Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Nanda Rizky Anugerah 02511640000020
Fajar Aditya 02511640000048
Siti Solekhah 02511640000054
Bayu Dwi Prasetya 02511640000073
Dosen Pengampu :
Sungging Pintowantoro, S.T., M.T., Ph.D
NIP. 196809302000031001
i
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam mineral yang melimpah
salah satunya yaitu mineral logam seperti baja, tembaga, emas, nikel, dan masih banyak lagi.
Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam seharusnya Indonesia mampu untuk
memenuhi kebutuhan akan rumah tangganya sendiri seperti kebutuhan baja dalam negerinya.
Namun hal ini berbanding terbalik dengan kenyataannya. Menurut catatan kementerian
perindustrian saat ini kebutuhan baja nasional mencapai 12 hingga 14 juta ton, namun, industri
baja nasional hanya memiliki kapasitas produksi sebesar 7 hingga 9 juta ton. Dari catatan
tersebut dapat dilihat bahwa industri baja nasional hanya mampu memenuhi kurang dari 70%
1
kebutuhan baja nasional. Belum lagi akhir-akhir ini kebutuhan baja akan terus meningkat
seiring dengan gencarnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.
Menurut WSA, proyeksi kebutuhan baja nasional pada tahun 2020 meningkat
dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun 2005, proyeksi konsumsi baja perkapita yaitu
32 kg dengan total konsumsi 6 juta ton pertahun dengan total populasi 238 juta jiwa. Pada
tahun 2020, proyeksi konsumsi baja perkapita yaitu 100 kg dengan total konsumsi 27 juta ton
pertahun dengan total populasi 270 juta jiwa. Hal ini akan terus meningkat seiring dengan
pertumbahan populasi penduduk di Indonesia.
Selain itu dilihat dari konsumsi bajanya, Indonesia masih kalah bersaing dengan negara-
negara di ASEAN. Berdasarkan data kementrian perindustrian pada tahun 2013 konsumsi baja
per kapita per tahun Indonesia berada di peringkat 6 di Asean dengan konsumsi sebesar 61,6
kg per kapita per tahun. Angka tersebut jauh tertinggal oleh Singapura di peringkat 1 dengan
konsumsi baja sebesar 1018,7 kg per kapita per tahun dan Malaysia di peringkat kedua disusul
oleh Thailand, Vietnam dan Filipina. Dari data tersebut konsumsi baja Indonesia masih kurang
dibandingkan dengan negara – negara ASEAN, misalnya dengan Singapura.
Gambar 1.2 Konsumsi Baja Nasional menurut sektor
2
persenjataan. Penyumbang terbesar terhadap konsumsi baja dihasilkan dari sektor konstruksi
sebesar 80%, pembangunan jaringan pipa sebesar 8%, sektor manufaktur, industri alat-alat
mesin dan industri otomotif dengan kontribusi masing-masing sebesar 3%, 2% dan 1% dan
sisanya 6% kebutuhan industri lain. Berdasarkan aliran proses dan hubungan antara bahan baku
dan produk tersebut, industri baja nasional tersebut dibagi dalam Industri Baja Hulu (Teknologi
Blast Furnace dan Teknologi Direct Reducion Iron), Industri Baja Antara (Crude Steel dan
Semi Finished Product) dan Industri Baja Hilir (Finished flat product dan long Product). Salah
satu produk baja berdasarkan klasifikasi tersebut yaitu profile dan deformed bar atau yang biasa
dikenal dengan baja tulangan sebagai industri hilirnya.
Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran
yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet
dengan cara hot rolling. Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi
2 (dua) jenis yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip. Salah satu
kelemahan dari industri ini yaitu kurangnya pasokan bahan baku berupa Billet. Hal ini
disebabkan karena proses produksi billet yang lebih mahal daripada menggunakan billet
impor.
Dari fakta diatas industri baja tulangan ini merupakan salah satu industri yang sangat
menjajikan. Oleh karena itulah pada makalah kali ini kelompok kami akan membahas mengenai
Desain Proses Industri Baja Tulangan dengan memperhatikan berbagai aspek seperti
lignkungan, sumber daya alam, sumber daya manusia dan tentunya biaya yang dibutuhkan. Hal
ini bertujuan agar produksi baja tulangan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mampu
untuk memenuhi permintaan pasar.
Pertumbuhan konsumsi baja nasional tidak diimbangi dengan produksi pertumbuhan
produksi baja nasional. Dampaknya adalah impor guna mencukupi banyaknya permintaan.
Pada 2015 saja, adalah konsumsi 30 juta ton, sedangkan produksi baja nasional hanya 8 juta
ton. Sehingga terdapat 22 juta ton kekosongan suplai (Kemenperin). Oleh karena itu, investasi
di bidang penyedia baja adalah investasi yang bagus.
I.2 Profil Umum Perusahaan
Bayu Anugrah Fajar Steel merupakan perusahaan yang didirikan tahun 2019 dan
bergerak di bidang manufaktur. Karena telah melihat pangsa pasar, perusahaan ini mengolah
billet sebagai bahan baku utama untuk diolah menjadi baja tulangan beton. Kegunaaan dari
baja tulangan beton dapat dipergunakan untuk penguat beton pada konstruksi jalan, bangunan,
ataupun bangunan kecil.
Plant pabrik berada Jl. Modern Industri I, Nambo Ilir, Kibin, Serang, Banten. Lokasi
ini sangatlah strategis, selain kawasan ini merupakan kawasan perindurtrian, kawasan ini
3
didukung dengan tempat yang strategis sehingga mempermudah dalam proses perindustrian..
Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan untuk menghemat biaya distribusi bahan baku. Bahan
baku (billet) berasal dari PT KS yang terletak di Cilegon.
Perusahaan ini berupaya meningkatkan pembangunan yang merata pada setiap daerah
di Indonesia. Sehingga visi dari perusahaan yakni menjadi Penyedia Baja Tulangan Beton
yang Dipercaya oleh Konsumen. Untuk mencapai visi tersebut misi yang akan dilakukan
adalah dengan Menyediakan Produk yang Berkualitas Dan Mampu Memasok Baja pada setiap
Daerah Di Indonesia.
I.3 Perusahaan Pesaing
Saat ini kebutuhan baja tulangan yang ada di Indonesia sudah mencapai 3.364 mega
ton, namun Indonesia hanya mampu menyediakan 45% nya saja, 55% lainnya masih import
dari China, India dan negara lainnya. Di Indonesia baja tulangan sebagian besar diproduksi
oleh PT Toyogiri Steel dengan kapasitas 600.000 ton/tahun dan PT Krakatau Osaka Steel
dengan kapasitas 500.000 ton/tahun.
PT Toyogiri Iron Steel merupakan pabrik baja terbesar di Indonesia. Berdiri sejak
1974 yang berlokasi di Bekasi adalah salah satu pelopor dalam industri baja yang memiliki
fasilitas produk terintegrasi yang lengkap dan menyeluruh. Mulai dari aktivitas steel melting
atau aktivitas peleburan besi tua menjadi billet. Serta proses Stell Rolling Mill untuk diproses
menjadi baja tulangan. Serta mampu menghasilkan produk baja yang berkualitas serta dengan
harga yang kompatibel.
4
BAB II
PRODUK
II.1 Spesifikasi Produk
Perusahaan ini memiliki produk baja tulangan beton dengan spesifikasi sesuai pada tabel
2.1 dimana telah sesuai dengan standar nasional maupun standar internasional.
Tabel 2.1 Spesifikasi Produk
Nama Produk Baja Tulangan Beton
ASTM A615/A615M
Grade Produk
SNI 2052:2014
Baja Tulangan Beton Polos (BJTP)
Jenis Produk
Baja Tulangan Beton Sirip (BJTS)
Laju Produksi 538.000
Ton per Tahun 340000
Ton per Hari 900
Fe = 97.62 % (balance)
C = 0,3%
Mn = 1.5%
Komposisi (wt%)
Si = 0,5%
S = 0,045%
P = 0,035%
Loader
Pengiriman Produk
Trucking
Toleransi diameter baja tulangan beton polos seperti pada tabel dibawah ini:
Berikut merupakan contoh dari baja tulangan polos yang beredar di pasaran, baja
tulangan polos ini dapat ditemukan dengan bentuk pipa maupun pejal
Toleransi berat per batang baja tulangan beton sirip ditetapkan seperti yang tercantum
pada tabel dibawah ini:
Diameter nominal Toleransi
(mm) (mm)
6≤d≤8 ±7
10 ≤ d ≤ 14 ±6
16 ≤ d ≤ 28 ±5
D > 28 ±4
7
Untuk lebih jelasnya mengenai jenis baja tulangan sirip ini, berikut disajikam contoh
baja tulangan sirip yang beredar di pasaran.
9
Tabel 2.5 Product Low Carbon Steel Billet Krakatau Steel Grade SE/AISI
Tabel 2.6 Product Low Carbon Steel Billet Krakatau Steel Grade SWRM
10
Gambar 2.7 Konstruksi Cincin Kolom
2. Jig and Fixture
Dalam industri pengolahan logam jig and fixture sering dikelompokkan sebagai salah satu
alat bantu produksi. Jig adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengarahkan sebuah atau
lebih alat potong pada posisi yang sesuai dengan proses pengerjaan suatu produk. Dalam
proses produksi, Jig sering digunakan pada proses pembentukan atau pemotongan baik berupa
pelubangan maupun perluasan lubang. Alat bantu ini merupakan peralatan yang terikat secara
tetap pada mesin utama. Alat Bantu ini banyak digunakan pada pertukangan kayu,
pembentukan logam, dan beberapa kerajinan lainnya yang membantu untuk mengontrol lokasi
atau gerakan dari alat potong. Sedangkan Fixture adalah suatu alat bantu yang berfungsi untuk
mengarahkan dan mencekam benda kerja dengan posisi yang tepat dan kuat. Alat ini banyak
digunakan pada proses pengerjaan milling, boring dan biasanya terpasang pada meja mesin
seperti ragum pada mesin milling, pencekam pada mesin bubut, pencekam pada mesin gergaji,
dan pencekam pada mesin gerinda.
13
III.3 Spesifikasi Alat
Dalam perancangan suatu pabrik material dan metalurgi, salah satu hal yang penting
adalah menentukan spesifikasi umum dari peralatan yang akan digunakan dalam pabrik
material dan metalurgi. Spesifikasi sendiri memiliki arti kegiatan perincian terhadap hal yang
dikehendaki. Spesifikasi alat digunakan untuk menentuka jenis alat yang sesuai namun tetap
mempertimbangkan harganya. Spesifikasi peralatan yang ditampilkan memuat profil umum
peralatan yang digunakan sebagai patokan umum dalam membeli/memesan alat yang akan
digunakan agar sesuai dengan kebutuhan perancangan. Berikut di bawah ini merupakan data
tentang alat yang akan digunakan.
(a) (b)
(c) (d)
14
(e)
Gambar 3.3 Reheating Furnace (a) Tampak Depan (b) Tampak Samping (c) Virtual Model
(d) Engineering Drawing I (e) Engineering Drawing II
Spesifikasi:
Condition New
Power 1500 KW
16
Gambar 3.5 Semi-Automatic Bar Straightening Machine Engineering Drawing
Spesifikasi :
Application Industrial
Bar Size 40 mm
Power 7.5kw
17
Gambar 3.6 Cooling Bed Engineering Drawing
Spesifikasi :
Bar Size 40 mm
18
Gambar 3.7 Alligator Metal Cutting Engineering Drawing
Spesifikasi :
Function Alat pememotong
Cutting Capacity Up-to diameter 50mm round bar
Dimension Flat 100 X 16 mm
19
III.3.7 Kompressor
Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan
atau memampatkan fluida gas atau udara. Kompresor biasanya menggunakan motor listrik,
mesin diesel atau mesin bensin sebagai tenaga penggeraknya.
20
Gambar 3.9 Mesin Pengujian Tarik Engineering Drawing
Spesifikasi :
Nama Tensile Testing Machine
Fungsi Uji Tarik
Jumlah 1
Frame Capacity 5000kg
Test Speed 0.1~300mm/min
Daya 220V±10%
21
Spesifikasi :
Nama Bending Testing Machine
Fungsi Mengukur kemampuan suatu material untuk
mengalami bending pada pembebanan tertentu
Jumlah 1
Sertifikasi CE
Test Speed 0.1~300mm/min
Daya 380V 50Hz 1.5KW, 380V
22
Daya 380V 50Hz 1.5KW, 380V
23
Gambar 3.13 Genset
Spesifikasi :
Nama Ganset
Fungsi Menghasilkan listrik cadangan
Jumlah 2
Power 2000kVA ; 1600kW
24
dengan roda dan lintasan rel agar dapat bergerak maju dan mundur sebagai penunjang proses
kerjanya. Hoist crane digunakan dalam proses pengangkatan muatan dengan berat ringan
hingga muatan dengan berat medium.
26
Gambar 3.18 Scale Pump Engineering Drawing
Spesifikasi :
Nama Scale Pump
Fungsi Pembersihan scale
Jumlah 6
III.6 Utilitas
27
III.6.1 Listrik
Tenaga listrik digunakan untuk menghidupkan berbagi peralatan utama dalam proses
produksi . Beberapa peralatan utama yang dibutuhkan adalah Reheating Furnace, Hot rolling
mill, bar staightening mill, cooling bed, metal cutting dsb . Listrik juga dibutuhkan untuk
menjalankan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan oleh pabrik, seperti pompa, kompresor,
lampu ruangan, pendingin (air conditioner) dan perlengkapan lainnya. Untuk itu diperlukan
data kebutuhan total jumlah energi listrik yang dibutuhkan dalam menjalankan plan ini.
Kebutuhan-kebutuhan itu terdiri dari :
1. Kebutuhan Listrik Untuk Proses Produksi dan Kantor
Tabel 3.7 Kebutuhan Listrik pada Proses Produksi dan Kantor
Konsumsi Listrik (kW/h)
Keterangan Jumlah
Satuan Total
Reheating Furnace 2 1500 3000
Hot Rolling Mill 2 30 60
Bar Straightening Mill 2 7,5 15
Cooling Bed 1 15 15
Alligator Metal Cutting 2 2,2 4,4
Bar Packing Machine 2 5 10
Waste Gas Treatment 2 2 4
Alat Uji Tarik 1 1,5 1,5
Alat Uji Bending 1 1,5 1,5
Alat Uji Hardness 1 1,5 1,5
Compressor 2 160 320
AC 25 2,5 62,5
Komputer 58 0,125 7,25
Printer 12 0,005 0,06
Mesin fotocopy 2 1,3 2,6
CCTV 25 0,009 0,225
Total 3505,535
Jumlah total konsumsi listrik yang dibutuhkan dalam unit proses adalah 3505,535 kW/h
28
Tabel 3.8 Kebutuhan Listrik pada Penerangan
Keperluan Lampu Konsumsi Listrik
Bangunan Luas (m2)
(buah) (kW/h)
Plant 160000 250 4,75
Gudang Raw
5600 10 0,19
material
Mushola 2140 4 0,076
Kantin 2140 4 0,076
Kantor 3000 20 0,38
Gudang Produk 8000 10 0,19
Gedung
8000 10 0,19
Maintenance
Pos Satpam 10 3 0,057
Total 311 5,909
.
3. Total Kebutuhan Listrik
Total listrik yang dibutuhkan adalah didapatkan dari penjumlahan listrik untuk
keperluan produksi dan penengaran
Total 3505,535 5,909 3511,44
Maka, total listrik yang digunakan adalah 3511,44 kWh
III.6.2 Air
Dalam industri baja tulangan, air bukanlah merupakan tokoh utama dalam rangkaian
proses produksi. Pada industri baja tulangan air hanya digunakan untuk pendingin, spray,
pencuci,proses dan keperluan sehari-hari. Meskipun begitu tetap ada beberapa kriteria dari air
yang akan digunakan dalam industri baja tulangan.
a. Air untuk pendingin
Kebutuhan air pendingin dalam industri baja terdapat pada reheating furnace.
Spesifikasi air yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Ca hardness sebagai CaCO3: < 150 ppm
Mg hardness sebagai MgCO3: < 100 ppm
Silika sebagai SiO2: < 200 ppm
Turbiditas: < 10
Cl- dan SO42-: < 1.000 ppm
pH: 6,5 – 8
Ca2+: max. 300 ppm
Silika: max. 150 ppm
TDS: max 2.500 ppm
Total kebutuhan air pada proses ini yaitu sekitar 14.4 ton/tahun Air pendingin
diproduksi oleh menara pendingin (Cooling Tower). Unit air pendingin ini mengolah air dengan
proses pendinginan dari suhu 45 oC menjadi 30 oC. Seluruh air pendingin yang keluar dari
media-media perpindahan panas di area proses akan disirkulasikan dan didinginkan kembali di
dalam Cooling Tower. Penguapan dan kebocoran air akan terjadi di dalam Cooling Tower ini.
29
b. Air untuk keperluan proses hot rolling.
Total air yang diperlukan dalam proses hot rolling yaitu 619954 kg pertahun atau
619,954 ton. Air ini ditampung di kolam penampungan air, kemudian dialirkan menggunakan
rotary pump, dan disemprotkan pada proses hot rolling
c. Air untuk penyediaan umum dan sanitasi
Air untuk keperluan umum adalah air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
pegawai seperti untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan untuk kebutuhan kantor lainnya, Air
sanitasi diperlukan untuk pencucian atau pembersihan peralatan pabrik, utilitas, laboratorium
dan lainnya. Air yang diperlukan untuk keperluan umum ini adalah sebesar:
- Air untuk kantor
Kebutuhan air untuk karyawan = 60 L/org/hari (SK MenKes No.405 Tahun 2002)
Air untuk kebutuhan karyawan = 189 org x 60 L/org.hari = 11,34 m3/hari
- Air untuk laboratorium
Air untuk keperluan ini diperkirakan = 1,5 m3/hari
- Air untuk kebersihan dan pertamanan
Air untuk keperluan ini diperkirakan = 1,5 m3/hari
Sehingga total kebutuhan air untuk keperluan umum sebanyak: Air keperluan umum =
14,04m3/hari atau 0,585m3/jam dengan aktivitas 24 jam.
III.6.3 Gas
Bahan Bakar Gas (LNG) Industri gelas membutuhkan banyak energi. Bahan bakar
dibutuhkan di dalam reheating furnace dengan temperatur tinggi, dimana direaksikan di dalam
batch dan proses-proses lainnya kemudian keluar sebagai produk. Sebagai sumber energi
terbatas yang harus disisakan untuk generasi berikutnya sebanyak mungkin. Penghematan
energi adalah upaya dalam kegiatan industri yang secara langsung terhubung dengan efek
mengendalikan kenaikan biaya karena pengurangan energi di industri.
LNG atau gas yang sama digunakan sebagai bahan bakar karena memiliki pembakaran
yang cepat, kemudahan untuk membuat percikan pendek, dan sedikit atau tidak ada generasi
karbon yang berlebih. Berdasarkan perhitungan melalui mass dan heat balance dengan input
raw material sebesar 330000 ton/tahun, didapatkan input natural gas (metana) yang dibutuhkan
sebesar 798.177,9899 kilogram.
33
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, baku tingkat
kebisingan untuk tingkat industri adalah 70 dB. Sedangkan metoda perhitungan tingkat
kebisingan menurut Keputusan Menetri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 25
Nopember 1996 tentang Metoda Pengukuran, Perhitungan, dan Evaluasi Tingkat Kebisngan
Lingkungan adalah menggunakan Sound Level Meter.
34
BAB IV
RANCANGAN PABRIK
IV.1 Lokasi
Pada lokasi pabrik yang telah dirancang, dimana akan dibangun di daerah Jl. Modern
Industri I, Nambo Ilir, Kibin, Serang, Banten. Lokasi ini sangatlah strategis, selain kawasan ini
merupakan kawasan perindurtrian, kawasan ini didukung dengan tempat yang strategis
sehingga mempermudah dalam proses perindustrian. Daerah ini juga dekat dengan pabrik
supplier bahan baku tepatnya dari PT. Krakatau Steel yang terletak di Cilegon, Banten. Hal ini
sangat menguntungkan industri dan juga karena lokasi sangat dekat dengan jalan tol Serang-
Jakarta maka akan memudahkan industri untuk melakukan shipping. Jalan tol ini berakhir di
pelabuhan Merak sehingga akan mempermudah pendistribusian sampai ke Sumatra dan pulau
lainnya sehingga dapat memperluas pasar, khususnya di kawasan Indonesia Timur juga.
35
M
Pada pabrik terdapat beberapa bangunan yang dibangun untuk keperluan aktifitas produksi
dan manajemen. Pada Pabrik Utomo Steel terdiri dari : satu gedung produksi, satu gedung
penyimpanan, satu gedung raw material, satu gedung gedung maintenance, satu kantor, satu
gedung tempat pengujian, musholla, parkir motor karyawan dan parkiran kendaraan
perusahaan.
36
Gambar 4.4 Lay Out Pabrik Tampak Depan
38
BAB V
ANALISIS EKONOMI
ISBL
1. Biaya Tanah
Luas tanah yang diperlukan untuk pembangunan pabrik dan bangunan adalah sebesar
75.000 m2. Pabrik akan didirikan di kawasan Jl. Modern Industri I, Nambo Ilir, Kibin, Serang,
Banten 42185.
39
3 Bar Straightening 2
Rp. 37.062.504 ,00 Rp. 74.125.008,00 $ 5.128,78
Mill
4 Cooling Bed 1 Rp Rp.
$ 142.466,17
2.059.028.010,00 2.059.028.010,00
5 Alligator Metal 2
Rp. 133.836.820,00 Rp. 267.673.640,00 $ 18.520,60
Cutting
6 Bar Packing 2
Rp. 40.045.500,00 Rp. 80.091.000,00 $ 5.541,58
Machine
7 Cooling Tower 2 Rp. 200.000.000,00 Rp. 400.000.000,00 $ 27.676,39
8 Waste Gas 2
Rp. 330.000.000,00 Rp. 660.000.000,00 $ 45.666,05
Treatment
9 Hydro 6
Mechanical Rp. 85.000.000,00 Rp. 510.000.000,00 $ 35.287,40
Descaling
10 Rotary Pump 2 Rp. 43.000.000,00 Rp. 86.000.000,00 $ 5.950,42
11 Alat Uji Tarik 1 Rp. 43.000.000,00 Rp. 43.000.000,00 $ 2.975,21
12 Alat Uji Bending 1 Rp. 43.000.000,00 Rp. 43.000.000,00 $ 2.975,21
13 Alat Uji Hardness 1 Rp. 50.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 $ 3.459,55
14 Genset 2 Rp. Rp.
$ 439.977,17
3.179.440.000,00 6.358.880.000,00
15 Forklift 6 Rp. 144.520.000,00 Rp. 867.120.000,00 $ 59.996,89
16 Water Plant 2 Rp. 65.000.000,00 Rp 130.000.000,00 $ 8.994,83
17 Crane 4 Rp. 154.636.400,00 Rp. 618.545.600,00 $ 42.797,78
18 Compressor 2 Rp. 30.000.000,00 Rp. 60.000.000,00 $ 4.151,46
TOTAL Rp. $
30.987.519.278,00 2.206.382,67
40
10 CCTV 25 Rp. 1.900.000,00 Rp. 47.500.000,00 $ 3.287
11 Mobil 2 Rp. 150.000.000,00 Rp. 300.000.000,00 $ 20.758
12 Mobil Pick Up 2 Rp. 135.000.00,00 Rp. 270.000.000,00 $ 18.683
TOTAL Rp. 17.897.460.000 $ 1.274.340,3
4. Biaya Bangunan
Tabel 5.3 Biaya Bangunan
Jenis Bangunan Luas (m2)
Plant 160000
Gudang Raw Material 5600
Gudang Produk 8000
Kantor Utama 3000
Mushola 2140
Kantin 2140
Parkir Mobil 500
Parkir Motor 1000
Parker Kendaraan Pabrik 700
Gedung Maintenance 2400
Pos Satpam 10
Jalan dan Taman 1510
OSBL
Offside Cost (OSBL) termasuk biaya penambahan yang dilakukan pada infrastruktur
hingga mengakomodasi plant baru atau meningkatkan kapasitas dari plant yang sudah ada. Nilai
OSBL dapat diperkirakan sebesar 40% dari ISBL jika data tidak ada yang diketahui.
OSBL Cost = 40% x ISBL Cost
OSBL Cost = 0.4 x $ 24,202,159.2
OSBL Cost = $ 9,680,863.68
41
Biaya Contingency
Biaya Contingency merupakan budget tambahan jika terjadi perbedaan/variasi dari biaya
yang telah diestimasi.Estimasi minimum dapat ditambahkan dari 10% total ISBL dan OSBL.
Sehingga:
Contingency Cost = 10% x(ISBL+OSBL) Cost
Contingency Cost = 10 % x ($ 24,202,159.2+$ 9,680,863.68)
Contingency Cost = $ 3,388,302.29
Gaji Keryawan
Tabel 5.4 Gaji Karyawan
No Jabatan Jumlah Gaji/bulan Total
1 Dewan komisaris 1 Rp. 20.000.000,00 Rp. 20.000.000,00
2 Presiden Direktur 1 Rp. 30.000.000,00 Rp. 30.000.000,00
3 Sekretaris 2 Rp. 8.000.000,00 Rp. 16.000.000,00
4 Manajer
Human Resources
1 Rp. 10.000.000,00 Rp. 10.000.000,00
Department
Production Department 1 Rp. 10.000.000,00 Rp. 10.000.000,00
Marketing Department 1 Rp. 10.000.000,00 Rp. 10.000.000,00
Technical Department 1 Rp. 10.000.000,00 Rp. 10.000.000,00
Safety and Health 1 Rp. 10.000.000,00 Rp. 10.000.000,00
42
QC/QA 1 Rp. 10.000.000,00 Rp. 10.000.000,00
5 Supervisor
QC/QA 1 Rp. 8.000.000,00 Rp. 8.000.000,00
Production Department 2 Rp. 8.000.000,00 Rp. 16.000.000,00
Technical Department 2 Rp. 8.000.000,00 Rp. 16.000.000,00
Safety and Health 1 Rp. 8.000.000,00 Rp. 8.000.000,00
6 Staff
Human Resources
3 Rp. 6.000.000,00 Rp. 18.000.000,00
Department
Production Department 10 Rp. 6.000.000,00 Rp. 60.000.000,00
Marketing Department 4 Rp. 6.000.000,00 Rp. 24.000.000,00
Technical Department 10 Rp. 6.000.000,00 Rp. 60.000.000,00
QC/QA 3 Rp. 6.000.000,00 Rp. 18.000.000,00
Safety and Health 3 Rp. 6.000.000,00 Rp. 18.000.000,00
9 Supir 10 Rp. 3.200.000,00 Rp. 32.000.000,00
10 Keamanan 12 Rp. 3.300.000,00 Rp. 39.600.000,00
11 Pekerja Lapangan 111 Rp. 3.500.000,00 Rp. 388.500.000,00
12 Kebersihan 8 Rp. 3.200.000,00 Rp. 25.600.000,00
TOTAL 190 Rp. 199.200.000,00 Rp. 857.700.000,00
Sumber:Konsultasi dengan ahli (Senior HRD of Commodities and Energy Resources)
Dengan Kurs $ 1= Rp. 14.044,49- makan akan didapatkan total biaya untuk gaji karyawan
adalah
Karyawan merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan maka kesejahteraan
karyawan harus diperhatikan. Fasilitas yang diberikan pada karyawannya yaitu:
1. Gaji
Perusahaan memberikan gaji pada masing-masing karyawan sesuai dengan kemampuan
dan jabatannya masing-masing.Di samping gaji pokok, diberikan pula upah lembur di luar jam
kerja.
