Hemoroid Presus
Hemoroid Presus
PENDAHULUAN
Hemoroid adalah jaringan normal yang terdapat pada semua orang, yang
terdiri atas pleksus arteri-vena yang berfungsi sebagai katup di dalam saluran anus
untuk membantu system sfingter anus, mencegah inkontinensia flatus dan cairan.
Apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit, baru dilakukan tindakan.
Hemoroid dibedakan menjadi interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah pleksus
vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa.
Hemoroid ini merupakan bantalan vascular di dalam jaringan submukosa pada rectum
sebelah bawah.
Hemoroid sering dijumpai pada tiga posisi primer, yaitu kanan-depan, kanan-
belakang, dan kiri-lateral. Hemoroid yang lebih kecil terdapat antara ketiga letak
longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali dari rectum sebelah
bawah dan anus. Pleksus hemoroid internus mengalirkan darah ke vena hemoroidalis
darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha ke vena iliaka.
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang memegang
ILUSTRASI KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Bp. T
Usia : 61 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 2-10-2019
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Ada benjolan di anus
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Bedah dengankeluhan ada benjolan di anus yang
tidak bisa masuk ke dalam lubang anus lagi sejak satu minggu sebelum
datang ke Poli Bedah. Pasien mengaku saat proses defekasi, pasien sering
mengejan dengan kuat, jarang konsumsi makann kaya akan serat. BAB
disertai darah (-)
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah merasakan ada benjolan di anus namun masih dapat masuk
kembali ke dalam lubang anus.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Kakak perempuan pasien mengalami penyakit serupa
5. Riwayat Personal Sosial
Pasien adalah seorang peserta BPJS. Pasien jarang mengkonsumsi
makanan berserat, sering mengejan saat defekasi, aktifitas sehari-hari
sering mengangkat beban berat.
C. Tinjauan Sistem
Kepala leher : tidak ada keluhan
THT : tidak ada keluhan
Respirasi : tidak ada keluhan
Integumentum : tidak ada keluhan
Gastrointestinal : tidak ada keluhan
Kardiovaskular : tidak ada keluhan
Perkemihan : tidak ada keluhan
Sistem Reproduksi : tidak ada keluhan
Kulit dan Ekstremitas : tidak ada keluhan
D. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : E4 V5 M6 (Compos Mentis)
A. Tanda vital
TD 120/80 mmhg
Nadi 84x / menit
Suhu 36.7 oC
Nafas 22x / menit
B. Kepala
Mata : Conjungtiva Anemis ( - / - ) Sklera Ikterik ( - / - ),
isokor, reflek cahaya (+/+)
Hidung : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
C. Leher
JVP tidak meningkat, tidak ada perbesaran kelenjar getah bening
D. Thorax
Pulmo
- Inspeksi : Bentuk dada simetris, jejas (-)
- Palpasi : Nyeri tekan -/-
- Perkusi : Sonor/sonor
- Auskultasi
SDV : Vesikuler/Vesikuler
RBK : -/- (tidak terdengar di kedua lapang paru)
RBH : -/- (tidak terdengar di kedua pulmo)
Wheezing : -/- ( tidak terdengar di kedua lapang paru)
Cor
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC 5 linea midclavicula
sinistra
- Perkusi
Batas jantung : Dalam batas normal
Auskultasi : Suara jantung I dan II regular
E. Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi : Bising usus atau peristaltik (+) normal
Palpasi : Supel (+), nyeri tekan epigastrik dan
suprapubik (+)
Perkusi : Timpani (+), pekak beralih (-)
F. Ektremitas :
Akral hangat Edema
++ ++ - -
++ ++ - -
G. Pemeriksaan Anal
Terdapat massa di anal bagian luar, darah (-), lendir (-)
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14.2 14.0 - 18.0 g/dl
Lekosit 9.60 4.00 - 11.00 10^3/uL
Eritrosit 4.79 4.50 - 5.50 10^6/uL
Trombosit 362 150 – 450 10^3/uL
Hematokrit 42.0 42.0 - 52.0 vol%
HITUNG JENIS
Eosinofil 4 2-4 %
Basofil 1 0-1 %
Batang 0 2-5 %
Segmen 72 51-67 %
Limfosit 15 20-35 %
Monosit 8 4-8 %
HEMOSTASIS
PPT 12.6 12.0-16.0 detik
APTT 33.2 28.0-38.0 detik
Control PPT 13.5 11.0-16.0 detik
Control APTT 31.1 28.0-36.5 detik
FUNGSI GINJAL
Ureum 21 17-43 mg/dl
Creatinin 1.03 0,90-1,30 mg/dl
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu 93 80-200 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 137,7 137.0 – 145.0 mmol/I
Kalium 4.62 3.50-5.10 mmol/I
Klorida 104.1 98.0-107.0 mmol/I
HERO-IMUNOLOGI
HEPATITIS
HbsAg Titter 0.490 Negatif : <0.9
Borderline : 0.9-1.0 Index
Positif : >+ 1.0
I. Diagnosis
Hemoroid grade IV
J. Tatalaksana
Cfetriaxone 2 x 1
Ketorolac 2 x 1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
darah (haem = darah, rhoos = aliran) sehingga dapat diartikan sebagai darah
pembuluh darah vena submukosa pada anus yang tersusun atas pleksus vena,
arteri, dan jaringan areola yang melebar. Sehinggan keadaan patologis yang
terjadi pada hemoroid atau wasir merupakan salah satu dari gangguan
yang disebut venectasia atau varises daerah anus dan perianus yang
disebabkan oleh obstipasi yang menahun dan uterus gravidus, selain itu terjadi
herediter atau penyakit jantung kongestif, juga pembesaran prostat pada pria
B. Etiologi
buang air besar yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak
perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik, diare kronik atau diare akut
C. Anatomi
memiliki panjang kurang lebih 1,5 inci atau sekitar 4 cm, yang berjalan ke
bawah dan belakang dari ampulla rekti sampai anus. Selain saat defekasi,
dinding kanalis analis dipertahankan oleh musculus levator ani dan musculus
oleh tiga unsur yakni musculus sphincter ani externus, musculus sphincter ani
oleh penebalan otot polos stratum circulare pada ujung atas kanalis analis
dalam vena mesenterika inferior dan seterusnya melalui vena lienalis ke vena
pudenda interna dan ke dalam vena iliaka interna dan sistem kava.
benjolan yang keluar dari anus dimana hemoroid interna dan eksterna saling
gangguan rotasi bantalan anus. Dalam keadaan normal, bantalan anus akan
menempel secara longgar pada lapisan otot sirkuler. Namun ketika defekasi,
musculus sphincter ani externa akan berelaksasi. Bantalan anus akan berotasi
D. Patofisiologi
salah satu resiko untuk terjadi hemorrhoid. Peninggian tekanan saluran anus
terjadi ialah kegagalan pengosongan vena bantalan anus secara cepat saat
defekasi. Kedua, bantalan anus terlalu mobile. Ketiga, bantalan anus tetap
superior (v.heororidalis) dan diliputi oleh mukosa. Cabang vena yag terletak
pada collum analis di posisi jam 3, 7, 11 mudah sekali terjadi varises. Vena
menyokong pada dinding vena. Selanjutnya, aliran balik darah vena dihambat
sebagai berikut :
Hemoroid hanya berupa benjolan kecil di dalam kanalis anal pada saat
besar, yang tidak hanya menonjol ke dalam kanalis anal, tetapi juga
turun kea rah lubang anus. Benjolan ini muncul keluar ketika penderita
sangat lama dengan bagian yang tertutup kulit yang cukup luas,
Hemoroid Interna
I + - -
II + + Spontan
III + + Manual
Hemoroid eksterna adalah hemoroid yang terletak di distal dari linea pectinea dan
diliputi oleh kulit biasa di dalam jaringan di bawah epitel anus dan di sebelah luar
Hemoroid eksterna yang mengalami thrombosis terjadi pada vena hemoroid eksterna
yang terletak subkutan di daerah kanalis analis. Trombosis dapat terjadi karena
adanya tekanan yang tinggi di vena tersebut misalnya ketika mengangkat beban berat,
batuk, bersin, mengedan, dan partus. Vena lebar yang menonjol itu dapat terjepit
sehingga kemudian akan terjadi thrombosis, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri
yang tidak ada hubungan dengan ada atau tidaknya hemoroid interna.
