Perkembangan
pemikiran filsafat barat
Ir. ZULKARNAEN, MSi
Yusra Hasibuan, SST,M.Kes
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan Modul Humaniora ini. Modul ini
disusun dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk Mata Kuliah
Humaniora bagi mahasiswa yang mengikuti pendidikan DIV Kebidanan.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Kami
menyadari keterbatasan kami selaku penulis, oleh karena itu demi
pengembangan kreatifitas dan penyempurnaan modul ini, kami mengharapkan
saran dan masukan dari pembaca maupun para ahli, baik dari segi isi, istilah
serta pemaparannya. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak
yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan
modul ini. Akhir kata, semoga modul ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca. Amin.
Medan
Penulis
MODUL HUMANIORA 1
Pendahuluan
periodisasi, yang pertama yaitu zaman Yunani Kuno yang bercirikan pemikiran
Kedua yaitu zaman abad pertengahan dimana pemikiran para filosof masih banyak
Ketiga zaman renaisans ( zaman yang sangat menaruh pada bidang seni lukis,
MODUL HUMANIORA 2
KEGIATAN
Sejarah dan Peranan Pemikiran Filsafat
BELAJAR 8 Barat dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
MODUL HUMANIORA 3
URAIAN
MATERI
Zaman ini dimulai pada abad 6 sebelum masehi, disini terdapat 2 bentuk mite yang
berkembang yaitu : mite kosmogonis yang mencari tahu tentang kejadian asal – usul alam
semesta, dan mite kosmologis yang berusaha untuk mencari tahu asal – usul serta sifat
terjadinya alam semesta. Ciri – ciri yang menonjol dari filsafat Yunani Kuno adalh
perhatian terhadap gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan asa mula (
sesuatu yang tidak terbatas ( apeiron ) sebagai asas mula kemudian Anaximenes bahwa
udara adalah asas mula, dan Phytagoras menyatakan bahwa asas mula tersebut dapat
diterangkan dengan menggunakan angka – angka, yang kemudian terkenal denga dalilnya
Filsafat Yunani kuno semakin berkembang ketika muncul dua filosof yaitu Heraklitos
yang mengemukakan tentang realitas yang tidak berubah (panta rhei khai uden menei)
dan berbanding terbalik dengan Parmenides dalam gagasanya tentang “ada” yang
kemudian filsafatnya berkembang dan dikenal sebagai Metafisika (yang ada itu ada dan
yang tidak ada itu tidak ada) yang mana kemudian menjadi cikal bakal debat Metafisika.
Herakleitos mewakili bidang ( Pluralisme dan Empirisisme ) dan Parmenides sebagai wakil
Pemikir yang penting juga dalam perkembangan ilmu pengetahuan adalah Demokritos,
yang menegaskan bahwa realitas tersusun dari atom ( atomos, dari a = tidak, dan tomos
= terbagi ) yang kemudian menjadi cikal bakal ilmu fisika, kimia, dan biologi. Fisafat yang
yang bisa diartikan dengan bercakap – cakap, Socrates menyebut metodenya sendiri
MODUL HUMANIORA 4
dengan ( maieutike tekhne ) yaitu fungsi filosof hanya membidani ilmu pengetahuan.
Kemudian metode ini diteruskan oleh muridnya sendiri yaitu Plato, ia menganggap bahwa
berfilsafat itu mencari kebijaksanaan atau kebenaran yang hanya dapat dilakukan
Plato dikenal sebagai filosof dualisme, yang mengambarkan dua buah kenyataan yang
terpisah dan berdiri sendiri, yaitu dunia ide ( dunia yang tidak ada perubahan
didalamnya, serta dunia bayangan atau inderawi ( dunia yang berubah–ubah mencakup
yang ditangkap oleh indera ). Pemikiran Yunani kuno mencapai puncaknya pada masa
murid dari Plato yaitu Aristoteles yang mengemukakan tugas utama dari ilmu
a. Penyebab Material ( material cause ) : ini adalah bahan darimana benda dibuat.
b. Penyebab Formal ( formal cause ) : ini adalah bentuk penyusunan bahan. Misalnya
bentuk kursi ditambah pada kayu, sehingga kayu menjadi sebuah kursi.
c. Penyebab Efisien ( efficient cause ) : ini adalah sumber – sumber kejadian. Misalnya
d. Penyebab Final ( final cause ) : ini adalah tujuan yang menjadi arah seluruh kejadian.
