Anda di halaman 1dari 39

A.

Dasar Hukum Pembentukan Koperasi


Dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar hokum untuk mengaturnya. Dasar
hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Di
dalamnya mengatur tentang fungsi, peran, dan prinsip koperasi. Undang-undang ini
disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, di tandatangani oleh Presiden RI
Soeharto, Presiden RI pada masa itu dan di umumkan pada Lembaran Negara RI Tahun
1992 Nomor 116. Dan demikian dengan terbitnya UU Nomor 25 Tahun 1992 maka UU
Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun
1967 Nomor 23 dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832, yang
sebelumnya dipergunakan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Koperasi Indonesia berdasarkan UU No. 25 tahun 1992, koperasi suatu badan usaha yang
dipandang oleh undang-undang sebagai suatu perusahaan. Dimana dibentuk oleh
anggota-anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha dan menunjang kepentingan
ekonomi anggotanya.
B. Dasar Hukum Koperasi Indonesia
1. UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian Koperasi : badan usaha yang
beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. (pasal 1, ayat [1] ) (UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober
1992, ditandatangani oleh Presiden RI Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara
RI Tahun 1992 Nomor 116. Dengan terbitnya UU 25 Tahun 1992 maka dinyatakan tidak
berlaku UU Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, Lembaran
Negara RI Tahun 1967 Nomor 23, dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967
Nomor 2832).
2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah
4. UU No. 9 Tahun 1995 ttg Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Kegiatan
usaha simpan pinjam : kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan
menyalurkan melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi ybs, calon
anggota koperasi ybs, koperasi lain dan atau anggotanya, (pasa 1, ayat [1] ). Calon
anggota koperasi sebagaimana dimaksud dalam waktu paling lama 3 bulan
setelah
simpanan pokok harus menjadi (pasal 18 ayat [2] ).
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No. 19/KEP/Meneg/III/2000
tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi
8. Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
9. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia
Nomor : 98/Kep/KEP/KUKM/X/2004 tanggal 24 September 2004 tentang
Notaris
Sebagai Pembuat Akta Pendirian Koperasi.
C. SYARAT DAN TATA CARA PEMBENTUKAN KOPERASI
Langkah-langkah Cara Mendirikan Koperasi

Ada beberapa hal yang harus disiapkan dalam mendirikan koperasi, diantara adalah;
1) Persyaratan Pembentukan Koperasi

Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu dalam Pasal 6


sampai dengan 8 disebutkan bahwa persyaratan untuk pembentukan koperasi adalah
sebagai berikut :
1. Persyaratan pembentukan koperasi didasarkan atas bentuk koperasi yang akan
dibentuk, yaitu apakah koperasi primer atau koperasi sekunder.
2. Untuk persyaratan pembentukan koperasi primer memerlukan minimal 20 orang
anggota. Untuk persyaratan pembentukan koperasi sekunder memerlukan minimal 3
koperasi yang telah berbadan hukum.
3. Koperasi yang dibentuk harus berkedudukan di wilayah negara Republik
Indonesia.
4. Untuk pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat
anggaran dasar.
5. Memiliki Anggaran dasar koperasi
Anggaran Dasar Koperasi
Angaran dasar koperasi sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal berikut ini:
1. daftar nama pendiri;
2. nama dan tempat kedudukan;
3. maksud dan tujuan serta di bidang usaha;
4. ketentuan mengenai keanggotaan;
5. ketentuan mengenai rapat anggota;
6. ketentuan mengenai pengolahan;
7. ketentuan mengenai permodalan;
8. ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
9. ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
10. ketentuan mengenai sanksi.
Gambar: Mekanisme Cara Mendirikan Koperasi

2) Dasar Pembentukan Koperasi

Orang atau masyarakat yang mendirikan koperasi mengerti maksud dan tujuan koperasi serta
kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi mereka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan koperasi:
1. Orang-orang yang mendirikan dan yang nantinya menjadi anggota koperasi harus
mempunyai kegiatan dan atau kepentingan ekonomi yang sama. Hal itu mengandung arti
bahwa tidak semua orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa
adanya kejelasan kegiatan atau kepentingan ekonominya. kegiatan ekonomi yang sama
diartikan memiliki kebutuhan ekonomi yang sama.Orang-orang yang mendirikan
koperasi tersebut tidak dalam keadaan cacat hukum, yaitu tidak sedang menjalani atau
terlibat masalah atau sengketa hukum, juga orang-orang diindikasikan sebagai orang
yang suka menghasut atau kena hasutan pihak lain yang merusak atau memecah belah
persatuan gerakan koperasi.
2. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi.Layak
secara ekonomi diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efesien dan mampu
menghasilkan keuntungan usaha dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja,
modal dan teknologi.
3. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman
dari pihak luar.
4. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang
akan dilaksanakan agar tercapai efesien dalam pengolahan koperasi. Perlu diperhatikan
bahwa mereka yang nantinya ditunjuk/dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang
memiliki kejujuran, kemampuan dan kepeminpinan, agar koperasi yang didirikan tersebut
sejak dini telah memiliki kepengurusan yang Handal.
3) Persiapan Pembentukan Koperasi

Adapun persiapan-persiapan yang perlu dilakukan dalam upaya mendirikan koperasi adalah
sebagai berikut:
1. Pembentukan koperasi harus dipersiapkan dengan matang oleh para pendiri.
Persiapan tersebut antara lain meliputi kegiatan penyuluhan, penerangan maupun
pelatihan bagi para pendiri dan calon anggota untuk memperoleh pengertian dan
kejelasan mengenai perkoperasian.
2. Yang dimaksud pendiri adalah mereka yang hadir dalam rapat pembentukan
koperasi dan yang telah memenuhi persyaratan keanggotaan serta menyatakan diri
menjadi anggota.
3. Para pendiri mempersiapkan rapat pembentukan dengan cara antara lain
penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
4) Rapat Pembentukan Koperasi

