Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Toserba adalah suatu bentuk toko swalayan yang menjual barang dagangan
eceran. Pada umumnya Toserba lebih besar dari supermarket. Suatu Toserba terdiri
dari supermarket,department store,food court serta sarana hiburan (game station) yang
biasanya terdapat pada lantai yang terpisah. Toserba dapat digolongkan sebagai
bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan
usaha perdagangan. Pada umumnya Toserba banyak terdapat di sentra bisnis suatu
daerah dengan kesibukan yang tinggi. Meski Toserba merupakan bangunan gedung
yang dapat digunakan untuk publik, tetapi berdasarkan kepemilikannya biasanya
Toserba merupakan properti yang dimiliki oleh badan usaha atau milik perorangan.
Toserba atau Pasar raya biasanya menawarkan produk dengan harga rendah
bahkan sampai mengurangkan margin untuk menarik konsumen datang. Produk-
produk tertentu biasanya mie instan, susu,sabun,shampo sering dijual dengan
mendekati harga beli. Untuk memastikan keuntungan, toserba atau pasar raya
menutup margin rendah dengan jumlah hasil penjualan keseluruhan yang tinggi, dan
jualan barang yang bermargin tinggi. Konsep ini menggabungkan tiga fungsi
sekaligus, yaitu perkantoran, perbelanjaan, dan pemukiman. Beberapa ahli
perencanaan kota meyakini bahwa konsep ini dapat memberikan sumbangan terhadap
pengurangan dampak polusi kendaraan bermotor. Hal ini dapat dicapai apabila
penghuni kawasan tersebut tinggal dan bekerja di kawasan itu juga, sehingga tidak
memerlukan bahan bakar karbon untuk perjalanan.
Bangunan ramah lingkungan atau disebut juga Green Building, adalah
bangunan gedung yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi bangunan dan tapak
dalam penggunaan energi, air, dan bahan bangunan, serta untuk mengurangi
dampak bangunan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Usaha untuk mencapai
fungsi bangunan ramah lingkungan bisa dilakukan dengan memilih lokasi, desain,
dan konstruksi yang tepat.
Toserba merupakan jenis bangunan komersial, selain berfungsi sebagai
tempat melakukan kegiatan usaha, juga dapat berfungsi sebagai ruang publik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak kota saat ini kurang optimal dalam
menyediakan ruang publik untuk warganya. Meski banyak tersedia lahan
terbuka, tetapi umumnya masih belum bisa memenuhi ketentuan sebagai ruang
publik. Di ruang publik, warga kota dapat melakukan berbagai aktivitas sosial
seperti rekreasi, berolah raga, bermain untuk anak-anak dan orang dewasa,
bertemu dan berinteraksi satu sama lain dengan nyaman.
Salah satu bangunan komersial yang berfungsi sebagai ruang public
adalah Toserba. Toserba kini menjadi salah satu solusi untuk menyediakan
ruang publik, yang tidak mampu diakomodasi oleh pemerintah setempat.
Bangunan Gedung Toserba milik CV Alfa Jaya Utama mulai dibangun sejak
tahun 2013 dan akan dibuka secara resmi tahun 2019 ini. Maka disusunlah Dokumen
UKL UPL ini sebagai partsisipasi CV Alfa Jaya Utama untuk komitmen dalam upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan hidup.

1.2. DASAR HUKUM


Landasan hukum yang menjadi dasar penyusunan UKL-UPL kegiatan ini adalah :
A. UNDANG-UNDANG
1. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2012 tentang Tata Ruang
3. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
4. Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
5. Undang – Undang Nomor 32 tentang Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
6. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
7. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
8. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
9. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
10. Undang – Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
11. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
12. Undang – Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
13. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumber Daya Hayati dan Ekosistem
14. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wilayah Lapor Ketenagakerjaan di
Perusahaan
15. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
B. PERATURAN PEMERINTAH
1. Peraturan Pemerintah nomor 107 tahun 2015 tentang Izin Usaha Industri.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
B3
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
4. Peraturanv Pemerintah Nomor 32 tahun 2011 tentang Manajemen Rekayasa,
Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan
Gedung
6. Peraturan Pemerintah Nomor 150 tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan
Tanah untuk Produksi
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara
8. Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja

C. PERATURAN MENTERI
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standart Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
3. Peraturan Menteri Perdagangan No 90/M-DAG/PER/12/2014 tentang Penataan dan
Pembinaan Gudang Perdagangan.
4. Peraturan Menteri Negera Lingkungan hidup nomor 05 tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan UKL UPL
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33 tahun 2010 tentang Pedoman
Pengelolaan Sampah.
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 12 tahun 2009 tentang Pemanfaatan
Air Hujan.
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 02 tahun 2008 tentang
Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomorPer-04/MEN/1980 tentang Syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan

D. KEPUTUSAN MENTERI
1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003 tentang Baku
Mutu Limbah Domestik.
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 110 tahun 2003 tentang
Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air.
3. Keputuisan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49/MENLH/11/1996 tentang
Baku Tingkat Getaran.
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 48/MENLH/11/1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan.

E. PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR


1. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur nomor 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Propinsi Jawa Timur.

F. PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR


1. Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 52 tahun 2014 tentang Perubahan
tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Industri dan atau Kegiatan Usaha
Lainnya.
2. Peraturan Gubernur Jawa Timut nomor 10 tahun 2009 tentang Baku Mutu
Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur.
3. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 30 Tahun 2011 tentang Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib dilengkapi Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

G. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN


1. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 9 tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Madiun Tahun 2009-2029
H. SURAT EDARAN BUPATI KABUPATEN MADIUN
I. SE Bupati Madiun tanggal 29 Juli 2019 No: 560 / 1808 / 402.114 / 2019 Tentang
Efektivitas pelakasana peraturan Perundang Undangan ketenagakerjaaan

1.3. Maksud Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Maksud Rencana Usaha dan/atau Kegiatan pembangunan Toserba adalah untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai lokasi belanja demi terwujudnya
masyarakat Kabupaten Madiun yang maju, mandiri dan bermartabat serta
meningkatkan kemampuan ekonomi serta lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Kabupaten Madiun.

1.4. Tujuan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Tujuan Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan Pembangunan Toserba adalah :
1. Meningkatkan dan mengembangkan investasi dalam menunjang pembangunan
daerah.
2. Membangun pusat pedagangan bagi semua pelaku ekonomi baik konsumen,
produsen dan pedagang untuk melakukan aktivitas transaksi jual-beli.

1.5. Kegunaan dan Keperluan rencana Usaha dan/atau Kegiatan.


a. Bagi Pemrakarsa
Kegunaan dan Keperluan rencana Usaha dan/atau Kegiatan pembangunan Toserba
bagi pemrakarsa adalah :
1. Memberi kesempatan bagi pengusaha lokal khususnya di Kabupaten Madiun
untuk mengembangkan usahanya di Toserba.
2. Menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi di daerah sehingga mendatangkan segala
keuntungan.

b. Bagi Pemerintah

Kegunaan dan Keperluan rencana Usaha dan/atau Kegiatan pembangunan Toserba


bagi pemerintah adalah :
1. Menjadi kebanggan bagi Pemerintah Kabupaten Madiun dalam memenuhi dan
melayani kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas Toserba.
2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Madiun.
3. Meningkatkan lapangan kerja, sehingga masalah kurangnya lahan pekerjaan di
daerah ini dapat diatasi.
4. Mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Madiun.
5. Mendorong peningkatan aktivitas di sektor-sektor lainnya, seperti sektor
transportasi, restoran, dan sebagainya.

c. Bagi Masyarakat

Pembangunan Toserba diharap dapat memberi manfaat kepada masyarakat sekitar,


berupa:
1. Terbukanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha, baik secara langsung
menjadi tenaga kerja pada saat pelaksanaan pembangunan Toserba maupun pada
secara tidak langsung pada saat operasional.
2. Masyarakat dapat dengan mudah menjangkau tempat berbelanja karena lokasinya
dilewati oleh jalur transportasi yang memadai.
BAB II
URAIAN RENCANA KEGIATAN

2.1. IDENTITAS PEMRAKARSA


1. Nama Kegiatan : Pembangunan Toserba
2. Nama Pemilik : Agus Welly Santoso,ST
3. Alamat Rumah : Jln. A Yani no 45 Kel.Bangunsari
Kec.Mejayan Kab.Madiun
4. Jabatan : direktur
5. No. Telepon /Fax : 0853 3528 1225
6. Alamat Tempat Usaha : Jln A Yani no 128 - 130 Kel.Bangunsari
Kec. Mejayan Kab.Madiun.

2.2. IDENTITAS PENYUSUN DOKUMEN


1. Nama Perusahaan : CV. Bakti Pertiwi
2. No. HP : 085 257 226 027
3. Email : baktipertiwi612@yahoo.com
4. SIUP : 503/384/405.16/2018
5. TDP : 13.18.5.47.1240
6. Akte Notaris : No 4, 4 nopember 2016
7. NPWP : 80.570.533.2-647.000
8. Penanggung Jawab : Ike Sureni,SKM,M.Kes
9. Jabatan : Direktur
10. Alamat : Perum Anggrek Garden D 2
Kertosari Babadan Ponorogo
11. Tenaga ahli : 1. Ike Sureni, SKM, M. Kes
2. Putri Nugraheni, ST
3. Lilis Purnama Dewi,ST
4. Hawin Mey R.F,SKM
2.3. Gambaran Umum Rencana Kegiatan
Toserba CV Alfa Jaya Utama adalah toko serba ada yang menjual kebutuhan
makanan, minuman, tembakau, pakaian dan lain-lain. Pembangunannya terletak di jalan
A. Yani 128-130 kelurahan Bangunsari Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun.
Pembangunan Toserba ini telah dimulai sejak 6 tahun yang lalu tepatnya tahun
2013. Bangunan ini dibangun secara bertahap Luas lahan yang tersedia ialah 1.296 m2
dengan luas bangunan 1,237 m2.
Adapun batas-batas lokasi Toserba ini adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Bangunan milik Bapak Edi
- Sebelah Selatan : Bangunan milik Dewi Arjina
- Sebelah Barat : Jalan A. Yani Kel.Bangunsari Kec. Mejayan
- Sebelah Timur : Jalan Cempaka Gg I Kel.Bangunsari Kec.Mejayan

Di bawah ini menunjukkan lokasi toserba di lihat dari peta satellite seperti terlihat pada
gambar 2.1.
2.4. Skala Usaha/Kegiatan
Pembangunan toserba direncanakan di atas lahan dengan luas 1.296 m2 yang
didasarkan pada Sertifikat Hak Milik No. 338 dan No. 958 atas nama Agus Welly
Santoso. Lahan tersebut di pergunakan dengan rincian sebagai berikut :
- Luas Bangunan : 1.237 m2
- Luas Area Parkir : 748 m2
- Luas Ruang Terbuka Hijau : 388 m2

2.5. Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan


Pembangunan Toserba ini akan berdampak terhadap kondisi lingkungan hidup secara
mendasar berupa dampak positif dan negatif akibat kegiatan. Oleh karena itu, perlu
diidentifikasi lebih jauh mengenai aktivitas kegiatannya, sehingga bisa diminimalisir
dampak yang akan terjadi. Sumber atau penyebab dampak yang perlu ditelaah dapat
dikelompokkan dalam 3 (tiga) komponen besar yaitu: Kegiatan tahap pra-konstruksi,
tahap konstruksi, dan tahap operasional. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Tahap Pra-Konstruksi
Kegiatan atau aktivitas proyek pembangunan, pada tahap prakonstruksi, adalah:
a. Sosialisasi Rencana Pembangunan Toserba.
Kegiatan pembangunan Toserba di A Yani 128-130 diperkirakan akan
menimbulkan dampak sosial baik dampak positif maupun negatif. Oleh sebab itu
perlu dilakukan sosialisasi terutama terhadap masyarakat yang bermukim disekitar
lokasi kegiatan yang akan menerima dampak dari kegiatan tersebut. Dalam hal ini
sosialisasi dimaksudkan untuk menjelaskan kepada masyarakat mengenai rencana
pembangunan Toserba dan manfaat yang bisa diperoleh terhadap keberadaan usaha
tersebut bagi perekonomian masyarakat.
Kegiatan sosialisasi tersebut dapat dilakukan secara berkelompok maupun dengan
cara dari rumah kerumah (door to door) ataupun sesuai kebutuhan (accidentan.
Adapun beberapa hal yang perlu disampaikan pada kegiatan sosialisasi tersebut
antara lain :
a) Rencana pembangunan gedung
b) Rencana pengelolaan lingkungan yang akan di lakukan
c) Rencana penggunaan tenaga kerja lokal,
dan dampak-dampak lainnya yang mungkin terjadi akibat pembangunan toserba
seperti tingkat kebisingan (dari truck bongkar muat barang), bahaya kebakaran,
serta gangguan lalu lintas/kemacetan.