Zaman pertengahan adalah zaman keemasaan bagi kekristenan, dimana dogma – dogma
gereja sangat berpengaruh dalam berfilsafat, filsafat Agustinus yaitu manusia adalah
ciptaan tuhan yang unik yang ikut ambil bagian untuk mendapatkan kasihnya, tuhan
adalah ada sebagai ada, yang bersifat pribadi yang menciptakan seluruh jagad raya. Pada
abad ini dikenal dengan predikat Ancilla Theologiae , yang mengambarkan bahwa tuhan
adalah segala kebaikan dan tidak ada dualisme didalamnya, dan kitab suci mengajarkan
bahwa alam semesta berawal mula dan filsafat tidak menjawab akan hal tersebut.
MODUL HUMANIORA 5
.Zaman ini juga dapat dikatakan sebagai sebagai suatu zaman yang penuh dengan upaya
menggiring manusia ke dalam kehidupn atau system kepercayaan yang picik an fanatik,
dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Tujuan dari upaya itu untuk
Zaman peralihan dari abad pertengahan yang ditandai dengan suatu era yang disebut
dengan renaisans ( zaman yang sangat menaruh pada bidang seni lukis, arsitektur, music,
sastra, filsafat, ilmu pengetahuan ) yang memberikan suatu perubahan yang revolusioner
sepenuhnya diwarnai oleh ajaran kristiani. Namun, orang-orang kini mencari orientasi
dan inspirasi baru sebagai alternatif bagi kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-
satunya kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik. Kebudayaan klasik ini juga
dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi seluruh peradaban manusia.
pemikiran akan alam semesta dan sebagai bentuk penolakan terhadap teorinya Ptolomeus
( Geosentrisme ) yang mengatakan bumi sebagai pusat tata surya. Kemudian Francis
menekan kekuasaan gereja terhadap ilmu pengetahuan, sejak saat ini filsafat ilmu
pengetahuan didasarkan atas kepercayaan dan kepastian intelektual ( sikap ilmiah )yang
kebenarannya dapat diuji melalui metode, dimana kebenaran adalah never ending
process tidak akan berhenti. Zaman ini merupakan zaman Antroposentrisme yang
melihat manusia sebagai pusat penyelidikan dan menghasilkan beberapa aliran filsafat
yaitu :
MODUL HUMANIORA 6
a. Rasionalisme
Aliran ini memandang bahwa budi atau rasio adalah sumber dan pangkal segala
pengertian dan pengetahuan, dan budilah yang memegang tampu pimpinan dalam
tampak dengan segera adanya sebab dari proses berpikir tersebut. Oleh karena
itu, dari metode keraguan ini, muncullah kepastian tentang eksistensi dirinya
sendiri. Itulah yang kemudian dirumuskan dengan “cogito ergo sum” (karena saya
tiga “ide bawaan” (innate ideas). Ide bawaan ini sudah ada sejak lahir, yaitu
1) Pemikiran
Sebab saya memahami diri saya sendiri saya sebagai makhluk yang berpikir, maka
2) Allah
Allah sebagai wujud yang sama sekali sempurna. Karena saya mempunyai ide
“sempurna”, mesti ada sesuatu penyebab sempurna untuk idea itu, karena akibat
tidak dapat melebihi penyebabnya. Wujud yng sempurna itu tidak hanyalah Allah.
3) Keluasan
MODUL HUMANIORA 7
b. Empirisme
Lawan rasionalisme adalah empirisme. Jadi, bukan budi yang menjadi sumber dan
itu bukanlah bersifat a priori, tetapi a posteriori, yaitu metode yang berdasarkan
Kalau rasionalis berpendapat bahwa manusia sejak lahir telah dikaruniai ide oleh
Tuhan yang dinamakan idea innate atau idea terang benderang atau idea bawaan,
lahir jiwa manusia itu putih bersih (tabularasa), tidak ada bekal dari siapa pun.
c. Kritisme
dan empirisme dalam suatu hubungan yang seimbang, yang satu tidak terpisahkan
dari yang lainnya. Menurut Kant, pengetahuan merupakan hasil terakhir yang
diperoleh dengan adanya kerjasama di antara dua komponen, yaitu disatu pihak
d. Idealisme
Ketidakpuasan terhadap ajaran Kant muncul yang justru dilakukan oleh murid-
muridnya sendiri. Mereka tidak puas terhadap ajaran Kant yang mengatakan
MODUL HUMANIORA 8
bahwa “Akal manusia tidak akan sampai pada pengetahuan tentang tentang
Para murid Kant yang dulu setia bahkan berbalik menyerang Kant, dan mereka
bermetafisika untuk mencari suatu dasar bagi renungan mereka. Dasar itulah
memerhatikan kesadaran dan pengalaman yang dicari dan didapat dari dasar
tindakan. Dasar tindakan itu adalah “AKU” yang merupakan subjek yang
keterangan tentang keseluruhan yang ada. Yang ada itulah yang disebut
idealisme.
Karena idealisme itu berdasarkan subjek, maka ada yang menyebut aliran
mengakui dan memberi prioritas yang tinggi kepada “AKU”, sehingga “aku” itu pun
dianggapnya sebagai satu-satunya realitas. Hal ini dapat dimengerti, karena “aku
yang otonom dan merdeka, menempatkan diri menjadi sadar akan objek yang
dihadapi, yaitu bukan aku. Buka aku ini adanya tergantung pada aku dan fungsinya
adalah yang harus dihadapi dan diatasi. Perkembangan terletak sepenuhnya pada
hasil pengatasan objek (bukan aku).” Oleh karena itu, aku ini akan tampak sebagai
Pandangan yang lebih jauh dan luas dalam aliran ini adalah pandangan Schelling. Ia
mengaku bahwa objek (bukan aku) itu sungguh-sungguh ada. Sebaliknya, kalau
Fichte mengatakan bahwa adanya objek (bukan aku) itu tergantung pada aku
(subjek), jadi objek itu muncul dari aku, maka Schelling tidak demikian. Ia
megatakan bahwa aku (subjek) muncul dari alam (bukan aku) yang sungguh-
sungguh ada. Akan tetapi, munculnya aku dari alam adalah yang telah sadar, jadi
tampak ada keserasian dengan pandangan Fichte. Lebih lanjut dikatakan bahwa
kedudukan budi dan alam itu sederajat, yakni berhadap-hadapan sebagai subjek
MODUL HUMANIORA 9
dan objek. Sebenarnya, keduanya itu muncul dari Tuhan yang semakin tinggi
dengan sederajatnya. Budi juga muncul dari Tuhan yang yang menyadari lalu
menjelma menjadi ilmu, moral, sejarah, negara, dan seterusnya. Jadi, karena
idealisme-objektif.
Lebih mendalam lagi adalah idealismenya Hegel yang sangat konsesuen. Corak
umum filsafat Hegel adalah “dialektika”, yaitu tesis yang menimbulkan antithesis
dan membentuk sintesis, dan sintesis ini sekaligus adalah sintesis baru, dan
begitu seterusnya.
Filsafat Hegel mencari yang mutlak daripada yang tidak mutlak. Yang mutlak
adalah ruh (jiwa), tetapi ruh itu menjelma pada alam yang sadar akan dirinya. Ruh
adalah idea, artinya berpikir. Dalam sejarah kemanusiaan, ruh sadar akan dirinya,
dan kemanusiaan merupakan bagian daripada idea yang mutlak, yaitu Tuhan.
Selanjutnya dikatakan bahwa idea yang berpikir itu sebenarnya adalah gerak,
yaitu gerak yang menimbulkan gerak yang lain. Gerak ini mewujudkan suatu tesis
Akhirnya, ada tesis gerak yang mutlak dan antitesis ini menimbulkan sintesis yang
begitulah seterusnya.
Jadi, filsafat Hegel memberikan suatu kesimpulan bahwa pada hakikatnya yang
mutlak adalah gerak, bukannya sesuatu yang tetap dan tidak berubah serta
melatarbelakangi suatu hal. Proses gerak secara dialektika itu dapat berlaku pada
segala kejadian dan berlaku menurut hukum budi. Karena itulah Hegel datang
pada kriterianya bahwa semua yang masuk akal itu sungguh-sungguh ada, dan apa
e. Positivisme
MODUL HUMANIORA 10
Lain negeri lain pula perkembangannya. Begitu pula perkembangan filsafat di
prancis. Di sana, orang mengalami suatu revolusi yang hebat. Wahyu dan agama
dan kepastian berpikir. Aliran ini disebut tradisonalisme. Di lain pihak, di Prancis
juga muncul aliran baru, yaitu positivisme, yang ditokohi oleh Auguste Comte.
dengan berdasarkan sains. Penganut paham positivisme meyakini bahwa hanya ada
sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena masyarakat
mendasarkan diri pada positivisme dan ilmu jiwa, sejarah, politik dan kesastraan.
John Stuart Mill (1860-1873), seorng filosof Inggris, yang menggunakan system
f. Fenomenologi
Menurut Husserl “prinsip segala prinsip” ialah bahwa hanya intuisi langsung
kriteria terakhir dibidang Filsafat. Hanya apa yang secara langsung diberikan
kepada kita dalam pengalaman dapat dianggap benar dan dapat dianggap benar
menjadi dasar filsafat. Alasannya ialah bahwa hanya kesadaran yang diberikan
secara langsung kepada saya sebagai subjek, seperti akan kita lihat lagi.
(phainomenon). Jadi, fenomenologi mempelajari suatu yang tampak atau apa yang
menampakkan diri.
“fenomen” merupakan realitas sendiri yang tampak, tidak ada selubung yang
memisahkan realitas dari kita., realitas itu sendiri tampak bagi kita. Kesadaran
MODUL HUMANIORA 11
menurut kodratnya mengarah pada realitas. Kesadaran selalu berarti kesadaran
akan sesuatu.
g. Strukturalisme
Ciri khas strukturalisme ialah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual obyek
oleh waktu dan penetapan hubungan antara fakta atau unsur-unsur sistem
struktur inti dari suatu obyek (hirarkinya, kaitan timbal balik antara unsur-unsur
eksistensialisme yang melihat manusia dari satu sudut pandangan subyektif. Para
penganut aliran filsafat ini memiliki corak beragam, namun demikian mereka
h. Evolusionisme
aliran ini yang terkenal adalah Charls Darwin (1809-1882) dan Herbert spencer
termasuk manusia. Manusia adalah perkembangan tertinggi dari taraf hidup yang
paling rendah, yaitu alam, dan juga diatur oleh hokum-hukum mekanik. Hokum
“survival of the fittest dan hokum struggle for live” pada tumbuh-tumbuhan dan
hewan, berlaku pula pada manusia, dan itu merupakan hokum tertinggi bagi
MODUL HUMANIORA 12
dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan serta dengan benda apa pun. Suatu prediksi
pun muncul karena perkembangan ini, yang mengatakan bahwa suatu hari nanti
akan muncul manusia yang lebih sempurna dari manusia saat ini.
Jika ditinjau dari segi filsafat, pada intinya hal ini tidak berbeda dengan
hal-hal yang mengatasi pengalaman, karena yang sungguh-sungguh ada adalah yang
kekkekalan gerak, dan pertahanan kekuatan. Proses dunia ini tidak lain adalah
perkumpulan kembali gerak dan bahan. Karena itu evolusi adalah peralihan dari
i. Postmodernisme
Pada abab ke-20 ada aliran filsafat yang pengaruhnya dalam dunia praktif cukup
besar, yaitu aliran filsafat pragmatism. Seorang tokoh pragmatism yaitu Willen
Postmodernisme sebgai trend dari suatu pemikiran yang sangat popular pada
penghujung abad ke-20 ini merambah berbagai bidang dan disiplin ilmu filsafat
MODUL HUMANIORA 13
banyak bidang dengan hiruk-pikuk, yang merupakan reaksi terhadap kegagalan
modernism.
Jurgen Habermas adalah filosof abad ke-20 dapat dikategorikan sebagai filosof
postmodernisme, namun ia juga tokoh utama mazhab Frankfurt atau teori kritis.
j. Non-Aliran
beberapa filosof dalam filsafat barat yang berpengaruh dalam filsafat dan ilmu
MODUL HUMANIORA 14
RANGKUMAN
Filsafat Yunani kuno semakin berkembang ketika muncul dua filosof yaitu Heraklitos yang
mengemukakan tentang realitas yang tidak berubah (panta rhei khai uden menei) dan
berbanding terbalik dengan Parmenides dalam gagasanya tentang “ada” yang kemudian
filsafatnya berkembang dan dikenal sebagai Metafisika (yang ada itu ada dan yang tidak ada
itu tidak ada) yang mana kemudian menjadi cikal bakal debat Metafisika. Herakleitos
mewakili bidang ( Pluralisme dan Empirisisme ) dan Parmenides sebagai wakil dari bidang (
Monisme dan Rasionalisme )
Zaman pertengahan adalah zaman keemasaan bagi kekristenan, dimana dogma – dogma
gereja sangat berpengaruh dalam berfilsafat, filsafat Agustinus yaitu manusia adalah ciptaan
tuhan yang unik yang ikut ambil bagian untuk mendapatkan kasihnya, tuhan adalah ada
sebagai ada, yang bersifat pribadi yang menciptakan seluruh jagad raya. Pada abad ini
dikenal dengan predikat Ancilla Theologiae , yang mengambarkan bahwa tuhan adalah
segala kebaikan dan tidak ada dualisme didalamnya, dan kitab suci mengajarkan bahwa alam
semesta berawal mula dan filsafat tidak menjawab akan hal tersebut.
Rasionalisme, Aliran ini memandang bahwa budi atau rasio adalah sumber dan pangkal
segala pengertian dan pengetahuan, dan budilah yang memegang tampu pimpinan dalam
bentuk “mengerti”. Kedaulatan rasio diakui sepenuhnya dengan sama sekali menyisihkan
pengetahuan indra. Sebab, pengetahuan indra hanya menyesatkan saja. Dengan metode
“keragu-raguan”, pmikir Descartes (1596-1650) ingin mencapai kepastian
MODUL HUMANIORA 15
TES FORMATIF
1. Mencari tahu tentang kejadian asal – usul alam semesta pada zaman Yunani Kuno
adalah
a) mite kosmogonis
b) mite antagonis
c) mite koaggonalis
d) mite kosmologis
2. Berusaha untuk mencari tahu asal – usul serta sifat terjadinya alam semesta pada zaman
Yunani kuno adalah..
a) mite kosmogonis
b) mite antagonis
c) mite koaggonalis
d) mite kosmologis
3. .Zaman yang juga dapat dikatakan sebagai sebagai suatu zaman yang penuh dengan
upaya menggiring manusia ke dalam kehidupan adalah…
b) Zaman pertengahan
c) Zaman renaisme
d) Zaman modren
4. Aliran pada zaman modem yang terbentuk akibat b erkembangnya positivisme adalah....
a) Fenomologi
b) Strukturalisme
c) Evosionalisme
d) Postmoderisme
MODUL HUMANIORA 16
KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. B
4. C
MODUL HUMANIORA 17
DAFTAR PUSTAKA
MODUL HUMANIORA 18