Setelah semua upaya persiapan pembentukan koperasi dilakukan, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan rapat pembentukan dengan memerhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut.
1. Rapat anggota koperasi dihadiri oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang
untuk koperasi primer dan sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi untuk koperasi
sekunder.
2. Rapat pembentukan dipimpin oleh seseorang atau beberapa pendiri atau kuasa
pendiri.
3. Yang disebut kuasa pendiri adalah beberapa orang dari pendiri yang diberi kuasa
dan sekaligus ditunjuk oleh untuk pertama kalinya sebagai pengurus koperasi untuk
memproses pengajuan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi dan
menandatangani anggaran dasar koperasi.
4. Apabila diperlukan dan atas permohonan para pendiri, penjabat dinas koperasi
dapat hadir dalam rapat pembentukan untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan
memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.
5. Dalam rapat pembentukan tersebut perlu dibahas, antara lain mengenai
keanggotaan, usaha yang akan dijalankan, modal sendiri, kepengurusan dan pengelolaan
usaha pengurusan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga
6. Anggaran dasar harus memuat sekurang-kurangnya daftar nama hadir, nama dan
tempat kedudukan, maksud dan tujuan, bidang usahanya, ketentuan mengenai
keanggotaan, rapat anggota, pengelolaan, jangka waktu berdiri, pembagian sisa hasil
usaha (SHU), dan ketentuan mengenai sanksi.
7. Rapat harus mengambil kesepakatan dan keputusan terhadap hal-hal sebagaimana
dimaksud pada butir c) dan e) dan wajib membuat berita acara rapat pembentukan
koperasi.
5) Pengesahan Akta Pendirian Koperasi atau Badan Hukum Koperasi

Para pendiri atau kuasanya mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis kepada
pemerintah dengan bantuan notaris.
Permintaan pengesahan tersebut hendaknya diajukan dengan melampirkan:
1. berita acara pembentukan koperasi termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan
permintaan pengesahan akta;
2. surat bukti penyetoran modal dari setiap pendiri kepada koperasinya dengan
jumlah sekurang-kurangnya sebesar simpanan pokok;
3. rencana awal kegiatan koperasi atau program kerja;
4. daftar hadir rapat pembentukan koperasi;
5. data pendiri koperasi;
6. daftar susunan pengurus dan pengawas koperasi;
7. fotokopi KTP dari masing-masing anggota pendiri (untuk koperasi primer);
8. rekomendasi dari kelurahan yang diketahui oleh kecamatan domisili koperasi itu
berada;
9. pas foto pengurus koperasi.
6) Pertanggungjawaban Kuasa Pendiri Koperasi

Selama permintaan pengesahan akta pendiri koperasi masih dalam penyelesaian, kuasa pendiri
dapat melakukan kegiatan usaha atau tindakan hukum untuk kepentingan calon anggota atau
calon koperasi.
Setelah akta pendirian koperasi disahkan maka pendiri harus segera mengadakan rapat anggota,
baik rapat anggota biasa maupun rapat anggota tahunan (RAT) untuk memutuskan menerima
atau menolak tanggung jawab kuasa pendiri atas kegiatan usaha atau tindakan hukum yang telah
dilaksanakan.
Apabila rapat anggota menerima maka kegiatan usaha atau tindakan hukum yang telah
dilaksanakan kuasa pendiri menjadi beban atau keuntungan koperasi. Jika ditolak maka segala
akibat yang timbul dari kegiatan usaha atau tindakan hukum tersebut menjadi tanggung jawab
pribadi kuasa pendiri.
Pada saat RAT pertama ini dirumuskan perangkat lunak dan perangkat keras dari organisasi
koperasi yang dibentuk, seperti tata kerja dan struktur organisasi, jenis usaha, kepengurusan
(pengurus dan pengawas) pertama dalam koperasi yang dibentuk dan hal-hal strategis lainya
untuk keperluan pengembangan koperasi, pengurus terpilih bertanggung jawab atas
keberlangsungan aktivitas usaha dan organisasi koperasi sampai RAT tahun selanjutnya.
Dalam perjalanannya, organisasi yang dibentuk dapat mengembangkan jaringan dengan cara
masuk ke dalam keanggotaan Organisasi Gerakan Koperasi. Seperti,
 Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) untuk tingkat pusat,
 Dekopinwil untuk tingkat provinsi dan DEKOPINDA untuk tingkat kabupaten atau kota,
 Badan Komunikasi Pemuda Koperasi (BKPK),
 Asbikom Jabar (Asosiasi Bisnis Koperasi Mahasiswa Jawa Barat), atau sekundernya
seperti Koperasi Pemuda Indonesia (KOPINDO), GKPRI, GKBI, dan GKSI. Bisa juga
organisasi lainya, seperti Kadin.
• Umum
a. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).
b. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.
c. Daftar hadir rapat pendirian koperasi
d. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar mempermudah pd
saat verifikasi).
e. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan pembentukan koperasi.
f. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang;kurangnya sebesar simpanan
pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para pendiri.
g. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana Anggaran
Belanja dan Pendapatan Koperasi.
Daftar susunan pengurus dan pengawas.
Daftar Sarana Kerja Koperasi
Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
Struktur Organisasi Koperasi.
Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
• Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit Simpan Pinjam
(USP)
a. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, berupa Deposito pada Bank
Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM;
b. Rencana Kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
c. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan USP dikelola secara khusus dan
terpisah dari pembukuan koperasinya;
d. Nama dan Riwayat Hidup Pengurus dan Pengawas
e. Surat Perjanjian kerja antara Pengurus koperasi dengan pengelola USP koperasi
f. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan:
o Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.
o Surat keterangan berkelakuan baik
o Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan pengurus
dan pengawas
o Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu.
o Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
o Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan USP koperasinya oleh
pejabat yang berwenang
o Struktur Organisasi Usaha Unit Simpan Pinjam (USP)

• Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit Jasa Keuangan
Syariah (UJKS)
a. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, atas nama Menteri Negara
Koperasi dan UKM cq. Ketua Koperasi
b. Rencana kerja sekurang-kurangnya satu tahun
c. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan
d. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang didesain sesuai karakteristik
lembaga keuangan syariah
e. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas
f. Nama Ahli syariah/Dewan Syariah yang telah mendapat rekomendasi/sertifikat dari Dewan
Syariah Nasional MUI.
g. Nama dan Riwayat Hidup Calon Pengelola yang dilengkapi dengan:
o Bukti telah mengikuti pelatihan/magang di lembaga keuangan syariah.
o Surat keterangan berkelakuan baik
o Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan pengurus
dan pengawas
o Surat perjanjian kerja antara Pengurus Koperasi dengan Pengelola Manajer/Direksi
o Struktur Organisasi Usaha Unit Jasa Keuangan Syariah (USP)

3. Syarat Mendirikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)


a. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK);
b. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi;
c. Daftar hadir rapat pendirian koperasi;
d. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar mempermudah pd
saat verifikasi);
e. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan pembentukan
koperasi.;
f. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa Deposito pada
Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM, dilengkapi dgn bukti
penyetoran dari anggota kepada koperasi;
g. Rencana kerja koperasi minimal (3) tiga tahun kedepan(rencana permodalan, Neraca Awal,
rencana kegiatan usaha (business plan), rencana bidang organisasi &SDM);
h. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan;
i. Daftar susunan pengurus dan pengawas;
j. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola yang dilengkapi dengan :
o Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.
o Surat keterangan berkelakuan baik
o Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan pengurus
dan pengawas
o Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu.
o Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
o Daftar sarana kerja
o Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
o Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya oleh pejabat
yang berwenang
o Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
o Struktur Organisasi KSP

4. Syarat Mendirikan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)


a. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK);
b. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi;
c. Daftar hadir rapat pendirian koperasi;
d. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar mempermudah pd
saat verifikasi);
e. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan pembentukan
koperasi.;
f. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KJKS berupa Deposito pada
Bank Syariah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM cq Ketua Koperasi;
g. Rencana kerja koperasi minimal (1) satu tahun kedepan (rencana permodalan, Neraca Awal,
SOP, rencana kegiatan usaha(business plan), rencana bidang organisasi &SDM);
h. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan;
i. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang didesain sesuai karakteristik
lembaga keuangan syariah;
j. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas;
k. Nama Ahli syariah/Dewan Syariah yang telah mendapat rekomendasi/sertifikat dari Dewan
Syariah Nasional MUI.
l. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola dengan melampirkan :
o Bukti telah mengikuti pelatihan/magang di lembaga keuangan syariah.
o Surat keterangan berkelakuan baik
o Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan pengurus
dan pengawas
o Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
o Daftar sarana kerja
o Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya oleh pejabat
yang berwenang
o Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
o Struktur Organisasi KJKS
Tingkatan Koperasi dan Daerah Kerja Koperasi yaitu sebagai berikut :
Dalam perbatasannya, kita telah mengetahui bahwa keanggotaan koperasi dapat terdiri dari
orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan badan-badan hukum koperasi yang
sejenis. Menurut keanggotaannya inilah dapat ditentukan tingkatan-tingkatan koperasi, yaitu:

a. Koperasi Primer:
Primary Society (Koperasi Primer) sekurang-kurangnya dapat dibentuk oleh 20 orang
perorangan (individual) yang masing-masing memenuhi syarat sebagai berikut:

1. mampu untuk melakukan tindakan hukum,


2. menerima landasan idiil, azas dan sendi dasar koperasi,
3. sanggup dan bersedia melakukan kewajiban-kewajiban dan hak sebagai anggota,
sebagaimana tercantum dalam UU no. 12 Tahun 1967, Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta peraturan koperasi lainnya.

Daerah kerja Koperasi Primer terbatas pada satu lingkungan tempat tinggal (pedesaan) atau
lingkungan tempat bekerja (perkantoran, pabrik, kampus, sekolah, dan lain sebagainya).

Dengan demikian merupakan suatu pelanggaran peraturan kalau dalam satu lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan tempat kerja terdapat 2 atau lebih koperasi yang sejenis atau yang sama
usahanya. Terdapatnya 2 atau lebih Koperasi Primer yang sejenis dalam satu daerah kerja (desa,
perkantoran dan lain-lain) dapat menimbulkan beberapa kesulitan (dampak negatif), antara lain:

1. dapat menimbulkan persaingan yang akan menjadikan usaha koperasi itu tidak sehat;
2. dapat menimbulkan terpecah-pecahnya potensi ekonomi dan produksi yang terdapat
dalam satu daerah kerja, sehingga efektivitas dan efisiensi sulit atau bahkan tidak akan
mungkin tercapai.

b. Koperasi Pusat, Gabungan dan Induk:


Tentang tingkatan koperasi ini sangat berkaitan dengan keanggotaan koperasi yang terdiri dari
badan-badan hukum koperasi, yaitu:
1. sekurang-kurangnya 5 Koperasi Primer yang telah berbadan hukum dapat membentuk
suatu Pusat Koperasi. Dalam satu kesatuan perjuangan efisiensi akan dapat lebih
terjamin.
2. sekurang-kurangnya 3 Pusat Koperasi yang telah berbadan hukum dapat membentuk
Gabungan Koperasi;
3. sekurang-kurangnya 3 Gabungan Koperasi yang tekah berbadan hukum dapat
membentuk Induk Koperasi.

Kesemuanya di atas pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan dari Koperasi Primer yang tidak
dapat dipisahkan. Sesuai dengan azas demokrasi, tata kehidupan koperasi ditentukan oleh
anggota-anggotanya, dilihat dari sudut tata laksana, koperasi harus memiliki kebijaksanaan yang
mengikat antara koperasi bawahan dengan koperasi atasan dan sebaliknya, rentetan kegiatan-
kegiatan usaha ekonominya merupakan rentetan kegiatan yang terintegrasi dengan maksud agar
kebutuhan-kebutuhan para anggotanya dapat dipenuhi secara maksimal dan seekonomis
mungkin, dengan lain kata yaitu untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi.

Dalam tingkatan-tingkatan ini, sehubungan dengan dimilikinya kebijaksanaan yang mengikat


antara koperasi tingkat bawah dengan koperasi tingkat atasnya secara timbal-balik tanpa
mengurangi hak koperasi tingkat bawah untuk mengawasi koperasi tingkat atasnya, merupakan
kewajiban dan wewenang koperasi tingkat atasnya untuk memberikan bimbingan dan
pemeriksaan terhadap koperasi tingkat bawahnya, hal demikian dimaksudkan agar koperasi yang
sehat dapat terjaga pertumbuhannya. Adapun tanggungjawab mengenai jalannya koperasi
bawahan tetap pada koperasi bawahan yang bersangkutan.
Tingkatan Koperasi dan Daerah Kerja Koperasi

Mengenai daerah kerja suatu badan hukum koperasi pada dasarnya harus cukup memiliki potensi
ekonomi bago perkembangan koperasi yang bersangkutan, ini berarti agar tercegah tugas-tugas
operasional yang saling bertabrakan dikarenakan terjadinya kompetisi antara koperasi yang
sejenis. Jelasnya untuk Koperasi Primer pada umumnya harus berada di wilayah adminstrasi
pemerintahan yang terendah, yaitu desa, Koperasi Pusat daerah kerjanya meliputi
Kabupaten/Kotamadya, Koperasi Gabungan meliputi satu provinsi dan Koperasi Induk
mempunyai daerah kerja meliputi seluruh Indonesia. Kesemuanya ini hanya berlaku pada tiap-
tiap jenis koperasi, jadi pada suatu desa kemungkinan untuk berdirinya 2 atau 3 Koperasi Primer
yang berlainan jenis tetap saja terbuka, karena tugas-tugasnya berlainan dan tidak akan
bertabrakan. Jelasnya sebagai berikut:

1) Di Pedesaan ada : Koperasi Primer Kopra, dan Koperasi Primer Batik.


2) Di Kabupaten ada : Koperasi Pusat Perkantoran dan Koperasi Pusat Pembatikan.
3) Di Provinsi ada : Koperasi Gabungan Perkopraan dan Koperasi Gabungan Pembatikan.
4) Di Indonesia ada : Koperasi Induk Perkopraan dan Koperasi Induk Pembatikan.

Menurut pasal 16 UU no. 12 Tahun 1967, daerah kerja koperasi Indonesia pada dasarnya
didasarkan pada ketentuan wilayah adminstrasi pemerintahan dengan memperhatikan
kepentingan ekonomi, di dalam hal di mana ketentuan tersebut tidak dapat dipenuhi, menteri
menentukan lain. Dalam hal ini kita perhatikan misalnya KUD yang merupakan koperasi serba
usaha yang mempunyai sub unit peternakan, sub unit sayur mayur (palawija), sub unit susu
(sapi), yang kemungkinan masing-masing sub unit berada pada desa-desa tertentu, maka daerah
kerjanya tentu akan lebih luas, lazimnya meliputi daerah kecamatan.

Menyinggung tentang hak suara bagi anggota-anggota koperasi, dalam Koperasi Primer seorang
anggota mempunyai satu suara. Dalam hubungannya dengan terwujudnya pemusatan-pemusatan
Koperasi Primer ke tingkat lebih atas, karena dalam hal ini anggota-anggota koperasi adalah
badan hukum, untuk mendekati dasar demokrasi dilakukan menurut suara yang berimbang (vide
pasal 20 ayat (4) UU no. 12 Tahun 1967). artinya anggota-anggota badan hukum masing-
masing mempunyai hak suara yang proporsional (sebanding) dengan jumlah anggota
perorangannya, tetapi dengan ketentuan bahwa untuk menghindarkan terjadinya "pemborongan
suara" oleh anggota badan hukum yang jumlah anggotanya terlalu banyak, selanjutnya diadakan
pembatasan maksimum suara bagi anggota badan hukum semacam itu.

Penggolongan Koperasi

Penggolongan koperasi adalah pengelompokkan koperasi ke dalam kelompok – kelompok


tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik tertentu pula. Sebagaimana diketahui,koperasi
pada mulanya tumbuh dikalangan kaum pekerja yang berusaha mencukupi kebutuhan
konsumsinya , dikalangan produsen kecil yang ingin memperolehbahan baku dengan harga
murah dan memasarkan produksinya secara bersama – sama ,serta dikalangan pengusaha kecil
lainnya yang ingin melepaskandiri dari jeratan para pelepas uang.

Dalam perkembangannya,ragam koperasi yang muncul cenderung bervariasi. Keragaman ini


tentu sangat dipengaruhi oleh latar belakang pembentukan dan tujuan yang ingin dicapai oleh
masing –masing koperasi yang bersangkutan. Berdasarkan keragaman latar belakang dan
tujuannya itu, koperasi kemudian dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok besar
berdasarkan beberapa pendekatan sebagai berikut :

- Berdasarkan bidang usaha

- Berdasarkan jenis komoditi yang diusahakan

- Berdasarkan jens anggota

- Berdasarkan daerah kerja

Dalam masing – masing kelompok besarnya itu , koperasi kemudian dapat digolongkan lebih
lanjut ke dalam kelompok – kelompok kecil yang lebih khusus yaitu:

BERDASARKAN BIDANG USAHA

Berdasarkan bidang usaha ini, koperasi dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok sebagai
berikut :

a. Koperasi konsumsi

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang – barang
konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu
koperasi konsumsi sangat tergantung pada latar belakang kebutuhan anggota yang hendak
dipenuhi melalui pendirian koperasi yang bersangkutan. Koperasi konsumsi dalam lingkungan
para buruh misalnya, sandang,dan barang – barang keperluan sehari –hari lainnya.

Koperasi konsumsi dalam lingkungan daerah pertanian , selain menjual barang – barang
kebutuhan pokok , seringkali juga menjual bibit, semprotan,serta alat –alat pertanian. Sedangkan
koperasi konsumsi dalam lingkungan para pelajar dan mahasiswa , biasanya mengkosentrasikan
usahanya pada penjualan alat tulis, buku –buku ,serta alat –alat keperluan belajar lainnya.

b. Koperasi produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang kegiatan utamanya melakukan pemroses bahan baku
menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Namun demikian , karena kegiatan memproduksi
suatu barang biasanya terkait secara langsung dengan kegiatan memasarkan barang – barang itu ,
koperasi produksi biasanya juga bergerak dalam bidang pemasaran barang –barang yang
diproduksinya. Tujuan utama koperasi produksi adalah untuk menyatukan kemampuan dan
modal para anggotanya , guna menghasilakan barang - bran tertentu melalui suatu perusahaan
yang mere kelola dan miliki sendiri.

Sebelum para anggota koperasi produksi bergabung membentuk suatu koperasi , masing –
masing anggota kadangkala telah melakukan kegiatan produksi dan pemasaran secara individual
sebagai pengusaha kecil. Dalam kondisi ini,mereka biasanya tidak hanya memiliki keterbatasan
modal , tapi mereka juga salaing bersaing satu sama lain. Kodisi ini tentu merupakan peluang
bagi para tengkulak untuk memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya.

Dengan bergabung membentuk koperasi produksi maka masing – masing pekerja atau produsen
kecil itu dapat menyatukan kemampuannya ,menekan biaya produksi dan pemasaran , serta
menghilangkan persaingan yang merugikan antara mereka. Khusus dalam koperasi produksi
yang dibentuk oleh para pekerja ,maka dengan bekerja pada perusahaan yang mereka miliki
sendiri ,mereka tidak hanya akan memiliki kebebasan untuk mengelola perusahaannya ,tetapi
juga dapat menikmati hasilnya sesuai dengan kemauan mereka sendiri.

c. Koperasi pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk membantu para anggotanya
dalam memasarkan barang –barang yang mereka hasilkan. Dalam kasus produsen kecil
misalnya, maka masing –masing produsen kecil itu tetap melakukan produksi secara individual.
Keikutsertaan mereka dalam koperasi hanyalah sebatas memasarkan produk yang dibuatnya.

Tujuan utama koperasi pemasaran adalah untuk menyederhanakan rantai tataniaga, dan
mengurangi sampai sekecil mungkin keterlibatan pedagang perantara dalam memasarkan produk
– produk yang mereka hasilkan. Dengan membentuk koperasi pemasaran ,maka para petani dan
produsen kecil akan dapat memasarkan produknya secara langsung kepada para penyalur atau
bahkan langsung kepada para konsumen. Dengan cara itu ,mereka akan memiliki peluang untuk
menikmati marjin usaha yang lebih besar serta menjual barangnya dengan harga yang lebih
murah.

d. Koperasi kredit

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang
pemupukan simpanan dari para anggotanya,untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para
anggotanya yang memerlukan bantuan modal. Selain bertujuan untuk mendidik anggotanya agar
bersikap hemat serta gemar menabung , koperasi kredit biasanya juga bertujuan untuk
membebaskan para anggotanya dari jeratan para rentenir.

Dengan menabung serta memperoleh modal dari perusahaan yang mereka miliki sendiri ,para
anggota koperasi kredit tidak hanya akan menikmati hasil simpanan serta hasil usaha perusahaan
nya akan tetapi mereka juga memiliki peluang untuk memperoleh modal dengan biaya yang
murah. Dengan demikian , koperasi kredit akan menyebabkan terbatasnya ruang operasi yang
tersedia bagi para pelepas uang atau rentenir yang cenderung sangat merugikan pengusaha dan
pedagang kecil pada umumnya.

BERDASARKAN JENIS KOMODITI


Berdasarkan jenis komoditinya koperasi dikelompokkan berdasarkan jenis barang dan
jasa yang menjadi objek usahanya. Berdasarkan jenis komoditi ini, koperasi dapat digolongkan
ke dalam beberapa kelompok sebagai berikut:

a. Koperasi pertambangan

Koperasi pertambangan adalah koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau
memamfaatkan sumber – sumber alam secara langsung tanpa atau dengan sedikit mengubah
bentuk dan sifat sumber – sumber alam tersebut. Termasuk dalam kelompok koperasi ini adalah
koperasi yang melakukan usaha pendulangan emas dan koperasi yang melakukan usaha
pengumpul batu kali.

b. Koperasi pertanian dan peternakan

Koperasi pertanian adalah koperasi yang melakukan usaha sehubungan dengan komoditi
pertanian tertentu. Koperasi jenis ini biasanya beranggotakan para petani,buruh tani,serta mereka
yang mempunyai sangku paut secara langsung dengan usaha pertanian. Termasuk dalam
kelompok koperasi pertanian adalah koperasi karet , kope3rasi tembakau ,koperasi cengkeh.
Kegiatan yang dilakukan oleh koperasi pertanian biasanya meliputi hal –hal sebagai berikut
(chaniago,1984):

- Mengusahakan bibit ,semprotan,dan peralatan pertanian

- Mengolah hasil pertanian

- Memasarkan hasil atau hasil olahan komoditi pertanian

- Menyediakan modal bagi para petani

- Mengembangkan keterampilan petani.


Sedangkan koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan dengan komoditi
peternakan tertentu. Koperasi peternakan biasanya beranggotakan para pemilik ternak dan para
pekerja yang mata pencariannya berkaitan secara langsung dengan usaha peternakan.

Sebagaimana halnya koperasi pertanian dapat dikelompokkan lebih jauh berdasarkan jenis
tanamannya, maka koperasi peternakan juga dapat dirinci berdasarkan jenis tanamannya,maka
koperasi peternakan juga dapat dirinci berdasarkan jenis ternaknya. Koperasi peternakan
biasanya melakukan kegiatan – kegiatan yang hampir sama dengan koperasi pertanian. Termasuk
dalam kelompok ini adalah koperasi pengolahan susu,koperasi unggas,dan lain sebaginya.

c. Koperasi industri dan kerajinan

Koperasi industri atau koperasi kerajinan adalah jenis koperasi yang melakukan usahanya dalam
bidang usaha industri atau kerajinan tertentu. Sebagaimana halnya dengan kegiatan industri dan
kerajinan pada umumnya , kegiatan koperasi jenis ini biasanya berkaitan dengan uasah
pengadaan bahan baku ,usaha pengolahan bahan baku itu menjadi barang jadi atau setengah jadi ,
usaha pemasaran hasil , atau gabungan dari ketiga jenis usaha tersebut. Contoh koperasi industri
atau koperasi kerajinan adalah : koperasi batik,koperasi tenun,koperasi kulit.

d. Koperasi jasa –jasa

Koperasi jasa –jasa hampir sama dengan koperasi industri. Bedanya adalah bahwa koperasi jasa
merupakan koperasi yang mengkhususkan usahanya dalam memproduksi dan memasarkan
kegiatan jasa tertentu. Sebagaimana koperasi industri , tujuan koperasi jasa adalah untuk
menyatukan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing –masing anggotanya. Dengan
menyatukan potensi ekonominya, maka masing –masing anggota koperasi jasa akan dapat
mengembangkan potensi itu secara lebih optimal. Contoh koperasi jasa –jasa adalah koperasi
kredit ,kopeerasi jasa angkutan dan koperasi jasa pemasaran.
BERDASARKAN JENIS ANGGOTA

Penggolongan koperasi berdasarkan jenis anggota ini terutama merupakan fenomena


perkembangan koperasi di indonesia sejak orde baru. Dinegara –negara lain,penggolongan
koperasi ini jarang terjadi. Walaupun UU No. 25 tahun 1992 tidak mengakui koperasi – koperasi
jenis ini sebagai suatu golongan koperasi yang berdiri sendiri,maupun praktik perkoperasian
yang berlangsung di indonesia tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa koperasi di indonesia
pada umumnya berkelompok berdasarkan jenis anggotanya. Hal itu tidak hanya tampak pada
penggolongan koperasi pada tingkat primer dan sekunder ,tapi terutama sangat mencolok pada
tingkat induk koperasi.

Sebagaimana dapat kita saksikan di sekitar kita,berdasarkan jenis anggota koperasinya anatara
lain dapat dikelompokkan menjadi:

1. Koperasi karyawan (kopkar)

2. Koperasi pedagang pasar (koppas)

3. Koperasi angkatan darat (primkopad)

4. Koperasi mahasiswa (kopma)

5. Koperasi pondok pesantren (koppontren)

6. Koperasi peranserta wanita (koperwan)

7. Koperasi pramuka (kopram) dan lain sebagainya


Dengan dikelompokkannya koperasi berdasarkan jenis anggotanya maka secara tidak langsung
terjadi diskriminasi dalam penerimaan anggota koperasi ,baik diskriminasi profesi ,diskriminasi
usia ,diskriminasi gender,maupun diskriminasi keagamaan. Walaupun ada yang mengatakan
bahwa anggota koperasi jenis ini pada dasarnya juga bersifat terbuka, tapi sesungguhnya hal itu
hanya berlaku bagi mereka yang berasal dari golongan yang sama. Orang –orang yang memiliki
latar belakang yang berbeda ,dengan sendirinya tidak dapat diterima menjadi anggota koperasi
yang bersangkutan.

Perlu dicatat,karena orang –orang sehari –hari bertugas menyelenggarakan kegiatan usaha
koperasi biasanya tidak memiliki latar belakang yang sama dengan para anggota koperasi,dalam
koperasi jenis ini tidak dapat dihindari terjadinya pemilahan antara para pemilik modal yang
terdiri dari para anggota koperasi,dengan para pekerja yang bukan anggota koperasi.

Sebab itu,dilihat dari segi prinsip koperasi ,koperasi berdasarkan jenis anggota ini sebenarnya
tidak dapat dikategorikan sebagai koperasi dalam arti yang sebenarnya. Tapi lebih tepat disebut
sebagai konsentrasi atau persekutuan majikan (hatta,1945 hal.191). keberadaan koperasi di
indonesia sepanjang orde baru memang layak dipertanyakan. Benarkah pemerintah orde baru
telah bersungguh –sungguh mengembangkan koperasi atau justru memanipulasi koperasi?

BERDASARKAN DAERAH KERJA

Yang dimaksud dengan daerah kerja koperasi dalam hal ini adalah luas sempitnya wilayah yang
dijangkau oleh suatu badan usaha koperasi dalam melayani kepentingan anggotanya atau dalam
melayani masyarakat. Dengan demikian daerah kerja bisa diartikan sebagai wilayah menurut
administrasi pemerintahan atau bisa juga dalam arti daerah kerja koperasi. Berdasarkan daerah
kerjanya ini, koperasi dapat digolongkan menjadi:

a. Koperasi primer

Kopersi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang –orang,biasanya didirikan pada
lingkup kesatuan wilayah terkecil tertentu. Koperasi primer yang bergerak dalam bidang
konsumsi misalnya terutama beranggotakan warga masyarakat yang tinggal dalam jangkauan
pelayanan toko koperasi yang bersangkutan. Daerah kerjanya dengan demikian terbatas dalam
lingkungan wilayah tempat tinggal anggota tersebut. Demikian pula halnya dengan koperasi
primer yang bergerak dalam bidang pertanian. Anggota koperasi jenis ini terutama akan meliputi
suatu wilayah pertanian tertentu yang kebutuhan –kebutuhannya dapat dilayani oleh usah
koperasi pertanian yang bersangkutan.

b. Koperasi sekunder

Koperasi sekunder atau pusat koperasi adalah koperasi yang beranggotakan koperasi –koperasi
primer, biasanya didirikan sebagai pemusatan dari beberapa koperasi primer dalam dalam suatu
lingkup tertentu. Koperasi sekunder mempunyai tujuan untuk memperkuat kedudukan ekonomi
koperasi –koperasi primer yang bergabung didalamnya. Koperasi sekunder biasanya
berkedudukan di ibukota propinsi. Contoh koperasi sekunder yang banyak terdapat pada hampir
semua ibukota propinsi di indonesia adalah :

1. Pusat koperasi unit desa (puskud)

2. Pusat koperasi angkatan darat (puskopad)

3. Pusat koperasi karyawan (puskopkar)

4. Pusat koperasi pegawai (PKP)


c. Koperasi tersier

Koperasi tersier atau induk koperasi adalh koperasi yang beranggotakan koperasi –koperasi
sekunder , yang berkedudukan di ibukota negara. Fungsi koperasi tersier biasanya sebagai ujung
tombak koperasi –koperasi primer yang menjadi anggotanya,dalam berhubungan dengan
lembaga –lembaga nasional yang terkait dengan pembinaan dan gerakan koperasi. Koperasi
sejenis ini dinegara lain atau dengan asosiasi –sosiasi pengusaha pada tingkat nasional dan
internasional. Contoh koperasi tersier di indonesia adalah :

1. Induk koperasi pegawai (IKP)

2. Induk koperasi karyawan (inkopar)

3. Induk koperasi angkatan darat (inkopad)

4. Gabungan koperasi batik indonesia (GKBI)

Sejalan dengan perkembangan usaha koperasi diberbagai bidang , saat ini jarang ada koperasi
yang membatasi usahanya pada satu bidang tertentu. Sebaliknya ,ada suatu kecenderungan yang
semakin luas pada koperasi –koperasi yang telah cukup berkembag dan memiliki kemampuan
untuk melakukan investasi ,memperluas lingkup usahanya ke berbagai bidang. Hal itu antar lain
tampak dalam kasus koperasi konsumsi yang juga mencoba menghasilkan sendiri barang –
barang tertentu serta mendistribusikannya kepada para anggotanya. Di pihak lain, koperasi
produksi sering kali tidak hanya melakukan kegiatan memproduksi dan memasarkan barang –
barang tertentu,melainkan biasanya juga berusaha dibidang konsumsi dan pemberian kredit
kepada para anggotanya.

Contoh yang lebih jelas dapat dilihat dalam usaha yang dilakukan oleh koperasi unit desa
(KUD). Koperasi –koperasi yang semula tergolong sebagai koperasi pertanian ini, kini tidak lagi
membatasi usahanya dalam memasarkan produk –produk pertanian,melainkan juga turut
membantu para anggotanya dalam pengolahan hasil –hasil pertanian,pengadaan kebutuhan bahan
–bahan sandang,pangan atau barang –barang konsumsi lainnya. Bahakan tidak sedikit yang
meluaskan usahanya kebidang simpan pinjam,angkutan ,kelistrikan dan lain sebagainya.

Yang lebih menarik tentulah apa yang dilakukan oleh induk koperasi pegawai (IKP).
Koperasi ini melakukan banyak fungsi. Sebagai koperasi konsumsi ,IKP berusah mencukupi
kebutuhan para anggotanya dalam berbagai jenis barang kebutuhan sehari –hari seperti beras
,sabun ,bahan pakaian ,barang kelontong ,ikan asin dan sebagainya. Sebagai koperasi produksi,
ia kemudian menyelenggarakan usaha pabrikasi sepeda dengan mendirikan pabrik
sepeda,melakukan penggilingan beras,dan sebagainya. Sedangkan sebagai koperasi kredit,IKP
juga menyelenggarakan usaha simpan pinjam baik untuk keperluan konsumsi sehari – hari
anggotanya ,maupun untuk pengadaan perumahan. Dengan demikian ,dilihat dari segi variasi
usahanya,IKP boleh dikatakan melakukan hampir semua jenis usaha. Mulai dari usaha
perdagangan,produksi,kredit ,jasa –jasa dan sebagainya.

Contoh –contoh diatas memperlihatkan kepada kita bahwa pada saat ini bukan saja tujuan
dan haluan usaha koperasi yang telah berubah,melainkan peran yang dijalankan oleh koperasi
cenderung semakin bervariasi. Akhir –akhir ini kita misalnya banyak melihat perluasan usaha
koperasi kebidang –bidang lain yang sebelumnya pernah dilakukan koperasi,seperti usaha
perumahan ,usaha jasa angkutan ,usaha klinik dan rumah sakit,usaha kelistrikan,usaha apotik dan
lain sebaginya.keadaan ini tentu tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kegiatan ekonomi
dan kegiatan sosial masyarakat,dan perkembangan usaha yang berhasil diraih oleh masing –
masing koperasi.

Memang kebanyakan koperasi saat ini,tidak lagi membatasi usaha pada pelayanan
kebutuhan anggota semata –mata. Semakin banyak koperasi yang beriorentasi kepasar dan
menjadi koperasi serba usaha. Dari satu segi, perkembangan ini merupakan perkembangan yang
cukup menarik ,karena dengan cara itu,sebuah koperasi akan dapat memperluas jengkauan
pelayanannya serta meningkatkan kemampuan dalam melayani berbagai kebutuhan anggota dan
masyarakat sekitarnya.

Tetapi pada segi yang lain hal itu sebenarnya mengandung ancaman yang cukup serius
bagi kesehatan masing –masing usaha koperasi dan perkembangan gerakan koperasi secara
keseluruhan. Sebagaimana diketahui,, untuk menjadi sebuah perusahaan yang kuat dalam suatu
bidang usaha tertentu,dibutuhkan spesialisasi. Disamping itu ,dengan melakukan usaha
diberbagai bidang ,tentu diperlukan modal yang tidak sedikit. Padahal hampir sebagian besar
koperasi menghadapi masalah yang cukup serius dalam bidang permodalan. Akibatnya,usaha
suatu koperasi dalam dalam suatu bidang cenderung tidak terlalu besar,dan cenderung tidak
efisien serta kalah berasing dengan usaha –usaha sejenis lainnya yang dilakukan oleh perusahaan
nonkoperasi.

untuk melihat jenis-jenis koperasi di Indonesia didasarkan pada beberapa pendekatan, antara
lain:

1. Berdasarkan bidang usahanya

Squad, penggolongan ini didasarkan pada jenis jasa yang ditawarkan koperasi kepada
pelanggannya, yaitu:

a. Koperasi produksi, yaitu koperasi yang berfungsi membantu kegiatan proses produksi
yang dilakukan anggotanya. Proses produksi ini mencakup menyediakan bahan baku untuk
proses produksi, membantu menyediakan berbagai macam alat yang digunakan dalam proses
produksi dan juga membantu produksi berbagai macam jenis barang tertentu.

Contoh, koperasi membantu mempersiapkan bibit dan pupuk untuk menanam padi. Contoh
lainnya, koperasi membantu menyiapkan bahan baku untuk dibuat kerajinan.
Koperasi produksi untuk para pengrajin anyaman (Sumber: samsung.com)

b. Koperasi konsumsi, yaitu koperasi yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari


anggotanya. Kelebihannya adalah jika anggota yang berbelanja kebutuhan maka harga yang
ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan harga di toko lain. Karena tujuan utama dari
koperasi ini adalah mensejahterakan para anggotanya.

Contohnya, koperasi menjual beras, telur, gula, tepung, kopi, dan lain sebagainya.

Koperasi buruh migran Indonesia salah satu contoh koperasi konsumsi (Sumber: ujiansma.com)

c. Koperasi pemasaran, yaitu koperasi yang dibentuk untuk membantu anggota


mendistribusikan barang atau jasa yang dihasilkan hingga sampai di tangan konsumen.
Koperasi pemasaran batik (Sumber: jateng.tribunnews.com)

d. Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi dapat menyediakan pinjaman uang sekaligus
tempat menyimpan uang. Uang pinjaman diperoleh dari dana yang dikumpulkan secara
bersama-sama oleh para anggotanya
Salah satu contoh koperasi simpan pinjam adalah Koperasi Sindu Artha (Sumber:
akuntansilengkap.com)

Baca Juga: Mengenal OJK (Otoritas Jasa Keuangan)

e. Koperasi serba usaha, yaitu jenis koperasi yang didalamnya terdapat lebih dari satu
usaha. Bentuk usaha yang dilakukan bisa berupa gabungan antara koperasi produksi dan
koperasi konsumsi atau antara koperasi produksi dan koperasi simpan pinjam.
Salah satu contoh koperasi serba usaha yaitu Koperasi Residence One (Koreo)
(Sumber: ksukoreo.com)

2. Berdasarkan jenis komoditinya

Squad, penggolongan yang satu ini didasarkan pada jenis barang dan jasa yang menjadi obyek
usaha koperasi ya, antara lain :

a. Koperasi pertambangan, yaitu koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau
memanfaatkan sumber-sumber alam.

b. Koperasi pertanian, yaitu koperasi yang melakukan usaha dengan komiditi


pertaniantertentu.

c. Koperasi peternakan, yaitu koperasi yang usahanya berhubungan dengan komoditi


peternakan tertentu.
d. Koperasi industri dan kerajinan, yaitu koperasi yang melakukan usaha dalam bidang
industri atau kerajinan tertentu.

e. Koperasi jasa, yaitu koperasi yang mengkhususkan kegiatannya dalam memproduksi dan
memasarkan kegiatan jasa tertentu.

3. Berdasarkan jenis anggotanya

Kalau yang ini penggolongan koperasi berdasarkan anggotanya ya Squad, yaitu :

a. Koperasi karyawan (kopkar)

b. Koperasi pedagang pasar (koppas)

c. Koperasi angkatan darat (primkopad)

d. Koperasi mahasiswa (kopma)

e. Koperasi pondok pesantren (koppontren)

f. Koperasi peran serta wanita (koperwan)

g. Koperasi pramuka (kopram)

h. Koperasi pegawai negeri (KPN)

Nah, setelah belajar mengenai jenis-jenisnya sekarang kita belajar tentang


tingkatannya yuk. Maksud dari tingkatan disini adalah berdasarkan pada luas sempitnya wilayah
jangkauan dari koperasi tersebut. Berdasarkan tingkatannya koperasi dibagi menjadi 4
macam, yakni:

1. Koperasi primer merupakan sebuah koperasi yang terdiri dari paling sedikit 20
orang yang tergabung pada koperasi tersebut dengan tujuan yang sama. Wilayahnya biasanya
terdapat di tingkat kecamatan atau desa ataupun lembaga pemerintah dan sekolah-sekolah.
Contoh koperasi primer adalah KUD.
Salah satu contoh koperasi primer (Sumber: ukmnews.com)

2. Koperasi pusat merupakan gabungan dari paling sedikit 5 koperasi primer yang berbadan
hukum dan biasanya berkedudukan di ibukota kabupaten/kota.
Salah satu contoh koperasi pusat (Sumber: pkpri-dki.com)

3. Koperasi gabungan merupakan koperasi yang beranggotakan paling sedikit 3 koperasi


pusatyang berbadan hukum meliputi satu daerah tingkat provinsi. Contoh koperasi gabungan
adalah Gabungan Koperasi Batik Indonesia.
Gabungan Koperasi Batik Indonesia (Sumber: beritaseharian.com)

4. Koperasi Induk merupakan gabungan dari paling sedikit 3 koperasi gabungan berbadan
hukum dan biasanya berkedudukan di ibukota negara. Contoh koperasi Induk adalah Pusat
Koperasi Unit Desa (Puskud).
Induk Koperasi Kartika (Inkopad)
(Sumber: panpages.co.id)

Squad, jika dilihat melalui bagan maka akan terlihat tingkatan koperasi seperti berikut
Struktur Intern dan Ekstern Organisasi Koperasi

Pengorganisasian menghasilkan suatu pola tugas dan tanggung jawab yang terdiri atas unit-unit
yang terintegrasi melalui hubungan antar bagian koperasi. Hasil pengorganisasian adalah
terjadinya kerja sama antarindividu, antarkelompok, atau antarbagian. Struktur organisasi
koperasi dapat dibentuk dari segi internal dan eksternal organisasi.

Struktur Internal organisasi koperasi


Struktur internal organisasi koperasi melibatkan perangkat organisasi di dalam organisasi itu
sendiri. Perangkat organisasi koperasi adalah rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola.
Di anatara rapat anggota, penggurus, dan pengelola terjalin hubungan perintah dan tanggung
jawab. Sedangkan pengawas hanya memiliki hubungan satu arah, yaitu bertanggung jawab
terhadap rapat anggota, tanpa memberikan perintah pada pengakat organisasi lainnya:

Struktur Organisasi Koperasi

· Anggota : setiap orang yang terdaftar sebagai peserta pemilik koperasi sesuai dengan
persyaratan dalam anggaran dasar.

· Rapat Anggota : pemegang kekuasan tertinggi dalam organisasi koperasi.

· Pengurus : melaksanakan keputusan keputusan yang ditetapkan oleh rapat anggota untuk
menggerakkan roda organisasi dalam merealisasikan tujuan yang ditetapkan.

· Pengawas : bertugas melaksanakan pengawasan atas pekerjaan pengawasannya.

· Pengelola : pelaksana harian kegiatan koperasi yang diangkat oleh pengurus koperasi atas
persetujuan rapat anggota.

Struktur eksternal organisasi koperasi


Struktur eksternal organisasi koperasi berhubungan dengan adanya penggabungan koperasi
sejenis pada suatu wilayah tertentu. Penggabungan itu dibutuhkan untuk pembinaan, pelatihan,
kemudian mendapat modal, dan kebutuhan kemudahan lainnya. Berkaitan dengan itu, adanya
koperasi induk, koperasi gabungan, koperasi pusat, dan koperasi primer. Bagan struktur eksternal
organisasi koperasi dapat dilihat pada berikut.

Struktur eksternal organisasi koperasi

· Koperasi induk : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi gabungan yang berkedudukan di
ibukota Negara.

· Koperasi gabungan : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi pusat dan berkedudukan di
ibukota provinsi.

· Koperasi pusat : gabungan dari paling sedikit 4 koperasi primer dan berkedudukan di
ibokota kabupaten.
· Koperasi primer : koperasi yang merupakan perkumpulan dari paling sedikit 20 orang
yang bergabung dengan tujuan yang sama.

https://blog.ruangguru.com/jenis-dan-tingkatan-koperasi-di-indonsia
http://friskaveronika02.blogspot.com/2012/10/koperasi.html
http://arivapuspapraditya.blogspot.com/2017/01/dasar-hukum-pembentukan-koperasi-syarat.html
http://andisayunita.blogspot.com/2017/10/bab-3-dasar-hukum-pembentukan-koperasi.html
http://hestitrimulyani09.blogspot.com/2017/01/dasar-hukum-pembentukan-koperasi-syarat.html
https://ekonomisajalah.blogspot.com/2015/05/tingkatan-koperasi-dan-daerah-kerja.html

Anda mungkin juga menyukai