BRANINDITYO NUGROHO
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manfaat Sosial Ekonomi
Danau Ranu Pani Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Oleh Masyarakat Desa
Ranu Pani adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Branindityo Nugroho
NIM E34100068
ABSTRAK
ABSTRACT
BRANINDITYO NUGROHO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Manfaat Sosial Ekonomi Danau
Ranu Pani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Oleh Masyarakat Desa Ranu
Pani berhasil diselesaikan. Terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada
Bapak Dr. Ir. Tutut Sunarminto, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Harnios Arief, M.Sc selaku
pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan selama penelitian
berlangsung, dalam penulisan skripsi, juga ilmu-ilmu berharga tentang kehidupan.
Penghargaan penulis sampaikan kepada Kepala Balai Besar Taman Nasional
Bromo Tengger (BBTNBTS) Ibu Ayu Dewi, Kepala Bidang Teknis BBTNBTS Ibu
Fariana, Kepala Resort Ranu Pani Bapak Toni Artaka, Bapak Tuangkat, Asep,
Aruni, Mey, Ika yang telah sangat membantu dalam pengumpulan data penelitian.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada bapak, ibu, kakak, adik, dan Sarah atas
semangatnya kepada penulis dalam menyusun karya ilmiah ini. Serta keluarga besar
Nepenthes rafflesiana, DKSHE, IFSA, Seven, Himakova, KPM, FOKA atas
kekeluargaan dan pengalamannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Branindityo Nugroho
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Penelitian 2
2 Peta Lokasi Penelitian 3
3 Papan Informasi Danau Ranu Pani 8
4 Hasil Pengukuran pH Air Danau Ranu Pani 8
5 Ikan Hasil Pancingan 9
6 Tiga Daerah Sempadan Danau (A,B,C) 9
7 Vegetasi di Sempadan A, B, dan C 10
8 (A) Burung sepah gunung (B) Bajing Kelapa (C) Ular tanah 11
9 (A) pemandangan puncak gunung mahameru (B) pemandangan disekitar
danau 12
10 Nilai Likert Aspek Kegiatan dan Pemanfaatan 12
11 Kegiatan Memancing oleh Masyarakat 13
12 Lokasi Pemanfaatan 14
13 Grafik Jumlah Pengunjung di Resort Ranu Pani pada tahun 2013 15
14 (A) jalan setapak (B) guest house 15
15 (A) Penyedia Parkir Motor (B) Penyedia Jeep 19
16 Grafik Dampak Ekonomi 20
17 Grafik Dampak Sosial 20
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Pengelolaan Danau Ranu Pani yang belum optimal diindikasikan dengan
penurunan kualitas danau yaitu pendangkalan yang menyebabkan berkurangnya
volume air (laporan TNBTS-JICA). Oleh karena itu, diperlukan identifikasi
manfaat sosial dan ekonomi dari pemanfaatan di Danau Ranu Pani. Pertama,
2
potensi danau diidentifikasi, yang terdiri atas potensi air, ikan di dalam danau, flora
dan fauna disekitar danau, dan daya tarik wisata di sekeliling danau. Setelah
mengetahui potensi dari danau, kemudian diidentifikasi pemanfaatan yang
dilakukan oleh masyarakat. Pemanfaatan terbagi atas pemanfaatan langsung oleh
masyarakat, dan pemanfaatan tidak langsung melalui pengunjung. Melalui kegiatan
pengunjung, kemudian muncul interaksi antara masyarakat dan pengunjung yang
bisa memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Manfaat sosial
ekonomi juga muncul dari pemanfaatan langsung oleh masyarakat contohnya
mengambil air dan memancing. Setelah mengetahui potensi dan pemanfaatan yang
dilakukan oleh masyarakat, dengan mempertimbangkan Peraturan Menteri
Kehutanan No. 56 Tahun 2006 tentang pedoman zonasi taman nasional, maka
ditentukanlah pemanfaatan yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan di Danau
Ranu Pani. Data tersebut kemudian akan digunakan sebagai dasar pertimbangan
dalam penentuan pengelolaan yang optimal bagi Danau Ranu Pani oleh TNBTS.
Manfaat Penelitian
METODE
penelitian adalah Danau Ranu Pani serta flora fauna di sempadan danau, dengan
subyek penelitian yaitu pengelola resort Ranu Pani dan masyarakat di Desa Ranu
Pani, dan pengunjung di resort Ranu Pani. Alat, subyek, dan obyek penelitian
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Alat, Subyek, dan Obyek Penelitian
No Komponen Kegunaan
Alat
1 Kuesioner Mendapatkan data primer dari responden
2 Kamera Mendapatkan dokumentasi
Subyek
1 Masyarakat Desa Sumber data dan informasi
2 Pengunjung Sumber data dan informasi
3 Pengelola Sumber data dan informasi kawasan TNBTS
Obyek
1 Vegetasi Sempadan Pencatatan komposisi pohon di sempadan
Danau
2 Fauna Sempadan Pencatatan potensi keanekaragaman hayati
Danau
Jenis data
Data primer
Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Salah
satu nilai yang mudah digunakan adalah sistem skoring yang telah di modifikasi
dengan rentang skor 1-7 (1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak setuju, 4.
Biasa saja, 5. Agak setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju) (Avenzora 2008 diacu dalam
Sunarminto 2012).
Data yang diperoleh yaitu hasil wawancara mengenai pemanfaatan Danau
Ranu Pani yang dilakukan oleh masyarakat, pengunjung, serta pengelolaan yang
dilakukan oleh pengelola kawasan. Begitu pula mengenai dampak yang
ditimbulkan dari pemanfaatan tersebut. Data dari pengelola didapat dari wawancara
kepada Kepala Resort Ranu Pani, Pengendali Ekosistem Hutan, Staff Resort Ranu
Pani, anggota tim restorasi JICA. Data kuesioner didapat 90 kepala keluarga
sebagai responden. Responden masing-masing 30 dari kelompok petani (penggarap
lahan), 30 dari pemilik lahan, dan 30 dari non-petani. Responden pengunjung
didapat dari 30 pengunjung pendaki gunung semeru, dan 30 pengunjung non-
pendaki. Pengambilan jumlah sampel 30 per cluster berdasarkan pendapat Roscoe
(1975) dalam Sakaran (2006) bahwa jika sampel dipecah menjadi beberapa kategori,
ukuran sampel minimum 30 untuk setiap kategori adalah tepat.
Data-data utama yang diidentifikasi, dinilai, dan dikaji adalah data mengenai
potensi danau, pemanfaatan secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat,
pengelolaan oleh pengelola, hak dan kewajiban dari masyarakat dan pengelola,
kualitas sarana dan prasarana penunjang pengelolaan, dan tipe pengelolaan yang
optimal bagi semua pihak.
5
Data sekunder
Metode pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka dan literatur
mengenai bahasan yang telah dipublikasikan dari penelitian sebelumnya. Data dari
literature tersebut kemudian digunakan sebagai referensi dalam pembahasan. Jenis
data yang diambil pada penelitian ini disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Data yang diambil (primer dan sekunder)
Potensi
2 Potensi wisata, a. Observasi a. Pengamatan
2 Danau vegetasi sempadan Lapang langsung
danau, potensi fauna di b. Pengelola b. Studi
sekitar danau c. Masyarakat literatur
c. Wawancara
Pengelolaan
3 Tujuan pengelolaan, Kantor a. Wawancara
3 danau ranu program konservasi, pengelola b. Studi
pani program wisata, literatur
rencana pengelolaan,
media interpretasi yang
telah dibuat pengelola
Masyarakat
4 Sosial dan ekonomi Masyarakat a. Kuesioner
4 masyarakat, b. Wawancara
permasalahan dengan
pihak pengelola,
manfaat yang didapat
dari danau secara
langsung dan tidak
langsung, aktivitas
terkait danau, budaya
dan kepercayaan
tentang danau.
Pengunjung
5 Motivasi wisata, Pengunjung a. Kuesioner
5 kepuasan wisata, b. Wawancara
persepsi pengunjung,
saran untuk pengelola
Analisis Data
7. Skoring Likert itu kemudian akan dirubah menjadi nilai persepsi dari masyarakat
serta motivasi dan kepuasan dari pengunjung sebagai pemanfaatan danau secara
tidak langsung oleh masyarakat (penyedia wisata). Faktor lain yang menjadi nilai
penting dalam analisis data pada penulisan ini dengan melihat kondisi fisik danau
yang kemudian menjadi dasar pertimbangan dalam sistem pengelolaan
pemanfaatan yang tepat untuk kawasan ini.
Karakteristik Responden
pribadi untuk digarap. Berbeda dengan cluster buruh tani yang memang pekerjaan
utamanya menggarap lahan tetapi bukan milik sendiri, melainkan diupah untuk
menggarap lahan milik orang lain.
Pendidikan terakhir yang paling banyak ditempuh oleh masyarakat Desa
Ranu Pani adalah hingga tingkat SD (67%). SMP terdekat dari desa ini berjarak 2
jam perjalanan dengan mobil, hal ini menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan
di desa ini. Walaupun begitu, masih ditemukan beberapa responden dengan
pendidikan terakhir SMP (7,8%) dan SMA (2,2%). Selain itu, masih banyak juga
ditemukan responden yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali (23%).
Responden pada kategori ini umumnya sudah berumur cukup tua.
Data diambil dari responden yang berlaku sebagai kepala keluarga. Hal ini
dilakukan karena keputusan kepala keluarga diasumsikan mewakili pendapat suatu
keluarga. Usia responden yang diambil cukup bervariasi, yang termuda adalah
buruh tani dengan usia 17 tahun, dan yang tertua adalah petani dengan usia 86 tahun.
Rata-rata usia responden yang diambil adalah pada selang umur 21-40 tahun. Pada
selang usia ini merupakan masa paling produktif dari seorang manusia.
Selain dari masyarakat, kuesioner juga dibagikan kepada 60 responden
pengunjung dengan dua cluster yaitu pengunjung pendaki dan non-pendaki.
Pengunjung pendaki adalah pengunjung yang memiliki tujuan utama mendaki
gunung semeru, sementara non-pendaki adalah pengunjung yang hanya berwisata
ke daerah sekitar danau ranu pani tanpa mendaki. Pengunjung pendaki didominasi
oleh mahasiswa (40%) dan pelajar (30%). Sementara pengunjung non-pendaki
didominasi oleh pelajar (36%) dan pegawai swasta (30%). Pendakian
membutuhkan waktu dan persiapan yang lama, dengan tantangan yang cukup sulit,
sehingga sangat cocok bagi mahasiswa dan pelajar yang menyukai tantangan.
Kunjungan yang hanya menikmati pemandangan cenderung dilakukan oleh
pegawai berkeluarga dan pelajar SMP-SMA yang tidak butuh banyak persiapan.
Air
Danau Ranu Pani yang berada di ketinggian 2100 mdpl ini memiliki luas ±
5,6 Ha dengan suhu air berkisar antara -4 hingga 25oC. Suhu terendah dicapai pada
waktu dini hari ketika musim kemarau. Berdasarkan data tim Restorasi Bentang
8
Ikan
Danau sebagai salah satu ekosistem perairan darat secara alami menjadi
habitat dari berbagai biota perairan salah satunya ikan. Berdasarkan hasil
wawancara kepada masyarakat, beberapa ikan yang bisa ditemui di Danau Ranu
Pani tersaji pada Tabel 2.
9
(A) (B)
(C)
Gambar 7 Vegetasi di sempadan A, B, dan C
Fauna
Mamalia yang dijumpai langsung ketika penelitian di Ranu Pani adalah
bajing kelapa (Collosciurus notatus), dan curut (Suncus murinus). Sumber dari
masyarakat mengatakan terkadang masih sering ditemukan kijang (Muntiacus
muntjak) dan babi hutan (Sus schrofa) di sekitar danau. Burung yang dijumpai
secara langsung antara lain tekukur (Streptopelia chinensis), elang hitam (Ictinaetus
malayensis), bentet kelabu (Lanius schach), dan sepah gunung (Pericrocotus
11
miniatus). Sedangkan untuk herpetofauna hanya ditemukan reptil yaitu ular tanah
(Macrocalamus lateralis).
(A) (B)
(C)
Gambar 8 (A) Burung sepah gunung (Pericrocotus miniatus) (B) bajing kelapa
(Collosciurus notatus) (C) ular tanah (Macrocalamus lateralis)
Danau Ranu Pani merupakan danau di ketinggian 2.100 mdpl dengan suhu
air bisa mencapai 0 oC pada malam hari di musim kemarau. Suhu yang cukup
ekstrim ini membuat tidak banyaknya satwa yang memanfaatkan Danau Ranu Pani.
Selain dari suhu yang ekstrim, Danau Ranu Pani juga merupakan danau yang
berbatasan langsung dengan desa, sehingga tingkat aktivitas manusia sangat tinggi.
Wisata
Danau Ranu Pani memiliki beberapa daya tarik wisata bisa dikembangkan
sehingga dapat menjadi suatu tujuan wisata tersendiri. Beberapa daya tarik yang
telah ada di Danau Ranu Pani yang bisa dikembangkan antara lain:
1. Keindahan pemandangan danau
2. Kesejukan
3. Pemandangan lereng-lereng di sekeliling danau
4. Pemandangan puncak Mahameru
5. Keanekaragaman flora fauna
12
(A) (B)
5
4
Petani
3
2 Non-Petani
1 Buruh Tani
0
A B C D E F G
ASPEK KEGIATAN
Memancing
Kegiatan memancing menjadi rutinitas bagi masyarakat Desa Ranu Pani.
Hampir setiap saat bisa ditemui masyarakat yang sedang memancing, dari dini hari
hingga tengah malam. Akan tetapi kegiatan memancing tidak dilakukan sepanjang
tahun. Memancing hanya dilakukan pada musim hujan (Desember-Maret) ketika
tinggi air naik. Selain itu pada musim kemarau hampir seluruh masyarakat bekerja
sampingan sebagai porter pendakian sehingga tidak memiliki waktu luang untuk
memancing. Pada saat musim hujan, masyarakat yang memancing berjumlah
sekitar 5-10 orang perharinya.
Ikan yang biasa didapat dari memancing di Danau Ranu Pani antara lain
mas (Cyprinus carpio), mujair (Oreochromis mossambicus), dan lele (Clarias sp.).
Ikan-ikan ini berasal dari bibit yang disebar oleh mahasiswa yang sering datang ke
desa ini. Cara memancing masih sangat tradisional, beberapa menggunakan
pancing dari batang kayu atau bambu, beberapa hanya menggunakan senar pancing
saja yang diberi pengganjal agar senar tidak tenggelam. Umpan yang digunakan
oleh mereka terbuat dari campuran jagung dan nasi atau hanya menggunakan cacing.
Kegiatan memancing saat ini diperbolehkan oleh taman nasional karena
tidak mengambil ikan dalam jumlah banyak seperti ketika mengambil ikan
menggunakan jala. Jumlah ikan yang didapat tidak selalu pasti jumlahnya. Hasil
pancingan hanya digunakan untuk konsumsi pribadi. Ketika mendapat banyak ikan
hasil tangkapan, beberapa dari ikan tersebut akan dibagikan kepada kerabat atau
tetangga.
Berdasarkan hasil ekspedisi TNBTS pada danau yang baru ditemukan di
zona inti (Danau Ranu Tompe) mendapatkan hasil bahwa tidak ada ikan pada danau
tersebut. Bisa diambil kesimpulan bahwa pada mulanya tidak ada ikan pada Danau
Ranu Pani. Hal ini berarti Danau Ranu Pani telah mengalami perubahan keadaan
dari ekosistem aslinya. Kegiatan memancing dapat memicu terus berubahnya
keadaan ini, sehingga sebaiknya dikurangi bahkan dihentikan.
untuk kegiatan sehari-hari di desa. Hanya saja ketika musim kemarau (April-
Oktober) seringkali sumber air utama volumenya tidak sebanyak ketika musim
hujan dan pengambilan air dari danau menjadi pilihan bagi masyarakat di dekat
sempadan danau (masyarakat yang berada di daerah 200 meter dari danau).