Keadaan ini ditandai dengan adanya benjolan di bawah kulit kanallis analis
yang sangat nyeri, tegang, dan berwarna kebiruan, diameter berukuran mulai dari
beberapa millimeter sampai 1-2 cm. Benjolan iu dapat unilobuler, dan dapat
multilokuler atau beberapa benjolan. Ruptur dapat terjadi pada dinding vena,
meskipun biasanya tidak lengkap sehingga masih terdapat lapisan tipis adventisia
Pada awal timbulnya, thrombosis akan terasa sangat nyeri, kemudian nyeri
akan berkurang dalam waktu dua hingga tiga hari bersamaan dengan berkurangnya
edema akut. Ruptur spontan dapat terjadi diikuti dengan perdarahan. Resolusi spontan
dapat pula terjadi tanpa terapi setelah dua sampai empat hari.
Gambar 2. Eskternal hemoroid
Pasien datang kepada dokter dengan keluhan wasir atau hemoroid tanpa
adanya hubungan dengan gejala rectum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat
jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada
akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan
tidak bercampur dengan feses, dapat hanya berupa garis pada feses atau kertas
pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet
menjadi merah.
Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena
pleksus vena berhubungan dengan cabang arteri secara langsung (pintas arteri vena)
tanpa melewati kapiler. Perdarahan luas dan intensif di pleksus hemoroidalis
berat. Hemoroid yang membesar secara perlahan akhirnya dapat menonjol keluar dan
meyebabkan prolapse. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi sewaktu
defekasi dan disusul oleh reduksi spontan selesai defekasi. Pada stadium lebih lanjut,
hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk ke dalam
anus. Akhirnya, hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolapse
Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam merupakan ciri
menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus anus, dan ini disebabkan oleh
kelembaban yang terus-menerus dan rangsangan mucus. Nyeri hanya timbul apabila
G. Pemeriksaan
menonjol ke luar ini mengeluarkan mucus yang dapat dilihat apabila penderita
diminta mengejan. Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna tidak dapat
driaba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri.
tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukan dan diputar untuk mengamati eempat
kuadran. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vascular yang menonjol ke dalam
lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit, ukuran hemoroid akan membesar
bukan disebabkan oleh proses peradangan atau proses keganasan di tingkat yang lebih
tingi, hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses
H. Diagnosis
1. Anamnesis
mengejan.
2. Pemeriksaan Fisik
menonjol.
rectum.
c. Anoskopi
d. Progtosigmoidoskopi
I. Tatalaksana
menghilangkan keluhan.
ditolong dengan tindakan local yang sederhana disertai nasehat tentang asupan
makanan yang sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi, yang membuat
gumpalan isi usus besar dan lunak sehingga mempermudah proses defekasi
1. Skleroterapi
disuntikkan.
II.
minggu.
3. Bedah Beku
yang sangat rendah. Bedah beku atau bedah krio ini tidak
4. Hemoroidektomi
tinggi.
J. Penyulit
megakibatkan edema dan thrombosis. Keadaan yang agak jarang ini dapat
septik dapat terjadi melalui system portal dan dapat menyebabkan abses hati.
porta, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan, darah yang
K. Prognosis
hasilnya sangat baik, namun bisa muncul kembali (rekuren) dengan angka
kejadian rekuren sekitar 2-5%. Terapi non operatif seperti ligase cincin karet
kurun waktu 5-10 tahu kedepan. Akan tetapi, hemoroid rekuren ini biasanya
dapat ditangani dengan terapi non operatif. Hingga saat ini belum ada
PEMBAHASAN
Kata hemoroid berasal dari kata hemorrhoids (Yunani) berarti aliran darah
(haem = darah, rhoos = aliran) sehingga dapat diartikan sebagai darah yang mengalir
submukosa pada anus yang tersusun atas pleksus vena, arteri, dan jaringan areola
yang melebar. Sehinggan keadaan patologis yang terjadi pada hemoroid atau wasir
merupakan salah satu dari gangguan sirkulasi darah. Gangguan tersebut dapat berupa
pelebaran (dilatasi) vena yang disebut venectasia atau varises daerah anus dan
darah hemoridalis baik interna maupun eksterna hal ini berhubungan dengan
Pasien memiliki riwayat adanya benjolan di anus yang dapat keluar saat
proses defekasi dan masuk lagi setelah proses defekasi telah usai. Namun,
dikarenakan kebiasaan pasien yang gemar mengkonsumsi makanan rendah serat serta
Ilmu Bedah Vol. 3 Edisi 4, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Halaman
: 810-814
Hardjasudarma (alih bahasa), 1998, Berwarna dan teks anatomi manusia alat-
Grace PA, Borley NR. At A Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta :