Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ULUMUL QURAN

Tentang
I’jaz al-qur’an

Disusun oleh :

AMITRA JOHANA
Nim:
GOVINDA ANGGARA
Nim:

DOSEN PEMBIMBING:

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2019 M / 1441 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita
sehingg kita dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam kita curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah terlibat
dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, khususnya kami yang membuat. Dan untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kesalahan
dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini.

Kerinci, September 2019

Pendam
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...

BAB I ……………………………………………………………………………….

PENDAHULUAN ………………………………………………………………….

A. Latar belakang……………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah ………………………………………………………………………….
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………..

BAB II ……………………………………………………………………………………………..

PEMBAHASAN ………………………………………………………………………..................

A. Pengertia I’jaz ………………….…………………………………………………………..


B. Macam - macam I’jaz……………………..……………………………………………....
C. Segi segi kemukjizatan al-qur’an …. ……………………………………………………...

BAB III……………………………………………………………………………...

A. Kesimpula
B. Saran

DAFTAR PISTAKA………………………………………………………………..
A. Pendahuluan

Setiap nabi yang diutus oleh Allah SWT selalu mendapakan mukjizat dariNya. Nabi

Musa AS mendapatkan tongkat yang dapat membelah lautan, Nabi Nuh AS memiliki mukjizat

berupa bahtera besar, Nabi Isa AS dapat menghidupkan orang yang telah mati, itu adalah

beberapa macam mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada nabi utusanNya. Tak terkecuali

Nabi Muhammad SAW. Beliau juga menerima mukjizat, salah satu mukjizatnya yang paling

dahsyat adalah Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad

SAW melalui perantara Malaikat Jibril yang diturunkan sebagai pedoman bagi kehidupan umat

manusia. Di dalam Al-Qur’an kita dapan menemukan berbagai pedoman untuk menjalani hidup

dengan baik dan benar.

Dan dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang apa itu mukjizat, unsur – unsur

mukjizat, macam –macam kemukjizatan Al-Qur’an, dan membahas tentang hikmah adanya I’jaz

Al-Qur’an.
B. Pengertian Mukjizat

Mukjizat dari segi bahasa berasal dari kata kerja “Ajaza “ (‫ )أعجز‬yang berarti

“melemahkan atau menjadikan tidak mampu”. Hal ini juga terkandung dalam salah satu ayat Al-

Qur’an yaitu QS. Al-Maidah ayat 31 sebagai berikut :

….‫س ْوأ ََة َ أَ ِخي‬ ََ ‫ب فَأ ُ َو ِار‬


َ ‫ي‬ َِ ‫ل َهذَا ْالغُ َرا‬
ََ ْ‫ن أ َ ُكونََ ِمث‬
َْ َ ‫…أ َ َع َج ْزتَُ أ‬.

Artinya : “ … Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat

menguburkan mayat saudaraku ini ?...” (QS. Al-Maidah[5]:31)

Seacar istilah, mukjizat didefinisikan oleh pakar ulama’ agama islam sebagai suatu hal

atau sebuah peristiwa yang luar biasa yang terjadi pada seseorang yang mengaku nabi, sebagai

bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada orang yang meragukannya, untuk melakukan atau

mendatangkan hal serupa, tetapi mereka tidak mampu melayani tantangan itu .

Dafinisi mukjizat diatas dapat disederhanakan sebagai sesuatu yang luar biasa yang

diperlihatkan oleh Allah SWT melalui para nabi dan rasulNya, untuk membuktikan atas

kebenaran kenabian dan kerasulan seorang nabi dan rasul.

Mu’jizat diperlihatkan oleh Allah melalui seorang nabi untuk meyakinkan bagi setiap

orang yang meragukan dan tidak mempercayai kenabian seorang nabi. Sehingga mereka dapat

mempercayai bahwa nabi tersebut benar benar diutus oleh Allah SWT.

Mukjizat juga diturunkan untuk menjawab sebagai tantangan kepada masyarakat tempat

dimana nabi dan rasul itu diturunkan. Sehingga mukjizat yang turun selalu disesuaikan dengan

kondisi masyarakat dimana nabi itu diturunkan dengan tujuan sebagai pukulan telak bagi

masyarakat yang ditentang.

Melalui penjelasan di atas, I’jaz Al-Qur’an atau kemukjizatan Al-Qur’an adalah sebuah

kekuatan dan keistimewaan yang terkandung dalam Al-Qur’an untuk menantang siapapun untuk
mendatangkan sesuatu yang dapat menyamai atau menyerupai keistimewaan Al-Qur’an itu

sendiri, sehingga dapat melemahkan orang – orang yang ditantangnya sehingga orang tersebut

akan mengakui Al-Qur’an adalah benar benar diturunkan oleh Allah SWT.

Kekuatan dan keistimewaan Al-Qur’an itu tidak hanya menantang siapapun untuk

mendatangkan sesuatu yang menandinginya, namun juga dijadikan sebagai bukti bahwa Nabi

Muhammad SAW adalah benar benar seorang nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT .

C. Unsur Mukjizat

Menurut Quraish Shihab, sebuah mukjizat meiliki beberapa unsur. Unsur –unsur tersebut

ialah sebagai berikut :

1. Hal atau peristiwa yang luar biasa

Mukjizat disebutkan sebagai suatu hal atau peristiwa yang luar biasa. Berbagai macam fenomena

alam yang terlihat dalam kehidupan sehari hari, meskipun begitu menajkubkan tidak dapat

disebut sebagai mukjizat. Suatu mukjizat disebut sebagai hal yang luar biasa. Luar biasa di sini

berarti telah keluar dari kebiasaan, nalar manusia, dan telah keluar dari jangkauan hukum sebab

akibat sehingga tidak yang dapat dibuktikan secara ilmiah.

2. Terjadi melalui seorang nabi

Suatu hal yang luar biasa dapat dialami oleh siapapun di dunia ini apabila dikehendaki oleh

Allah SWT. Namun segala kejadian luar biasa itu tidak bisa digolongkan sebagai mukjizat

apabila tidak terjadi melalui seorang nabi.


Suatu hal luar biasa dapat terjadi pada seorang calon nabi, namun hal itu tidak disebut

sebagai mukjizat, hal tersebut sebagai Irhash. Sebagai contoh irhas adalah kejadian yang terjadi

pada Nabi Isa AS. Yaitu ketika beliau masih kecil sudah dapat berbicara kepada orang – orang

yang melecehkan ibunya.

Kejadian luar biasa juga dapat dialami oleh seseorang yang bukan calon nabi, namun begitu

dicintai oleh Allah SWT. Hal itu pun tidak dinamai mukjizat, namun disebut karamah atau

kekeramatan.

Seperti yang telah kita ketahui, Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh

Allah SWT. Maka tidak akan kita temui lagi mukjizat di dunia ini sepeninggal Nabi Muhammad

SAW. Namun segala hal luar biasa masih dapat kita temui hingga kini sebagai bukti kekuasaan

Allah SWT.

1. Mengandung tantangan bagi yang meragukan kenabian

Sebuah mukjizat diturunkan oleh Allah SWT kepada seorang nabi untuk menjawab keraguan

orang – orang yang meragukan kebenaran kenabiannya. Mukjizat diturunkan dengan tujuan

menjadikan orang – orang yang meragukan kenabian seorang nabi menjadi lemah dan tidak

mampu membantah sehingga ia yakin akan kebenaran kenabian tersebut

Mukjizat sebagai tantangan ini juga diturunkan berbarengan dengan pengakuan seorang nabi,

bukan ketika sebelum menjadi nabi atau sesudahnya.


Dan kejadian luar biasa tersebut dapat disebut mukjizat ketika hal itu terjadi sesuai dengan apa

yang diucapkan sang nabi. Namun ketika kejadian luar biasa itu tidak sesuai dengan apa yang

diucapkan seseorang yang mengaku nabi itu atau bahkan terjadi sebaliknya, maka hal itu tidak

dinamai sebagai mukjizat, namun disebut Ihanah, dan orang yang mengaku nabi tersebut dapat

disimpulkan sebagai nabi palsu.

2. Tantangan tersebut tidak dapat dilayani

Sebuah mukjizat tidak akan dapat ditandingi atau disamai oleh orang yang ditantangnya. Apabila

orang yang ditantangnya itu dapat menandinginya, maka dapat disimpulkan bahwa itu bukanlah

sebuah mukjizat.

D. Ragam Kemukjizatan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang begitu besar

keistimewaannya. Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman bagi kehidupan umat manusia yang

tetap bertahan di tengah tengah perkembangan zaman. Ribuan tahun Al-Qur’an turun ke bumi ini

namun tak ada satupun ayatnya yang berubah dan tetap sejalan dengan kehidupan.

Di dalam Al-Qur’an sendiri dapat dijumpai beragam segi kemukjizatan yang dapat kita

rasakan dan membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah benar benar karunia Allah SWT. Ragam

kemukjizatan itu ialah sebagai berikut :

1. Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam AL-Qur’an begitu luar biasa sehingga membuat orang Arab saat itu kagum

dan terpesona akan keindahannya. Uangkapan bahasa yang terkandung di dalamnya begitu halus

sehingga mebuat banyak orang memilih untuk masuk Islam. Bahkan, seseorang yang saat itu

begitu memusuhi Nabi Muhammad SAW dan bahkan ingin membunuh Rasulullah, yaitu seorang

Umar bin Khatthab ternyata masuk Islam dan beriman kepada kerasulan Nabi Muhammad SAW

setelah mendengar lantunan ayat – ayat Al-Qur’an . Susunan Al-Qur’an tidak dapat disamai oleh

karya sebaik apa pun.

2. Susunan Kalimat

Al-Qur’an memiliki gaya penulisan susunan kalimat yang sangat indah. Apabila dibandingkan

dengan hadis qudsi dan hadis nabawi yang sema-sama keluar dari mulut Nani Muhammad

SAW, gaya susunan bahasa (uslub) memiliki perbedaan yang sangat jauh. Gaya bahasa Al-

Qur’an jauh lebih berkualitas dan jauh lebih indah apabila dibandingkan dengan hadis qudsi

ataupun hadis nabawi. Gaya bahasa dalam AL-Qur’an begitu indah da istimewa dan memiliki

nilai – nilai yang tidak akan pernah ada pada ucapan manusia manapun.

3. Hukum Yang Sempurna

Al-Qur’an berisi aturan-aturan hukum dalam kehidupan yang sangat lengkap. Al-Qur’an

menjelaskan tentang pokok-pokok akidah, norma-norma dalam kehidupan, sopan santun, aturan

tentang perekonomian, aturan tentang politik, aturan sosial dan kemasyarakatan, serta hukum

hukum dalam beribadah kepada Allah SWT.

Pokok – pokok ibadah yang terkandung dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa islam begitu luas

dan beraneka ragam dalam beribadah. Ibadah – ibadah tersebut berupa ibadah maliyah, yaitu

ibadah yang berhubungan dengan harta benda. Ibadah tersebut misalnya adalah zakat dan
sedekah. Ibadah yang selanjutnya adalah ibadah berupa ibadah amaliyah sekaligus ibadah

badaniyah seperti berjihad di jalan Allah.


Membahas tentang akidah, Al-Qur’an mengajak seluruh umat manusia pada suatu akidah yang

paling tinggi, yaitu beriman dan meyakini kepada kekuasaan Allah Yang Maha Esa, serta

beriman dan meyakini adanya nabi dan rasul serta beriman dan mempercayai semua kitab

samawi, yaitu kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi dan rasulNya.

Aturan – aturan dalam Al-Qur’an memiiki dua jenis aturan bila dilihat dari cara menetapkannya,

kedua hal tersebut adalah :

a. Ditetapkan secara global

Terdapat aturan – aturan yang terkandung dalam Al-Qur’an yang diterangkan secara global atau

secara umum. Aturan tentang ibadah biasanya diterangkan hanya secara global, sedangkan

perincian bagaimana ibadah itu dilaksanakan diserahkan kepada para ulama melalui ijtihad.

b. Ditetapkan secara rinci

Di dalam Al-Qur’an juga terdapat hukum – hukum yang diterangkan secara terperinci secara

jelas. Hukum – hukum tersebut meliputi hukum yang berkaitan dengan utang – piutang, hukum

makanan yang halal dan haram, hukum memelihara kehormatan wanita, serta hukum yang

berkaitan dengan perkawinan.

4. Ketelitian Redaksi

Di dalam Al-Qur’an, penulisan kata – kata di dalamnya ditulis begitu teliti. Teliti yang dimaksud

di sini adalah adanya keseimbangan dalam setiap penulisan kata di dalamnya. Antara lain

sebagai berikut :
a. Jumlah bilangan sebuah kata dengan kata antonimnya di tulis secara seimbang. Beberapa

contoh dari kata – kata tersebut ialah sebagai berikut :

(1) Kata “Al – Haya” (hidup) dan “Al – Maut” (mati) memiliki jumlah bilangan yang sama. Yaitu

masing – masing disebutkan sebanyak 145 kali.

(2) Kata “An – Naf” (manfaat) dan kata “Al – Madharah” (mudarat), masing – masing kata

disebutkan sebanyak 50 kali.

(3) Kata “Ash – Shalihat“ (kebajikan) dan “As – Sayyi’at”(keburukan), masing – masing ditulis

sebanyak 167 kali.

b. Jumlah bilangan sebuah kata yang bersinonim di tulis secara seimbang. Contohnya adalah

sebagai berikut :

(1) Kata “Al – Harts” dan kata “Az – Zira’ah yang berarti membajak/bertani , masing masing

disebutkan sebanyak 14 kali

(2) Kata “Al-Jahr” dan kata “Al-‘Alaniyah” yang berarti nyata, masing masing sama disebutkan

sebanyak 16 kali.

c. Jumlah bilangan sebuah kata dengan kata yang menunjukkan akibatnya ditulis secara

seimbang. Contohnya adalah sebagai berikut :

(1) Kata “Al - Infaq” (infaq) dengan kata “Ar – Ridha” (kerelaan), masing – masing tertulis

sebanyak 73 kali.

(2) Kata “Al – Bukhl” (kekikiran) dengan “Al – Hasarah (penyesalan), masing masing sebanyak 12

kali.

d. Disamping keseimbangan – keseimbangan yang telah disebutkan diatas, di dalam Al – Qur’an

juga terdapat keseimbangan - keseimbangan khusus. Yaitu sebagai berikut :


(1) Kata “Yawm” (hari) dalam bentuk tuggal disebutkan sebanyak 365 kali, sama dengan jumlah

hari dalam satu tahun. Sedangkan kata hari dalam bentuk jamak (“Ayyam”) atau dua

(“yawmayni”), keseluruhan disebutkan sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu

bulan. Di sisi lain, kata “syahr” yang berarti bulan terdapat 12 kali disebutkan, sama dengan

jumlah bulan dalam satu tahun.

(2) Di dalam Al-Qur’an juga diterangkan tentang jumlah langit terdapat tujuh lapis. Penjelasan

tentang hal tersebut diulang sebanyak 7 kali dalam Al-Qur’an, yaitu surat Al-Baqarah ayat 29,

surat Al-Isra ayat 44, surat Al-Mu’minun ayat 86, surat Fushshilat ayat 12, surat Al-Thalaq ayat

12, surat Al-Mulk ayat 3, serta surat Nuh ayat 15.

(3) Kata yang menunjuk pada utusan Tuhan, baik rasul, nabi atau “basyir”(pembawa berita

gembira), atau “nadzir” (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini

seimbang dengan jumlah penyebutan nama – nama nabi, rasul, dan pembawa berita tersebut,

yakni 518 kali.

5. Berita tentang hal – hal gaib

Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur'an itu adalah berita gaib. Salah

satu contohnya pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1898, ahli purbakala Loret

menemukan satu mumi di lembah raja–raja Luxor Mesir yang dari data–data sejarah terbukti

bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama Munifah yang pernah mengejar nabi Musa As. Selain itu

pada tanggal 8 juli 1908, Elliot Smith mendapat ijin dari pemerintah Mesir untuk membuka

pembalut–pembalut Fir’aun tersebut. Apa yang ditemukan adalah salah satu jasad utuh.

Seperti yang diberitakan oleh Al-Qur’an surat Yunus ayat 92 sebagai berikut :
ََ‫اسَ َع ْنَآيَاتِنَاَلَغَافِلُون‬ ِ ‫فَ ْاليَ ْو َمَنُن َِجيكَ َبِبَدَنِكَ َ ِلت َ ُكونَ َ ِل َم ْنَخ َْلفَكَ َآيَةََََۚ َوإِ َّنَ َكثِير‬
ِ َّ‫اَمنَ َالن‬

Artinya : ” Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya

kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya

kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”

Berita gaib dalam Al-Qur’an ini banyak pula menunjukkan keterangan dan rahasia yang baru

terungkap saat ini, yang mana belum terfikirkan dalam penalaran manusia ketika Al-Qur’an ini

diturunkan.

6. Isyarat – isyarat ilmiah

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali hal – hal yang berisikan isyarat ilmiah. Misalnya :

a. Cahaya matahari berasal dari dirinya sendiri, sedangkan cahaya bulan adalah pantulan (QS.

Yunus ayat 5)

b. Kekurangan oksigen pada ketinggian dapat menyebabkan sesak napas. (QS. A—An’am ayat

125)

c. Perbededaan sidik jari manusia (QS. Al-Qiyamah ayat 4)

d. Aroma manusia yang berbeda beda (QS. Yunus ayat 94)

E. Hikmah Adanya I’jaz Al-Qur’an

Setelah mempelajari apa itu kemukjizatan Al-Qur’an, kita dapat memperoleh hikmah

yang dapat dipelajari. Beberapa hikmah dengan adanya kemukjizatan Al-Qur’an adalah sebagai

berikut :

1. Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah


Dengan adanya Al-Qur’an sebagai mukjizat Allah, kita dapat lebih meyakini kekusaan Allah SWT

Juga memantapkan keimanan akan kebenaran Al-Qur’an dan kenabian Nabi Muhammad SAW.

2. Meningkatkan kecintaan kepada Al-Qur’an

Kecintaan Al-Qur’an dapat diwujudkan dengan meningkatkan intensitas beribadah membaca Al-

Qur’an.

3. Selalu menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup

Dengan meyakini kebenaran dan kemurnian Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT, maka semakin

yakin menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani hidup dan menyelesaikan

masalah.

PENUTUP

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW

melalui perantara Malaikat Jibril yang diturunkan sebagai pedoman bagi kehidupan umat

manusia.

Al-Qur’an adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW. Kemukjizatan Al-Qur’an

meliputi gaya bahasa, susunan kalimat, hukum yang sempurna, ketelitian redaksi, dan berita

tentang hal – hal gaib.


Daftar Pustaka

Anwar, Rosihon. 2007. Ulum Al-Qur’an. Bandung : Pustaka Setia.

Shihab, M. Quraish. 1992. Membumikan Al-Qur’an. Bandung : Mizan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai