Anda di halaman 1dari 45

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji peristiwa-
peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang yang terbatas. Meski terbatas,
namun cakupannya di atmosfer permukaan bumi.Karena di seluruh
permukaan bumi pasti terdapat fenomena cuaca.
Begitupun Klimatologi yang cakupan ruang dan waktunya lebih luas
dari Meteorologi, faktanya terjadi di seluruh permukaan bumi.Ini artinya
tidak ada sedikitpun bagian di permukaan bumi yang tidak mengalami
fenomena hingga dinamika cuaca dan iklim.
Meskipun pada hakekatnya cuaca dan iklim di berbagai tempat itu
berbeda. Indonesia yang beriklim tropis berbeda dengan Jepang yang
beriklim Subtropis. lklim merupakan rata-rata dari cuaca. Sehingga
mempelajari iklim tidak lepas dari mempelajari cuaca.
Melihat kenyataan bahwa iklim dan cuaca tidak lepas dari kehidupan
manusia, maka Meteorologi dan Klimatologi amatlah penting bagi
kelangsungan hidup manusia dan banyak sekali manfaat yang kita dapat
setelah kita mengkaji ilmu ini. Selain untuk kemajuan di bidang pendidikan,
Ilmu ini juga berfungsi sebagai pedoman di berbagai bidang kehidupan,
seperti bidang pertanian, transportasi, komunikasi, dan berbagai bidang
lainnya.
Pelaksanaan praktikum di wilayah Sukawana, Bandung merupakan
salah satu aplikasi dari teori-teori mengenai hubungan gejala cuaca dengan
ketinggian tempat dalam dinamika cuaca khususnya di daerah sukawana,
walaupun waktu penelitian hanya sekitar tujuh jam, namun kami berusaha
untuk mengkorelasaikan teori-teori yang ada dengan keadaan yang
sebenarnya di lapangan.

1
B. Tujuan Penelitian
Praktikum di Sukawana, Kabupaten Bandung kali ini mempunyai beberapa
tujuan yang sangat penting untuk memantapkan ilmu kita dalam mempelajari
Meteorologi dan Klimatologi,seperti:
1. Untuk mengetahui temperature udara di sekitar areal Sukawana .
2. Untuk mengetahui kelembapan di Cipaku Saffana View,Bandung.
3. Untuk membuktikan teori antara hubungan suhu udara dengan
ketinggian tempat.
4. Untuk mengetahui hubungan antara kelembapan udara dengan
temperature udara.
5. Untuk mengetahui hubungan antara temperature udara dengan
waktu.
C. Manfaat Penelitian
Banyak manfaat yang dapat diambil dari praktikum Meteorologi dan
Klimatologi di daerah Sukawana dan Cipaku Saffana View yang merupakan
penerapan dari ilmu mata kuliah ini sdehingga kita dapat lebih paham
tentang gejala dan dinamika cuaca yang sebenarnya.Manfat Praktikum ini tak
lepas dari tujuan penulisan ini yaitu sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui tentang unsur dan kontrol cuaca dan iklim.
2. Dapat mengolah data-data mengenai dinamika gejala tersebut.
3. Dapat mengetahui bagaimana keadaan cuaca pada wilayah tersebut.
4. Dapat mengetahui apa pengaruh ketiggian terhadap suhu udara.
5. Memberikan beberapa informasi yang diperlukan dalam dinamika
cuaca.

2
STUDI LITERATURE

A. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim


1. Pengertian cuaca dan iklim
Cuaca adalah gejala udara di suatu tempat pada waktu-waktu tertentu dalam
jangka waktu yang pendek.Jadi,pengertian itu menunjukkan bahwa cuaca
sifatnya berubah-ubah di suatu tempat pada waktu yang berbeda.
Iklim adalah keadaan rata-rata dari cuaca dalam jangka waktu yang relative
lama.Untuk menentukan keadaan iklim di suatu wilayah,biasanya dengan
merata-ratakan cuaca selam 30 tahun.
2. Unsur-unsur cuaca
Unsur-unsur cuaca meliputi penyinaran panas matahari,suhu udara, tekanan
udara,kelembaban udara,angina wan dan hujan.Ketujuh unsur cuaca tersebut
membentuk kerja gabungan.Satu dengan yang lainnya saling berkait,saling
mempengaruhi,dan saling ketergantungan.
a. Penyinaran panas matahari (radiasi matahari)
Penyinaran matahari merupakan energi panas yang menimbulkan perubahan
suhu,tekanan udara,dan kelembaban di muka bumi.
b. Suhu udara ( Tekanan udara )
Dalam pembicaraan sehari-hari,temperatur (suhu) digunakan untuk
pendataan dingin, panas atau hangat. Di dalam kamus Webster, temperatur
adalah ukuran relative tentang panas dan dinginnya suatu benda.
Kata relative menunjukkan kebutuhan akan skala yang diperlukan untuk
menyatakan temperatur.Kata panas dan dinginnya suatu benda sulit untuk
didefinisiksan. Temperatur merupakan ukuran intensitas panas,bukan kuantitas
(jumlah). Temperatur diukur dengan thermometer.
Fluktuasi (turun naik) temperatur harian tergantung dari radiasi matahari
yang diterima dan yang dilepaskan oleh bumi.
Suhu (temperatur) diukur dengan thermometer ini biasanya digunakan
thermometer maksimum dan minimum.Pengukuran dilakukan setiap hari selama
24 jam. Temperatur udara rata-rata harian dari setiap bulan dijadikan

3
temperature maksimum dan minimum bulanan.Garis yang menghubungkan
tempat-tempat yang sama temperaturnya di dalam peta disebut isotherm.
c. Tekanan udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara karena beratnya kepada
setiap bidang datar pada permukaan bumi seluas 1 meter kubik sampai batas
atmosfer.
Semakin tinggi tempat berarti semakin rendah tekanan udaranya karena
kerapatan udaranya makin kecil. Pada lapisan bawah atmosfer.Kecepatan
penurunan udara adalah 1 mmHg sampai naik 11 m.Satuan ukuran tekanan
udara adalah milibar.
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara
1) Lintang Bumi
 Pada garis lintang sepanjang daerah khatulistiwa (0°-23° LU/LS) mempunyai
temperatur tinggi dan tekanan yang rendah (dol drum).
 Pada lintang antara 25°-35° LU/LS terdapat lingkaran bertekanan tinggi.
 Di tengah antara 60°-70 LU/LS terdapat lingkaran tekanan rendah (sub polar).
Pada lintang kutub dingin (cold pole latitude) merupakan daerah yang terus
menerus bertekanan tinggi antara 70°-90° LU/LS.
2) Sebaran lautan dan daratan
 Pada musim dingin,dataran relative lebih dingin dan mempunyai tendensi
didaratan membentuk pusat tekanan tinggi,sedangkan di lautan bertekanan
rendah.
 Pada musim panas,daratan lebih panas daripada lautan sehingga yang di
daratan merpakan pusat tekanan rendah,sedangkan dilautan bertekanan
tinggi.
B. Variasi tekanan udara periodik
Perubahan tekanan udara harian yang terjadi menunjukan adanya dua kali
tekanan maximum dan dua kali minimum selama sehari semalam.Takanan maximum
terjadi pada pukul 10.00 dan pukul 22.00.Sedangkan tekanan minimum terjadi pada
pukul 04.00 dan pada pukul 16.00.Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya radiasi
matahari.

4
Alat pengukur tekanan udara yaitu Barometer.Dimana macam-macam
barometer itu diantaranya adalah barometer air raksa,barometer
aneroid,barograph,dan barometer hampa udara.
d. Kelembapan Udara (Basah Udara)
Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terdapat di dalam
udara.Jumlahnya kecil yaitu 2% dari jumlah massa di atmosfer.Namun mempunyai
peranan yang sangat penting bagi cuaca dan iklim.
Hal-hal ynag berkaitan dengan kelembapan udara,yaitu :
1.) Kapasitas udara
Kapasitas udara adalah jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh
udara pada suatu temperature.Kapasitas udara tergantung dari suhu (temperatur).
Semakin tinggi temperature,maka semakin renggang udaranya dan semakin banyak
uap air yang dikandungnya,maka semakin rendah suhunya karena sedikit uap air
yang dapat dikandungnya. Kapasitas udara dapat dicapai bila udaranya jenuh dengan
uap air.
2.) Kejenuhan udara
Kejenuhan udara dapat terjadi karena:
a. Bertambahnya uap air di udara melalui penguapan di suatu sumber,hal ini
terjadi bila kapasitas udara tetap.
b. Jika temperature turun berarti kapasitas udara turun.
3.) Titik embun dan kondensasi
Jika udara yang tidak jenuh diturunkan temperaturnya maka kapasitas
udaranya akan turun dan bila udaranya jenuh (banyak uap) maka akan mencapai
titik embun (dew point) bila penurunannya sampai di bawah 0 °C maka akan terjadi
kristal-kristal es.
4.) Ukuran kelembaban udara
a) Tekanan uap
b) Kelembapan spesifik
c) Kelembapan absolute
d) Kelembapan relatif atau nisbi
5.) Variasi kelembapan

5
Variasi tahunan kelembapan spesifik adalah kelembapan tertinggi pada
musim panas dalam kelembapan terendah pada musim dingin. Variasi harian
kelembapan relatif,pada umumnya berlawanan dengan temperatur. Kelembapan
relatif maksimum, yaitu menjelang pagi sedangkan kelembapan relatif minimum
pada waktu sore hari.
6.) Alat-alat pengukur kelembapan udara
Alat pengukur kelembapan udara adalah hygrometer atau psychometer.
Yang diukur dari kelembapan udara itu adalah kelembapan nisbi yang dinyatakan
dalam persen dan suhu dari thermometer kering dan thermometer basah (ujung
thermometer dibasahi).
e) Macam-macam Angin
Menurut sistemnya:
1) Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah
subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa).
a) Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara.
b) Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena
temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut
dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin
passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT).
DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan
massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan.
Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
2) Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di
daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat.Di belahan
bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi
Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut.Pada daerah sekitar lintang
20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal
sebagai angin yang kering.Angin kering ini menyerap uap air di udara dan
permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya

6
gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia.

Di daerah Subtropik (30o – 40o LU/LS) terdapat daerah “teduh


subtropik”yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin.
Sedangkan di daerah ekuator antara
10o LU - 10o LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh
ekuator” atau “daerah doldrum”

Gambar Sirkulasi Angin.


3) Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan
Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan
sebagai angin Barat.Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak
begitu terasa karena hambatan dari benua.Di belahan bumi Selatan
pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60°
LS.Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-
pelaut disebut roaring forties.
4) Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan
tekanan udara maksimum.Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah
minimum subpolar (60°LU/LS).
Angin ini disebut Angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin karena
berasal dari daerah kutub.
5) Angin Muson (Monsun)
Angin muson ialah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap
setengah tahun.Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin

7
darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang
basah.
Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan,
sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari
dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara
rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara
tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke
benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur
Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi
Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di
Indonesia terjadi Musim Penghujan.

Musim penghujan meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia, hanya saja


persebarannya tidak merata. Makin ke Timur curah hujan makin
berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.

Pada bulan April – Oktober, matahari berada di belahan langit Utara,


sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di
Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di Australia
terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya
angin dari Australia menuju Asia. Di Indonesia, terjadi angin musim timur
di belahan bumi Selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi
Utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak
banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di Indonesia
terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatera, Sulawesi
Tenggara, dan pantai Selatan Irian Jaya. Lihat gambar 7. Antara kedua
musim tersebut ada musim yang disebut Musim Pancaroba (Peralihan),
yaitu:
Musim Kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke
musim kemarau, dan Musim Labuh yang merupakan peralihan musim
kemarau ke musim penghujan.

8
Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin
tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan
lebat.

 Angin Lokal

Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat) yaitu
sebagai berikut:
1. Angin darat dan angin laut
Angin ini terjadi di daerah pantai. Pada siang hari daratan lebih cepat menerima
panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat, disebut angin
laut .Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas
dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan
bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut, disebut angin darat.
2. Angin lembah dan angin gunung

Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat
panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas),
maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah.
Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin
gunung.
3. Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas

Angin Jatuh atau Fohn ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di
lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan
nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan
(Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).

Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor:

1) Gradient barometric

2) Rotasi bumi

3) Kekuatan yang menahan (rintangan)

f) AWAN
Awan yaitu kumpulan titik-titik air atau kristal es yang melayang-layangdi

9
atmosfer dan terjadinya karena kondensasi(Perubahan dari uap air menjadi
air).Berdasarkan persetujuan internasional,awan diklasifikasikan kedalam empat
golongan,yaitu:

1.Awan tinggi,ketinggiannya diatas 6000 meter.

a. Cirrus(Ci), awan halus,struktur berserat seperti bulu burung,seperti pita


yang melengkung.

b. Cirrosumulus(Cc),bentuknya seperti gerombolan domba,kadang-kadang


ada bayangan atau tidak ada bayangan.

c. Cirrostratus(Cs), seperti kelambu, putih, Halus, menutup seluruh angkasa,


Berwarna pucat dan menimbulkan lingkaran pada tepi matahari atau bulan.