2. Tahap Konstruksi
Tahapan ini merupakan kegiatan pelaksanaan fisik pembangunan Toserba baik mulai
dari perataan tanah, sampai selesai bangunannya. Adapun kegiatannya yaitu :
a. Penerimaan Tenaga Kerja
Yaitu kegiatan perekrutan tenaga kerja untuk pelaksanaan pembangunan
Toserba. Tenaga kerja di ambil dari masyarakat setempat. Tenaga kerja dibagi
menjadi tenaga yang membutuhkan keterampilan khusus seperti pemasangan
listrik, pipa, mesin dan lain-lain, dan pekerja yang membutuhkan tenaga fisik yang
diambil dari masyarakat setempat. Tenaga kerja dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dan tahapan perencanaan.
Secara bertahap tenaga kerja setempat dilatih untuk memenuhi formasi apa yang
dibutuhkan oleh perusahaan mengenai tenaga kerja. Berikut adalah jumlah dan
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Toserba.

Tabel 2.1. Jumlah Kualifikasi Tenaga Kerja


No. Pekerjaan Jumlah
1 Pekerja Pondasi 2
2 Pekerja Beton 3
3 Pekerja Langit-Langit 2
4 Pekerja Kaca dan Kunci 4
5 Pekerja Sanitasi 1
6 Pekerja Pengecetan 2
7 Pekerja listrik 2
8 Pekerja Pipa 1
Jumlah 17
Sumber : Data Primer Toserba, 2019

b. Mobilitas Alat Berat dan Material


Berdasarkan hasil observasi lapangan, kegiatan mobilisasi jalan akan
digunakan adalah jalan kolektor. Peralatan utama akan dimobilisasi untuk
digunakan selama kegiatan pembangunan toserba adalah alat-alat berat seperti
bulldozer, excavator, vibroroller, damp truk dan peralatan lainnya dimana akan
digunakan untuk mengangkut material seperti pasir, semen, batu-batuan, besi, dan
lain-lain.
Adapun bahan material yang diangkut diambil berasal dari luar lokasi
rencana kegiatan (Proyek). Alat berat yang digunakan berupa alat berat untuk
menggali, meratakan serta mengangkut peralatan dan bahan bangunan.
Mobilisasi peralatan dilakukan melalui jalur pintu masuk sementara. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2. Jumlah Material yang digunakan Selama Tahap Konstruksi


No. Peralatan Keterangan
1 Pasir dan tanah
Bahan material
2 Semen
diambil berasal dari
3 Batu-Batuan
luar lokasi proyek.
4 Besi
Sumber : Data Primer Toserba, 2019

c. Konstruksi Bangunan Utama


Pembangunan atau konstruksi bangunan utama dimulai dengan perataan
tanah dengan menggunakan alat berat lalu pembuatan pondasi, pembangunan
dinding, sampai bangunan konstruksi tersebut selesai dan siap digunakan.
Toserba dibangun dengan 3 lantai yang masing-masing sebagai tempat
perbelanjaan. Pembangunan Toserba ini sangat strategis karena letaknya tidak jauh
dari pusat Pemerintahan Kabupaten Madiun serta Alun-Alun Kabupaten Madiun..
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2.3. Konstruksi Bangunan pada Tahap Konstruksi


No. Konstruksi Bangunan Keterangan
1 Bangunan Utama
 Pembangunan atap Rangka besi baja
 Pembangunan Jalan Paving Block
 Lahan parker Paving Block
2 Jangka Waktu Pengerjaan 6 Bulan
3 Luas Lahan 1.296 m2
4 Luas Terbangun 1.237 m2

d. Pembanguna Saran dan Prasarana


Pembuatan jalan, baik itu di dalam lokasi Toserba maupun di luar lokasi
Toserba, pemasangan instalasi listrik, dipilih sumber tenaga PLN dan
sebagai cadangan menggunakan tenaga generator, pemasangan
jaringan telepon, pemasangan jaringan air bersih dimana akan
menggunakan sumber air sumur dalam.
Pembangunan fasilitas seperti mushola, toilet, tempat parkir, pos
keamanan dan pembangunan sarana pengolahan air limbah dan
sampah. Sarana pengolahan/pembuangan air limbah domestik dibuat
dibagian timur lokasi proyek yang berupa saluran air besar. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4. Sarana dan Prasarana


No Sarana dan
Jenis
. Pasarana
1. Sarana a. Mushola
b. Pos Keamanan
c. Toilet
d. RTH
e. Kantor

2. Prasarana a. Jalan
b. Tempat Parkir
c. Pintu Masuk-
Keluar
d. Drainase
e. Listrik
f. Air Bersih
g. Persampahan
h. APAR
i. Jaringan Telepon

e. Finishing
Setelah pembangunan selesai kemudian dilakukan pembersihan lahan dari
sisa material bangunan, agar di sekitar bangunan terlihat bersih. Sisa-sisa material
bangunan diangkut oleh mobil angkutan sampah dan di buang ke tempat
pembuangan akhir (TPA).

3. Tahap Operasional
a. Kesempatan Kerja
Pada tahap pengoperasian Toserba yang terletak di Jalan A Yani 128/130,
akan membuka peluang kesempatan kerja untuk masyarakat yang mempunyai skill
sehingga menarik tenaga kerja yang berpotensi dalam proses pengoperasian tempat
tersebut. Tenaga kerja yang diterima bukan hanya berasal dari daerah sekitar
wilayah tersebut, akan tetapi mencakup seluruh kalangan masyarakat baik di dalam
maupun luar daerah mempunyai peluang yang sama untuk bekerja di Toserba.

b. Operasional Pembangunan Toserba


Adanya pembangunan Toserba yang terletak di Jalan A Yani 128/130 akan
menimbulkan dampak terhadap pola pergerakan khususnya pengunjung. Hal ini
sebabkan karena Toserba yang akan di bangun merupakan ruang publik yang akan
dikunjungi oleh siapa pun.

c. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Perawatan bangunan gedung Toserba dilakukan perawatan dengan pengecetan
ulang pada bangunan yang sudah rusak warnanya. Selain itu, dilakukan juga
perawatan bangunan yang mulai rusak dan diperbaiki kembali.

2.6. Limbah Yang Di Hasilkan


Kegiatan Pra Konstruksi, Konstruksi, Operasional dan Pasca Operasional juga
menimbulkan limbah padat dan cair. Limbah padat yang dihasilkan berupa limbah
padat industry dan limbah padat domestik. Berikut ini adalah limbah yang dihasilkan
dan pengelolaannya dari kegiatan yang dilakukan :
1. Limbah Sampah, terdiri dari :
 Limbah sampah domestik yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestik
karyawan yaitu dari aktivitas pekerja berupa sisa makanan, bungkus makanan,
bungkus rokok yang berupa limbah organik dan non-organik. Limbah non-
organik yang tidak bisa diolah secara mandiri akan dibuang melalui (TPS).
Volume sampah yang ditimbulkan dari kegiatan karyawan jika diasumsikan
sebesar 0,54 l/karyawan/hari dengan jumlah karyawan 14 orang, maka besarnya
volume sampah yang dihasilkan adalah :

Volume Sampah = 0,54 l/karyawan/hari x 14 karyawan


= 7.54 l/hari
= 0.00754 m3/hari
 Limbah sampah padat B3 berupa limbah bekas berupa lampu TL (Tubular
Lamp) dan tinta dari kegiatan administrasi. Limbah akan dikumpulkan sesuai
ketentuan teknis dan regulasi yang berlaku.
2. Limbah Cair yang dihasilkan berupa :
Limbah cair domestik yaitu limbah cair yang dihasilkan dari adanya kegiatan
domestik karyawan dialirkan melalui septic tank dan resapan. limbah cair yang
dihasilkan berasal dari aktivitas karyawan seperti kamar mandi/WC dan dapat
diperkirakan timbulan limbah cair domestic adalah 80% dari jumlah total
kebutuhan air yaitu 4,17 m3/hari, jika di hitung adalah :

Limbah cair domestic = 80% x 4,17 m3/hari


= 3,34 m3/hari

 Limbah cair B3 berasal dari kegiatan operational menggunakan genset yang


menghasilkan limbah solar yang termasuk B3 serta oli untuk pemeliharaan
mesin yang ketentuan penyimpanannya harus kedap dan tidak boleh menyentuh
lantai secara langsung serta dalam penyimpanannya maksimal hanya 90 hari
saja pengelolaan limbah B3 sesuai dengan regulasi dan ketentuan yang berlaku.

2.7. Drainase Lingkungan


Drainase lingkungan adalah pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak
yang merugikan bagi lingkungan.
Fungsinya adalah untuk mengeringkan aliran permukaan ke badan air penerima terdekat
secepatnya, mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan air dan kehidupan aquatic, meresapkan air permukaan untuk menjaga
kelestarian air tanah ( konservasi air) dan melindungi sarana prasarana yang sudah
terbangun.
Di gedung Toserba akan dibangun sumur resapan yang nantinya diharapkan untuk
menampung air hujan sehingga bisa menjaga kelestarian air tanah.

2.8. SARANA PENUNJANG


1. Penggunaan Energi
Sumber listrik digunakan dari PLN dengan daya masing - masing di tiap lantai
sebesar 12.400 watt. Untuk penerangan di Toserba tiap 4 meter terdapat 2 titik
lampu penerangan dengan masing – masing lampu memiliki daya 25 watt.
2. Penggunaan Air
Pemenuhan kebutuhan air di Toserba ini direcanakan akan menggunakan sumber air
sumur dalam. Perkiraan penggunaan air bersih saat operasional yaitu untuk
aktifitas karyawan dan pengunjung dengan jumlah karyawan 14 orang dan jumlah
pengunjung di perkirakan 30 orang/hari adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan air untuk kegiatan karyawan dan pengunjung( kamar mandi/WC dan
mushola) :

44 orang x @80 liter = 3.520 liter/hari= 3,52 m3 /hari

2. Keperluan untuk penyiraman dan lain-lain :

163,5 m x 4 liter/hari = 654 liter/hari = 0,65 m3/hari

Total kebutuhan air bersih = 3,52 m3 /hari + 0,65 m3 /hari = 4,17 m3 /hari

DOMESTIK
3,52 m3/hari SEPTICTANK

SUMBER
AIR
Penyiraman
Tanaman RESAPAN
0,65 m3/hari
2 m3/hari

Gambar 2.4. Neraca Penggunaan Air di Toserba CV Alfa Jaya Utama


3. Sarana untuk Karyawan
Sarana yang disediakan untuk karyawan sarana K3 yaitu tersedianya APAR
dan Alat Pelindung Diri untuk pengamanan waktu bekerja serta sudah ada SOP
K3 dan Sistem Tanggap Darurat. Serta seluruh karyawan Toserba CV. Alfa
Jaya Utama memberikan fasilitas jaminan berupa BPJS Ketenagakerjaan dan
BPJS Kesehatan.

2.9. LALU LINTAS


Pembangunan Toserba Milik CV. Alfa Jaya Utama berada di Jalan A
Yani Kelurahan Bangunsari Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun yang dapat
diakses dari pusat kota dengan jarak tempuh ± 10 menit. Karena lokasinya di
jalan protocol, maka memasang rambu lalu lintas dan lampu Plesing di depan
lokasi. Ada petugas (satpam) yang mengatur lalu lintas keluar masuk kendaraan
sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas di Jalan A Yani serta
mencegah terjadinya kemacetan di sekitar lokasi dan mencegah kecelakaan lalu
lintas.
Dengan adanya rambu lalu lintas, lampu plashing dan petugas yang
mengatur jalan maka akan terjaga ketertiban lalu lintas dan keamanan lalu
lintas. Parkir truck pengangkut barang diusahakan langsung di dalam lokasi di
depan gudang, sehingga tidak parkir di pinggir jalan sehingga tidak akan
mengganggu kelancaran, ketertiban dan keamanan lalu lintas di sekitar lokasi
gudang.

2.10. CSR
CSR yang nantinya akan diberikan oleh CV. Alfa Jaya Utama ialah dengan
memberikan sumbangan untuk kegiatan hari besar kenegaraan dan keagamaan di
lingkungan Kelurahan Bangunsari Kecamatan Mejayan.

2.11. PERIJINAN YANG DIMILIKI


Perijinan yang telah dimiliki yaitu :
a. KTP atas nama Agus Welly NIK 3519113108710004
b. SIUP Kecil Nomor 81/13-32/SIUP-K/402.302/2015
c. TDP Nomor 133354704738
d. Sertifikat Hak Milik No. 338, No. 958 dan No. 1469

18
2.12. INFORMASI LINGKUNGAN
A. Komponen Fisika Kimia
1. Iklim
Kabupaten Madiun adalah daerah dengan iklim tropis dengan sebagian besar
merupakan dataran rendah yaitu sebesar 95% dari luas wilayah dan sisanya
merupakan dataran tinggi dengan ketinggian ± 2.000 mdpl.
2. Kecepatan Angin
Wilayah Kabupaten Madiun yang sebagian besar dataran rendah maka kecepatan
angin tergolong cukup rendah dan tidak berpengaruh terhadap aktifitas warga.

3. Curah Hujan
Curah hujan di Kabupaten Madiun cukup tinggi di beberapa daerah, namun untuk
sebagian besar wilayah Kabupaten Ngawi curah hujan tergolong sedang.

4. Fisiografi
Dilihat dari kondisi fisik Kabupaten Madiun sebagian besar merupakan dataran
rendah dengan permukaan tanah termasuk sangat datar dengan klasifikasi
kemiringan 0% - 2%, namun perkembangan saat ini mulai banyak lahan yang
terbentuk karena aktifitas manusia yaitu bangunan pabrik, toko dan pasar,
perumahan dan kantor, perkerasan aspal jalan, saluran dan lain-lain.

B. Komponen Biologi
1. Flora
Flora yang ada disekitar Toserba antara lain :
Tabel 2.5. Jenis Flora di Toserba
No Nama Lokal Nama Ilmiah
1 Rumput Jarum Andropogon aciculatus
2 Alang-alang Imperata cylindrica
3 Bayam dauri Amaranthus spinosus

2. Fauna
Fauna yang ada di sekitar Toserba adalah :
Tabel 2.6. Jenis Fauna di Toserba
No Nama Lokal Nama Ilmiah
1 Burung Sriti Hirundo Rustica

19
2 Burung Emprit Sancuc murinus
3 Kadal Mabuia multifasciata
4 Belalang Caelifera
5 Kodok Bufa melonotiws

C. Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya


1. Geografis
Kabupaten Madiun terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur. Luas wilayah
Kabupaten Madiun adalah 1.010,86 km2 . Secara administrasi wilayah terbagi dalam
15 Kecamatan dan 198 desa dan 8 kelurahan. Secara geografis Kabupaten Madiun
terletak pada posisi 7˚21’ - 7˚48’ Lintang selatan dan 111˚25’ - 111˚51’ bujur timur.

2. Kependudukan
Data penduduk Kecamatan Mejayan yaitu :
- Penduduk laki-laki : 23.228 jiwa
- Penduduk perempuan : 23.108 jiwa
- Luas Daerah : 5.522 Ha
- Kepadatan Penduduk : 845 jiwa/km2

3. Sosial
Jumlah Sekolah yang ada di Kecamatan Mejayan :
- TK Negeri :1
- TK Swasta : 25
- SD Negeri : 25
- SD Swasta :2
- SMP Negeri :4
- SMP Swasta :1
- SMU Negeri :3
- SMU Swasta :5
- MI Negeri :-
- MI Swasta :1
- MTS Negeri :1
- MTS Swasta :-

20
4. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Mejayan :
- Klinik/ Balai Kesehatan : 2
- Puskesmas Induk :2
- Puskesmas Pembantu :4
- Rumah Sakit :1
- Posyandu : 51
- Polindes :8

5. Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Di Anut


Jumlah penduduk Kecamatan Mejayan menurut agama yang dianut adalah :
1. Islam : 44.733
2. Kristen Protestan : 1.381
3. Kristen Katolik : 214
4. Hindu :1
5. Budha :7

21
BAB III
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN MUNCUL

Setiap adanya kegiatan rencana pembangunan di suatu wilayah, maka akan muncul
dampak-dampak yang ditimbulkan, baik dampak positif maupun dampak negative.
Identifikasi terhadap jenis dampak yang akan terjadi dimaksudkan untuk menelaah
kemungkinan adanya perubahan lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan proyek, baik
kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, maupun tahap operasi.
Identifikasi dampak positif antara lain akan timbulnya kebutuhan tenaga kerja,
kebutuhan material yang memungkinkan bertambahnya kegiatan perekonomian di sekitar
lokasi. Sektor jasa/perdagangan akan bertambah pada tahap operasi. Sedangkan dampak
negatifnya antara lain diuraikan di bawah ini :

Tabel 4.1
Identifikasi Dampak Yang Diperkirakan Akan Terjadi
Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

TAHAP PRA KONSTRUKI


1.Sosialisasi kegiatan Perubahan persepsi Warga masyarakat di lingkungan
rencana operasional masyarakat Kelurahan Bangunsari,
Toserba Alfa Jaya Utama Kecamatan Mejayan, Kabupaten
Madiun
TAHAP KONSTRUKSI
1. Penerimaan Tenaga Perekrutan tenaga kerja - Kesempatan kerja dan
Kerja yang dilakukan oleh berusaha
pemrakarsa kegiatan untuk - Jumlah tenaga kerja yang di
memenuhi tenaga kerja rekrut
dalam proyek
2. Mobilisasi Alat Berat Kerusakan jalan akibat Kerusakan pada badan jalan
dan Material proses pengangkutan kendaraan proyek yang
peralatan dan material mengangkut dan melewati jalur
sampai di lokasi kegiatan jalan menuju ke lokasi proyek
3. Konstruksi Bangunan - Intensitas Bising - Perubahan tingkat kebisingan
Utama
- Kualitas Air - Perubahan tingkat kualitas air
yang dihasilkan menurun
selama kegiatan konstruksi
bangunan pendukung di lokasi
kegiatan

22
- Kesehatan Masyarakat - Tingkat kesehatan masyarakat
yang menurun selama
kegiatan konstruksi bangunan
di lokasi kegiatan
4. Finishing dan Penurunan/Konsolidasi Penurunan/Konsolidasi tanah
Pemasangan Tanah akibat pendirian beberapa
Kelengkapan Toserba sarana sementara untuk para
Alfa Jaya Utama buruh yang menyebabkan
beberapa dampak
TAHAP OPERASIONAL
1. Penerimaan tenaga Peningkatan kesempatan Terbukanya kesempatan kerja
kerja berusaha bagi masyarakat setempat untuk
membuka usaha
2. Operasional Toserba - Intensitas Bising Kegiatan pengoperasian Toserba
Alfa Jaya Utama - Kualitas Air
- Gangguan Getaran
- Gangguan Lalu Lintas
- Gangguan Parkir
- Gangguan Kesehatan
Masyarakat
3. Pemeliharaan Sarana Gas CO, NOx, Sox, HC dan Menyebabkan terjadi
dan Prasarana Partikel pencemaran lingkungan yang
berdampak terhadap masyarakat
sekitar

A. BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL)

Untuk meminimalisasi dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif yang


terjadi akibat kegiatan Pembangunan Toserba CV. Alfa Jaya Utama di Kelurahan
Bangunsari, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, perlu dilakukan
pengelolaan lingkungan secara konsisten. Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan
cara-cara pendekatan yang baik dan tepat guna serta didasarkan atas sifat ekonomi,
kemudahan pengoperasian dan sifat efektifitasnya. Dampak yang dikategorikan dalam
dampak positif akan ditingkatkan secara maksimal. Sedangkan dampak negatif yang
diperkirakan akan terjadi diminimalisir sehingga kelestarian fungsi lingkungan dapat
terjaga.

Upaya pengelolaan lingkungan pada rencana usaha/kegiatan dilakukan terhadap


komponen lingkungan yang terkena dampak. Komponen-komponen lingkungan yang
terkena dampak meliputi 4 aspek yaitu aspek yaitu fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi
budaya dan kesehatan masyarakat. Upaya pengelolaan lingkungan hidup untuk rencana
usaha/kegiatan Pembangunan Toserba CV. Alfa Jaya Utama meliputi :

23
Tabel 4.2

Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Sumber Dampak Jenis Dampak Upaya Pengelolaan Lokasi Periode


Pengelolaan Pengelolaan
A. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1.Sosialisasi Perubahan  Melakukan Warga 1 (satu) kali
Kegiatan Rencana Persepsi pendekatan secara masyarakat di setelah
Pembangunan Masyarakat proaktif kepada lingkungan dilakukan
Toserba warga masyarakat Kelurahan sosialisasi
di lingkungan Bangunsari kegiatan.
Kelurahan Kecamatan
Bangunsari, Mejayan
Kecamatan
Mejayan dengan
memberikan
penjelasan tentang
rencana kegiatan
pembangunan
Toserba
 Melaksanakan
program CSR
(corporate sosial
responbility) sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat
 Memasang papan
pengumuman di
lokasi rencana
Pabrik Pengisian
Oksigen,
memasang
pengumuman di
Kantor Desa Bader
dan Kantor
Kecamatan Dolopo
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Penerimaan Perekrutan - Kesempatan Sekitar lokasi Selama proses
Tenaga Kerja tenaga kerja Kerja dan usaha dan rekruitmen
yang dilakukan Berusaha kegiatan di tenaga kerja oleh
oleh pemrakarsa  Pendekatan Jalan A Yani, pihak
kegiatan untuk Sosial Ekonomi Kelurahan perusahaan
memenuhi  Melakukan Bangunsari,
tenaga kerja sosialisasi atau Kecamatan
dalam proyek menyampaikan Mejayan
langsung ke
masyarakat
sekitar lokasi
kegiatan

24
mengenai
jumlah dan
spesialisasi
tenaga kerja
yang akan
dibutuhkan
 Melakukan
skala prioritas
penerimaan
tenaga kerja
yang
diperuntukkan
untuk tenaga
kerja lokal yang
berpotensi
2. Mobilisasi Alat Kerusakan jalan - Kerusakan Badan Pada jalur Selama masa
dan Material akibat proses jalan jalan yang kegiatan
pengangkutan  Pendekatan dilalui oleh pengangkutan
peralatan dan Teknologi kendaraan peralatan dan
material sampai - Membatasi beban pengangkut material
di lokasi kendaraan sesuai peralatan dan
kegiatan daya material
pembebanan
maksimal jalan
- Menggunakan
kendaraan
berskala kecil
3. Konstruksi - Intensitas - Intensitas Bising Di sekitar area Selama kegiatan
Bangunan Utama Bising  Pendekatan pembangunan pembangunan
- Kualitas Air Teknologi Toserba dan Toserba dan
- Kesehatan - Membuat jadwal sepanjang rute pengangkutan
Masyarakat konstruksi di luar jalan berlangsung
jam istirahat dan pengangkutan
jam sembahyang material
- Setiap kendaraan
proyek agar
memakai alat
peredam suara di
knalpot
- Kecepatan
kendaraan
pengangkut max
60 km/jam

- Kualitas Air
 Pendekatan
Teknologi
- Membuat kolam
pengendapan
- Tidak melakukan
land cleaning
pada kawasan

25
- Menyediakan
sumur peresapan
air hujan dan
membuat lubang-
lubang biopori
untuk
meningkatkan
timbunan air
tanah khusus
pada lahan
terbuka
- Mengelola area
terbuka hijau

- Kesehatan
Masyarakat
 Pendekatan
Teknologi
- Melakukan
pengelolaan
kebisingan, air
limbah, sampah
dan kualitas
udara
4. Pembangunan Penurunan/ Pendekatan Di sekitar area Selama kegiatan
Sarana dan Konsolidasi Teknologi : pembangunan pembangunan
Prasarana Tanah - Melakukan Toserba dan Toserba dan
pengamatan dengan sepanjang rute pengangkutan
teknologi GPS jalan berlangsung
pengangkutan
material
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Penerimaan Kesempatan - Kesempatan Di sekitar area Selama kegiatan
tenaga kerja berusaha Berusaha Toserba yang Toserba berjalan
 Pendekatan Sosial berlokasi di / beroperasi
Ekonomi Jalan A Yani
- Memberikan Kelurahan
kesempatan atau Bangunsari
peluang bagi Kecamatan
masyarakat untuk Mejayan
membuka usaha Kabupaten
di sekitar lokasi Madiun
kegiatan
1. Operasional  Intensitas  Intensitas Di sekitar area Selama kegiatan
Toserba Bising Kebisingan Toserba yang Toserba berjalan
 Kualitas Air Pendekatan berlokasi di / beroperasi
 Gangguan Teknologi : Jalan A Yani
Getaran Memberi Kabupaten
 Gangguan pemasangan pagar Madiun
Lalu Lintas sebagai peredam
 Gangguan suara pada batas

26
Parkir area operasional
 Gangguan kegiatan
Kesehatan
Masyarakat  Kualitas Udara
Pendekatan
Teknologi :
Melakukan
pengolahan kualitas
udara agar tidak
tercemar selama
operasional

 Gangguan Getaran
Pendekatan
Teknologi :
Mereduksi getaran
melalui sensor tipis
(sinyal elektronik)

 Gangguan Lalu
Lintas
Pendekatan
Teknologi :
- Mengoptimalkan
kondisi lalu lintas
di sekitar area
Toserba dengan
membuat pintu
keluar – masuk
yang berbeda
- Menertibkan
kendaraan yang
keluar-masuk
dengan memberi
beberapa atribut
jalan

 Parkiran
Pendekatan
Teknologi :
- Mengoptimalkan
kendaraan yang
berkunjung ke
lokasi kegiatan
dengan mengatur
posisi parkir yang
optimal
- Menertibkan
kendaraan dengan

27
memberlakukan
sistem auto
parking di area
lokasi kegiatan

 Gangguan
Kesehatan
Masyarakat
- Pendekatan Sosial
Ekonomi :
Melakukan
sosialisasi kepada
masyarakat terhadap
gangguan yang
dirasakan selama
kegiatan Toserba
berlangsung.
2. Pemeliharaan Gas CO, NOx, Pendekatan Di sekitar area Selama kegiatan
Sarana dan SOx, HC dan Teknologi : Toserba yang pusat
Prasarana Partikel - Stabilisasi atau berlokasi di perbelanjaan
solidifikasi terhadap Jalan A Yani berjalan
dampak dari CO, Kelurahan beroperasi
NOx, Sox, Partikel Bangunsari
- Pembakaran untuk Kecamatan
memperkecil Mejayan
dampak Kabupaten
- Membuat IPAL di Madiun
lokasi kegiatan

B. BENTUK UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ini merupakan rencana upaya-upaya


untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi sebagai bahan masukan untuk
mengevaluasi tingkat keberhasilan system pengelolaan yang dilakukan serta untuk
mendeteksi setiap penyimpangan-penyimpangan dari tujuan dan sasaran pengelolaan
lingkungan yang direncanakan.

Tabel 4.3

Matrik Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Sumber Dampak Jenis Dampak Upaya Pemantauan Lokasi Periode


Pemantauan Pemantauan
C. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Sosialisasi Perubahan Melalui wawancara Warga 1 (satu) kali
Kegiatan Rencana Persepsi dengan wakil masyarakat di setelah
Pembangunan Masyarakat masyarakat di sekitar lingkungan dilakukan
Toserba lokasi kegiatan sekitar sosialisasi

28
pembangunan pembangunan kegiatan.
Toserba Toserba
D. TAHAP KONSTRUKSI
1. Penerimaan Perekrutan Melakukan Sekitar lokasi Selama
Tenaga Kerja tenaga kerja pengamatan usaha dan penerimaan
yang dilakukan langsung dan kegiatan di tenaga kerja
oleh pemrakarsa wawancara Jalan A Yani, konstruksi.
kegiatan untuk langsung/kuisioner Kelurahan
memenuhi dengan tenaga kerja Bangunsari,
tenaga kerja dan masyarakat Kecamatan
dalam proyek sekitar lokasi Mejayan
kegiatan
2. Mobilisasi Alat Kerusakan jalan Memantau tingkat Sekitar jalur Selama masa
dan Material akibat proses kerusakan badan jalan jalan yang kegiatan
pengangkutan pada jalur yang dilalui oleh pengangkutan
peralatan dan dilalui kendaraan kendaraan peralatan dan
material sampai pengangkut bahan pengangkut material
di lokasi dan material peralatan dan
kegiatan material
3. Konstruksi - Intensitas - Memantau tingkat Sekitar lokasi Selama kegiatan
Bangunan Utama Bising kebisingan jalur jalan konstruksi
- Kualitas Air kendaraan pada yang dilalui
- Kesehatan jalur yang dilalui kendaraan
Masyarakat oleh kendaraan pengangkut
proyek peralatan dan
- Melakukan material
pengamatan
terhadap perubahan
kualitas air yang ada
disekitar lokasi
pembangunan
proyek pusat
perbelanjaan
Toserba
- Melakukan
pengamatan
langsung
(observasi)
wawancara/kuisione
r kepada masyarakat
sekitar
pembangunan
proyek mengenai
tingkaat kesehatan
masyarakat akibat
dari pembangunan
proyek
4. Pembangunan Penurunan/ - Melakukan Sekitar lokasi Selama kegiatan
Sarana dan Konsolidasi pemantauan pembuatan konstruksi
Prasarana Tanah langsung di basecamp di
lapangan serta area kegiatan

29
wawancara dengan
tenaga kerja tentang
bagaimana dampak
yang di timbulkan
kepada lingkungan
sekitar akibat
pembuatan beberapa
sarana sementara
seperti wc dan
pembuangan
sampah atau limbah
di area pusat
pembangunan
konstruksi
E. TAHAP OPERASIONAL
1. Penerimaan Kesempatan Melakukan Pada areal Dilakukan 2
tenaga kerja berusaha pengamatan terhadap Toserba kali selama
peningkatan usaha satu tahun
yang ada di sekitar selama masa
lokasi Toserba operasional
terhadap jenis usaha
yang dilakukan oleh
masyarakat sekitar
2. Operasional  Intensitas - Intensitas Pada areal Dilakukan 2
Toserba Alfa Jaya Bising Kebisingan Toserba kali selama satu
Utama Melakukan tahun selama
pemantauan masa
terhadap intensitas operasional
kebisingan di
sekitar lokasi
kegiatan selama
kegiataan
berlangsung

 Kualitas Air - Kualitas Air


Melakukan
pemantauan
terhadap kualitas air
yang ada selama
kegiatan
berlangsung

 Gangguan - Gangguan Getaran


Getaran Melakukan
pemantauan
terhadaap gangguan
getaran yang
sebabkan selaama
kegiatan
berlamgsung

30
 Gangguan - Gangguan Lalu
Lalu Lintas Lintas
Memantau
bagaimana
gangguan lalu lintas
yang disebabkan
selama kegiatan
berlangsung

 Gangguan - Gangguan Parkir


Parkir Melakukan
pemantauan
terhadap lokasi
parkir yang
disediakan selama
kegiatan
berlangsung

 Gangguan - Gangguan
Kesehatan Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
melakukan
pengamatan
langsung di
lapangan/observasi
untuk mengetahui
bagaimana
gangguan kesehatan
yang disebabkan
selama kegiatan
berlangsung
3. Pemeliharaan Gas CO, NOx, - melakukan Pada areal Selama masa
Sarana dan SOx, HC dan pemantauan langsung Toserba operasional
Prasarana Partikel di lokasi kegiatan
- melakukan
pengawasan terhadap
dampak yang akan di
timbulkan apabila
berbahaya atau tidak
dan kegiatan ini
dilakukan secara intens

31
BAB IV

PELAPORAN

1. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan UKL dan UPL


Kegiatan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sepenuhnya harus
dilaksanakan oleh pihak pengelola, dalam hal ini CV. Alfa Jaya Utama sebagai
komitmennya dalam melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Oleh
karena dalam kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan selalu melibatkan pihak
instansi pengawas maupun instansi terkait, maka pemrakarsa berkewajiban memberikan
laporan tentang hasil-hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Pelaporan ini dimaksudkanagar instansi pengawas atau instansi terkait dapat melakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan UKL/UPL CV. Alfa Jaya Utama, sehingga dapat dipakai
dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan selanjutnya.Apabila terjadi keadaan
darurat, maka hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan dapat dipakai sebagai acuan
untuk mencari sebab-sebab terjadinya keadaan darurat.
Dalam kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, maka unit pengelolaan
lingkungan dalam perusahaan yang berperan sebagai pelaksana harian dan kegiatan
tersebut. Unit tersebut selalu memperhatikan program-program pengelolaan dan
pemantauan biasanya menyangkut masalah waktu, lokasi, peralatan dan pengarahan
operator yang melaksankannya. Hasil pemantauan akan selalu dicatat oleh
petugas/operator pelaksana dalam agenda harian dimana pada setiap petugas pada unit
tersebut akan melaporkan hasli pemantauannya kepada pimpinan perusahaan. Laporan
dari unit pengelolaan lingkungan tersebut akan dijadikan sebagai bahan untuk menyusun
laporan pelaksanaan UKL dan UPL setiap 6 (enam) bulan sekali.
Bentuk-bentuk laporan yang akan disusun adalah sebagai berikut :
1. Catatan Perusahaan Terjadinya Pencemaran
Dari catatan harian yang dibuat oleh petugas pemantauan lingkungan di
perusahaan akan terlihat adanya fluktuasi tingkat pencemaran yang ditimbulkkan
sehingga petugas tersebut akan menandai pada buku laporan harian mengenai
waktu Terjadinya peningkatan pencemaran yang dianggap baku mutu yang
ditentukan.

32
2. Pelaporan Terjadinya Pencemaran
Pelaporan terjadinya kecelakaan atau gangguan lingkungan dalam skala besar
wajib dilaporkan 2x24 jam kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Madiun.

3. Laporan Setiap 6 (enam) Bulan Tentang Pelaksanaan UKL dan UPL Kepada
Dinas Lingkumgan Hidup Kabupaten Madiun.
Laporan mencakup berbagai laporan pelaksanaan UKL dan UPL selama enam
bulan. Laporan tersebut antara lain:

 Kesiagaan peralatan dan petugas dalam pelaksanaan UKL.


 Ketepatan waktu dalam melaksanakan pemantauan lingkungan.
 Kedisiplinan kerja dalam menjaga kebersihan lingkungan.
 Laporan hasil pemantauan secara lengkap dan kendala yang
terjadi selama melaksanakan UKL dan UPL.

Dari semua bentuk laporan ini pada akhirnya akan memberikan keuntungan tidak saja
bagi masyarakat sekitar yang memerlukan rasa aman tetapi juga tidak kalah pentingnya
adalah bagi CV. Alfa Jaya Utama agar kesinambungan usahanya dapat berlangsung
terus menerus

33
34

Anda mungkin juga menyukai