2. Tunjangan
Karyawan mendapat tunjangan trasnport, kesehatan, dan Tunjangan Hari Raya (THR).
3. ASTEK
Seluruh karyawan diikutkan dalam program ASTEK yang dapat memberikan jaminan
asuransi kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua.
4. Dana Pensiun
Dana ini diadakan oleh lembaga keuangan perusahaan.
5. Cuti
Setiap karyawan mempunyai hak cuti selama dua minggu dalam satu tahunnya.Akan
tetapi cuti tersebut tidak boleh diambil selama dua minggu berturut-turut .Cuti maksimum yang
diberikan adalah selama enam hari untuk setiap kesempatannya.
6. Ijin
43
Karyawan hanya akan mendapatkan ijin untuk alasan yang jelas, misalkan mendapatkan
tugas dari perusahaan atau kepentingan lainnya.
7. Pakaian Seragam
Untuk setiap karyawan diberikan seragam:
- Karyawan bagian staf : atasan putih dengan bawahan abu-abu/wearpack.
- Karyawan bagian operasional : atasan biru muda dengan bawahan biru/wearpack.
8. Training
Kesempatan ini didapatkan oleh karyawan berdasarkan kemampuan, prestasi, dan
loyalitasnya terhadap perusahaan dinilai baik.Training ini dimaksudkan untuk meningkatkan
wawasan dan kemampuannya dalam meningkatkan kemajuan perusahaan.
9. Antar Jemput Karyawan
Setiap harinya disediakan kendaraan antar jemput untuk karyawan perusahaan non
shift.Fasilitas ini diperoleh karyawan yang domisilinya dilewati rute antar jemput karyawan
wanita yang wajib lembur.
10. Koperasi Karyawan
Untuk sementara ini kegiatan koperasi tersebut masih terbatas pada simpan pinjam dan
penjualan barang kebutuhan sehari-hari.
11. Fasilitas Ibadah
Bagi karyawan yang beragama Islam disediakan fasilitas berupa mushola dan ijin
diberikan ijin untuk mengikuti shalat Jumat.
12. Sistem Informasi
Tersedia sistem informasi yang berfungsi sebagai alat komunikasi atau pemberitahuan
apabilasalah satu karyawan yang berada di lapangan dibutuhkan di instansi yang lain pada saat
tertentu. Sistem ini diadakan karena jarak antar instansi cukup jauh.
Maintenance
Biaya maintenance di Pabrik didapatkan dari 10% Inside Battery Limits atau nilai dari fixed
cost investment.
ISBL Cost = $ 24,202,159.2
Maintenance Cost = 3% x $ 24,202,159.2
Maintenance Cost = $ 726,064.776
Biaya Overhead
Untuk biaya overhead, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu plant overhead dan pajak dan asuransi.
Plant Overhead didapatkan dari 65% Biaya untuk Karyawan ditambahkan biaya untuk
maintenance.
Sedangkan, biaya pajak dan asuransi umumnya 10% dari Total Fixed Capital Cost.
44
Total Fixed Cost
Gaji Karyawan = $ 732.842,56
Maintenance Cost = $ 726,064.776
Plant Overhead Cost = $ 948,289.771
Tax and Assurance Cost = $ 4,065,962.75
TOTAL = $ 6,473,159.86
1. Raw Materials
Tabel 5.5 Raw Material
Unit/Unit $/Unit
Materials Supplier Unit Unit/Year Price $/Year
Product Price
Billet Krakatau Steel MT 1 340.000 $ 480 $ 163,200,000
Total $ 163,200,000
2. Utilities
Biaya untuk utilities terdiri dari:
1. Listrik
2. Fuel (Natural Gas) 78.822.382,016824 kwh
3. Cooling Water
Tabel 5.6 Utilites
No Utility Area / Equipment Quantity Unit
Reheating Furnace 23760000 KWh/year
Hot Rolling Mill 475200 KWh/year
Bar Straightening Mill 118800 KWh/year
Cooling Bed 118800 KWh/year
Alligator Metal Cutting 34848 KWh/year
Bar Packing Machine 79200 KWh/year
Waste Gas Treatment 31680 KWh/year
1 Electricity Alat Uji Tarik 11880 KWh/year
Alat Uji Bending 11880 KWh/year
Alat Uji Hardness 11880 KWh/year
Compressor 2534400 KWh/year
AC 495000 KWh/year
Komputer 57420 KWh/year
Printer 475.2 KWh/year
Mesin fotocopy 20592 KWh/year
45
CCTV 1782 KWh/year
Plant 37620 KWh/year
Gudang Raw material 1504.8 KWh/year
Mushola 601.92 KWh/year
Kantin 601.92 KWh/year
Kantor 3009.6 KWh/year
Gudang Produk 1504.8 KWh/year
Gedung Maintenance 1504.8 KWh/year
Pos Satpam 451.44 KWh/year
2. Water Cooler 14.4 MT
Process 619.954 MT
Others 4.63 MT
3. Gas Fuel LNG 798,178 mmBTU
V.2.3 Pendapatan
Dalam pendapatan didapatkan dari penjualan produk saja dan tidak ada byproducts yang
dapat menjadi pemasukan.
V.2.4 Keuntungan
Cash Cost of Production (CCOP) merupakan jumlah dari biaya fixed dan variable produksi:
CCOP = VCOP + FCOP
46
CCOP = $ 171,701,351+ $ 6,473,159.86
CCOP = $ 178,174,511
yang mana VCOP = jumlah biaya produksi variable dikurangi oleh pendapatan by-product
FCOP = jumlah biaya produksi fixed
Biaya di sini merupakan biaya pembuatan produk dan bukan biaya dari capital
investatment.
Dari total pendapatan dan biaya total produksi barang bisa didapatkan gross profit dari
perusahaan.
Gross Profit = Main Product Revenue – CCOP
Gross Profit = $ 197,200,000- $ 178,174,511
Gross Profit = $ 19,025,489
Net profit bisa didapatkan dari:
Net Profit = Gross Profit-tax
Net Profit = $ 19,025,489 - (25% x $ 19,025,489)
Net Profit = $ 14,269,116.8
V.2.5 Analisis Feasibility
a. ROI (Rate of Investment)
Salah satu cara yang paling umum dalam menganalisis keuntungan dari suatu pabrik
adalah percent return in investment yaitu laju keuntungan tiap tahun yang dapat
mengembalikan modal yang diiinvestasi.
ROI 10 Tahun = Gross Income 10 tahun / (10 x (Fixed Capital Investment + Working
Capital Investment))
= $ 52,912,670.42 / $ 435,137,092.3
= 12,16 %
ROI 15 Tahun = Gross Income 15 tahun / (15 x (Fixed Capital Investment + Working
Capital Investment))
= $ 93,271,635.73 / $ 652,705,638.45
= 14,29%
b. Simple Payback Period
SPB atau Simple Payback Period adalah waktu tutup modal, waktu yang digunakan
oleh pabrik untuk menutup biaya CAPEX (Capital Expenditure) dengan cashflow
tahunan. Hari kerja dalam satu tahun diasumsikan 334 hari
Untuk menutup segala biaya awal dari pabrik diperlukan 5.5 tahun atau 1980 hari kerja.
47
V.4 Break Event Point
Perhitungan pengembalian modal, dihitung dari akumulasi modal, dan berdasarkan
perhitungan pada lampiran diperoleh waktu pengembalian modal adalah 5.5 tahun.
48
BAB VI
PERAN INSINYUR TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
Seorang insinyur teknik material dan metalurgi memiliki peranan yang penting di
perusahaan ini, diantaranya ada beberapa divisi yang dipegang oleh insinyur teknik material
dan metalurgi sehingga serangkaian proses manufaktur mulai dari pemilihan material hingga
produk jadi dapat sesuai dengan perencanaan industri. Adapun divisi tersebut diantaranya :
V.1 Divisi Teknologi Material dan Proses
Salah satu faktor yang penting untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan
efisiensi biaya yaitu salah satunya terkait dengan pemilihan material dan standarisasi proses.
Oleh karena itu, divisi ini menjadi titik awal dari proses manufaktur di perusahaan ini. Berikut
merupakan tugas dari manager teknologi material dan proses di perusahaan ini :
1. Bertanggung jawab atas pemilihan raw material yang digunakan dalam proses.
2. Membuat dokumen standarisasi spesifikasi raw material sesuai dengan kualitas yang
ditetapkan perusahaa.
3. Membuat dokumen standarisasi spesifikasi proses yang diterapkan terhadap setiap raw
material.
4. Membuat laporan secara berkala terkait setiap raw material yang diterima oleh perusahaan.
5. Bertanggung jawab terhadap kualitas raw material yang digunakan dalam proses produksi.
6. Bertanggung jawab terhadap permasalahan yang mungkin terjadi sehubungan dengan
pemilihan material.
7. Bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan dalam seleksi material sesuai bidang
keahlian karyawan.
8. Membuat laporan berkala mengenai kinerja karyawan.
V.2. Divisi Produksi dan Teknologi
Divisi produksi bertugas menyempurnakan organisasi, prosedur dan sistem kerja guna
pencapaian dalam semua aspek. Sebagai salah satu posisi yang penting dan strategis di
perusahaan, tanggung jawab dan tugas yang diemban seorang manager produksi tentulah sangat
besar terutama dalam permasalahan produksi perusahaan. Berikut ini kami sampaikan tugas
manager produksi pada pembuatan baja tulangan:
3. Membuat perencanaan dan jadwal proses produksi.
4. Mengawasi proses produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat.
5. Bertanggung jawab mengatur manajemen gudang agar tidak terjadi kelebihan atau
kekurangan persediaan bahan baku, bahan penolong maupuan produk yang sudah jadi di
gudang.
49
6. Bertanggung jawab mengatur manajemen alat agar fasilitas produksi berfungsi
sebagaimana mestinya dan beroperasi dengan lancar.
7. Membuat laporan secara berkala mengenai kegiatan di bagiannya.
8. Bertanggung jawab pada peningkatan ketrampilan dan keahlian karyawan yang berada di
bawah tanggung jawabnya.
9. Memberikan penilaian dan sanksi jika karyawan di bawah tanggung jawabnya melakukan
kesalahan dan pelanggaran.
10. Berinovasi dalam pengerjaan produksi dan memberikan masukan pada perusahaan yang
berkaitan dengan bagian produksi.
V.3. Divisi Quality Control
Setiap perusahaan pasti ingin menghasilkan produk yang baik dan berkualitas, disini peran
seorang quality control jelas terlihat. Kualitas produksi suatu perusahaan tergantung dari jasa
karyawan di bidang ini yaitu quality control. Untuk tujuan ini, mereka memempekerjakan staff
quality control dalam organisasi tersebut. Tugas seorang quality control adalah sebagai berikut:
1. Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.
2. Bertanggung jawab untuk memperoleh kualitas dalam produk dan jasa perusahaannya.
3. Tugas utama Quality Control tetap sama di semua industri Namun, metode untuk
menentukan kualitas suatu produk bervariasi setiap perusahaan.
4. Dalam produk material, QC harus memverifikasi kualitas produk dengan bantuan
parameter
seperti berat badan, tekstur dan sifat fisik lain dari perusahaan.
5. Dalam industri mekanik QC menjamin kualitas setiap bagian secara individual. Demikian
juga, untuk setiap industri metode ini bervariasi setiap produk.
6. QC memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk.
7. Memastikan kualitas barang yang dibeli serta barang jadi.
8. Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah.
9. Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada produk dari
sebuah perusahaan.
10. QC harus memastikan produk dari standar perusahaan memenuhi mutu ISO seperti 9001,
ISO 9002 dll
11. Menjaga checklist proses inspeksi dan protokol yang digunakan dalam suatu perusahaan.
V.4. Divisi Research and Development
Dalam perubahan pasar yang sedemikian cepat, hal yang terpenting untuk
mengimbanginya adalah untuk terus berkembang. Sebagai seorang insinyur teknik material dan
metalurgi, dapat berperan dalam divisi R&D. Divisi ini memainkan peranan utama dalam
50
menciptakan gebrakan inovasi yang disesuaikan dengan pasar. Pada divisi ini memiliki
tanggung jawab untuk kegiatan perencanaan, penelitian dan informasi yang merupakan
prasyarat penting untuk merumuskan kebijakan yang koheren. Divisi ini memberikan saran
serta dukungan pada semua hal yang berkaitan dengan perumusan rancangan kebijakan jangka
panjang. Adapun tugas seorang research and development sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab untuk segala aktivitas riset dan pengembangan di perusahaan.
2. Bertanggung jawab untuk memastikan kualitas performansi dalam perusahaan sesuai
dengan
standar yang telah ditetapkan perusahaan.
3. Bertanggung jawab mengelola sejumlah dana tertentu yang telah dianggarkan
perusahaan untuk riset dan pengembangan.
4. Melakukan berbagai penelitian dan inovasi produk yang telah ada agar sesuai dengan
keinginan pasar, bahkan jika perlu mengeluarkan produk baru demi kesinambungan
bisnis.
5. Memberikan masukan tentang produk baru yang mungkin bisa diproduksi oleh
perusahaan
berdasarkan data pengamatan terhadap kebutuhan masyarakat.
V.5. Divisi Inspection and Corrosion Engineer
Divisi ini sangat diperlukan untuk melakukan evaluasi secara periodik terhadap seluruh
komponen yang digunakan perusahaan selama produksi. Seorang inspection engineer harus
memiliki skill dan kompetensi dibidangnya agar dapat menjalankan program inspeksi secara
efektif dan efisien. Beberapa tugas seorang inspection engineer adalah:
1. Melaksanakan seluruh program kegiatan pemeliharaan dan perawatan unit mesin utama
dan mesin pendukung.
2. Mengawasi dan mengendalikan seluruh aspek pelaksanaan perawatan dan perbaikan
unit mesin pengolahan termasuk pengawasan dan pengendalian waktu dan biaya dengan
tetap memperhatikan aspek teknis (kehandalan & lifetime).
3. Mengawasi pengoperasian seluruh mesin pengolahan dengan tetap memperhatikan
perlakuan yang baik dan benar agar diperoleh efisiensi mesin yang optimal dengan tetap
memperhatikan standar perlakuan yang telah ditentukan.
4. Merencanakan program inspeksi untuk semua fasilitas produksi dengan memperhatikan
aspek beban operasi mesin, jam operasi mesin, umur pakai mesin, dan frekwensi
perawatan mesin.
5. Membuat dan mengimplementasikan program RBI (Risk Based Inspection).
Kemudian untuk tugas seorang corrosion engineer di perusahaan kami memiliki beberapa
51
peranan penting diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bertugas merancang dan memantau pengendalian korosi untuk menjaga kualitas proses
yang dijalankan dan juga mencegah dampak biaya berlebih akibat dampak korosi.
2. Meninjau setiap desain manufaktur dan fabrikasi telah sesuai dengan standar NACE RP
0178 (standard fabrication manufacture)
3. Memiliki wewenang untuk berkoordinasi secara langsung dengan divisi material dan
proses serta divisi produksi terkait pengadaan material guna mencegah dampak
berkelanjutan dari korosi.
4. Membuat laporan berkala terkait kondisi di lapangan sesuai dengan standar
internasional.
52
ii