Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambahan jumlah penduduk Indonesia tentu berdampak pada peningkatan
kebutuhan pangan, termasuk kebutuhan vitamin dan mineral. Sayuran diketahui
merupakan sumber utama vitamin dan mineral. Umumnya terong (Solanum
melongena) dikonsumsi dalam bentuk segar (sebagai lalapan) maupun olahan
(disajikan dalam berbagai jenis masakan). Berdasarkan warna buahnya, dikenal
jenis terong hijau, terong putih dan terong ungu. Sedangkan dari bentuknya dikenal
terong berbentuk bulat dan silindris panjang, selain itu, dikenal pula jenis terong
yang berbentuk kecil panjang, sehingga disebut terong jari atau terong telunjuk.
Jenis terong ini biasa ditemukan pada menu masakan sumatera. Informasi di media
sosial menyebutkan terong telunjuk ditemukan tumbuh liar di sumatera. Buah
terong jari berbentuk bulat panjang berwarna hijau bersalur putih dengan diameter
dan panjang buah berturut-turut 1,5 cm dan 10 cm; jauh lebih pendek dan kecil
dibandingkan terong pada umumnya (Edyanto. 2013)
Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman,
maupun ‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang
sangat baik (±0,05 mm). Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca
dengan cara yang sama. Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri
enjiniring (teknik), mulai dari proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan,
hingga pengecekan akhir produk. Alat ini dipakai luas karena memiliki tingkat
akurasi dan presisi yang cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan
tidak membutuhkan perawatan khusus dan memiliki bagian-bagian terdiri dari skala
baca yang tercetak pada badan alat ini (sama seperti skala baca/angka-angka di
penggaris) yang dapat diatur berdasarkan letak “rahang” jangka sorong; terdapat
dua pasang rahang, yakni sepasang rahang luar (atau rahang bawah) untuk
mengukur jarak (pengukur utama) dan sepasang rahang dalam (atau rahang atas)
untuk mengukur ‘diameter dalam’ (contohnya mengukur diameter dalam pada
cincin). Kedua pasang rahang tersebut dapat digerakkan untuk pengukuran, jarak
antar rahang untuk kedua pasang rahang tersebut dapat dibaca dengan cara yang
sama. Selain itu pula, terdapat tangkai ukur kedalaman yang pergerakannya diatur
dengan cara menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-bagian jangka sorong
tersebut saling bergerak bersamaan, maka ketiga fungsi tersebut pengukurannya
dibaca/dihitung dengan cara yang sama. Karena alasan inilah jangka sorong lebih
disukai insinyur (enjinir) dibandingkan alat ukur konvensional seperti penggaris.
Jangka Sorong ditemukan oleh Pierre Vernier ahli matematika Prancis dan penemu
instrumen (Antomi. 2008).
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga sebagai
Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50
meter. Fungsi dari meteran ini sama seperti penggaris, namun meteran berdimensi
lebih panjang serta terbuat dari bahan yang lebih fleksibel daripada penggaris
supaya dapat digulung serta mudah dibawa ke mana-mana maka dari itu alat ini
dapat dipergunakan untuk mengukur objek yang besar semisal tanah, bangunan dan
lainnya (Farisah. 2006).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum Statistika dengan judul “Mengukur Diameter
Terong Bulat (Solanum melongena) Menggunakan Jangka Sorong Dan Meteran”
adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui ukuran diameter dari jeruk manis dengan menggunakan jangka
sorong dan meteran.
2) Mengetahui tingkat akurasi dan presisi dari jangka sorong dan meteran.
II. BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Statistika dengan judul “Mengukur diameter Terong Bulat
(Solanum melongena)”. Menggunakan “Jangka Sorong dan Meteran” dilaksanakan
pada hari. Kamis, 05 Desember 2019 pukul 07.30 – 09.10 WIB. Bertempat di
Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Palangka Raya.

2.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada Praktikum Statistika dengan judul
“Mengukur diameter terong bulat (Solanum melongena)”. Menggunakan alat yaitu:
a) Jangka sorong, b) Meteran, dan c) Alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah terong bulat (Solanum melongena).

2.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada Praktikum Statistika dengan judul “Mengukur
diameter terong bulat (Solanum melongena)”. Menggunakan jangka sorong dan
meteran” adalah:
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Mengukur diameter jeruk manis dengan jangka sorong dan menghitung
hasilnya.
3) Mengukur diameter jeruk manis dengan meteran dan menghitung hasilnya.
4) Mengamati perbedaan tingkat akurasi dan presisi dari jangka sorong dan
meteran, jika ukurannya berbeda jauh maka dilakukan pengukuran ulang.
5) Mencatat hasilnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengukuran diameter Terong bulat (Solanum
melongena) Menggunakan Jangka Sorong dan Meteran
No. Komoditas Pengukuran Diameter
Jangka sorong (cm) Meteran (cm)
1. Terong bulat I 3,2 2,24
2. Terong bulat II 3,44 3,67
3. Terong bulat III 3,4 3,35
4. Terong bulat IV 3,61 3,98
5. Terong bulat V 3,95 4,14
6. Terong bulat VI 4,12 4,2
7. Terong bulat VII 4,20 4,54
8. Terong bulat 4,21 4,44
VIII
9. Terong bulat IX 4,30 4,61
10. Terong bulat X 4,42 4,44

3.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel 1. Hasil pengamatan pengukuran diameter terong bulat
(Solanum melongena) menggunakan jangka sorong dan meteran didapatkan hasil
yaitu: a) komoditas terong bulat yang pertama pengukuran diameter dengan jangka
sorong diameternya 3,2 cm, dengan meteran diameternya 2,24 cm, b) komoditas
terong bulat yang kedua pengukuran diameter dengan jangka sorong diameternya
3,44 cm, dengan meteran diameternya 3,67 cm c) komoditas terong bulat yang
ketiga pengukuran diameter dengan jangka sorong diameternya 3,4 cm, dengan
meteran diameternya 3,35 cm, d) komoditas terong bulat yang keempat pengukuran
diameter dengan jangka sorong diameternya 3,61 cm, dengan meteran diameternya
3,98 cm, e) komoditas terong bulat yang kelima pengukuran diameter dengan
jangka sorong diameternya 3,95 cm, dengan meteran diameternya 4,14 cm, f)
komoditas terong bulat yang keenam pengukuran diameter dengan jangka sorong
diameternya 4,12 cm, dengan meteran diameternya 4,2 cm, g) komoditas terong
bulat yang ketujuh pengukuran diameter dengan jangka sorong diameternya 4,20
cm, dengan meteran diameternya 4,54 cm, h) komoditas terong bulat yang
kedelapan pengukuran diameter dengan jangka sorong diameternya 4,21 cm,
dengan meteran diameternya 4,44 cm, i) komoditas terong bulat yang kesembilan
pengukuran diameter dengan jangka sorong diameternya 4,30 cm, dengan meteran
4,61 cm, dan j) komoditas terong bulat yang kesepuluh pengukuran diameter
dengan jangka sorong diameternya 4,42 cm, dengan meteran diameternya 4,44 cm.

Gambar 1. Jangka sorong Gambar 2. Meteran

Gambar 3. Terong Bulat (Solanum melongena)


IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran diameter terong bulat (Solanum
melongena) menggunakan jangka sorong dan meteran dapat disimpulkan bahwa
perbedaan ukuran diameter dari jeruk manis dipengaruhi oleh faktor genetik dan
hormon giberelin yang membantu memperbesar buah dan juga dipengaruhi oleh
ketepatan pada saat dalam pengukuran dan menghitung hasilnya.
Jangka sorong dan meteran adalah alat ukur panjang yang juga sering dipakai
dalam kehidupan sehari-hari. Meteran memiliki desain yang praktis sehingga
mudah untuk dibawa kemana saja, selain itu juga desainnya simpel dan kecil
sehingga kita tidak perlu cukup ruang yang besar untuk membawanya. Misalnya
untuk mengukur sebuah rumah, bisa juga sebagai alat ukur tanah, bangunan dan
lain sebagainya. Alat ini juga sering digunakan dalam dunia pertukangan, arsitek
dan lain sebagainya, ada pula meteran yang memiliki panjang sedikit yaitu meteran
yang biasanya digunakan untuk mengukur panjang baju dalam dunia menjahit.
Jangka sorong merupakan alat yang biasanya digunakan untuk mengukur panjang,
tebal atau diameter dalam sebuah benda. Tingkat ketelitian yang dimiliki oleh
jangka sorong sekitar 0,1 milimeter. Jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
tingkat ketelitian mistar, alat ini biasanya digunakan untuk kepentingan pabrik,
bengkel atau laboratorium yang membutuhkan alat ukur dengan hasil yang benar-
benar akurat dan jangka sorong juga biasa digunakan untuk mengukur barang yang
hendak diproduksi dengan mengetahui tingkat presisi secara akurat dan tidak
diragukan lagi.

4.2 Saran
Diharapkan praktikan memperhatikan dengan baik penjelasan dari dosen agar
lebih paham dan tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum berlangsung dan
praktikan juga diharapkan menguasai materi percobaan dengan cermat dan teliti
agar mendapat hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Antomi. 2008. Kalibrasi Jangka Sorong Jam Ukur (Dial Calliper) dengan
menggunakan Metode Standar Jis B 7507 – 1993 Di
Laboratorium Pengukuran Teknik Mesin. Jurnal Jangka Sorong.
3(4): 8-9. Universitas Riau (http://ejournal.unri.ac.id) Diakses 16
Desember 2019.
Edyanto. 2013. Pengaruh pemberian ekstrak jamu serbuk terong telunjuk terhadap
efek antifertilitas pada mencit (Mus musculus) jantan sebagai obat
kontrasepsi alternative. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam: Universitas Sumatera Utara.
Gomez. 2007. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Haryoto. 2010. Kreatif di Seputar Rumah. Menanam Terong di Pot.
Bandung: Kanisius.
Farisah. 2006. Praktikum fisika tentang pengukuran. Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai