Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi BBLR
Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir (Huda dan Hardhi, 2013).
Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu
jam setelah melahirkan) (Ribek dkk 2011).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir (Amru Sofian, 2012).
B. Klasifikasi BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat
lahir rendah dibedakan dalam beberapa macam (Abdul Bari
saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari
1500 gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari
1000 gram.
Sedangkan menurut WHO membagi Umur kehamilan dalam tiga
kelompok :
1. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
2. Aterm : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu
lengkap.
3. Pos term : 42 minggu lengkap atau lebih.
Ada dua macam BBLR yaitu :
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi
yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat
badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari
seharusnya untuk masa gestasi itu.
C. Etiologi
1. Faktor ibu : riwayat kelahiran prematur sebelumnya. Pendarahan
antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion,umur ibu
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Faktor janin : cacat bawaan, kehamilan ganda, ketuban pecah dini
3. Faktor lingkungan: kebiasaan merokok, minuman alkohol, dan
status ekonomi sosial
D. Patofisiologi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari
bayi berat badan lahir rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara
lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun atau
diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan
yang terlalu berat, penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung,
gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil
ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan
menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang
kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar,
kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot
hipotonik lemah, pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya
terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Kemungkinan
yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi
mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa gestasinya
kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus,
perdarahan ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia,
anemi, gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental fibroplasia,
necrotizing enterocolitis (NEC), bronchopulmonary dysplasia, dan
malformasi konginetal.
E. Manifestasi klinis BBLR
Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat
badan lahir rendah adalah:

1. Sebelum bayi lahir


(a) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus, dan lahir mati.
(b) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
(c) Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin
lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
(d) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut
seharusnya. Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion
gravidarum atau perdarahan anterpartum.
2. Setelah bayi lahir
(a) Berat kurang dari 2500 gram.
(b) panjang kurang dari 45 cm
(c) Lingkar dada kurang dari 30 cm.
(d) Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
(e) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
(f) Kepala lebih besar
(g) Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
(h) Otot hipotonik lemah.
(i) Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
(j) Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.
(k) Kepala tidak mampu tegak.
(l) Pernapasan 40 – 50 kali / menit.
(m)Nadi 100 – 140 kali / menit.
F. Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani
secepatnya menurut Mitayanti, 2009 yaitu:

1. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas


pada bayi).
2. Hipoglikemia simtomatik.
3. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan
inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga
selalu dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk yang
berikutnya.
4. Asfiksia neonetorom.
5. Hiperbulirubinemia
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3. Titer torch sesuai indikasi.
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5. Pemantauan elektrolit.
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)
H. Penatalaksaan
1. Medis
(a) Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
(b) Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
(c) Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang
cukup
(d) Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan
antibiotik yang tepat
2. Penanganan secara umum:
(a) Suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara
memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d
370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu
lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan
dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang
dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan
pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan
harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram,
dan sampai 300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000
gram
(b) Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam
incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui
“jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi
kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan
32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan
telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi
dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap
pernafasan lebih mudah.
(c) Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi
bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan.
Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan
menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam
masa yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada
jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
(d) Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system
imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit
atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk
mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus,
cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
3. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu
mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI
merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde
), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah.
Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak
kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
I. Pengkajian
1. Biodata atau identitas pasien: meliputi nama tempat tanggal lahir
jenis kelamin
2. Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau
kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat
3. Riwayat kesehatan
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat
antenatal pada kasus BBLR yaitu:
4. Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk,
merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti
diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
5. Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
6. Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinuitas atau periksa tetapi
tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan
7. Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam bebrapa hari pertama tidur sehari rata-
rata 20 jam.
8. Pernafasan
Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran
cesaria atau persentasi bokong.
Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron
dari dada dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang
mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung,
9. Makanan/ cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram ; kurang dari 2500 gr
menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus
diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum
dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR belum
sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150ml/kg BB/
hari.
10. Berat badan
Kurang dari 2500 gram
11. Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus dipertahankan.
12. Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat
dan kering..

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan Pola Nafas


2. Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas
3. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh
4. Hipotermi
5. Resiko infeksi
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Ketidakefektifan Pola nafas NOC : NIC :
Definisi : Pertukaran udara inspirasi 1. Respiratory status : Ventilation Airway Management
dan/atau ekspirasi tidak adekuat 2. Respiratory status : Airway 1. Buka jalan nafas, guanakan
Batasan karakteristik : patency. teknik chin lift atau jaw thrust bila
Penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi. 3. Vital sign Status perlu
Penurunan pertukaran udara per menit 2. Posisikan pasien untuk
Menggunakan otot pernafasan Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
tambahan : Nasal flaring. Dyspnea Mendemonstrasikan batuk efektif 3. Identifikasi pasien perlunya
Orthopnea, Perubahan penyimpangan dan suara nafas yang bersih, tidak pemasangan alat jalan nafas
dada , Nafas pendek . Pernafasan ada sianosis dan dyspneu (mampu buatan
pursed-liP. Tahap ekspirasi mengeluarkan sputum, mampu 4. Pasang mayo bila perlu
berlangsung sangat lama Peningkatan bernafas dengan mudah, tidak ada 5. Lakukan fisioterapi dada jika
diameter anterior-posterior pursed lips). perlu
Pernapasan rata-rata/minimal Menunjukkan jalan nafas yang 6. Keluarkan sekret dengan
Bayi : < 25 atau > 60 paten (klien tidak merasa tercekik, batuk atau suction
Usia 1-4 : < 20 atau > 30 irama nafas, frekuensi pernafasan 7. Auskultasi suara nafas, catat
Usia 5-14 : < 14 atau > 25 dalam rentang normal, tidak ada adanya suara tambahan
Usia > 14 : < 11 atau > 24 suara nafas abnormal). 8. Lakukan suction pada mayo
Kedalaman pernafasan Tanda Tanda vital dalam rentang 9. Berikan bronkodilator bila
Dewasa volume tidalnya 500 ml saat normal (tekanan darah, nadi, perlu
istirahat pernafasan). 10. Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
11. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan status
O2
Oxygen Therapy
13. Bersihkan mulut, hidung dan
secret trakea
14. Pertahankan jalan nafas
yang paten
15. Atur peralatan oksigenasi
16. Monitor aliran oksigen
17. Pertahankan posisi pasien
18. Observasi adanya tanda
tanda hipoventilasi

2 Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas. NOC : NIC :


Definisi : Ketidakmampuan untuk
1. Respiratory status : Ventilation Airway Suction
membersihkan sekresi atau obstruksi dari 2. Respiratory status : Airway 1. Auskultasi suara nafas
saluran pernafasan untuk mempertahankan patency sebelum dan sesudah
kebersihan jalan nafas. 3. Aspiration Control suctioning.
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil : 2. Informasikan pada klien dan
Mendemonstrasikan batuk efektif keluarga tentang suctioning
Dispneu, Penurunan suara nafas
dan suara nafas yang bersih, tidak 3. Minta klien nafas dalam
- Orthopneu
ada sianosis dan dyspneu (mampu sebelum suction dilakukan.
- Cyanosis
mengeluarkan sputum, mampu 4.Berikan O2 dengan
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
bernafas dengan mudah, tidak ada menggunakan nasal untuk
- Kesulitan berbicara
pursed lips) memfasilitasi suksion
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada
Menunjukkan jalan nafas yang nasotrakeal
- Mata melebar
paten (klien tidak merasa tercekik, 5. Gunakan alat yang steril
- Produksi sputum
irama nafas, frekuensi pernafasan setiap melakukan tindakan
- Gelisah
dalam rentang normal, tidak ada 6. Monitor status oksigen pasien
- Perubahan frekuensi dan irama nafas
suara nafas abnormal) 7. Hentikan suksion dan berikan
Mampu mengidentifikasikan dan oksigen apabila pasien
Faktor-faktor yang berhubungan:
mencegah factor yang dapat menunjukkan bradikardi,
Lingkungan : merokok, menghirup asap
menghambat jalan nafas peningkatan saturasi O2, dll.
rokok, perokok pasif-POK, infeksi
Fisiologis : disfungsi neuromuskular, Airway Management
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan 8. Buka jalan nafas, guanakan
nafas, asma. teknik chin lift atau jaw thrust bila
Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, perlu
sekresi tertahan, banyaknya mukus, 9. Posisikan pasien untuk
adanya jalan nafas buatan, sekresi memaksimalkan ventilasi
bronkus, adanya eksudat di alveolus, 10. Identifikasi pasien perlunya
adanya benda asing di jalan nafas. pemasangan alat jalan nafas
buatan
11. Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
12. Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
13. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
14. Kolaborasikan pemberian
bronkodilator bila perlu
15. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.

3 Risiko ketidakseimbangan temperatur NOC : NIC


tubuh 1. Hydration
Temperature Regulation
Definisi : Risiko kegagalan 2. Adherence Behavior
(pengaturan suhu)
mempertahankan suhu tubuh dalam batas 3. Immune Status
1. Monitor suhu minimal tiap 2
normal. 4. Infection status
jam
Faktor factor resiko: 5. Risk control
2. Rencanakan monitoring suhu
Perubahan metabolisme dasar 6. Risk detection
secara kontinyu
Penyakit atau trauma yang mempengaruhi
3. Monitor TD, nadi, dan RR
pengaturan suhu
4. Monitor warna dan suhu kulit
Pengobatan pengobatan yang
5. Monitor tanda-tanda hipertermi
menyebabkan vasokonstriksi dan
dan hipotermi
vasodilatasi 6. Tingkatkan intake cairan dan
Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu nutrisi
lingkungan 7. Selimuti pasien untuk
Ketidakaktifan atau aktivitas berat mencegah hilangnya kehangatan
Dehidrasi tubuh
Pemberian obat penenang 8. Ajarkan pada pasien cara
Paparan dingin atau hangat/lingkungan mencegah keletihan akibat
yang panas panas
9. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari
kedinginan
10. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
11. Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
12. Berikan anti piretik jika perlu

4 Hipotermi NOC : NIC :


Definisi : temperatur suhu dibawah rentang 1. Thermoregulation Temperature Regulation
normal. 2. Thermoregulation : neonate 1. Monitor suhu minimal tiap 2
Batasan karateristik : jam
- Penurunan suhu tubuh dibawah rentang Kriteria Hasil : 2. Rencanakan monitoring suhu
normal. Suhu tubuh dalam rentang secara kontinyu
- Pucat normal 3. Monitor TD, nadi, dan RR
- Kulit dingin  Nadi dan RR dalam rentang 4. Monitor warna dan suhu kulit
- Kuku sianosis normal 5. Monitor tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi
6. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
7. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya kehangatan
tubuh
8. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
9. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari
kedinginan
10. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
11. Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
12. Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
13. Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
14. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
15. Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
16. Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
17. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
18. Monitor kualitas dari nadi
19. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
20. Monitor suara paru
21. Monitor pola pernapasan
abnormal
22. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
23. Monitor sianosis perifer
24. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
25. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

5 Resiko infeksi NOC : NIC :


Definisi : Peningkatan resiko masuknya 1. Immune Status Infection Control (Kontrol
organisme patogen 2. Knowledge : Infection control infeksi)
Faktor-faktor resiko : 3. Risk control 1. Bersihkan lingkungan setelah
- Prosedur Invasif dipakai pasien lain
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk Kriteria Hasil : 2. Pertahankan teknik isolasi
Klien bebas dari tanda dan gejala 3. Batasi pengunjung bila perlu
menghindari paparan patogen infeksi 4. Instruksikan pada pengunjung
- Trauma Menunjukkan kemampuan untuk untuk mencuci
- Kerusakan jaringan dan peningkatan mencegah timbulnya infeksi
paparan lingkungan Jumlah leukosit dalam batas tangan saat berkunjung dan
- Ruptur membran amnion normal setelah berkunjung
- Agen farmasi (imunosupresan) Menunjukkan perilaku hidup sehat meninggalkan pasien
- Malnutrisi 5. Gunakan sabun antimikrobia
- Peningkatan paparan lingkungan patogen untuk cuci tangan
- Imonusupresi 6. Cuci tangan setiap sebelum
- Ketidakadekuatan imum buatan dan sesudah tindakan kperawtan
- Tidak adekuat pertahanan sekunder 7. Gunakan baju, sarung tangan
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan sebagai alat pelindung
respon inflamasi) 8. Pertahankan lingkungan
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer aseptik selama pemasangan alat
(kulit tidak utuh, trauma jaringan, 9. Ganti letak IV perifer dan line
penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, central dan dressing sesuai
perubahan sekresi pH, perubahan dengan petunjuk umum
peristaltik). 10. Gunakan kateter intermiten
- Penyakit kronik untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
11. Tingktkan intake nutrisi
12. Berikan terapi antibiotik bila
perlu
Infection Protection (proteksi
terhadap infeksi)
13. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
14. Monitor hitung granulosit,
WBC
15. Monitor kerentanan terhadap
infeksi
16. Batasi pengunjung
17. Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
18. Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
19. Pertahankan teknik isolasi
k/p
20. Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
21. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
22. Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
23. Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
DAFTAR PUSTAKA

Fishman, Marvin A. 2007. Buku Ajar Pediatri, Volume 3 Edisi 20. Jakarta:EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi 2012-
2014/Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati Dan Nike
Budhi Subekti. Jakarta: EGC.
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai
Bahan Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat Uji Kompetensi. Denpasar:
Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku
Kedokteran.
LAPORAN PENDAHULUAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Anak

Oleh :
YUNI SAVITRI HUSNUL KHOTIMAH
1906277077

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS
2019

Anda mungkin juga menyukai