12,000 11,218
10,000
8,314
8,000
Jumlah Pengunjung
6,728
2,000
Gambar 13 Grafik jumlah pengunjung di Resort Ranu Pani pada tahun 2013 (pada
bulan 2,3,11,12 kegiatan wisata sedang ditutup)
Besarnya jumlah pengunjung yang datang setiap harinya menjadi modal
yang baik untuk penambahan fungsi wisata di Danau Ranu Pani. Beberapa sarana
penunjang wisata di Danau Ranu Pani yang telah tersedia antara lain:
1. Shelter darmaga
2. Jalan setapak dengan paving block
3. Papan Interpretasi
4. Guest house
(A) (B)
Gambar 14 (A) jalan setapak di sekeliling Danau Ranu pani (B) guest
house “Regulo”
Ranu Pani berada tepat di sebelah kantor resort Ranu Pani sehingga dapat dipastikan
setiap pendaki pasti akan melewati danau tersebut. Pemanfaatan ini bersifat tidak
langsung oleh masyarakat. melalui pengunjung yang datang untuk berwisata ke
danau, masyarakat bisa berperan sebagai penyedia jasa wisata yang kemudian dapat
memberikan dampak ekonomi bagi mereka.
Spillane (1987) dalam Sunarminto (2010) menyebutkan, salah satu faktor
yang mempengaruhi permintaan pariwisata adalah mobilitas yang timbul oleh
berbagai macam dorongan kebutuhan/kepentingan yang dikenal dengan istilah
motivasi untuk memenuhi kebutuhan rekreasi dalam arti luas. Penilaian motivasi
pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata didapat melalui kuesioner dengan
hasil pada Tabel 5.
Tabel 5 Nilai Motivasi Pengunjung
2 Non-
5.1 4.9 5.1 4.2 5.3 5.8 4.5 6.2 6.2 47.3 5.3
Pendaki
Total 9.6 10.1 10 8.4 9.8 11.5 8.8 11.6 11.6
Rata-rata 4.8 5 5 4.2 4.9 5.7 4.4 5.8 5.8
Keterangan: A: Pemandangan Danau F: Kesejukan udara
B: Rekreasi G: Kontak sosial dengan warga
C: Berfoto-foto H: Pemandangan semeru
D: Melihat fauna I: Pemandangan lereng gunung
E: Piknik
17
2 Non-
4.0 4.7 4.4 4.3 4.4 4.4 4.6 30.8 4.4
Pendaki
Total 7.6 8.7 8.5 8.4 8.4 8.5 8.7
Rata-rata 3.8 4.8 4.2 4.2 4.2 4.2 4.6
Keterangan: A: Toilet E: Penginapan
B: Tempat Parkir F: Warung Makan
C:Tempat Ibadah G: Aksesibilitas
D: Pos Informasi
(A) (B)
Gambar 15 (A) Penyedia parkir motor (B) penyedia jeep
Saat ini memang banyaknya pengunjung yang datang merupakan pendaki
gunung semeru, akan tetapi masih dapat ditemui beberapa orang yang memang
melakukan wisata untuk khusus di daerah danau Ranu Pani. Pemanfaatan danau
secara tidak langsung ini seharusnya bisa meningkatkan peran danau bagi
masyarakat desa Ranu Pani.
Aspek Dampak
Pemanfaatan yang dilakukan di Danau Ranu Pani melalui kegiatan-kegiatan
seperti memancing, pertanian dan wisata. Kegiatan-kegiatan ini sudah pasti akan
menimbulkan dampak bagi Danau Ranu Pani. Dampak dari kegiatan pemanfaatan
ini dibedakan menjadi dampak ekonomi, dan dampak sosial. Persepsi terkait
dampak ekonomi ini didapat melalui kuesioner disajikan pada Gambar 16.
20
5.00
4.00
3.00 Petani
Non-Petani
2.00
Buruh Tani
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7
7.00
6.00
5.00
Petani
4.00
3.00 Non-Petani
2.00 Buruh Tani
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7
Nilai persepsi untuk dampak sosial cukup tinggi. Hal ini berarti ada pengaruh
yang signifikan dari pemanfaatan Danau Ranu Pani. Ketika masyarakat memancing
di Danau Ranu Pani tidak akan pernah sendirian. Selalu ada orang lain yang juga
sedang memancing. Menurut masyarakat, hobi yang sama ini kerap menjadi sarana
untuk bersosialisasi.
Mereka sering berkumpul dan membicarakan tentang hobi memancing
mereka, walaupun ketika sedang memancing mereka biasa melakukannya sendiri-
sendiri karena telah memiliki tempat favorit masing-masing. Masyarakat sadar
bahwa agar mereka bisa terus melakukan hobi mereka, maka mereka perlu menjaga
kelestarian Danau Ranu Pani. Bisa dikatakan bahwa adanya pemanfaatan
memancing ini meningkatkan tanggungjawab sosial dan lingkungan dari
masyarakat.
