Makalah Govinda Dan Amitra
Makalah Govinda Dan Amitra
Tentang
I’jaz al-qur’an
Disusun oleh :
AMITRA JOHANA
Nim:
GOVINDA ANGGARA
Nim:
DOSEN PEMBIMBING:
Puji syukur tercurah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita
sehingg kita dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam kita curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah terlibat
dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, khususnya kami yang membuat. Dan untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kesalahan
dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini.
Pendam
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
BAB I ……………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN ………………………………………………………………….
A. Latar belakang……………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah ………………………………………………………………………….
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………..
BAB II ……………………………………………………………………………………………..
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………..................
BAB III……………………………………………………………………………...
A. Kesimpula
B. Saran
DAFTAR PISTAKA………………………………………………………………..
A. Pendahuluan
Setiap nabi yang diutus oleh Allah SWT selalu mendapakan mukjizat dariNya. Nabi
Musa AS mendapatkan tongkat yang dapat membelah lautan, Nabi Nuh AS memiliki mukjizat
berupa bahtera besar, Nabi Isa AS dapat menghidupkan orang yang telah mati, itu adalah
beberapa macam mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada nabi utusanNya. Tak terkecuali
Nabi Muhammad SAW. Beliau juga menerima mukjizat, salah satu mukjizatnya yang paling
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW melalui perantara Malaikat Jibril yang diturunkan sebagai pedoman bagi kehidupan umat
manusia. Di dalam Al-Qur’an kita dapan menemukan berbagai pedoman untuk menjalani hidup
Dan dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang apa itu mukjizat, unsur – unsur
mukjizat, macam –macam kemukjizatan Al-Qur’an, dan membahas tentang hikmah adanya I’jaz
Al-Qur’an.
B. Pengertian Mukjizat
Mukjizat dari segi bahasa berasal dari kata kerja “Ajaza “ ( )أعجزyang berarti
“melemahkan atau menjadikan tidak mampu”. Hal ini juga terkandung dalam salah satu ayat Al-
Artinya : “ … Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat
Seacar istilah, mukjizat didefinisikan oleh pakar ulama’ agama islam sebagai suatu hal
atau sebuah peristiwa yang luar biasa yang terjadi pada seseorang yang mengaku nabi, sebagai
bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada orang yang meragukannya, untuk melakukan atau
mendatangkan hal serupa, tetapi mereka tidak mampu melayani tantangan itu .
Dafinisi mukjizat diatas dapat disederhanakan sebagai sesuatu yang luar biasa yang
diperlihatkan oleh Allah SWT melalui para nabi dan rasulNya, untuk membuktikan atas
Mu’jizat diperlihatkan oleh Allah melalui seorang nabi untuk meyakinkan bagi setiap
orang yang meragukan dan tidak mempercayai kenabian seorang nabi. Sehingga mereka dapat
mempercayai bahwa nabi tersebut benar benar diutus oleh Allah SWT.
Mukjizat juga diturunkan untuk menjawab sebagai tantangan kepada masyarakat tempat
dimana nabi dan rasul itu diturunkan. Sehingga mukjizat yang turun selalu disesuaikan dengan
kondisi masyarakat dimana nabi itu diturunkan dengan tujuan sebagai pukulan telak bagi
Melalui penjelasan di atas, I’jaz Al-Qur’an atau kemukjizatan Al-Qur’an adalah sebuah
kekuatan dan keistimewaan yang terkandung dalam Al-Qur’an untuk menantang siapapun untuk
mendatangkan sesuatu yang dapat menyamai atau menyerupai keistimewaan Al-Qur’an itu
sendiri, sehingga dapat melemahkan orang – orang yang ditantangnya sehingga orang tersebut
akan mengakui Al-Qur’an adalah benar benar diturunkan oleh Allah SWT.
Kekuatan dan keistimewaan Al-Qur’an itu tidak hanya menantang siapapun untuk
mendatangkan sesuatu yang menandinginya, namun juga dijadikan sebagai bukti bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah benar benar seorang nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT .
C. Unsur Mukjizat
Menurut Quraish Shihab, sebuah mukjizat meiliki beberapa unsur. Unsur –unsur tersebut
Mukjizat disebutkan sebagai suatu hal atau peristiwa yang luar biasa. Berbagai macam fenomena
alam yang terlihat dalam kehidupan sehari hari, meskipun begitu menajkubkan tidak dapat
disebut sebagai mukjizat. Suatu mukjizat disebut sebagai hal yang luar biasa. Luar biasa di sini
berarti telah keluar dari kebiasaan, nalar manusia, dan telah keluar dari jangkauan hukum sebab
Suatu hal yang luar biasa dapat dialami oleh siapapun di dunia ini apabila dikehendaki oleh
Allah SWT. Namun segala kejadian luar biasa itu tidak bisa digolongkan sebagai mukjizat
sebagai mukjizat, hal tersebut sebagai Irhash. Sebagai contoh irhas adalah kejadian yang terjadi
pada Nabi Isa AS. Yaitu ketika beliau masih kecil sudah dapat berbicara kepada orang – orang
Kejadian luar biasa juga dapat dialami oleh seseorang yang bukan calon nabi, namun begitu
dicintai oleh Allah SWT. Hal itu pun tidak dinamai mukjizat, namun disebut karamah atau
kekeramatan.
Seperti yang telah kita ketahui, Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh
Allah SWT. Maka tidak akan kita temui lagi mukjizat di dunia ini sepeninggal Nabi Muhammad
SAW. Namun segala hal luar biasa masih dapat kita temui hingga kini sebagai bukti kekuasaan
Allah SWT.
Sebuah mukjizat diturunkan oleh Allah SWT kepada seorang nabi untuk menjawab keraguan
orang – orang yang meragukan kebenaran kenabiannya. Mukjizat diturunkan dengan tujuan
menjadikan orang – orang yang meragukan kenabian seorang nabi menjadi lemah dan tidak
Mukjizat sebagai tantangan ini juga diturunkan berbarengan dengan pengakuan seorang nabi,
yang diucapkan sang nabi. Namun ketika kejadian luar biasa itu tidak sesuai dengan apa yang
diucapkan seseorang yang mengaku nabi itu atau bahkan terjadi sebaliknya, maka hal itu tidak
dinamai sebagai mukjizat, namun disebut Ihanah, dan orang yang mengaku nabi tersebut dapat
Sebuah mukjizat tidak akan dapat ditandingi atau disamai oleh orang yang ditantangnya. Apabila
orang yang ditantangnya itu dapat menandinginya, maka dapat disimpulkan bahwa itu bukanlah
sebuah mukjizat.
Al-Qur’an adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang begitu besar
keistimewaannya. Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman bagi kehidupan umat manusia yang
tetap bertahan di tengah tengah perkembangan zaman. Ribuan tahun Al-Qur’an turun ke bumi ini
namun tak ada satupun ayatnya yang berubah dan tetap sejalan dengan kehidupan.
Di dalam Al-Qur’an sendiri dapat dijumpai beragam segi kemukjizatan yang dapat kita
rasakan dan membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah benar benar karunia Allah SWT. Ragam
1. Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam AL-Qur’an begitu luar biasa sehingga membuat orang Arab saat itu kagum
dan terpesona akan keindahannya. Uangkapan bahasa yang terkandung di dalamnya begitu halus
sehingga mebuat banyak orang memilih untuk masuk Islam. Bahkan, seseorang yang saat itu
begitu memusuhi Nabi Muhammad SAW dan bahkan ingin membunuh Rasulullah, yaitu seorang
Umar bin Khatthab ternyata masuk Islam dan beriman kepada kerasulan Nabi Muhammad SAW
setelah mendengar lantunan ayat – ayat Al-Qur’an . Susunan Al-Qur’an tidak dapat disamai oleh
2. Susunan Kalimat
Al-Qur’an memiliki gaya penulisan susunan kalimat yang sangat indah. Apabila dibandingkan
dengan hadis qudsi dan hadis nabawi yang sema-sama keluar dari mulut Nani Muhammad
SAW, gaya susunan bahasa (uslub) memiliki perbedaan yang sangat jauh. Gaya bahasa Al-
Qur’an jauh lebih berkualitas dan jauh lebih indah apabila dibandingkan dengan hadis qudsi
ataupun hadis nabawi. Gaya bahasa dalam AL-Qur’an begitu indah da istimewa dan memiliki
nilai – nilai yang tidak akan pernah ada pada ucapan manusia manapun.
Al-Qur’an berisi aturan-aturan hukum dalam kehidupan yang sangat lengkap. Al-Qur’an
menjelaskan tentang pokok-pokok akidah, norma-norma dalam kehidupan, sopan santun, aturan
tentang perekonomian, aturan tentang politik, aturan sosial dan kemasyarakatan, serta hukum
Pokok – pokok ibadah yang terkandung dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa islam begitu luas
dan beraneka ragam dalam beribadah. Ibadah – ibadah tersebut berupa ibadah maliyah, yaitu
ibadah yang berhubungan dengan harta benda. Ibadah tersebut misalnya adalah zakat dan
sedekah. Ibadah yang selanjutnya adalah ibadah berupa ibadah amaliyah sekaligus ibadah
paling tinggi, yaitu beriman dan meyakini kepada kekuasaan Allah Yang Maha Esa, serta
beriman dan meyakini adanya nabi dan rasul serta beriman dan mempercayai semua kitab
samawi, yaitu kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi dan rasulNya.
Aturan – aturan dalam Al-Qur’an memiiki dua jenis aturan bila dilihat dari cara menetapkannya,
Terdapat aturan – aturan yang terkandung dalam Al-Qur’an yang diterangkan secara global atau
secara umum. Aturan tentang ibadah biasanya diterangkan hanya secara global, sedangkan
perincian bagaimana ibadah itu dilaksanakan diserahkan kepada para ulama melalui ijtihad.
Di dalam Al-Qur’an juga terdapat hukum – hukum yang diterangkan secara terperinci secara
jelas. Hukum – hukum tersebut meliputi hukum yang berkaitan dengan utang – piutang, hukum
makanan yang halal dan haram, hukum memelihara kehormatan wanita, serta hukum yang
4. Ketelitian Redaksi
Di dalam Al-Qur’an, penulisan kata – kata di dalamnya ditulis begitu teliti. Teliti yang dimaksud
di sini adalah adanya keseimbangan dalam setiap penulisan kata di dalamnya. Antara lain
sebagai berikut :
a. Jumlah bilangan sebuah kata dengan kata antonimnya di tulis secara seimbang. Beberapa
(1) Kata “Al – Haya” (hidup) dan “Al – Maut” (mati) memiliki jumlah bilangan yang sama. Yaitu
(2) Kata “An – Naf” (manfaat) dan kata “Al – Madharah” (mudarat), masing – masing kata
(3) Kata “Ash – Shalihat“ (kebajikan) dan “As – Sayyi’at”(keburukan), masing – masing ditulis
b. Jumlah bilangan sebuah kata yang bersinonim di tulis secara seimbang. Contohnya adalah
sebagai berikut :
(1) Kata “Al – Harts” dan kata “Az – Zira’ah yang berarti membajak/bertani , masing masing
(2) Kata “Al-Jahr” dan kata “Al-‘Alaniyah” yang berarti nyata, masing masing sama disebutkan
sebanyak 16 kali.
c. Jumlah bilangan sebuah kata dengan kata yang menunjukkan akibatnya ditulis secara
(1) Kata “Al - Infaq” (infaq) dengan kata “Ar – Ridha” (kerelaan), masing – masing tertulis
sebanyak 73 kali.
(2) Kata “Al – Bukhl” (kekikiran) dengan “Al – Hasarah (penyesalan), masing masing sebanyak 12
kali.
hari dalam satu tahun. Sedangkan kata hari dalam bentuk jamak (“Ayyam”) atau dua
(“yawmayni”), keseluruhan disebutkan sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu
bulan. Di sisi lain, kata “syahr” yang berarti bulan terdapat 12 kali disebutkan, sama dengan
(2) Di dalam Al-Qur’an juga diterangkan tentang jumlah langit terdapat tujuh lapis. Penjelasan
tentang hal tersebut diulang sebanyak 7 kali dalam Al-Qur’an, yaitu surat Al-Baqarah ayat 29,
surat Al-Isra ayat 44, surat Al-Mu’minun ayat 86, surat Fushshilat ayat 12, surat Al-Thalaq ayat
(3) Kata yang menunjuk pada utusan Tuhan, baik rasul, nabi atau “basyir”(pembawa berita
gembira), atau “nadzir” (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini
seimbang dengan jumlah penyebutan nama – nama nabi, rasul, dan pembawa berita tersebut,
Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur'an itu adalah berita gaib. Salah
satu contohnya pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1898, ahli purbakala Loret
menemukan satu mumi di lembah raja–raja Luxor Mesir yang dari data–data sejarah terbukti
bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama Munifah yang pernah mengejar nabi Musa As. Selain itu
pada tanggal 8 juli 1908, Elliot Smith mendapat ijin dari pemerintah Mesir untuk membuka
pembalut–pembalut Fir’aun tersebut. Apa yang ditemukan adalah salah satu jasad utuh.
Seperti yang diberitakan oleh Al-Qur’an surat Yunus ayat 92 sebagai berikut :
ََاسَ َع ْنَآيَاتِنَاَلَغَافِلُون ِ فَ ْاليَ ْو َمَنُن َِجيكَ َبِبَدَنِكَ َ ِلت َ ُكونَ َ ِل َم ْنَخ َْلفَكَ َآيَةََََۚ َوإِ َّنَ َكثِير
ِ َّاَمنَ َالن
kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya
Berita gaib dalam Al-Qur’an ini banyak pula menunjukkan keterangan dan rahasia yang baru
terungkap saat ini, yang mana belum terfikirkan dalam penalaran manusia ketika Al-Qur’an ini
diturunkan.
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali hal – hal yang berisikan isyarat ilmiah. Misalnya :
a. Cahaya matahari berasal dari dirinya sendiri, sedangkan cahaya bulan adalah pantulan (QS.
Yunus ayat 5)
b. Kekurangan oksigen pada ketinggian dapat menyebabkan sesak napas. (QS. A—An’am ayat
125)
Setelah mempelajari apa itu kemukjizatan Al-Qur’an, kita dapat memperoleh hikmah
yang dapat dipelajari. Beberapa hikmah dengan adanya kemukjizatan Al-Qur’an adalah sebagai
berikut :
Juga memantapkan keimanan akan kebenaran Al-Qur’an dan kenabian Nabi Muhammad SAW.
Kecintaan Al-Qur’an dapat diwujudkan dengan meningkatkan intensitas beribadah membaca Al-
Qur’an.
Dengan meyakini kebenaran dan kemurnian Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT, maka semakin
yakin menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani hidup dan menyelesaikan
masalah.
PENUTUP
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
melalui perantara Malaikat Jibril yang diturunkan sebagai pedoman bagi kehidupan umat
manusia.
Al-Qur’an adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW. Kemukjizatan Al-Qur’an
meliputi gaya bahasa, susunan kalimat, hukum yang sempurna, ketelitian redaksi, dan berita