Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perjalanan suatu bangsa sejatinya tidak lepas dari keberadaan


pemuda. Justru sejarah telah mencatat, dalam perkembangan peradaban
dunia telah membuktikan peran pemuda sebagai pelaku lahirnya sebuah
peradaban baru. Begitupun dalam perkembangan lahirnya bangsa
Indonesia, baik diawali pada masa perjuangan kemerdekaan, masa
kemerdekaan itu sendiri bahkan masa pasca kemerdekaan bangsa,
pemuda selalu mengambil bagian penting di dalamnya. Pemuda adalah
pelopor perubahan dimanapun berada. Peran pemuda adalah penentu
sejarah perjalanan suatu bangsa. Sejarah Indonesia telah membuktikan
peran pemuda tersebut. Era Kebangkitan, masa revolusi fisik 1945, masa
revolusi, reformasi sebagai titik-titik kegemilangan sejarah pemuda.

Pembangunan pemuda menjadi program penting bagi seluruh


negara di dunia, karena pemuda merupakan aset terbesar bangsa
sekaligus tumpuan harapan yang akan menegakkan kembali cita-cita
bangsa, selain itu pemuda juga merupakan bagian dari roda perputaran
zaman yang diharapkan kembali dapat menjadi agent of change. Peran
dan partisipasi pemuda sangat penting dalam membangun kesejahteraan
masyarakat, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa setiap negara selalu
berusaha untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan karkater
pemuda.

Kemajuan dan kehancuran bangsa dan negara bergantung pada


kaum pemuda sebagai agen perubahan. Fungsi dan peran pemuda
sangat strategis sehingga diperlukan pengembangan nasional
kepemudaan melalui pemberdayaan pemuda.
Pemberdayaan pemuda dalah kegiatan membangkitakan potensi
dan peran aktif pemuda. Melalui pelayanan ini diharapkan pemuda
menjadi lebih berdaya dengan seganap petensinya. Dalam
pengembangan pemuda sebagai diamanatkan UU Nomor 40 tahun 2009
tentang kepemudaan terdapat tiga hal yaitu
pengembangan kepemimpinan, pengembangan kewirausahaan, dan
pengembangan kepeloporan pemuda.

Keberhasilan pembangunan kepemudaan terutama dalam


menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki
keunggulan daya saing menjadi salah satu kunci dalam membuka peluang
dan kemajuan di berbagai sektor pembangunan dan masa depan
Indonesia sebagai Negara Bangsa. Selain itu jiwa kepeloporan
kepemudaan dalam kaitannya dengan perkembangan dan kesuksesan
pembangunan dapat mendorong, mengembangkan dan meningkatkan
kepeloporan kepemudaan.

Terkait dengan keterlibatan dalam pembangunan, pemuda tidak


harus berada di pusat ibu kota. Semangat membangun negeri dari
pinggiran seiring dengan lahirnya UU No 6 Tahun 2014 tentang desa,
telah membuka ruang yang luas bagi masyarakat, khususnya pemuda
yang berada di desa untuk ikut terlibat aktif dalam berbagai aktivitas
pembangunan desa. Baik pada tahap perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, maupun pada tahap evaluasi. Sebab, sudah gamblang,
pemuda dari sisi historis tercatat menjadi salah satu motor penggerak
berubahan negeri ini. Maka membangun desa adalah membangun negeri.

Partisipasi pemuda dalam pembangunan berarti memberikan


kesempatan pada pemuda untuk memenuhi berbagai keinginan dan
harapan-harapanya. Pembangunan merupaka masalah bersama dimana
diperlukan peran aktif masyarakat terutama pemuda. Partisipasi pemuda
dalam pembangunan berarti telah ikut serta dalam mengembangkan
keterampilan dalam kehidupan kelompok dimana terpupuk rasa
kebersamaan dan tanggung jawab bersama. Di dalam masyarakat,
pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-
cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya
karena pemuda sebagai harapan bangsa. Pemuda yang dimaksudkan
disini adalah pemuda yang berusia 18-30 tahun, baik yang sudah menikah
maupun yang belum menikah. Kaum muda yang dianggap insani dan ahli
waris serta penerus cita-cita bangsa, perlu mempersiapkan diri menjadi
kader bangsa agar tetap menjadi generasi muda yang rasial, berbudi
pekerti luhur memiliki keterampilan serta beranggung jawab demi masa
depan.

Pemuda berpotensi mempunyai rangkaian yang erat dengan


pembangunan karena dengan penggalian pemanfaatan dari potensi ini
oleh pemuda dengan bimbingan aparat desa maka tahap demi tahap
pembangunan menunjukan hasil-hasil positif bagi pemuda dan dengan
adanya potensi manusia dapat menghasilkan suatu karya dan ketrampilan
yang dapat memajukan pembangunan.

Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu.


Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda
untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain
memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan
diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru,
kecanduan narkotika, keterbatasan lapangan kerja dan adanya sikap
mental yang statis, pasif, suka bermalas-malasan, kurang disiplin,
kurangnya inisiatif serta ide-ide untuk meningkatkan hasil karya dengan
cara kerja atau sarana kerja yang efektif dan efisien.
Pemuda mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk ikut serta
dalam berpartisipasi dalam pembangunan. Sebagai generasi bangsa yang
mampu memberikan ide-ide kreatif dan inovatif untuk dapat memajukan
pembangunan dalam bentuk fisik maupun non fisik. Tetapi faktanya masih
kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik banyak
kegiatan yang diselenggarakan demi memajukan pembangunan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan


yang timbul dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan dan kemauan pemuda untuk
berpartisipasi dalam pembangunan non fisik.
2. Rendahnya tingkat inisiatif pemimpin daerah dalam mendorong
pemuda dalam pembangunan non fisik.
3. Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan pemuda.
4. Kurangnya kesadaran pemuda dalam kegiatan pembangunan
non fisik.
5. Kuranganya sosialisi pemerintah desa tentang pentingnya
pembangunan non fisik.
Tujuan Pembahasan
Pembasahan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi
pemuda dalam pembangunan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi pemuda dalam pembangunan.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Partisipasi Pemuda

Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan baik itu


pembangunan fisik maupun non fisik sangat diperlukan partisipasi
masyarakat, terlebih lagi pemuda sebagai bagian masyarakat yang
menjadi tumpuan dalam melakasanakan kegiatan pembangunan karena
pembangunan nasional menjadi kurang berhasil atau tidak berhasil hanya
jika sebagian pemuda tidak berpartisipasi atau kurang berpartisipasi
dalam pembangunan. Menurut Slamet “Partisipasi pemuda dalam
pembangunan dapat diartikan sebagai ikut sertanya pemuda dalam
pembangunan ikut serta dalam pembangunan dan ikut serta
memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.

Partisipasi Menurut Saukat dan Yarwani dalam Abdullah sebagai


berikut: Istilah Partisipasi pada hakekatnya berati iku serta nya satu
kesatuan atau kelompok orang dalam satu aktifitas yang dselenggarakan
oleh satu susunan yang kebih besar, selanjutnya partisipsi erat
hubunganya dengan partnership artinya partsisipasi punya makna yang
erat dengan perasaan tanggung jawab dari bagian yang mengambil dalam
aktivitas tersebut.

Dari definisi di atas, ada tiga hal yang penting yaitu :


1. Partisipasi lebih ditekankan pada keterlibatan mental dan emosional
(pikiran dan perasaan) jadi bukan karena kehadiran secara fisik saja
dalam suatu kelompok.
2. Mendorong orang untuk menyumbangkan inisiatif dan kretifitasnya
dalam rangka mencapai tujuan kelompok. Jadi tidak hanya menyetujui
ide-ide yang telah ditentukan oleh pimpinan.
3. Mendorong orang untuk ikut tanggung jawab dalam kegiatan
kelompoknya untuk mencapai tujuan. Dengan adanya rasa tanggung
jawab itu orang akan merasa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya
dan orang tersebut akan menambah perhatian terhadap kegiatan-kegiatan
sehingga akan berusaha agar tujuan dapat tercapai.
B. Jenis-jenis Partisipasi dalam Pembangunan

Bentuk partisipasi dalam pembngunan desa adalah bentuk


partisipasi aktif, bahwa berhasilnya pembangunan nasional tergantung
pada partisipasi aktif seluruh rakyat, sikap mental, semangat, ketataan
dan disiplin penyelenggara negara seluruh rakyat Indonesia. Rakyat
diharapkan aktif memikul beban dan menerima kembali hasil-hasil
pembangunan. Ini berarti konsepsi partisipasi terkait secara langsung
dengan ide demokrasi “ dari rakyat, oleh dan untuk rakyat akan:
Memberikan setiap warga negara kemungkinan untuk menaiki jenjang
atas skala sosial dan dengan demikian menurut hukum membuka jalan
bagi hak-hak masyarakat untuk meniadakan semua hak istimewa yang
dibawa sejak lahir, serta menginginkan agar perjuangan demi keunggulan
dalam masyarakat ditentukan semata-mata oleh kemampuan seseorang”.
Atau dengan kata lain prinsip ini bertujuan “ untuk menjamin pengaruh dan
partisipasi yang sama yang sama dalam mengatur kepentingan bersama
bagi semuanya.

Beberapa jenis partisipasi yang dapat ditempuh masyarakat dalam


pembangunan desa yaitu:
1. Partisipasi dalam menerima dan memberi informasi
2. Partisipasi dalam memberikan tanggapan dan saran terhadap
informasi yang diterima
3. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan
4. Partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan
5. Partisipasi dalam menerima hasil pembngunan
6. Partisipasi dalam menilai hasil pembangunan

Partisispasi dalam pembangunan menurut jenis dapat dibedakan menjadi:


1. Partisipasi dalam pemikiran
2. Partisipasi Tenaga
3. Partisipasi dengan keahlian
4. Partisipasi dengan barang
5. Partisipasi dengan pemikiran dan tenaga
6. Partisipasi dengan jasa
7. Partisipasi dengan uang

Partisipasi rakyat dalam pembangunan dapat dirinci sebagai bentuk:


1. Partisipasi dalam merencanakan, memutuskan sendiri.
2. Partisipasi dalam menerima,memberi informasi dalam
pembangunan.
3. Partisipasi dalam menyumbangkan material.
4. Partisipasi dalam menyumbangkan tenaga.
5. Partisipasi dalam memanfaatkan fasilitas yang telah dibangun.
6. Partisipasi dalam merawat dan memelihara hasil-hasil
pembangunan.

C. Potensi Pemuda dalam Pembangunan

Pemuda menyimpan potensi besar untuk memimpin pembangunan.


Mereka dapat menjadi kunci keberlanjutan pembangunan dengan
pemikiran-pemikiran Zaman Now. Aktivitas pemuda saat ini, sangat dekat
dengan kecepatan informasi dan perkembangan teknologi. Hal tersebut
diyakini menjadi modal besar bagi para pemuda untuk tidak lagi cuek-cuek
bebek terhadap pembangunan.

Dalam rangka menjadi pegiat pemuda harus mampu membangun


sinergi, bekerja sama, hal itu tidaklah mudah karena akan membutuhkan
komitmen dan konsisten terhadap komitmen itu sendiri.

Peran pemuda yang pertama adalah memperdalam ilmu dan


pulang kembali untuk menyampaikannya ke masyarakat. Riilnya adalah
seperti ini, jika seorang bersekolah maka hendaklah bersungguh-sungguh
dan mengerti apa tujuan utama ia bersekolah. Yaitu melakukan perbaikan
diri. Hasil yang ia capai hendaknya tidak hanya semata-mata digunakan
untuk mencari harta, tapi juga untuk pengabdian. Ia tularkan ilmu yang
telah didapatkannya kepada masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa
sesuai dengan kapasitas dan daya tangkap masyarakatnya.

Peran kedua adalah menjadi wakil terdepan dalam berbagai ajang


kompetisi masyarakat. Kompetisi di sini tidak boleh dipahami secara
sempit hanya sebatas perlombaan. Tetapi bagaimana, pemuda memiliki
daya saing yang handal dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga
desa ini diperhitungkan oleh masyarakat lain maupun pemerintah, karena
kualitas dan kuantitas pemuda yang ada.

Peran Ketiga, Ikut aktif dalam berorganisasi dan mengorganisir diri


dalam lembaga kemasyarakatan yang bisa menjadi wadah bagi teman-
teman pemuda untuk berdinamika, menyalurkan ide, berkreasi dalam
bidang Olah Raga, Seni Budaya, Wirausaha dan mengabdikan dirinya
pada bidang laiinya.

Peran Keempat, Membangun sinergi dengan para tokoh


masyarakat. Hal ini sangatlah perlu karena dalam sebuah lingkungan
sudah ada tatanan dan perundang – undangan yang mengikat baik tertulis
maupun tidak tertulis, keberadaan kaum sesepuh kadangkala akan
menjadi penghambat gerakan pemuda jika tidak ada pendekatan yang
mengedepankan rasa sehingga para tokoh memahami akan tujuan
gerakan kaum muda itu. Keterlibatan tokoh masyarakat sangat membantu
jalannya organisasi pemuda sehingga permasalahan yang timbul bisa
diselesaikan bersama.

Peran Kelima, Memperkuat unsur keuangan organisasi.


Pendanaan organisasi adalah ruh yang menggerakkan organisasi
disamping anggota dan semangat bersatu dan membangun.

Peran Keenam, Mengingat pemuda sebagai Agent Of


Change danAgen Controlling, tantangan dalam proses pembangunan
kedepannya sangat di perlukan pemuda dalam mengawasi serta
mengontrol kebijakan maupun pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Karena selain pemuda memiliki idealisme tinggi, juga tidak
banyak memiliki kepentingan terselubung dalam melakukan aktivitasnya.

D. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi rendahnya tingkat


partisipasi pemuda

Betapa pentingnya semua pihak dalam usaha peningkatan


pembangunan. Salah satunya partisipasi pemuda yang sangat diperlukan
demi kebersilan pembangunan yang pada kenyataanya para pemuda
biasnya kurang mempunyai kesadaran untuk ikut serta dalam
pelaksanaan pembangunan di desanya. Fenomena yang ada adalah
adanya pemuda yang merasa kurang dilibatkan dalam program-program
pembangunan di desanya. Keadaan demikian itu disebabkan kurangnya
interaksi pemuda dengan aparat-aparat yang ada di desanya, sehingga
potensi-potensi yang ada pada diri pemuda kurang tergarap kurang
maksimal. Seharusnya pemerintah desa memberikan bimbingan,
pengarahan, motivasi , bantuan,dan fasilitas yang diperlukan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pemuda adalah :

1. Kurangnya pembinaan dan motivasi aparat desa


Menurut Almasdi (1996:77). Motivasi adalah sebagai alat
pendorong yang menyebabkan seseorang merasa terpanggil dengan
segala senang hati untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam hal ini yang
dimaksudkan memotivasi pemuda untuk berpartisipasi dalam
pembangunan non fisik. Kurangnya pembinaan dan motivasi dari aparat
desa merupakan salah satu faktor pentingan dalam pembangunan.
Seorang kepala desa disamping melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan juga sebagai pembina masyarakat yang mempunyai
dedikasi yang penuh terhadap amananat penderitaan rakyat Apabila
pemuda yang mempunyai kemampuan dan potensi tetapi tidak seorang
memotivasi maka
pembagunan tidak akan telaksana. Maka diperlukan seorang kepala desa
desa harus dapat mengatur, mengarahkan, memotivasi, menggerakan
ataupun mengontrol masyarakat agar dapat melakukan aktifitas sesuai
dengan yang dikehendakinya sehingga tujuan yang direncanakan akan
tercapai.

2. Kurangnya kemampuan dan kemauan para pemuda.


Menurut Kartono (1992;31). Kemampuan adalah segala daya,
kesanggupan/ keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap
kemampuan anggota biasa sedangkan Kemauan merupakan motor
penggerak untuk berpartisipasi. Seseorang harus mempunyai suatu
kemampuan/keterampilan untuk dapat mempertahankan hidupnya,
apabila seseorang sudah mempunyai kemampuan dan keterampilan dan
tidak ada kemauan maka segala sesuatunya tidak akan terlaksana maka
antara kemapuan atau keterampilan dengan keamauan harus seimbang
supaya segala sesuatunya akan terlaksana. Begitu juga dengan
pembangunan apabila seseorang yang mempunyai potensi-potensi untuk
membangun desanya tetapi tidak mempunyai kemauan maka
pembangunan tidak akan terlaksana.

3. Kurangnya kesadaran pemuda.


Hal yang bersumber pada kesadaran dan perasaan manusia yang
merupakan penentu partisipasi dalam pembangunan desa. Partisipasi
merupakan suatu prilaku, dimana prilaku itu sangat ditentukan oleh
kesadaran pemuda. Pemuda yang memiliki kemampuan yang tinggi atau
cukup tidak berarti jika tidak disertai adanya kesadaran dalam darinya.
Faktor kesadaran sangatlah penting disamping faktor kemauan dan
kemampun. Karena dengan kesadaran segala sesuatu akan dilaksanakan
dengan iklas tanpa ada paksaan dari pihak lain.

4. Rendahnya Tingkat Pendidikan


Sebagai negara yang berkembang dan membangun, maka
peranan pendidikan sangat penting untuk menunjang keberhasilan dari
pembangunan itu sendiri. Pendidikan nasional berdasarkan pancasila,
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman bertagwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
bekerja keras, cerdas, tangguh,berdisiplin, terampil, sehat rohani, dan
jasmani.

Anda mungkin juga menyukai