2.Awan sedang,Ketinggiannya antara 2000-6000 meter.

a. Alto cumulus(Ac),seperti bola-bola tebal putih dan pucat,sebagian


berwarna kelabu.

b. Altostratus(As),seperti selendang tebal bagian yang menghadap matahari


atau bulan tampak lebi terang

3.Awan Rendah,ketinggiannya antara 0-2000 meter.

a. Stratocumulus (Sc)seperti gelombang,sering menutup angkasa,seperti


gelombang lautan.di awan ini langit tampak berwarna biru.

b. Stratus(St),awan melebar seperti kabut,tetapi tidak sampai kepermukaan


tanah.

4.Awan dengan perkembangan vertical,batas terendah 500-2000 meter dan


puncaknya sampai 10000 meter.

a.Nimbostratus(Ns),awannya tebal,bentuknya tidak teratur,menimbulkan banyak


hujan.

10
b.Cumulus(Cu),awannya tebal,dasar horizontal puncak awan bermacam-
macam.Terbentuk dari udara yang naik pada siang hari.bagian yang berhadapan
dengan matahari kelihatan terang.

c.Culumunimbus (Cb), volume awan besar, berebentuk menara, gunung dan


puncaknya meleber.dapat menimbulkan hujan dengan kilat dan Guntur .

awan terdiri dari udara yang mengandung uap air dengan temperatur yang
tinggi,kemudian terjadi penurunan hingga mencapai titik kondensasi. Selanjutnya,
temperatur menurun terus dan melampaui titik kondensasi.

g) HUJAN ATAU PRESIFITASI

Hujan atau presifitasi adalahperistiwa jatuhnya butir-butir air dari angkasa


kepermukaan bumi dalam bentuk cair,padat atau gas.terjadinya hujan selalu
didahului oleh proses kondensasi.butir-butir air itu akan berkumpul menjadi bentuk
yang lebih besardan lebih berat.Kumpulan butir air itu disebut awan.Jika awan yang
terbentuk diangkasa it uterus naik,butir-butir air halus berubah menjadi butir-butir
air yang besar dan akhirnya jatuh ke bumi berupa air hujan.

Curah hujan adalah jumlah air yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu.alat untuk mengukur banyaknya curah hujan di seut rain gauge dan di ukur
dalam harian,bulanan,dan tahunan.

curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia Indonesia di pengaruhi oleh


beberapa factor antara lain:

 Bentuk medan/topografi

 Arah lerang medan


 Arah angin yang sejajar dengan garis pantai
 Jarak perjalanan angin di atas medan datar

Klasifikasi hujan

a.berdasarkan bentuk curah hujan dibedakan sebagai berikut

11
 Hujan(Rain)adalah hujan yang curahannya berbentuk cair.dan berdiameter
0.5-4.0 mm.hujan ini dapat dibagi lagi menjadi hujan halus,hujan rintik-
rintik,dan hujan lebat.perbedaannya hanya pada ukuran butir-butirnya
saja.hujan lebat turun hanya sebentar dan jatuh dari awan cumulonimbus.
 Salju(snow),terjadi karena sublimasi uap air pada temperature di bawah titik
beku.bantuk dasar salju adalah hexagonal,tetapi itupun tergantung dari suhu
dan cepatnya sublimasi(perubahan dari uap menjadi padat.
 Hujan es(hail stone),terdiri dari butir-butir es yang kecildan
bulat,berdiameter antara 5-50 mm.dan dapat mencapai sebesar
kalereng.hujan es jatuh pada waktu hujan Guntur dari awan
cumulonimbus.Biasanya,terjadi pada waktu awal musim penghujan atau
pada akhir musim kemarau yang panjang.

b.berdasarkan proses terjadinya dibedakan sebagai berikut

 Hujan konveksi, terjadi karena udara yang panas dari permukaan bumi naik
dan berkembang menjadi dingin hingga mencapai titik kondensasi.kodensasi
adalah perubahan langsung dari uap air menjadi cair.
 Hujan Orografis, terjadi apabila udara yang bergerak horizontal membentuk
lereng pegunungan,sehingga udara itu naik. Usara yang mengandung uap air
itu naik kepegunungan.suhunya akan turun dan berubah menjadi awan,lalu
terjadilah hujan yang cukup lebat.
 Hujan frontal, terjadi karena udara yang panas naik dan bertemu dengan
udara dingin dan terjadi di daerah luas.udara panas yang lebih banyak
mengandung uap air berada di atas udara dingin,sehingga terbentuklah
awan.Karena awan itu berada diatas udara dingin maka terjadilah kondensasi
dan hujan frontal.hujan ini banyak terjadi di daerah lintang pertengahan
karena di tiap-tiap tempatsuhunya sangat berbeda-beda.
 Hujan zenithal,terjadi didaerah equator disebabkan oleh angin pasat dari
maksimum subtropik menuju minimum tropic,lalu naik membentuk awan
dan turunlah hujan zenithal.
B. Dinamika Cuaca dan Iklim

12
1. Cara kerja pesawat cuaca
Pesawat-pesawat meteorologi dapat bekerja secara alami, artinya
dapat mengukur gejala-gejala cuaca apabila peasawat-pesawat tersebut
dipergunakan secara tepat. Banyak faktor yang mengurangi ketepatan kerja
pesawat meteorology. Pertama factor alam itu sendiri, kedua factor bentuk
dan wujud benda (padat, cair dan gas) dan ketiga factor manusia yang
mengamati gejala kerja pesawat itu.
Pesawat-pesawat tersebut harus bebas dari pengaruh langsung
pemantulan panas dari penyinaran matahari. Kebanyakan sangkar cuaca itu
ditempatkan di lapangan terbuka, datar, bervegetasi rumput pendek dan di
cat putih. Alat atau pesawat apakah yang di tempatkan dalam sangkar cuaca
itu.Dalam sangkar cuaca dapat ditempatkan:
a. Barograf dan Barometer
Pesawat barograf terdiri dari
kotak-kotak logam yang hampa
udara.Sebanyak kotak logam
disusun, sebanyak itu pula
kepekaannya akan tekanan udara.
Kemudian dari kotak-kotak logam itu dibuat sumbu pengatur yang
membuat pena bergerak naik turun, sedangkan gerak mendatarnya
ditentukan oleh silinder
chronometer.
Barometer mempunyai dua
skala, yaitu skala pada lingkaran
luar menunjukkan tekanan udara
dalam satuan milibar (mb).
Sedangkan pada lingkaran dalam memakai satuan air raksa (mmHg).
Alat ini dapat bekerja pada range 920-1065 (mb) atau 690-800
(mmHg).
Cara membuat prediksi gejala cuaca dengan barometer, yaitu:
1. letakkan pointer pada posisi suatu tekanan di suatu waktu
dan tempat tertentu.

13
2. kemudian (beberapa jam setelah itu) jika jarum barometer
dari pointer, maka di ramalkan cuaca menuju ke keadaan buruk
(mendung,angin kencang, banyak halilintar atau kecenderungan akan
hujan). Sebaliknya jika jarum tersebut bergeser mengecil dari pointer,
maka keadaan cuaca akan cerah.
b. Thermometer
Thermometer adalah alat
pengukur suhu, terdapat beberapa jenis
skala yang dipakai dalam thermometer
seperti skala Celsius, Fahrenheit, dan
skala Kelvin. Thermometer saat ini telah
mengalami beberapa variasi menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat, seperti adanya thermometer digital.
c. Pshycometer Assmann
Pshycometer assman terdiri dari
sebuah thermometer kering (dry) dan
thermometer bola basah (wet). Kedua buah
thermometer tersebut memakai skala
centigrade. Prinsip kerja alat ini didasarkan
pada proses fisika bahwa lengan nisbi itu
adalah fungsi suhu dan tekanan uap air yang terkandung dalam udara
LN=f (suhu, tekanan udara, dan air)
d. Anemometer
Kombinasi anemometer dan
electronik polyrecord keduanya adalah
pesawat yang mencatat kecepatan dan
arah angin. Kedua pesawat ini adalah
penerima gejala angin, sedangkan alat
penangkap gejala angin adalah alat tersendiri. Alat terakhir ini kita
namakan alat penerus (transmitter), sedangkan yang pertama kita
namakan penerima (receiver).

14
Transmitter ditempatkan di tempat terbuka, yang terdiri dari tiang mangkok,
baling mangkok, magnet, kipas arah angin dan kabel penerus.
e. Termograf
Termograf terdiri dari
sebuah jam yang dapat
bekerja untuk 1
minggu.Silinder bergerak
seperti jarum jam.Pada
silinder ini dilekatkan kertas
termogram yang ditulis pena untuk satu minggu. Pena penulis
dapat naik turun dan mendatar, yang prinsipnya ditentukan
oleh jam silinder dan batngan logam yang berkembang apabila
suhu naik dan mengerut apabila mendingin.
f. Higrograf
Higrograf ini terdiri dari : silinder,
chronometer, batang penulis (pena),
sumbu pengatur, seutas rambut dan
kotak pelindung.
Naik turunnya pena dan gerak mendatarnya
ditentukan oleh silinder chronometer dan oleh
serat rambut. Apabila udara ini lembab, maka rambut memanjang diteruskan oleh
sumbu pengatur kebatang pena kemudian pena bergerak naik.sebaliknya, jika udara
mongering,rambut itu mengerut, lalu pena turun.
g. Pluviograf (rain gauge)
Rain
gauge atau
pluviograf terdiri
dari silinder
chronometer
yang dapt
berputar untuk
seminggu, kabel masukan (input) yang berhubungan

15
dengan DC (baterai kering 3 volt), sumbu pengatur
pena, pena dan kertas catatan hujan (pluviogram).
Alat ini terbagi dari 2 bagian,pertama kita namakan Recever (alat penerima
hujan) yang diempatkan dilapang terbuka, dan yang kedua dinamakan Rain gauge
atau pluviograf adalah alat yang dapat mencatat sendiri tentang endapan hujan dan
ditempatkan diruang terlindung.
h. Termometer Maksima

Termometer maksima digunakan untuk


mengukur suhu tertinggi dalam satu periode
pengamatan atau eksperimen. Termometer ini
terdiri dari batangan kaca dengan skala
celcius,diisi dengan air
Raksa (mercury) dan batang logam pointer. Ujung pointer menunjukkan angka
beberapa derajat, suhu tertinggi dalam satu periode pengamatan itu (hari, minggu
dan bulan). Ketepatannya bergantung pada cara pembacaan skala. Hal ini
dipengaruhi oleh sipengamat (bias dan sebagainya) oleh karena itu pembacaan harus
cermat, berulang, dan hati-hati karena air raksa berubah oleh panas badan atau
tangan si pengamat. Termometer minima digunakan untuk mengukur suhu terendah
dalam satu jangka periode pengamatan. Alat ini diisi dengan alcohol yang peka akan
penurunan suhu. Didalamnya ada logam pointer untuk menunjukkan suhu terendah
saat tertentu. Ketetpatannya dipengaruhi seperti tersebut di atas.
2. Pengolahan data cuaca
Data hasil recording dapat dikumpulkan secara kesinambungan. Seperti telah
sebutka diatas data tersebut diantaranya suhu, kelengasan, penyinaran matahari,
angin dan hujan. Sangat penting tentunya mengolah data cuaca, karena kita dapat
menentukan gejala-gajala cuaca yang rutin terjadi seperti adanya kegiatan pertanian

16
yang menggunakan data-data cuaca sebagai patokan musim tanam, tentunya
pertanian yang menggunakan pengolahan data cuaca sebagai patokan merupakan
pertanian yang modern.
1. Suhu Udara
Suhu udara dapat dijadikan cirri daerah atau sifat region.menurut penelitian
para ahli,cirri khas iklim tropika adalah:
”Suhu udara dalam bulan yang sedingin-dinginnya,jika dijabarkan dengan
permukaan laut adalah tidak kurang dari 18°C”,
“Habitat vegetasi 8°c dalam bulan terdingin cocok untuk tumbuhan megaterma”.
2. Korelasi dan Regresi variable Suhu (Xi) dan variable Lengan Nisbi (Yi)
Sebelum membahas model matematika terlebih dahulu kita bicarakan variable
lengas nisbi. Oleh karena itu lengas nisbi bias dijadikan variable peramalan untuk
kejenuhan udara. Suatu udara dapat dikatakan jenuh jika udara itu mencapai
tekanan uap airnya maxsimum, atau dengan perkata lain jika udara itu tidaka mau
lagi menerima penguapan atau secara penelitian meteorologist, jika udara itu telah
mencapai lengas nisbi 100% dan acapkali mengembun.
a. Model regresi linier
Apabila kita berasumsi bahwa lengas nisbi itu adalah fungsi suhu (tekanan uap,
untuk sementara eliminated), maka secarea hipotesis variable lengas nisbi itu adalah
variable yang bersifat independend, sedangkan variable suhu itu adalah variable
yang bersifat independend.Rumus dari regresi linier itu adalah:
Y = A ± BX
b. Model regresi linier dengan model flowchart
Dengan flowchart berikut dapat dicari beberapa hubungan seperti korelasi, tinggi
sumbu (Y) , koefesien (A), simpang baku n-1 (B) dan lain-lain seperti
keluarankeluaran yang di tanyakan. Tekanan udara adalah independdend terhadap
tingi (Elevasi) tempat itu adalah variable yang independend. Karena itu dengan chrat
yang digambarkan bahwa tekanan udara itu adalah sumbu koordinat (Y) dan tinggi
tempat (X)
Diagram pancar (Scatted diagram) dari dua buah rangkapan variable-veriable
memperlihatkan bentuk kurva non linier, yaitu membentuk kurva semi logarithmic.
Log Y = A-BX