Rekomendasi Pengelolaan
Salah satu pilar dalam konservasi yaitu perlindungan sistem penyangga
kehidupan. Menurut UU No. 5 tahun 1990, perlindungan sistem penyangga
kehidupan ini meliputi usaha-usaha dan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan
perlindungan danau. Oleh karena itu taman nasional sudah seharusnya melakukan
tindakan konservasi pada Danau Ranu Pani.
Setelah mengetahui pola pemanfaatan yang ada di Danau Ranu Pani serta
dampak-dampak yang muncul melalui persepsi masyarakat, maka TNBTS selaku
pengelola dapat melakukan pengelolaan pemanfaatan yang tepat di Danau Ranu
Pani. Selain berdasarkan hal-hal tersebut, dalam menentukan pengelolaan TNBTS
pun harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Danau Ranu Pani berada pada zona pemanfaatan intensif taman nasional.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No 56 Tahun 2006 tentang pedoman
zonasi taman nasional, kegiatan yang diperbolehkan di zona pemanfaatan intensif
antara lain:
a. Perlindungan dan pengamanan
b. Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam hayati dengan
ekosistemnya
c. Penelitian dan pengembangan pendidikan, dan penunjang budidaya
d. Pengembangan potensi dan daya tarik wisata alam
e. Pembinaan habitat dan populasi
f. Pengusahaan pariwisata alam dan pemanfatan kondisi/jasa lingkungan
g. Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan, penelitian,
pendidikan, wisata alam dan pemanfatan kondisi/jasa Iingkungan.
Berdasarkan pertimbangan persepsi dampak dan peraturan tersebut, maka
penilaian pola pemanfaatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat disimpulkan
pada Tabel 10
22
2 Non-
5.9 3.5 5.1 6.0 4.7 5.9 6.3 37.3 5.3
Pendaki
Total 11.8 7.1 10.7 11.7 9.3 12.1 12.3
Rata-rata 5.9 3.5 5.3 5.8 4.7 6 6.1
Keterangan: A: Meningkatkan kebersihan E: Menyediakan pemandu
B: Meningkatkan biaya F: Meningkatkan sarpras
C: Meningkatkan keamanan G: Meningkatkan aksesibilitas
D: Meningkatkan pelayanan
23
Simpulan
1. Danau Ranu Pani memiliki potensi yang terdiri dari potensi substansi danau (air
dan ikan) dan potensi lingkungan (flora, fauna, daya tarik wisata) yang
tergolong baik. Potensi lingkungan dari Danau Ranu Pani sangat cocok untuk
dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata, juga didukung oleh besarnya jumlah
kunjungan masyarakat luar desa yang berniat melakukan pendakian yang dapat
dipastikan akan melewati Danau Ranu Pani.
2. Pemanfaatan dari Danau Ranu Pani yang dilakukan masyarakat terbatas hanya
pada kegiatan memancing dan pengambilan air pada saat kemarau untuk ladang
mereka. Pemanfaatan untuk wisata masih minim walaupun banyak dari
masyarakat yang berharap agar ditingkatkan fungsi wisata di danau ini.
Memancing hanya menjadi hobi sehingga tidak ada manfaat ekonomi
didalamnya, tetapi memancing dianggap masyarakat sebagai sarana
bersosialisasi (fungsi sosial). Kegiatan memancing dapat mengubah ekosistem
asli danau yang awalnya tidak terdapat ikan sehingga sebaiknya dikurangi atau
bahkan dihilangkan. Mengambil air tidak banyak memberikan manfaat
ekonomi, sosial, maupun ekologi, tetapi perlu untuk diawasi dan dicari tahu
mengenai jumlah kemampuan danau menampung air.
3. Pengelolaan sangat baik bila dapat mengembangkan fungsi wisata pada danau.
Perbandingan antara nilai motivasi dan kepuasan menunjukkan bahwa
pengunjung secara garis besar telah mendapat kepuasan dari kegiatan wisata
mereka di Danau Ranu Pani. Sarana prasara khususnya toilet perlu ditambahkan
jumlahnya. Saran dari pengunjung yang paling utama adalah peningkatan
kualitas sarana prasarana dan perbaikan kualitas aksesibilitas.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP