Diajukan oleh :
Herlina Andriani
165010061
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2019
I. JUDUL
II. INTISARI
aliran darah. Penyakit Hipertensi masih menempati proporsi terbesar Jawa Tengah dari
seluruh PTM (Penyakit Tidak Menular) yang dilaporkan, yaitu sebesar 64,83%. Tujuan
bulan Juli- Desember 2019. Data berupa deskripsi pasien dan data terapi obat. Data-
dengan program microsoft exel dan disajikan dalam bentuk presentase, nilai rata-rata
dan tabel.
dan keinginan untuk mengetahui tekaanan darahnya masih sangat kurang untuk
dilakukan. Kemungkinan lain yang dapat memicu tekanan darah naik yaitu karena pola
hidup, pola makan, aktivitas fisik yang dapat menimbulkan stress emosional, banyak
ditemukan dalam era modern ini. Di era sekarang banyak orang yang berkunjung ke
dokter atau apotek hanya untuk mengecek tekanan darahnya bukan karena mereka sakit
2017).
dipengaruhi oleh tahanan perifer. Jika tahanan perifer meningkat maka kerja jantung
akan ekstra keras untuk mengatasi agar darah terus mengalir, tekanan tertinggi saat
ejeksi diteruskan ke arteri sebagai tekanan sitolik. Sebaliknya tekanan terendah sesaat
sebelum pemompaan disebut tekanan diastolik pada arteri. Tekanan darah tinggi
disebabkan cardiac output (curah jantung) meningkat dan tahanan pembuluh darah
Hipertensi salah satu penyakit kardiovaskuler yang sangat dikenal oleh kalangan
manapun. Hipertensi juga salah satu penyebab utama gangguan jantung dapat
diperkirakan 4.5% dari beban penyakit secara menyeluruh dan prevalensinya hampir
sama besar dinegara berkembang maupun negara maju. Selain menyebabkan gagal
untuk mengunjungi ke dokter, perawatan rumah sakit dan atau pemakaian obat-obatan
mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset
terkendali adalah mereka yang menderita hipertensi dan mereka tahu sedang berobat
untuk itu. Sebaliknya sebesar 50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita
hipertensi, sehingga mereka cenderung untuk menderita hipertensi yang lebih berat.
(Penyakit Tidak Menular) yang dilaporkan, yaitu sebesar 64,83%, sedangkan urutan
kedua terbanyak adalah Diabetes Mellitus sebesar 19,22%. Dua penyakit tersebut
menjadi prioritas utama pengendalian PTM di Jawa Tengah. Jika Hipertensi dan
Diabetes Melitus tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan PTM lanjutan
seperti Jantung, Stroke, Gagal Ginjal, dan sebagainya. Jumlah penduduk berisiko (> 18
th) yang dilakukan pengukuran tekanan darah pada tahun 2017 tercatat sebanyak
8.888.585 atau 36,53 %. Dari hasil pengukuran tekanan darah, sebanyak 1.153.371
rendah dibanding pada kelompok laki-laki yaitu 13,16%. (Profil Kesehatan Provinsi
kurun waktu April-Mei, pasien hipertensi sebanyak 471 orang periode April dan
sebanyak 257 orang periode Mei (Rekam Medik Diruang Poli Gigi Puskesmas Gunung
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menyusun Skripsi dan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
yang meliputi jenis obat, golongan obat, variasi jumlah obat hipertensi, tepat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada peneliti lain
Pati yang meliputi jenis obat, golongan obat, variasi jumlah obat hipertensi, tepat
A. Hipertensi
Tekanan darah yang meningkat perlu dilakukan pengukuran tekanan darah secara
berulang-ulang untuk memastikan dan mengetahui penyebab dari hipertensi itu sendiri
(Katzung, 1997). Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri
dalam milimeter merkuri. Biasanya dikenal dengan tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik. Tekanan darah sistolik diperoleh selama kontraksi jantung dan tekanan
darah diastolik diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi (Muchid, 2007).
Hipertensi atau yang lebih dikenal tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi
darah. Penyempitan ini mengakibatkan beban jantung bertambah dan kerja jantung
ekstra keras dalam melakukan pemompaan jantung. Hal ini berdampak pada
persisten. Tekanan darah diastolic lebih dari 90mmHg dan tekanan darah sistolik lebih
B. Jenis Hipertensi
a. Hipertensi Primer
tidak diketahui penyebabnya. Jenis hipertensi ini lebih dari 90% merupakan
b. Hipertensi Sekunder
a. Hipertensi sistolik
a. Hipertensi ringan
b. Hipertensi sedang
Batasan baku yang digunkaan WHO adalah : Hipertensi jika tekanan darah sistolik
(TDS) > 160mmHg atau tekanan darah diastolik (TDD) > 95 mmHg (Bustan, 2015).
Diastolik 80-89mmHg
Diastolik ≥ 90mmHg
(Bustan, 2015)
C. Upaya Pencegahan
Faktor keturunan memegang peran penting terjadinya hipertensi, namun cara dan
pola hidup juga sangat mempengaruhi untuk menjauhi hipertensi. Pola hidup yang baik
juga dapat meningkatkan efektivitas obat-obat hipertensi dan mengurangi penyakit
a. Kontrol teratur
risiko untuk jangka panjang (bila tidak ditangani), maka perlu sekali untuk
misal setiap 1 atau 2 tahun sekali, terutama bagi merekan yang usianya diatas
45tahun atau mereka yang memiliki riwayat hipertensi. Dari data klinis
stroke dengan 35-40%: infark jantung dengan 20-25%; gagal jantung dengan
>50%.
volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Jika bobot ekstra dihilangkan,
tekanan darah dapat turun kurang lebih 0,5-0,7 mmHg setiap kg penurunan
c. Diet garam
maka lebih banyak air yang akan keluar untuk menormalisasi kadar garam
dalam darah. Banyak air yang keluar dapat mengakibatkan tekanan darah
turun. Pengurangan setiap gram garam sehari berefek penurunan tensi
1mmHg. Konsumsi garam sehari harus dibatasi < 6gram, untuk mencapai
penurunan tekanan darah yang nyata. Tetapi hal ini sangat sulit
terealisasikan.
d. Membatasi Kolesterol
e. Berhenti merokok
asap rokok akan mengikat hemoglobin lebih cepat dan lebih kuat
kurang. Selain itu, asap yang bersifat karsinogen dan dalam jangka panjang
infark jantung.
Kofein dalam kopi dapat menciutkan pembuluh darah secara akut dapat
sampai 70%, terutama pada wanita dengan angina pectoris atau hipertensi.
Tetapi minum lebih dari 40gram sehari dalam jangka waktu lama dapat
Selama periode istirahat dan tidur cukup judapat menurunkan TD. Juga
i. Gerak badan
teratur dapat menurunkan TD, karena saraf parasimpatik relatif lebih aktif
setidaknya 30menit cukup untuk memberikan hasil (Tjay & Rahardja, 2017).
D. Penggolongan Obat
a. Diuretika
Diuretika didalam ginjal dapat menurunkan volume darah dan juga tekanan
darah dengan cara meningkatkan pengeluaran garam dan air. Disamping itu
b. Penghambat ACE
dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi prinsipnya merupakan
dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain seperti Chymases.
Inhibitor ACE hanya menutup jalur renin-angiotensin, ARB menahan
d. Bloker
jantung dan inhibisi pelepasan renin dari ginjal (Sukandar, et al., 2013).
jumlah yang hampir sama dari tiap jenis obat yang paling banyak digunakan
penyerta seperti diabetes mellitus , gangguan ginjal, dan berdasarkan JNC VII pada
pasien hipertensi dengan penyakit penyerta pilihan terapi anti hipertensi adalah
B. Pasien diharapkan sembuh jika diberikan terapi secara tepat obat dan tepat dosis.
C. Tepat dosis dan tepat obat diharapkan memberikan terapi yang maksimal.
X. RENCANA PENELITIAN
a. Periode adalah total lamanya data penelitian yaitu periode bulan Juli 2019 –
Desember 2019
b. Jenis obat adalah pembagian dari obat yang diresepkan terdiri dari obat
B. Rancangan penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua data rekam medik pasien
hipertensi di Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang pada bulan Juli-Desember Tahun
2019.
Sampel penelitian harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : (a) data rekam medik pasien hipertensi di
Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang pada bulan Juli-Desember Tahun 2019. (b)
data rekam medis yang memiliki kelengkapan data yang meliputi : biodata pasien
(nama, usia, jenis kelamin), data obat (nama obat, bentuk sediaan). Sedangkan kriteria
eksklusi penelitian ini adalah rekam medis pasien lengkap tapi tidak bisa dibaca oleh
peneliti.
menggunakan data sekunder. Data yang dikumpulkan adalah data yang mengandung
obat hipertensi dari data rekam medis pasien penderita hipertensi di Puskesmas Gunung
Pati Kota Semarang. Dilakukan seleksi berdasarkan periode, jenis kelamin, usia, jenis
F. Jalannya penelitian
Langkah pengambilan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data rekam medis
pasien adalah:
Kota Semarang
2019.
d. Mencatat data yang dibutuhkan dari data rekam medis, serta menuliskan
Farmasi.
G. Analisis data
Hasil penelitian terdiri dari data deskripsi dan data terapi obat. Data deskripsi pasien
digunakan untuk mencari persentase jenis kelamin, usia. Sedangkan data terapi obat
digunakan untuk memperoleh gambaran pola penggunaan obat pada pasien dengan
diagnosa utama hipertensi meliputi jenis, golongan dan bentuk sediaan obat. Data-data
Anies. (2017). Bunga Rampai Fenomena Unik Tentang Penyakit. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Hapsari, W. S., & Agusta, H. F. (2017). Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien
Hipertensi Rawat Jalan BPJS di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo. Jurnal Farmasi
Sains dan Praktis, Vol III, No. 2.
Judha, M., Erwanto, R., & Retnaningsih, L. N. (2012). Anatomi dan Fisiologi: Rangkuman
Sederhana Belajar Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Katzung, B. G. (1997). Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi IV. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, I. K., Setiadi, A. P., & Kusnandar. (2013). Iso
Farmakoterapi Buku I. Jakarta: PT ISFI Penerbitan.
Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2017). Obat-Obat Penting: Kasiat, Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.