Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara guru dan siswa dalam satu lingkungan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang
Pendidikan Nasional bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.” Ketika
dilaksanakannya proses pembelajaran tidak hanya dilaksanakan interaksi satu arah di mana
guru menjadi pusat perhatian sebagai penyampai pesan atau informasi. Namun, interaksi dalam
proses pembelajaran juga terdapat interaksi guru dan siswa, dan siswa dengan siswa. Sehingga,
siswa pun dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat
merancang pembelajaran secara matang. Untuk merancang pembelajaran dengan matang, guru
dapat melihat komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran menurut Riyana (tt, hlm. 3)
yaitu aspek tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, anak didik/siswa, dan
adanya pendidik/guru. Supaya terciptanya suasana belajar yang lebih bermakna, menarik,
menyenangkan, dan utuh. Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein dalam Silaban (2015,
hlm. 22) “Seni tertinggi guru adalah untuk membangun kegembiraan dan ekspresi kreatif dan
pengetahuan.” Sehingga, seorang guru harus bisa merancang pembelajaran dengan matang,
supaya siswa ketika melaksanakan pembelajaran akan aktif, kreatif, dan bermakna.
Kurikulum 2013 memiliki sistem terpadu yaitu menggabungkan beberapa mata
pelajaran yang dikemas dalam sebuah tema, dengan begitu kurikulum 2013 mendukung dan
menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Seperti yang dikatakan oleh Muryanti, dkk dalam
Hajar (2013, hlm. 21) bahwa “kurikulum tematik dapat diartikan sebagi kurikulum yang
memuat konsep pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada para peserta didik.”
Adapun salah satu manfaat dari pembelajaran tematik menurut Muklis M (2012, hlm. 69)
adalah menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. Pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa yaitu ketika siswa tetap fokus mengikuti proses belajar mengajar
tetapi mereka menikmati dan merasa senang serta nyaman. Untuk itu, pelaksanaan
pembelajaran tematik di sekolah dasar akan menuntut guru untuk berpikir kreatif dalam

1
2

merancang dan melaksanakan pembelajaran. Sebab, salah satu prinsip dasar


pembelajaran tematik adalah belajar sambil bermain dan menyenangkan (joyful learning). Jadi,
ketika pembelajaran sudah membuat siswa senang, maka siswa akan tetap fokus dan senang,
siswa tidak senang dengan dunianya sendiri ketika belajar, namun senang dalam mengikuti
proses belajar mengajar.
Subtema empat yaitu pengalamanku di tempat wisata dalam tema pengalamanku yang
merupakan salah satu subtema pembelajaran tematik dari empat subtema lainnya dalam tema
pengalamanku kurikulum 2013 kelas II sekolah dasar. Pada pembelajaran pertama,
mengintegrasikan tiga mata pelajaran yaitu bahasa Indonesia, matematika, dan SBdP. Di dalam
pembelajaran ini terdapat enam kompetensi dasar yaitu 3.6 Mencermati ungkapan permintaan
maaf dan tolong melalui teks tentang budaya santun sebagai gambaran sikap hidup rukun
dalam kemajemukan masyarakat Indonesia, 4.6 Menyampaikan ungkapan santun
(menggunakan kata “maaf”, “tolong”) untuk hidup rukun dalam kemajemukan, 3.6
Menjelaskan dan menentukan panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam satuan baku,
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, 4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk
jarak), berat, dan waktu dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, 3.4
Mengenal pengolahan bahan alam dan buatan dalam berkarya, 4.4 Membuat hiasan dari bahan
alam dan buatan. Dilihat dari kompetensi dasarnya, pembelajaran ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan pada peserta didik tentang cara dan mempraktikkan kata “maaf” dan
“tolong” dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, tujuan selanjutnya yaitu peserta didik dapat
mengukur jarak dua benda dan peserta didik dapat berkreasi menggunakan botol bekas.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas II
SD, peneliti menemukan permasalahan pada pembelajaran tematik khususnya tema lima
subtema empat pembelajaran satu sumber belajar yang digunakan oleh guru hanyalah buku
siswa dan buku guru kurikulum 2013. Di dalam buku siswa hanya terdapat teks bacaan dan
gambar yang terpisah-pisah, tidak beruntun membentuk sebuah cerita dan guru belum pernah
menggunakan sumber lain karena tidak ada sumber lain yang lebih menyenangkan yang sesuai
dengan tema ini. Sehingga menimbulkan kurangnya motivasi belajar siswa. Disamping itu,
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru kelas II sekolah dasar, ditemukan
sebuah masalah dalam pembelajaran kurikulum 2013 ini. Ketika guru hanya menggunakan
buku siswa dalam melaksanakan pembelajaran, siswa tampak gaduh, beberapa siswa tidak
3

duduk pada tempatnya, dan ada beberapa siswa tidak menulis. Selain itu, khususnya untuk
tema pengalamanku subtema pengalamanku di tempat wisata pembelajaran satu guru
membutuhkan sebuah media yang dapat menggambarkan hal-hal yang jauh dari lingkungan
anak supaya menjadi sesuatu yang dapat diperlihatkan kepada anak, supaya anak dapat
mengenal hal tersebut. Contohnya dalam pembelajaran satu terdapat gambaran sebuah taman
nasional yaitu taman nasional Bantimurung yang terletak di pulau Sulawesi. Di dalam buku
siswa terdapat gambar pintu gerbang taman Bantimurung, hal tersebut akan membuat anak
menjadi penasaran, sehingga perlu adanya sebuah media yang dapat menggambarkan seperti
apa taman nasional Bantimurung. Kemudian, guru juga menceritakan bahwa pernah satu kali
ketika guru agamanya menayangkan video animasi kisah Nabi Yusuf, siswa terlihat tenang dan
fokus dalam memperhatikan video animasi kisah Nabi Yusuf tersebut. Dengan hanya
menggunakan buku siswa saja setiap harinya ketika siswa belajar, siswa kurang mendapatkan
motivasi belajarnya, karena tidak ada media pembelajaran yang menarik perhatiannya dan
membantunya untuk memahami materi. Sehingga siswa ketika pelaksanaan pembelajaran
menjadi gaduh. Hal tersebut merupakan alasan guru sangat membutuhkan hal yang dapat
memotivasi siswa ketika belajar dan media yang dapat membantu guru untuk menjelaskan hal-
hal yang jauh dari lingkungan anak. Selain itu, pada pembelajaran subtema pengalamanku di
tempat wisata pembelajaran satu itu dibutuhkan sebuah penghantar atau yang menjembatani
pembelajaran di mana siswa akan dibawa untuk sedikit mengenal taman nasional bantimurung
sebagai penghantar untuk mencapai KD dan indikator yang sudah ditentukan. Namun, tidak
ada video vlog di Taman Nasional Bantimurung yang juga sekaligus menampilkan konten
untuk memenuhi kompetensi dasar yang akan dicapai.
Melihat hasil identifikasi permasalahan tersebut, maka peneliti melakukan inovasi yaitu
membuat sebuah produk berupa media pembelajaran yang didesain khusus dan sesuai dengan
tema dan subtema pada kurikulum 2013, maka perlu adanya pengembangan media
pembelajaran tematik yang bisa menggabungkan beberapa konsep materi pembelajaran dengan
desain yang menarik, namun tidak menghilangkan esensi belajar siswa. Media pembelajaran
video “Aktivitas KiTa” pembelajaran tematik diharapkan mampu meningkatkan motivasi
belajar peserta didik dan memberikan pengetahuan baru tentang hal-hal yang letaknya jauh
dari lingkungan peserta didik. Media pembelajaran ini akan mendesain pembelajaran tertuju
pada sebuah proses komunikasi antar peserta didik dan sumber belajar (dalam hal ini video
4

“Aktivitas KiTa). Selain itu, video “Aktivitas KiTa” yang akan ditampilkan akan mengenalkan
juga sedikit gambaran tentang Taman Nasional Bantimurung, sesuai dengan subtema
pengalamanku di tempat wisata pembelajaran satu. Proses pembelajaran akan maksimal jika
pesan pembelajaran dikemas secara menarik.
Sayidiman (2012, hlm. 39-40) “Dalam dunia pendidikan, media audio visual
difungsikan sebagai alat bantu belajar mengajar sehingga fungsi media sebagai peraga bergeser
menjadi penyalur pesan atau informasi belajar dari sumber pesan ke penerima pesan.”
Purwono, dkk (2014, hlm. 130) juga berpendapat bahwa “media audio visual adalah media
kombinasi antara audio dan visual yang dikombinasikan dengan kaset audio yang mempunyai
unsur suara dan gambar yang biasa dilihat, misalnya rekaman video, slide suara dan
sebagainya.” Melihat beberapa pemaparan pengertian media audio visual, maka dapat
dikatakan bahwa media audio visual merupakan media pembelajaran yang memiliki aspek
audio dan visual yang berperan sebagai penyalur pesan atau informasi dari guru kepada peserta
didik. Media audio visual melibatkan kemampuan dua indra yaitu indra penglihatan dan indra
pendengaran, sebab di dalamnya terdapat audio dan visual. Sehingga, secara tidak langsung
akan melatih daya konsentrasi peserta didik. Arsyad (2011: 49-50) mengatakan bahwa
kelebihan media audio visual yaitu “1) film dan video dapat melengkapi pengalaman dasar
siswa, 2) dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung, 3) dapat
dilihat oleh kelompok kecil maupun besar, 4) mendorong motivasi dan menanamkan sikap dan
segi afektif lainnya.” Atoel dalam (Purwono, dkk, 2014, hlm 131) berpendapat bahwa media
audio visual memiliki kelebihan atau kegunaan antara lain: “1) memperjelas penyajian pesan
agar tidak terlalu bersifat verbalitas, 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera,
3) media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.”
Beberapa manfaat media audio visual sesuai dengan permasalah yang dipaparkan di
atas. Media audio visual dapat menyajikan hal-hal yang tidak mungkin dijangkau oleh anak.
Sehingga, anak tetap dapat mengenal hal-hal tersebut walaupun anak tidak dapat melihatnya
secara langsung. Selain itu, salah satu manfaat media audio visual yang diungkapkan juga dapat
memotivasi anak. Dengan begitu, diharapkan anak akan memiliki peningkatan motivasi dalam
belajar. Diperkuat dengan pendapat Martidou Rachel (2009, hlm. 68) bahwa:
“Audiovisual media play a significant role in the education process,
particularly when unsedeztensively by both teacher and children. Audiovisual media
provide children eith many stimuli, due to their nature (sound, images). They enrich
5

the learning environment, nurturing explorations, experiments and discoveries, and


encourage children to develop their speech and express their thoughts.”
Jadi, media audio-visual memiliki peran penting dalam proses pendidikan, khususnya
ketika digunakan oleh guru dan peserta didik. Sebab, media audio-visual memberikan banyak
stimulus kepada peserta didik, seperti memperkaya lingkungan belajar, memelihara eksplorasi,
eksperimen dan penemuan, serta mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
berbicaranya dan kemampuan mengemukakan pendapatnya.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Membantu menunjukkan hal-hal yang tidak terjangkau di lingkungan anak, juga membantu
untuk memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Media video “Aktivitas KiTa”
diharapkan juga dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar, supaya kompetensi
dasar serta tujuan pembelajaran tercapai.

1.2 Identifikasi Masalah


a. Siswa tidak fokus dan gaduh ketika belajar saat guru menggunakan buku siswa saja
dalam proses belajar mengajar
b. Belum terdapat sumber belajar untuk guru yang menarik mencakup subtema
pengalamanku di tempat wisata pembalajaran satu
c. Sumber belajar yang selama ini digunakan kurang menarik untuk siswa.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka untuk memperdalam penelitian
difokuskan pada pengembangan bahan ajar video “Aktivitas KiTa” pembelajaran tematik kelas
II subtema pengalamanku di tempat wisata pembalajaran satu.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah, secara umum masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana pengembangan bahan ajar video “Aktivitas KiTa” pembelajaran tematik
kelas II tema lima subtema empat pembelajaran satu. Secara khusus, peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana rancangan video “Aktivitas KiTa” pembelajaran tematik kelas II tema lima
subtema empat pembelajaran satu?
b. Bagaimana kelayakan media video “Aktivitas KiTa” untuk siswa sekolah dasar?
c. Bagaimana implementasi media video “Aktivitas KiTa” untuk siswa sekolah dasar?
6

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan yang akan dicapai dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
1) Mendeskripsikan rancangan media video “Aktivitas KiTa” untuk siswa sekolah dasar.
2) Mendeskripsikan kelayakan media video “Aktivitas KiTa” untuk siswa sekolah dasar.
3) Mendeskripsikan implementasi media video “Aktivitas KiTa” untuk siswa sekolah
dasar.
1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan peneliti pada penelitian dan pengembangan media video
dongeng pembelajaran tematik kelas II tema lima subtema empat pembelajaran satu, adalah:
a. Manfaat Teoritis
1) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan media pembelajaran,
khususnya untuk pembelajaran tematik.
2) Sebagai referensi dan pijakan pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan pengembangan media pembelajaran tematik.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara
mengembangkan media pembelajaran untuk pembelajaran tematik.
2) Bagi Pendidik dan Calon Pendidik
Pendidik dan Calon Pendidik dapat dengan mudah menyampaikan materi
tema lima subtema empat pembelajaran satu.
3) Bagi Peserta Didik
Peserta didik sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh
motivasi belajar dengan adanya pengembangan media pembelajaran ini.

1.7 Struktur Organisasi Skripsi


Adapun sistematika penulisan dalam karya ilmiah ini, sebagai berikut:
a. Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian.
7

b. Bab II Kajian pustaka


Bab ini membahas teori-teori para ahli dan penelitian terdahulu yang relevan
dan mendukung penelitian ini, kerangka berpikir, dan spesifikasi produk yang
dihasilkan.
c. Bab III Metode penelitian
Pada bab ini diuraikan lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, desain
penelitian, definisi operasional variabel, instrument penelitian, teknik pengumpulan
data, dan analisis data.
d. Bab IV Temuan dan pembahasan
Bab ini membahas keterlaksanaan uji coba produk yang dihasilkan, pengolahan
data, dan analisis temuan dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan.
e. Bab V Simpulan, implikasi dan rekomendasi.
Pada bab ini, memaparkan simpulan, implikasi, dan rekomendasi yang
menyajikan penafsiran serta pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan
penelitian, dan mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil
penelitian.
f. Daftar Pustaka
Berisikan seluruh sumber yang dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi.
g. Lampiran-lampiran
Kumpulan seluruh dokumen yang digunakan dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai