Seksualitas DS
Seksualitas DS
Disusun Oleh
KESEHATAN SURAKARTA
SEKSUALITAS PADA ORANG DENGAN DOWN SYNDROME
A. Definisi
fisik dan mental pada anak yang disebabkan adanya abnormalitas perkembangan
adalah John Langdon Down. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terjadi mutasi
gen pada kromosom 21, dimana terdapat tambahan bagian pada kromosom
tersebut. Jadi Down Syndrome adalah suatu keadaan fisik yang disebabkan oleh
cacat fisik bawaan yang disertai keterbelakangan mental, lidahnya tebal, dan
retak-retak atau terbelah, wajahnya datar ceper, dan matanya miring. Sedangkan
biasanya dibawah 50, sifat-sifat atau ciri-ciri fisiknya adalah berbeda, ciri-ciri
jasmaniahnya sangat mencolok, salah satunya yang paling sering diamati adalah
B. Klasifikasi
Kira-kira 92,5% dari semua kasus Down Sindrome tergolong dalam tipe ini,
syndrome. Disebutkan oleh Wiyani bahwa gejala tersebut dapat muncul bervariasi
dari mulai yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal, hingga muncul ciri-
1. Penampilan fisik tampak melalui kepala yang relatif lebih kecil dari normal
2. Paras wajah yang mirip seperti orang Mongol, sela hidung datar, pangkal
hidung kemek.
3. Jarak antara dua mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam. Ukuran
mulutnya kecil, tetapi ukuran lidahnya besar dan menyebabkan lidah selalu
terjulur (macroglossia).
6. Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan
bicara.
9. Penderita down syndrome memiliki kulit lembut, kering, dan tipis. Sementara
10. Tangannya pendek, ruas-ruas jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua
pendek, baik pada tangan maupun kaki melebar. Mereka juga mempunyai jari-jari
yang pendek dan jari kelingking membengkok ke dalam. Tapak tangan mereka
11. Kaki agak pendek dan jarak di antara ibu hari kaki dan jari kaki kedua agak
jauh terpisah.
12. Ototnya lemah sehingga mereka menjadi lembek dan menghadapi masalah
14. Sebagian kecil penderita berpotensi untuk mengalami kanker sel darah putih
atau leukimia.
bercakap.
17. Pada saat berusia 30 tahun, mereka kemungkinan dapat mengalami demensia
C. Prevalensi
(ICBB), Bogor, di Indonesia terdapat lebih dari 300 ribu anak pengidap down
kelahiran. Di Amerika Serikat, setiap tahun lahir 3000 sampai 5000 anak dengan
kelainan ini. Sedangkan di Indonesia prevalensinya lebih dari 300 ribu jiwa
(Sobbrie, 2008).
D. Etiologi
Pada Down Syndrome terdapat kelebihan salinan gen pada kromosom ke-
penulisan 46,XX pada wanita dan pada pria 46, XY. Down Syndrome memiliki
XX+21 atau 47,XY+21. Pada 1-2% pasien dapat terdapat sebagian sel tubuh
Sejak ditemukannya kelainan pada down syndrome tahun 1959, maka saat
1. Genetik
Bukti yang mendukung teori ini adalah berdasarkan hasil penelitian epidemiologi
bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan Down Syndrome, pernah
penyimpangan kromosom.
3. Infeksi
Syndrome. Sampai saat ini belum ada peneliti yang mampu memastikan bahwa
4. Autoimun
Penelitian Fialkow tahun 1966 yang dikutip kembali oleh Pueschel secara
5. Usia ibu
Usia ibu diatas 35 tahun, diperkirakan akan terjadi perubahan hormonal
Hormon (LH) dan Follicular Stimulating Hormon (FSH) secara tiba – tiba
terjadinya non-disjunctional.
6. Usia ayah
Faktor lain yang diperkirakan juga masih menjadi penyebab dari Down
E. Gambaran Klinis
Kelainan yang tampak pada wajah anak dengan Down Syndrome adalah
bentuk kepala yang mendatar pada bagian depan (wajah) dan belakang, tulang
kepala lebih kecil dari ukuran normal, telinga yang letaknya lebih rendah, hidung
kecil, batang hidung tertekan ke dalam, lidah agak menjulur, lengkung langit-
langit mulut yang lebih tinggi, kelainan gigi, leher pendek dan lebar.
lembut, sabar, toleran, dan mempunyai spontanitas tinggi. Hanya sedikit penderita
menderita kelainan kejiwaan atau tingkah laku. Hanya 18-38% disertau kelainan
kejiwaan atau tingkah laku. Kelainan tersebut antara lain gangguan pemusatan
F. Prognosis
Down Syndrome, tetapi hidup dengan kondisi ini bukannya tanpa kesulitan.
ditempatkan di kelas reguler (arus utama) atau dalam pendidikan khusus sering
hanya untuk mata pelajaran tertentu. Banyak anak dengan Down Syndrome belajar
membaca dan menulis dan menikmati kegiatan yang sama seperti anak-anak lain
seusia mereka, seperti program olahraga, seni, dan musik. (Swierzewski, 2008)
sering dapat mengurus kebutuhan mereka sendiri. Mereka dapat bekerja di kantor,
panti jompo, hotel, restoran, dan tempat kerja lainnya. Orang yang menderita
Down Syndrome dapat menikah dan memiliki anak; Namun, wanita hamil dengan
lemah otot maupun kerusakan syaraf adalah gambaran umum bagi penyandang
(kehilangan sebagian besar memori lebih dari 25% dibanding dewasa normal yang
hanya 6%. Anak yang murni Down Syndrome pun belum tentu akan sehat
Down Syndrome, walaupun tidak semuanya anak mengalami masalah yang sama
dengan derajat gangguan yang sama pula. Gangguan yang dapat dialami anak
1. Lemah otot
2. Muka datar
H. Problem
kegiatan
Anak dengan down syndrome bisa saja terjadi disfungsi ereksi atau
berhubungan seks..
paham apa yang terjadi pada tubuhnya, ia juga tidak tau apa yang
tapi membutuhkan waktu dan usaha yang sangat besar. Untuk anak
sperma
sehat
dengan fokus tidak hanya pada aspek reproduksi fisik, tetapi dengan perhatian
nantinya.
b. Pengendalian Kelahiran
Sekitar 50% wanita dengan Down Syndrome adalah subur dan dapat
menggunakan metode kontrasepsi apa pun tanpa risiko medis tambahan. Metode
tuba (kontrol kelahiran permanen melalui operasi) juga dapat dilakukan tanpa
risiko tambahan untuk wanita dengan sindrom Down yang berada dalam kondisi
ketersediaan prosedur ini untuk wanita yang memiliki cacat intelektual atau
c. Pencegahan pelecehan