat tentang isi modul ini dan buku yang berkaitan dengan
modul ini .
 Buku ini juga memiliki indikator dan tujuan umum khusus yang menjadi
standar pembelajaran dalam buku panduan atau modul ini .
 Buku ini juga disertai dengan bagian pengantar yang berguna sebagai
pembuka buku atau bagian awal pembahasan mengenai pengertian
pancasila konteks ketatanegaraan RI ( UUD 1945 setelah amandemen dan
peraturan perundangan dalam bidang politik).
 Buku ini berisikan tentang konsep prundang-undangan
Buku ini juga berisikan latihan dan tes formatif pada bagian akhir setelah
penjelasan uraian , yang berguna untuk mengetahui kemampuan kita memahami
bahan uraian yang telah disediakan , yang juga disertai dengan kunci jawaban.

3
Mata kuliah : pancasila

pancasila konteks ketatanegar aan RI ( UUD 19 45 setelah


amandemen dan per aturan per undangan dalam b idang politik )
@100

pengantar
Perlu diperhatikan bahwa kaidah-kaidah hukum ketatanegaraa terdapat
juga pada berbagai peaturan ketatanegaraan lainnya seperti dalam TAP MPR, UU,
Perpu, dan sebagainya.
Hukum dasar tidak tertulis yang dimaksud dalam UUD 1945 adalah
konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan dan bukan hukum adat (juga tidak
tertulis), terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.
Konvensi atau hukum kebiasaan ketatanegaraan adalah hukum yang
tumbuh dalam praktek penyelenggaraan negara, untuk melengkapi,
menyempurnakan, menghidupkan mendinamisasi kaidah-kaidah hukum
perundang-undangan. Konvensi di Negara Republik Indonesia diakui merupakan
salah satu sumber hukum tata negara.

Fungsi dari Undang-Undang Dasar merupakan suatu alat untuk menguji


peraturan perundang-undangan di bawahnya apakah bertentangan dengan UUD di
samping juga merupakan sebagai fungsi pengawasan.

4
Mata kuliah : pancasila

INDIKATOR PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu menguraikan maksut dari pancasila


sebagai konteks ketatanegaraan
2. Mahasiswa mampu menguraikan tata urutan perundang-
undangan
3. Mahasiswa mampu menguraikan makna yang terkandung
dalam UUD 1945

5
Mata kuliah : pancasila

URAIAN MATERI

pancasila konteks ketatanegaraan RI ( UUD 1945 setelah


amandemen dan peraturan perundangan dalam bidang
politik)

Sistem Konstitusi (hukum dasar) republik Indonesia, selain tersusun


dalam hukum dasar yang tertulis yaitu UUD 1945, juga mengakui hukum dasar
yang tidak tertulis. Perlu diperhatikan bahwa kaidah-kaidah hukum ketatanegaraa
terdapat juga pada berbagai peaturan ketatanegaraan lainnya seperti dalam TAP
MPR, UU, Perpu, dan sebagainya.
Hukum dasar tidak tertulis yang dimaksud dalam UUD 1945 adalah
konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan dan bukan hukum adat (juga tidak
tertulis), terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.
Meminjam rumusan (dalam teori) mengenai konvensi dari AV. Dicey :
adalah ketentuan yang mengenai bagaimana seharusnya mahkota atau menteri
melaksanakan “discretionary powers”
Directionary Powers adalah kekuasaan untuk bertindak atau tidak
bertindak yang semata-mata didasarkan kebijaksanaan atau pertimbangan dari
pemegang kekuasaan itu sendiri.
Hal di atas yang mula-mula mengemukakan adalah Dicey di kalangan
sarjana di Inggris, pendapat tersebut dapat diterima, lebih lanjut beliau memerinci
konvensi ketatanegaraan merupakan hal-hal sebagai berikut:
a) Konvensi adalah bagian dari kaidah ketatanegaraan (konstitusi)
yang tumbuh, diikuti dan ditaai dalam praktek penyelenggaraan negara.
b) Konvensi sebagai bagian dari konstitusi tidak dapat dipaksakan oleh
(melalui) pengadilan.
c) Konvensi ditaati semata-mata didorong oleh tuntutan etika, akhlak
atau politik dalam penyelenggaraan negara.

6
Mata kuliah : pancasila

d) Konvensi adalah ketentuan-ketentuan mengenai bagaimana


seharusnya discretionary powers dilaksanakan.
Menyinggung ketatanegaraan adalah tak terlepas dari organisasi negara,
di sini meuncul pertanyaan yaitu : “apakah negara itu?” Untuk menjawab
pertanyaan tersebut kita pinjam “Teori Kekelompokan” yang dikemukakan oleh
Prof. Mr. R. Kranenburg adalah sebagai berikut:
“Negara itu pada hakikatnya adalah suatu organissasi kekuasaan yang
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa dengan tujuan untuk
menyelenggarakan kepentingan mereka bersama”.
Tentang negara muncul adanya bentuk negara dan sistem pemerintahan,
keberadaan bentuk negara menurut pengertian ilmu negara dibagi menjadi dua
yaitu: Monarki dan Republik, jika seorang kepala negara diangkat berdasarkan
hak waris atau keturunan maka bentuk negara disebut Monarki dan kepala
negaranya disebut Raja atau Ratu. Jika kepala negara dipilih untuk masa jabatan
yang ditentukan, bentuk negaranya disebut Republik dan kepala negaranya adalah
Presiden.
Bentuk negara menurut UUD 1945 baik dalam Pembukaan dan Batang
Tubuh dapat diketahui pada pasal 1 ayat 1, tidak menunjukkan adanya persamaan
pengertian dalam menggunakan istilah bentuk negara (alinea ke-4), “...... maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia yang berkedaulan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa,...... dan seterusnya. Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik.”
Dalam sistem ketatanegaraan dapat diketahui melalui kebiasaan
ketatanegaraan (convention), hal ini mengacu pengertian Konstitusi,
Konstitusimengandung dua hal yaitu : Konstitusi tertulis dan Konstitusi tidak
tertulis, menyangkut konstitusi sekelumit disampaikan tentang sumber hukum
melelui ilmu hukum yang membedakan dalam arti material adalah sumber hukum
yang menentukan isi dan substansi hukum dalam arti formal adalah hukum yang
dikenal dari bentuknya, karena bentuknya itu menyebabkan hukum berlaku

7
Mata kuliah : pancasila

umum, contoh dari hukum formal adalah Undang-Undang dalam arti luas, hukum
adat, hukum kebiasaan, dan lain-lain.
Konvensi atau hukum kebiasaan ketatanegaraan adalah hukum yang
tumbuh dalam praktek penyelenggaraan negara, untuk melengkapi,
menyempurnakan, menghidupkan mendinamisasi kaidah-kaidah hukum
perundang-undangan. Konvensi di Negara Republik Indonesia diakui merupakan
salah satu sumber hukum tata negara.
Pengertian Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 2 kelompok yaitu:
Pembukaan, Batng Tubuh yang memuat pasal-pasal, dan terdiri 16 bab, 37 pasal,
3 pasal aturan peralihan dan aturan tambahan 2 pasal. Mengenai kedudukan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber hukum tertinggi, Pancasila
merupakan segala sumber hukum. Dilihat dari tata urutan peraturan perundang-
undangan menurut TAP MPR No. III/MPR/2000, tentang Sumber Hukum dan
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan.
TAP MPR NO XX/MPRS/1966 TAP MPR NO III/MPR/2000
Tata urutannya sebagai berikut: Tata urutannya sebagai berikut:
1. UUD 1945 1. UUD 1945
2. TAP MPR 2. TAP MPR RI
3. Undang-Undang / Peraturan 3. Undang-Undang
Pemerintah Pengganti Undang-Undang 4. Peraturan Pemerintah Pengganti
4. Peraturan Pemerintah Undang-Undang (Perpu)
5. Keputusan Presiden 5. Peraturan Pemerintah
6. Peraturan Pelaksanaan lainnya 6. Keputusan Presiden
seperti: 7. Peraturan Daerah
· Peraturan Menteri
· Instruksi Menteri

Sifat Undang-Undang Dasar 1945, singkat namun supel, namun harus ingat
kepada dinamika kehidupan masyarakat dan Negara Indonesia, untuk itu perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

8
Mata kuliah : pancasila

a. Pasalnya hanya 37 buah, hanya mengatur pokok-pokoknya saja,


berisi instruksi kepada penyelenggaraan negara dan pimpinan pemerintah
untuk:
· Menyelenggarakan pemerintahan negara dan
· Mewujudkan kesejahteraan sosial
b. Aturan pelaksanaan diserahkan kepada tataran hukum yang lebih
rendah yakni Undang-Undang, yang lebih cara membuat, mengubah, dan
mencabutnya.
c. Yang penting adalah semangat para penyelenggara negara dan
pemerintah dalam praktek pelaksanaan
d. Kenyataan bahwa UUD 1945 bersifat singkat namun supel seperti
yang dinyatakan dalam UUD 1945, secara kontekstual, aktual dan konsisten
dapat dipergunakan untuk menjelaskan ungkapan “Pancasila merupakan
ideologi terbuka” serta membuatnya operasional.
e. Dapat kini ungkapan “Pancasila merupakan ideologi terbuka”
dioperasikan setelah ideologi Pancasila dirinci dalam tataran nilai. Pasal-
pasal yang mengandung nilai-nilai Pancasila (nilai dasar) yakni aturan
pokok di dalam UUD 1945 yang ada kaitannya dengan pokok-pokok
pokiran atau ciri khas yang terdapat pada UUD 1945. Nilai instrumen
Pancasila, yaitu aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu (TAP
MPR, UU, PP, dsb).
Fungsi dari Undang-Undang Dasar merupakan suatu alat untuk menguji
peraturan perundang-undangan di bawahnya apakah bertentangan dengan UUD di
samping juga merupakan sebagai fungsi pengawasan.
Makna Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi
perjuangan dan tekad bangsa Indonesia yang merupakan sumber dari cita hukum
dan cita moral yang ingin ditegakkan baik dalam lingkungan nasional maupun
dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di dunia. Pembukaan yang telah
dirumuskan secara padat dan hikmat dalam alinea 4 itu, setiap alinea mengandung
arti dan makna yang sangat mendalam, mempunyai nilai-nilai yang dijunjung

9
Mata kuliah : pancasila

bangsa-bangsa beradab, kemudian di dalam pembukaan tersebut dirumuskan


menjadi alinea 4.
Alinea pertama berbunyi “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
1. Adanya keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia
membela kemerdekaan melawan penjajah.
2. Tekad bangsa Indonesia untuk merdeka dan tekad untuk tetap
berdiri dibarisan yang paling depan untuk menentang dan menghapus
penjajahan diatas dunia.
3. Pengungkapan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak
sesuai dengan perkemanusiaan dan perikeadilan; penjajah harus ditentang
dan dihapuskan.
4. Menegaskan kepada bangsa / pemerintah Indonesia untuk
senantiasa berjuang melawan setiap bentuk penjajahan dan mendukung
kemerdekaan setiap bangsa.
Alinea kedua berbunyi : “Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”, makna yang terkandung di sini
adalah:
1. Bahwa kemerdekaan yang merupakan hak segala bangsa itu bagi
bangsa Indonesia, dicapai dengan perjuangan pergerakkan bangsa Indonesia.
2. Bahwa perjuangan pergerakan tersebut telah sampai pada tingkat
yang menentukan, sehingga momentum tersebut harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kemerdekaan.
3. Bahwa kemerdekaan bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih
harus diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang bebas, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur, yang tidak lain adalah merupakan cita –cita
bangsa Indonesia ( cita –cita nasional ).

10
Mata kuliah : pancasila

Alinea ke tiga berbunyi : “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya “.
Maknanya adalah:
1. Motivasispiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah
berkat ridho Tuhan.
2. Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia
terhadap suatu kehidupan di dunia dan akhirat.
3. Penguuhan dari proklamasi kemerdekaan
Alinea ke-empat berbunyi : “Kemudian daripada itu untuk membentuk
pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamian abadi, keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang–Undang Dasar
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat berdasar kepada:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia “.
Alinea ke empat ini sekaligus mengandung :
1. Fungsi sekaligus tujuan Negara Indonesia yaitu:
· Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia
· Memajukan kesejahteraan umum
· Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
· Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
2. Susunan / bentuk Negara adalah Republik
3. Sistem pemerintahan Negara adalah Kedaulatan Rakyat

11
Mata kuliah : pancasila

4. Dasar Negara adalah Pancasila, sebagaimana seperti dalam sila–sila


yang terkandung di dalamnya.

LATIHAN

Buatlah mahasiswa menjadi 5 kelompok dengan tugas untuk masing-masing


kelompok:
Kelompok 1
Menguraikan makna dari sila 1
Kelompok 2
Menguraikan makna dari sila 2
Kelompok 3
Menguraikan makna dari sila 3
Kelompok 4
Menguraikan makna dari sila 4
Kelompok 5
Menguraikan makna dari sila 5

12
Mata kuliah : pancasila

RANGKUMAN

Sistem Konstitusi (hukum dasar) republik Indonesia, selain tersusun


dalam hukum dasar yang tertulis yaitu UUD 1945, juga mengakui hukum dasar
yang tidak tertulis. Perlu diperhatikan bahwa kaidah-kaidah hukum ketatanegaraa
terdapat juga pada berbagai peaturan ketatanegaraan lainnya seperti dalam TAP
MPR, UU, Perpu, dan sebagainya.
Hal di atas yang mula-mula mengemukakan adalah Dicey di kalangan
sarjana di Inggris, pendapat tersebut dapat diterima, lebih lanjut beliau memerinci
konvensi ketatanegaraan merupakan hal-hal sebagai berikut:
a) Konvensi adalah bagian dari kaidah ketatanegaraan (konstitusi)
yang tumbuh, diikuti dan ditaai dalam praktek penyelenggaraan negara.
b) Konvensi sebagai bagian dari konstitusi tidak dapat dipaksakan oleh
(melalui) pengadilan.
c) Konvensi ditaati semata-mata didorong oleh tuntutan etika, akhlak
atau politik dalam penyelenggaraan negara.
d) Konvensi adalah ketentuan-ketentuan mengenai bagaimana
seharusnya discretionary powers dilaksanakan.
Alinea pertama berbunyi “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
1. Adanya keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia
membela kemerdekaan melawan penjajah.
2. Tekad bangsa Indonesia untuk merdeka dan tekad untuk tetap
berdiri dibarisan yang paling depan untuk menentang dan menghapus
penjajahan diatas dunia.

13
Mata kuliah : pancasila

3. Pengungkapan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak


sesuai dengan perkemanusiaan dan perikeadilan; penjajah harus ditentang
dan dihapuskan.
4. Menegaskan kepada bangsa / pemerintah Indonesia untuk
senantiasa berjuang melawan setiap bentuk penjajahan dan mendukung
kemerdekaan setiap bangsa.
Alinea kedua berbunyi : “Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”, makna yang terkandung di sini
adalah:
1. Bahwa kemerdekaan yang merupakan hak segala bangsa itu bagi
bangsa Indonesia, dicapai dengan perjuangan pergerakkan bangsa Indonesia.
2. Bahwa perjuangan pergerakan tersebut telah sampai pada tingkat
yang menentukan, sehingga momentum tersebut harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kemerdekaan.
3. Bahwa kemerdekaan bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih
harus diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang bebas, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur, yang tidak lain adalah merupakan cita –cita
bangsa Indonesia ( cita –cita nasional ).
Alinea ke tiga berbunyi : “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya “.
Maknanya adalah:
1. Motivasispiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah
berkat ridho Tuhan.
2. Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia
terhadap suatu kehidupan di dunia dan akhirat.
3. Penguuhan dari proklamasi kemerdekaan

14
Mata kuliah : pancasila

TES FORMATIF

1. Apa yang dimaksut dengan hukum dasar tidak tertulis?


a. Pancasila
b. UUD 1945
c. Bhineka Tunggal Ika
d. Perpu
e. Tap MPR
2. Apa yang dimaksut dengan “Directionary power”?
a. Kekuasaan untuk bertindak semata-mata didasarkan kebijaksanaan
b. Kekuasaan karna kekuatan sendiri
c. Kekuasaan yang menundukkan orang lain
d. Kekuasaan karna kekuatan dari luar
e. Kekuasaan yang didapatkan dari dorongan orang-orang disekitar dan
juga dari keinginan sendiri.
3. Pendapat mengenai konvensi di paparkan oleh?
a. Thomas Kuhn
b. Thomas Thomson
c. Dicey
d. Dicey Warney
e. William
4. Apa yang dimaksut dengan konvensi?
a. hukum yang tumbuh dalam praktek penyelenggaraan negara
b. kekuasaan untuk bertindak atau tidak bertindak yang semata-mata
didasarkan kebijaksanaan atau pertimbangan dari pemegang kekuasaan
itu sendiri.
5. Bentuk nagara menurut UUD 1945 dalam pembukaan batang tubuh dapat
diketahui pada:

15
Mata kuliah : pancasila

a. Pasal 1 ayat 1
b. Pasal 2 ayat 1
c. Pasal 11 ayat 1
d. Pasal 2 ayat 1
e. Pasal 3 ayat 1
6. Fungsi dari UUD yaitu:
a. Mengatur NKRI
b. Membuat peraturan
c. Alat untuk menguji peraturan
d. Mengikat rakyat
e. Menjaga rakyat
7. Ketentuan-ketentuan mengenai bagaimana seharusnya discretionary
powers dilaksanakan adalah ...
a. Konstitusi tertulis
b. Konstitusi tidak tertulis
c. Hukum dasar
d. Konvensi
8. Kekuasaan untuk bertindak atau tidak bertindak yang semata-mat
didasarkan kebijaksanaan atau pertimbangan dari pemegang kekuasaan itu
sendiri adalah ....
a. Teori kekelompokan
b. Konvensi
c. Directionary Powers
d. Konstitusi
9. “Negara itu pada hakikatnya adalah suatu organissasi kekuasaan yang
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa dengan tujuan
untuk menyelenggarakan kepentingan mereka bersama”. Teori yang di
kemukakan oleh ...
a. AV. Dicey
b. Prof. Mr. R. Kranenburg
c. Aristoteles

16
Mata kuliah : pancasila

d. Prof. Mr. Karl


10. Ketentuan yang mengenai bagaimana seharusnya mahkota atau menteri
melaksanakan “discretionary powers”. Teori yang dikemukakan oleh ....
a. AV. Dicey
b. Prof. Mr. R. Kranenburg
c. Aristoteles
d. Prof. Mr. Karl

17
Mata kuliah : pancasila

KUNCI JAWABAN
1. B
2. A
3. C
4. A
5. A
6. C
7. d
8. c
9. b
10. a

18
Mata kuliah : pancasila

DAFTAR PUSTAKA

Id.wikipedia.org

19

Anda mungkin juga menyukai