17
METODOLOGI
A. Lokasi dan waktu pelaksanaan
1. Lokasi
Praktikum ini dilaksanakan di sekitar kawasan Sukawana, Bandung
Utara.Yang mana proses pengamatan suhu ini di laksanakan di 18 titik/plot
yang disebar berdasarkan ketinggian.Jarak dari satu plot ke plot lainnya
kurang lebih 30 meter. Karakteristik lokasi setiap plot berbeda-beda.Ada plot
yang terletak di perkebunan teh,di lapangan sepak bola, di padang rumput
dan di pinggir jalan.
2.Waktu pelaksanaan
Praktikum meteorology dan klimatologi di laksanakan pada hari
minggu tanggal 04 november 2007. Kita melakukan pemberangkatan pada
pukul 07.00 WIB.menuju daerah parongpong, tepatnya di daerah
sukawana.Rombongan di bagi menjadi dua. Rombongan pertama (plot 1-9)
berada dan tersebar di sekitar jalan raya menuju terminal parongpong,
sedangkan rombongan kedua tersebar di sekitar Villa bunga sampai
perkebunan teh di sukawana. Dan kelompok kami mendapatkan tempat
penelitian di plot 17.
3.Deskripsi lokasi plot 17
Plot 17 berada di tengah perkebunan teh, dimana di sekeliling kami
terhampar luasnya perkebunan, dengan jarang sekali kami mendapatkan
pohon yang menjulang tinggi.kami berada di dekat gubuk tempat berteduh

18
para pemetik teh.posisi kami berada pada daerah yang di apit oleh dua
gunung, yaitu gunung tangkuban perahu dan gunung Burangrang.

B. Variable yang di ukur


Dalam praktikum kali ini kami mengukur beberapa variable, diantaranya:
Suhu udara
 Kelembapan udara
 Ketinggian tempat
 Prosentase keawanan
 Dinamika angin
Namun dalam prakteknya kelembapan dan kecepatan angin hanya di wakili
dan di ukur oleh salah satu kelompok saja.
C. Alat dan Bahan
Psychometer assman
 Thermometer
 Anemometer
 Psychometer assman
 Handphone(alarm)
 Tali Kasur
 Tali Raffia
 Kompas
 Ponco
 Payung
 Bambu
 Senter
 Sleeping Bag
 Tenda
 Alat Tulis
D. Metode
1. Metode pengukuran

19
Untuk megetahui bagaimana tinggi rendahnya suhu dan kelembapan udara,
maka kita harus mengukurnya setiap saat. Agar data lebih akurat dan terdata
secara teratur maka pengukuran suhu udara dicatat setiap 15 menit,
sedangkan kelembapan udara dicatat setiap 1 jam. Lalu bagaimanakah tahap-
tahap yang dilakukan dalam pengukuran suhu dan kelembapan ini? Tahap-
tahap tersebut,yaitu:
 Pertama, pilihlah lokasi yang strategis serta tepat untuk melakukan
pengukuran. Penempatan thermometer tidak boleh di tempat yang
mendapatkan penyinaran matahari secara langsung. Karena kita akan
mengukur suhu udara,bukan suhu sinar matahari. Selain itu,
thermometer amat sensitive terhadap factor-faktor lain.
 Kedua, gantungkan thermometer pada ketinggian sekitar 1,5 meter
dari permukan tanah dan jarak antara thermometer tidak terlalu
dekat. Karena akan berpengaruh kepada hasil pengukuran.
 Ketiga, setelah kedua tahap itu dilakukan, maka selanjutnya adalah
pengukuran suhu setiap 15 menit, sedangkan kelembapan setiap 1
jam.
2. Metode analisis
Setelah data hasil pengamatan suhu dan kelembapan udara, maka proses
selanjutnya adalah menganalisis data. Metode yang digunakan dalam
menganalisis data tersebut adalah metode analisis eliminasi gauss. Metode
ini selain dapat menganalisis data juga dapat menghasilkan kesimpulan yang
ingin diketahui.
Metode analisis Gauss ini digunakan untuk menentukan suatu persamaan
dengan menggunakan X sebagai variable bebas dan Y sebagai variable
tetap,yang mana persamaan tersebut digunakan untuk penentuan suatu nilai
suatu variable dengan variable lainnya. Cara perhitungannya menggunakan
matematika matriks dengan rumus persamaannya sebagai berikut:

Y=A±BX

20
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Daerah Praktikum
Mengapa perlu ditinjau daerah praktikum kita?
Maka jawabannya adalah karena
1.Kita belum mengenal daerah tersebut.
2.Untuk mengetahui medan tempat praktikum.
3.Untuk memastikan peralatan apa yang di perlukan.
4.Untuk menetapkan plot di daerah lokasi praktikum.
Oleh karena itu di dalam praktikum kita harus meninjau lokasi dari team mobile
yang sudah disepakati. Selain factor diatas ada factor “X” yang harus di waspadai
dan di minimalisasi resikonya, agar pelaksanaan praktikum berjalan lancar dan
sukses.
B. Dinamika suhu selama 8 jam.
Sesuai dengan temanya, dinamika suhu, maka suhu itu bersifat dinamis yaitu
dapat berubah-ubah setiap saat. Dalam praktikum yang kita lakukan kurang lebih
selama 8 jam, suhu mengalami dinamikanya. Mulai perubahan yang perlahan-
lahan hingga perubahan yang signifikan pun ada, tergantung factor yang
mempengaruhi misal, angin, keawanan, kelembaban ataupun hujan. Karena
factor-faktor tersebut maka suatu pikiran yang beranggapan bahwa semakin
siang suhu pun naik itu terkadang kurang tepat.
C. Hubungan Suhu dan ketinggian.

21
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Byers,bahwa setiap kenaikan 100
meter maka suhu akan turun sebesar 0,5-0,6 °C.Meskipun demikian hal ini bisa
saja tidak terjadi demikian manakala faktor lain juga ikut mempengaruhi,seperti
yang telah dijelaskan di atas.Kondisi semacam ini,dimana faktor lain ikut
mempengaruhi dalam hubungan ketinggian dengan suhu,dapat dilihat dari
perbandingan antara plot kami berada yaitu plot 17 dan plot 16 yang berada
kurang lebih 30 meter di bawah kami.Logikanya,suhu di plot 17 harus lebih kecil
dari suhu di plot 16.Tetapi kenyataan tidak seperti itu.Hal ini dikarenakan
vegetasi di plot 16 lebih rapat dibandingkan vegetasi di plot 17.Sehingga pada
plot 17 intensitas sinar matahari yang masuk akan lebih besar.Dengan demikian
kondisi suhunya relative lebih tinggi.
Didalam plot 17 vegatasi yang berada disekitarnya hanya terdapat pohon-
pohon the,sehingga kita menggunakan ponco sebagai pelindung
thermometer.Pemasangan ponco yang cukup memakan waktu jadi kami
terlambat melakuakn pengukuran yang sesuai dengan rencana.

Kondisi pra pengukuran Suhu kondisi sekitar lokasi pengamatan


Di plot 17 Di plot 17

Berikut ini adalah gambaran hasil pengamatan yang dicantumkan dalam bentuk
table dan grafik.
Tabel Hasil Pengamatan dalam 18 plot

No Jam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 8:00 23.0 21.0 23.5 21.0 23.0 - 20.5 20.0 21.0 21.0
2 8:15 23.5 21.0 24.0 21.0 23.0 - 20.7 21.0 22.0 20.5
3 8:30 23.0 21.0 24.5 22.0 23.0 23.0 21.0 21.0 21.0 20.5
4 8:45 24.0 22.0 25.0 22.0 23.0 23.0 21.0 21.0 21.0 21.0

22
5 9:00 24.0 22.0 25.5 23.0 24.0 23.0 21.0 21.5 21.5 21.0
6 9:15 24.5 23.0 26.3 23.0 25.0 23.0 21.2 22.0 22.0 22.0
7 9:30 24.5 22.0 26.8 23.5 25.0 23.5 22.0 22.5 22.0 22.0
8 9:45 25.0 22.5 26.0 24.0 25.0 23.5 22.0 23.0 22.0 22.4
9 10:00 25.5 22.5 26.0 24.0 25.5 24.0 22.5 24.0 24.0 23.0
10 10:15 26.0 23.0 26.2 25.0 26.0 25.0 23.0 25.0 24.0 24.0
11 10:30 26.0 23.0 27.0 26.0 26.5 25.0 23.0 25.0 24.0 26.0
12 10:45 26.5 24.0 27.5 27.0 28.0 25.0 23.5 25.5 24.0 26.5
13 11:00 27.0 24.0 28.0 27.0 28.0 26.0 24.0 26.5 26.0 27.0
14 11:15 27.0 24.0 28.9 27.0 28.0 27.0 24.5 27.0 26.0 27.8
15 11:30 27.5 24.5 28.0 28.0 28.5 27.0 25.0 27.0 26.0 26.5
16 11:45 28.5 25.0 29.0 28.0 28.5 27.0 25.5 27.5 26.0 27.0
17 12:00 29.0 25.0 29.5 29.0 29.0 27.0 25.0 27.5 27.0 27.5
18 12:15 29.0 26.0 29.5 29.0 29.0 28.0 25.7 27.0 28.0 27.0
19 12:30 29.0 26.0 30.0 29.0 29.5 28.0 25.0 28.0 27.0 26.5
20 12:45 28.0 25.0 30.8 29.0 29.5 28.0 25.7 2.0 27.0 26.0
21 13:00 29.0 25.0 30.0 28.0 29.5 27.0 24.7 26.5 26.0 26.0
22 13:15 29.0 25.5 29.0 29.0 28.5 27.0 24.5 29.0 26.0 25.0
23 13:30 29.0 25.5 30.0 29.0 29.0 27.0 25.0 24.0 26.0 25.3
24 13:45 28.5 24.0 29.5 26.5 29.0 27.0 24.0 26.0 25.5 24.5
25 14:00 29.0 25.5 29.0 29.0 27.5 28.0 25.5 28.0 27.0 25.0
26 14:15 29.0 26.0 29.5 29.0 29.0 28.0 25.5 28.5 28.0 27.0
27 14:30 29.0 26.0 30.5 28.0 29.0 28.0 25.2 28.5 27.0 25.5
28 14:45 29.0 26.5 30.0 28.0 29.0 28.0 26.0 27.5 27.5 24.8
29 15:00 29.0 26.5 30.0 28.0 29.0 28.0 25.8 29.0 27.0 24.5
Jumlah 781.0 697.0 809.5 762.0 786.5 704.0 688.0 711.0 721.5 712.8

Jumlah Rata-Rata
11 12 13 14 15 16 17 18
22.0 18.0 - 21.0 - - - - 143.5 21.3
22.0 18.2 22.0 20.0 - - - - 166.4 21.5
21.0 18.2 21.0 19.0 - 20.0 - 19.5 225.2 21.2
22.0 18.2 21.0 20.0 21.0 20.0 - 20.5 249.7 21.5
23.0 19.0 22.0 21.0 21.0 21.0 22.0 20.0 277.0 22.0
23.0 19.8 22.0 21.0 21.0 21.0 22.0 21.0 281.0 22.4
24.0 20.0 22.5 22.0 22.0 22.0 22.0 21.8 288.3 22.8
23.0 20.0 22.8 22.0 23.0 22.0 22.0 21.5 289.2 22.9
24.5 20.0 23.9 22.0 23.0 22.0 23.0 22.0 297.9 23.4
23.0 20.5 24.0 23.0 25.0 23.0 23.5 21.0 304.0 23.9
25.5 21.5 24.5 23.0 25.0 23.0 24.0 23.0 312.5 24.5
26.5 22.5 24.8 23.0 24.0 23.0 23.5 22.0 313.8 24.8
27.0 23.0 24.9 24.0 26.0 24.0 22.5 23.1 324.0 25.4
27.0 24.0 25.0 24.0 26.0 25.0 25.0 22.1 330.4 25.9
28.0 24.0 25.5 25.0 26.0 25.0 25.0 23.8 333.8 26.1
28.9 24.0 25.9 25.0 28.0 22.0 27.0 22.1 335.9 26.4
26.0 23.0 26.0 26.0 27.0 24.0 25.0 23.0 334.0 26.4
27.5 23.8 26.2 26.0 25.0 23.0 25.0 23.7 335.9 26.6
27.0 22.0 24.8 25.0 26.0 24.0 25.0 23.0 331.3 26.4
27.0 22.0 25.0 26.0 25.0 22.0 24.0 22.0 301.7 24.7

23
26.0 22.0 24.0 23.0 24.0 21.0 23.5 21.0 314.7 25.3
25.5 22.0 24.0 23.0 24.0 22.0 22.5 21.1 315.6 25.4
25.5 23.0 24.0 24.0 25.0 23.0 24.0 21.0 316.8 25.5
27.0 24.0 26.0 22.0 27.0 22.0 26.5 22.0 323.5 25.6
27.5 24.0 25.0 19.0 26.0 23.0 23.5 22.1 323.6 25.8
27.5 23.0 25.5 21.0 26.0 23.0 26.0 23.0 332.0 26.4
28.5 25.0 26.0 20.0 25.0 22.0 24.0 22.0 326.7 26.1
27.5 25.0 26.0 20.0 25.0 23.0 25.5 22.0 327.8 26.1
28.0 25.0 27.5 22.0 26.0 23.0 26.0 23.0 334.8 26.5
740.9 634.7 681.8 652.0 642.0 608.0 602.0 592.3 8691.0 712.5

Hubungan antara waktu dengan suhu semua plot pada waktu pengamatan
Terlampir di halaman Akhir

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 1)

Grafik plot 1

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 2)

24
Grafik plot 2.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 3)

Grafik plot 3.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 4)

25
Grafik plot 4.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 5)

Grafik plot 5.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 6)

26
Grafik plot 6.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 7)

Grafik plot 7.

27
Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 8)

Grafik plot 8.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 9)

Grafik plot 9.

28
Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 10)

Grafik plot 10.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 11)

Grafik plot 11.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 12)

29
Grafik plot 12.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 13)

Grafik plot 13.

30
Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 14)

Grafik plot 14.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 15)

Grafik plot 15.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 16)

31
Grafik plot 16.

Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 17)

Grafik plot 17.

32
Hubungan antara waktu dan suhu pada satu titik pengamatan (plot 18)

Grafik plot 18

Data ini diperoleh dari rata-rata keseluruhan masing-masing plot.Dari hasil


rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa suhu terendah antara lingkungan UPI
sampai daerah Parongpong Sukawana pada hari Minggu,tanggal 18 November
2007 adalah 18 °C dan suhu tertingginya 30,8 °C.
1. Hubungan suhu dan ketinggian untuk tinjauan satu waktu pengamatan
a. Data pengamatan pada pukul 13.00

No Ketinggian(x) Suhu °C (y) X² x.y


1 900 29 810000 26100
2 930 25 864900 23250
3 969 30 938961 29070
4 1013 28 1026169 28364
5 1129 29.5 1274641 33305.5
6 1190 27 1416100 32130
7 1240 24.7 1537600 30628
8 1277 26.5 1630729 33840.5
9 1303 26 1697809 33878
10 1336 26 1784896 34736
11 1374 26 1887876 35724
12 1420 22 2016400 31240
13 1451 24 2105401 34824
14 1477 23 2181529 33971

33
15 1509 24 2277081 39216
16 1533 21 2350089 32193
17 1564 23.5 2446096 36754
18 1603 21 2569609 33663
Σ=18 23218 456.2 30815886 582887

Menggunakan metode Matriks


y=A±Bx
Σy=An+B.Σx
Σxy=A.Σx+B.Σx²

{ }  { }
{ }
(-23218 . 1)+23218 =0
(-23218 . 1289,89)+ 30815886=867219,98
(-23218 . 25,34)+582887 =-5457,12

{ }
{ }

34
18 A-0,00629(23218)=456,2
18 A+146,04=456,2
18 A=456,2 - 146,04

A=

A= 17,23

Y = 17,23 - 0,00629 Jadi,setiap kenaikan 100 m maka suhu turun sebesar 0,6°

Metode Eliminasi Gauss


y=A±Bx
Σy=An+B.Σx
Σxy=A.Σx+B.Σx²

456,2 = A.18 + B. 23218 x 23218


582887 = A. 23218 + B.30815886 x 18

10592051,6 = 417924 A + 539075524 B


10491966 = 417924 A + 554685948 B
100085,6 = -15610424 B
B = 0,00641

Σy=An+B.Σx
456,2 = 18 A + 23218.0,00641
456,2 = 18 A +148,83
18 A = 456,2 – 148,83
18 A = 307,37

A=

A = 17,08

Jadi, y=17,08 – 0,00641 x

b. Hubungan suhu dan ketinggian untuk tinjauan rata-rata selama


pengamatan

Rata-rata
No Ketinggian Suhu
1 900 26.9
2 930 24.0
3 969 27.9

35
4 1013 26.3
5 1129 27.1
6 1190 26.1
7 1240 23.7
8 1277 25.4
9 1303 24.9
10 1336 24.6
11 1374 25.5
12 1420 21.9
13 1451 24.4
14 1477 22.5
15 1509 24.7
16 1533 22.5
17 1564 24.1
18 1603 21.9
∑ 23218 444.4

D. Hubungan Antara Waktu Dengan Suhu


a. Hubungan waktu dengan suhu rata-rata untuk satu titik pengamatan
No Waktu(X) Suhu Rata-rata(Y) XY X²
1 8.0 21.3 170.40 64.00
2 8.3 21.5 177.38 68.06
3 8.5 21.2 180.20 72.25
4 8.8 21.5 188.13 76.56
5 9.0 22.0 198.00 81.00
6 9.3 22.4 207.20 85.56
7 9.5 22.8 216.60 90.25
8 9.8 22.9 223.28 95.06
9 10.0 23.4 234.00 100.00
10 10.3 23.9 244.98 105.06

36
11 10.5 24.5 257.25 110.25
12 10.8 24.8 266.60 115.56
13 11.0 25.4 279.40 121.00
14 11.3 25.9 291.38 126.56
15 11.5 26.1 300.15 132.25
16 11.8 26.4 310.20 138.06
17 12.0 26.4 316.80 144.00
18 12.3 26.6 325.85 150.06
19 12.5 26.4 330.00 156.25
20 12.8 26.1 332.78 162.56
21 13.0 25.3 328.90 169.00
22 13.3 25.4 336.55 175.56
23 13.5 25.5 344.25 182.25
24 13.8 25.6 352.00 189.06
25 14.0 25.8 361.20 196.00
26 14.3 26.4 376.20 203.06
27 14.5 26.1 378.45 210.25
28 14.8 26.1 384.98 217.56
29 15.0 26.5 397.50 225.00
∑ 333.5 714.2 8310.6 3962.1

E. Hubungan Antara Suhu Dengan Waktu Pada Satu Titik Pengamatan


No. Jam(X) Suhu(Y) XY X²
1 9.0 22.0 198.0 81.00
2 9.3 22.0 203.5 85.56
3 9.5 22.0 209.0 90.25
4 9.8 22.0 214.5 95.06
5 10.0 23.0 230.0 100.00
6 10.3 23.5 240.9 105.06
7 10.5 24.0 252.0 110.25
8 10.8 23.5 252.6 115.56
9 11.0 22.5 247.5 121.00
10 11.3 25.0 281.3 126.56
11 11.5 25.0 287.5 132.25
12 11.8 27.0 317.3 138.06
13 12.0 25.0 300.0 144.00
14 12.3 25.0 306.3 150.06
15 12.5 25.0 312.5 156.25

37
16 12.8 24.0 306.0 162.56
17 13.0 23.5 305.5 169.00
18 13.3 22.5 298.1 175.56
19 13.5 24.0 324.0 182.25
20 13.8 26.5 364.4 189.06
21 14.0 23.5 329.0 196.00
22 14.3 26.0 370.5 203.06
23 14.5 24.0 348.0 210.25
24 14.8 25.5 376.1 217.56
25 15.0 26.0 390.0 225.00
∑ 300.0 602.0 7264.4 3681.3

F. Hubungan Suhu Dengan Kelembapan


Kelembapan sering diartikan sebagai suatu keadaan di mana banyaknya
uap air yang terkandung dalam udara. Berikut ini adalah table dan grafik yang
menjelaskan hubungan antara suhu dengan kelembpan pada waktu pengamatan di
Cipaku Saffana View.
Kelembapan
No Jam suhu
Wet Dry %
1 10:30 29.0 18,6 30,8 91
2 11:30 29.5 19,8 30,0 93
3 12:30 30.0 19,4 32,2 92
4 13:30 29.5 26,8 32,0 97
5 14:30 30.0 21,0 31,8 93
6 15:30 29.0 19,8 30,6 93
7 16:30 27.5 21,2 29,6 94

38
Grafik hubungan suhu dengan kelembapan

G. Hubungan Suhu Dengan Keawanan


Selkain angin,hujan, dan kerapatan vegetasi salah satu factor yang
mempengaruhi suhu adalah penutupan awan.Awan akan mempengaruhi kondisi
suhu di permukaan bumi manakala sinar atau energy matahari yang memancar ke
bumi terhalangi oleh awan sehingga energy matahar tidak sepenuhnya masuk ke
permukaanbumi itu dikarenakan awan memantulkan kembali sebagian energy
matahari tersebut. Berikut ini adalah hubungan suhu dengan intensitas awan yang
ditunjukkan dalam grafik.

39
Grafik hubungan suhu dengan intensitas awan pada plot 17.

b. Dinamika Angin
No Jam Warna Merah
1 10:30 0.25
2 11:30 2.50
3 12:30 0.75
4 13:30 3.00
5 14:30 2.50
6 15:30 3.00
7 16:30 3.00

c. Dinamika Suhu Selama 24 Jam


Selain melakukan pengukuran suhu selama 8 jam di Parongpong
Sukawana kami juga melaksanakan pengukuran suhu selama 24 jam.
Mengenai tempat pelaksanannya tiap-tiap plot dibebaskan untuk melakukan
pengukuran suhu tersebut,dengan waktu mulainya pengukuran yang
berbeda-beda. Kami melakukan pengukuran suhu selama 24 jam di daerah
Cipaku Saffana View,Bandung.
Tempat yang kami pakai untuk mengukur suhu berada di lahan yang
akan dijadikan perumahan.jika di bandingkan dengan luas wilayah yang kita
pakai maka vegetasinya dapat digolongkan jarang.jarak plot kami dengan
pemukiman penduduk setempat kurang lebih berjarak sekitar 15 meter.
Kami memilih tempat ini karena menurut kami tempat ini cukup
lapang sehingga hasil yang kita peroleh bisa lebih maximal.

40
Tabel Pengamatan Suhu 24 Jam

41
No Jam Suhu ˚C No Jam Suhu ˚C
1 16:00 27.0 51 4:30 18.5
2 16:15 27.8 52 4:45 18.0
3 16:30 27.5 53 5:00 18.5
4 16:45 26.5 54 5:15 18.0
5 17:00 25.9 55 5:30 18.5
6 17:15 25.5 56 5:45 19.0
7 17:30 25.0 57 6:00 19.9
8 17:45 24.9 58 6:15 20.0
9 18:00 24.8 59 6:30 21.0
10 18:15 24.5 60 6:45 22.5
11 18:30 24.5 61 7:00 22.5
12 18:45 24.2 62 7:15 24.5
13 19:00 24.0 63 7:30 25.0
14 19:15 23.9 64 7:45 25.0
15 19:30 23.5 65 8:00 26.0
16 19:45 23.5 66 8:15 26.5
17 20:00 23.4 67 8:30 26.0
18 20:15 22.5 68 8:45 27.9
19 20:30 22.5 69 9:00 28.5
20 20:45 21.5 70 9:15 29.5
21 21:00 22.5 71 9:30 31.0
22 21:15 22.0 72 9:45 30.0
23 21:30 22.0 73 10:00 28.0
24 21:45 22.0 74 10:15 29.5
25 22:00 21.5 75 10:30 29.0
26 22:15 21.0 76 10:45 28.9
27 22:30 21.5 77 11:00 29.0
28 22:45 21.0 78 11:15 29.5
29 23:00 21.0 79 11:30 29.5
30 23:15 21.0 80 11:45 30.5
31 23:30 21.0 81 12:00 30.0
32 23:45 20.0 82 12:15 30.0
33 0:00 20.5 83 12:30 30.0
34 0:15 20.5 84 12:45 31.5
35 0:30 20.5 85 13:00 30.5
36 0:45 20.3 86 13:15 31.5
37 1:00 20.2 87 13:30 29.5
38 1:15 20.2 88 13:45 30.0
39 1:30 20.0 89 14:00 30.0
40 1:45 19.9 90 14:15 29.5
41 2:00 19.8 91 14:30 30.0
42 2:15 19.4 92 14:45 30.5
43 2:30 19.0 93 15:00 30.0
44 2:45 19.5 94 15:15 29.0
45 3:00 19.0 95 15:30 29.0
46 3:15 19.0 96 15:45 29.5
47 3:30 18.9 97 16:00 28.5

42
Dokumentasi

Proses pengukururan suhu Pengukuran anemometer

Team penyusun

43
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka suatu teori yang
menyatakan bahwa sebuah daratan yang lebih tinggi belum tentu memiliki suhu
yang lebih rendah hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhinya.Tetapi dari hasil yang kita dapatkan itu juga terbukti bahwa
setiap kenaikan 100 meter maka suhu akan menurun antara 0,5 °C Sampai 0,6 °C.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain seperti,intensitas cahaya
matahari,dinamika penutupan awan,angina ataupun hujan.Tetapi terkadang aktifitas
dari manusia secara langsung dapat mempengaruhinya.
Alhamdulillah praktikum yang kami lakukan berjalan dengan baik walaupun
ada beberapa halangan yang kami jumpai seperti kurang tepat waktu saat
pengukuran yang disebabkan kurangnya persiapan dari panitia dalam proses sarana
dan prasarana.Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam
penulisan laporan kali ini.Namun dengan adanya kekurangan ini ada sebuah hikmah
yang tersembunyi yang dapat kami ambil,bahwa kami harus lebih baik dalam
praktikum-praktikum dan penyusunan laporan selanjutnya.

44
 Referensi
Iskandar,L.2005.Geografi 1.Bandung:PT Remaja Rosda Karya.
Rafi’I,Suryatna.1995.Meteorologi Dan Klimatologi.Bandung:Percetakan Angkasa.
www.google.co.id

Lampiran data
Hubungan antara waktu dengan suhu semua plot pada waktu pengamatan

45

Anda mungkin juga menyukai