Perjalanan suatu bangsa sejatinya tidak lepas dari keberadaan
pemuda. Justru sejarah telah mencatat, dalam perkembangan peradaban dunia telah membuktikan peran pemuda sebagai pelaku lahirnya sebuah peradaban baru. Begitupun dalam perkembangan lahirnya bangsa Indonesia, baik diawali pada masa perjuangan kemerdekaan, masa kemerdekaan itu sendiri bahkan masa pasca kemerdekaan bangsa, pemuda selalu mengambil bagian penting di dalamnya. Pemuda adalah pelopor perubahan dimanapun berada. Peran pemuda adalah penentu sejarah perjalanan suatu bangsa. Sejarah Indonesia telah membuktikan peran pemuda tersebut. Era Kebangkitan, masa revolusi fisik 1945, masa revolusi, reformasi sebagai titik-titik kegemilangan sejarah pemuda.
Pembangunan pemuda menjadi program penting bagi seluruh
negara di dunia, karena pemuda merupakan aset terbesar bangsa sekaligus tumpuan harapan yang akan menegakkan kembali cita-cita bangsa, selain itu pemuda juga merupakan bagian dari roda perputaran zaman yang diharapkan kembali dapat menjadi agent of change. Peran dan partisipasi pemuda sangat penting dalam membangun kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa setiap negara selalu berusaha untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan karkater pemuda.
Kemajuan dan kehancuran bangsa dan negara bergantung pada
kaum pemuda sebagai agen perubahan. Fungsi dan peran pemuda sangat strategis sehingga diperlukan pengembangan nasional kepemudaan melalui pemberdayaan pemuda. Pemberdayaan pemuda dalah kegiatan membangkitakan potensi dan peran aktif pemuda. Melalui pelayanan ini diharapkan pemuda menjadi lebih berdaya dengan seganap petensinya. Dalam pengembangan pemuda sebagai diamanatkan UU Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan terdapat tiga hal yaitu pengembangan kepemimpinan, pengembangan kewirausahaan, dan pengembangan kepeloporan pemuda.
Keberhasilan pembangunan kepemudaan terutama dalam
menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki keunggulan daya saing menjadi salah satu kunci dalam membuka peluang dan kemajuan di berbagai sektor pembangunan dan masa depan Indonesia sebagai Negara Bangsa. Selain itu jiwa kepeloporan kepemudaan dalam kaitannya dengan perkembangan dan kesuksesan pembangunan dapat mendorong, mengembangkan dan meningkatkan kepeloporan kepemudaan.
Terkait dengan keterlibatan dalam pembangunan, pemuda tidak
harus berada di pusat ibu kota. Semangat membangun negeri dari pinggiran seiring dengan lahirnya UU No 6 Tahun 2014 tentang desa, telah membuka ruang yang luas bagi masyarakat, khususnya pemuda yang berada di desa untuk ikut terlibat aktif dalam berbagai aktivitas pembangunan desa. Baik pada tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, maupun pada tahap evaluasi. Sebab, sudah gamblang, pemuda dari sisi historis tercatat menjadi salah satu motor penggerak berubahan negeri ini. Maka membangun desa adalah membangun negeri.
Partisipasi pemuda dalam pembangunan berarti memberikan
kesempatan pada pemuda untuk memenuhi berbagai keinginan dan harapan-harapanya. Pembangunan merupaka masalah bersama dimana diperlukan peran aktif masyarakat terutama pemuda. Partisipasi pemuda dalam pembangunan berarti telah ikut serta dalam mengembangkan keterampilan dalam kehidupan kelompok dimana terpupuk rasa kebersamaan dan tanggung jawab bersama. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita- cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa. Pemuda yang dimaksudkan disini adalah pemuda yang berusia 18-30 tahun, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Kaum muda yang dianggap insani dan ahli waris serta penerus cita-cita bangsa, perlu mempersiapkan diri menjadi kader bangsa agar tetap menjadi generasi muda yang rasial, berbudi pekerti luhur memiliki keterampilan serta beranggung jawab demi masa depan.
Pemuda berpotensi mempunyai rangkaian yang erat dengan
pembangunan karena dengan penggalian pemanfaatan dari potensi ini oleh pemuda dengan bimbingan aparat desa maka tahap demi tahap pembangunan menunjukan hasil-hasil positif bagi pemuda dan dengan adanya potensi manusia dapat menghasilkan suatu karya dan ketrampilan yang dapat memajukan pembangunan.
Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu.
Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, keterbatasan lapangan kerja dan adanya sikap mental yang statis, pasif, suka bermalas-malasan, kurang disiplin, kurangnya inisiatif serta ide-ide untuk meningkatkan hasil karya dengan cara kerja atau sarana kerja yang efektif dan efisien. Pemuda mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk ikut serta dalam berpartisipasi dalam pembangunan. Sebagai generasi bangsa yang mampu memberikan ide-ide kreatif dan inovatif untuk dapat memajukan pembangunan dalam bentuk fisik maupun non fisik. Tetapi faktanya masih kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik banyak kegiatan yang diselenggarakan demi memajukan pembangunan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
yang timbul dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya kemampuan dan kemauan pemuda untuk berpartisipasi dalam pembangunan non fisik. 2. Rendahnya tingkat inisiatif pemimpin daerah dalam mendorong pemuda dalam pembangunan non fisik. 3. Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan pemuda. 4. Kurangnya kesadaran pemuda dalam kegiatan pembangunan non fisik. 5. Kuranganya sosialisi pemerintah desa tentang pentingnya pembangunan non fisik. Tujuan Pembahasan Pembasahan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi pemuda dalam pembangunan dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pemuda dalam pembangunan. BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Partisipasi Pemuda
Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan baik itu
pembangunan fisik maupun non fisik sangat diperlukan partisipasi masyarakat, terlebih lagi pemuda sebagai bagian masyarakat yang menjadi tumpuan dalam melakasanakan kegiatan pembangunan karena pembangunan nasional menjadi kurang berhasil atau tidak berhasil hanya jika sebagian pemuda tidak berpartisipasi atau kurang berpartisipasi dalam pembangunan. Menurut Slamet “Partisipasi pemuda dalam pembangunan dapat diartikan sebagai ikut sertanya pemuda dalam pembangunan ikut serta dalam pembangunan dan ikut serta memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.
Partisipasi Menurut Saukat dan Yarwani dalam Abdullah sebagai
berikut: Istilah Partisipasi pada hakekatnya berati iku serta nya satu kesatuan atau kelompok orang dalam satu aktifitas yang dselenggarakan oleh satu susunan yang kebih besar, selanjutnya partisipsi erat hubunganya dengan partnership artinya partsisipasi punya makna yang erat dengan perasaan tanggung jawab dari bagian yang mengambil dalam aktivitas tersebut.
Dari definisi di atas, ada tiga hal yang penting yaitu :
1. Partisipasi lebih ditekankan pada keterlibatan mental dan emosional (pikiran dan perasaan) jadi bukan karena kehadiran secara fisik saja dalam suatu kelompok. 2. Mendorong orang untuk menyumbangkan inisiatif dan kretifitasnya dalam rangka mencapai tujuan kelompok. Jadi tidak hanya menyetujui ide-ide yang telah ditentukan oleh pimpinan. 3. Mendorong orang untuk ikut tanggung jawab dalam kegiatan kelompoknya untuk mencapai tujuan. Dengan adanya rasa tanggung jawab itu orang akan merasa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya dan orang tersebut akan menambah perhatian terhadap kegiatan-kegiatan sehingga akan berusaha agar tujuan dapat tercapai. B. Jenis-jenis Partisipasi dalam Pembangunan
Bentuk partisipasi dalam pembngunan desa adalah bentuk
partisipasi aktif, bahwa berhasilnya pembangunan nasional tergantung pada partisipasi aktif seluruh rakyat, sikap mental, semangat, ketataan dan disiplin penyelenggara negara seluruh rakyat Indonesia. Rakyat diharapkan aktif memikul beban dan menerima kembali hasil-hasil pembangunan. Ini berarti konsepsi partisipasi terkait secara langsung dengan ide demokrasi “ dari rakyat, oleh dan untuk rakyat akan: Memberikan setiap warga negara kemungkinan untuk menaiki jenjang atas skala sosial dan dengan demikian menurut hukum membuka jalan bagi hak-hak masyarakat untuk meniadakan semua hak istimewa yang dibawa sejak lahir, serta menginginkan agar perjuangan demi keunggulan dalam masyarakat ditentukan semata-mata oleh kemampuan seseorang”. Atau dengan kata lain prinsip ini bertujuan “ untuk menjamin pengaruh dan partisipasi yang sama yang sama dalam mengatur kepentingan bersama bagi semuanya.
Beberapa jenis partisipasi yang dapat ditempuh masyarakat dalam
pembangunan desa yaitu: 1. Partisipasi dalam menerima dan memberi informasi 2. Partisipasi dalam memberikan tanggapan dan saran terhadap informasi yang diterima 3. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan 4. Partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan 5. Partisipasi dalam menerima hasil pembngunan 6. Partisipasi dalam menilai hasil pembangunan
Partisispasi dalam pembangunan menurut jenis dapat dibedakan menjadi:
1. Partisipasi dalam pemikiran 2. Partisipasi Tenaga 3. Partisipasi dengan keahlian 4. Partisipasi dengan barang 5. Partisipasi dengan pemikiran dan tenaga 6. Partisipasi dengan jasa 7. Partisipasi dengan uang
Partisipasi rakyat dalam pembangunan dapat dirinci sebagai bentuk:
1. Partisipasi dalam merencanakan, memutuskan sendiri. 2. Partisipasi dalam menerima,memberi informasi dalam pembangunan. 3. Partisipasi dalam menyumbangkan material. 4. Partisipasi dalam menyumbangkan tenaga. 5. Partisipasi dalam memanfaatkan fasilitas yang telah dibangun. 6. Partisipasi dalam merawat dan memelihara hasil-hasil pembangunan.
C. Potensi Pemuda dalam Pembangunan
Pemuda menyimpan potensi besar untuk memimpin pembangunan.
Mereka dapat menjadi kunci keberlanjutan pembangunan dengan pemikiran-pemikiran Zaman Now. Aktivitas pemuda saat ini, sangat dekat dengan kecepatan informasi dan perkembangan teknologi. Hal tersebut diyakini menjadi modal besar bagi para pemuda untuk tidak lagi cuek-cuek bebek terhadap pembangunan.
Dalam rangka menjadi pegiat pemuda harus mampu membangun
sinergi, bekerja sama, hal itu tidaklah mudah karena akan membutuhkan komitmen dan konsisten terhadap komitmen itu sendiri.
Peran pemuda yang pertama adalah memperdalam ilmu dan
pulang kembali untuk menyampaikannya ke masyarakat. Riilnya adalah seperti ini, jika seorang bersekolah maka hendaklah bersungguh-sungguh dan mengerti apa tujuan utama ia bersekolah. Yaitu melakukan perbaikan diri. Hasil yang ia capai hendaknya tidak hanya semata-mata digunakan untuk mencari harta, tapi juga untuk pengabdian. Ia tularkan ilmu yang telah didapatkannya kepada masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa sesuai dengan kapasitas dan daya tangkap masyarakatnya.
Peran kedua adalah menjadi wakil terdepan dalam berbagai ajang
kompetisi masyarakat. Kompetisi di sini tidak boleh dipahami secara sempit hanya sebatas perlombaan. Tetapi bagaimana, pemuda memiliki daya saing yang handal dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga desa ini diperhitungkan oleh masyarakat lain maupun pemerintah, karena kualitas dan kuantitas pemuda yang ada.
Peran Ketiga, Ikut aktif dalam berorganisasi dan mengorganisir diri
dalam lembaga kemasyarakatan yang bisa menjadi wadah bagi teman- teman pemuda untuk berdinamika, menyalurkan ide, berkreasi dalam bidang Olah Raga, Seni Budaya, Wirausaha dan mengabdikan dirinya pada bidang laiinya.
Peran Keempat, Membangun sinergi dengan para tokoh
masyarakat. Hal ini sangatlah perlu karena dalam sebuah lingkungan sudah ada tatanan dan perundang – undangan yang mengikat baik tertulis maupun tidak tertulis, keberadaan kaum sesepuh kadangkala akan menjadi penghambat gerakan pemuda jika tidak ada pendekatan yang mengedepankan rasa sehingga para tokoh memahami akan tujuan gerakan kaum muda itu. Keterlibatan tokoh masyarakat sangat membantu jalannya organisasi pemuda sehingga permasalahan yang timbul bisa diselesaikan bersama.
Peran Kelima, Memperkuat unsur keuangan organisasi.
Pendanaan organisasi adalah ruh yang menggerakkan organisasi disamping anggota dan semangat bersatu dan membangun.
Peran Keenam, Mengingat pemuda sebagai Agent Of
Change danAgen Controlling, tantangan dalam proses pembangunan kedepannya sangat di perlukan pemuda dalam mengawasi serta mengontrol kebijakan maupun pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Karena selain pemuda memiliki idealisme tinggi, juga tidak banyak memiliki kepentingan terselubung dalam melakukan aktivitasnya.
D. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi rendahnya tingkat
partisipasi pemuda
Betapa pentingnya semua pihak dalam usaha peningkatan
pembangunan. Salah satunya partisipasi pemuda yang sangat diperlukan demi kebersilan pembangunan yang pada kenyataanya para pemuda biasnya kurang mempunyai kesadaran untuk ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan di desanya. Fenomena yang ada adalah adanya pemuda yang merasa kurang dilibatkan dalam program-program pembangunan di desanya. Keadaan demikian itu disebabkan kurangnya interaksi pemuda dengan aparat-aparat yang ada di desanya, sehingga potensi-potensi yang ada pada diri pemuda kurang tergarap kurang maksimal. Seharusnya pemerintah desa memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi , bantuan,dan fasilitas yang diperlukan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pemuda adalah :
1. Kurangnya pembinaan dan motivasi aparat desa
Menurut Almasdi (1996:77). Motivasi adalah sebagai alat pendorong yang menyebabkan seseorang merasa terpanggil dengan segala senang hati untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam hal ini yang dimaksudkan memotivasi pemuda untuk berpartisipasi dalam pembangunan non fisik. Kurangnya pembinaan dan motivasi dari aparat desa merupakan salah satu faktor pentingan dalam pembangunan. Seorang kepala desa disamping melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan juga sebagai pembina masyarakat yang mempunyai dedikasi yang penuh terhadap amananat penderitaan rakyat Apabila pemuda yang mempunyai kemampuan dan potensi tetapi tidak seorang memotivasi maka pembagunan tidak akan telaksana. Maka diperlukan seorang kepala desa desa harus dapat mengatur, mengarahkan, memotivasi, menggerakan ataupun mengontrol masyarakat agar dapat melakukan aktifitas sesuai dengan yang dikehendakinya sehingga tujuan yang direncanakan akan tercapai.
2. Kurangnya kemampuan dan kemauan para pemuda.
Menurut Kartono (1992;31). Kemampuan adalah segala daya, kesanggupan/ keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap kemampuan anggota biasa sedangkan Kemauan merupakan motor penggerak untuk berpartisipasi. Seseorang harus mempunyai suatu kemampuan/keterampilan untuk dapat mempertahankan hidupnya, apabila seseorang sudah mempunyai kemampuan dan keterampilan dan tidak ada kemauan maka segala sesuatunya tidak akan terlaksana maka antara kemapuan atau keterampilan dengan keamauan harus seimbang supaya segala sesuatunya akan terlaksana. Begitu juga dengan pembangunan apabila seseorang yang mempunyai potensi-potensi untuk membangun desanya tetapi tidak mempunyai kemauan maka pembangunan tidak akan terlaksana.
3. Kurangnya kesadaran pemuda.
Hal yang bersumber pada kesadaran dan perasaan manusia yang merupakan penentu partisipasi dalam pembangunan desa. Partisipasi merupakan suatu prilaku, dimana prilaku itu sangat ditentukan oleh kesadaran pemuda. Pemuda yang memiliki kemampuan yang tinggi atau cukup tidak berarti jika tidak disertai adanya kesadaran dalam darinya. Faktor kesadaran sangatlah penting disamping faktor kemauan dan kemampun. Karena dengan kesadaran segala sesuatu akan dilaksanakan dengan iklas tanpa ada paksaan dari pihak lain.
4. Rendahnya Tingkat Pendidikan
Sebagai negara yang berkembang dan membangun, maka peranan pendidikan sangat penting untuk menunjang keberhasilan dari pembangunan itu sendiri. Pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman bertagwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, bekerja keras, cerdas, tangguh,berdisiplin, terampil, sehat rohani, dan jasmani.