Anda di halaman 1dari 8

MATA ACARA IV

PENGELOLAAN AIR DENGAN SISTEM REVERSE OSMOSIS

DAN PEMERIKSAAN HASIL DENGAN MPN (MOST PORBABLE NUMBER)

COLIFORM METODE TABUNG

IV.1 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan teknik pengolahan air dengan system
Reverse Osmosis dengan tingkat penurunan polutan serendah mungkin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan sampel dengan MPN Coliform metode tabung.
3. Mahasiswa dapat terampil menggunakan alat-alat di laboratorium.

IV. 2 Dasar Teori

Sebagaimana kita ketahui, air tersusun dari molekul satu atom oksigen dan dua atom hidrogen
(H2O). Apabila air dalam kondisi cair, maka molekul-molekul ini akan saling berhubungan satu
dengan yang lainnya (oleh ikatan hidrogen) yang disebut formasi kluster (pengelompokan) dan
penggabungan dari beberapa kluster ini disebut dengan air (H2O)n.

Molekul H2O secara elektris adalah netral, tetapi kutub negatif dan positifnya tidak
terdistribusikan secara merata. Kutub negatif berkonsentrasi pada oksigen yang berada pada
bagian yang tidak saling terikat. Penggantian letak kutub ini menyebabkan dua kutub elektrik,
dua kutub ini merupaka gambaran elektris dari molekul air.

Karena dua kutub yang berlainan salin tarik menarik maka atom hidrogen positif dalam
molekul air akan ditarik ke atom oksigen negatif dari molekul disampingnya, air, dimana jika
semua kluster ini bergabung, kita namakan air. Air dilihat dari strukturnya secara umum ada dua
jenis yaitu :

1. Bounding Water
Yaitu bentuk rangkaian molekul air yang kecenderungannya membentuk ikatan kelompok
besar dan tidak stabil seperti air pentagonal diantaranya air tanah (H2O)70-80, air terpolusi
(H2O)200-300, dan air rebusan yang strukturnya telah rusak. Struktur jenis ini mempunyai rantai
yang panjang dan merupakan kluster besar dan tidak stabil sehingga sulit masuk dalam sel.
2. Clustered Water
Yaitu bentuk rangkaian molekul air dengan ikatan kelompok kecil dan stabil seperti air
heksagonal (H2O)6. Air pada struktur ini dapat masuk dalam sel dengan mudah, mengaktifkan
proses metabolisme sel dan menghasilkan banyak energi, dapat menetralisir asam buangan
sehingga inti sel terlindungi keberadaannya dan sel menjadi sehat.
Salah satu sistem pengolahan air untuk mendapatkan Clustered Water adalah dengan
metode Reverse Osmosis dimana osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang
berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup dimana molekul
”Solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah di daerah “solute” tinggi
melalui sebuah membran “semipermeable”.
Membran “semipermeable” ini menunjukkan ke membrane sel atau membrane apa pun
yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent”
berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Sedangkan osmosis dilihat dari sisi teknik adalah perpindahan air melalui membran
permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran
semipermeable harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena
alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan konsentrasi yang lebih encer.
Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui
membran permeable selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat
sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti
bahwa sifat ini bergatung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.
Sehingga dengan demikian Reverse Osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah
solvent dari sebuah daerah konsentrasi ”solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah
daerah ”solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osomotik.
Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter
yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi
satunya.

Gambar IV.1 Unit Reverse Osmosis


Tabel IV.1 Fungsi masing-masing unit
UNIT FUNGSI
Polypropilene Catridge Filter Menyaring bahan-bahan dalam air seperti :
Ukuran 5 mikron Karat, Pasir, Kapur, Debu, Tanah, dll
Granular Active Carbon Menyaring bahan-bahan dalam air seperti :
Bahan organik, bau, rasa, warna, bahan
pencuci, klorin
Carbon Block Penyempurna fungsi GAC
Mikro Membran Reverse Osmosis Menyaring bahan-bahan dalam air seperti :
Ukuran 0,0001 mikron Bakteri, Virus, Logam
Post Carbon Berbentuk butiran berfungsi sebagai
penyempurnaan rasa air murni

Bakteri E-colli merupakan bakteri yang banyak terdapat pada sistem pencernaan hewan
berdarah panas, termasuk manusia. Keberadaan bakteri E-colli di suatu perairan dipakai untuk
bersifat anaerob dan fluktuatif anaerob, mampu menfermentasikan laktosa pada temperatur
35-380C selama 24 jam.

Most Porbable Number (MPN) adalah perkiraan terdekat jumlah bakteri coliform, bakteri
golongan E-Colli yang ditandai dengan kemampuan bakteri menguraikan laktosa menjadi
asam dan gas alam dalam media. Pada tes perkiraan, bakteri E-colli diinkubasikan di media di
media Lactose Borth pada suhu 370C selama 48 jam. Pada tes penegasan bakteri E-colli
diinkubasikan di media Brillliant Green Lactose Borth pada suhu 37OC dan 420C selama 24
jam. Pada pemeriksaan hendaknya menggunakan alat-alat, bahan yang sudah tersedia dalam
keadaan steril dan disiapkan lampu spiritus.

IV. 3 Alat dan Bahan


IV.3.1 Alat
1. Unit Reverse Osmosis
2. Turbidimeter
3. TDS meter
4. PH meter
5. Water Test Kit
6. Beacker glass

IV.3.2 Bahan
1. Air sampel
2. Aquadest
IV.4 Cara Kerja

1. Diperiksa terlebih dahulu alat Reverse Osmosis yang akan digunakan, Diperiksa stop
kontak, kran inlt dan kran outlet
2. Diperiksa air baku terlebih dahulu, parameter yang akan diperiksa :
a. pH
b. Kekeruhan
c. Kesadahan
3. Dihidupkan peralatan Reverse Osmosis dengan menghubungkan ke arus listrik, buka kran
inlet dan tampung hasil olahan dengan menampung air yang keluar dari kran outlet
dengan beacker glass. Air yang akan diperiksa yaitu :
a. Air Kran (control)
b. Air pengolahan RO setelah 10 menit
c. Air pengolahan RO setelah 20 menit
d. Air pengolahan RO setelah 30 menit
4. Diperiksa parameter yang sama air hasil olahan
5. Dihitung % efektifitas penurunan masing-masing parameter yang diperiksa

IV.5 Hasil

Tabel IV.2 Hasil pengamatan Reverse Osmosis

Parameter
Waktu
No. TDS Kekeruhan Kesadahan Fe
(Menit)
(ppm) (NTU) (mg/L) (mg/L)
1 0 166 6 85,5 0,2
2 15 6 0,65 17,1 0,2
3 25 6 0,5 8,55 0,2
4 35 5 0,5 8,55 0

IV.5.1 Perhitungan % efektifitas penurunan

1. TDS
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 166−6
TDS 1 = × 100 % = × 100 % = 96,38 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 166
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 166−6
TDS 2 = × 100 % = × 100 % = 96,38 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 166
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 166−5
TDS 3 = × 100 % = × 100 % = 96,98 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 166

2. Kekeruhan
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 6 – 0,65
Kekeruhan 1 = × 100 % = × 100 % = 89,16 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 6
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 6−0,5
Kekeruhan 2 = × 100 % = × 100 % = 91,66 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 6
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 6−0,5
Kekeruhan 3 = × 100 % = × 100 % = 91,66 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 6

3. Kesadahan
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 85,5−17,1
Kesadahan 1 = × 100 % = × 100 % = 80 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 85,5
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 85,5−8,55
Kesadahan 2 = × 100 % = × 100 % = 90 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 85,5
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 85,5−8,55
Kesadahan 3 = × 100 % = × 100 % = 90 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 85,5

4. Fe
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 0,2−0,2
Fe 1 = × 100 % = × 100 % = 0 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 0,2
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 0,2−0,2
Fe 2 = × 100 % = × 100 % = 0 %
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 0,2
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 – 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 0,2−0
Fe 3 = × 100 % = × 100 % = 100%
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 0,2

IV.5.2 Grafik

Grafik IV.1 Hubungan antara waktu dengan TDS


6.2
6
5.8
5.6
TDS (ppm)

5.4
5.2
5
4.8
4.6
4.4
15 25 35
Waktu (Menit)
Grafik IV.1 Hubungan antara waktu dengan kesadahan
18
16
Kesadahan (mg/L)

14
12
10
8
6
4
2
0
15 25 35
Waktu (Menit)

Grafik IV.1 Hubungan antara waktu dengan kekeruhan


0.7

0.6
Kekeruhan (NTU)

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
15 25 35
Waktu (Menit)
Grafik IV.1 Hubungan antara waktu dengan Fe
0.25

0.2
Fe (mg/L)

0.15

0.1

0.05

0
15 25 35
Waktu (Menit)

IV.6 Pembahasan
Pada praktikum pengolahan air dengan metode Reverse Osmosis (RO) sampel yang
digunakan berupa air PDAM (air kran yang berada di Laboratorium Teknik Lingkungan II).
Parameter yang diperiksa berupa TDS, Fe, Kekeruhan dan Kesadahan. Dengan variasi waktu 15
menit, 25 menit, dan 35 menit serta 0 menit untuk kontrol. Hasil yang diperoleh telah tercantum
pada Tabel IV.2 Hasil Pengamatan Reverse Osmosis .
Pada sampel control, untuk nilai TDS yang didapat adalah 166 ppm, nilai kekeruhan 6 NTU,
nilai kesadahan dengan 5 tetes larutan EDTA x 17,1 maka didapat hasil 85,5 mg/L dan untuk
nilai Fe adalah 0,2 mg/L.hasil dari variasi waktu 15 menit yaitu, untuk nilai TDS yang didapat 6
ppm, kekeruhan 0,65 NTU, 1 tetes larutan EDTA untuk kesadahan dikalikan dengan 17,1
didapat hasil 17,1 mg/L dan nilai Fe sejumlah 0,2 mg/L. Selanjutnya untuk ranah waktu 25
menit, nilai TDS yaitu 6 ppm, nilai keseluruhan 0,5 NTU, untuk nilai kesadahan dengan ½ tetes
larutan EDTA dikali dengan 17,1 didapat hasil 8,55 mg/L, dan nilai Fe masih saa yaitu 0,2 mgL.
Dan yang terakhir untuk variasi waktu 35 menit, untuk nilai TDS adalah 5 ppm, nilai kekeruhan
0,5 NTU, untuk nilai kesadahan ½ tetes larutan EDTA dikalikan dengan 17,1 dengan perolehan
hasol 0,5 mg/L dan nilai Fe yang diperoleh adalah 0.
Dari tabel pengamatan Reverse Osmosis ini menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh mulai
dari parameter TDS, kekeruhan, keadaan dan Fe dengan waku yang semakin lama menunjukkan
angka penurunan. Terbukti bahwa air yang diolah dengan metode Reverse Osmosis ini langsung
dapat diminum dan dikonsumsi karena telah melewati tahapan proses yang baik dan sempurna,
dan air yang dihasilkan tidak berbau, berwarna, berasa, dll.
Pada saat melakukan praktikum juga harus teliti dan benar-benar mengikuti sesuai dengan
prosedur yang telah diberikan, agar hasil yang diperoleh juga sempurna.
IV.7 Kesimpulan
1. Teknologi Reverse Osmosis berhasil menurunkan kadar Fe, kesadaan, TDS dan
kekeruhan
2. Pada praktikum ini teknologi Reverse Osmosis perlu terbukti menurunkan virus,bakteri
atau mikroba lain dengan parameter tersebut.

Anda mungkin juga menyukai