Anda di halaman 1dari 15

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan


Dosen : Dr. Fadhilah Suralaga M.Si.
Kelas : 2B
Anggota :
- Savira Puspita Nur Arniyadi (11180700000028)
- Lina Shabira (11180700000102)
- Reski Anindhita Laksita(11180700000104)
- Muhammad Asyam Arief (11180700000105)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Praktikum Ibadah ini tentang Wudhu,Tayamum dan Mandi Wajib beserta Haid,Nifas dan
Istihadhoh.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Jakarta, Maret 2019


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………….


Daftar Isi ……………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………
C. Tujuan Pembelajaran ………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan............................
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan...........
C. Fungsi Kematangan dan Belajar dalam Perkembangan Anak..............
D. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan dalam Perspektif Psikologi dan
Islam........
E. Pengertian Pembawaan..........
F. Lingkungan yang Berpengaruh...........
G. Peranan Pembawaan dan Lingkungan dalam Pendidikan Anak........

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………………

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan agar
mereka menyembah dengan beribadah kepada allah SWT serta, manusia
memiliki akal pikiran yang dapat diperdayakan. Dengan akal dan pikiran
tersebut manusia dapat mengembangkan pikirannya untuk mampu
memenuhi kebutuhan dalam mencari ilmu, terutama ilmu agama.
Agama adalah religi atau diin yaitu satu sistem credo(tata
keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak diluar
manusia dan satu sistem ritus(tata pribadatan) manusia kepada yang
dianggap mutlak, dan satu sistem norma(tata kaidah) yang mengatur
hubungan antar manusia dengan sesama manusia, dan hubungan
manusia dengan alam lain sesui dengan tata keimanan dan tata
pribadatannya.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan?
2. Apa faktor yang memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan?
3. Apa fungsi pembelajaran Pertumbuhan dan Perkembangan Anak?
4. Apa pengertian Pembawaan?
5. Apa Peranan Pembawaan dan Lingkungan dalam Pendidikan Anak?
C. Tujuan pembahasan
1. Mengetahui pengertian dari Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
2. Mengetahui apa saja yang memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan anak
3. Mengetahui peran Lingkungan terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak
4. Mengetahui Faktor-faktor Pertumbuhan dan Perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan(growth) berkaitan dengan masalah perubahan besar, jumlah, ukuran atau


dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran bert(gram, pound,
kilogram), ukuran panjang(cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik(retensi
kalsium dan nitrogen tubuh)

Perkembangan(development) adalah bertambahnya kemampuan(skill) dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga perkembangan emosi, intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan

1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak, melalui intruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan
pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbunhan tulang.

2. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Lingkungan yang cukup baik adalah lingkungan yang akan memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan “biofisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari
konsepsi sampai akhir hayatnya.

Faktor lingkungan ini dibagi menjadi:


a. Faktor ligkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam
kandungan(Faktor pranatal)
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuhkembang anak setelah lahir(Faktor
postnatal)
C. Fungsi Kematangan dan Belajar dalam Perkembangan Anak

Kematangan: kematangan untuk fisik berfungsi sebagai perquisite atau keuntungan untuk
perkembangan, misalnya perkembangan bicara/bahasa tidak mungkin terjadi dengan baik
tanpa didukung oleh pematangan alat bicara.

Belajar: belajar berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadinya perkembangan. Tanpa
melalui belajar mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangkangkan. Tanpa
belajar seorang manusia tidak akan bertingkah laku seperti manusia

D. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan dalam Perspektif


Psikologi dan Islam

Perkembangan Anak Menurut Konsep Islam Psikologi perkembangan menurut Islam


memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi perkembangan pada umumnya, yaitu proses
pertumbuhan dan perubahan manusia.

Perkembangan Anak Secara Psikologis dalam konsep Islam :

1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik meliputi: peroide pertumbuhan, periode ini mencakup : awal
pekembangan motorik bayi (awal kelahiran), pentingnya bermain bagi anak-anak
(anak-anak) dan masa pubertas, periode pencapaian kematangan, periode usia baya
dan periode penuaan.

2. Perkembangan Kognitif Persepsi dan belajar


Merupakan proses dasar kognitif yang sering dianggap sebagai pusat perkembangan
manusia.
a. Perkembangan kognitif v Tahap perkembangan kognitif
a) Periode perkembangan
b) Periode pencapaian kematangan
c) Periode tengah baya
d) Periode usia lanjut
Perspektif sosiolkultural dalam perkembangan kognitif Perkembangan kognitif
manusia juga ditentukan oleh lingkungan dimana dia tinggal. Pentingnya lingkungan
dalam perkembangan kognitif terlihat dari banyak ayat-ayat Al-qur’an yang
menyuruh
manusia untuk belajar di alam semesta (QS. Al-Baqarah: 1641 dan QS. Al-Rum: 8).
Perkembangan kognitif seseorang merupakan sesuatu yang tidak dapat lepas dari
faktor sosial dan budaya setempat.
b. Sistem pengolahan informasi pada manusia Perkembangan intelektual dapat dikaji
menggunakan pendekatan sistem pengolahan informasi yang menganalisis
perkembangan keterampilan kognitif. Bentuk informasi yang disimpan dalam sistem
ingatan dapat bersifat verbal maupun visual (imagery).
c. Intelegensi Intelegensi tidak terlepas dari proses berpikir manusia. Menuut
penelitian terdapat 3 cara berpikir yaitu berpikir serial, beripkir asosiatif dan berpikir
integratif. Ketiga jenis proses berpkir ini berhubungan dengan intelegensi yang
berbeda-beda.

3. Perkembangan Emosional
a. Kekayaan Emosi Manusia v Emosi primer Emosi primer adalah emosi dasar yang
dianggap terberi secara biologis. Emosi ini terbentuk sejak awal kelahiran. v Emosi
sekunder Emosi sekunder adalah emosi yang mengandung kesadaran diri atau
evaluasi diri, sehingga pertumbuhannya tergantung pada perkembangan kogntif
seseorang.
b. Perkembangan Ekspresi Emosi Usia Ekspresi 0-6 bulan 7- 2 bulan 1-3 tahun 3-6
tahun 6-12 tahun Segala emosi primer muncul Emosi primer menjadi lebih jelas
Muncul emosi sekunder (disadari).Munculnya perbaikan strategi kognitif untuk
mengatur emosi Penyesuaian dengan aturan penampilan meningkat
c. Pengatuan Emosi Terdapat dua jenis aturan tampilan emosional: prososial
(prosocial) dan protektif diri (self-protective). Prososial menampilkan aturan emosi
untuk melinungi emosi orang lain, sementara protektif diri merupakan pengaturan
untuk menyembunyikn emosi dalam rangka menyelamatkan muka atau melindugi
dirinya dari konsekuensi negatif.
d. Perkembangan Tempramen Tempramen merupakan dasar biologis bagi perbedaan
individu dalam berperilku. Komponen penting dalam tempramen adalah faktor
genetik. Lingkungan juga mempengaruhi perkembangan tempramen selanjutnya.
e. Ikatan Emosional Ikatan emosional (emotional attachment) merupakan hubungan
emosional yang dekat antara dua orang dengan karakteristik adanya kasih sayang
antara dua pihak; dan keduanya menginginkan untuk mempertahankan kedekatan itu.
Dalam islam diingatkan bahwa katan emosional ini harus bersifat konstruktif.

4. Perkembangan Sosial
a. Identitas diri manusia sebagai khalifah Allah Sebagai khalifah Allah, manusia
merupakan makhluk sosial multi inteaksi, yang memiliki tanggung jawab baik
kepada Allah maupun kepada manusia.
b. Pembentukan Identitas dan Konflik Psikososial Pembentukan identitas bukan
merupakan sesuatu yang mudah, namun sangat penting. Pembentukan identitas diri
secara kolektif dapat menjadi identitas sosial yang membentuk dinamika masyarakat
tersebut.
c. Mengetahui Orang lain Al-qur’an mengajarkan manusia
untuk mengetahui atau mengenali atau kelompok sosial lainnya. Dalam masyarakat
terdapat berbagai jenis kelompok, namun segala perbedaan bukan penghalang untuk
mengenal orang dari kelompok sosial lain.
d. Perkembangan Ruang Sosial Lingkungan memrupakan salah satu faktor yang
penting dalam membentuk perkembangan anak. Lingkungan pertama yang palig
berpengaruh dalam perkembangan anak adalah lingkungan lingkungan keluarga,
kemudian tetangga (lingkungan pengasuhan anak) dan sekolah.

E. Pengertian Pembawaan

Pembawaan ialah seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan


(potensi) yang terdapat pada suatu individu dan yang selama masa perkembangannya benar-
benar dapat diwujudkan (direalisasikan). Purwanto psikologi pendidikan
Sehingga bisa dikatakan bahwa pembawaan merupakan potensi yang dapat diwujudkan.
Manusia sejak dilahirkan telah mempunyai kesanggupan untuk dapat berjalan, potensi untuk
berkata-kata dan lainlain. Setiap potensi tersebut tidak begitu saja dapat terealisasi,
dibutuhkan latihan-latihan sehingga mengalami perkembangan. Juga setiap potensi
mempunyai masa kematangan masing-masing.

Terdapat beberapa jenis pembawaan, antara lain sebagai berikut:

1. Pembawaan Jenis
Tiap-tiap manusia biasa diwaktu lahirnya telah memiliki pembawaan jenis, yaitu jenis
manusia. Bentuk badannya, anggota-anggota tubuhnya, intelijensinya, ingatannya dan
sebagainya. Semua itu menunjukkan ciri-ciri yang khas, dan berbeda dengan
jenisjenis makhluk lain.
2. Pembawaan Ras
Dalam jenis manusia pada umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam
perbedaan yang juga termasuk pembawaan keturunan, yaitu pembawaan keturunan
mengenai ras. Missal ras IndoJerman, ras Mongolia, ras Negro, dll.
3. Pembawaan Jenis Kelamin
Setiap manusia yang normal sejak lahir telah membawa pembawaan jenis kelamin
masing-masing: laki-laki dan perempuan.
4. Pembawaan Perseorangan; Tiap orang (individu) memiliki pembawaan yang bersifat
individual (pembawaan perseorangan) yang tipikal, bisa ditentukan oleh pembawaan
ras, pembawaan jenis dan pembawaan kelamin.

Jika dilihat dari keturunan, maka pembawaan dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara
lain :
Konstitusi tubuh > termasuk didalamnya : motorik, seperti sikap badan, sikap berjalan, air
muka, gerakan bicara.

. Cara bekerja alat-alat indra : ada orang yang lebih menyukai beberapa jenis perangsang
tertentu yang mirip dengan kesukaan yang dimiliki oleh ayah atau ibunya. . Sifat-sifat ingatan
dan kesanggupan belajar. . Tipe-tipe perhatian, inteligensi Quotient (IQ) serta tipe-tipe
inteligensi. . Cara-cara berlangsungnya emosi-emosi yang khas. . Tempo dan ritme
perkembangan.
F. Lingkungan yang Berpengaruh

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan individual. Dalyono
mengartikan lingkungan tidak hanya berupa alam sekitar di luar diri individu, melainkan juga
termasuk yang berada dalam diri individu, baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-
kultural.
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmani di dalam tubuh,
seperti gizi, vitamin, air, sistem saraf, dan kesehatan jasmani

A. Pengertian Lingkungan Pendidikan


Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya,
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya.
Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati,
lingkungan buatan dan lingkungan sosial.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik scara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spritual keagamaan, emosional, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Jadi, lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial.
B. Jenis Lingkungan Pendidikan
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolahan,
lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan atau lingkungan pendidikan.
1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena
hubungan searah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( ayah, ibu, dan anak ).
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang
sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan
utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua
bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh
adn berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
• Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
• Menjamin kehidupan emosional anak
• Menanamkan dasar pendidikan moral
• Memberikan dasar pendidikan sosial.
• Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

2.Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama
dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu anak
dikirimkan ke sekolah-sekolah formal.
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan
pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam
mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan
kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan,
diantaranya sebagai berikut;
1) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta
menanamkan budi pekerti yang baik.
2) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar
atau tidak dapat diberikan di rumah.
3) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca,
menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan
kecerdasan dan pengetahuan.
4) Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau
salah, dan sebagainya.
Suatu alternatif yang mungkin dilakukan sesuai situasi dan kondisi sekolah antara lain :
1) Pengajaran yang mendidik.
2) Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan (BP)
di sekolah.
3) Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat/sumber belajar (PSB).
4) Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah.
3. Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah dimulai
beberapa waktu ketika anak-anak telah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari
pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya
lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini
meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-
pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan
keagamaan. Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu :
1) Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan.
2) Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat.
3) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang (by design),
maupun yang dimanfaatkan (utility).
Paling sedikit dapat dibedakan menjadi enam tipe sosial-budaya sebagai berikut :
1) Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana.
2) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau sawah
dengan
tanaman pokok padi.
3) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di ladang atau
sawah.
4) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan
tanaman pokok padi.
5) Tipe masyarakat perkotaan.
6) Tipe masyarakat metropolitan.

Selain tipe masyarakat di atas yang dapat mempengaruhi karakteristik seseorang, terdapat
juga lembaga kemasyarakatan kelompok sebaya dan kelompok sosial seperti remaja
masjid, pramuka, dsb. Kelompok teman sebaya mempunyai fungsi terhadap anggotanya
antara lain :
1) Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
2) Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
3) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
orang dewasa.
4) Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari
pengaruh kekuatan otoritas.
5) Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada
prinsip persamaan hak.
6) Memberikan pengetahuan yang tidak bisa dibrikan oleh keluarga secara memuaskan
(pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-
lain).
7) Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih
kompleks.

Dengan demikian organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anak-anaknya,


yakni :
1) Mengajarkan keyakinan serta praktik-praktik keagamaan dengan cara memberikan
pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bagi mereka
2) Mengajarkan bagi mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai
dengan keyakinan-keyakinan agamanya
3) Memberikan model-model bagi perkembangan watak

Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia


Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga
kegiatan pendidikan, yakni:
a. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
b. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
c. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang
tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Terdapat hubungan timbal
balik dan saling mempengaruhi antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.
Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan
sekolah sebagai bekal keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat
merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus
sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.

G. Peranan Pembawaan dan Lingkungan dalam Pendidikan Anak

Pembawaan hereditas dan individual Hereditas pada seoran individu adalah berupa specific
genes dari oaring tuanya. Genes –genes tersebut terdapat pada 24 kromosom dari ayah
maupun ibu, serta setiap genes ini memiliki sifat-sifat berbeda yang akan menciptakan sifat-
sifat-sifat baru pada seorang individu akibat dari kombinasi antar genes dari ayah dan ibu
tersebut melalui proses perkawinan, selain itu setiap individu yang dilahirkan pada dasarnya
telah membawa potensi dan bakat.
Sifat dan bakat maupun potensi yang telah dibawa sejak lahir tersebut akibat genes yang
mendominasi dari kombinasi genes dari ayah maupun ibu baik itu IQ, watak dan kepribadian
individu. Kaitanya bawaan (hereditas) dengan pendidikan adalah bahwa hereditas itu
memiliki pengaruh terhadap IQ seseorang. Logisnya jika salah satu kromosom antara ayah
maupun ibu mendominasi maka tidak mungkin tidak kalu genes yang dihasilkan akan
mewarisi kepintaran dari orang tuannya, akan tetapi tidak harus dikatakan bahwa semua
individu ber-IQ tinggi itu disebabkan dari keturunan. Jelasnya bahwa gejala bawaan itu
diperoleh dari keturunan tetapi yang diperoleh dari bawaan belum tentu keturunan.

Lingkungan sosial & pendidikan


Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita dan apa yang ada disekitar kita itu
memiliki pengaruh bagi perkembangan kita serta tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita.
Lingkungan memang sangat berpengaruh pada perkembangan manusia terlepas pengaruh itu
baik atau tidak.
Menurut Sertain lingkungan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Lingkungan luar.
2. Lingkungan masyarakat/sosial.
Dapat kita jelaskan tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangandan pendidikan
manusia yaitu bahwa pengaruh dari lingkungan luar adalah pengaruh lingkungan yang berada
disekitar seperti hewan, alam, air, iklim dan lain sebagainya.
Kami dapat menarik kesimpulan tentang pernyataan diatas bahwa lingkungan adalah segala
hal yang ada disekitar kita mulai dari hubungan manusia dengan manusia dan manusia
dengan alam serta memiliki pengaruh terhadap pendidikan manusia. Interaksi antara manusia
dan alam sekitar itulah yang membuat manusia bisa disebut unik. Jika dihubungkan kembali
antara pembawaan dan lingkungan yang mempengaruhi pendidikan manusia adalah “ Sifat-
sifat dan watak kita adalah hasil interaksi pembawaan dan lingkungan kita” oleh karena
keperibadian dan pendidikan kita itu terbentuk karena hubungan kita pada lingkungan dan
timbal balik yang diberikan lingkungan pada kita.

Peran lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku manusia sehingga perilaku
manusia dapat diklasifikasikan menjadi empat hal yaitu :
1. Insting adalah aktivitas manusia yang tidak didapat dari belajar melainkan dari
kodratnya.
2. Hobits adalah kebiasaan yang berulang-ulang.
3. Native Behaviour adalah tingkah laku manusia dari hereditas/bawaan.
4. Aquired Behaviour adalah tingkah laku yang didapat dari belajar.

Kami lebih sependapat dengan poin keempat karena pada dasarnya manusia ingin
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan menjadi bagian dari lingkungannya.
Kegiatan pendidikan/belajar juga termasuk dalam sebuah lingkungan yang disebut dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan pendidikan adalah lingkungan yang terdapat pada sebuah
lingkungan disengaja untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan. Lingkungan
pendidikan meliputi :
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia yang dapat mendukung tetapi kadang juga
dapat menjadi hambatan proses pendidikan, contoh sarana prasarana dan fasilitas yang
digunakan dalam proses pendidikan.
b. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah lingkungan pergaulan antara orang-orang yang ada dalam proses
pendidikan. Contoh pendidik, karyawan dan lain sebagainya.
c. Lingkungan Intelektual
Lingkungan intelektual adalah kondisi dan situasi yang mendukung proses kegiatan
pendidikan. Contoh sumber pelajaran, aktivitas pengembangan dan penerapan berpikir dan
lainya.
d. Lingkungan Nilai
Lingkungan Nilai adalah lingkungan yang merupakan tata kehidupan nilai baik nilai-nilai
dalam masyarakat, ekonomi, social,politik dan lainnya.
Semua lingkungan diatas akan memberikan kontribusi pengaruh yang cukup besar terhadap
proses dan hasil pendidikan.
Selain lingkungan diatas, interaksi pendidikan juga dapat berlangsung dalam lingkungan
keluarga,sekolah dan masyarakat. Keluarga adalah penanam pendidikan yang paling pertama
dan utama pada peserta didik. Kedua lingkungan sekolah, Sekolah berfungsi mengembangkan
bakat, kepintaran dan hunbungan dengan masyarakat serta membekali peserta didik dengan
kecakapan kecakapan yang dapat dijadikan bekal dikehidupan yang akan datang. Yang ketiga
adalah lingkungan masyarakat, manusia mulai dari kecil slalu berinteraksi dengan manusia dan
manusia memiliki perbedaan baik dalam berpikir, bercakap, kepintaran, adat dan semua yang
ada dalam masyarakat sehingga perkembangan manusia juga dipengaruhi oleh orang
lain/masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pearson & Nicholson (2000) mengatakan bahwa dimilikinya karakter yang baik dan positif
akan menghubungkan 3 aspek dalam hidup anak, yaitu dirinya sendiri, orang lain, dan
komunitas/masyarakat luas. Dengan dirinya sendiri, si Kecil yang memiliki karakter positif
dapat menunjukkan perilaku mandiri, gigih, dan banyak akal. Sedangkan dengan orang lain
dan masyarakat luas, si Kecil yang memiliki karakter positif seperti berani dan adaptif
terhadap perbedaan-perbedaan yang ada.

Melihat banyaknya manfaat dan bagaimana karakter yang positif dapat mengoptimalkan
proses belajar si Kecil, maka pembentukan karakter perlu dilakukan sejak dini. Karakter
resilien, yang digambarkan melalui perilaku mandiri, berani, gigih, banyak akal, dan adaptif
perlu untuk dimiliki oleh si Kecil, agar siap untuk menghadapi tuntutan masa depan yang
akan lebih menantang dibanding dengan tuntutan yang dihadapi saat ini
DAFTAR PUSTAKA
 Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992)
 Dalyono, M., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)
 Hidayah, Rifa, Psikologi Pendidikan, (Malang: UIN Maliki Press, 2006)
 Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2010)
 Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
 La Sulo, Sulo Lipu. 1990. Penelaahan Kurikulum Sekolah. Ujung Pandang: FIP IKIP
Ujung Pandang.
 Ardhana, Wayan. (Ed.). 1986. Dasar-Dasar Kependidikan. Malang: FIP IKIP Malang.
Munib Achmad, dkk. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang. UPT MKK
UNNES
 Hasan, Aliah B. Purwakania. 2006. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: PT Raja
Grafindo Perkasa.
 Sopiatin, Popi dan sohari Sahrani. 2011. Psikologi Belajar Dalam Perspektif Belajar.
Bogor: Ghalia Indonesia
 Arwani, M.Pd., Konsep Epistemologi Pendidikan Tauhiddalam Roman Hayy Ibn
Yadzan, yogjakarta, 1999. (Sekripsi tidak diterbitkan)
 Dr. Zakiah Darodjat. Dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara. 2006.
 Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya. 2007.
 Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Bandung, CV. Pustaka Setia, 1997
 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP., Psikologi Pendidikan, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya. 1990.
 Prof. Dr. Sutari Imam Barnadid, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, yogjakarta,
Andi Offset.1979.
 Samadi Suryabrata (BA.Drs,M.A,Ed.S,Ph.d) Psikologi pendidikan, Jakarta, Rajawali
Pers. 1984.
 Imam, Barnadib. Filsafat Pendidikan.Yogyakarta.PT.Adita Karya Nusa,2002.

Anda mungkin juga menyukai